Kelompok 1
i
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3
2.1 Ekowisata Subak Sembung Peguyangan....................................................................3
2.2 Tumbuhan Air.............................................................................................................3
2.3 Kualitas Lingkungan Perairan....................................................................................4
2.4 Nekton........................................................................................................................4
2.5 Burung Air..................................................................................................................4
BAB III. BAHAN DAN METODE...............................................................................6
3.1 Metode Penelitian.......................................................................................................6
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian......................................................................................6
3.3 Objek Penelitian.........................................................................................................6
3.4 Alat dan Bahan Penelitian..........................................................................................6
3.5 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................................7
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................9
4.1 Hasil...........................................................................................................................9
4.2 Pembahasan...............................................................................................................11
4.2.1 Jenis Tumbuhan Air........................................................................................11
4.2.2 Kelimpahan, Keanekaragaman, dan Dominansi.............................................13
4.2.3 Jenis Bentos dan Invertebrata Air...................................................................15
4.2.4 Jenis Burung Air.............................................................................................16
4.2.5 Kualitas Air.....................................................................................................17
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................18
5.1 Kesimpulan................................................................................................................18
5.2 Saran..........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
ekosistem subak sembung juga ditunjang dari berbagai organisme yang ada seperti
tumbuhan air, nekton, burung air, invertebrata air, epibentik juga ditunjang pula dari
segi kualitas air pada perairan yang terdapat di subak sembung. Namun terdapat
kemungkinan terjadinya pencemaran pada lokasi akibat banyaknya aktivitas yang
dilaksanakan di tempat tersebut. Oleh karena itu praktikum ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana kualitas lingkugan di sekitar subak sembung, mengetahui
bagaimana kondisi tumbuhan air di lokasi praktikum.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini dilaksanakan meliputi:
1. Mengetahui bagaimana kelimpahan, keanekaragaman, dan dominansi tumbuhan air
pada lokasi praktikum.
2. Mengetahui jenis-jenis bentos dan invertebrata yang ada di lokasi praktikum.
3. Mengetahui kualitas lingkungan lokasi praktikum
4. Mengetahui jenis, kebiasaan dan tingkah laku burung air yang terdapat pada lokasi
praktikum.
5. Mengetahui jenis-jenis nekton yang terdapat pada lokasi praktikum
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
berada di permukaan air mengakibatkan oksigen yang dihasilkan akan dilepas ke
atmosfer dan sebagian kecil dilepas ke air, sehingga oksegen yang terlarut dalam
perairan akan lebih sedikit. Fosfat dan Nitrat menjadi nutrien utama sebagai
pertumbuhan tumbuhan air yang berasal dari aktivitas manusia seperti budidaya,
tambak, pertanian, dan limbah rumah tangga, jika keberadaannya melimpah akan
menyebabkan tumbuhan air tumbuh pesat dan melimpah.
2.3 Kualitas Lingkungan Perairan
Menurut Boyd (1990), kualitas lingkungan perairan ialah kelayakan lingkungan
perairan untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme air yang nilainya
dinyatakan dalam suatu kisaran tertentu. Kualitas lingkungan perairan erat kaitannya
dengan kualitas air di suatu perairan. Beberapa parameter yang dijadikan tolak ukur
dalam pengajian kualitas perairan diantaranya parameter fisika, kimia, dan biologi.
Parameter fisika meliputi suhu, salinitas, dan kecerahan; parameter kimia meliputi DO
(Dissolved Oxygen), pH, dan logam berat; parameter biologi meliputi keberadaan
organisme itu sendiri. Kualitas suatu perairan juga berkaitan erat dengan kegiatan atau
aktivitas masyarakat di sekitar perairan. Kualitas air sungai sangat dipengaruhi oleh
aktifitas manusia, khususnya yang berada di sekitar sungai (Ibisch dkk, 2009). Hal ini
dikarenakan aktivitas masyarakat dapat memicu terjadinya pencemaran, yaitu masuknya
zat asing yang dapat menurunkan kualitas perairan. Kualitas perairan yang buruk tidak
dapat mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme.
2.4 Nekton
Nekton merupakan cara hidup hewan yang mampu berenang bebas dan melawan
arus. Ikan dan mamalia laut merupakan nekton di suatu perairan (Kadarusman et al.,
2019). Pada ekosistem sawah ikan dapat membatasi pertumbuhan tanaman liar,
sehingga mengurangi biaya penyiangan tanaman liar. Selain itu, ikan di sawah memiliki
beberapa manfaat yaitu dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah karena adanya
kotoran kan yang mengandung unsur hara, sehingga dapat mengurangi penggunaan
pupuk (Akbar, 2017). Keberadaan ikan disawah didukung oleh daya mobilitas, dengan
hal ini sawah memerlukan peningkatan optimalisasi irigasi sebagai sumber air mengalir.
2.5 Burung Air
Burung air adalah jenis burung yang seluruh aktifitas hidupnya berkaitan dengan
daerah perairan. Tempat yang biasa dihuni oleh burung air ialah pada daerah lahan
basah baik alami maupun buatan. Burung air secara ekologis bergantung pada lahan
basah yang mencakup lahan basah alami maupun lahan basah buatan, seperti hutan
mangrove, rawa dataran berlumpur, tambak, sawah, dan lain-lain (Suriansyah et al,
2016). Burung air memanfaatkan lokasi lahan basah yang tersedia makanan untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Lahan basah serta
tegakan tumbuhan yang ada di atasnya sebagai tempat mencari makan, maupun
beristirahat (Anggraeni, 2019). Sumber pakan burung air sebagian besar terdiri dari
bentos. Makrozoobentos yang sering dijadikan makanan bagi burung air dari bivalvia,
gastropoda, crustacea, polychaeta dan ikan (Howes et al, 2003).
Keberadaan burung air pada suatu tempat tentu dipengaruhi oleh ketersediaan
makanan, predator, dan kesesuaian habitat atau kualitas lingkungannya. Menurut
Hadinoto et al (2012) penyebaran burung air dipengaruhi oleh keadaan habitat dan
4
tersedianya pakan yang tersedia di habitatnya. Sebagian besar burung air merupakan
burung migran yang menempuh perjalanan hingga puluhan ribu kilometer. Burung air
akan singgah di beberapa tempat untuk beristirahat sebelum kembali ke tempat asalnya
(Anggraeni, 2019). Salah satu alasan terjadinya migrasi pada burung air yaitu terjadinya
perubahan pada struktur habitat. Burung-burung yang tidak mampu bertahan dengan
kondisi lingkungan akan pergi mencari tempat yang mendukung kehidupannya
(Ruskhanidar & Hambal, 2007).
5
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah atau teknik yang digunakan demi
memperoleh data mengenai suatu objek dari penelitan yang memiliki tujuan untuk
memecahkan suatu permasalahan.
Menurut Subagyo yang dikutip dalam Syamsul Bahry dan Fakhry Zamzam
(2015:3). Metode Penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk mendapatkan kembali
pemecahan terhadap segala permasalahan yang diajukan. Sedangkan menurut Priyono
(2016:1) Metode Penelitian adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan
pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk membuat gambaran mengenai
situasi atau kejadian yang ada, dimana data yang digunakan merupakan data yang sesuai
dengan tujuan penelitian dan data yang digunakan tersebut akan diproses, kemudian dari
proses tersebut akan ditarik suatu kesimpulan.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2023 berlokasi di Subak
Sembung, Peguyangan, Denpasar. Untuk pembuatan laporan penelitian ini berlangsung
pada minggu ke-3 bulan Oktober 2023 hingga minggu ke-1 bulan November 2023 di
rumah masing-masing anggota peneliti.
3.3 Objek Penelitian
Menurut Husein Umar (2013:60) objek dalam penelitian adalah derajat dimana
pengukuran yang dilakukan bebas dari pendapat dan penilaian subjektif, bebas dari bias
dan perasaan orang-orang yang menggunakan tes. Sedangkan menurut Sugiyono
(2013:38) menjelaskan bahwa Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu sesuatu hal objektif, valid, dan
reliable tentang suatu hal (variabel tertentu).
Dapat disimpulkan dari penjelasan di atas bahwa objek penelitian merupakan
suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu guna mendapatkan data
spesifik dan mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda. Dalam penelitian ini yang
menjadi objek penelitian adalah kondisi tumbuhan air, perilaku tumbuhan air, benthos
dan invertebrate, dan kualitas lingkungan.
3.4 Alat dan Bahan Penelitian
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Penelitian
Adapun bahan dan alat yang kami gunakan dalam penelitian ini sebagai berikut
No Bahan dan Alat Kegunaan dalam Penelitian
.
1. Transek 1x1 Untuk menangkap organisme
(tumbuhan air) dalam suatu titik
penelitian
6
2. Saringan Untuk menangkap organisme dalam
air agar mudah didapatkan
7
Teknik pengumpulan data yang kami lakukan untuk penelitian ini sebagai
berikut
a. Dokumentasi
Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dengan cara
dokumentasi. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan mencatat data yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari pengamatan, serta merekam
gambaran sebagai bukti kegiatan pengamatan berlangsung
b. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang teoritis
sebagai pembanding dengan data penelitian yang telah diperoleh. Data tersebut dapat
diperoleh dari literatur jurnal, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan
penelitian ini.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Jumlah Individu Tumbuhan Air per Stasiun
Jumlah Individu Total Individu
Stasiun Nama Tumbuhan
Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4
1 Kangkung Air 7 13 6 5 31
apu-apu 13 10 0 21 44
2 Padi 38 19 28 17 102
Eceng gondok 0 7 15 25 47
3 Kangkung Air 6 10 16 14 46
Apu-apu 13 10 0 0 23
Padi 66 58 66 70 260
4 Genjer 6 6 5 6 23
Padi 60 49 41 33 183
5 Padi 66 58 81 70 275
Eceng gondok 17 0 13 19 49
Total 1.083
9
Total 149
Tabel 4.7 Perhitungan Nilai Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman, dan Indeks
Dominansi per Stasiun
10
Indeks Indeks Indeks
Stasiun
Keanekaragaman Keseragaman Dominansi
1 0,678 0,421 0,515
2 0,623 0,387 0,568
3 0,647 0,402 0,648
4 0,349 0,217 0,801
5 0,385 0,239 0,774
Rata-rata 0,536 0,333 0,661
Kriteria Rendah Rendah Tinggi
4.2 Pembahasan
4.2.1 Jenis Tumbuhan Air
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa jenis tumbuhan air yang dijumpai di
objek wisata Subak Sembung Peguyangan Bali antara lain kangkung air (Ipomoea
aquatica), apu-apu (Pistia stratiotes), genjer (Limnocharis flava), eceng gondok
(Eichhornia crassipes), dan padi (Oryza sativa). Tumbuhan air tersebut ditemukan di
stasiun yang berbeda, maka dari itu tidak semua jenis tumbuhan air tersebut terdapat
disetiap stasiun penelitian.
a) Kangkung air (Ipomoea aquatica)
Klasifikasi dan deskripsi kangkung air (Ipomoea aquatica) berdasarkan Sunardi et
al (2013) adalah sebagai berikut
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheobionta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Dicotiledoneae
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea aquatica
Kangkung pada umumnya memiliki 2 varietas yaitu kangkung darat dan
kangkung air (Hapsari et al., 2018). Kangkung air memiliki batang yang menjalar
dengan daun licin berbentuk mata panah dan keseluruhan tanaman ini berwarna hijau.
Bunga pada tumbuhan kangkung ini berbentuk payung atau seperti mirip terompet.
Buahnya berbentuk bulat yang di dalamnya berisi 3-4 butir. kangkung air memiliki
kemampuan mengakumulasi logam berat, dan polutan di dalam air, sehingga sangat
baik digunakan untuk proses fitoremidasi (Rais, 2022).
11
Genus : Pistia
Spesies : Pistia stratiotes
Tumbuhan ini tidak memiliki batang yang jelas atau bahkan tidak memiliki
batang, tulang daun sejajar, tipis, dan terselubung, susunan daun membentuk roset di
dekat akar, sehingga disebut roset akar. Daun yang muda bewarna hijau, sedangkan
daun yang sudah tua bewarna kuning. Akar serabut membentuk seperti keranjang yang
dapat tubuh hingga 80 cm dan dikelilingi oleh gelembung udara, sehingga
meningkatkan daya apung tumbuhan apu-apu ini (Hidayah et al., 2020)
12
Klasifikasi dan deskripsi padi (Oryza sativa) berdasarkan adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Dvisi : Spermatophytae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Gramineae
Genus : Oryza
Spesies : Oriza sativa
Padi (Oryza sativa) memiliki perakaran serabut yang berfungsi menyerap air dan
zat makanan dari dalam tanah. Daun padi memanjang dengan ruas searah batang daun.
Batang padi membulat dengan rongga yang biasa disebut jerami. Padi memiliki bunga
yang terdiri dari tangkai, kelopak, dan palae. Secara varietas padi dapat dibedakan
menjadi padi sawah dan padi gogo (Monareh dan Ogie, 2020). Padi sawah memerlukan
genangan air yang biasanya ditanam di daerah dataran rendah. Sedangkan padi gogo
biasanya ditanam pada lahan kering di daerah dataran tinggi. Kedua jenis padi ini tidak
memiliki perbedaan secara morfologi, hanya saja tempat tumbuhnya yang menbedakan.
13
Gambar 4.1 Kelimpahan Tumbuhan Air
b) Keanekaragaman
Tingkat kestabilan suatu komunitas terhadap tingkat spesies dapat dilihat dari
hasil perhitungan indeks ekologi yaitu indeks keanekaragaman, indeks keseragaman,
dan indeks dominansi. Objek wisata Subak Sembung Peguyangan Bali memiliki rata-
rata indeks keanekaragaman sebesar 0,536 (Tabel 4.1). Nilai tersebut masuk kedalam
kategori rendah artinya komunitas tersebut tersusun oleh sedikit jenis. Kriteria tersebut
mengacu pada indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dalam Krebs, 1972 yang
menyatakan bahwa nilai H > 3 menunjukkan keanekaragaman tinggi atau jenis pada
transek melimpah, nilai 1 ≤ H ≤ 3 menunjukkan kategori keanekaragaman sedang, dan
kategori keanekaragaman rendah yaitu bernilai < 1 yang artinya jumlah jenis pada
transek sedikit (Nuraina dan Prayoga, 2018).
c) Keseragaman
14
Objek wisata Subak Sembung memiliki rata-rata nilai keseragaman yaitu 0,333
(Tabel 4.1). Nilai keseragaman tersebut masuk dalam kategori rendah, sebagaimana
mengacu pada indeks ekologi Shannon-Wiener dalam Krebs, 1972 yang menyatakan
bahwa keseragaman rendah berada pada nilai pada range 0,4 ≤ E ≤ 0. Hal ini
menandakan bahwa suatu komunitas memiliki perbedaan jauh pada segi jumlah spesies
sehingga kondisi lingkungan tidak stabil, karena mengalami tekanan. Berdasarkan
Gambar 4.2 stasiun 1 memiliki nilai keseragaman tertinggi yaitu 0,421 dan keseragaman
terendah ada pada stasiun 4 yakni 0,217. Pada stasiun 1 ditemukan tanaman kangkung
dan apu-apu yang jumlahnya tidak signifikan berbeda yaitu masing-masing 31 dan 44.
Sedangkan pada stasiun 4 ditemukan tumbuhan genjer dan padi yang memiliki jumlah
sangat signifikan masing-masing yaitu 41 dan 275
d) Dominansi
Indeks dominansi merupakan indeks yang menggambarkan pola penyebaran
dominansi jenis dalam tegakan dalam arti suatu tegakan dipenuhi oleh suatu jenis
spesies yang mendominasi pada suatu komunitas. Rata-rata nilai indeks dominansi di
objek wisata yaitu 0,661. Nilai tersebut masuk dalam kategori dominansi tinggi yang
memiliki range angka 0,6 ≤ C ≤ 1,0. Berdasarkan hasil perhitungan (Gambar 4.4)
stasiun 1 merupakan dominansi terendah dengan nilai 0,515 dan tertinggi pada stasiun 4
dengan nilai 0,801. Indeks dominansi berbanding terbalik dengan indeks keseragaman.
Semakin tinggi nilai indeks dominansi, maka akan semakin rendah nilai indeks
keseragaman karena perbedaan jumlah antara spesies, dan sebaliknya semakin kecil
nilai indeks dominasi maka akan semakin tinggi indeks keseragaman yang artinya tidak
ada kecenderungan dominansi oleh jenis tertentu (Wijana et al., 2019). Hal ini dapat
dilihat pada hasil seperti Gambar 4.3 dan Gambar 4.4. Stasiun 1 menjadi stasiun dengan
hasil nilai indeks keseragaman tertingi seperti pada Gambar 4.3 yaitu 0,421 dan menjadi
stasiun dengan nilai dominansi terendah yaitu 0,515, sedangkan nilai indeks
keseragaman terendah berada pada stasiun 4 yaitu 0,217 menjadi stasiun dengan nilai
indeks dominansi tertinggi yaitu 0,801.
15
Gambar 4.4 Indeks Dominansi per Stasiun
16
4.2.4 Jenis Burung Air
a) Burung blekok sawah (Ardeola speciosa)
Klasifikasi dan deskripsi padi (Oryza sativa) berdasarkan adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Pelecaniformes
Famili : Ardeidae
Genus : Ardeola
Spesies : Ardeola speciosa
Pada saat praktikum terlihat beberapa burung blekok sawah yang sedang
mencari makan. Burung blekok sawah (Ardeola speciosa) merupakan salah satu burung
air yang banyak ditemukan di daerah persawahan. Makanan utamanya adalah serangga,
ikan, dan kepiting. Setiap sore terbang menuju tempat istirahat, dengan kepakan
perlahan, berpasangan atau bertiga. Burung ini memiliki ukuran tubuh yang kecil
dengan Panjang tubuh sekitar 46 cm., kepada dan dada berwarna coklat, punggung
nyaris hitam. Tubuh bagian atas lainnya coklat-bercoret, tubuh bagian bawah putih.
Menurut hasil penelitian Christian (2013) blekok sawah aktif mencari makan di pagi
hari (06.00-11.00) dan pada sore hari (14.00-17.00).
4.2.5 Kualitas Air
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum, didapatkan hasil dari kualitas air
di lima titik yang berbeda. Pengamatan terhadap kualitas air tersebut kami
menggunakan parameter dengan pendekatan secara kualitatif. Kondisi lingkungan
tersebut bersih dari limbah baik limbah pertanian maupun limbah domestik. Namun di
titik pertama lokasi pengamatan kami menemukan satu sampah plastik kecil di
pinggiran aliran air. Sampah plastik tersebut merupakan sampah bungkus makanan yang
bersumber dari wisatawan yang berkunjung ke lokasi tersebut. Untuk empat titik
lainnya cukup bersih tanpa adanya limbah jenis apapun.
Model drainase pada lima titik pengamatan yang berbeda menggunakan sistem
saluran terbuka. Sistem drainase saluran terbuka merupakan sistem saluran drainase
yang permukaan airnya secara penuh mendapat pengaruh dari atmosfer (udara luar).
Sistem drainase ini juga dapat menampung air hujan agar dapat mengalir dengan baik.
Tingkah laku masyarakat pada lima titik pengamatan lokasi kualitas air cukup
baik. Masyarakat khususnya petani dalam mengelola titik tersebut dapat dikatakan
cukup baik dengan tidak mengotori pengairan serta meminimalisir limbah yang ada.
Untuk wisatawan yang berkunjung atau melewati ttitik tersebut cukup baik dengan tidak
mengganggu sistem pengairan namun hanya beberapa limbah yang perlu diminimalisir
lagi.
17
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Melalui penelitian ini, kami dapat menyimpulkan pemahaman lebih lanjut
tentang keanekaragaman, kelimpahan, jenis tumbuhan air; invertebrata air; dan kualitas
air di Subak Sembung. Berdasarkan bab sebelumnya dapat diketahui bahwa kami
mendapatkan beberapa jenis tumbuhan air yaitu kangkung air (Ipomoea aquatica), apu-
apu (Pistia stratiotes), genjer (Limnocharis flava), eceng gondok (Eichhornia
crassiper), padi (Oryza sativa). Kelimpahan tertinggi pada padi (Oryza sativa) yang
mana padi memiliki daya adaptasi tinggi di wilayah lokasi Subak Sembung. Selain
tumbuhan air, kami mengamati invertebrata air yaitu keong tutut (Bellamya javanica)
yang banyak tersebar di lokasi pengamatan, burung blekok sawah yang termasuk
burung air (Ardeola speciosa), dan kualitas air di lima titik yang berbeda.
5.2 Saran
Adapun saran dari kegiatan penlitian praktikum Limnologi ini yaitu perlunya
pegelolaan lebih lanjut dalam kualitas keanekaragaman tumbuhan air, invertebrata, dan
system pengairan agar lebih terjaga kedepannya. Diharapkan dengan adanya laporan
praktikum ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman lebih lanjut mengenai
tumbuhan air, invertebrate dan burung air, serta kualitas air sebagai sumber belajar atau
referensi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, A. 2017. Peran Intensifikasi Mina Padi Dalam Menambah Pendapatan Petani
Padi Sawah Digampong Gegarang Kecamatan Jagong Jeget Kabupaten Aceh
Tengah. Jurnal Sains Pertanian, 1(1): 28-38.
Anggraeni, R.F. 2019. Perilaku Menangkap Mangsa pada Burung Air di Areal Lahan
Basah Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung
Timur. Skripsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lampung.
Astuti, L.P dan Indriatmoko. 2018. Kemampuan Beberapa Tumbuhan Air dalam
Menurunkan Pencemaran Bahan Organik dan Fosfat untuk Memperbaiki
Kualitas Air. Jurnal Teknologi Lingkungan, 19(2): 183-190.
Azizah, M.N.L., Wulandari, D., Marianti, A. 2021. Tantangan Mewujudkan Ekowisata
Sungai Berkelanjutan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Manusia dan
Melindungi Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Indonesian Journal of
Conservation, 10 (2):72-77.
Boyd, C.E. 1990. Water quality in ponds for aquaqulture. First Printing. Aubum
University of Agriculture Experiment Station. Alabama. USA
Bulu, V. E., Suryatini, K. Y., & Widana, I. (2020). KERAGAMAN ARTHROPODA
PERMUKAAN TANAH DI KAWASAN EKOWISATA SUBAK SEMBUNG,
BANJAR PULUGAMBANG, KELURAHAN PEGUYANGAN, KECAMATAN
DENPASAR UTARA, BALI. Emasains, 9(1), 98-103.
Dalem, A.A.G.R. 2016. Kajian Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan Di
Subak Sembung, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara.
Kelompok Studi Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.
Dewi, N.P.B.Y., Arthana, I.W Dan Wijayanti, N.P.P. 2018. Keanekaragaman Dan
Kelimpahan Tumbuhan Air Di Subak Pulagan, Tampaksiring, Gianyar, Bali.
Current Trends In Aquatic Science, 1(1): 40-46.
Fadhilah N, Masrianih, Sutrisnawati. 2013. Keanekaragaman Gastropoda Air Tawar di
Berbagai Macam Habitat di Kecamatan Tanambulava Kabupaten Sigi. E-Jipbiol,
2: 13-19.
Galgani, F., Arnawa, I. K., & Sukerta, I. M. (2018). Pendapatan Usahatani Padi Sawah
di Subak Sembung Kelurahan Peguyangan Kecamatan Denpasar
Utara. AGRIMETA: Jurnal Pertanian Berbasis Keseimbangan Ekosistem, 8(16).
Hadinoto, Mulyadi, A., Siregar, Y.I., 2012, Keanekaragaman Jenis Burung di Hutan
Kota Pekanbaru. Jurnal Lingkungan Hidup, 6 (1): 25-42.
Hidayah, W.N., Ilham, M dan Irawanto, R. 2020. Re-Inventarisasi Keanekaragaman
Tanaman Air Dan Persebarannya Di Kebun Raya Purwodadi-Lipi. Seminar
Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek (SNPBS) ke-V 2020
Holmes, J., D. Bakewell, and Y.R. Noor. 2003. Panduan Studi Burung Pantai. Wetlands
International-Indonesia Programme. Bogor: 327 pp.
Ibisch, R. dan Borchardt, D. 2009. Integrated Water Resouces Management (IWRM):
From Reasearch to Implementation. www.wasserressourcen-management.de.
19
Kadarusman., Rachmawati, R., Setyawidati, N.A.R., Sektiana, S.P., Tapilatu, R.F.,
Albasri, H., Nurdin, E., Saputra, r.S.H., Muhammad, D.N., Nursid dan Purbani,
D. 2019. Sumber Daya Hayati Maritim:Jakarta Pusat: Amafrad Press
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Rencana Pengelolaan Lansekap
Budaya Provinsi Bali. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Kristin, D Dan Anom, I.P. 2017. Potensi Eco-Cycling Ekowisata Subak Sembung, Di
Desa Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara. Jurnal Destinasi Pariwisata,
5(1): 150-155.
Monareh, J dan Ogie, T.B. 2022. Pengendalian Penyakit Menggunakan Biopestisida
Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L). Jurnal Agroekoteknologi Terapan, 1(1):
11-13.
Muhajir, A. 2016. Ekowisata Subak Sembung, Melestarikan Sawah Sekaligus
Mencegah Banjir. Diakses pada 18 Oktober 2023 di
https://www.mongabay.co.id/2016/01/26/ekowisata-subak-sembung-
melestarikan-sawah-sekaligus-mencegah-banjir/.
Nurafifah., Pratiwi, N.J., Pratiwi, C., Mardian., Azizah, A., Hasbi, A.R dan Sapar. 2023.
Pemanfaatan Tanaman Genjer (Limnocharis Flava) Menjadi Keripik Yang
Bernilai Jual. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 6(6): 2175-2183.
Nuraini, I, Fahrizal Dan Proyogo, H. 2018. Analisa Komposisi Dan Keanekaragaman
Jenis Tegakan Penyusun Hutan Tembawang Jelomuk di Desa Meta Bersatu
Kecamatan Sayan Kabupaten Melawi. Jurnal Hutan Lestari, 6 (1): 137 – 146.
Perdana T, Melani WR, Zulfikar A. 2013. Kajian Kandungan Bahan Organik terhadap
224 Kelimpahan Keong Bakau (Telescopium telescopium) di Perairan Teluk
Riau Tanjungpinang. Skripsi. FIKP, UMRAH, Riau. 52.
Rais, A. 2022. Inventarisasi Tanaman Air Yang Tahan Terhadap Pencemaran Air Di
Kecamatan Wara Selatan Kota Palopo. Cokroaminoto Journal of Biological
Science 3 (1) : 21-25
Ruskhanidar, Hambal, M. 2007. Kajian Tentang Keanekaragaman Spesies Burung di
Hutan Mangrove Aceh Besar Pasca Tsunami 2004. Jurnal Kedokteran Hewan, 1
(2): 76- 84.
Santhiawan, P Dan Suwardike, P. 2019. Adaptasi Padi Sawah (Oryza Sativa L.)
Terhadap Peningkatan Kelebihan Air Sebagai Dampak Pemanasan Global.
Agricultural Journal, 292): 130-144.
Sari, W.P., Bahtiar., Emiyarti. 2016. Studi Preferensi Habitat Siput Tutut (Bellamya
javanica) di Desa Amonggedo Kabupaten Konawe. Jurnal Manajemen
Sumberdaya Perairan, 1 (2): 213-224.
Saripatung, G.L., Tamanampo, J.F., Manu, G. 2013. Struktur Komunitas Gastropoda di
Hamparan Lamun Daerah Intertidal Kelurahan Tongkeina Kota Manado. Jurnal
Ilmiah Platax, 1(3): 102-108.
Sedana, G., B. M. Arjana, dan I. N. Sudiarta. 2018. Potensi Subak dalam Pengembangan
Ekowisata : Kasus Subak Sembung di Kelurahan Peguyangan, Kecamatan
Denpasar Utara. Kota Denpasar. DwijenAgro VIII (1) : 113-122
Sudipta, I.G.M., Arthana, I.W dan Suryaningtyas, E.W. 2020. Kerapatan dan Persebaran
Tumbuhan Air di Danau Buyan Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Journal of
Marine and Aquatic Sciences, 6(1): 67-77.
20
Sunardi, O., Adimihardja, S.A dan Mulyaningsih, Y. 2013. Pengaruh Tingkat Pemberian
Zpt Gibberellin (Ga3) Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kangkung Air
(Ipomea Aquatica Forsk L.) Pada Sistem Hidroponik Floating Raft Technique
(Frt). Jurnal Pertanian, 4(1): 33-47.
Suraya, U. 2019. Inventarisasi Dan Identifikasi Tumbuhan Air Di Danau Hanjalutung
Kota Palangka Raya. Jurnal Daun, 6(2): 149-159.
Suriansyah, M., Setyawati, T.R., Yanti, A.H. 2016. Jenis-Jenis Burung Air Di Hutan
Mangrove Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas. Protobiont, 5 (3): 77-81.
Wiguna, A.A. dan S.P. Kaler Surata. 2008. Multifungsi Ekosistem Subak dalam
Pembangunan Pariwisata di Bali. Penerbit: Aksara Indonesia, Yogyakarta,
kerjasama dengan Yayasan Somya Pertiwi, Bali. Cetakan I.
Wijana, I.M.S., Ernawati, N.M Dan Pratiwi, M.A. 2019. Keanekaragaman Lamun Dan
Makrozoobentos Sebagai Indikator Kondisi Perairan Pantai Sindhu, Sanur, Bali.
Ecotrophic, 13(2): 238–247.
Yunita, L.H., Efawani dan Eddiwan. 2017. Identification of types and aquatic plants
coverage area in the Bandar Kayangan Lembah Sari Lake, Rumbai Pesisir Sub-
Regency, Pekanbaru, Riau Province. Jurnal JOM, 3: 1-12
Bahri, Syamsul. 2014. Model Penelitian Kuantitatif Berbasis SEM-Amos. Yogyakarta:
Deepublish.
Umar, Husein. 2013. Metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis. Jakarta: Rajawali
pers
21