Anda di halaman 1dari 8

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum Kartografi Dasar, Program Studi Pendidikan Geografi,


Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan, menerima dan mengesahkan Modul IV Proyeksi dan Distorsi yang telah
dipertanggung jawabkan oleh:
Nama :
Stambuk :
Kelompok :
Kelas :
Asisten :

Pada Tanggal …................. 2021 menerima dan mengesahkan:

Koordinator Dosen pengampuh

Program Studi Pendidikan Geografi

Ir. Rahmawati, S.Si,.M.Sc


Iwan Alim Saputra, S.Pd, M.Sc NIP. 19850803 201504 2 003
NIP. 19830206 200812 1 003

Ketua Lab. Studio

Pendidikan Geografi

Rendra Zainal Maliki, S.Pd.M.Sc


NIP. 19860302 201504 22 001
PRAKTIKUM IV
PROYEKSI DAN DISTORSI

4.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum distorsi jarak dan arah ini adalah melatih mahasiswa agar
terampil mengukur serta menghitung distorsi jarak dan arah pada peta maupun pada globe.

4.2 Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktek distorsi adalah sebagai berikut :
1. Peta RBI
2. Globe
3. Kertas patron A4
4. Mistar busur 3600
5. Mistar besi
6. Mistar sablon
7. Benang
8. Drawing pen (0,1, 0,2, 0,3, 0,4, 0,5)
9. Alat hitung (calculator)
10. Alat tulis
11. Penghapus

4.3 Dasar teori


Formula matematis digunakan untuk mentransformasikan koordinat geografis bola
ke penyajian dua dimensi bidang datar. Transformasi dari ellipsoid tiga dimensi menjadi
dua dimensi. Tidak dapat dilakukan tanpa terjadi distorsi. Distorsi mempengaruhi bentuk,
ukuran, dan arah. Tiap formula yang sudah tersedia akan menghasilkan berbagai distorsi.
Hal ini menentukan apakah tiap proyeksi peta akan sesuai atau tidak sesuai digunakan
terhadap tujuan tertentu(sarmini, 2016:31)
Sistem proyeksi diperlukan untuk memindahkan kenampakan bumi yang bulat pada
bidang datar. Proyeksi peta didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara pemindahan
data topografi dari permukaan bumi ke atas permukaan peta. Secara sederhana proyeksi
peta dapat diartikan sebagai cara pemindahan garis paralel dan meridian dari globe (bidang
lengkung) ke bidang datar. Secara khusus pengertian dari proyeksi peta adalah cara
memindahkan bola (globe) ke bidang datar peta (Dewi Liesnoor, 2014:70)
Proyeksi peta memungkinkan untuk menyajikan beberapa atau semua permukaan
bumi pada berbagai skala peta. Proses mentransfer informasi dari bumi ke peta akan
berakibat terjadinya distorsi (Hadwi Soendjojo, 2012:51).
Distorsi merupakan penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi saat
pembuatan peta distorsi dibedakan menjadi dua jenis yaitu distorsi jarak dan distorsi arah.
Pemindahan dari bidang lengkung (globe) ke bidang datar (peta) harus diusahakan akurat.
Perlu diingat bahwa penyimpangan atau kesalahan yang terjadi pada saat mengubah globe
menjadi peta dinamakan distorsi atau kesalahan peta. Kesalahan peta dapat dilihat dari
bentuk, luas. Jarak, dan arah. Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan maka
proses pemindahan harus dapat memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut: (Dewi
Liesnoor setyowati, 2014:72).
1. Bentuk yang diubah harus tetap, letak obyek di permukaan bumi tidak berubah.
2. Luas permukaan yang diubah harus tetap.
3. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan yang diubah harus tetap.
4. Pemindahan lokasi obyek dipermukaan bumi tidak mengalami penyimpangan
arah.
Berikut ini disajikan beberapa jenis proyeksi peta menurut kedudukan garis
karakteristik, bidang proyeksi, jenis unsur (distorsi), dan letak sinar.
1. Menurut kedudukan garis karakteristik
Garis karakteristik adalah kedudukan garis karakteristik terhadap bidang datum.
Proyeksi berdasarkan kedudukan garis kerakteristik terdiri atas:
a. Proyeksi normal, garis karakteristiknya berhimpit dengan sumbu bumi.
b. Proyeksi miring/oblique, garis karakteristik membentuk sudut dengan sumbu
bumi.
c. Proyeksi menlintang, bila garis karakteristik tegak lurus dengan sumbu globe.
2. Menurut bidang proyeksi
a. Proyeksi azimuthal/zenithal, adalah proyeksi dengan cara memproyeksikan
globe pada sebuah bidang datar.
b. Proyeksisilinder atau bidang, adalah proyeksi peta yang diperoleh dengan
memproyeksikan permukaan globe pada bidang silinder menyinggung bola
bumi.
c. Proyeksi kerucut atau conical, adalah proyeksi peta yang diperoleh dengan
cara memproyeksikan permukaan globe pada sebuah kerucut.
d. Proyeksi konvensional, ialah proyeksi silider, kerucut, maupun azimuthal,
tetapi diperoleh atas dasar ketentuan sendiri.
3. Menurut distorsinya
a. Proyeksi conform(orthomorphic), yaitu proyeksi peta yang menunjukkan
bentuk derah-daerah kecil di peta sama bentuknya dimuka bumi/globe.
b. Proyeksi equal area (equivalent), yaitu proyeksi peta yang menunjukkan luas
daerah pada peta sama dengan di muka bumi pada skala yang sama.
c. Proyeksi equidistant, yaitu proyeksi mengambarkan jarak atau yang melalui
pusat peta digambarkan menurut panjang sebenarnya seperti pada permukaan
bumi dalam skala yang sama.
4. Menurut letak sinar
a. Proyeksi silinder gnomonik, pada proyeksi ini titik pusat lingkaran
(digambarkan seperti sinar matahari yang bersumber di pusat lingkaran). Letak
sinar berasal dari dalam bumi, hasil proyeksi akan menghasilkan bentuk
lingkaran paralel makin keluar makin mengalami pembesaran hingga wilayah
ekuator.
b. Proyeksi silinder stereografik, pada proyeksi ini seolah-olah letak sinar atau
sumber arah sinar berasal dari salah satu ujung bola bumi atau dari arah kutub
yang berlawanan dengan titik singgung proyeksi.
c. Proyeksi silinder orthografik, pada proyeksi ini seolah-olah letak sinar
matahari berasal dari titik jauh tidak terhingga. Akibatnya sinar proyeksi
sejajar dengan sumbu bumi.

4.4 Cara kerja


Adapun cara kerja yang didapat dari perhitungan Distorsi dan Proyeksi adalah:
1. Menyiapkan peta RBI dan globe sebagai alat acuan dengan ketentuan perbedaan
skala yang dimiliki oleh peta dan juga globe.
2. Hasil pengukuran dicatat dengan satuan cm, pada pengukuran distorsi jarak pada
peta kita mengukur langsung jarak dari titik kota Kuwait ke titik kota Damaskus
dengan menggunakan mistar besi, kemudian untuk melakukan pengukuran jarak
pada globe yaitu dengan cara menarik benang dari titik kota Kuwait ke titik kota
Damaskus lalu benang dicocokkan/diukur pada mistar besi. Setelah itu nilai yang
telah kita dapatkan dari kedua pengukuran tersebut di masukkan ke dalam rumus
perhitungan distorsi jarak. Yaitu menghitung jarak pada peta, dimana nilai jarak
kota Kuwait ke kota Damaskus dikalikan dengan nilai skala ketentuan peta.
Kemudian menghitung jarak pada globe yaitu dengan mengalikan nilai jarak kota
Kuwait ke kota Damaskus dengan nilai skala ketentuan globe.
3. Hasil pengukuran dicatat dengan satuan cm, kemudian setelah kita mendapatkan
hasil kali jarak pada peta maupun pada globe yang dikalikan dengan skala masing-
masing. Kemudian setelah itu nilai dalam satuan cm meter diubah ke satuan km.
4. Hasil pengukuran dicatat dengan satuan celcius, pada dasarnya cara mengukur
distorsi arah dipeta dan globe sama dengan cara mengukur distorsi jarak.
Perbedaannya, jika pada distorsi jarak menggunakan benang dan mistar besi
50cm, maka pada distorsi arah digunakan mistar busur 360°.menggunakan cara
menentukan satu titik kota sebagai pusatnya, lalu menarik satu garis lurus dari
titik pusat menuju titik kota pasangan yang akan diukur. Kemudian nilai dari
pengukuran tersebut di masukkan kedalam rumus perhitungan distorsi arah yaitu
dengan rumus: Distorsi arah = arah peta – arah globe, ataupun sebaliknya.

4.5 Hasil
Hasil yang diperoleh mahasiswa setelah melakukan praktikum distorsi pada peta dan
globe adalah hasil perhitungan distorsi jarak dan arah kota dipeta dan globe yang ditulis
pada kertas patron A4. (Terlampir)

4.6 Pembahasan
Pada praktikum IV proyeksi dan distorsi kelompok kami melakukan perhitungan
distorsi arah dan distorsi jarak pada titik yaitu dari kota Makassar ke kota Bandung dengan
keterangan sebagai berikut:
a. jarak pada globe 4,2 cm dengan skala 1 : 30. 000,000
b. jarak pada peta 3,1 cm dengan skala 1: 44. 000,000

Perhitungan distorsi jarak kami menggunakan rumus:


Jarak sebenarnya = jarak pada globe X skala globe
Jarak sebenarnya = jarak pada peta X skala peta
Distorsi arah kami menggunakan rumus
Arah pada peta - Arah pada globe

Seperti distorsi jarak pada globe, kami menghitung distorsi jarak dari kota Makassar
ke kota Bandung jarak pada globenya 4,2 cm dengan skala 1: 30. 000,000
Penyelesaian ;
Makassar____________ Bandung
4,2 cm
Sedangkan skala 1 : 30, 000, 000
Bisa diperoleh = 4,2 X 30. 000,000
= 126. 000,000 : 100. 000
= 1. 260
Dari perhitungan distilasi jarak pada globe kita bisa mengetahui bahwa dari kota
Makassar ke kota Bandung yaitu 1. 260 km
Jika dibandingkan penyajian pada peta seperti perhitungan distorsi jarak pada peta
dari kota Makassar ke kota Bandung, jaraknya yaitu 3,1 cm. Sedangkan penyajian pada
globe 4,2 cm, mempunyai selisi jarak 1,1 cm, skala yang digunakan pada peta 1 : 44.
000,000. Jadi dapat diperoleh dengan rumus;
Jarak pada peta = jarak kota pada peta X skala pada peta
= 3,1 cm X 44.000,000 : 100.000
= 1. 364
Jadi distorsi jarak pada peta jika bisa mengetahui bahwa dari kota Makassar ke kota
Bandung yaitu 1. 360 km. Bisa ditarik kesimpulan bahwa selisi jarak kota Makassar ke
kota Bandung yaitu 104 km, karena jarak pada globe yaitu 1. 260 km sedangkan dipeta 1.
364
Sedangkan pada distorsi arah antara kota Makassar ke kota Bandung dengan data
a. Arah pada globe 55⁰
b. Arah pada peta 65⁰
Dari data diatas kita bisa kehitung arah dari kota Makassar ke kota Bandung dengan
rumus
Arah pada peta - Arah pada globe
= 65⁰ - 55⁰
= 10⁰
Pada kelompok kami, pada saat pengerjaan pratikum ini, kami kesulitan dalam
membentangkan benang pada globe dari kota makassar ke kota bandung karena permukaan
globe yang melengkung. Hasil perhitungan tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa selisi
arah dari kota Makassar ke kota Bandung yaitu 10⁰ karena arah pada peta yaitu 65⁰ sedang
Arah pada globe yaitu 55⁰

Proses perhitungan distorsi jarak dan arah mahasiswa mengalami beberapa kesulitan
diantaranya :
1. Mahasiswa kesulitan untuk mengukur jarak pada peta dan globe karena jarak
antara kota yang kadang terlalu dekat.
2. Mahasiswa kesulitan untuk menggambar garis jarak distorsi pada peta dan globe
di kertas A4 karena terkadang ukurannya lebih 1 mm ataupun kurang 1 mm.
3. Mahasiswa juga masih bingung dalam penggunaan busur sehingga dalam
pengukuran memakan waktu untuk lebih dipahami cara penggunaan busur.

4.7 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum distorsi dan proyeksi adalah:
1. Proyeksi peta adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memindahkan bidang
lengkung yang umumnya terdapat pada globe ke bidang datar dengan kesalahan
yang sekecil-kecilnya.
2. Distorsi jarak antara kota Kuwait dengan kota Damaskus adalah 750 km,
sedangkan distorsi arah antara kota Kuwait dengan kota Damaskus adalah 10⁰.
3. Ketelitian dari mahasiswa dalam pengukuran serta dalam penghitungan distorsi
jarak maupun arah sangat diperlukan agar memperoleh hasil yang maksimal dan
sesuai yang kita ingatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Liesnoor Dewi, dkk. (2014).Kartografi Dasar. Yogyakarta: Penerbit Ombak


Sarmini. (2016).Hasil laporan Kartografi Dasar. Palu: FKIP Geografi UNTAD
Soendjojo Hadwi.dan Akhmad Riqqi.(2012). Kartografi. Bandung: ITB (Institut
Tekonologi Bandung)

Anda mungkin juga menyukai