Anda di halaman 1dari 34

KONDISI KARAKTERISTIK BIOLOGI LAUT DI

PANTAI DAN PERAIRAN ANGSANA


KABUPATEN TANAH BUMBU

LAPORAN PRAKTEK BIOLOGI LAUT

NAINI ALISA AMBARWATI


2010716320013

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat-Nya Laporan Pratik Lapang Geologi Laut dapat penulis selesaikan tepat
pada waktunya. Laporan Praktik Lapang Biologi Laut ini berisi data mengenai
“Kondisi Karakteristik Bialogi Laut Di Pantai dan Perairan Pantai Angsana
Kabupaten Tanah Bumbu”. Shalawat serta salam Penulis ucapkan dan curahkan
untuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang telah telah
menyampaikan petunjuk dari Allah kepada seluruh umat manusia.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Laut. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
pembuatan laporan ini terutama kepada dosen pengampu mata kuliah Biologi Laut
yang telah memberikan pengetahuan dan wawasan, dan penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan semangat
dalam pembuatan laporan ini.
Terkait penulisan dan pembuatan laporan ini, penulis menyadari bahwa ada
kekurangan yang terdapat pada laporan ini. Maka dari itu, penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun, agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.
Demikian yang dapat penulis sampikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Banjarbaru, 29 Desember 2021

Naini Alisa Ambarwati

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................ii
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................iii
1.2 Tujuan Praktikum/Praktek ............................................................................................iv
1.3 Rumusan Masalah .........................................................................................................iv
1.4 Ruang Lingkup ..............................................................................................................iv
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ....................................................................................iv
1.4.2 Ruang Lingkup Materi ......................................................................................iv
BAB 2 ...................................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 2
BAB 3. METODE PRAKTIK ................................................................................. 3
3.1. Waktu dan Tempat ....................................................................................................... 3
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................................................. 3
3.3. Metode Pengambilan Sampel ....................................................................................... 4
3.3.1. Penentuan Lokasi Stasiun Penelitian........................................................... 4
3.3.2. Tahap Pengambilan Data .................................................................................. 4
3.3.3. Analisis Laboratorium .................................................................................... 10
3.4. Analisis Data .............................................................................................................. 10
3.4.1. Kelimpahan Plankton ...................................................................................... 10
3.4.2. Kepadatan Makrozoobenthos .......................................................................... 18
BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 25
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 25
3.2 Saran........................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 1

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa
Belanda "biologie", yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, βίος,
bios ("hidup") dan λόγος,logos ("lambang", "ilmu"). Dahulu sampai tahun 1970-an
digunakan istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa Arab, artinya "ilmu
kehidupan").Biologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari tentang makhluk hidup yang ada di perairan dapat mempelajari tingkat
struktur organisai kehidupan mulai dari tingkatan molekul, sel, jaringan, organ,
system organ,organisme, populasi, komunitas, ekosistem, bioma dan biosfer. Ada
beberapa alasan untuk mempelajari biologi laut diantaranya laut yang sebagai
sumber makanan, obat, bahan dasar, rekreasi dan pariwisata. Manusia telah
mempelajari tentang kehidupan laut sejak pertama kali mereka melihat
samudera.
Aristoteles dianggap sebagai ahli biologi laut pertama.Dia
menjelaskan beberapa bentuk kehidupan laut dan banyak penjelasannya yang
dianggap tepatpada saat ini. Aristoteles juga melakukan studi ilmu lain. Sebagai
contoh, dia megatakan bahwa insang adalah alat pernapasan pada ikan. Interaksi
dalam hal ini memiliki pola interaksi antar individu, interaksi antarpopulasi, interaksi
antar komunitas dan interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan biotik maupun
lingkungan abiotic serta berbagai karakter makhluk hidup yang beradaptasi dengan
lingkungan.
Laut sebagai wilayah yang mendapatkan banyak pengaruh karena pemanasan
global memicu banyak bencana alam seperti tingginya gelombang, meningkkatnya
paras air laut dan suhu laut kemudian plankton sangat berpengaruh besar kepada
kehidupan laut yang berperan dalam rantai makanan yang menjadi tumpuan bagi
makhluk hidup yang ada di perairan.
Biologi laut yakni ilmu pengetahuan tentang kehidupan biota laut,
berkembang begitu cepat untuk mengungkap rahasia kehidupan berbagai jenis biota
laut yang jumlah jenisnya luar biasa besarnya dan keanekaragaman jenisnya luar
biasa tingginya. Tingginya keanekaragaman jenis biota di laut barangkali hanya
dapat ditandingi oleh keanekaragaman jenis biota di hutan hujan tropik di darat.
Pemanfaatan biota laut yang makin hari makin meningkat dibarengi oleh
kemajuan pengetahuan tentang kehidupan biologi yang tertampung dalam ilmu
pengetahuan alam laut yang dinamakan biologi laut (marine biology). Sedangkan

iii
ilmu yang mempelajari hubungan antara biota laut dan lingkungannya dan antara
mereka sendiri dinamakan ekologi (ecology). Biota yang ada di laut diantaranya
terumbu karang, lamun, dan mangrove yang termasuk perpaduan antara laut dan
daratan kata lain perairan payau.

1.2 Tujuan Praktikum/Praktek


 Mahasiswa mampu memahami konsep Purposive Sampling dalam
pengambilan sampling Plankton dan Benthos.
 Mahasiswa mampu dan terampil dalam menggunakan alat sampling
planktonet dan grab sampler untuk benthos
 Mahasiswa mampu dan terampil dalam preparasi sampel plankton dan
benthos
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi samplel plankton dan benthos
 Mahasiswa mampu menentukan kelimpahan plankton dan kepadatan
benthos
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis mangrove

1.3 Rumusan Masalah


Masalah yang ada dalam laporan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa peranan dari biologi?
2. Pengertian dari biologi laut?
3. Peranan laut di perairan?

1.4 Ruang Lingkup


1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Pengambilan sampel plankton dan benthos di perairan estuari Sungai
Angsana dan di sekitar perairan terumbu karang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi
Kalimantan Selatan pada tanggal 11 November 2021 hingga 13 November 2021.

1.4.2 Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup dari laporan ini hanya membahas tentang Pemgambilan
sampel plankton dan benthos menggunakan alat sampling, juga mengidentifikasi
sampel plannton, benthos annjenis mangrove di perairan Angsana.

iv
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagian besar air permukaan memiliki beragam spesies yang ada di
perairanberperan sebagai reservoir bagi penyakit-penyakit infeksi. Beberapa hewan-
hewan air yang berada di perairan berperan sebagai inang bagi salah satu tahapan siklus
hidup parasite. Kehadiran sejumlah spesies predator menjadi factor merugikan budidaya
perikanan, bedasarkan habitatnya yaitu Neutron ebagai organisme hidup pada zona
interfase air dan udara, Plankton yang hidup dikolom dikatakan habitat plankton, Epibion
sebagai organisme yang ada subtract di badan air laut dan Epidopion sebagai organisme
yang ada pada jaringan (Irianto, 2005).
Biota lau tadalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup di dalam laut
dari ukuran yang paling kecil hingga yang lebih besar. Bidang yang dipelajaribiologi laut
hampir sama dnegan biologi lainnya. Ekosistem Perairan Pesisir Kawasan pesisir (coastal
zone) merupakan suatu ekosistem (ke arah darat dan laut) yang di dalamnya terjadi
interaksi yang kompleks baik faktor fisik, ekologi, biologi, sosial ekonomi dan budaya,
sehingga timbul masalah yang kompleks dan memerlukan pemecahan secara holistik.
Kawasan pesisir semakin penting karena di dalammnya terdapat sumberdaya yang dapat
dimanfaatkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan kawasan
pesisir yang semakin meningkat dengan orientasi ekonomi (economy oriented) dan
mengabaikan keberlanjutan ekologi (sustainable ecology) menyebabkan ekosistem
pesisir dan laut menjadi rusak. Kondisi perairan pesisir semakin memburuk yang
disebabkan oleh berbagai pencemar karena aktivitas di kawasan pesisir (Manurung, 2011
diacu oleh Manurung, 2012 ). Wilayah pesisir merupakan daerah yang cukup penting di
Indonesia. Wilayah Indonesia sebagian besar didominasi oleh lautan, sehingga
sumberdaya alam yang terdapat di daerah pesisir di Indonesia juga melimpah, karena di
daerah pesisir terdapat lebih dari satu ekosistem. Menurut Kusumastanto (2006), wilayah
pesisir memiliki konsentrasi-konsentrasi keunggulan wilayah yang tidak dimiliki wilayah
lain, yaitu (1) keunggulan sumberdaya alam misalnya mangrove, terumbu karang, dan
padang lamun, (2) karakteristik kultural yang khas dengan ciri egaliter, inward looking
dan dinamis, dan (3) adanya keterkaitan hubungan masyarakat dengan sumberdaya
wilayah pesisir (Sulistianto, 2010).

2
BAB 3. METODE PRAKTIK
3.1. Waktu dan Tempat
Pengambilan sampel plankton dan benthos di perairan estuari Sungai Angsana
dan di sekitar perairan terumbu karang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan
Selatan pada tanggal 11 November 2021 hingga 13 November 2021.

Gambar .1. Peta Stasiun Pengambilan sampel Plankton dan Benthos pada Estuari Sungai
Angsana Kabupaten Tanah Bumbu

3.2. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktik lapang ini dapat dilihat pada Tabel
di bawah ini

Tabel 1. Peralatan yang digunakan dalam Praktik Lapang


No. Nama Alat Kegunaan
1. Global Positioning System (GPS) Menentukan posisi stasiun
2 Botol Sampel 20 ml Menyimpan sampel air dan plankton
3 Ember 10 Liter Mengambil sampel plankton
4 Plankton Net mesh size (25 – 35 µ) Menyaring sampel plankton
5 Kompas Mengetahui arah arus
6 Layang-layang arus Mengukur arus
7 Stopwatch Mengetahui waktu yang ditentukan
8 Kamera Dokumentasi penelitian
9 Handrefraktometer Mengukur salinitas
10 Water Checker Mengukur pH dan DO
11 Sechi Disk Mengukur kecerahan

3
12 Thermometer Mengukur suhu perairan
13 Cool Box Menyimpan botol sampel
14 Alat Tulis Menulis data pengukuran
15 Grab Sampler Mengambil sampel benthos
16 Ayakan Menyaring makrobenthos
17 Kantong Plastik Menyimpan sampel sedimen
18 Botol sampel Menyimpan sampel benthos
19. Slide Identifikasi Mangrove

Tabel 3.2 Bahan yang digunakan dalam Praktik Lapang


No. Nama Bahan Kegunaan
1. Aquades Mengkalibrasi alat
2. Lugol Mengawetkan sampel Plankton
3. Formalin Mengawetkan sampel Plankton
4. Tisu Membersihkan alat

3.3. Metode Pengambilan Sampel


3.3.1. Penentuan Lokasi Stasiun Penelitian
Pengambilan data di lapangan dilakukan di sekitar Sungai, (1). Aliran Sungai, (2).
Estuari dan (3). Laut. Penentuan stasiun berdasarkan kondisi dan keadaan di lapangan,
dengan menggunakan metode (Purpossive Sampling). Pengambilan sampel dilakukan
pada 4 stasiun di perairan estuari sungai Angsana, berikut ini adalah urairan setiap titik
stasiun.
a. ST-1, merupakan stasiun yang berlokasi di dalam sungai Angsana
b. ST-2, merupakan perwakilan wilayah muara sungai Angsana.
c. ST-3, merupakan stasiun antara pesisir dan perairan terumbu karang
d. ST-4, merupakan stasiun yang dekat perairan terumbu karang (karang Kima)

3.3.2. Tahap Pengambilan Data


a. Pengambilan Sampel Plankton
Pengambilan sampel plankton dilakukan dengan cara mengambil sampel air pada
saat pasang dan surut dengan menggunakan ember berukuran 10 liter sebanyak 10 kali
pengulangan, kemudian di tuangkan ke dalam plankton net yang berukuran 25
mikrometer dengan tujuan menyaring plankton. Air yang sudah disaring dengan
menggunakan plankton net, dimasukkan ke dalam botol plankton, kemudian tetesi
dengan lugol sebanyak 1 tetes ke dalam botol plankton dengan tujuan untuk
mengawetkan sampel plankton. Kemudian sampel air yang sudah diperoleh dilapangan
kemudian dilanjutkan dengan menganalisis di Laboratarium.

b. Pengambilan Sampel Benthos


Pengambilan sampel benthos dilakukan dengan menggunakan grab sampler
sebanyak 4 stasiun. Sampel sedimen dalam grab dipindahkan ke kantong plastik dan
diberikan penomoran stasiun. Setelah pengambilan sampel dilakukan penyaringan

4
dengan menggunakan ayakan untuk mendapatkan sampel makrozoobenthos dan
dipindahkan ke dalam botol sampel serta diberikan pengawet formalin. Setiap stasiun di
marking menggunakan GPS untuk mendapatkan data kordinatnya.

c. Pengambilan Data Kualitas Air


Tahap pengambilan data insitu (secara langsung dilapangan): arus, suhu, salinitas,
do, pH, dan kecerahan serta parameter nitrat dan fosfat secara ex-situ
- Arus
Pengambilan data arus menggunakan layang-layang arus, dengan memberi jarak
sampai lima meter, tunggu beberapa menit sampai tali tersebut membentang. Kemudian
catat jarak, dan arah dengan mengunakan kompas dan stopwatch.

Arus
X Y
Waktu Arah (°) Jarak Kecepatan
-3,7687 115,5948 82 180 5 0,06
-3,7900 115,7383 27,02 192 5 0,19
-3,9889 115,7697 30,64 146 5 0,16
-3,7858 115,8119 14,34 152 5 0,35
-3,7858 115,6961 12,58 125 5 0,40
-3,8000 115,6453 12,54 166 5 0,40
-3,7733 115,6014 4,28 112 5 1,17
-3,7733 115,6014 3,1 27 5 1,61
-3,7733 115,6022 3,22 205 5 1,55
-3,7946 115,5849 53 169 5 0,09
-3,7761 115,5860 1,34 38 5 3,73
-3,7805 115,6049 19,23 345 5 0,26
-3,7730 115,5874 72 183 5 0,07
-3,7949 115,5879 34 38 5 0,15
-3,7753 115,5912 106 192 5 0,05
-3,7791 115,5914 84 180° 5 0,06
-3,7841 115,5928 98 116° 5 0,05
-3,7893 115,5947 30,58 33° 5 0,16
-3,7874 115,5904 60 139° 5 0,08
115,57993 -3,7747 36 198° 5 0,14
115,58094 -3,77446 37 182° 5 0,14
115. 58159 -3,7743 31 194° 5 0,16

- Data Pengukuran Arus Pasang Surut


Koordinat :

Posisi Jam Arah Jarak Waktu


No Keterangan
X y (WITA) Arus (°) (m) (detik)
1 115,59008 -3,77009 18:30 30° 5 16 Cerah

5
2 115,59008 -3,77009 19:00 30° 5 17
3 115,59008 -3,77009 19:30 31° 5 17
4 115,59008 -3,77009 20:00 27° 5 39
5 115,59008 -3,77009 20:30 24° 5 202
6 115,59008 -3,77009 21:00 17° 5 110
7 115,59008 -3,77009 21:30 163° 5 38
8 115,59008 -3,77009 22:00 182° 5 80
9 115,59008 -3,77009 22:30 165° 5 23
Hujan
10 115,59008 -3,77009 23:00 190° 5 26
11 115,59008 -3,77009 23:30 190° 5 26
12 115,59008 -3,77009 00:00 160° 5 14
13 115,59008 -3,77009 00:30 220° 5 14
14 115,59008 -3,77009 01:00 183° 5 54
15 115,59008 -3,77009 01:30 190° 5 21
16 115,59008 -3,77009 02:00 200° 5 60 Berawan
17 115,59008 -3,77009 02:30 190° 5 37
18 115,59008 -3,77009 03:00 190° 5 32
19 115,59008 -3,77009 03:30 10° 5 99
20 115,59008 -3,77009 04:00 190° 5 139
21 115,59008 -3,77009 04:30 20° 5 380
22 115,59008 -3,77009 05:00 20° 5 43
23 115,59008 -3,77009 05:30 190° 5 85
24 115,59008 -3,77009 06:00 180° 5 84
25 115,59008 -3,77009 06:30 180° 5 26
26 115,59008 -3,77009 07:00 210° 5 50
27 115,59008 -3,77009 07:30 210° 5 26
28 115,59008 -3,77009 08:00 200° 5 30
29 115,59008 -3,77009 08:30 208° 5 34
30 115,59008 -3,77009 09:00 220° 5 22
31 115,59008 -3,77009 09:30 198° 5 36
32 115,59008 -3,77009 10:00 182° 5 37 Cerah
33 115,59008 -3,77009 10:30 194° 5 31
34 115,59008 -3,77009 11:00 200° 5 43
35 115,59008 -3,77009 11:30 188° 5 114
36 115,59008 -3,77009 12:00 184° 5 64
37 115,59008 -3,77009 12:30 192° 5 262
38 115,59008 -3,77009 13:00 200° 5 199
39 115,59008 -3,77009 13:30 200° 5 287
40 115,59008 -3,77009 14:00 200° 5 128
41 115,59008 -3,77009 14:30 151° 5 157
42 115,59008 -3,77009 15:00 161° 5 120
43 115,59008 -3,77009 15:30 45° 5 37
44 115,59008 -3,77009 16:00 30° 5 21

6
45 115,59008 -3,77009 16:30 38° 5 31
46 115,59008 -3,77009 17:00 32° 5 95
47 115,59008 -3,77009 17:30 192° 5 64
48 115,59008 -3,77009 18:00 43° 5 42
49 115,59008 -3,77009 18:30 29° 5 70
50 115,59008 -3,77009 19:00 62° 5 147
51 115,59008 -3,77009 19:30 45° 5 139
52 115,59008 -3,77009 20:00 168° 5 108
53 115,59008 -3,77009 20:30 3° 5 76
54 115,59008 -3,77009 21:00 180° 5 244
55 115,59008 -3,77009 21:30 218° 5 22
56 115,59008 -3,77009 22:00 202° 5 11
57 115,59008 -3,77009 22:30 200° 5 10
58 115,59008 -3,77009 23:00 199° 5 24
Hujan
59 115,59008 -3,77009 23:30 196° 5 26
60 115,59008 -3,77009 00:00 203° 5 29
61 115,59008 -3,77009 00:30 180° 5 10
62 115,59008 -3,77009 01:00 176° 5 10
63 115,59008 -3,77009 01:30 210° 5 15
64 115,59008 -3,77009 02:00 216° 5 17
65 115,59008 -3,77009 02:30 194° 5 18
66 115,59008 -3,77009 03:00 192° 5 49
67 115,59008 -3,77009 03:30 184° 5 58
68 115,59008 -3,77009 04:00 44° 5 301
69 115,59008 -3,77009 04:30 178° 5 370
70 115,59008 -3,77009 05:00 206° 5 113
71 115,59008 -3,77009 05:30 229° 5 33
72 115,59008 -3,77009 06:00 207° 5 127
73 115,59008 -3,77009 06:30 227° 5 38
74 115,59008 -3,77009 07:00 224° 5 15
75 115,59008 -3,77009 07:30 208° 5 21
76 115,59008 -3,77009 08:00 182° 5 17
77 115,59008 -3,77009 08:30 183° 5 17
78 115,59008 -3,77009 09:00 183° 5 17 Cerah
79 115,59008 -3,77009 09:30 199° 5 35
80 115,59008 -3,77009 10:00 192° 5 23
81 115,59008 -3,77009 10:30 208° 5 23
82 115,59008 -3,77009 11:00 195° 5 25
83 115,59008 -3,77009 11:30 206◦ 5 23
84 115,59008 -3,77009 12:00 197° 5 90
85 115,59008 -3,77009 12:30 188° 5 80
86 115,59008 -3,77009 13:00 200° 5 62
87 115,59008 -3,77009 13:30 186° 5 95

7
88 115,59008 -3,77009 14:00 197° 5 219
89 115,59008 -3,77009 14:30 203° 5 145
90 115,59008 -3,77009 15:00 203° 5 99
91 115,59008 -3,77009 15:30 25° 5 119
92 115,59008 -3,77009 16:00 187° 5 172
93 115,59008 -3,77009 16:30 194° 5 91
94 115,59008 -3,77009 17:00 187° 5 115
95 115,59008 -3,77009 17:30 191° 5 65
96 115,59008 -3,77009 18:00 17° 5 205
97 115,59008 -3,77009 18:30 22° 5 250
98 115,59008 -3,77009 19:00 180° 5 272
99 115,59008 -3,77009 19:30 32° 5 34
100 115,59008 -3,77009 20:00 32° 5 80
101 115,59008 -3,77009 20:30 280° 5 78
102 115,59008 -3,77009 21:00 18° 5 54
103 115,59008 -3,77009 21:30 28° 5 78
104 115,59008 -3,77009 22:00 218° 5 448
105 115,59008 -3,77009 22:30 206° 5 46
106 115,59008 -3,77009 23:00 209° 5 37
107 115,59008 -3,77009 23:30 179° 5 60
108 115,59008 -3,77009 00:00 183° 5 120
109 115,59008 -3,77009 00:30 189° 5 65
110 115,59008 -3,77009 01:00 199° 5 20
111 115,59008 -3,77009 01:30 209° 5 19
112 115,59008 -3,77009 02:00 207° 5 26
113 115,59008 -3,77009 02:30 197° 5 23
114 115,59008 -3,77009 03:00 200° 5 35
115 115,59008 -3,77009 03:30 189° 5 28
116 115,59008 -3,77009 04:00 196° 5 40
117 115,59008 -3,77009 04:30 208° 5 120
118 115,59008 -3,77009 05:00 183° 5 49
119 115,59008 -3,77009 05:30 174° 5 55
120 115,59008 -3,77009 06:00 185° 5 345
121 115,59008 -3,77009 06:30 184° 5 30
122 115,59008 -3,77009 07:00 43° 5 172
123 115,59008 -3,77009 07:30 180° 5 37
124 115,59008 -3,77009 08:00 177° 5 80
125 115,59008 -3,77009 08:30 205° 5 210
126 115,59008 -3,77009 09:00 168° 5 164
127 115,59008 -3,77009 09:30 161° 5 35
128 115,59008 -3,77009 10:00 180° 5 32
129 115,59008 -3,77009 10:30 182° 5 25

8
- Suhu
Pengukuran suhu dilakukan menggunakan termometer, dengan cara menculupkan
ke dalam perairan kemudian mengamati angka untuk mengetahui kisaran suhu perairan.
Selanjutnya mencatat posisi pengambilan data menggunakan GPS.
- Kecerahan
Pengukuran kecerahan dengan cara mencelupkan Secchidisk ke dalam kolom
perairan, kemudian amati dan hitung berapa jarak batas sampai alat tidak terlihat
- Salinitas
Pengukuran nilai salinitas permukaan perairan dilakukan dengan
handrefraktometer. Sebelum melakukan pembacaan nilai handrefractometer terlebih
dahulu dikalibrasi dengan aquades. Kemudian teteskan sampel air laut di atas permukaan
kacanya. Kemudian diamati garis batas putih-biru, catat nilai yang ditunjukan oleh garis
tersebut..
- DO dan pH
Pengambilan data DO dan pH menggunakan alat water quality cheker dengan
mencelupkan probe alat tersebut ke dalam sampel air sampai nilai DO dan pH terlihat di
monitor Water cheker kemudian dicatat nilai DO dan pH tersebut.
DO DO
Kode Longitude Latitude kecerahan suhu Ph BOD5 salinitas
awal akhir
343699 9582405 4,5 23,5 7,64 5,4 23,3 2.3 23,3
343763 9582191 4 31,8 7,47 4,8 24,7 2.5 24,7
11 343908 9581904 4,3 31,3 7,92 5,9 27,3 2.4 27,3
344069 9581620 6 31,6 7,90 5,4 26,3 2.3 26,3
344192 9581363 5,3 31,2 7,97 5,0 26,6 1.4 26,6
14 344337 9581064 6,2 31,6 7,84 4,3 26,8 2.5 26,8
344459 9580826 5,1 31,2 7,74 5,3 27,0 2.1 27,0
344621 9580523 5 31,3 7,88 5,6 27,1 1.5 27,1
344716 9580293 7 31,3 7,87 5,7 27,1 0.5 27,1
344830 9580035 5 31,2 7,90 5,7 27,2 0.3 27,2
345136 9580158 4 31,4 7,89 4,8 27,1 0.7 27,1
345387 9580241 4 32,1 7,86 5,5 25,76 0.8 25,76
21 345269 9580474 3 31,1 7,93 5,6 27,3 1.7 27,3
345130 9580758 4 32,3 7,93 5,0 26,4 2.2 26,4
345003 9581006 3 31,5 7,92 4,7 27,5 2.1 27,5
344887 9581289 6 30,1 7,91 5,5 27,4 2 27,4
344752 9581552 4,5 31,8 7,37 6.9 27,1 2 29.0
344598 9581822 3 31,7 8 6.9 27,1 1.3 29.0
344479 9582081 5 31,8 7,98 6.9 27,2 1.1 30.0
344330 9582369 4 32,5 8,14 5.4 27,1 1.7 29
344227 9582621 4 32,2 8 6.7 25,76 1.9 29
344075 9582892 3 31,2 8 6.8 26,4 1.5 29.0

9
341141 9581728 6 32,1 8,03 6.7 27,5 1.6 29.0
341466 9581390 4,5 32,3 7,98 6.8 27,4 1.4 29.0
341564 9580172 3 32 7,93 7 27,0 1.2 29.0
6 342193 9579527 4 30,3 7,99 6.3 27,1 2.2 29.0
7 342078 9579271 4,5 30,6 7,91 6.7 27,1 1.2 30.0

- Pengambilan Sampel Nitrat dan Fosfat (ex-situ)


Pengambilan sampel nitrat dan fosfat dilakukan dengan menggunakan botol
sampel yang sudah disediakan. Masukkan sampel air laut sampai botol sampel tersebut
terisi penuh tanpa ada gelembung udara. Kemudian botol sampel diberikan penomoran
stasiun dan masukkan kedalam cold box Selanjutnya analisis sampel akan dilanjukkan di
Laboratarium.

Nitrat Fosfat
Kode Longtitude Latitude Nitrat Nitrit Fosfat
ST 6 9582306 345046 1,6 mg/L 0,008 mg/L 0,11 mg/L
ST 2 9580180 344429 1,7 mg/L 0,010 mg/L 0,04 mg/L
ST 4 9580600 345636 1,6 mg/L 0,009 mg/L 0,06 mg/L
ST 3 9580055 342454 1,3 mg/L 0,009 mg/L 0,17 mg/L
ST 5 9581781 345316 2,1 mg/L 0,008 mg/L 0,05 mg/L
ST 1 9581822 344598 2,4 mg/L 0,011 mg/L 2,40 mg/L
ST 7 9582835 344778 2,1 mg/L 0,011 mg/L 0,04 mg/L
ST 1 Mangrove 9582405 343699 6,8 mg/L 0,060 mg/L 0,97 mg/L
ST 1 Pesisir 9579799 343954 1,7 mg/L 0,008 mg/L 0,08 mg/L
ST 3 Muara 9581227 343917 1,4 mg/L 0,014 mg/L 0,08 mg/L

3.3.3. Analisis Laboratorium


Identifikasi Sampel Plankton
Pengamatan dan jenis jumlah plankton yang diperoleh di lapangan dilakukan
dengan menggunakan alat bantu mikroskop. Sampel plankton di teteskan pada kaca
preparat sebanyak 1 kali dengan menggunakan pipet tetes. Kemudian sampel ditutup
menggunakan cover glass untuk menghindari adanya rongga udara, barulah sampel
diamati dibawah mikroskop. Pengamatan pada setiap sampel yang diperoleh dilakukan
sebanyak 3 kali pegulangan dengan menggunakan metode pengamatan lapang pandang
dilakukan dengan skala pembesaran 1.500 – 2500 . Identifikasi plankton dilakukan
dengan menggunakan buku identifikasi A Guide To Phytoplankton (Chirs Stefford,
1990). Data plankton yang telah diperoleh kemudian dimasukan dalam Microsoft Excel
guna pengolahan data selanjutnya ditabulasikan.

3.4. Analisis Data


3.4.1. Kelimpahan Plankton
Pengamatan dan Analisis Sampel Identifikasi genera plankton, dilakukan

10
berdasarkan karakteristik morfologi yang dicocokkan dengan referensi dari Buku
Planktonology (Sachlan, 1972), Identifying Marine Phytoplankton (Thomas, 1997),
Phytoplankton Identification Cataloge (Botes, 2003), dan Plankton Laut oleh (Nontji,
2008). Kelimpahan plankton dihitung berdasarkan metode diatas Sedgwick Rafter
Counting Cell (SRCC). Kelimpahan plankton dinyatakan secara kuantitatif dalam jumlah
sel/liter. dihitung berdasarkan rumus (Fachrul, 2008):
𝐕𝐫 𝟏
𝐍=𝐧× ×
𝑽𝟎 𝑽𝒔
Keterangan :

N = Jumlah sel per liter


n = Jumlah sel yang diamati
Vr = Volume sampel (ml)
V0 = Volume air yang diamati (pada SRC) (ml)
Vs = Volume air yang tersaring

Fitoplankton
Stasiun 1
ni
N(Sel/ Nr
No Filum Genus P1 P2 P3 Rata- Nr
liter) (%)
rata
1. Charophyta Netrium digitus 1 6 2 3 60 0,14 14%
2. Cyanobacteria Arthrospira 1 1 1 13 0,03 3%
3. Ochrophyta Campylodiscus 1 2 4 2 47 0,11 11%
4. Chlorophyta Chaetonema spp 1 1 20 0,05 5%
5. Ochrophyta Chimbella 2 1 1 20 0,05 5%
Chrysophyta
6. Heterokontophyta 2 1 1 20 0,05 5%
(Diatoms)
7. Ciliophora Ciclydium 1 1 1 1 20 0,05 5%
8. Charophyta Closterium 2 1 1 20 0,05 5%
9. Ciliophora Cyclidium sp 2 1 13 0,03 3%
10. Ochrophyta Diatoma mesodon 1 1 20 0,05 5%
11. Charophyta Gonatozygon 3 1 20 0,05 5%
12. Dinoflagellata Gonyaulax 1 1 20 0,05 5%
13. Ochrophyta Rhizosolenia 1 1 20 0,05 5%
14. Ochrophyta Rhizosolonia robusta 1 1 20 0,05 5%
15. Ciliophora Rotatiella 1 1 20 0,05 5%
16. Ciliophora Spirostomum 3 1 20 0,05 5%
17. Chlorophyta Ulothrix 1 1 20 0,05 5%
18. Ciliophora Vorticella 1 1 20 0,05 5%
Jumlah 17 12 21 413

11
Kelimpahan Fitoplankton pada stasiun 1

Netrium Arthrospira Campylodiscus


Chaetonema spp Chimbella Chrysophyta (Diatoms)
Ciclydium Closterium Cyclidium .sp
Diatoma mesodon Gonatozygon Gonyaulax
Netrium Rhizosolenia Rhizosolonia robusta
Rotatiella Spirostomum Ulothrix
Vorticella

Hasil data Fitoplankton yang diperoleh di Pantai Angsana, pada stasiun satu
terdapat genus fitoplankton. Dapat dilihat dari diagram di atas kelimpahan relatif
fitoplankton terbesar dengan 3 kali percobaan yaitu genus netrium, yang mencapai 14%
dan persentsasi terbanyak kedua yang di dapatkan pada stasiun 1 yaitu Campylodiscus
yang persentasinya mencapai 11%. Genus dengan persentasi 5% yang di dapatkan pada
stasiun 1 adalah Chaetonema spp, Chimbella, Chrysophyta (Diatoms), Ciclydium,
Closterium, Diatoma mesodon, Gonatozygon, Gonyaulax, Rhizosolonia robusta,
Rotatiella, Spirostomum, Ulothrix, Vorticella.Fitoplankton Persentasi paling rendah
dengan data yang didapat di Pantai Angsana adalah genus Vorticella dan Arthrospira
dengan persentasi sebesar 3%.

Stasiun 2
ni N
Nr
No Filum Genus P1 P2 P3 Rata- (Sel/ Nr
(%)
rata liter)
1. Charophyta Netrium digitus 1 1 20 0,067 7%
2. Cyanobacteria Arthrospira 1 1 20 0,067 7%
3. Ochrophyta Campylodiscus 1 1 20 0,067 7%
4. Chlorophyta Chaetonema spp 1 2 1 1 20 0,067 7%
5. Ochrophyta Chimbella 1 2 1 20 0,067 7%
Chrysophyta
6. Heterokontophyta 2 1 20 0,067 7%
(Diatoms)
7. Ciliophora Ciclydium 4 1 20 0,067 7%

12
8. Charophyta Closterium 3 1 20 0,067 7%
9. Ciliophora Cyclidium sp 1 1 20 0,067 7%
Diatoma
10. Ochrophyta 1 1 20 0,067 7%
mesodon
11. Charophyta Gonatozygon 1 1 20 0,067 7%
12. Ochrophyta Rhizosolenia 1 1 20 0,067 7%
13. Ciliophora Rotatiella 1 1 20 0,067 7%
14. Ciliophora Spirostomum 4 1 20 0,067 7%
15. Ochrophyta Thalassionema 1 1 20 0,067 7%
Jumlah 10 13 6 15 300

Kelimpahan Fitoplankton pada stasiun 2


7% 7%
7% 7%

7% 7%
7% 7%
7% 7%

7% 7%
7% 7% 7%

Netrium Arthrospira Campylodiscus


Chaetonema spp Chimbella Chrysophyta (Diatoms)
Ciclydium Closterium Cyclidium .sp
Diatoma mesodon Gonatozygon Rhizosolenia
Rotatiella Spirostomum Thalassionema

Stasiun 3
ni Rata N(Sel/ Nr
No Filum Genus P1 P2 P3 Nr
rata liter) (%)
1. Charophyta Netrium digitus 3 1 20 0,073 7%
2. Cyanobacteria Arthrospira 2 1 13 0,049 5%
3. Ochrophyta Campylodiscus 1 20 0,073 7%
4. Chlorophyta Chaetonema spp 1 4 1 2 40 0,147 15%
5. Ochrophyta Chimbella 3 1 20 0,073 7%
Chrysophyta
6. Heterokontophyta 1 1 20 0,073 7%
(Diatoms)
7. Charophyta Closterium 1 1 1 13 0,049 5%

13
8. Ciliophora Cyclidium sp 1 1 20 0,073 7%
9. Ochrophyta Diatoma mesodon 1 1 20 0,073 7%
10. Charophyta Gonatozygon 1 1 20 0,073 7%
11. Dinoflagellata Gonyaulax 1 1 1 13 0,049 5%
13. Ochrophyta Pleurosigma 1 4 1 2 40 0,147 15%
Jumlah 5 18 7 14 273

Kelimpahan Fitoplankton pada stasiun 3


5%
7%
15%
5% 7%
5%
7% 15%

7%
7%
7%
5% 7%

Netrium Arthrospira Campylodiscus


Chaetonema spp Chimbella Chrysophyta (Diatoms)
Closterium Cyclidium .sp Diatoma mesodon
Gonatozygon Gonyaulax Netrium
Pleusigma

Hasil data Fitoplankton yang diperoleh di Pantai Angsana, pada stasiun 3 terdapat
13 genus fitoplankton. Dapat dilihat dari diagram di atas kelimpahan relatif fitoplankton
terbesar dengan 3 kali percobaan yaitu genus Chaetonema spp, Pleurosigma yang
mencapai 15% dan persentsasi terbanyak kedua yang di dapatkan pada stasiun 3 yaitu
Netrium digitus, Campylodiscus, Chrysophyta (Diatoms), Chimbella, Cyclidium sp,
Diatoma mesodon, Gonatozygon. Yang persentasinya mencapai 7%. Fitoplankton
Persentasi paling rendah dengan data yang didapat di Pantai Angsana dengan persentasi
5% adalah Arthrospira, Closterium, Gonyaulax.
Perhitungan kelimpahan relatif dari jumlah plankton dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus dari Boyd 1979 yakni :
𝒏𝒊
Kelimpahan relatif (%) = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Dimana :
ni = jumlah individu plankton teramati spesies tertentu
N = jumlah total individu seluruh spesies plankton

14
Zooplankton

ZOOPLANKTON

STASIUN 1
ni
n Nr
No FILUM GENUS P1 P2 P3 (rata- Nr
(sel/liter) (%)
rata)
1 Protozoa Actinosphaerium 1 5 1 2 47 0,25 25%
2 Euglenozoa Euglena 1 1 1 1 20 0,11 11%
3 Ciliophora Lacrymaria 1 1 1 1 20 0,11 11%
4 Ciliophora Urostyla 2 2 6 3 67 0,36 36%
5 Cyanobacteria Oscillatoria 2 1 0 1 20 0,11 11%
6 Ciliophora Tetrahymena 2 0 0 1 13 0,07 7%
Jumlah 9 187

KELIMPAHAN RELATIF ZOOPLANKTON STASIUN 1


7%

11% 25%

Actinosphaerium
Euglena
Lacrymaria
Urostyla
Oscillatoria
11%
Tetrahymena
36%

11%

Stasiun 1 di perairan pantai Angsana memiliki mikroorganisme salah satu


kelimpahan adalah zooplankton. Dapat dilihat pada diagram diatas bahwa kelimpahan
relatif yang paling banyak ditemukan adalah mikroorganisme zooplankton genus
Urostyla dengan persentasi sebesar 36% dalam 3 kali percobaan, posisi ke-2 terdapat
mikroorganisme zooplantok genus Actinosphaerium dengan persentasi sebesar 25%, lalu
dengan persentasi sebesar 11% terdiri dari mikroorganisme zooplankton genus
Oscillatoria, Euglena, dan Larcymaria. Terakhir dengan persentasi terendah sebesar 7%
adalah mikroorganisme zooplankton genus Tetrahymena.

ZOOPLANKTON

15
SATSIUN 2
ni n
N Nr
FILUM GENUS P1 P2 P3 (rata- (sel/liter Nr
o (%)
rata) )
Actinosphaeriu 0,1
1. Protozoa 3 1 20 12%
m 2
0,1
2. Ciliophora Lacrymaria 1 3 1 27 15%
5
0,1
3. Ciliophora Urostyla 3 1 1 27 15%
5
Cyanobacteri 0,1
4. Oscillatoria 1 1 20 12%
a 2
0,1
5. Ciliophora Tetrahymena 2 2 1 27 15%
5
Tetrahymena 0,1
6. Ciliophora 1 1 1 1 20 12%
pyriform sp 2
0,0
7. Ciliophora Amphisiella 1 1 1 13 8%
8
Euglypha 0,1
8. Cercozoa 1 1 20 12%
tuberculate 2
Jumlah 9 173

KELIMPAHAN RELATIF ZOOPLANKTON STASIUN 2


12% 12%
Actinosphaerium
8% Lacrymaria
15% Urostyla
Oscillatoria
12%
Tetrahymena
Tetrahymena pyriform sp

15% Amphisiella

15% Euglypha tuberculate

12%

Stasiun 2 di perairan pantai Angsana memiliki mikroorganisme salah satu


kelimpahan adalah zooplankton. Dapat dilihat pada diagram diatas bahwa kelimpahan
relatif yang paling banyak ditemukan adalah mikroorganisme zooplankton genus
Urostyla, lacrymaria, dan Tetrahymena. dengan persentasi sebesar 15% dalam 3 kali
percobaan, posisi ke-2 terdapat mikroorganisme zooplantok genus Actinosphaerium,
Oscillatoria, Tetrahymena pyriform sp, dan Euglypha tuberculate dengan persentasi

16
sebesar 12%. Terakhir dengan persentasi terendah sebesar 8% adalah mikroorganisme
zooplankton genus Amphisiella.

ZOOPLANKTON

STASIUN 3
ni
n Nr
No FILUM GENUS P1 P2 P3 (rata- Nr
(sel/liter) (%)
rata)
1. Protozoa Actinosphaerium 4 1 27 0,19 19%

2. Ciliophora Lacrymaria 3 1 20 0,14 14%

3. Ciliophora Tetrahymena 1 1 20 0,14 14%

Tetrahymena
4. Ciliophora 1 1 20 0,14 14%
pyriform sp

5. Ciliophora Amphisiella 2 1 13 0,10 10%


Euglypha
6. Cercozoa 5 1 2 40 0,29 29%
tuberculate
Jumlah 7 140

KELIMPAHAN RELATIF ZOOPLANKTON STASIUN 2


12% 12%
Actinosphaerium
8% Lacrymaria
15% Urostyla
Oscillatoria
12%
Tetrahymena
Tetrahymena pyriform sp

15% Amphisiella

15% Euglypha tuberculate

12%

Stasiun 2 di perairan pantai Angsana memiliki mikroorganisme salah satu


kelimpahan adalah zooplankton. Dapat dilihat pada diagram diatas bahwa kelimpahan
relatif yang paling banyak ditemukan adalah mikroorganisme zooplankton genus
Urostyla, lacrymaria, dan Tetrahymena. dengan persentasi sebesar 15% dalam 3 kali

17
percobaan, posisi ke-2 terdapat mikroorganisme zooplantok genus Actinosphaerium,
Oscillatoria, Tetrahymena pyriform sp, dan Euglypha tuberculate dengan persentasi
sebesar 12%. Terakhir dengan persentasi terendah sebesar 8% adalah mikroorganisme
zooplankton genus Amphisiella.

3.4.2. Kepadatan Makrozoobenthos


Kepadatan jenis (K) makrozoobentos didefinisikan sebagai jumlah individu
makrozoobentos per satuan luas (m2). Contoh makrozoobentos yang telah diidentifikasi
dihitung kepadatannya dengan formula Odum (1993) sebagai berikut :

𝟏𝟎𝟎𝟎𝟎
𝐊= ×𝒂
𝐛 ×𝐧
Dimana ;
K = Kepadatan makrozoobentos (individu/m2)
a = Jumlah individu makrozoobentos jenis ke-i yang diperoleh
b = Luas bukaan/mulut alat sampling yang digunakan (cm2)
10000 = Nilai konversi cm2 menjadi m2
n = Jumlah ulangan pengambilan (cuplikan)

Nr
No Filum Kelas Spesies Makrozobenthos St. 1 K (m2) Nr
(%)
1 Mollusca Gastropoda Cassidula mustelina 5 174 0.18 18%
Mollusca Gastropoda Littorina(Littorinopsis)
2 3 104
carinifera 0.11 11%
Mollusca Gastropoda Littorina(Littorinopsis)
3 2 69
scabra scabra 0.07 7%
4 Arthropoda Malacostraca Metaplax sp 2 69 0.07 7%
5 Mollusca Gastropoda Nerita undata 4 139 0.14 14%
6 Arthropoda Malacostraca Pistol Shrimp (Alpheus sp) 3 104 0.11 11%
7 Mollusca Gastropda Septa nicobarium 4 139 0.14 14%
8 Mollusca Gastropoda Terebralia sulcata 5 174 0.18 18%
Jumlah 28 972

Kelimpahan makrozobenthos Stasiun 1 Cassidula mustelina

Littorina (Littorinopsis)
18% 18% carinifera
Littorina (Littorinopsis)
scabra scabra
Metaplax sp
11%
14% Nerita undata

Pada stasiun 1 terdapat 8 jenis Pistol Shrimp


7%spesies Makrozoobenthos (Alpheus
dengan sp)
jumlah
11% Septa nicobarium
7%
14% 18
Terebralia sulcata
tebanyak Cassidula mustelina dan Terebralia sulcata dengan banyak jumlah 5
dan memiliki kepadatan 174 dengan kelimpahan relatif 18%

Spesies Nr
No Filum Kelas St. 2 K (m2) Nr
Makrozobenthos (%)
1 Mollusca Gastropoda Cassidula mustelina 4 139 0.18 18%
Mollusca Gastropoda Littorina(Littorinopsis)
2 3 104 0.14 14%
carinifera
Mollusca Gastropoda Littorina(Littorinopsis)
3 4 139 0.18 18%
scabra
Arthropoda Malacostrac
4 Metaplax sp 1 35 0.05 5%
a
5 Mollusca Gastropoda Nerita undata 3 104 0.14 14%
Arthropoda Malacostrac Pistol Shrimp (Alpheus
6 1 35 0.05 5%
a sp)
7 Mollusca Gastropda Septa nicobarium 3 104 0.14 14%
8 Mollusca Gastropoda Terebralia sulcata 3 104 0.14 14%
Jumlah 22 764

Cassidula mustelina

Kelimpahan makrozobenthos Stasiun 2 Littorina (Littorinopsis)


carinifera
Littorina (Littorinopsis)
14% scabra scabra
18% Metaplax sp

14% Nerita undata


14%
Pistol Shrimp (Alpheus sp)
5%
Septa nicobarium
14%
18%
5% Terebralia sulcata

pada stasiun 2 terdapat 8 jenis spesies Makrozoobenthos dengan jumlah tebanyak


Cassidula mustelina dan Littorina(Littorinopsis) scabra dengan banyak jumlah 4 dan
memiliki kepadatan 139 dengan kelimpahan relatif 18%

K Nr
No Filum Kelas Spesies Makrozobenthos St. 3 Nr
(m2) (%)

19
1 Mollusca Gastropoda Cassidula mustelina 4 139 0.19 19%
Mollusca Gastropoda Littorina(Littorinopsis)
2 4 139 0.19 19%
carinifera
Mollusca Gastropoda Littorina(Littorinopsis) scabra
3 3 104 0.14 14%
scabra
4 Arthropoda Malacostraca Metaplax sp 1 35 0.05 5%
5 Mollusca Gastropoda Nerita undata 3 104 0.14 14%
6 Arthropoda Malacostraca Pistol Shrimp (Alpheus sp) 1 35 0.05 5%
7 Mollusca Gastropda Septa nicobarium 3 104 0.14 14%
8 Mollusca Gastropoda Terebralia sulcata 2 69 0.10 10%
Jumlah 21 729

Cassidula mustelina
Kelimpahan makrozobenthos Stasiun 3 Littorina (Littorinopsis)
carinifera
10% Littorina (Littorinopsis) scabra
19% scabra
14% Metaplax sp

Nerita undata
5%
19%
Pistol Shrimp (Alpheus sp)
14%
14% Septa nicobarium
5%

pada stasiun 3 terdapat 8 jenis spesies Makrozoobenthos dengan jumlah tebanyak


Cassidula mustelina dan Littorina(Littorinopsis) carinifera dengan banyak jumlah 4 dan
memiliki kepadatan 139 dengan kelimpahan relatif 19%

Identifikasi Jenis Mangrove


Identifikasi jenis mangrove dilakukan secara kualitatif dengan mengambil
dokumentasi gambar pohon, tipe akar, daun, bunga dan buah di sekitar estuari sungai
Angsana dan di sekitar jembatan titian pada kawasan ekowisata mangrove. Identifikasi
jenis mangrove menggunakan gambar pada slide jenis mangrove yang sudah
dilaminating

20
 MANGROVE
A -3.76941,115,59039(±19M)

 Plot 1
Plot 1=10x10
Jenis Jumlah Induk Lingkar Pohon Jenis Akar
63 cm Akar Tunjang
200 cm Akar Tunjang
90 cm Akar Tunjang
63 cm Akar Tunjang
Rhizopora apiculata 64 cm Akar Tunjang
8
49 cm Akar Tunjang
48 cm Akar Tunjang
26 cm Akar Tunjang
Akar Tunjang

Plot1=5x5
Jenis Jumlah Induk Lingkar Pohon Jenis Akar
Akar Tunjang

21
Rhizopora apiculata Akar Tunjang
3
Akar Tunjang

Plot 1=1x1
Jenis Jumlah Induk Lingkar Pohon Jenis Akar
Rhizopora apiculata 1
Akar Tunjang

 Plot 2
Plot 2 10x10
Jenis Jumlah Induk Lingkar Pohon Jenis Akar
51 cm Akar Tunjang
18 cm Akar Tunjang
29 cm Akar Tunjang
Rhizopora apiculata
6 16 cm Akar Tunjang
23 cm Akar Tunjang
53 cm Akar Tunjang

Plot 2 5x5
Jenis Jumlah Induk Lingkar Pohon Jenis Akar
Rhizopora apiculata 2 Akar Tunjang

Plot 3 10x10
Jenis Jumlah Induk Lingkar Pohon Jenis Akar
Rhizopora apiculata 57 cm Akar Tunjang
Rhizopora apiculata 52 cm Akar Tunjang
Rhizopora apiculata 96 cm Akar Tunjang
Rhizopora apiculata 67 cm Akar Tunjang
Rhizopora apiculata 13 cm Akar Tunjang
Rhizopora apiculata 8 40,6 cm Akar Tunjang
Rhizopora apiculata 48,6 cm Akar Tunjang
Rhizopora Mucronata 18 cm

Plot 3 5x5
Jenis Jumlah Induk Lingkar Pohon Jenis Akar
Rhizopora apiculata Akar Tunjang
Rhizopora apiculata Akar Tunjang
Rhizopora apiculata 4 Akar Tunjang
Rhizopora Mucronata

Plot 3 1x1

22
Jenis Jumlah Induk Lingkar Pohon Jenis Akar

B 115.59038 -3,7694767
Plot1 10x10
Jenis Lingkar Pohon Pohon Semai Anakan
Avicenia Alba 79 CM 2 36
Avicenia Appiculatis 79CM 4
Rhizopora apiculata 62 CM
Rhizopora apiculata 67,5 CM 3
Intsia Bijuga

5x5
Jenis Lingkar Pohon Pohon Semai Anakan
Rhizopora apiculata 7

1x1
Jenis Lingkar Pohon Pohon Semai Anakan
Rhizopora apiculata 2

Plot 2 10x10
Jenis Lingkar Pohon Pohon Semai Anakan
Avicenia Alba 42 cm
Rhizopora apiculata 42,5 cm
Rhizopora apiculata 60 cm 2
Rhizopora apiculata 48 cm

5x5
Jenis Lingkar Pohon Pohon Semai Anakan
Rhizopora apiculata 60 cm
Rhizopora apiculata 75cm
Rhizopora apiculata 87 cm 1
Rhizopora apiculata 61 cm

1x1
Jenis Lingkar Pohon Pohon Semai Anakan

Ekosistem mangrove tidak ditemukan lagi di bibir pantai Desa Angsana.


Ekosistem ini diperkirakan tidak mampu tumbuh lagi di bibir pantai dalam beberapa
tahun terakhir ini akibat abrasi pantai. Namun sebagian komunitas ini masih ditemukan

23
tumbuh di bagian dalam muara sungai meski dengan tutupan yang tidak terlalu luas
dalam kondisi rusak ringan, selebihnya dalam kondisi relatif baik.
Berdasarkan pengamatan dan identifikasi yang dilakukan di wilayah pesisir,
pulau-pulau kecil dan muara sungai di Desa Angsana, Jenis mangrove yang dominan
diketemukan adalah Rhizophora s. Selain mangrove juga ditemukan biota asosiasi hutan
mangrove seperti kepiting bakau, Tembakul, gastropoda, bivalvia, anak ikan, teritip,dan
juga mamalia jenis monyet dan bekantan.
Ekosistem mangrove tidak ditemukan lagi di bibir pantai Desa Angsana.
Ekosistem ini diperkirakan tidak mampu tumbuh lagi di bibir pantai dalam beberapa
tahun terakhir ini akibat abrasi pantai. Namun sebagian komunitas ini masih ditemukan
tumbuh di bagian dalam muara sungai meski dengan tutupan yang tidak terlalu luas
dalam kondisi rusak ringan, selebihnya dalam kondisi relatif baik.
Berdasarkan pengamatan dan identifikasi yang dilakukan di wilayah pesisir,
pulau-pulau kecil dan muara sungai di Desa Angsana, Jenis mangrove yang dominan
diketemukan adalah Rhizophora s. Selain mangrove juga ditemukan biota asosiasi hutan
mangrove seperti kepiting bakau, Tembakul, gastropoda, bivalvia, anak ikan, teritip,dan
juga mamalia jenis monyet dan bekantan.

24
BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pengambilan data arus menggunakan layang-layang arus, dengan memberi jarak
sampai lima meter, tunggu beberapa menit sampai tali tersebut membentang. Kemudian
catat jarak, dan arah dengan mengunakan kompas dan stopwatch. Pengamatan dan
Analisis Sampel Identifikasi genera plankton, dilakukan berdasarkan karakteristik
morfologi yang dicocokkan dengan referensi dari Buku Planktonology. Stasiun 1 di
perairan pantai Angsana memiliki mikroorganisme salah satu kelimpahan adalah
zooplankton. Dapat dilihat pada diagram diatas bahwa kelimpahan relatif yang paling
banyak ditemukan adalah mikroorganisme zooplankton. Stasiun 2 di perairan pantai
Angsana memiliki mikroorganisme salah satu kelimpahan adalah zooplankton.

3.2 Saran
Saran saya untuk praktek lapang yang akan dating nanti untuk mempersiapkan
persiapan lebih matang lagi sehingga tidak merasa keteteran dan ketinggalan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Amin M. U. 2008. Komposisi dan Keragaman Jenis Plankton di Perairan Teluk Kupang
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Torani Vol. 18 (2) : 129 – 135
Birowo, s. 1991. Pengantar Oseanografi dalam J. H. KUNARSO dan RUYITNO(eds).
Status pencemaran laut di Indonesia dan teknik pemantauannnya.LIPI-Jakarta.
Bengen, D.G. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove.
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan . Institut PertanianBogor. Bogor,
Indonesia.
Simon, I.P. 2013. Distribusi suhu, salinitas dan oksigen terlarut di Perairan Kema,
Sulawesi utara. Jurnal Ilmiah Platax. Vol. 1(3). ISSN : 2302-3589.
Prajitno. A. 2009. Biologi Laut. Malang : Universitas Brawija.
Romimohtarto, K. dan S. Juwana. 2001. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota
Laut. Jakarta : Penerbit Djambatan.

1
LAMPIRAN

STASIUN 1

1. Cymbella 2. Arthrospira

3. Tabellaria Flucculosa 4. Stormbidium

5. Euplotes

2
STASIUN 2

1. Euglypha tuberculata 2. Schroderia

3. Cycilidium 4. Closterium

5. Amphisiella

3
STASIUN 3

1. Paramecium 2. Microcystis

3. Phormidium 4. Pinnularia

5. Urocentrum

4
STASIUN 4

1. Netrium 2. Spirostomum teres

3. Rhizosolonia robusta 4. Leptocylindrus danicus

5. Eremosphaera viridis

Anda mungkin juga menyukai