Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI

ACARA II

PENGGAMBARAN PROYEKSI

Yang dibina oleh Alfyananda Kurnia Putra, S.Pd, M.Pd

NAMA : Intan Nurul Awwalliyah

NIM : 190721637771

OFFERING : K

HARI/JAM : Selasa/ 1-3

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

NOVEMBER 2019
A. Judul Praktikum
Penggambaran Proyeksi Peta
B. Tujuan Praktikum
1. Mampu melatih kesabaran mahasiswa dan ketelitian mahasiswa dalam
menggambar proyeksi secara manual.
2. Melatih mahasiswa dalam mengenali dan mengetahui jenis-jenis proyeksi.
3. Mahasiswa mampu menggambarkan jenis proyeksi azimuthal yaitu Gronomik
polar, Stereografi dan Ortografik.
4. Mampu mengetahui proyeksi peta secara umum.
5. Mampu melatih mahasiswa mengetahui jenis dan cara menggambar proyeksi
peta tersebut.
C. Alat dan Bahan Praktikum
1. Buku milimeter berukuran A3
2. Pensil
3. Penghapus
4. Penggaris
5. Busur
6. Jangka
D. Dasar Teori
Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan
sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran
berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sedikit mungkin.
Proyeksi peta dapat di klasifikasikan menurut garis karakteristik, bidang
proyeksi, jenis unsur (distorsi) dan letak sinar.
1. Menurut Garis Karakteristik
Proyeksi peta menurut kedudukan garis karakteristik terdiri atas:
a. Proyeksi normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu
bumi.
b. Proyeksi miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap
sumbu bumi.
c. Proyeksi transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu
bumi.
2. Menurut bidang proyeksi
Proyeksi peta menurut bidang proyeksinya dibedakan menjadi 4 bagian
diantranya:
a. Proyeksi Azimuthal

Proyeksi azimuthal adalah proyeksi peta yang menggunakan bidang datar


sebagai bidang proyeksi. Proyeksi azimuthal dibagi menjadi tiga bagian yaitu
proyeksi azimuthal normal, proyeksi azimuthal equatorial, dan proyeksi
azimuthal miring (oblique).
a. Proyeksi azimuthal normal, apabila bidang proyeksinya menyinggung kutub.
b. Proyeksi azimuthal equatorial, apabila bidang proyeksinya tegak lurus
dengan ekuator.
c. Proyeksi azimuthal miring (oblique), apabila bidang proyeksinya
menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator.

Adapun ciri-ciri proyeksi azimuthal diantaranya:


a. Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub.
b. Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris
mengelilingi kutub.
c. Sudut antara garis bujur yang satu dengan yang lainnya pada peta besarnya
sama.
d. Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan
berbentuk lingkaran.
Karena proyeksi Azimuthal paling tepat untuk menggambarkan kutub,
maka penggambaran kutub melalui proyeksi ini dibedakan menjadi 3 macam
yaitu:
1. Proyeksi Azimuthal Gnomonik
Pada proyeksi ini proyeksi terapat di pusat bola bumi. Ekuator
tergambar hingga tak terbatas. Lingkaran paralel berubah ke arah luar
mengalami pembesaran yang cepat dan ekuator tidak mampu digambarkan
karena pembesaran tak terhingga tadi. Pada daerah lintang 45 0 akan
mengalami pembesaran tiga kali.

2. Proyeksi Azimuthal Stereografis


Titik sumber proyeksi di kutub berlawanan dengan titik singgung
bidang proyeksi dengan kutub bola bumi. Jadi jarak antara lingkaran
paralel tergambar semakin membesar ke arah luar.
3. Proyeksi Azimuthal Orthografik
Proyeksi ini menggunakan titik yang letaknya tak terhingga sebagai
titik sumber proyeksi. Akibatnya sinar proyeksinya sejajar dengan sumbu
bumi. Lingkaran paralel akan diproyeksikan dengan keliling yang benar
atau equidistan.

b. Proyeksi silinder
Proyeksi silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang
bidang proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung permukaan bumi.
Sifat proyeksi silinder yang normal adalah lingkaran-lingkaran meridian
diproyeksikan menjadi garis-garis lurus vertical yang sejajar (meridian-
meridian). Lingkaran-lingkaran parallel diproyeksikan menjadi garis-garis lurus
yang sejajar dan tegak lurus dengan meridian-meridian. Pada proyeksi silinder
normal artinya sumbu bumi berimpit dengan sumbu silinder, dan menyinggung
equator.
Adapun keuntungan proyeksi silinder diantaranya:

1. Mampu menggambarkan daerah yang luas.


2. Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
3. Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
4. Semakin mendekati kutub, semakin luas wilayahnya.
Jadi, keuntungan proyeksi silinder yaitu cocok untuk menggambarkan daerah
ekuator karena ke arah kutub terjadi pemekaran garis lintang.
c. Proyeksi Kerucut
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garisgaris meridian dan paralel dari
suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk
memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel
melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis
lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari. Proyeksi keruucut dibedakan
menjadi tiga yaitu:
a. proyeksi kerucut normal, garis singgung bidang kerucut pada bola
bumi terletak pada suatu paralel (paralel standar)
b. Proyeksi kerucut transversal, sumbu kerucut berada tegak lurus
terhadap sumbu bumi
c. Proyeksi kerucut miring, sumbu kerucut membentuk garis miring
terhadap sumbu bumi
Ciri-ciri Proyeksi Kerucut
a. Semua garis bujur merupakan garis lurus dan berkonvergensi di kutub.
b. Garis lintang merupakan suatu busur lingkaran yang konsentris dengan
titik pusatnya adalah salah satu kutub bumi.
c. Tidak dapat menggambarkan seluruh permukaan bumi karena salah
satu kutub bumi tidak dapat digambarkan.
d. Seluruh proyeksi tidak merupakan satu lingkaran sempurna, sehingga
baik untuk menggambarkan daerah lintang rendah.
3. Menurut distorsinya
Menurut distorsinya proyeksi dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Proyeksi equivalent, dimana luas daerah dipertahankan sama artinya
luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan
skala (luas benar).
b. Proyeksi conform, dimana sudut-sudut dipertahankan sama (arah
benar).
c. Proyeksi equidistant, dimana jarak dipertahankan sama artinya jarak
diatas peta sama dengan jarak di atas muka bumi setelah dikalikan
skala (jarak benar).
4. Menurut Kedudukan Bidang Proyeksi Terhadap Bumi
Ditinjau dari kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, proyeksi peta
dibedakan menjadi :
a. Proyeksi Tangent (Menyinggung)
Apabila bidang proyeksi bersinggungan dengan permukaan bumi.
b. Proyeksi Secant (Memotong)
Apabila bidang proyeksi berpotongan dengan permukaan bumi.

E. Cara Kerja
1. Cara Kerja Secara Umum
a. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan.
b. Menggambar empat jaring-jaring proyeksi, yaitu proyeksi azimuthal
gnomonic, azimuthal sterografis, azimuthal orthografis, dan kerucut.
c. Menggambar semua proyeksi pada millimeter block.
2. Cara Kerja Secara Khusus
a. Proyeksi Azimuthal Gnomonic
1) Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan
2) Menghitung sesuai rumus azimuthal gnomonic.
R Bumi 6.400km
Skala Peta 1:300.000.000
Interval Paralel dan Meredian 15o
Sx = Rtan (90-0)o
Rbumi pada proyeksi =

= 2,13cm
0 2,13 tan 90o 0
15 2,13 tan 75o 7,9
30 2,13 tan 60o 3,6
45 2,13 tan 45o 2,1
60 2,13 tan 30o 1,2
75 2,13 tan 15o 0,5
90 2,13 tan 0o 0
3) Menggambar lingkaran dengan jari-jari 2,1 cm
4) Menggambar lingkaran besar yang diperoleh dari perhitungan
rumus Azimuthal Gnomonik, yaitu 7,9cm dengan menggunakan
jangka. Lingkaran kedua sejajar dengan lingkaran pertama dan
beri jarak saat menggambar lingkaran kedua.
5) Membuat garis lurus pada pusat lingkaran pertama yang
dihubungkan dengan pusat lingkaran kedua.
6) Membuat sudut pada pusat lingkaran pertama yang dihubungkan
dengan pusat lingkaran kedua.
7) Membuat sudut pada lingkaran kedua sebesar 15o, sebaiknya garis
pada sudut dilebihkan.
8) Membuat garis pemisah antara lingkaran pertama dengan
lingkaran kedua,
9) Menyambungkan garis sudut pada lingkaran kedua ke garis
pemisah.
10) Menarik garis lingkaran pada garis pemisah ke lingkaran pertama
yang memiliki nilai sudut yang sama.
b. Proyeksi Azimuthal Stereografis.
1) Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan.
2) Menghitung sesuai rumus azimuthal stereografis.
R Bumi 6.400km
Skala Peta 1:150.000.000
Interval Paralel dan Meredian 15o
Sx = 2Rtan (90-0)o

Rbumi pada proyeksi =

= 4,2cm
0 8,4 tan 45 8,4
15 8,4 tan 37,5 6,4
30 8,4 tan 30 4,8
45 8,4 tan 22,5 3,4
60 8,4 tan 15 2,2
75 8,4 tan 7,5 1,1
90 8,4 tan 0 0
3) Menggambar lingkaran dengan jari-jari 4,2 cm dengan jangka
4) Menggambar lingkaran kedua dengan jari-jari 8,4cm dengan
menggunakan jangka. Lingkaran kedua harus sejajar dengan
lingkaran pertama dan beri jarak pada kedua lingkaran tersebut.
5) Membuat garis lurus pada pusat lingkaran pertama yang
dihubungkan dengan pusat lingkaran kedua.
6) Membuat sudut pada lingkaran kedua dengan masing-masing
sudut 15o pada setengah lingkaran, terdapat dua sudut pada
lingkaran kedua, yang pertama pada bagian di atas garis diameter
dan yang kedua pada bagian bawah garis diameter.
7) Membuat garis pemisah antara lingkaran pertama dengan
lingkaran kedua
8) Menyambungkan garis sudut pada lingkaran kedua ke garis
pemisah dan pada sudut yang berada pada bagian bawah garis
diameter juga dihubungkan
9) Menarik garis lingkaran pada garis pemisah ke lingkaran pertama
yang memiliki nilai sudut yang sama.
c. Proyeksi Azimuthal Orthografis.
1) Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan.
2) Menghitung sesuai dengan rumus azimuthal ortografis
R Bumi 6.400km
Skala Peta 1:100.000.000
Interval Paralel dan Meredian 15o
Sx = Rsin (90-0)o
Rbumi pada proyeksi =

= 6,4cm
0 6,4 sin 90 6,4
15 6,4 sin 75 6,1
30 6,4 sin 60 5,5
45 6,4 sin 45 4,5
60 6,4 sin 30 3,2
75 6,4 sin 15 1,6
90 6,4 sin 0 0

3) Membuat lingkaran dengan jari-jari 6,4 cm dengan menggunakan


jangka.
4) Menggambar lingkaran kedua dengan jari-jari sama yaitu 6,4
menggunakan jangka dan berilah jarak pada kedua lingkaran
tersebut.
5) Membuat garis lurus pada pusat lingkaran pertama yang
dihubungkan dengan pusat lingkaran kedua.
6) Membuat sudut 15o pada lingkaran pertama dan lingkaran kedua
7) Menyambungkan garis sudut pada lingkara kedua ke garis
pemisah dan pada sudut yang berada pada bagian bawah garis
diameter juga dihubungkan.
8) Menarik garis lingkaran pada garis pemisah ke lingkaran pertama
yang memiliki nilai sudut yang sama.
d. Proyeksi Kerucut
a) Menggambar garis siku-siku dengan panjang 5,5 cm dan tinggi 5,5
cm, dari kedua titik tersebut membuat seperempat lingkaran
menggunakan busur
b) Membagi seperempat lingakaran dengan sudut sebesar 15 ˚
sehingga diperoleh 6 bagian
c) Membuat setengah lingkaran dengan busur yang diluruskan
dengan garis vertical dari lingkaran seperempat dengan panjang
jari-jari 12,8 cm yang didapat dari rumus Sbaru = Rtan V-˚X yang
menyinggung sudut 45˚
d) Membagi setengah lingkaran dengan sudut 15˚ dapat diperoleh 12
bagian
e) Menarik garis lingkaran dengan menggunakan jangka pada
setengah lingkaran dengan memperhatikan nilai sudut yang sama
F. Hasil Praktikum
a) Gambar proyeksi peta azimuthal gnomonik (terlampir)
b) Gambar proyeksi peta azimuthal stereografis (terlampir)
c) Gambar proyeksi peta azimuthal ortografis (terlampir)
d) Gambar proyeksi peta kerucut (terlampir)
G. Pembahasan
Proyeksi peta adalah cara penggambaran garis-garis meridian dan
paralel dari globe kedalam bidang datar. Dalam melakukan kegiatan proyeksi
peta ada beberapa hal yang tidak boleh terabaikan pertama yaitu peta harus
ekuivalen, artinya peta harus harus sesuai dengan luas sebenarnya di
permukaan bumi setelah dikalikan dengan skala. Kedua, peta harus equidistan
artinya peta harus mempunyai jarak-jarak yang sama dengan jarak sebenarnya
di permukaan bumi setelah dikalikan dengan skala. Ketiga, peta harus
konform artinya bentuk atau sudut pada peta harus dipertahankan sesuai
dengan bentuk sebenarnya di permukaan bumi.
Proyeksi Azimuthal ini bidang proyeksinya berupa bidang datar.
Proyeksi ini digunakan untuk memetakan daerah kutub, namun mengalami
penyimpangan yang besar jika digunakan untuk menggambarkan daerah
sekitar khatulistiwa. Penggambaran kutub menggunakan proyeksi ini terdiri
atas tiga macam yaitu proyeksi azimuthal gnomonik, proyeksi azimuthal
stereografik dan proyeksi azimuthal orthografik.
Proyeksi azimuthal gnomonik yaitu proyeksi yang titik Y nya terletak di
pusat lingkaran. Menggunakan proyeksi ini lingkaran paralel makin keluar
makin mengalami pembesaran hingga wilayah ekuator. Proyeksi stereografik
yaitu proyeksi yang titik Y nya berpotongan dengan bidang proyeksi.
Akibatnya jarak antar lingkaran paralel semakin membesar ke arah luar.
Proyeksi ortografik yaitu proyeksi yang titik Y nya terletak jauh di luar
lingkaran. Akibatnya sinar proyeksi sejajar dengan sumbu bumi. Jarak antar
lingkaran akan semakin mengecil apabila semakin jauh dari pusat.
Proyeksi silinder adalah proyeksi peta yang digunakan untuk
memetakan belahan bumi bagian kutub. Keuntungan menggunakan proyeksi
silinder adalah dapat memberikan gambaran pada daerah yang luas di sekitar
daerah khatulistiwa. Daerah kutub wajib digambarkan menyerupai garis lurus.
Proyeksi peta silinder semakin jauh kutub harus semakin sembit wilayahnya.
Proyeksi kerucut ini paling tepat digunakan untuk memetakan daerah
lintang 450. Proyeksi kerucut dibedakan menjadi tiga bagian yaitu proyeksi
kerucutnya besinggungan dengan bumi. Pertama, proyeksi kerucut normal
yaitu proyeksinya bersinggungan dengan bumi yang berbentuk bola terletak
pada suatu paralel. Kedua, proyeksi kerucut transversal yaitu sumbu proyeksi
kerucutnya tegak lurus terhadap sumbu bumi. Ketiga proyeksi kerucut
oblique, yakni sumbu proyeksi kerucutnya memebentuk garis terhadap sumbu
bumi.
Manfaat proyeksi peta adalah untuk menggambarkan sebuah bentuk
permukaan bumi yang ditinjau dari kemiripan bentuk dan jaraknya. Untuk
teknik menggambar yang disertai dengan tingkat ketelitian yang tinggi, hal ini
disebabkan karena pemberian skala yang tidak bisa asal menyantumkan
namun dengan referensi sumber yang tepat. Manfaat proyeksi yang terakhir
adalah untuk memanfaatkan penggunaan garis bujur dan garis lintang dalam
sebuah proyeksi yang selama ini kita gunakan hanya untuk mengukur luas
suatu wilayah pada peta.
H. Kesimpulan
1. Proyeksi peta adalah cara penggambaran garis-garis meridian dan
paralel dari globe kedalam bidang datar.
2. Proyeksi azimuthal digunakan untuk memetakan daerah kutub.
3. Penggambaran kutub menggunakan proyeksi azimuthal terdiri atas
tiga macam yaitu proyeksi azimuthal gnomonik, proyeksi azimuthal
stereografik dan proyeksi azimuthal orthografik.
4. Proyeksi silinder adalah proyeksi peta yang digunakan untuk
memetakan belahan bumi bagian kutub. Keuntungan menggunakan
proyeksi silinder adalah dapat memberikan gambaran pada daerah
yang luas di sekitar daerah khatulistiwa.
5. Proyeksi azimuthal gnomonik yaitu proyeksi yang titik Y nya terletak
di pusat lingkaran. Menggunakan proyeksi ini lingkaran paralel makin
keluar makin mengalami pembesaran hingga wilayah ekuator.
6. Proyeksi silinder adalah proyeksi peta yang digunakan untuk
memetakan belahan bumi bagian kutub.
7. Proyeksi kerucut ini paling tepat digunakan untuk memetakan daerah
lintang 450. Proyeksi kerucut dibedakan menjadi tiga bagian yaitu
proyeksi kerucut normal, proyeksi kerucut transversal, dan proyeksi
kerucut oblique.
8. Manfaat proyeksi peta adalah untuk menggambarkan sebuah bentuk
permukaan bumi yang ditinjau dari kemiripan bentuk dan jaraknya.
DAFTAR RUJUKAN
https://aristyakristina.wordpress.com/2012/09/16/proyeksi-peta/ ( diakses: 06
November 2019 pukul: 09.37)
https://www.siswapedia.com/proyeksi-berdasarkan-bidang-proyeksi/ ( diakses:
06 November 2019 pukul 09.45)
https://suka-suka.web.id/proyeksi-peta/ (diakses: 07 November 2019 pukul
09.44)
https://sundarinita.wordpress.com/2012/05/23/rangkuman-sistem-proyeksi-peta/
(diakses: 07 November 2019 pukul 16.20)
Liesnoor, Dewi dkk.2017.Kartografi Dasar.Yogyakarta:Penerbit Ombak

Anda mungkin juga menyukai