Anda di halaman 1dari 14

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) (……………………………..)

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOMORFOLOGI DASAR

ACARA: PROYEKSI PETA

Oleh:

Nama : Maidika Rizki Astuti

NIM : 3211421006

Nama Dosen : 1. Drs. Sriyono, M. Si.

2. Dr. Edy Trihatmoko, S.Si., M.Sc.

Nama Asisten : 1. Anggi Surya Dharma

2. Muhammad Rizqi Huda

LABORATORIUM GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
A. JUDUL
PROYEKSI PETA

B. TUJUAN
1. Mahasiswa terampil dalam membuat/kontruksi jaring-jaring paralel dan meridian
proyeksi silinder, kerucut dan azimuthal.
2. Mahasiswa memahami hakekat proyeksi peta.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan syarat-syarat proyeksi peta.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis macam-macam proyeksi peta.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hakekat distorsi.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
a. Peta RBI 1 : 50.000 lembar
b. Peta RBI 1 : 25.000 lembar
c. Peta RBI 1: 10.000 lembar
d. Busur
e. Drawing pen
f. Penggaris
g. Laptop
h. Handphone

2. Bahan :
a. Kertas A3
b. Kertas A4
c. Kertas cover
d. Paket data
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Peta
Peta adalah suatu perakitan terpadu/sintesa dari empat kelompok informasi
yaitu titik, garis, wilayah, dan nama yang dikemukakan dalam istilah. Istilah tersebut
adalah liputan, ciri, pola, bentuk, ukuran, ketebalan, simbol, dan lain-lain.
Peta terlihat seperti lekukan, garis, dan gambaran yang rumit. Peta merupakan
gambaran permukaan wilayah bumi yang dibuat di atas suatu media seperti kertas,
papan, dan sebagainya dengan bentuk yang diperkecil dengan menggunakan skala.
Ada dua jenis peta, yaitu peta umum dan peta khusus.
Menurut Multilingual Dictionary of Technical Terms in Cartography, peta
didefinisikan sebagai "suatu gambaran dari kenampakan konkret atau abstrak yang
dipilih pada atau dalam hubungannya dengan permukaan bumi atau suatu benda
langit, biasanya berskala dan digambar pada medium yang datar" (Bas, 1977). Secara
singkat Muehrcke (1978) mengatakan bahwa suatu peta adalah setiap gambaran
geografis dari lingkungan. Robinson (1978) menunjukkan beberapa batasan yang
penting tentang peta sebagai: (a) penggambaran peta adalah sistematik' secara
dimensional, (b) peta biasanya dibuat pada permukaan yang datar karena berbagai
pertimbangan, (c) peta hanyadapat memperlihatkan suatu fenomena geografis yang
terpilih dan telah dilakukan penyederhanaan atau generalisasi.
Dari beberapa pendapat dan definisi. di atas,maka dapat dirumuskan tentang
ciri-ciri umum.yang membatasi peta sebagai berikut:
1) Peta merupakan gambaran dari kenampakan yang konkret dan ataupun abstrak.
2) Kenampakan tersebut merupakan fenomena geografis yang sengaja dipilih dan
digeneralisir.
3) Fenomena geografis tersebut terdapat pada atau mempunyai hubungan dengan
permukaan bumi atau suatu benda langit.
4) Penggambaran, kenampakan biasanya dilakukan pacta medium yang datar,
dengan memperhatikan skala.
Peta umum adalah suatu peta yang dipakai untukmenggambarkan permukaan
bumi atau gambaran yangbersifat umum pada suatu wilayah tertentu. Peta khusus
adalah peta yang menggambarkan keadaan khusussuatu daerah atau wilayah dengan
maksud sesuaidengan keperluan. Misalnya untuk mengetahui jumlahkepadatan
penduduk, keadaan flora dan fauna, iklim,industri, dan lain-lain. Atlas merupakan
kumpulan petayang dibuat dalam bentuk buku.

2. Pengertian Proyeksi
Proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem paralel (garis lintang) dan
meridian (garis bujur) berbentuk bola (Globe) ke bidang datar (peta). Hasil
pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan menjadi peta. Pemindahan dari globe
ke bidang datar harus diusahakan akurat.
Proyeksi peta adalah teknik berbeda yang digunakan oleh kartografer untuk
menampilkan bola dunia bulat pada permukaan datar. Sudut, luas, arah, bentuk, dan
jarak dapat terdistorsi ketika diubah dari permukaan melengkung ke bidang. Proyeksi
yang berbeda telah dirancang di mana distorsi dalam satu wilayah dapat
diminimalkan, sementara wilayah lainnya menjadi lebih terdistorsi. Jadi proyeksi
peta dipilih berdasarkan tujuan peta.
Proyeksi peta adalah metode mentransfer graticule lintang dan bujur pada
permukaan bidang. Ini juga dapat didefinisikan sebagai transformasi jaringan bola
paralel dan meridian pada permukaan bidang. Seperti yang Anda ketahui, bumi
tempat kita tinggal tidaklah datar. Bentuknya geoid seperti bola. Bola dunia adalah
model terbaik dari bumi. Karena sifat dunia ini, bentuk dan ukuran benua dan lautan
secara akurat ditampilkan di atasnya. Ini juga menunjukkan arah dan jarak dengan
sangat akurat. Bola dunia dibagi menjadi berbagai segmen oleh garis lintang dan
bujur. Garis horizontal mewakili garis lintang dan garis vertikal mewakili garis
bujur. Jaringan paralel dan meridian disebut graticule. Jaringan ini memfasilitasi
penggambaran peta. Penggambaran graticule pada bidang datar disebut proyeksi.
Tetapi globe memiliki banyak keterbatasan. Itu mahal. Itu tidak dapat dibawa ke
mana-mana dengan mudah atau detail kecil tidak dapat ditampilkan di atasnya.
Selain itu, di dunia meridian adalah setengah lingkaran dan paralel adalah lingkaran.
Ketika mereka dipindahkan pada permukaan bidang, mereka menjadi garis lurus
berpotongan atau garis lengkung.
Proyeksi peta adalah sistem transformasi permukaan bola ke permukaan
bidang. Ini dilakukan dengan representasi yang teratur dan sistematis dari paralel
garis lintang dan garis bujur bumi bulat atau bagiannya pada permukaan bidang pada
skala yang dipilih dengan mudah.
Kebutuhan proyeksi peta terutama muncul untuk membantu studi rinci
mengenai suatu wilayah, yang tidak bisa dilakukan melalui bola dunia (globe).
Demikian pula, tidak mudah untuk membandingkan dua wilayah yang terdapat di
dunia secara tepat dan presisi. Oleh karena itu, menggambar peta skala besar yang
akurat di atas kertas datar diperlukan. Akan tetapi, masalahnya adalah bagaimana
mentransfer garis lintang dan bujur ini pada lembaran datar. Jika kita menempelkan
kertas datar di atas bola dunia, hal itu tidak akan bertepatan dengan yang terdapat di
atas permukaan yang bola dunia tanpa terdistorsi. Jika kita melemparkan cahaya dari
pusat globe, kita mendapatkan gambar globe yang terdistorsi di bagian-bagian kertas
menjauh dari garis atau titik di mana ia menyentuh globe. Distorsi meningkat dengan
bertambahnya jarak dari titik tangensial. Jadi, menelusuri semua wilayah pada bola
dunia seperti bentuk, ukuran dan arah, dan lain sebagainya. hampir tidak mungkin
karena bola dunia (globe) bukanlah permukaan yang dapat dikembangkan. Dalam
proyeksi peta dapat menjadi langkah untuk mewakili model yang baik dan akurat
dari setiap bagian bumi dalam bentuk dan dimensi yang sebenarnya. Akan tetapi,
distorsi dalam beberapa bentuk atau yang lain tidak bisa dihindari. Untuk
menghindari distorsi ini, berbagai metode telah dirancang dan banyak jenis proyeksi
digambar. Karena alasan ini, proyeksi peta juga didefinisikan sebagai studi tentang
berbagai metode yang telah dicoba untuk mentransfer garis graticule dari globe ke
selembar kertas datar.

3. Syarat Proyeksi Peta


Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan maka proses pemindahan
harus memperhatikan syarat-syarat di bawah ini:
1) Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap),
persis seperti pada gambar peta di globe bumi.
2) Luas permukaan yang diubah harus tetap.
3) Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus
tetap.
Bila diminta untuk memetakan seluruh permukaan bumi, maka akan dituntut
harus tepat dalam memilih proyeksi yang digunakan. Pemilihan proyeksi tergantung
pada:
1) Bentuk, luas dan letak daerah yang dipetakan.
2) Ciri-ciri tertentu/ciri asli yang akan dipertahankan.

Pada gambar 1 bagian tengah globe yaitu daerah sekitar garis khatulistiwa sedikit
mengalami distorsi (penyimpangan) sedangkan daerah kutub mengalami distorsi
yaitu menjadi lebih besar. Proyeksi ini cocok untuk mempertahankan bentuk sekitar
khatulistiwa.
Titik singgung antara permukaan bola bumi dan bidang datar dapat terletak pada
kutub, ekuator atau antara kutub dan ekuator. Misalnya akan memproyeksikan garis-
garis meridian dan garis-garis lintang. Jika titik singgung antara bidang datar dan
permukaan bola bumi terletak di kutub utara, setelah diproyeksikan garis lintang
akan taampak sebagai lingkaran konsentris yang mengelilingi kutub. Garis meridian
akan tampak sebagai garis lurus yang berpusat di kutub dengan sudut yang sama.

Pada gambar 3 dapat dilihat perubahan bentuk pada garis lingkaran terluar. Garis
tersebut lebih besar dari garis di globe. Jadi paling banyak mengalami distorsi. Pada
bagian kutub relatif tidak mengalami perubahan atau distorsi, jadi hampir mendekati
kesesuaian. Proyeksi ini cocok untuk mempertahankan bentuk sekitar kutub.

4. Macam-Macam Proyeksi

E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum.
2. Mahasiswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh asisten praktikum.
3. Mahasiswa mencari informasi tentang materi praktikum.
4. Mahasiswa menentukan daerah yang akan digambar sesuai dengan persetujuan
asisten praktikum.
5. Mahasiswa menggambar Peta RBI 1 : 50.000 lembar Banjarmasin.
6. Mahasiswa menggambar Peta RBI 1 : 25.000 lembar Sumber.
7. Mahasiswa menggambar Peta RBI 1: 10.000 lembar Caringin.
8. Mahasiswa mengamati dan mengidentifikasi simbol-simbol yang terdapat pada
masing-masing peta.
9. Mahasiswa menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan.
10. Mahasiswa mengambil kesimpulan dari pengamatan dan analisis yang dilakukan.
11. Mahasiswa menyusun laporan praktikum secara sistematis.
12. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum tepat waktu.

F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a. Perbedaan kenampakan peta RBI skala 1 : 25.000 lembar Sumber; peta RBI skala
1 : 50.000 lembar Banjarmasin; dan peta RBI skala 1 : 10.000 Lembar Caringin
(Terlampir).
b. Tabel perbedaan simbol peta RBI skala 1 : 25.000 lembar Sumber ; peta RBI
skala 1 : 50.000 lembar Banjarmasin ; dan atlas. (Terlampir)

2. Analisis
Pada praktikum dari mata kuliah Geomorfologi ini mahasiswa diminta untuk
mengidentifikasi detail peta berupa simbol-simbol pada peta RBI yang telah disetujui
oleh asisten praktikum. Pada praktikum kali ini mahasiswa mengerjakan peta RBI
skala 1 : 25.000 lembar Sumber; peta RBI skala 1 : 50.000 lembar Banjarmasin; dan
peta RBI skala 1 : 10.000 Lembar Caringin.
Peta dengan skala besar menggambarkan suatu wilayah kecil dengan akurat dan
tingkat detail yang tinggi. Peta seperti ini umumnya digunakan ketika diperlukan
informasi detail pada wilayah berukuran kecil. Peta dengan skala kecil
menggambarkan wilayah yang luas dengan tingkat akurasi dan detail yang rendah.
Peta seperti ini umumnya digunakan ketika ingin melihat kondisi umum suatu
wilayah.
Pada peta RBI skala 1 : 50.000 lembar Banjarmasin, detail yang nampak pada
peta berupa simbol titik, simbol garis dan simbol area. Pada peta peta RBI skala 1 :
50.000 lembar Banjarmasin ditemukan simbol titik piktorial berwarna merah yang
mewakili masjid, serta kotak hitam berbentuk letter L terbalik yang mewakili
bangunan. Selain itu terdapat pula simbol titik piktorial berbentuk jangkar yang
mewakili pelabuhan. Kemudian terdapat simbol titik geometri seperti simbol
penjumlahan (plus/tambah) yang menjadi simbol dari rumah sakit. Selain simbol
titik, pada Pada peta peta RBI skala 1 : 50.000 lembar Banjarmasin juga terdapat
simbol garis. Simbol garis terdiri dari garis biru meliuk yang mewakili sungai, garis
lurus berwarna cokelat dengan les hitam pada sisi-sisinya yang mewakili jalan raya,
garis meliuk berwarna cokelat yang mewakili garis kontur, serta garis lurus berwarna
hitam yang mewakili jalan setapak pada peta peta RBI skala 1 : 50.000 lembar
Banjarmasin. Lalu terdapat pula simbol area atau wilayah dengan garis biru bersusun
yang mewakili irigasi atau area persawahan. Pada peta peta RBI skala 1 : 50.000
lembar Banjarmasin terdapat pula simbol area dengan warna hijau yang mewakili
hutan dengan wilayah putih yang mewakili semak belukar.
Pada peta RBI skala 1 : 25.000 lembar Sumber, detail yang nampak pada peta
berupa simbol titik, simbol garis, dan simbol area. Pada peta peta RBI skala 1 :
25.000 lembar Sumber ditemukan simbol titik piktorial berwarna hitam yang
mewakili masjid. Pada peta tersebut juga dijumpai simbol titik piktorial yang
berbentuk seperti perahu yang mewakili pasar dan icon buku terbuka yang mewakili
sekolah. Pada peta juga dapat ditemui kenampakan simbol geometri berupa simbol
tambah yang mewakili rumah sakit serta kotak hitam kecil yang mewakili bangunan.
Pada peta dapat pula dijumpai simbol titik piktorial ikon bangunan dengan inisial
huruf di sisi atasnya. Huruf D berarti kantor desa, P berarti kantor polisi, esrta C
berarti kantor kecamatan. Terdapat pula ikon jangkar yang mewakili pelabuhan.
Selain simbol titik, pada Pada peta peta RBI skala 1 : 25.000 lembar Sumber juga
terdapat simbol garis. Terdapat garis lurus putus-putus diselingi titik-titik yang
mewakili batas kabupaten. Kemudian garis hitam lurus horizontal dengan irisan garis
hitam vertikal yang presisi mewakili jalan kereta api. Simbol garis lainnya seperti
garis biru meliuk yang mewakili sungai, garis lurus berwarna cokelat dengan les
hitam pada sisi-sisinya yang mewakili jalan raya, garis meliuk berwarna cokelat yang
mewakili garis kontur, serta garis lurus putus-putus berwarna hitam yang mewakili
jalan setapak pada peta peta RBI skala 1 : 25.000 lembar Sumber. Lalu terdapat pula
simbol area atau wilayah dengan garis biru bersusun yang mewakili area tadah hujan
atau area persawahan. Pada peta peta RBI skala 1 : 25.000 lembar Sumber terdapat
pula simbol area dengan berwarna bulatan-bulatan hijau dengan titik-titik hitam yang
mewakili hutan dengan wilayah titik-titik hijau kecil yang mewakili semak belukar.
Terdapat pula simbol area berwarna kuning yang mewakili tegal atau lading serta
area berwarna hijau rata yang mewakili area perkebunan.
Pada peta RBI skala 1 : 10.000 lembar Caringin, detail yang nampak pada peta
berupa simbol titik, simbol garis dan simbol area. Pada peta peta RBI skala 1 :
10.000 lembar Caringin ditemukan simbol titik geometri berupa kotak berwarna
merah muda dengan inisial huruf di sisi atasnya. Huruf Ps berarti pasar, Ms berarti
masjid, Sk berarti sekolah, Rs berarti rumah sakit, Kd berarti kantor desa, Pl berarti
kantor polisi, serta Kc berarti kantor kecamatan. Terdapat pula simbol titik berbentuk
kotak hitam yang mewakili bangunan-bangunan yang terdapat pada peta. Selain
simbol titik, pada Pada peta peta RBI skala 1 : 10.000 lembar Caringin juga terdapat
simbol garis. Terdapat garis lurus putus-putus diselingi titik-titik yang mewakili
batas kabupaten. Kemudian terdapat kotak hitam putih panjang yang presisi
mewakili jalan kereta api. Simbol garis lainnya seperti garis biru meliuk yang
mewakili sungai, garis lurus berwarna cokelat yang mewakili jalan raya, garis-garis
meliuk berwarna cokelat yang mewakili garis kontur, serta garis lurus putus-putus
berwarna hitam yang mewakili jalan setapak pada peta peta RBI skala 1 : 10.000
lembar Caringin. Lalu terdapat pula simbol area atau wilayah dengan kotak-kotak
bergaris biru bersusun yang mewakili area irigasi atau area persawahan. Pada peta
peta RBI skala 1 : 10.000 lembar Caringin terdapat pula simbol area dengan
berwarna bulatan-bulatan hijau kecil yang mewakili semak belukar. Terdapat pula
area berwarna putih yang mewakili tegal atau lading serta area berwarna hijau tua
yang mewakili area perkebunan.
Sekilas, simbol-simbol yang terdapat pada masing-masing peta RBI memiliki
banyak kesamaan. Seperti beberapa simbol garis dan simbol area tidak memiliki
perbedaan yang berarti. Namun, pada simbol titik, terdapat beberapa perbedaan dari
ketiga peta RBI yang dianalisis seperti yang Nampak pada simbol pasar, masjid,
rumah sakit, kantor desa, kantor polisi serta kantor kecamatan. Perbedaan tersebut
khususnya dari segi warna dan bentuk yang terdapat pada masing-masing peta.
Skala peta adalah rasio dari ukuran di peta dibandingkan dengan ukuran pada
dunia nyata. Peta yang memiliki skala 1:10.000 memiliki arti bahwa setiap 1 cm
jarak di peta sama dengan 10.000 cm jarak di dunia nyata. Jika jarak antara titik A
dengan titik B pada peta adalah 10 cm, maka di dunia nyata jarak antara titik A dan
B tersebut adalah 100.000 cm atau sekitar 1 km.
Skala peta dianggap besar atau kecil bergantung pada hasil baginya, sebagai
contoh, peta RBI skala 1:10.000 lembar Caringin dianggap lebih besar dibandingkan
dengan peta RBI skala 1:50.000 lembar Banjarmasin. Skala pada peta akurat ketika
wilayah yang dipetakan kecil, oleh sebab itu kenampakan simbol-simbol yang
terdapat pada peta RBI skala 1:10.000 lembar Caringin terlihat lebih detail. Jika
wilayah perpetaannya besar, dampak dari kelengkungan bumi akan membuatnya
mengalami distorsi, sehingga diperlukan sistem proyeksi. Pada peta dunia, distorsi
yang ada pada lintang tinggi begitu besar sehingga skala yang ditulis umumnya
hanya akurat untuk daerah kathulistiwa.

G. KESIMPULAN
Peta Rupabumi (RBI) adalah peta yang menggambarkan semua unsur-unsur topografi
yang nampak di permukaan bumi, baik unsur alam (seperti sungai, garis pantai, danau,
kehutanan, gunung, hutan, dan lain sebagainya) maupun unsur buatan manusia (seperti
jalan, jembatan, permukiman, pelabuhan, batas-batas administratif suatu wilayah).
Fungsi peta rupabumi (RBI) secara umum adalah sebagai petunjuk arah dan lokasi suatu
tempat di permukaan bumi, sebagai petunjuk seberapa besar jarak antara satu tempat
dengan tempat lainnya, sebagai salah satu saranan untuk menggambarkan bentuk bumi
seperti permukannya, pulau, negara, sungai, gunung dan lainnya.
Sumber informasi selanjutnya setelah peta adalah atlas. Atlas adalah sekumpulan peta
yang disusun dengan rapih dan sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Jadi atlas ini
terdiri dari lembaran-lembaran peta yang disusun seperti buku dimana seluruhnya
terintegrasi degan tujuan dari atlas tersebut seperti mengetahui benua di dunia dan
informasi lainnya mengenai informasi pengetahuan yang ada di dalam atlas.
Simbol termasuk salah satu unsur penting dalam peta. Adanya simbol dapat
mempermudah kita untuk membaca dan memahami peta. Simbol yang dapat ditemukan
pada sebuah peta, secara garis besar dapat kita golongkan menjadi empat jenis, yakni:
simbol warna, simbol titik, simbol garis, dan simbol wilayah. Adapun wujud simbol
dalam kaitannya dengan unsur yang digambarkan dapat dibedakan atas wujud piktorial,
geometrik, dan huruf.
Simbol-simbol yang terdapat pada masing-masing peta RBI yang dianalisis memiliki
banyak kesamaan. Seperti beberapa simbol garis dan simbol area tidak memiliki
perbedaan yang berarti. Namun, pada simbol titik, terdapat beberapa perbedaan dari
ketiga peta RBI yang dianalisis seperti yang Nampak pada simbol pasar, masjid, rumah
sakit, kantor desa, kantor polisi serta kantor kecamatan. Perbedaan tersebut khususnya
dari segi warna dan bentuk yang terdapat pada masing-masing peta.
Skala peta dianggap besar atau kecil bergantung pada hasil baginya, sebagai contoh,
peta RBI skala 1:10.000 lembar Caringin dianggap lebih besar dibandingkan dengan peta
RBI skala 1:50.000 lembar Banjarmasin. Skala pada peta akurat ketika wilayah yang
dipetakan kecil, oleh sebab itu kenampakan simbol-simbol yang terdapat pada peta RBI
skala 1:10.000 lembar Caringin terlihat lebih detail.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Simbol Peta Berdasarkan Bentuk dan Artinya.”
https://www.geologinesia.com/2017/08/simbol-peta-berdasarkan-bentuk-
dan-artinya.html (diakses pada 19 Oktober 2021, pukul 22.52 WIB)
Bakosurtanal. 2004. Petunjuk Teknis Penggunaan Peta Rupabumi Indonesia (RBI).
Jakarta: Bakosurtanal.
Bos E.S. 1973. Cartographic Principles in Thematic Mapping. The Netherlands. ITC
Lecture Note, Enschede
Handoyo, S. 2009. Kaidah Kartografis; Sebuah Kontemplasi Profesi. Jakarta: Forum
Teknik Atlas Badan Informasi Geospasial.
Hidayati, I. N. 2010. Buku Panduan Praktikum Kartografi Dasar. Yogyakarta:
Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada.
Kartanegara, Uman. et all. 2013. Peninjauan Secara Kartografis dalam Pembuatan
Peta Kampus Universitas Dipenogoro. Jurnal Geodesi Undip Volume 2,
Nomor 4, Oktober 2013, (ISSN : 2337-845X), Hal. 10-26
Koeman. C. 1984. “The History of Cartography” in Basic Cartography for Student
and Technicians, Vol 1. The Netherlands: International Cartographic
Association.
Kraak, M. dan Ormeling, F. 2007. Kartografi Visualisasi Data Geospasial.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Muehrcke, Phillip C. 1978. Map Case, Reading, .Analysis, and Interpretation.
Madison: JP Publications.
Prihandito, Aryono. et all. 1998. Pengertian Peta. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
PT. Indonesia Milik Kita. 2021. Geomedia. https://geomedia.com (diakses pada 17
Oktober 2021, pukul 22:00 WIB)
Robinson, Arthur, et all. 1978. Elements of Cartography. New York: John Wiley &
Sons, Inc.
Strahler, Arthur N. 1969. Physical (Geography). New York: John Wiley&·Sons, Inc.
Subagio, 2002. Pengetahuan Peta. Bandung: Penerbit ITB.

LAMPIRAN
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai