2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tidak henti – hentinya kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat, nikmat, dan anugerah-Nya sehingga Makalah
Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Pesisir, Laut, dan PPK “Konservasi Komunitas
Lamun” ini dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari kata sempurna.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
terlibat dalam proses pembuatan laporan praktikum ini, terkhusus kepada:
2. Kepada para orangtua yang tak pernah putus mendoakan agar kuliah kami
berjalan dengan baik.
3. Dan seluruh teman – teman yang berkenan membantu hingga makalah ini dapat
selesai.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua. Dan mohon maaf jika ada kesalahan
di dalamnya.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB 1 ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 5
BAB 2 ................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 6
2.1 Konservasi .............................................................................................................. 6
2.2 Komunitas............................................................................................................... 6
2.3 Konservasi Komunitas Lamun ................................................................................ 7
BAB 3 ................................................................................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................. 8
3.1 Penataan Zonasi Pada Suatu Kawasan Konservasi Pada Komunitas Lamun ............ 8
3.2 Pembinaan Habitat Dan Daerah Penyangga Kawasan Konservasi Pada Komunitas
Lamun ............................................................................................................................... 9
3.3 Upaya – Upaya Konservasi Komunitas Lamun...................................................... 10
BAB 4 ................................................................................................................................. 12
PENUTUP .......................................................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13
BAB 1
PENDAHULUAN
Konservasi komunitas merupakan upaya pelestarian lebih dari satu spesies dan
biasanya tidak dapat dipisahkan dari pelestarian sifat fisika-kimiawi dan faktor abiotiknya
sehingga dikenal istilah konservasi ekosistem. Konservasi komunitas ini biasanya
dilaksanakan di dalam kawasan konservasi atau kawasan perlindungan. Konservasi pada
tingkat komunitas akan memungkinkan pelestarian sejumlah besar spesies dalam kesatuan-
kesatuan yang bekerja mandiri, sementara strategi penyelamatan spesies sasaran secara satu
per satu biasanya sulit dilakukan, mahal dan seringkali tidak berhasil.
Kekhasan suatu komunitas hayati diberi prioritas yang lebih tinggi bagi konservasi
bila komunitas tersebut lebih banyak disusun oleh spesies endemik daripada spesies yang
umum dan tersebar luas. Suatu spesies dapat diberi nilai konservasi yang lebih tinggi bila
secara taksonomis bersifat unik, misalnya spesies yang merupakan anggota tunggal dalam
marga atau sukunya dibandingkan dengan anggota suatu marga dengan banyak spesies.
Spesies yang menghadapi ancaman kepunahan akan lebih penting dibandingkan sepsies yang
tidak terancam kepunahannya. Komunitas hayati yang terancam dengan penghancuran
langsung juga harus mendapat prioritas untuk dikonservasi.
Padang lamun merupakan salah satu ekosistem pesisir yang sangat produktif dan
bersifat dinamik. Faktor-faktor lingkungan yaitu faktor fisik, kimia, dan biologi secara
langsung berpengaruh terhadap ekosistem padang lamun. Melihat kerusakan yang terus
terjadi pada padang lamun baik karena aktivitas alami maupun karena aktivitas manusia,
maka perlu dilakukan usaha rehabilitasi untuk mengembalikan kondisi padang lamun menjadi
lebih baik. Salah satu usaha rehabilitasi padang lamun adalah kegiatan transplantasi lamun.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penataan zonasi pada suatu kawasan konservasi pada komunitas
lamun.
2. Untuk mengetahui pembinaan habitat dan daerah penyanga kawasan konservasi
pada komunitas lamun.
3. Untuk mengetahui upaya – upaya konservasi komunitas lamun.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konservasi
Konservasi berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan
servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita
punya (keep/save what you have). Konservasi adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan
akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara
tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen-komponen lingkungan untuk
pemanfaatan di masa yang akan datang. Atau konservasi adalah suatu upaya yang dilakukan
oleh manusia untuk dapat melestarikan flora dan fauna, konservasi bisa juga disebut dengan
pelestarian ataupun perlindungan. Jika secara harfiah konservasi berasal dari bahasa Inggris
yaitu dari kata “Conservation” yang berati pelestarian atau perlindungan. Kawasan
konservasi merupakan salah satu cara yang ditempuh pemerintah untuk melindungi
keanekaragaman hayati dan ekosistemnya dari kepunahan.
Sampai saat ini, sejumlah kawasan Konservasi Perikanan dan Kelautan Republik
Indonesia telah ditetapkan dengan luas kawasan konservasi mencapai 17,302,747. Ha, dengan
jumlah kawasan koservasi 154 (mencakup cagar alam laut, perairan daerah, suaka alam
perairan, margasatwa laut, konservasi taman nasional laut, taman nasional perairan, taman
pesisir, taman wisata air laut, taman wisata perairan) di seluruh Indonesia.
2.2 Komunitas
Komunitas merupakan kelompok sosial dari berbagai organisme dengan bermacam-
macam lingkungan, pada dasarnya mempunyai habitat serta ketertarikan atau kesukaan yang
sama. Di dalam komunitas, individu-individu di dalamnya mempunyai kepercayaan,
kebutuhan resiko, sumber daya, maksud, preferensi dan berbagai hal yang serupa atau sama.
Menurut Kertajaya Hermawan (2008), komunitasiiadalahiisekelompok manusia yang
memiliki rasa peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya. Dapat diartikan bahwa
komunitas adalah kelompok orang yang saling mendukung dan saling membantu antara satu
sama lain. Menurut Muzafer Sherif di dalam buku Dinamika Kelompok (2009:36).
Kelompok sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teraratur, sehingga di antara
individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu. komunitas
juga suatu sistem sosial yang meliputi sejumlah struktur sosial yang tidak terlembagakan
dalam bentuk kelompok atau organisasi dalam pemenuhannya melalui hubungan kerjasama
struktural, komunitas dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan fungsi-fungsi yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga sosial yang lebih Besar.
3.1 Penataan Zonasi Pada Suatu Kawasan Konservasi Pada Komunitas Lamun
Zona bisa didefinisikan sebagai suatu wilayah fungsional tertentu dengan batas
wilayah yang jelas dan mempunyai tujuan tertentu yang diimplementasikan melalui aturan
atau ketentuan tertentu. Zonasi bisa didefinisikan sebagai usaha (termasuk teknik rekayasa)
untuk membagi suatu wilayah pada kawasan konservasi menjadi beberapa zona fungsional
yang berbeda. Istilah zonasi banyak digunakan dalam sistem penataan ruang, seperti
ketentuan pada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang.
Penataan zonasi pada kawasan konservasi lamun sangat penting untuk menjaga
keberlanjutan ekosistem lamun dan mencegah gangguan yang dapat merusaknya. Zonasi
yang efektif memungkinkan pengelolaan yang tepat dan perlindungan yang sesuai terhadap
ekosistem lamun. Beberapa langkah yang dapat diambil dalam penataan zonasi kawasan
konservasi lamun antara lain:
1) Rehabilitasi Habitat:
a. Melakukan kegiatan restorasi untuk mengembalikan atau memperbaiki habitat
lamun yang rusak atau terdegradasi.
b. Menggunakan teknik seperti penanaman kembali lamun, pemulihan substrat yang
rusak, dan pengendalian erosi untuk memulihkan habitat yang optimal bagi
pertumbuhan lamun.
2) Pengelolaan Air dan Kualitas Perairan:
a. Melakukan pengawasan terhadap kualitas air di sekitar kawasan konservasi
lamun untuk memastikan bahwa lamun tidak terpapar terlalu banyak polutan atau
zat kimia berbahaya.
b. Mengembangkan sistem pengelolaan air yang berkelanjutan untuk menjaga
kualitas perairan tetap mendukung pertumbuhan dan kelangsungan lamun.
3) Perlindungan Terhadap Pencemaran:
a. Mengurangi atau mencegah masuknya limbah dan polutan berbahaya ke perairan
yang dapat merusak habitat lamun.
b. Menerapkan aturan dan regulasi yang ketat terhadap kegiatan manusia yang dapat
menyebabkan pencemaran perairan di sekitar kawasan konservasi lamun.
4) Pengelolaan Daerah Penyangga:
a. Mengembangkan rencana pengelolaan untuk daerah penyangga yang mencakup
pembatasan aktivitas manusia yang berpotensi merusak ekosistem lamun.
b. Menggalakkan praktik pertanian dan perikanan berkelanjutan yang tidak merusak
habitat lamun di daerah penyangga konservasi.
5) Penanaman Hutan Mangrove:
a. Melakukan penanaman hutan mangrove di daerah penyangga untuk memberikan
perlindungan ekstra terhadap kawasan konservasi lamun dari ancaman abrasi dan
perubahan iklim.
b. Meningkatkan kerjasama antara komunitas lokal, pemerintah, dan organisasi non-
pemerintah untuk mendorong program penanaman mangrove yang berkelanjutan.
Hutan konservasi: Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu,
yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa
serta ekosistemnya. Hutan konservasi terdiri dari kawasan suaka alam berupa Cagar
Alam dan Suaka Margasatwa, Kawasan pelestarian alam berupa Taman Nasional,
Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam dan Taman Buru.
Teori konservasi sumber daya: Teori konservasi sumber daya adalah teori yang
menggambarkan motivasi yang mendorong individu untuk mempertahankan sumber
daya yang dimiliki dan mencoba untuk mengurangi stres yang disebabkan oleh
hilangnya sumber daya. Teori ini mencakup dua prinsip dasar dalam perlindungan
sumber daya, yaitu role clarity dan supervisory support.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Penataan zonasi pada suatu kawasan konservasi pada komunitas lamun :
1) Identifikasi Area Sensitif
2) Pemisahan Zona Berdasarkan Kepekaan
3) Zona Perlindungan Penuh
4) Zona Pengelolaan Terbatas
5) Pemantauan dan Evaluasi Rutin
2. Pembinaan habitat dan daerah penyangga kawasan konservasi pada komunitas
lamun :
1) Rehabilitasi Habitat
2) Pengelolaan Air dan Kualitas Perairan
3) Perlindungan Terhadap Pencemaran
4) Pengelolaan Daerah Penyangga
5) Penanaman Hutan Mangrove
3. Upaya – upaya konservasi komunitas lamun :
1) Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
2) Rehabilitasi dan Restorasi Lamun
3) Kolaborasi antar Organisasi dan Pemerintah
4) Pengawasan dan Penegakan Hukum
5) Penelitian dan Pengembangan Teknologi
DAFTAR PUSTAKA
Atmoko, T., dkk. 2021. Praktik Terbaik Pengelolaan Habitat Satwa Terancam Punah dalam Skala
Bentang Alam: Sebuah Pembelajaran dari Kawasan Ekosistem Esensial Wehea-Kelay. IPB
press. Bogor
Bismark, dkk. 2007. Pengelolaan Dan Zonasi Daerah Penyangga Taman Nasional Gunung Ciremai,
Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. IV No. 5
: 467-483,
Erwin, W.L. 201. An evolutionary basis for conservation strategies. Science 253: 750- 753 Grumbine,
E.R. 1994. What is ecosystem management? Conservation Biology 8: 27-38
IUCN/UNEP/WWF. 1991. Caring for the earth: a strategy for sustainability living. Gland,
Switzerland.
Mardiastuti A, Kusrini MD, Mulyani YA, Manullang, Soehartono T (2018) Arahan Strategis Konservasi
Spesies Nasional 2008 - 2018. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
- Departemen Kehutanan RI. 99p
Primack, R.B., J. Supriyatna, M. Indrawan, & P. Kramadibrata. 1998. Biologi konservasi. Yayasan
Obor Indonesia. Jakarta.
Sumarto, S., Simbala, H. E. I., Koneri, R., Siahaan, R., Siahaan, P. 2012. Biologi Konservasi. CV.
PATRA MEDIA GRAFINDO . Bandung.
Supriatna J. 2019. Field Guide to the Primates of Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia