PROYEKSI PETA
DISUSUN OLEH:
202063014
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2023
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Proyeksi Peta” Tidak lupa juga
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi
dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak. Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................. 17
PENDAHULUAN
Peta merupakan gambaran suatu tempat seperti kota, negara atau benua yang memperlihatkan
karakteristik utamanya. Jadi pemetaan dapat diartikan sebagai kegiatan penggambaran permukaan
bumi yang di proyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu. Sebuah peta dasar dibuat
dengan skala terkecil mulai dari 1 : 50.000 sampai 1 : 250.000. Proyeksi diartikan sebagai metoda
atau cara dalam usaha mendapatkan bentuk ubahan dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi
yang sistematik
Secara umum, proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara
pemindahan data topografi dari permukaan Bumi ke atas permukaan peta.Proyeksi peta adalah
teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga
dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi
sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan hubungan antara
Bentuk bumi bukanlah bola tetapi lebih menyerupai ellips 3 dimensi atau ellipsoid.Istilah ini
sinonim dengan istilah spheroid yang digunakan untuk menyatakan bentuk bumi. Karena bumi
tidak uniform, maka digunakan istilah geoid untuk menyatakan bentuk bumi yang menyerupai
Proyeksi diartikan sebagai metoda/cara dalam usaha mendapatkan bentuk ubahan dari dimensi
tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik. Proyeksi peta merupakan cara memindahkan
garis lintang atau paralel dan garis bujur atau meridian di bola bumi (globe) ke bidang datar yang
berbentuk peta. Analoginya adalah sama dengan saat kita akan menghitung luas kulit jeruk. Untuk
menghitungnya kita harus mengupasnya dan meletakkannya pada bidang datar. Karena awalnya
kulit jeruk tersebut 3 Dimensi dengan dikupas dan di letakkan mendatar maka dipaksakan menjadi
2 Dimensi maka sebagai akibatnya terjadi perubahan dari bentuk awal yang dikarenakan adanya
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
Proyeksi Peta adalah prosedur matematis yang memungkinkan hasil pengukuran yang
dilakukan di permukaan bumi fisis bisa digambarkan diatas bidang datar (peta). Karena permukaan
bumi fisis tidak teratur maka akan sulit untuk melakukan perhitungan-perhitungan langsung dari
pengukuran. Untuk itu diperlukan pendekatan secara matematis (model) dari bumi fisis tersebut.
Model matematis bumi yang digunakan adalah ellipsoid putaran dengan besaran- besaran tertentu.
Maka secara matematis proyeksi peta dilakukan dari permukaan ellipsoid putaran ke permukaan
bidang datar.
cukup luas (lebih besar dari 30 km x 30 km) dimana permukaan bumi tidak dapat diasumsikan
sebagai bidang datar. Dengan sistem proyeksi peta, distorsi yang terjadi pada pemetaan dapat
direduksi sehingga peta yang dihasilkan dapat memenuhi minimal satu syarat geometrik peta
‘ideal’.
proyeksi yang digunakan, posisi sumbu simetri bidang proyeksi, kedudukan bidang proyeksi
terhadap bumi, dan ketentuan geometrik yang dipenuhi (Mutiara, Ira A, 2004).
Adapuan macam-macam proyeksi peta secara garis besar proyeksi dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
permukaan bumi. Bidang proyeksi merupakan bidang yang dapat didatarkan. Menurut
• Proyeksi Azimuthal
Bidang proyeksi yang digunakan adalah bidang datar. Sumbu simetri dari
proyeksi ini adalah garis yang melalui pusat bumi dan tegak lurus terhadap bidang
proyeksi.
Bidang proyeksi yang digunakan adalah kerucut. Sumbu simetri dari proyeksi ini
Bidang proyeksi yang digunakan adalah silinder. Sumbu simetri dari proyeksi ini
Menurut posisi sumbu simetri bidang proyeksi yang digunakan, jenis proyeksi peta adalah:
Gambar jenis proyeksi peta menurut bidang proyeksi dan posisi sumbu simetrinya
:
3. Menurut kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi
Ditinjau dari kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, proyeksi peta dibedakan menjadi
• Proyeksi Ekuidistan
Jarak antara titik yang terletak di atas peta sama dengan jarak sebenarnya di
• Proyeksi Konform
Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di atas peta sama dengan besar
faktor skala peta bentuk yang digambarkan di atas peta akan sesuai dengan bentuk
• Proyeksi Ekuivalen
Luas permukaan yang digambarkan di atas peta sama dengan luas sebenarnya di
Dalam pemilihan proyeksi peta yang akan digunakan, terdapat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan, yaitu
3. Ciri-ciri asli yang ingin dipertahankan atau syarat geometrik yang akan dipenuhi Dalam
berada tepat di tengah wilayah pemetaan tersebut. Proyeksi ini dikenal dengan proyeksi
Manfaat Proyeksi
Dalam pemilihan proyeksi peta yang akan digunakan, terdapat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan, yaitu :
• Ciri-ciri asli yang ingin dipertahankan atau syarat geometrik yang akan dipenuhi
Dalam melakukan pemilihan proyeksi peta sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini:
wilayah yang dipetakan. Proyeksi seperti ini dikenal sebagai proyeksi LAMBERT.
2. Pemetaan dengan wilayah yang wilayah memanjang dengan arah utara-selatan, umumnya
berada tepat di tengah wilayah pemetaan tersebut. Proyeksi ini dikenal dengan proyeksi
Proyeksi Polyender
Proyeksi Polyeder adalah proyeksi kerucut normal konform. Pada proyeksi ini, setiap
bagian derajat dibatasai oleh dua garis paralel dan dua garis meridian yang masing-masing berjarak
20′. Diantara kedua paralel tersebut terdapat garis paralel rata-rata yang disebut sebagai paralel
standar dan garis meridian rata-rata yang disebut meridian standar. Titik potong antara garis paralel
standar dan garis meridian standar disebut sebagi ‘titik nol’ (ϕ0, λ0) bagian derajat tersebut. Setiap
bagian derajat proyeksi Polyeder diberi nomor dengan dua digit angka. Digit pertama yang
menggunakan angka romawi menunjukan letak garis paralel standar (ϕ0) sedangkan digit kedua
2. Meridian standar : dimulai dari 1 (λ0=11°50′ BT) sampai 96 (λ0=19°50′ BT) Proyeksi
Polyeder beracuan pada Ellipsoida Bessel 1841 dan meridian nol Jakarta (λjakarta=106°48′
27′′,79 BT)
Proyeksi Tranverse Mercator adalah proyeksi yang memiliki ciri-ciri silinder, tranversal,
conform dan menyinggung. Pada proyeksi ini secara geografis silindernya menyinggung bumi
pada sebuah meridian yang disebut meridian sentral. Pada meridian sentral, faktor skala (k) adalah
1 (tidak terjadi distorsi). Perbesaran sepanjang meridian akan semakin meningkat pada meridian
yang semakin jauh dari meridian sentral kearah timur maupun kearah barat. Perbesaran sepanjang
paralel semakin akan meningkat pada lingkaran paralel yang semakin mendekati equator. Dengan
adanya distorsi yang semakin membesar, maka perlu diusahakan untuk memperkecil distorsi
dengan membagi daerah dalam zone-zone yang sempit (daerah pada muka bumi yang dibatasi oleh
dua meridian).
Lebar zone proyeksi TM biasanya sebesar 3º. Setiap zone mempunyai meridian sentral
sendiri. Jadi seluruh permukaan bumi tidak dipetakan dalam satu silinder.
Proyeksi UTM adalah proyeksi yang memiliki mercator yang memiliki sifat-sifat khusus.
Proyeksi UTM adalah proyeksi yang memiliki mercator yang memiliki sifat-sifat khusus. Sifat-
• Satuan : Meter
• Ordinat Semu (U) : 0 meter di Ekuator untuk belahan bumi bagian Utara dan 10.000.000
• Penomoran zone : Dimulai dengan zone 1 dari 180° BB s/d 174° BB,Tzone 2 dari 174° BB
s/d 168° BB, dan seterusnya sampai zone 60 yaitu dari 174° B s/d 180° BT.
• Batas Lintang : 84° LU dan 80° LS dengan lebar lintang untuk masing-masing zone adalah
• Penomoran bagian derajat lintang: Dimulai dari notasi C , D, E, F sampai X (notasi huruf
Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone UTM, dimulai dari meridian 90° BT sampai
meridian 144° BT dengan batas lintang 11° LS sampai 6° LU. Dengan demikian, wilayah
4. Satuan : Meter
8. Penomoran zone : Dimulai dengan zone 46.2 dari 93° BT s/d 96° BT, zone 47.1 dari 96°
BT s/d 99° BT, zone 47.2 dari 99° BT s/d 102° BT, zone 48.1 dari 102° BT s/d 105° BT
Proyeksi TM-3° digunakan oleh Badan Pertanahan Nasional. Proyeksi ini beracuan pada
Ellipsoid World Geodetic System 1984 ( WGS ‘84) yang kemudia disebut sebagai Datum Geodesi
Tabel Daftar Zone Proyeksi UTM dan TM-3° untuk Wilayah Indonesia
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah penggunaan proyeksi peta adalah penggambaran
permukaan bumi di suatu media bidang datar dengan berbagai metode proyeksi dan syarat-syarat
pendukung lainnya.
3.1 Saran
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dalam penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
https://atworldtoday.blogspot.com/2014/05/tugas-makalah-proyeksi-peta.html
https://spasialkan.com/2018/02/01/pengertian-klasifikasi-jenis-macam-sistem-proyeksi-peta/
https://www.gurupendidikan.co.id/proyeksi-peta/
Mutiara, I. 2004. Diklat Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota. Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan-ITS, Surabaya.
Purwohardjo, U. 1986. Hitung dan Proyeksi Geodesi II. Jurusan Teknik Geodesi FTSP-ITB,
Bandung.