Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

PROYEKSI PETA
Kelompok 3
1. Nada Nuril Hani (24)
2. Nur Aulia Halizah (25)
3. Rima Meliyana (26)
4. Rizka Alfira Fitriana (30)
A. Pengertian
Proyeksi peta adalah suatu sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-
titik di bumi dan di peta. Di dalam sebuah bangunan suatu proyeksi peta, Bumi
biasanya digambarkan sebagai bola (jari-jarinya R = 6.370,283 km), volume elipsoida
sama dengan volume bola.
Menurut Arthur H. Robbinson (1963) esensi proyeksi peta adalah penyajian bidang
lengkung ke bidang datar atau bidang konvensional. Pada kenyataannya,
penggambaran bidang lengkung (globe atau bola bumi) tidak dapat dibentangkan
begitu saja menjadi bidang datar tanpa mengalami perubahan dan penyimpangan
(distorsi). Untuk mengurangi tingkat distorsi itulah, diperlukan proyeksi peta.
Beberapa ketentuan umum dalam proyeksi peta, antara lain sebagai berikut:
1. bentuk yang diubah harus tetap;
2. luas permukaan yang diubah harus tetap;
3. jarak antara satu titik dengan titik lainnya di atas permukaan yang diubah harus
tetap
4. sebuah peta yang diubah tidak mengalami penyimpangan arah.

Untuk dapat memenuhi keempat persyaratan dalam mengubah bidang lengkung


menjadi sebuah bidang datar tersebut merupakan hal yang tidak mungkin. Apabila
dipenuhi salah satu persyaratan, persyaratan lainnya pasti terabaikan. Akibatnya,
timbullah berbagai macam jenis proyeksi peta yang dikembangkan oleh para
kartograf, dasar pertimbangan, seperti Proyeksi Azimuth, Kerucut, Silinder, Goode
Homolosin, Homolografis, dan sebagainya.
Secara umum metode proyeksi peta dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu
sebagai berikut.
1. Proyeksi Langsung (Direct Projection), yaitu metode transformasi atau
penggambaran obyek geografis secara langsung dari bidang elipsoida bidang
proyeksi, seperti kertas (bidang datar), silinder, atau kerucut.
2. Proyeksi Double merupakan transformasi atau penggambaran obyek geografis
secara bertingkat, dari bidang elipsoida bidang bola kemudian bidang bola ke
bidang proyeksi.

Ciri-ciri proyeksi peta sebagai berikut:


1. Memiliki bidang proyeksi datar.
2. Semua garis paralel dan meridian merupakan garis lurus.
3. Garis-garis meridian membentuk garis lurus.
4. Garis paralel berupa garis lengkung.
5. Menggambarkan daerah lintang 45°
B. Jenis-jenis proyeksi peta
 Proyeksi peta berdasakan bidang proyeksi yang
digunakan
a. Proyeksi Azimuthal: Bidang proyeksi yang digunakan
adalah bidang datar. Sumbu simetri dari proyeksi ini
adalah garis yang melalui pusat bumi dan tegak lurus
terhadap bidang proyeksi.
b. Proyeksi Kerucut (Conic): Bidang proyeksi yang
digunakan adalah kerucut. Sumbu simetri dari
proyeksi ini adalah sumbu dari kerucut yang melalui
pusat bumi.
c. Proyeksi Silinder (Cylindrical): Bidang proyeksi yang
digunakan adalah silinder. Sumbu simetri dari
proyeksi ini adalah sumbu dari silinder yang melalui
pusat bumi.
 Proyeksi peta berdasarkan posisi sumbu simetri bidang proyeksi

a. Proyeksi Normal (Polar): Sumbu simetri bidang proyeksi berimpit dengan


sumbu bumi.
b. Proyeksi Miring (Oblique): Sumbu simetri bidang proyeksi membentuk sudut
terhadap sumbu bumi.
c. Proyeksi Transversal (Equatorial): Sumbu simetri bidang proyeksi tegak
lurus terhadap sumbu bumi.
 Proyeksi peta berdasarkan kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi

a. Proyeksi Tangent (Menyinggung): Apabila bidang proyeksi bersinggungan dengan


permukaan bumi
b. Proyeksi Secant (Memotong): Apabila bidang proyeksi berpotongan dengan
permukaan bumi.
 Proyeksi peta berdasarkan ketentuan geometrik yang dipenuhi

a. Proyeksi Ekuidistan: Jarak antara titik yang terletak di atas peta sama dengan
jarak sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor skala
peta)
b. Proyeksi Konform: Besar sudut atau arah suatu garis yang digambarkan di
atas peta sama dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi,
sehingga dengan memperhatikan faktor skala peta bentuk yang digambarkan
di atas peta akan sesuai dengan bentuk yang sebenarnya di permukaan bumi.
c. Proyeksi Ekuivalen: Luas permukaan yang digambarkan di atas peta sama
dengan luas sebenarnya di permukaan bumi (dengan memperhatikan faktor
skala peta).
C. Fungsi proyeksi peta

Proyeksi Peta berfungsi untuk merelasikan koordinat titik-titik yang terletak di atas
permukaan suatu kurva (biasanya berupa ellipsoid atau bola) ke koordinat titik-titik
yang terletak di atas bidang datar. Dengan demikian, proses pemindahan informasi
terkait lokasi dari permukaan bumi ke peta menjadi sangat terbantu oleh adanya
proyeksi peta.
D. Syarat Proyeksi Peta
Syarat dari proyeksi peta agar sesuai dengan bentuk kenampakan bumi harus
memenuhi 3 aspek yakni:
1. Conform, harus sesuai dengan aslinya dengan mencerminkan sebuah wilayah ke
dalam format yang sama. Apabila tidak ada kesamaan dengan aslinya maka peta
tersebut tidak akan dapat menyerahkan suatu komparasi jarak dan luas secara tepat
dan akurat.
2. Equivalent, wilayah yang digambar pada peta harus sama luas dengan aslinya.
Luasnya harus memiliki keserupaan perbandingan dengan luas wilayah
sebenarnya, tentunya dengan dapat diwujudkan dengan menggunakan format skala.
3. Equidistant, jarak yang digambar pada peta harus tepat perbandingannya dengan
jarak sesungguhnya. Jarak antara dua wilayah yang tercermin pada peta harus
memiliki kesamaan perbandingan dengan jarak yang sebenarnya dengan
menggunakan format skala.
Kesimpulan

Proyeksi peta adalah proses memindahkan paralel dan meridian bumi secara
matematis dan sistematis ke penyajian bentuk grid dalam bidang datar.

Proyeksi peta merupakan bagian penting dalam ilmu kartografi dan proses
pembuatan peta.
Dasar pemilihan proyeksi peta adalah bahwa setiap transformasi akan
menyebabkan pengaruh pada representasi jarak, arah, sudut dan area.
Dengan memiliki pengatahuan proyeksi peta, pemilihan proyeksi peta akan lebih
sesuai sehingga hasil pemetaan menjadi lebih akurat sesuai dengan tujuan
pemetaan.

Anda mungkin juga menyukai