Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah Ekologi
Laut ini yang alhamdulillah dapat selesai tepat waktu dengan judu “Ekosistem
Mangrove, Terumbu Karang, dan Lamun”. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang selalu setia membantu dalam hal pencarian dan
pengumpulan jurnal dalam pembuatan makalah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN........................................................................................... i
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... v
A. Ekosistem Mangrove..................................................................................... 1
B. Ekosistem Lamun.......................................................................................... 3
3.2 Saran.............................................................................................................. 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
iv
(mahluk hidup) dan abiotik(mahluk tak hidup). Keanekaragaman hayati ekosistem
terumbu karang, padang lamun, dan mangrove memiliki peranan positif yaitu ekologis
terumbu karang-padang lamun-mangrove bermanfaat sebagai penyeimbang faktor
biologis, fisis dan kemis (Nybakken 1992 dalam Vatria 2010). Misalnya: akar
mangrove, khususnya Rhizophora apicullata dan R. mucronata berperan sebagai
perangkap sedimen terhadap komunitas padang lamun dan terumbu. Demikian juga
peranan terumbu karang sebagai penghalang empasan gelombang terhadap komunitas
padang lamun. Perubahan suatu ekosistem seringkali menyebabkan ekosistem menjadi
tidak stabil, yang kemudian seluruh aktivitas di dalam ekosistem menjadi terganggu.
Hubungan interaksi antara ketiga komunitas dari ekosistem mangrove, ekosistem
terumbu karang, dan ekosistem lamun dapat digunakan untuk menentukan baik
buruknya parameter lingkungan perairan pantai (Vatria 2010).
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang antara lain :
1. Ekosistem Mangrove, Lamun, dan Terumbu Karang secara umum
2. Manfaat dari Ekosistem Mangrove, Lamun, dan Terumbu Karang
3. Filum yang berasosiasi dalam mangrove, lamun dan terumbu karang
Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan yang dapat diambil dari Rumusan Masalah antara lain :
1. Untuk mengetahui Ekosistem Mangrove, Lamun, dan Terumbu Karang secara
umum
2. Untuk mengetahui manfaat dari Ekosistem Mangrove, Lamun, dan Terumbu
Karang
3. Untuk Mengetahui filum-filum yang berasosiasi dalam Mangrove, Lamun, dan
Terumbu karang
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ekosistem Mangrove
1
yang juga banyak ditemukan di perairan pantai mangrove seperti cacing laut
(polychaeta).
a. Sistem Akar Mangrove
Beberapa spesies mangrove
mengembangkan sistem perakaran khusus yang
dikenal sebagai akar udara (aerial roots) yang
sangat cocok untuk kondisi tanah yang anaerob.
Akar udara ini dapat berupa akar tunjang, akar
napas, akar lutut dan akar papan.
Akar napas dan akar tunjang yang muda berisi zat hijau daun (klorofil) di bawah
lapisan kulit akar (epidermis) dan mampu untuk berfotosintesis. Akar udara memiliki
fungsi untuk pertukaran gas dan menyimpan udara selama akar terendam.
b. Buah Mangrove
Semua spesies mangrove menghasilkan
buah yang biasanya disebarkan oleh air.Buah
yang dihasilkan oleh spesies mangrove memiliki
bentuk silindris, bola, kacang, dan lain-lain.
c. Kelenjar Garam
Beberapa spesies mangrove dapat
menyesuaikan diri terhadap kadar garam tinggi,
yaitu antara lain dengan cara membentuk
kelenjar garam (salt glands) yang berfungsi
untuk membuang kelebihan garam.
2
B. Ekosistem Lamun
Padang lamun adalah hamparan vegetasi lamun yang menutupi suatu area
yang tumbuh bergerombol membentuk rumpun. Ekosistem lamun merupakan satu
sistem ekologi padang lamun dimana didalamnya terjadi hubungan timbal balik antara
komponen abiotik, tumbuhan dan hewan. Lamun merupakan salah satu ekosistem yang
paling produktif, selain hutan mangrove dan terumbu karang pada perairan pesisir
pantai. Salah satu sumber daya laut yang cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan
adalah lamun, dimana secara ekologi, lamun mempunyai beberapa fungsi penting di
daerah pesisir. Lamun mempunyai produktifitas primer yang tinggi dan merupakan
sumber makanan penting bagi banyak organisme. Menurut Nybakken (1988) biomassa
padang lamun secara kasar berjumlah 700 gbk/m2, sedangkan produktifitasnya adalah
700 g C/m2/hari. Oleh karenanya padang lamun merupakan lingkungan laut dengan
produktivitas tinggi. Komunitas lamun merupakan komponen kunci dalam ekosistem
pesisir di seluruh dunia (Hutomo dan Peristiwadi 1990). Namun keberadaan komunitas
lamun hampir di setiap pesisir bervariasi, hal ini diduga karena perbedaan karakteristik
lingkungan perairan ( Supriyadi 2010 ).
3
menancapkan akar di substrat sebagai jangkar, dan juga kemampuan untuk tumbuh dan
melakukan reproduksi pada saat terbenam. Lamun juga memiliki karakteristik tidak
memiliki stomata, mempertahankan kutikel yang tipis, perkembangan shrizogenous
pada sistem lakunar dan keberadaan diafragma pada sistem lakunar.Salah satu hal yang
paling penting dalam adaptasi reproduksi lamun adalah hidrophilus yaitu
kemampuannya untuk melakukan polinasi di bawah air.Lamun adalah tumbuhan
berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup terbenam dalam laut.
Tumbuhan ini terdiri dari rhizome, daun, akar. Rhizome merupakan batang yang
terbenam dan merayap secara mendatar,serta berbuku-buku. Pada buku-buku tersebut
tumbuh pula akar. Dengan rhizome dan akarnya inilah tumbuhan tersebut dapat
menancapkan diri dengan kokoh di dasar laut (Nontji 2007).
a. Sistem Akar Lamun
Lamun mampu untuk menyerap nutrien
dari dalam substrat (interstitial) melalui sistem
akar-rhizoma. Selanjutnya, fiksasi nitrogen yang
dilakukan oleh bakteri heterotropik di dalam
rhizosper Halophila ovalis, Enhalus acoroides,
Syringodium isoetifolium dan Thalassia
hemprichii cukup tinggi lebih dari 40 mg N.m-
2.day-1.
Fiksasi nitrogen merupakan proses yang penting karena nitrogen merupakan
unsur dasar yang penting dalam metabolisme untuk menyusun struktur komponen sel.
Akar lamun merupakan tempat menyimpan oksigen untuk proses fotosintesis yang
dialirkan dari lapisan epidermal daun melalui difusi sepanjang sistem lakunal (udara)
yang berliku-liku. Sebagian besar oksigen yang disimpan di akar dan rhizoma
digunakan untuk metabolisme dasar sel kortikal dan epidermis seperti yang dilakukan
oleh mikroflora di rhizospher.
b. Rhizoma
Semua lamun memiliki lebih atau kurang rhizoma yang utamanya adalah
herbaceous, walaupun pada Thallasodendron ciliatum (percabangan simpodial) yang
4
memiliki rhizoma berkayu yang memungkinkan spesies ini hidup pada habitat karang
yang bervariasi dimana spesies lain tidak bisa hidup.
c. Daun
Daun lamun terdiri dari dua bagian yang berbeda yaitu pelepah dan daun.
Pelepah daun menutupi rhizoma yang baru tumbuh dan melindungi daun muda. Tetapi
genus Halophila yang memiliki bentuk daun petiolate tidak memiliki pelepah.
5
Karang adalah hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam Filum
Coelenterata (hewan berrongga) atau Cnidaria yang disebut sebagai karang (coral)
mencakup karang dari Ordo scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa
maupun kelas Hydrozoa).
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang amat penting bagi
keberlanjutan sumberdaya yang terdapat di kawasan pesisir dan lautan, dan umumnya
tumbuh di daerah tropis, serta mempunyai produktivitas primer yang tinggi (10 kg
C/m2/tahun). Tingginya produktivitas primer di daerah terumbu karang ini
menyebabkan terjadinya pengumpulan hewan-hewan yang beranekaragam seperti;
ikan, udang, mollusca, dan lainnya. Dari hasil inventarisasi yang dilakukan ditemukan
kelompok karang hard coral dengan berbagai tipe yaitu : branching, tabulate, sub
massif, dan lainnya. Jenis ikan karang ditemukan sekitar 26 famili diantaranya famili
Chaetodontidae, Pomacentridae dan Labridae.
6
Manfaat Ekosistem Mangrove, Terumbu Karang, dan Lamun
Ditinjau dari daratan menuju ke arah laut lepas, tipologi umum dari perairan
laut tropis diawali oleh hutan mangrove yang kemudian diikuti oleh hamparan padang
lamun, dan bentang terumbu karang (Gambar 4). Masing-masing ekosistem laut tropis
tersebut memiliki beragam fungsi dan peran yang saling terkait satu sama lain.
1. Mangrove
Peranan Mangrove antara lain :
a. Pemerangkap/penjebak dan penyaring sedimen dan bahan pencemar, sehingga
sedimentasi dan pencemaran di perairan pesisir jauh berkurang.
b. Mengatur pasokan air tawar ke sistem perairan pesisir.
c. Pelindung daratan dari abrasi dan intrusi air laut.
7
d. Tempat berlindung bagi banyak organisme laut.
e. Menjaga keseimbangan ekosistem perairan pantai.
f. Melindungi pantai dan tebing sungai terhadap pengikisan atau erosi pantai.
g. menahan dan mengendapkan lumpur.
2. Padang Lamun
Menurut Tahril (2011) Padang lamun berperan ganda dalam mempengaruhi
kedua komunitas di sekitarnya, yaitu :
a. Pemerangkap dan penstabil sedimen
Pemerangkap dan penstabil sedimen karena mampu melindungi terumbu
karang dari proses sedimentasi yang bisa menutup permukaan hewan karang dan
mengahalangi proses fotosintesis zooxanthellae di dalamnya dengan ciri khas akar
rizomanya.
a. Pemroduksi sedimen
Pemroduksi sedimen dilakukan oleh alga berkapur, epifit, dan infauna yang
hasilnya diperlukan oleh komunitas lamun dan mangrove.
b. Mengurangi energi gelombang
c. Menstabilkan substrat sehingga mengurangi kekeruhan
d. Menjebak zat hara
e. Filtrasi air
f. Pendukung utama kehidupan perikanan dan unggas air di pesisir pantai
g. Menjadi tempat bertelur, memijah, mencari makan dan membesarkan juvenil bagi
organisme.
3. Terumbu Karang
Peranan Terumbu Karang antara lain :
a. Mengurangi energi gelombang
b. Memperkokoh daerah pesisir secara keseluruhan
c. Menjadi habitat bagi banyak jenis organisme laut.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10
Tansley, A.G. 1935. The use and abuse of vegetational concepts and terms.
Ecology. 16 : 284-307.
Tomascik, T, AJ Mah, A Nontji, and MK Moosa. 1997. The Ecology of
Indonesian Seas Part Two. Periplus Edition.
Vatria, Belvi.2010.Berbagai Kegiatan Manusia Yang Dapat Menyebabkan
Terjadinya Degradasi Ekosistem Pantai Serta Dampak Yang
Ditimbulkannya.Jurnal Belian. 9 (1) : 47-54.
11
12