Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH

EKOLOGI AKUATIK

Nasrul A.Buka

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
1

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH


EKOLOGI AKUATIK

“Ekosistem Perairan Tawar”

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan


Mata Kuliah Ekologi Akuatik

Nasrul A.Buka
O 271 21 068

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
2

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Ekosistem Perairan Tawar


Nama : Nasrul A.Buka
Stambuk : O 271 21 068
Kelas : Akua 2
Kelompok : 7 (Tujuh)

Menyetujui :

Koordinator Asisten Praktikum Asisten Praktikum Mata Kuliah


Mata Kuliah Ekologi Akuatik Ekologi Akuatik

Dewi Ardani Yayu Srikandy Dewanto


O 271 18 003 O 271 19 109

Mengetahui :

Dosen Koordinator Praktikum Mata Kuliah


Ekologi Akuatik

Dr.Ir. Jursri Nilawati, M. Sc


Nip.19670613 199103 2 001
3

UCAPAN TERIMAH KASIH

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya

sehingga Laporan Praktek Lapang Ekologi dengan judul Ekosistem Perairan

Tawar. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan serta doa selama saya

melalukan praktikum.

2. Dr. Ir. Jusri Nilawati, M. Sc Selaku dosen koordiator Praktek Mata Kuliah

Ekologi Akuatik

3. Dewi Ardani selaku Koordinator Asisten Praktikum Mata Kuliah Ekologi

akuatik beserta Asisten-asisten Praktikum Mata Kuliah Ekologi.

4. Teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan Laporan

Praktek Lapang Ekologi Akuatik ini, namun sebagai manusia tidak luput dari

kesalahan. Oleh karena itu dengan penuh rasa rendah hati penulis menerima

kritikan dan saran yang sifatnya membangun. Semoga laporan praktek lapang

ekologi akautik dengan judul Ekosistem Perairan Tawar ini dapat memberikan

manfaat kepada pembacanya.

Palu, Maret 2023

Muh. Rafal
4

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................. i
HALAMAN JUDUL................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH.................................................................... iv
DAFTAR ISI.............................................................................................. v
DAFTAR TABEL..................................................................................... iiv
DAFTAR GAMBAR................................................................................. vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Tujuan.......................................................................................... 2
1.3 Manfaat........................................................................................ 2
BAB 2 METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat...................................................................... 3
2.2 Alat dan Bahan............................................................................ 3
2.3 Perosedur Kerja........................................................................... 4
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kondisi Sungai Umum Sungai Bumi Perkemahan Anoa Paneki 5
3.2 Keanekaragaman Fauna di Sungai Bumi Perkemahan Anoa
Paneki.......................................................................................... 6
3.2.1 Ular Viber Hijau (Trimeresurus albolabris)............................ 6
3.2.2 Kodok Telaga (Fejarverya limnocharis) ................................. 7
3.2.3 Kumbang Penyelam (Hydrophiloidae) ................................... 8
BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan...................................................................................... 9
4.2 Saran............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Sungai Bumi Perkemahan Anoa Paneki ............................. 5
Gambar 3.2 Ular Viber Hijau (Trimeresurus albolabris) ...................... 6
Gambar 3.3 Kodok Telaga (Fejervarya limnocharis) ............................ 8
6

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perairan umum daratan di Indonesia mencapai 13,85 juta ha yang terdiri atas

12,0 juta ha sungai dan paparan banjir, 1,8 juta ha danau alam, dan 0,05 ha danau

buatan atau waduk. Dari Keseluruhan perairan umum daratan di Indonesia, 65%

luas perairan umum daratan dari pulau Kalimantan, 23% dari pulau Sumatra,

7,8% dari pulau Papua, 3,5% dari pulau Sulawesi, serta 0,7% berasal dari pulau

Jawa, Bali, Nusa tenggara (Kartamiharja ddk, 2017).

Ekologi adalah ilmu pengetahuan antara organisme dan lingkunganny.

definisikan ekologi secara umum adalah disiplin ilmu yang mengaji hubungan

organisme-organisme atau kelompok organisme, seperti manusia, hewan,

tumbuhan, dengan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali digunakan oleh

Reiter pada tahun 1865, kemudian dikemukakan oleh Haeckle, pakar biologi

berkebangsaan Jerman pada tahun 1869. Haeckle mendefinisikan ekologi sebagai

suatu keseluruhan pengetahuan yang berkaitan dengan hubungan-hubungan total

antara organisme dengan lingkungannya yang bersifat organik dan anorganik

(McNaughton dan Wolf,1998 dalam Kaswadi 2015).

Ekosistem akuatik adalah tipe ekosistem yang sebagai lingkungan fisiknya

didominasi oleh air. Ekosistem akuatik dipengaruhi oleh empat faktor yaitu

penetrasi Cahaya matahari, substrat, temperatur dan jumlah material terlarut.

Akan tetapi, faktor penentu utama dari ekosistem perairan adalah jumlah garam

terlarut di dalam air. Jika mengandung kadar garam yang tinggi, maka disebut

ekosistem laut Sebaliknya, Jika perairan tersebut sedikit mengandung garam


7

terlarut maka disebut ekosistem air tawar (Firdaushi dan Rizal, 2018).

Sungai merupakan badan air yang berbentuk memanjang pada permukaan

bumi yang terbentuk secara alamiah, mulai dari yang berukuran kecil di bagian

hulu, sampai ukuran besar bagian hilir. Fungsi sungai yaitu, untuk menampung air

hujan yang jatuh diatas permukaan bumi dan mengalirkanya beserta material yang

ada di dalamnya ketempat-tempat yang lebih rendah dan terus mengalir ke laut

(Leobis dkk, 2013 dalam Firdaushi dan Rizal, 2018). Sungai sebagai salah satu

badan perairan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor alam maupun

aktivitas manusia. Adanya masukan limbah atau sampah dari kegiatan manusia di

sekitar badan sungai secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi

kondisi fisika dan kimia air sungai, yang akhirnya dapat mempengaruhi

kehidupan biota di dalam maupun di sekitar sungai tersebut (Firdaushi dan Rizal,

2018).

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ekologi akuatik adalah untuk mengetahui bagaimana

ekosistem akuatik pada sungai serta keterkaitanya antar organisme di dalam

ekosistem sungai.

1.3 Tujuan

Manfaat dari praktikum ekologi akuatik adalah sebagai media pembelajaran


bagi mahasiswa tentang bagaimana keterkaitan antar organisme dalam ekosistem
sungai.
8

BAB 2 METODE PRAKTEK

2.1 Waktu dan Tempat

Praktek lapang ekologi akautik, dimulai pada tanggal 18 maret 2023, Pada

pukul 08.00 WITA hingga selesai di sungai Bumi Perkemahan Anoa Paneki,

Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

2.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada saat praktek lapang ekologi, yaitu dapat

dilihat pada tabel 2-1:

Tabel 2-1. Alat yang Digunakan Saat Praktikum


No Alat Hasil
1 Kantong plastik Untuk menyimpan organisme yang didapatkan
2 Karet gelang Untuk menggikat plastik yang berisi organisme
3 Saringan Untuk mengambil organisme
4 Kertas label Untuk menandai tiap organisme
5 Alat tulis Untuk mencatat hal-hal penting
6 Hp Untuk mengambil dokumentasi
7 Alkohol Untuk menimbang organisme uji dan menimbang
pakan
8 Botol sampel Untuk menempati wadah untuk mengawetkan
sampel
8 Hp Untuk mengambilgambar sebagai dokumentasi
9 Alat tulis Mencatat hal-hal penting

Bahan yang digunakan yaitu alkohol 95% yang digunakan untuk

mengawetkan organisme yang didapatkan.


9

3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktek lapang ekologi akuatik yaitu sebagai

berikut:

1. Menyiapkan alat-alat yang digunakan;

2. Mencari lokasi yang akan diambil organismenya;

3. Mengamati perairan sungai apakah ada organisme akuatiknya;

4. Mengambil organisme uji dengan menggunakan saringan;

5. Memasukkan organisme uji kedalam kantong pelastik dan dan di ikat

menggunakan karet;

6. Memberi label pada kantong sampel.


10

BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Umum Lokasi Praktikum

Adapun kondisi umum lokasi praktikum lokasi praktikum sungai paneki dapat

di lihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Lokasi Praktikum Sungai Paneki

Sungai Paneki merupakan salah satu Daerah aliran sungai dengan topografi

yang berbukit- bukit, tipe daerah aliran sungai yang berpotensi menyebabkan

terjadinya erosi, juga dikarenakan vegetasi yang ada disekitaran DAS Paneki

adalah tanaman semusim (ladang) dengan kemiringan 9% dan panjang lereng

312,3m, tanaman perkebunan kakao dengan kemiringan lereng 31% dengan

panjang lereng 43m dan Hutan Sekunder dengan kemiringan lereng 9% dan

panjang lereng 213,5m, kebun campuran dengan kemiringan 8% dengan panjang

lereng 23,7m. Keadaan tersebut berpotensi terhadap dampak terjadinya proses

erosi jangka panjang apabila pengelolaan lahan pertanian yang dilakukan tidak
11

sesuai dengan aturan yang ada, dan juga tidak adanya tindakan konservasi (Kias

dkk, 2016).

3.2 Keragaman fauna sungai paneki

Adapun keragaman fauna sungai paneki dapat dilihat pada penjelasan sebagai

berikut:

3.2.1 Ular Viper Hijau (Trimeresurus insularis)

Adapun gambar Ular Viper hijau lokasi praktikum sungai paneki dapat di lihat

pada gambar berikut:

Gambar 3.2 Ular viper hijau (Trimeresurus insularis)

Menurut Integrated Taxonomic Information System (ITIS) 2023,

klasifikasi ikan nila yaitu : Kingdom : Animalia, Subkingdom : Bilateria,

Infrakingdom : Deuterostomia, Phylum : Chordata, Subphyum : Vertebrata,

Infraphylum : Gnathostomata, Superclass : Tetrapoda, Class : Reptilia, Suborder :

Serpentes linnaeus, Family : Viperidae oppel, Genus : Trimeresulus lacepede,

Spesies : Trimeresulus insularis.


12

Ular hijau (Trimeresurus insularis) adalah satwa yang memiliki penyebaran

yang luas di mulai dari Jawa, Bali, Adonara, Alor, Flores, Komodo, Lombok,

Padar, Rinca, Romang, Roti, Sumba, Sumbawa, Timor, dan Wetar. Ular hijau

yang hidup menjadi satwa nocturnal, arboreal dan crepuscular dapat digolongkan

pada jenis ular berbisa tinggi (high venom). Ular hijau termasuk salah satu jenis

ular yang memiliki nama lain Pitviper dengan morfologi yang dapat diamati yaitu

berwarna hijau pada sepanjang tubuh dan warna merah pada ujungekor, serta

memiliki lubang pendeteksi panas (heat pit) yang digunakan untuk berburu

mangsa dalam keadaan gelap. Status keberadaan ular hijau menurut IUCN red list

tahun 2008 yaitu dalam status list concern, dalam hal ini status tersebut

menandakan jika status konservasi yang diberikan kepada ularhijau tidak masuk

ke dalam kategori mengalami kepunahan, yang artinya jumlah populasinya masih

cenderung stabil. Status ini semakin menurun akibat ular hijau yang hidup bebas

dialam tidak memiliki standard pemeliharaan dan akan rentan terinfeksi oleh

parasit cacing yang berasal dari mangsa seperti amphibi, ikan, ular kecil, tikus

(Panjaitan dkk,2021).

3.2.2 Kodok lembu (Rana catesbeiana)

Gambar 3.3 Kodok lembu


13

Menurut Integrated Taxonomic Information System (ITIS) 2023,

klasifikasi ikan nila yaitu : Kingdom : Animalia, Subkingdom : Bilateria,

Infrakingdom : Deuterostomia, Phylum : Chordata, Subphyum : Vertebrata,

Infraphylum : Gnathostomata, Superclass : Tetrapoda, Class : Ampibia, Order :

Anura, Family : Ranidae batsch, Genus : Lithobates fitzinger, Spesies :

Lithobhates catesbeianus

Laju metamorfosis katak lembu (Rana catesbeiana Shaw) sama seperti amfibi

yang lain ditentukan oleh hormon tiroid yang mengatur aktivitas metabolisme.

Dalam proses metabolisme peranan hormon tiroid mempunyai pengaruh yang

nyata terhadap pertumbuhan dan diferensiasi, serta mengontrol metamorphosis

katak menjadi dewasa. Faktor yang berpengaruh terhadap fungsi kerja tiroid

adalah yodium. Bila suplay yodium yang dibutuhkan untuk produksi dihambat

maka proses metamorfosis berudu akan terhambat (Rahman dan Lukman, 2014).

Katak yang banyak diminati dan di budidaya masyarakat adalah jenis katak

Lembu (Rana catesbeiana Shaw). Namun permasalahnnya daya pasok Indonesia

mengalami penurunan sehingga produksi katak Lembu belum memenuhi

permintaan pasar untuk ekspor. Laju metamorfosis katak Lembu yang

memerlukan waktu relatif lama serta ukuran yang tidak seragam merupakan faktor

pembatas sehingga tidak mampu memenuhi permintaan saat dibutuhkan (Rahman

dan Lukman, 2014).


14

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil praktikum yang telah di

lakukan pada sungai bimi perkemahan paneki iyalanh sungai paneki ekosistem di

sungai paneki masih terjaga karna masih banyak interaksi dan rantai makanan

antar sepsis seperti ular dan katak.

4.2 Saran

Semoga praktikum kedepanya lebih baik lagi dengan menggunakan alat yang

lengkap dan pada tempat yang mempunyai ekosistem bagus.


15

DAFTAR PUSTAKA

Firdaushi, N. F., & Rijal, M. (2018). Kajian Ekologis Sungai Arbes Ambon
Maluku. BIOSEL (Biology Science and Education): Jurnal
Penelitian Science dan Pendidikan, 7(1), 13-22.

Kartamihardja, E. S., Purnomo, K., & Umar, C. (2017). Sumber daya ikan
perairan umum daratan di Indonesia-terabaikan. Jurnal kebijakan
perikanan indonesia, 1(1), 1-15.

Kaswadi, K. (2015). Paradigma Ekologi dalam Kajian Sastra. Paramasastra:


Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan Pembelajarannya, 2(2).

Kias, M. F., Ramlan, R., & Zainuddin, R. (2016). Prediksi Erosi Tanah Di Das
(Daerah Aliran Sungai) Paneki Kecamatan Biromaru Kabupaten
Sigi. Agrotekbis: E-Jurnal Ilmu Pertanian, 4(6), 667-674.

Panjaitan, C., Suprihati, E., Yudhana, A., Hastutiek, P., Wibawati, P. A., &
Purnama, M. T. E. (2021). Acanthochephaliasis pada Ular Hijau
(Trimeresurus insularis). Jurnal Medik Veteriner, 4(1), 155-159.

Rahman, L., & Kurniawan, N. (2014). Pengaruh Perlakuan Larutan Yodium


Dengan Dosis dan Lama Pendedahan yang Berbeda Terhadap Laju
Metamorfosis dan Kelangsungan Hidup Berudu katak Lembu
(Rana catesbeiana Shaw). Jurnal Biotropika| Vol, 2(3), 154.
16
17

\
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai