Anda di halaman 1dari 187

Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengetahuan dasar-dasar peta sangat penting sekali untuk diketahui oleh
seorang ahli geofisika, karena sebagai seorang ahli geofisika harus dapat
memberikan informasi sejelas mungkin dengan menggunakan peta sebagai dasar
penyajian yang terkait dengan keadaan bumi.
Dalam praktikum ini lebih di titik beratkan pada pembuatan peta dasar yang
menggambarkan tentang rupa bumi yang didapatkan dari pengukuran data
permukaan. Aplikasi dari peta ini sendiri adalah untuk perhitungan luas dan volume
dari suatu bahan galian serta sebagai penunjuk lokasi yang tepat pada peta tersebut.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari Praktikum Perpetaan Topografi adalah agar praktikan dapat
memahami dan mengerti kegunaan dari perpetaan. Pengertian ini meliputi tata cara
dalam penggunaan alat dan pengolahan data, yang harus dilakukan dengan baik dan
benar. Tujuan dari Praktikum Perpetaan Topografi adalah agar praktikan dapat
menggunakan alat Total station dengan benar dan dapat melakukan pengolahan data
hingga tahap pemetaan topografi untuk menghasilkan peta topografi.

1.3. Pengetahuan Dasar Tentang Peta


1.3.1 Pengertian Peta
Peta merupakan ungkapan miniatur suatu posisi permukaan bumi yang
dilihat dari atas dan diproyeksikan pada bidang datar. Kegunaan peta adalah
untuk mengeplot atau mencantumkan suatu objek pengamatan di permukaan
bumi kedalam peta (diantaranya : lokasi, singkapan batuan, jalan raya, kota, dan
permukiman).
1.3.2. Penggolongan Peta
a. Berdasarkan atas skala peta
- Peta Teknik - Peta Geografi
- Peta Topografi - Peta Situasi

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
1
Buku Panduan Praktikum Perpetaan
Topografi 2016

b. Berdasarkan atas tema pembuatan peta (Peta Tematik)


- Peta Geologi - Peta Navigasi
- Peta Kehutanan - Peta Hidrogeologi

c. Berdasarkan letak peta terhadap muka bumi


- Peta Pemukaan
- Peta Bawah Permukaan

1.3.3. Kelengkapan Peta


Kelengkapan peta merupakan hal yang sangat penting dalam pembuatan
peta, hal ini berhubungan dengan informasi apa saja yang ada dalam peta
tersebut. Berikut unsur-unsur penting yang harus ada dalam peta khususnya peta
topografi, antara lain:
a. Relief
Adalah beda tinggi suatu tempat atau gambaran kenampakan
tinggi rendah suatu daerah serta curam landainya sisi-sisi perbukitan.
Jadi menunjukkan perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi.
Contoh : bukit, lembah, pegunungan, gawir, dll.
b. Drainage
Drainage atau pola pengaliran adalah segala macam bentuk-
bentuk yang hubungannya dengan penyaluran air baik di permukaan
maupun di bawah permukaan bumi. Contoh : sungai, danau, rawa,
laut/pantai, dll.
c. Culture
Merupakan segala bentuk hasil kebudayaan (budi daya
manusia) atau kebudayaan manusia, seperti perkampungan,
perkebunan, persawahan, dll.
d. Skala
Merupakan perbandingan jarak horisontal sebenarnya dengan
jarak di peta. Skala ada 3 jenis yaitu:
Skala Fraksi
Contoh : skala 1 : 25.000, artinya adalah 1cm dalam peta sama
dengan 25000 cm, (250 m) di lapangan. Kelemahan dari

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
2
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

skala ini adalah bila peta mengalami pembesaran, pengecilan


atau pemuaian maka skala ini tidak di pakai lagi.
Skala Verbal
Skala ini dinyatakan dengan ukuran panjang.
Contoh : 1cm = 10 km. Skala ini tidak jauh berbeda dengan
skala frasi.
Skala Grafis
Perbandingan jarak horizontal sesunguhnya dengan jarak peta yang
ditunjukan dengan garis. Keuntungannya tidak akan terpengaruh baik
pembesaran, pengecilan, maupun pemuaian peta.
0 1 2 3 4 cm
1 : 50001 cm = 50 m

0 50 100 150 200 m


A B C
Gambar 1.1. Skala fraksi (A), Skala verbal (B), Skala grafis (C).
e. Orientasi Peta
Merupakan bagian yang menunjukan ukuran dari peta,arah
utara di kenal ada dua macam yaitu sebagai berikut :
1) Arah utara magnetik, yaitu arah utara yang ditunjukan oleh jarum
magnet.
2) Arah utara sebenarnya, yaitu arah utara secara geografis atau arah
utara yang sesuai dengan sumbu bumi.

Gambar 1.2. Orientasi Peta.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
3
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

f. Legenda
Pada peta topografi banyak digunakan tanda untuk mewakili
bermacam-macam keadaan yang ada di lapangan dan biasanya
terletak di bagian bawah dari peta.
g. Judul Peta dan Lembar peta.
Merupakan nama daerah yang mencangkup dalam peta,
sedangkan nomor lembar peta berdasarkan sistem pembagian peta
tertentu.
h. Converage Diagram
Merupakan diagram yang menunjukan keterangan cara atau
metode pembuatan peta, hal ini untuk dapat memperkirakan sampai
sejauh mana kebaikan/ketelitian peta, misalnya :
Dibuat berdasarkan foto udara
Dibuat berdasarkan pengukuran di lapangan
i. Indeks Administrasi.
Merupakan pembagian daerah berdasarkan hukum
pemerintahan. hal ini penting untuk memudahkan pengurusan surat
izin untuk melakukan atau mengadakan penelitian/pemetaan.

Gambar 1.3. Indeks Administrasi.


j. Indeks To Adjoining Sheet.
Merupakan petunjuk tentang kedudukan / posisi peta tehadap
peta-peta yang ada di sekitarnya.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
4
Buku Panduan Praktikum Perpetaan
Topografi 2016

Gambar 1.4. Indeks To Adjoining Sheet.


k. Edisi Peta
Keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut yang
berguna untuk mengetahui mutu daripada peta atau mengetahui kapan
peta tersebut dicetak atau dibuat.

I.3.4. Peta Topografi


Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk penyebaran dan
ukuran dari roman muka bumi yang sesuai dengan daerah sebenarnya
menggunakan garis kontur. Karena target praktikum ini adalah untuk membuat
peta topografi dan peta situasi maka harus dipelajari terlebih dahulu tentang
garis kontur beserta sifat-sifatnya yang antara lain adalah sebagai berikut :
a. Garis kontur
Merupakan garis khayal tertutup, yang menghubungkan titik-
titik ketinggian yang sama di permukaan bumi atau kedalaman yang
sama di dasar laut, yang diukur dari suatu titik ketinggian acuan
biasanya diambil dari permukaan air laut rata-rata.
Beberapa sifat garis kontur yang harus diketahui adalah
sebagai berikut :
1. Garis kontur merupakan garis yang tertutup.
2. Nilai garis kontur dihitung dari ketinggian muka air laut
rata-rata sebagai nilai nol
3. Garis kontur tidak akan berpotongan atau bertemu dengan
nilai ketinggian yang berlainan, kecuali dalam keadaan
ekstrim seperti over hanging cliff.
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
5
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

4. Garis kontur tidak bercabang


5. Garis kontur rapat menunjukan topografi yang curam,
sebaliknya garis kontur yang renggang menunjukan
topografi yang landai
6. Garis kontur akan meruncing ke hulu jika memotong
suatu lembah sungai
7. Garis kontur yang digambarkan dengan garis putus-putus
dengan harga interval setengah dijumpai pada bagian
puncak bukit.
b. Interval Kontur
Jarak vertikal antara garis kontur satu dengan garis kontur
lainnya yang berurutan. interval kontur pada peta tergantung dari :
1) Skala peta, perbandingan luas daerah yang akan
dipetakan.
2) Relief, kontras beda elevasi daerah yang akan dipetakan
3) Tujuan dari peta, apakah untuk pekerjaan geologi
umum maupun geologi teknik atau untuk kepentingan
militer. Jika tidak ada hal-hal khusus atau dalam keadaan
umum, maka interval kontur dapat ditentukan sebagai
berikut :

IK (Interval Kontur) = skala peta X 1/2000

Misalnya skala peta 1 : 50.000


IK = 50.000 X 1/2000 = 25 meter
Rumus diatas digunakan untuk peta berskala 1: 25.000
dan peta berskala lebih dari 1: 25.000
c. Indeks Kontur
Garis kontur yang dicetak tebal pada peta, yang mana
merupakan kelipatan tertentu dari beberapa garis kontur (kelipatan
lima atau sepuluh).

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
6
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

BAB II
DASAR PERHITUNGAN

2.1. Konsep Dasar Alat

SD

VA tr

D

ta

Gambar 2.1. Konsep Dasar Alat.

Pada Hasil pembacaan alat akan didapatkan Ha, Va, SD. Untuk mencari H
dan D digunakan rumus sebagai berikut:
= 90 - VA Y = SD Sin (90 - VA) D (jarak datar) = SD cos

H = Talat + Y T rambu

Keterangan:
Ha : Pembacaan horizontal ta : tinggi alat
Va : Pembacaan vertikal tr : tinggi rambu
SD : Jarak Miring
H : Ketinggian
D : Jarak sebenarnya

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
7
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

2.2. Kerangka Pemetaan


Dalam pembuatan peta topografi perlu adanya titik ikat dimana titik tersebut
digunakan sebagai acuan dalam penggambaran peta. Titik acuan adalah titik yang
mempunyai sebuah koordinat yang dalam penghitungannya mengacu pada sebuah
datum dan proyeksi peta, di Indonesia datum yang di gunakan adalah WGS 84.
Sedangkan koordinat lokal adalah koordinat yang tidak mengacu pada dua hal
tersebut (koordinat sementara). Titik ikat tersebut berfungsi sebagai titik kontrol agar
data yang didapatkan dapat diolah sesuai dengan sistem koordinat yang ada.
Kumpulan sejumlah titik ikat ini disebut kerangka dasar pemetaan atau biasa disebut
dengan Poligon.
2.2.1. Poligon
Poligon berasal dari kata polygon yang berarti poly : banyak dan
gon(gone) : titik. Secara umum Poligon dibagi menjadi dua jenis yaitu
Poligon Terbuka dan Poligon Tertutup.

Gambar 2.2. Poligon Terbuka (A), Poligon Tertutup (B).

a. Poligon Terbuka
Merupakan serangkaian garis yang berhubungan tetapi
tidak kembali ke titik awal atau dengan kata lain titik awal tidak
sama dengan titik akhir. Poligon Terbuka biasanya digunakan
untuk pemetaan daerah yang luas, pemetaan jalan raya, saluran
irigasi, sungai, dan lain lain.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
8
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Gambar 2.3. Koreksi Poligon Terbuka.


Koreksi azimut

Koreksi jarak
Absis (X)
Ordinat (Y)

b. Poligon Tertutup
Serangkaian garis-garis yang membentuk kurva tertutup,
dengan kata lain titik awal dan akhir berada pada titik yang sama.
Poligon tertutup biasanya digunakan dalam pekerjaan geoteknik,
pembangunan bendungan, waduk, pemukiman, dan pembuatan
kontur.

Gambar 2.4. Koreksi Poligon Tertutup.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
9
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

a) Koreksi Sudut Dalam dapat dicari dengan rumus :

Gambar 2.5 Koreksi Sudut Dalam.


b) Koreksi Ha
Koreksi sudut dalam dapat dicari dengan rumus :

Gambar 2.6. Ha Sudut Dalam Terkoreksi.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
10
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

c) Perhitungan Koreksi Poligon


Untuk mendapatkan nilai absis (x) dan ordinat (y), digunakan rumus
sebagai berikut:

Apabila:

Gambar 2.7. D Terkoreksi Dengan Konsep Pythagoras.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
11
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Koreksi Ha:

Gambar 2.8. Pembagian Kuadran Dalam Koreksi Ha

Gambar 2.9. Sketsa Perhitungan Ha Sesuai Kuadran.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
12
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

d) Koreksi Beda Tinggi


Perhitungan beda tinggi harus memperhatikan tinggi alat, tinggi
target/rambu, Y yang telah diperoleh pada bagian perhitungan dasar. Berikut adalah
rumus yang digunakan untuk menghitung beda tinggi:

Apabila:

Hasil akhir yang diperoleh dari koreksi beda tinggi adalah ketinggian (elevasi) dari
tiap BM.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
13
Buku Panduan Praktikum Perpetaan
Topografi 2016

BAB III
PENGENALAN ALAT

Dalam setiap praktikum, praktikan diharapkan mengenal alat yang


digunakan, meliputi bagian alat dan kegunaannya, mengoperasikan alat, metode
pembacaan dan perhitungan dari data yang didapat.

3.1. Alat alat Pemetaan Topografi


Alat-alat yang digunakan adalah:
1. Total Station
Merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk membuat peta
topografi maupun planimetri. Data yang diperoleh dari pengukuran
dilapangan menggunakan alat ini adalah sudut vertikal (Va), sudut
horizontal (Ha), jarak Vetikal (SD) yang menentukan posisi, jarak, dan
beda tinggi.
2. Statif (Tripot)
Digunakan untuk meletakan (menyangga) Total station atau Prisma
Poligon. Tinggi rendahnya dapat diatur sesuai kenyamanan dalam
pengukuran.
3. Prisma Poligon
Digunakan sebagai target dalam pengambilan titik poligon atau
Pengambilan Backsight (BS) dan Foresight (FS). Prisma poligon diletakan
pada sebuah Tripot.
4. Prisma Detil
Digunakan sebagai target dalam pengambilan titik detil. Prisma detil
diletakan pada suatu batang yang dapat ditinggikan dan direndahkan sesuai
keadaan di lapangan.
5. Meteran
Digunakan untuk mengukur tinggi alat pada saat digunakan.
6. Kompas Geologi
Digunakan untuk mengorientasikan alat pada utara sebenarnya.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
14
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

3.2. Bagian-bagian Alat dan Fungsinya


1. Bagian Alat

Handle

Focusing
Battery Mounting
teleskop

Teleskop
Penggerak halus vertikal
Diopter ring
Pengunci vertikal

Nivo tabung

Pengunci horizontal
Screen

Penggerak halus horizontal

Klem pengunci tribrach


Gambar 3.1. Bagian Alat Total Station.

2. Tombol-tombol Operasi

Gambar 3.2. Tombol Operasi.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
15
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Keterangan:

Tombol Power, fungsi untuk menyalakan/mematikan instrumen

Illumination, fungsi untuk menyalakan layar

Menu, fungsi untuk masuk / memilih menu pengukuran

Mode, berfungsi untuk mengganti fungsi keypad dari alphabet ke


numeric

Record/Enter, berfungsi untuk eksekusi perintah/merekam data

Escape, berfungsi untuk membatalkan/kembali keperintah sebelumnya

MSR1/MSR2, untuk melakukan pengukuran/setting mode pengukuran

Display, berfungsi untuk mengganti tampilan pada layar

Angel, berfungsi untuk mengatur sudut

STN, untuk input Station atau angka 7, atau huruf A, B, C

S-O, untuk melakukan stake-out, atau input angka 8, atau huruf D, E, F

O-S, untuk melakukan pengkuran off set, atau input angka 9, atau huruf
G, H, I

PROGRAM, untuk masuk menu program atau input angka 4, atau huruf
J, K, L
Lumi-Guide, untuk menyalakan lumi guide sewaktu pekerjaan
stakeout.
DATA, berfungsi untuk melihat data secara cepat (shortcut ke menu
Data)
atau input angka 6 atau huruf P, Q, R
USR, berfungsi sebagai shorcut ke perintah HT, Targer, COGO dsbnya
atau
input angka 1 atau huruf S, T, U
COD, berfungsi sebagai shortcut ke pemberian code, atau input angka
3 atau
huruf Y, Z
HOT KEY, untuk masuk ke menu HT, Suhu dan tekanan, Target
dsbnya,
Buble indicator, untuk mengetahui posisi Nivo/tilt sensor

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
16
Buku Panduan Praktikum Perpetaan
Topografi 2016

3.3. Perlakuan Umum Terhadap Alat


1. Memeriksa kondisi alat
Sebelum dibawa ke lapangan alat harus diperiksa, apakah kondisinya baik
atau tidak.
2. Cara Membawa Alat
Alat dimasukkan kedalam box yang telah tersedia, jangan diduduki,
usahakan sebelum memasukan alat, box dibersihkan terlebih dahulu dan
pengunci pada alat dikendorkan.

3.4. Mendirikan Statif dan Sentring Alat


Maksud dari kegiatan ini adalah untuk meletakan kedudukan
instrument alat ukur pada posisi yang benar-benar vertikal.
Cara kerja:
1. Dirikan statif dengan benar dan buat tatanan instrument yang
sedatar mungkin. Tinggi rendahnya dapat diatur sesuai
kenyamanan dalam pengukuran.
2. Tancapkan statif dalam-dalam pada tanah, sehingga tidak mudah
bergerak kemudian kunci statif dengan memutar ke kanan skrup
yang terdapat pada masing-masing kaki statif.
3. Letakkan alat Total Station di atas statif lalu kunci skrup
pengencang alat.
4. Gelembung pada nivo kotak kita ketengahkan dengan menyetel
ketiga skrup penyetel, buka pengunci pada kaki statif, gerakan
kebelakang dan kedepan hingga nivo kotak berada di tengah,
kemudian kunci kembali skrup pada kaki statif.
5. Setelah gelembung udara pada nivo kotak berada di tengah,
kemudian mengatur nivo tabung dengan ketiga sekrup penyetel
dengan memutar alat Total Station dengan menyetarakan pada
ketiga sisi kaki statif untuk mengetahui ketepatan nivo kotak dan
nivo tabung.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
17
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Gambar 3.3. Pengaturan Nivo.

6. Setelah kedua nivo berada di tengah lihat kembali pada teropong


untuk memastikan ketepatan paku agar berada di tengah. Bila
dilihat pada teropong berubah (tidak ditengah) buka kunci sekrup
pengencang alat kemudian menggeser Alat Total Station sambil
melihat pada teropong agar ketepatan paku benar-benar di tengah.
7. Setelah langkah a, b, c, d, e, dan f dikerjakan dengan baik, maka
alat Total Station siap untuk melakukan pengamatan

3.5. Komposisi Alat


Komposisi peralatan dan kelengkapan yang diperlukan untuk pengukuran :
- Main unit TS Nikon DTM 352 series dan Tripod
- Prisma untuk poligon 2 buah
1. 1 buah untuk Backsight (BS) + Tripod
2. 1 buah untuk Foresight (FS) + Tripod
- Prisma untuk detil minimal 1 buah + Pole
- Meteran kecil untuk mengukur tinggi alat & prisma
Note: Komposisi ini juga bisa menggunakan 1 buah pnsma poligon,
kelemahannya jika kita akan membidik titik FS kita harus memindahkan
prisma terlebih dahulu
Laboratorium Perpetaan
Topografi
Program Studi Teknik
Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
18
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

3.6. Set-Up Instrumen

Gambar 3.4. Set- Up Instrumen.

Sebelum melakukan pengukuran kita harus melakukan set up alat terlebih


dahulu, langkahnya adalah :
1. Dirikan alat TS di titik STN (titik tempat berdiri alat, misal titik 2 ) dan
lakukan centering dengan mengatur nivo kotak dan nivo tabung sampai
seimbang.
2. Dirikan prisma poligon masing-masing pada titik 1 (untuk Backsight
= BS) dan titik 3 (untuk Foresight = FS), kemudian lakukan centering.
Langkah centering sama dengan waktu centering dengan alat TS.
3. Total station siap digunakan untuk melakukan pengukuran.

3.7. Setting Instrumen


Ada beberapa setting yang perlu dilakukan sewaktu kita akan melakukan
pengukuran :
1. Setting Job
Dilakukan untuk melakukan setting seperti : Skala factor,
Temperature dan Pressure, Sudut, Jarak dan sebagainya. Setelah kita buat
Job, akan ada pilihan untuk masuk ke menu Sett.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
19
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi
2016

- Sett parameter yang sesuai dengan


menekan tombol navigator kanan/kiri

- Untuk pindah baris tekan navigasi


kebawah atau tombol ENT

Gambar 3.5. Display Setting Job.

Untuk masuk ke menu setting tekan tombol MSR2


Berikut Parameter yang perlu untuk di setting :
- Scale (skala factor) : 1.000000
- T - P corr (temperature dan pressure)
- ON (koreksi temperatur & tekanan aktif)
- OFF (koreksi tempertur & tekanan tidak aktif)
- Sea Level : ON
- C & R Corr : 0.132
- Angle : DEG
- Distance : Meter
- Temp :C
- Press : mmHg
- VA Zero : Zenith
- AZ Zero : North
- Order : NEZ / ENZ
- HA : Azimuth
Catatan :
Setting ini cukup dilakukan sekali karena akan tetap tersimpan
meskipun alat dimatikan.
Setting ini juga bisa dilakukan dari MENU (tombol menu)-->
Setting (nomor 3)
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
20
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

2. Setting Measurements
Setting ini digunakan untuk melakukan setting seperti : target,
konstanta prisma dan lainlain. Dengan adanya dua tombol MSR (MSR1 clan
MSR2) memungkinkan kita untuk setting dua mode pengukuran yang
berbeda, misal MSR1 untuk yang non-prisma dan MSR2 untuk yang prisma.
Langkahnya:

- Tekan tombol MSR dan tahan beberapa saat, sehingga akan


muncul gambar sebagai berikut :

Gambar 3.6. Display Setting Measurement.

Keterangan :
Target : - N-Prisma (untuk reflectorless)
- Prisma (untuk pakai reflector)
Const : Isikan sesuai dengan konstanta prisma (mis : 0 mm,
30 mm, dsbnya)
Mode : Precise / Normal
Ave : 1 -99
Rec mode : - MSR only (hanya mengukur, data tidak disimpan )
- Confirm (ada pertanyaan data mau disimpan/tidak)
-All (mengukur dan data otomatis langsung disimpan)

Perlu diperhatikan juga setting constanta prisma, karena jika kita


memasukkan nilai konstanta prisma yang tidak sesuai maka hasil pengukuran
yang kita lakukan juga tidak tepat. Untuk itu perlu diperhatikan jika kita mau
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
21
Buku Panduan Praktikum Perpetaan
Topografi 2016

melakukan pengukuran, maka kita pastikan bahwa nilai konstanta prismanya


sudah sesuai.

Contoh setting konstanta prisma:


Konstanta Prisma = -30 mm

Maka kita isikan juga :


Target : kita pilih Prisma
Const : kita masukkan 0 (not)

Gambar 3.7. Prisma Poligon.


-
Demikian juga jika konstanta prismanya adalah 0 mm, maka kita isikan
dengan 0 mm.

3.8. Pengukuran Poligon


Poligon dapat diartikan sebagai suatu rangkaian dari titik-titik secara
berurutan sebagai kerangka pemetaan. Posisi atau koordinat titik-titik poligon
tersebut diperoleh dengan mengukur sudut dan jarak antar titik poligon, serta
azimuth salah satu sisinya.
Misal diketahui poligon tertutup seperti berikut :

Gambar 3.8. Desain Survei Lapangan.


Deskripsi : - Alat di titik 2 sebagai STN (station)
- - -
Prisma Poligon di titik 1 sebagai BS (backsight) dari di titik 3
sebagai FS (foresight)
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
22
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Langkah kerja yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran dengan alat


survey Nikon Total station adalah sebagai berikut :
1. Set-up alat
Lakukan set-up alat seperti deskripsi di atas, dan lakukan centering sampai
setimbang sehingga alat siap untuk digunakan, baik untuk TS maupun kedua
prismanya.

2. Membuat Job
Untuk membuat Job pengukuran yaitu dengan cara menekan tombol
MENU 4 pilih JOB atau tekan tombol angka 14 ENTER sehingga akan muncul
seperti berikut :

Gambar 3.9. Langkah-Langkah Membuat Job.


Pilih Create (tekan tombol MSR1) - Masukkan nama JOB (maksimal 8 karakter)
Untuk menghapus job pilih DEL atau tekan tombol MSR2.

3. Mencari sudut azimuth pendekatan dengan kompas.


- Pasang kompas di atas alat.
- Putar alat secara horisontal (ke kanan atau ke kiri) sehingga teropong
menghadap ke arah "Utara" yang disesuaikan dengan arah utara pada
kompas, kemudian kunci alat.
- Bacaan sudut horizontal di alat ( HA ) dibuat menjadi 0 ( nol ) dengan cara
tekan tombol "ANG" kemudian pilih 0 set.
- Setelah bacaan sudut horizontal menjadi 0 ( nol ), putar teropong ke arah
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
23
Buku Panduan Praktikum Perpetaan
Topografi 2016

backsight (misal titik 1) serta bidik backsight, kemudian kunci alat.


- Bacaan horizontal yang ditampilkan di alat tersebut adalah sudut azimuthnya,
kemudian kita catat bacaan sudutnya tersebut.

4. Memasukkan Koordinat Tempat berdiri Alat


Untuk memulai pengukuran, masukkan tinggi alat dan koordinat tempat
berdiri alat. Untuk memasukkan koordinat tempat berdiri alat yaitu dengan cara :
- Tekan tombol STN ( tombol nomor 7), sehingga akan muncul seperti berikut:

Gambar 3.10. Set-Up Base Station.


- Untuk memasukan koordinat tempat berdiri alat kita pilih KNOWN atau
tekan tombol 1.
- Maka untuk selanjutnya kita diminta untuk memasukkan nomer titik dan
koordinat STN (koordinat X,Y,Z) tempat berdiri alat, serta kodenya.
Catatan : Kode dapat berupa BM, detil, patok, dll.
Kode ini boleh diisi atau dapat juga dikosongkan
ST : nomor titik tempat berdiri alat (mis: titik
2). Kemudian tekan tombol ENT atau tombol
panah ke bawah.
HI : tinggi alat (dalam meter)
CD : kode
X : Masukkan koordiat X kemudian tekan

tombol ENT atau tombol panah ke bawah.


Y : Masukkan koordinat Y kemudian tekan
tombol ENT atau tombol panah ke bawah.
Gambar 3.11. Memasukkan Data Z : Masukkan elevasi titik kemudian tekan
Stasiun tombol ENT atau tombol panah ke bawah.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
24
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

5. Memasukkan Backsight ( BS )
Setelah koordinat tempat berdiri alat (STN) dimasukkan, maka secara otomatis
dari alat akan meminta untuk memasukkan informasi titik backsight ( BS ).
Informasi ini dapat berupa :
- Informasi koordinat backsight
- Informasi azimuth dari titik koordinat berdiri alat ke titik Backsight

Gambar 3.12. Titik Backsight


Untuk awal pengukuran yang kita ketahui adalah sudut, dalam hal ini adalah
sudut azimuth yang sudah diperoleh dari azimuth pendekatan dengan kompas ( yang
sudah dicatat ). Lihat langkah no.3
Maka untuk memasukkan bacaan sudut itu kita tekan tombol no 2 atau
dengan panah ke atas / ke bawah kita pilih Angle, maka akan muncul seperti berikut :

Gambar 3.13. Input Backsight.


Keterangan :
- BS : masukkan nomor titik backsight ( nomor 1 ) kemudian tekan tombol
ENT atau panah ke bawah
- HT : masukkan tinggi target / prisma kemudian tekan tombol ENT atau
panah ke bawah
Masukkan nilai sudut azimuthnya, misal diketahui azimuth 13525'05"
maka penulisan di alat 135.2505

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
25
Buku Panduan Praktikum Perpetaan
Topografi 2016

Gambar 3.14. Input Azimuth


Kemudian tekan ENT maka :

Gambar 3.15. STN Dari Input Azimuth.


Bidik backsight, tekan tombol MSR1 untuk merekam data tekan
tombol ENT, karena pada saat melakukan pengukuran backsight
menggunakan azimuth, maka apabila ingin diketahui koordinat titik
backsight maka tekan MSR1 ( posisi teropong masih ke arah backsight ).

Ingat : setelah melakukan pengukuran kemudian tekan ENT untuk


perekaman data sehingga akan muncul seperti berikut :

Karena kita masih pada pengukuran


backsight, maka :
PT : masukkan nomor titik backsight
HT : tinggi Prisma
CD : kode titik
Gambar 3.16. Input titik STN.
Kemudian tekan tombol ENT

6. Melakukan Pengukuran Foresight


Putar teropong dan arahkan ke titik 3, kemudian lakukan pengukuran dengan
cara menekan tombol MSR1, kemudian tekan tombol ENT untuk merekam data.

PT : masukkan nomor titik

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
26
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

foresight ( 3)
HT: tinggi Prisma
CD : kode titik
Kemudian tekan tombol ENT

Gambar 3.17. Input Foresight.

7. Pindah Alat ke titik selanjutnya ( titik 3)


Posisi alat berdidri di titik 3, sedangkan backsight di titik 2 dan foresight di
titik 4. Langkah yang dilakukan sama dengan langkah no 3, 4 dan 5, yang berbeda
pada saat melakukan pengukuran backsight, yang kita inputkan adalah koordinat
backsight. Koordinat backsight ini diperoleh dari hasil pengukuran pada saat berdiri
di titik 2.

Keterangan :
BS : Masukkan point target backsight

HT : Tinggi target / prisma


CD : Kode

Gambar 3.18. Input Titik Target Backsight

Apabila koordinat untuk backsight belum ada / belum pernah terekam di alat maka
secara otomatis kita diminta untuk meng-inputkan koordinat backsight tersebut.

8. Ulangi langkah seperti di atas ( langkah no. 6 ) hingga semua titik telah
terukur.

3.9. Pengukuran Detil


Sebelum melakukan pengukuran detil kita perlu juga untuk input STN dan
juga BS. Prosedur pengukurannya juga harus kita jalani dulu seperti set-up alat dan
centering. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan
pengukuran detil .

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
27
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

1. Membuat Job
Untuk membuat Job pengukuran yaitu dengan cara menekan tombol
MENU 4 pilih JOB atau tekan tombol angka 1 --> ENTER sehingga akan muncul
seperti berikut :

Gambar 3.19. Menu Job.

Pilih Create (tekan tombol MSR1) 4 Masukkan nama JOB Untuk menghapus job
pilih DEL atau tekan tombol MSR2.

Gambar 3.20. Membuat Job.


2. Memulai Pengukuran
a. Memasukkan Koordinat Tempat berdiri Alat (STN)
Untuk memulai pengukuran, masukkan tinggi alat dan koordinat
tempat berdiri alat. Untuk memasukkan koordinat tempat berdiri alat yaitu
dengan cara : Tekan tombol STN ( tombol nomor 7), sehingga akan muncul
seperti berikut :

Gambar 3.21. Set-Up Job.

Untuk memasukan koordinat tempat berdiri alat kita pilih KNOWN


atau tekan tombol 1, kemudian masukkan informasi titik STN seperti nilai X,
Y, Z dan tinggi alat dan kode.
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
28
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

b. Memasukkan Backsight ( BS )
Setelah koordinat tempat berdiri alat dimasukkan, maka secara
otomatis dari alat akan meminta untuk memasukkan informasi backsight
(BS) dan tinggi prisma. Informasi ini dapat berupa :
- Informasi Koordinat backsight (X, Y, Z)
- Informasi azimuth dari titik koordinat berdiri alat ke titik
Backsight Misal diketahui azimuth 13525'05" maka penulisan di
alat 135.2505
Kemudian arahkan teropong ke BS dan bidik (tekan tombol MSR), untuk
merekam tekan tombol ENT.

3. Melakukan Pengukuran Detil


Setelah memasukkan koordinat tempat berdiri alat dan informasi
backsight selesai dilakukan, maka selanjutnya dapat dilakukan pengukuran titik
detail yang diinginkan. Cara pengukurannya adalah :
- Arahkan teropong ke posisi prisma detil, kemudian tekan tombol
MSR
- Untuk menyimpan datanya tekan ENTER, kemudian akan muncul :
masukkan nomor titik pengukuran --> PT
masukkan tinggi target --> HT masukkan
kodenya (jika diperlukan ) -- > CD

Gambar 3.22 Input Detil.

- Kemudian tekan ENTER, sehingga data akan tersimpan dalam alat.


- Setelah tersimpan otomatis no point akan bertambah/naik satu.
- Lakukan pengukuran clan perekaman untuk titik-titik detil yang seperti
prosedur di atas.
Note : Sewaktu kita menyalakan alat maka otomatis kita akan masuk Job terakhir
yang terbuka/aktif. Atau kita bisa juga mengeceknya melalaui
MENU JOB, maka job yang aktif adalah yang ada tanda bintangnya.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
29
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Seperti contoh disamping, maka Job yang


aktif adalah STADIUM.
Jika kita ingin pindah ke job lain,
tinggal pilih job yang lainnya dengan
tombol navigasi.
Gambar 3.23. Job Manager.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
30
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

BAB IV
PENGGAMBARAN PETA

4.1. Metode Interpolasi


Merupakan suatu metode untuk menentukan nilai ketinggian suatu titik
dengan menganggap bahwa suatu titik tersebut berada pada suatu bidang yang
beraturan.ada empat (4) cara dalam perhitunganya yaitu:
1) Bila titik ketinggian disesuaikan dengan interval kontur, maka rumus
yang digunakan adalah :

2) Bila titik ketinggian tidak sesuai dengan batas atas maka rumus yang
digunakan yaitu:

3) Bila titik yang tidak bersesuian dengan batas bawah,maka rumusnya :

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
31
Buku Panduan Praktikum Perpetaan
Topografi 2016

4) Bila titik ketinggianya tidak bersesuaian sama sekali maka dapat dicari
dengan rumus :

Keterangan:
IK = Interval Kontur
t1 = Titik ketinggian terendah
t2 = Titik ketinggian tertinggi
Y = Panjang garis interpolasi
X = Panjang garis penggal
ta = Titik ketinggian yang tidak sesuai batas atas
tb = Titik ketinggian yang tidak sesuai batas bawah

4.2. Penggambaran dan Plotting Posisi


4.2.1. Penggambaran Poligon dan Kontur
Selain pengambilan data lapangan, pengolahan data, ada hal yang juga
penting dikuasai dalam perpetaan yaitu ploting posisi. Plotting posisi adalah
suatu teknik menentukan posisi titik di dalam sebuah peta. Dalam pembuatan
peta topografi teknik ini wajib dikuasai karena sangatlah fatal apabila kita
salah menentukan posisi pada peta. Dalam penggambaran peta topografi ada
beberapa tahapan atau prosedur yang harus dikerjakan, yaitu :
a. Penggambaran titik poligon, prosedur yang diikuti adalah :
Menyiapkan scale paper, yaitu kertas gambar yang diberi kerangka
koordinat berupa milimeter block dengan ukuran sesuai kebutuhan.
Penggambaran / plotting dari titik poligon mula-mula dari titik poligon
yang diketahui koordinat. Biasanya dengan milimeter block dengan
ukuran sesuai kebutuhan.
Plotting poligon pada kertas kalkir dengan jarak grid 10 cm.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
32
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

b. Penggambaran titik detail, prosedur yang diikuti adalah :


Dimulai dari titik ikat, yaitu titik poligon.
Dari titik ikat ini kita tarik garis lurus antara titik detail yang mempunyai
azimuth yang sama.
Penggambaran titik tersebut cukup menggunakan data jarak dan azimuth
hasil pengukuran ( tidak perlu menggunakan data koordinat ).
Jika detail merupakan titik tinggi yang nantinya akan digunakan untuk
penggambaran garis kontur, maka sebaiknya langsung dituliskan
ketinggianya agar lebih efektif.
Jika detail berupa bangunan, maka harus diperhitungkan sketsa
bangunan tersebut dari lapangan. Hal ini bertujuan untuk menghindari
kesalahan.

c. Penggambaran kontur.
Dalam proses ini sangat diperlukan pemahaman bentuk kontur
daerah pengambilan data, untuk itu diperlukan sketsa pada saat
pengambilan data dilapangan. Prosedur penggambarannya yaitu:
Menentukan letak kedudukan garis kontur berdasarkan interval kontur
yang telah dipilih pada titik detail yang sudah diplot sebelumnya.
Setelah itu tarik garis kontur berdasarkan nilai elevasi yang sama
dimulai dari elevasi tertinggi.
Hapus semua angka elevasi yang ada pada kertas millimeter, kecuali
nilai elevasi yang dijadikan nilai kontur indeks.
Pertebal garis kontur indeks berdasarkan kelipatan interval.
Dalam penarikan garis harus memperhatikan sifat sifat garis kontur itu
sendiri.
Memindahkan gambar kedalam kertas kalkir.

d. Penggambaran Cross Section.


Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari
peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan. Langkah-
langkah membuat penampang lintasan adalah sebagai berikut :
Membuat garis penampang yang kita inginkan pada peta.
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
33
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Membuat potongan kertas sepanjang penampang yang kita buat.


Menggambarkan ulang (menandai) titik-titik harga ketinggian yang
dilewati oleh garis penampang yang telah kita buat dan catat pula nila
ketinggiannya pada kertas atau mistar untuk diproyeksikan pada kertas
blok milimeter.

Gambar 4.1. Pembuatan Sayatan


Menghubungkan titik-titik proyeksi pada blok milimeter hasil proyeksi
dari kertas.
Memberikan keterangan-keterangan profil, bila profil melewati puncak
bukit, sungai, atau zona depresi.

Gambar 4.2. Penampang Melintang (cross section).

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
34
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
35
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

BAB V
SOFTWARE SURFER

5.1. Pengenalan Software Surfer


Surfer adalah salah satu software yang digunakan dalam pembuat peta, baik
peta topografi maupun peta peta tematik lainnya.

5.2. Langkah-Langkah Penggunaan Software Surfer


Berikut langkah langkah pengolahanya:
1. Buka Surfer.
2. Open worksheet > copykan data posisi X, Y, Z pada kolom yang ada.

Gambar 5.1. Worksheet.


3. Save data dalam format Save .bln.
4. Open plot document > grid data
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
36
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Gambar 5.2. Grid Data.


5. Pilih kolom dimana posisi X,Y, Z > pilih Gridding Method > OK

Gambar 5.3. Gridding Method.


6. Setelah itu pada plot windows pilih Map > Contour Map > OK

Gambar 5.4. Menu Map.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
37
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Maka, muncul seperti ini, klik open

Gambar 5.5. Open Grid.


Dan akan muncul seperti dibawah ini,

Gambar 5.6. Tampilan Hasil Peta.


7. Untuk memunculkan scale bar pada peta klik Kanan pada peta > Add
> Scale Bar >Enter

Gambar 5.7. Scale Bar.


8. Atur posisi layout sesuai keinginan kita.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
38
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Membuat Sungai di Surfer


1. Membuat sketsa sungai dengan polyline.

Gambar 5.8. Polyline.


2. Digitize awal sampai akhir beberapa kali (semakin banyak semakin bagus)
dan harus balik lagi ke awal.

Gambar 5.9. Menu Digitize.


3. Save as data digitize dalam bentuk .bln
4. Pilih grid-blank pilih data petanya (dalam bentuk grid). Kemudian save
dalam bentuk grid.
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
39
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Gambar 5.10. Grid Blank.


Kemudian pilih data yang digitized tadi (dalam bentuk .bln), sehingga seperti
dibawah ini dan klik open.

Gambar 5.11. Membuka Data Digitize Sungai.


Kemudian save dalam bentuk grid. Nanti akan ada peta baru yang ada
sungainya (dalam bentuk grid).
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
40
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Gambar 5.12. Menyimpan Peta Yang Ada Sungainya.


5. Buka peta baru yang ada sunagainya dengan cara open (peta yang ada sungai
tadi dalam bentuk grid) dari new contour map.

Gambar 5.13. Membuka Peta Yang Ada Sungainya.


Sehingga akan muncul seperti ini

Gambar 5.14. Tampilan Peta Yang Ada Sungainya.


6. Buka sungai dari new base map dari data yang digitized bln tadi.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
41
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Gambar 5.15. Membuka Data Digitized bln.


Sehingga tampilan seperti dibawah ini :

Gambar 5.16. Tampilan Setelah Membuka Data Digitized bln.


Lalu di overlay ke peta baru, caranya seperti di bawah ini :

Gambar 5.17. Menu Overlay Peta Dan Sungai.

Sehingga tampilan akan menjadi seperti dibawah ini :


Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
42
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Gambar 5.18. Tampilan Overlay Peta Dan Sungai.

Membuat Sayatan di Surfer


Langkah-langkah yang dilakukan seperti dibawah ini :
1. Polyline dari ujung ke ujung (kontur ke kontur)

Gambar 5.19. Menu Polyline.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
43
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

2. Digitize ujung ke ujung kemudian save dalam bentuk bln

Gambar 5.20. Menu Digitize.

Gambar 5.21. Menyimpan Data Digitize Sayatan.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
44
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016


3. Kemudian pilih menu grid slice sehingga muncul seperti ini

Gambar 5.22. Menu Slice.


dan pilih petanya yang ada sungai tadi :

Gambar 5.23. Memilih Peta Yang Sudah Ada Sungai Saat Akan Di Slice.

kemudian pilih data yang digitized tadi :

Gambar 5.24. Memilih Data Sayatan.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
45
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

4. Di folder grid slice save dalam bentuk keduanya saat muncul seperti dibawah
ini.

Gambar 5.25. Menyimpan Data Sayatan Dalam Dua Format.


5. Buka worksheet dan buka data grid slice tadi yang dalam bentuk .dat

Gambar 5.26. Membuka Data Sayatan .dat.


Maka akan muncul seperti ini :

Gambar 5.27. Data Sayatan .dat.


Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
46
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

6. Ganti dari kolom D kolom A dan kolom C - kolom B kemudian Save as


dalam bentuk .bln di worksheet

Gambar 5.28. Data Untuk Penampang Sayatan .dat.



7. Dan buka yang barusan di save dari map new post map

Gambar 5.29. Menu Post Map.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
47
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Gambar 5.30. Membuka Data Penampang Sayatan..

Sehingga akan muncul seperti ini :

Gambar 5.31. Hasil Penampang Sayatan.

Kemudian atur sesuai dengan keinginan dengan menu yang disamping


kanan peta.

Gambar 5.32. Merapikan Hasil Penampang.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
48
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

BAB VI
SOFTWARE MAPINFO

6.1 Pembuatan Peta Topografi Dengan Menggunakan Software MapInfo


Penggunaan software MapInfo dalam pembuatan peta topografi yaitu
dibutuhkan data koordinat beserta elevasi. Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti
langkah-langkah berikut:
Manajemen Folder:
Sebelum masuk ke mekanis pembuatan pembuatan petanya kita mulai dari
manajemen folder. Tujuannya untuk memudahkan penempatan file yang
disimpan sekaligus digunakan tergantung format file yang dipakai nanti.

Gambar 6.1 Manajemen Folder.

Kita buat folder mapinfo dan xls persis seperti gambar diatas. Data excel
yang telah berisi koordinat dan elevasi dimasukkan kedalam folder xls.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
49
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

MAP INFO:
Input data Excel ke dalam map info
1. Buka software map info
2. Click file - open - buka folder xls pilih file xls nya

Gambar 6.2. Open Folder.


Ubah files of type : microsoft Excel - lalu click open.
3. Setelah itu akan muncul menu Quick Start, pilih open worksheet lalu
klik open.
4. Lalu centang excel informationnya. Itu bertujuan untuk baris pertama
pada data di jadikan sebagai judul.

Gambar 6.3. Excel Information.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
50
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Lalu click ok , dan akan muncul menu set field properties. Click OK
Hingga muncul tampilan koordinat browser seperti gambar dibawah ini

Gambar 6.4. Koordinat Browser.

5. Setelah mucul koordinat browser klick: file save coppy as kemudian


simpan dalam folder map info kemudian click save.

Gambar 6.5. Folder MapInfo

6. Kemudian click file close all.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
51
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

7. Kemudian buka data yang telah disimpan di folder map info. Maka
akan muncul table yang sama.

Gambar 6.6. Koordinat Browser MapInfo.


8. Kemudian click table create points.

Pastikan Proyeksi pada peta anda sama seperti gambar di bawah ini.

Gambar 6.7. Create Point.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
52
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

9. Lalu click Window New map window .


dimana ini merupakan tahap pemunculan titik detil yang telah diplot di
lapangan.

Gambar 6.8. Koordinat Map.

10. Kemudian lihat pada menu Layer Control.


Klik On pada Selectable : untuk melihat bagannya.

Gambar 7.9. Layer Control 1.


Klik On pada menu Editable untuk memulai pengeditan

Gambar 6.10. Layer Control 2.


Klik On pada menu AutomaticLabels untuk memunculkan
keterangan pada titik plot.

Gambar 6.11. Layer Control 3.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
53
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

11. Kemudian buat frame untuk batasan penelitian dengan Click file new
table, centang add to current mapper, kemudian click create

Gambar 6.12. New Table Structure

12. Kemudian kembali pada menu LAYER CONTROL. Close windows


frame yang muncul, hingga tersisa seperti ini pada menu Layer Control.

Gambar 6.13. Menu Layer Control : frame

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
54
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

13. Kemudian click RECTANGLE pada toolbar, lalu pilih batasan yang
akan di bataskan pada daerah penelitian.

Gambar 6.14. Rectangle Toolbar.

Untuk mengubah tampilan pada frame, yakni dapat dilakukan


dengan click dua kali pada bagian dalam frame, maka akan muncul
peritah seperti ini.

Gambar 6.15. Edit Frame.


Kemudian click style, pilih none pada pattern.
Lalu klik OK OK. Klik file save table.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
55
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

14. Membuat Kontur


Klik menu Discover, pilih Surface Menu untuk memunculkannya.
setelah itu klik Surfaces Creat Grid Interactive. Maka akan
muncul menu seperti ini :

Gambar 6.16. Create Grid.


Klik OK

Gambar 6. 17. Interactive Gridding.


Metode yang digunakan dalam Gridding terserah.Gambar
diatas menggunakan metode Minimum Curvature. Setelah memilih
metode gridding klik SAVE

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
56
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Klik menu Surfaces Contour a Grid. Sesuaikan Interval Kontur


beserta Major kontur sesuai keinginan anda. Setelah itu klik Output
Contour Table lalu save dengan nama Kontur.

Gambar 6.18. Output Contour.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
57
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

BAB VII
SOFTWARE GLOBAL MAPPER

7.1. Pengenelanan Global Mapper


Global Mapper adalah software GIS yang digunakan untuk mengolah citra
satelit maupun data peta seperti peta scan, digunakan untuk tampilan 3d view
atau analisa data topografi yang bersifat Digital Elevation Model.

7.2. Langkah-Langkah Penggunaan Software Global Mapper


Google Earth
1. Ambil data dari google earth dengan cara search dan add placemark (sekali
saja) kemudian save place as dengan nama daerah.

Gambar 7.1. Data Google Earth.

Gambar 7.2. Add Placemark

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
58
Buku Panduan Praktikum Perpetaan
Topografi 2016

Masuk ke Global Mapper


2. Kemudian buka data SRTM dan buat frame.
3. Kemudian klik feature info tool di menu bar klik petanya , agar yang tercover
petanya kemudian .
4. Kemudian klik file dan generate contour, contour bounds yang crop di centang
agar kontur yang di frame saja yang di buat.

Konturing
1. Buka Global mapper lalu click file open data files pilih data SRTM
pada folder SRTM OK
2. Ubah sistem proyeksi dengan cara click tool configure

Gambar 7.3. Data SRTM.


Kemudian pilih jenis proyeksi yang diinginkan

Contohnya :

Projection: UTM

Zone : - 49 southern

Lalu click OK

Gambar 7.4.Configuration.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
59
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

3. Kemudian membuat frame melalui global mapper yakni dengan cara


click tool digitizer.

Gambar 7.5. Tools Menu.


Lalu pilih daerah yang akan di buat kontur.
Selain melalui global mapper dapat juga menggunakan frame dari map
info
4. Kemudian click tool feature info
5. Lalu click file generate conture, kemudian masukan interval kontur
yang diinginkan.
Lalu pilih countur bound, pilih crop to selected lalu OK

Gambar 7.6. Contour Setting.


Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
60
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi
2016

Lalu click tool control center seperti dibawah ini.

Gambar 7.7. Control Center.

Maka akan tampak tampilan berikut ini.

Centang hilangkan semua selain

Generate conture

Gambar 8.8. Generate Contour.

Akan terlihat seperti ini

Gambar 7.9. Overlay Contour Center.


Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
61
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

6. Lalu click file export vector map info TAB/MAP


Save as di folder map info.

MAP INFO:
Editing konture:
1. Click file open pilih data kontur di folder map info
2. Click kanan layer control centang editable ok
3. Kemudian beri indeks kontur dengan cara centang label pada layer
control.

Gambar 7.10. Layer Control.

Membuat grid:
1. Click map option projection pilih jenis proyeksi yang diinginkan.

Gambar 7.11. Proyeksi

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
62
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

2. Click discover map grid atur spasi grid yang diinginkan


Lalu save as ok

Gambar 7.12. Discover.


Maka akan muncul seperti ini.

Gambar 7.13. Grid.

Untuk mengatur agar rapi, maka dilakukan secara manual.


Yakni dengan cara, click kanan garis grid yang diluar frame select
all from editable layer

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
63
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Lalu click kanan edit object pilih frame erase outside


untuk memindahkan angka grid dan garis tekan ctrl dan SHIFT
kemudian arah yang diinginkan.

LAYOUT:
1. Click window new layout window ok
2. Pilih ukuran kertas yang diinginkan. Caranya page setup pilih
ukuran kertas
3. Atur frame nya ke pojok kertas

Posisikan kertas sesuai dengan skala


yang akan digunakan dengan cara :

Double click maka akan muncul map


skala.

Jika yang diinginkan telah selesai di


edit maka simpan dengan cara file
save window as jika ingin gambar
Sedangkan save workspace jika
disimpan secara berkas arsip.

Gambar 7.14. Save Work.

Lalu masuk ke Corel draw untuk disesuaikan dengan format peta


yang diinginkan.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
64
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

BAB VIII
STAKE OUT DAN UPLOAD DOWNLOAD

Pengukuran Stake out adalah suatu model pengukuran yang digunakan untuk
menentukan lokasi koordinat suatu titik dilapangan. Prinsipnya adalah terbalik
dengan konsep pengambilan data lapangan. Kalau pengambilan data lapangan kita
mencari/mengukur koordinat titik dari lapangan, sedangankan stake out adalah
mengembalikan koordinat ke lapangan dari desain. Ada banyak cara dalam pekerjaan
stake out yaitu :
1. Stake out berdasarkan koordinat (X, Y, Z), yaitu menentukan
posisi suatu titik dilapangan berdasrkan data koordinat.
2. Stake out berdasarkan HA-HD, yaitu stake out berdasarkan pada besaran
sudut horizontal dan jarak datar
3. Stake out DivLine, yaitu stake out untuk menentukan posisi titik-titik
dengan membagi jarak yang sama pada satu garis
4. Stake out RefLine, yaitu stake out untuk menentukan offset suatu titik
berdasarkan dua titik pada suatu garis.
Namun, dilapangan yang sering digunakan adalah stake out berdasarkan nilai
koordinat karena lebih praktis dan mudah. Sehingga pada bab ini juga kita hanya
akan singgung pekerjaan stake out berdasarkan koordinat.

8.1. Langkah - Langkah Stake out


1. Input Koordinat
Karena kita akan melakukan pekerjaan stake out berdasarkan
koordinat, maka kita harus memasukkan titik-titik yang akan kita stake out,
termasuk juga nilai koordinatnya. Ada dua model input data koordinat ke
dalam alat TS, yaitu :
- Cara manual/langsung
Cara ini kita memasukkan koordinat titik secara manual dengan
cara memasukkan satu-per satu ke dalam alat TS, caranya :
Dari MENU --> COGO --> INPUT 4 INPUT XYZ

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
65
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Gambar 8.1. Input Koordinat XYZ.


- Kemudian masukkan nilai koordinat (X, Y, Z) dan no point serta
kode-nya kemudian tekan ENTER untuk menyimpannya.
- Lakukan langkah yang sama untuk titik-titik yang lain.
- Dengan computer
Cara ini dikenal dengan istilah Upload data. Pada langkah ini diperlukan
software transfer (Download/Upload) TransIT. Langkah-langkah Upload akan
dibahas tersendiri pada BAB 8. DOWNLOAD/UPLOAD DATA..

2. Stake Out
- Lakukan prosedur pengukuran seperti sewaktu akan melakukan
pengukuran detil, yakni set-up alat dan centering, input STN dan
Backsight serta membidiknya.
- Untuk masuk ke menu stake out tekan tombol S - 0 atau menekan tombol
nomor 8,
sehingga akan tampil seperti berikut :

Gambar 8.2. Menu Stake Out.

- Pilih no 2. XYZ, sehingga akan muncul :

Gambar 8.3. Input Point.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
66
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

- Masukkan no point yang akan kita stake out, maka akan muncul :

Gambar 8.4. Point Stake Out.


Besaran diatas maksudnya adalah :
dHA : sudut menuju arah/titik yang dituju
HD : jarak antara instrumen ke titik yang dimaksud

- Putar teropong sehingga diperoleh dHA = 0 00' 00" dan kemudian kunci
penggerak halus horizontal
Ingat, posisi teropong ini tidak boleh diputar-putar lagi ke arah
horizontal...!!
- Asistan surveyor yang pegang prisma berjalan sejauh HD dengan
mengikuti arah teropong.
- Kemudian bidik prisma detil dengan menekan tombol MSR, sehingga
muncul :
dHA : sudut arah/titik yang kita tuju
(putar ke kiri 26")
R : posisi prisma kurang ke kiri
5,5 cm
IN : posisi prisma kurang maju
Gambar 8.5. Menu PT. 0.92 meter
Fil : posisi prisma kurang naik 3,6
cm

- Dan informasi di atas yang pegang prisma harus maju sebesar 0.92 m,
kemudian tekan MSR lagi sampai diperoleh selisih HD = 0

Lakukan langkah di atas untuk titik-titik yang lain.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
67
Buku Panduan Praktikum Perpetaan
Topografi 2016

Dalam pembuatan peta topografi data yang didapatkan sangatlah


banyak sehingga tidak mungkin diolah dengan cara manual, oleh karena itu
diperlukan software untuk mengolah data data tersebut. Dalam BAB ini akan
diberikan beberapa tutorial software yang akan digunakan dalam pembuatan
peta topografi.

8.2. Download dan Upload Data


Proses Download dan Upload data hasil pengukuran Nikon Total station
menggunakan software bawaan dari Nikon, yaiut TransIT Software. Software ini
digunakan untuk proses Download data dari alat survey Nikon Total station ke
komputer maupun untuk proses Upload data dari komputer ke alat survey Nikon
Total station.
Untuk melakukan proses Download maupun Upload data, terlebih dahulu
kita harus installkan TransIT software tersebut ke dalam komputer.

1. Download Data
Untuk melakukan proses Download data dari alat ke komputer, langkah
yang dilakukan yaitu:
a. Koneksikan antara komputer dengan alat Nikon Total station
menggunakan kabel koneksi.
b. Jalankan program TransIT atau dari Start > Program >
TransIT, maka akan muncul tampilan seperti berikut :

Gambar 8.6. Menu TransIT.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
68
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

c. Untuk Download data klik Transfer pilih Data Recorder To


PC

Gambar 8.7. Data Recorder.


d. Kemudian akan muncul

Gambar 8.8. Transfer Data.


Keterangan :
- Data Recorder : Pilih tipe Nikon Total station (DTM 350, DTM 450 dsbnya)
- Job Name : Masukkan nama job / file yang akan di Download ke
komputer
- Data Format : Pilih tipe format data ( Raw Data atau Koordinat Data )
- Directories : Pilih directori. /folder tempat penyimpanan data di komputer

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses Download data adalah
a. Unit
Tekan button Units, kemudian
pilih
- Angle : Degrees
- Jarak : Meters

Gambar 8.9. Menu Units.


Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
69
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

b. Settings
Untuk settings, pilih :
- Vertical Angle : Zenith
- Coordinate Order :
ENZ/NEZ
- Horizontal Angle :
Azimuth
- Azimuth :
North
Gambar 8.10. Menu Setting.

c. Comm
Untuk comm.
- ComPort : Sesuaikan dengan
port di komputer yang
digunakan
- Baud rate : Samakan dengan
baudrate di alat
Gambar 8.11 Menu Comm.

Setelah semua setting sudah sesuai tekan OK

Gambar 8.12. Accept TransIT.

Kemudian tekan OK

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
70
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Gambar 8.13. Transfer to PC.


Dengan demikian komputer sudah siap menerima data. Langkah
selanjutnya adalah langkah-langkah di alat Nikon TS
1. Nyalakan alat Nikon Total station dengan cara menekan
tombol Power.
2. Buka job yang akan di Download datanya dengan cara
tekan Menu 4 Job 4 pilih Job yang akan di Download 4
Open
3. Kemudian tekan tombol Menu 4 pilih Comm (tekan
tombol nomor 5 ) untuk masuk ke menu downlnad/Upload.

Gambar 8.14. Menu.

Pilih Download atau tekan tombol nomor 1

Gambar 8.15. Menu Download.


Akan muncul seperti berikut :
Keterangan :

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
71
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Format : pilih Nikon


Data : pilih RAW atau Koordinat
dengan cara menekan tombol
panah ke kanan atau ke kiri
Gambar 8.16. Download Job. Kemudian tekan Enter

Pilih COMM untuk memastikan bahwa PORT Communicationnya sama dengan di


komputer.

Gambar 8.17. Point Comm.


Pilih GO atau tekan tombol F4 untuk memulai Download data

Gambar 8.18. Point Download.


Setelah selesai proses Download data kita dapat menghapus file /job yang ada di alat
dengan cara tekan tombol F4 dan apabila tidak dihapus pilih F1 atau abort.

Gambar 8.19. Delete Job.

Format data dan extension data setelah Download :


Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
72
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Data Format Extension


DR-48 All Format *.D48
DTM-300 Format *. D30
DTM-310 Format *. D31
DTM-400 Format *. D40
DTM-700 AP700 Database Format *.dbm
ASCII Coordinate 2D/3D comma *.asc
or
Nikon Raw *.raw
Dalam format ASCII dapat berupa comma atau space delimited.

2. Upload Data
Upload data diperlukan untuk memindah data dari komputer ke alat
survey total station. Data tersebut berupa data koordinat yang umumnya
digunakan untuk keperluan staking out.
Proses Upload data ini ada dua cara yaitu :
a. Upload data secara langsung
Yang dimaksud secara langsung yaitu memindahkan data koordinat
dengan cara menginputkan secara langs`ung ke alat tanpa melalui komputer.
Cara menginputkan koordinat di alat secara langsung yaitu :
1. Masuk ke menu COGO kemudian pilih INPUT atau dengan
menekan tombol nomor 2

Gambar 8.20. Menu Input.

2. Masukkan koordinat dengan cara pilih INPUT XYZ atau


dengan menekan tombol nomor 3

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
73
Buku Panduan Praktikum Perpetaan
Topografi 2016

Gambar 8.21. Input XYZ.


3. Untuk merekam data tekan tombol ENTER

Gambar 8.22. Rekam XYZ.

b. Upload menggunakan komputer


Data koordinat yang akan kita masukkan ke alat TS di komputer dapat
berupa EXCELL dalam extension Comma Delimeted (.csv). Jadi dari file
excel (*.xls) harus diubah ke format CSV dengan cara save as ke CSV
(Comma delimeted).
Langkah yang dilakukan dalam Upload data yaitu :
1. Masuk ke program TransIT, kemudian panggil file yang akan kita
Upload. FILE Import Job...

Data format : ASCII


Coordinate Job Name: *.
*
Kemudian pilih file yang
akan kita buka.

Gambar 8.23. Import Job.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
74
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

2. Tekan OK, sehingga datanya akan terdisplay

Gambar 8.24. Display Point.

Setelah datanya muncul, berarti data siap untuk di Upload ke Nikon TS


3. Nyalakan Alat survey Nikon Total station dengan cara menekan tombol
POWER.
4. Tekan Tombol MENU kemudian pilih COMM atau tekan tombol nomor
5.

Gambar 8.25. Menu.

5. Pilih UPLOAD XYZ atau tekan tombol nomor 2

Gambar 8.26. Menu Comm.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
75
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi
2016

6. Sebelum melakukan Upload data, terlebih dahulu kita harus membuat


JOB baru dengan cara pilih JOB atau menekan tombol MSR1 kemudian
Create Job.
Pembuatan job ini dimaksudkan agar data yang akan diUpload tidak
bercampur ke dalam Job lain yang sudah ada di a/at survey Nikon Total
station tersebut.

7. Pilih GO untuk melakukan Upload data atau dengan cara menekan


tombol ANG.

Pastikan PORT Communicationnya


sama dengan di komputer

Gambar 8.27. Comm Job.

8. Kembali ke menu TransIT untuk Upload data


TRANSFER PC TO DATA RECORDER

Gambar 8.28. Data Recorder.

9. Pilih tipe Nikon yang digunakan, misal DTM 350 (untuk DTM dan NPL
sama saja), dan pastikan setting Comm-nya sudah sesuai antara di alat
TS dan komputer, kemudian tekan OK

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
76
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Gambar 8.29. TransIT Message.

Pesan di atas maksudnya adalah bahwa alat TS sudah harus siap


menerima data. Kemudian tekan OK

Gambar di samping
mengindikasikan progress transfer
data.

Gambar 8.30. Transfer Status.

10. Pada saat bersamaan perhatikan pula progress di alat TS

Gambar 8.31. Record.

11. Setelah tranfer data selesai, akan muncul pesan di aalat TS bahwa
transfer, data complete

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
77
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

BAB IX
INPUT DATA GEOLOGI

Peta topografi merupakan peta dasar dalam pembuatan peta geologi. Dalam
peta geologi terdapat data kedudukan batuan yang akan diproses menjadi batas
litologi. Pengetahuan tentang aturan penarikan batas litologi ini sangat penting
mengingat kedudukan litologi dan bentuk morfologi yang berlainan akan
mengakibatkan terbentukya pola penyebaran litologi di permukaan yang berlainan
pula.

9.1. Teknik Plotting Posisi


Selain digunakan dalam proses pembuatan peta topografi, teknik plotting
posisi juga digunakan dalam pekerjaan geologi lapangan. Ada 2 metode dalam
teknik ploting posisi ini, antara lain :
1. Metode GPS
Penggunaan GPS sangatlah sederhana sehingga metode ini sangat
mudah digunakan, dengan bantuan protractor. Langkah-langkahnya
yaitu :
a. Ukur koordinat posisi tempat yang ingin kita plotkan pada peta
dengan menggunakan GPS.
b. Catat absis (X) dan ordinatnya (Y).
c. Kemudian cari posisi pada koordinat yang ada di peta.
d. Dengan menggunakan protractor dapat ditentukan koordinat
detailnya.

Metode ini memiliki beberapa kelebihan yaitu sangat sederhana


dan mudah. Disamping itu juga terdapat beberapa kelemahan antara lain
data GPS tidak akan akurat jika terdapat penghalang di atasnya,
sedangkan kebanyakan kita menentukan sesuatu terdapat di dalam hutan,
selain itu peta yang kita gunakan haruslah peta yang memiliki koordinat
grid, sedangkan tidak semua peta menggunakan koordinat grid.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
78
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

2. Metode Kompas
Metode ini menggunakan beberapa titik yang diketahui posisinya
pada peta. Metode kompas terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan / posisi di peta
dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali.
Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk
dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus
selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan,
atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda
medan lainnya yang dibidik. Langah-langkah resection :
1) Lakukan orientasi peta.
2) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan
dan di peta, minimal dua buah.
3) Kemudian bidiklah dengan kompas, catat nilai sudut
yang terbaca dalam dan hitung back azimuth-nya
untuk kedua titik tersebut.
4) Gambarkan sudut back azimuth dalam peta dengan
membuat perpanjangan garis hingga kedua titik
berpotongan pada suatu titik.
5) Perpotongan garis tersebut merupakan posisi kita
saat itu di peta.

b. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik
(benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan
yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk
mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat
dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita
sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah
melakukan intersection :
1) Lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita.
2) Bidik obyek yang kita amati.
3) Gambarkan sudut yang kita dapat di peta.
Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
79
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

4) Bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut


di peta, lakukan langkah 2) dan 3).
5) Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang
didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

9.2. Metode Penentuan Penyebaran Batuan


1. Hukum "V" ( V Rule)
Hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan
bentuk topografi ber-relief akan menghasilkan suatu pola singkapan yang
beraturan, dimana aturan penggambarannya dikenal dengan nama hukum
"V".
Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Lapisan horisontal akan membentuk pola singkapan yang
mengikuti pola garis kontur (gambar a).
b. Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah
kemiringan lereng (slope) maka kenampakan lapisan akan
memotong lembah dengan pola singkapan membentuk huruf
"V" yang berlawanan dengan arah kemiringan lembah
(Gambar b).
c. Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa
garis Iurus, dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi
oleh keadaan topografi (Gambar c).
d. Lapisan yang miring searah dengan arah slope dimana
kemiringan lapisan lebih besar dari pada slope, akan
membentuk pola singkapan dengan huruf "V" yang searah
dengan arah slope tersebut (Gambar d).
e. Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan slope, dimana
besar kemiringan lapisan lebih kecil dari slope, maka pola
singkapan akan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan
arah kemiringan slope (Gambar e).
f. Lapisan dengan kemiringan searah dengan kemiringan lereng
dan besarnya kemiringan lapisan sama dengan kemiringan
lereng, maka pola singkapannya terlihat seperti (Gambar f).

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
80
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Gambar 9.1. Pola Persebaran Berbentuk V.


Pada gambar diatas diperlihatkan metoda penentuan sebaran batuan
berdasarkan singkapan batuan yang diketahui jurus dan kemiringan lapisan
batuannya. Untuk menentukan sebarannya dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Membuat garis kontur struktur melalui titik P (batas kontak
batuan pada ketinggian 900 meter). Kontur struktur 900 dibuat
melalui titik P yang merupakan kelanjutan dari jurus perlapisan
batuan. Batas sebaran kontak batuan adalah perpotongan antara
garis kontur struktur dengan kontur topografi pada ketinggian
yang sama, yaitu pada kontur 900 meter (gambar a).
2. Garis kontur struktur 880, 860, 840 dibuat dengan cara menarik
garis yang sejajar dengan garis struktur 900. Posisi garis kontur
struktur 880, 860, 840 akan berada dibagian selatan dari garis

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
81
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

kontur struktur 900 karena arah kemiringan lapisan ke arah


selatan (gambar b).
3. Penyebaran kontak batuan ditentukan berdasarkan perpotongan
antara kontur struktur dengan kontur topografi (kontur
struktur 900 dengan kontur topografi 900, kontur struktur 880
dengan kontur topografi 880, kontur struktur 860 dengan kontur
topografi 860, dan kontur struktur 840 dengan kontur topografi
840.
4. Perpotongan kontur struktur dan kontur topografi 900
berpotongan di 2 titik, kontur 880 berpotongan di 2 titik, kontur
860 juga 2 titik, demikian juga perpotongan kontur 840 juga ada
2 titik. Penyebaran kontak batuan dibuat dengan cara
menghubungkan titik-titik perpotongan tersebut seperti
diperlihatkan pada gambar c dengan garis putus-putus.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
82
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Gambar 9.2. Langkah Menghubungkan Titik Potong.

Cara lain yang digunakan dalam metode penentuan penyebaran


batuan ditunjukkan pada gambar di bawah ini dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Pada lokasi A diketahui kontak antara batupasir dan batulanau
o o
dengan kedudukan N090 E/20 , dari titik ini diplot kedudukan
lapisan batuan tersebut.
2. Membuat Folding line, yaitu garis yang tegak lurus dengan
jurus, (garis OB).
o
3. Membuat bidang kemiringan lapisan sebesar 20 diukur dari
folding line.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
83
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

4. Membuat kontur struktur di bawahnya dengan interval yang


disesuaikan dengan skala peta, pada contoh ini interval 100
meter.
5. Memberi tanda titik pada setiap perpotongan antara kontur
struktur dengan garis kontur yang mempunyai ketinggian sama.
6. Menghubungkan titik-titik potong yang sudah ditandai tersebut
secara berurutan. Garis penghubung tersebut merupakan pola
singkapanya, sehingga peta geologi daerah tersebut didapatkan.

Gambar 9.3. Rekontruksi Pola Singkapan.

Contoh rekonstruksi pola singkapan suatu lapisan batubara dengan


o o
kedudukan N180 E/15 dimana bagian lapisan tersebut tersingkap di titik
A, sedangkan bagian atasnya tersingkap di titik B.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
84
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

BAB X
TUTORIAL DESAIN SURVEI

10.1. Langkah Langkah Pembuatan Desain Survei Menggunakan Software ;


Google Earth :
1. Buka Google Earth. Kemudian masukkan data koordinat desain survey (X,Y)
pada add placemark

Gambar.10.1. Tampilan Google Earth dan Data Titik BM


2. Untuk mengganti dalam format UTM, klik Tools kemudian pilih Options

Gambar 10.2. Menu Tools


Laboratorium Perpetaan Topografi
Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
85
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016


3. Kemudian simpan dengan klik file save save image OK

Gambar 10.3. Menyimpan Peta Pada Google Earth

Global Mapper :
1. Buka software global mapper maka akan muncul seperti ini.

Gambar 10.4. Tampilan Global Mapper

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
86
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

2. Kemudian buka gambar yang disimpan dari google earth tadi. Klik

open our own data files pilih gambar yang dismpan tadi.

Gambar 10.5. Membuka Data Ke Global Mapper


Maka akan muncul seperti dibawah ini dan klik OK

Lalu akan muncul seperti ini :

Gambar 10.6. Revtifer Image

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
87
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

3. Pada kotak dialog unknown proection pilih OK sehingga akan muncul menu
dialog seperti ini:

Gambar 10.7. Menu Projection


Pada Projection pilih UTM, pada Zone pilih zona UTM daerah yang ingin dibuatkan
desain surveinya. Dalam hal ini, dipilih zona -49 Southern, WGS 84

4. Kemudian kembali untuk merecttifying peta

Gambar 10.8. Menu Rectifying


Klik pada bagian pojok peta, untuk memasukkan koordinat pojok peta kita
lihat nilai X Y pada google earth. Seperti gambar dibawah ini :

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
88
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Pilih add placemark letakkan dipijikan akan otomatis keluar nilai X Y . Lalu
masukkan data koordinat X, Y perpojok dari gambar

Kemudian klik Add Point

Lalu lanjutkan ke setiap pojokan pada gambar hingga seperti dibawah ini :

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
89
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

5. Sehingga kemeudian akan muncul gambar seperti dibawah ini. Untuk


membuat bidang pada poligon, menggunakan menu create area feature, lalu
di gambar sesuai dengan desain survei data X Y.:

Gambar 10.9. Membuat Area Penelitian


6. Selanjutnya membuat kotak grid pada daerah penelitian yang sudah ditandai

dengan cara klik menu Discover Map grid.

Gambar 10.10. Menu Discover

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
90
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016

Lalu akan muncul seperti dibawah ini, atur MapProjection, Grid Spacing,
Dsb. Kemudian klik OK

Gambar 10.11. Menu Map Grid


7. Terlihat garis kotak grid sudah muncul pada daerah wilayah pengukuran
seperti gambar berikut.

Gambar 10.12. Tampilan setelah diatur Map Grid


8. Kemudian untuk menyimpan hasil dari peta grid, klik dalam menu Window

New Layout Window.

Gambar 10.13. Menu Window

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
91
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016


Sehingga muncul seperti gambar layout dibawah ini, kemudian pilih file
page setup, pilih ukuran kertas lalu klik OK.

Gambar 10.14. Menu New Layout Window

9. Langkah selanjutnya akan muncul seperti gambar dibawah ini,

Gambar 10.15. Tampilan Hasil Gambar Desan Survei

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
92
Buku Panduan Praktikum Perpetaan Topografi 2016


Dan kemudian pilih file save windows as lalu diberi
nama file yang kan disimpan seperti dibawah ini.

Kemudian klik Save. Untuk selanjutnya dirapikan dengan diberi


keterangan seperti contoh dibawah ini.

Gambar 10.16. Tampilan Hasil Gambar Desan Survei dan Keterangan.

Laboratorium Perpetaan Topografi


Program Studi Teknik Geofisika
UPN Veteran Yogyakarta
93

Anda mungkin juga menyukai