2.1 Peta
Peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar
yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah
representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Pengertian peta menurut
para ahli, diantaranya adalah:
a. Menurut Aryono Prihandito (1998) Peta adalah gambaran permukaan
bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem
proyeksi tertentu.
b. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(Bakosurtanal 2005) Peta adalah wahana bagi penyimpanan dan penyajian
data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana
dan pengambilan keputusan pada tahapan pada tingkatan pembangunan.
c. Menurut Erwin Raisz Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi
yang diperkecil dengan berbagai kenampakan dan ditambah tulisan-tulisan
sebagai tanda pengenal.
Peta Sketsa adalah gambaran mengenai lintasan dimana titik melakukan pendirian
alat dan stik berdiri yang dihubungkan sehingga bentuk lintasan menutup, sesuai
dengan metode yang digunakan yaitu Polygon tertutup. Fungsi dari dibuatnya peta
sketsa adalah memastikan bahwa lintasan pengukuran menutup dari titik akhir
pengukuran kembali ke titik awal pengukuran, dan juga mengetahui arah lintasan
pengukuran yang dilakukan dilapangan.
Keterangan:
CI = Interval Kontur
Rumus diatas umumnya digunakan ketika hendak menggambar garis kontur pada
peta yang skalanya diketahui.
(𝑛−1) ×𝐼𝑘
S = × 100%
𝑎 ×𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
Ket :
S = Sudut lereng
n = Jumlah kontur yang terpotong garis sayatan
Ik = Interval kontur (cm)
a = panjang sayatan (cm)
Tabel 2.2 Klasifikasi Lereng dan Satuan Relief (Van Zuidam 1983)
Kemiringan Beda Tinggi
No. Relief Warna
Lereng (%) (M)
1. Topografi daratan 0–2 >5 Hijau
Topografi bergelombang
2. 3–7 5 – 50 Hijau muda
lemah
B. Prisma
Prisma Ialah suatu target bidikan yang terbuat dari kaca cekung yang mempunyai
tanda bidik berupa garis silang dengan guna memantulkan laser dari alat total
station dalam pengambilan data. Prisma ini bisa dipakai dengan statif (titik base)
maupun tongkat (pole) + terpasang nivo.
C. Kompas
Kompas adalah alat pemetaan yang digunakan untuk mencari arah berupa sebuah
panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan
magnet bumi secara akurat.
D. GPS
GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi berbasis satelit yang
menentukan koordinat letak permukaan bumi dengan bantuan dari satelit. Sistem
ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan gelombang mikro ke bumi, lalu
diterima oleh GPS yang ada dibumi. GPS digunakan untuk menentukan koordinat
posisi, kecepatan, arah dan waktu saat survey.
E. Meteran
Meteran ialah alat yang digunakan untuk mengukur panjang lintasan atau
ketebalan lapisan, namun pada saat pengukuran meteran juga digunakan untuk
mengukur tinggi alat.
F. Payung
Payang digunakan sebagai pelingdung alat total station dari terpaparnya sinar
matahari secara langsung, agar alat total station yang digunakan pada saat
pengukuran tidak eror atau rusak
H. Kamera
Kamera digunakan sebagai alat untuk mempublikasikan hasil kegiatan lapangan
yang dilakukan, mulai dari lokasi kegiatan, sampel batuan dan juga untuk
mengambil beberapa gambar kerja. Kamera yang digunakan adalah kamera
handphone.
I. Tas Lapangan
Tas ini merupakan alat vital yang sangat penting jika ingin melakukan survey. Tas
digunakan untuk meletakkan semua perlengkapan-perlengkapan yang akan
digunakan pada saat dilapangan.
J. Tripod ( Statif )
Tripod (statif) Ialah kaki tiga yang digunakan untuk menempatkan total station di
atasnya selama diadakan pengukuran. Tripod itu yang nantinya akan
dihubungkan dengan Total Station.
L. Parang
Parang adalah benda tajam yang digunakan sebagai alat potong atau alat tebas
kala keluar masuk hutan.
a b
Gambar 2.28 a. Tampilan OCC PT INPUT
b. Input Tinggi Alat
2. Setelah semua diisi maka pilih “ENTER” dengan tekan tombol F4. Setelah itu
akan muncul “RECORD STN ?” lalu pilih “YES” dengan tekan tombol F4 untuk
merekam semua data yang dimasukkan. Setelah itu “ESC”.
b. Backsight
1. Setelah itu masuk ke pilihan “BACKSIGHT”. Lalu pilih “BS COORD”.
Setelah itu akan muncul tampilan seperti dibawah ini. Lalu isi data-data yang
tertera.
2. Setelah itu tekan “ENT” lalu pilih “YES”. Setelah itu akan muncul nilai sudut
(HR) lalu pilih “YES”.
3. Setelah itu arahkan teropong ke arah backsight berdiri. Lalu pilih “MEAS”
dengan menekan F3.
4. Setelah itu akan muncul nilai selisih koordinat X, Y, Z. Lalu pilih “ENT”.
Untuk mengubahnya kedalam bentuk koordinat dapat memilih “NEZ”. Setelah itu
“ESC”.
c. Foresight (FS/SS)
1. Masuk ke menu “FS/SS” dengan menekan tombol 3, setelah itu maka akan
muncul tampilan seperti gambar di bawah ini. Lalu isi keterangan yang ada
dengan menekan F1. Setelah semuanya terisi makan tekan F4 untuk enter dan
pilih “MEAS” pada F3
2. Setelah itu akan muncul tampilannya, Anda bisa memilih “*DIST” untuk
mengetahui jarak dan “NEZ” unutk mengetahui nilai koordinat. Setelah itu
simpan data dengan memilih “YES” pada F4 atau membatalkan penyimpanan
dengan memilih “No.” pada F3.
Lakukakan kegiatan sampai survei selesai. Setelah berakhir tekan tombol
“POWER”.
∑∆𝑋
∆𝑋𝑘𝑜𝑟 = ∆𝑋 − ( )
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛
Keterangan :
∑∆𝑋 = Jumlah keseluruhan selisih absis
∆𝑋 = Selisih nilai abis
∑∆𝑌
∆𝑌𝑘𝑜𝑟 = ∆𝑌 − ( )
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛
Keterangan :
∑∆𝑌 = Jumlah keseluruhan selisih ordinat
∆𝑌 = Selisih nilai ordinat
∑∆𝑍
∆𝑍𝑘𝑜𝑟 = ∆𝑍 − ( )
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛
Keterangan :
∑∆𝑍 = Jumlah keseluruhan selisih ketinggian
∆𝑍 = Selisih nilai ketinggian
X = 𝑋0 + ∆𝑋𝑘𝑜𝑟
Keterangan :
𝑋0 = Nilai koorinat X awal
∆𝑋𝑘𝑜𝑟 = Selisih koordinat X
Y = 𝑌0 + ∆𝑌𝑘𝑜𝑟
Keterangan :
𝑌0 = Nilai koorinat Y awal
∆𝑌𝑘𝑜𝑟 = Selisih koordinat Y
Z = 𝑍0 + ∆𝑍𝑘𝑜𝑟
Keterangan :
𝑍0 = Nilai koorinat Z awal
∆𝑍𝑘𝑜𝑟 = Selisih koordinat Z
Rumus: :
Keterangan :
X = Nilai Absis pada analisa koordinat
Y = Nilai Ordinat pada analisa koordinat
L = Luas Daerah Pengukuran (m²)