Kelompok : 6A
Nama : Isman Hadi
NIM : 2202010029
Asisten Praktikum : Tri Nurdinda Lubis
PRAKATA
Isman Hadi
2
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Table 1. Alat dan Bahan yang digunakan ............................................................ 8
Table 2. Spesies mangrove Desa Pengudang ................................................... 10
Table 3. Spesies biota asosiasi Desa Pengudang ............................................. 10
4
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
Persiapan
Menyiapkan alkohol,
Mengambil sampel
koran, cotton bud, dan
daun hingga akar lamun
sampel
Menempatkan sampel
pada kertas herbarium
dan menuliskan
identifikasi pada label
10
Untuk hasil identifikasi biota asosiasi mangrove bisa dilihat pada Table 3.
berikutL
No Spesies
1 Scylla paramamosain
2 Telescopium telescopium
3 Telebralia sulcata
Table 3. Spesies biota asosiasi Desa Pengudang
4.2. Pembahasan
4.2.1. Spesies mangrove
4.2.1.1. Rhizophora apiculata
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotiledonae
Order : Myrtales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Species : Rhizophora apiculata
Habitatnya ada di daerah
pasang surut yang bervariasi seperti
lumpur, pasir, dan batu. Memiliki kulit
kayu yang bercelah berwarna abu-abu
hingga hitam. Memilik akan tunjang
yang mencuat dari bawah.. Daunnya
berbentuk lanset melebar dengan
ujung meruncing, memiliki gagang
berwarna hijau, dengan panjang
gagang 1-3,5 cm dan panjang pinak
Gambar 2. Rhizophora apiculata
daun sekitar 4-6 cm. Bunga
11
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Myrtales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Species : Rhizophora mucronata
Dibandingkan dengan R.
apiculata, pohon ini dapat
dibedakan oleh daun yang
besar, panjang tengah
maksimum, dan benang
sari yang pendek.
Rhizophora jenis ini dapat
mencapai ketinggian
hingga 30 m dengan
diameter batang yang
mencapai 35 cm. Daunnya
yang lebar berbentuk elipa
dan berwarna hijau tua di Gambar 3. Rhizophora mucronata
bagian atas dan hijau muda kekuningan di bagian bawah. Permukaan
bawah daun memiliki bercak hitam yang tersebar. Kelompok bunga, yang
berjumlah 4-8, bergantung di ketiak daun, dengan mahkota berwarna putih
berbulu dan kelopak yang berwarna kuning susu hingga hijau kekuningan.
Buahnya memiliki ukuran 2-2,3 cm diameter dan 50-70 cm panjang, bersifat
vivipar dan hipokotil, serta berubah warna menjadi hijau hingga kekuningan
saat matang. Batangnya memiliki kulit luar yang bervariasi antara abu-abu
terang, abu-abu tua, atau coklat terang, dengan permukaan yang kasar dan
bersisik. Kulit dalamnya berserabut, berwarna merah muda hingga merah
tua. Akarnya menonjol dari batang dengan bentuk tunjang, dilengkapi
dengan lentisel untuk pernapasan.
Phylum : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Myrtales
Family : Lythraceae
Genus : Sonneratia
Species : S. alba
Order : Myrtales
Family : Combretaceae
Genus : Lumnitzera
Species : L. Littorea
14
Kingdom : Plantae
Phylum : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Malpighiales
Family : Rhizophoraceae
Genus : Bruguiera
Species : Bruguiera cylindrica
15
Kingdom : Animalia
Phylum : Molusca
Class : Gastropoda
Ordo : Neotaenioglossa
Family : Potamididae
Genus : Telescopium
Species : Telescopium telescopium
Telescopium telescopium
adalah jenis siput laut
dengan cangkang kerucut
yang dapat mencapai
ukuran hingga delapan
hingga sepuluh sentimeter.
Siput-siput ini hidup di hutan
mangrove di berbagai
tempat, seperti Goa, India,
Thailand Tenggara, Filipina,
Queensland, Australia, dan
sebagainya. Siput ini
Gambar 11. Telescopium telescopium
bereproduksi dengan
membuahi telur di dalam tubuhnya. Meskipun siput jantan tidak memiliki
penis, spermanya dikeluarkan dalam paket melalui lubang di atas telur siput
betina.
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Hasil identifikasi praktikum ini terdapat 6 spesies mangrove yang
ditemui dan 3 spesies biota asosiasi ekosistem tersebut. 6 spesies
mangrove tersebut yakni Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata,
Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Lumnitzera littorea, dan Bruguieera
cylindrica. Sedangkan biota asosiasinya meliputi Scylla paramamosain,
Telescopium Telescopium, dan Telebralia sulcata.
5.2. Saran
Hasil ini menunjukkan bahwa ekosistem mangrove tidak hanya
memiliki nilai ekologis yang tinggi, tetapi juga memiliki peran krusial dalam
mendukung kehidupan beragam jenis flora dan fauna. Kesimpulan ini dapat
menjadi dasar untuk pemahaman lebih lanjut tentang ekologi mangrove dan
pentingnya pelestarian serta keberlanjutan ekosistem ini. Selanjutnya,
upaya konservasi dan pengelolaan yang tepat perlu diterapkan untuk
menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove dan melindungi
keanekaragaman hayati yang dimilikinya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Farid, A., Rosi, M. F., & Arisandi, A. (2022). Struktur Komunitas Mangrove
di Ekowisata Mangrove Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten
Pamekasan. JURNAL KELAUTAN NASIONAL, 17(3), 231–242.
Halidah, H. (2014). Lumnitzera littorea (Jack) Voight, Mangrove Sejati yang
Terancam Punah. Buletin Eboni, 11(2), 129–137.
Harahap, I. M., Syahrial, S., Erniati, E., Erlangga, E., Imanullah, I., &
Ezraneti, R. (2022). Gastropoda Telescopium telescopium
(Linnaeus, 1758) di Hutan Mangrove Desa Cut Mamplam Provinsi
Aceh, Indonesia. Jurnal Kelautan Tropis, 25(2), 156–168.
https://doi.org/10.14710/jkt.v25i2.13353
Kristian, I. (2021). Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu Dan
Berkelanjutan Yang Berbasis Masyarakat. Jurnal RASI, 1(1), 49–63.
https://doi.org/10.52496/rasi.v1i1.29
Kurniawati, A., Bengen, D. G., & Madduppa, H. (2014). Characteristics of
Telescopium telescopium on mangrove ecosystem at the Segara
Anakan Lagoon, Cilacap District, Central Java. Bonorowo Wetlands,
4(2), 71–81. https://doi.org/10.13057/bonorowo/w040201
Nurdiansah, D., & Dharmawan, I. W. E. (2021). COMMUNITY
STRUCTURE AND HEALTHINESS OF MANGROVE IN
MIDDLEBURG-MIOSSU ISLAND, WEST PAPUA. Jurnal Ilmu Dan
Teknologi Kelautan Tropis, 13(1), 81–96.
https://doi.org/10.29244/jitkt.v13i1.34484
Purnobasuki, H. (2011). Ancaman Terhadap Hutan Mangrove di Indonesia
dan Langkah Strategis Pencegahannya. Bulletin PSL Universitas
Surabaya, 25, 3–6.
Rusila Noor, Y., Khazali, M., & Suryadiputra, I. N. N. (1999). Panduan
Pengenalan Mangrove di Indonesia (3 ed.).
SIbua, J., Nurafni, Wahab, I., & Koroy, K. (2021). Karakteristik Morfometrik
Keong Bakau (Telescopium Telescopium) di Ekosistem Mangrove
Desa Daruba Pantai Kabupaten Pulau Morotai. Jurnal Laot Ilmu
Kelautan, 3(2).
Suhendra, T., Nugraha, sapta, Pradana, L., Putra, R. D., Prayetno, eko,
andrizal, Hayaty, N., Laziola, G., Padli, & Rosma, I. H. (2022).
Implementasi Energi Baru Terbarukan untuk Mendukung Ekowisata
Terpadu Masyarakat Desa Pengudang Pasca Pendemi COVID-19.
Jurnal Sustainable: Jurnal Hasil Penelitian dan Industri Terapan,
11(2), 83–89. https://doi.org/10.31629/sustainable.v11i2.5122
Syarif, I. A., Edy Utomo, & Eko Prihartanto. (2021). IDENTIFIKASI
POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KELURAHAN
KARANG ANYAR PANTAI KOTA TARAKAN. Jurnal Cakrawala
20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil identifikasi spesies mangrove dan biota asosiasi
Gambar 4. Sonneratia alba Gambar 5. Akar napas S. alba Gambar 6. Xylocarpus granatum