Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN PERAIRAN

IDENTIFIKASI PLANKTON DI SUNGAI PULAU CINTA DAN SUNGAI


TERATAK BULUH

Sebagai syarat untuk memenuhi salah satu tugas mata pencemaran perairan
Dosen Pengampu : Ir.T Iskandar Johan,M.Si

Asisten Dosen : Safitriani, S.Pi, M.Si

DISUSUN OLEH

Eva Ayuni
194310279

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan laporan ini sebagai tugas praktikum untuk Mata Kuliah

Pencemaran Perairan, dengan judul “Identifikasi Plankton Di Sungai Pulau Cinta

Dan Sungai Teratak Buluh”.

Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak memperoleh bantuan serta

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Kepada kedua orang tua dan segenap keluarga besar yang telah

memberikan dukungan baik secara moril maupun materil.

2. Bapak Ir. T. Iskandar Johan, M. Si selaku dosen mata kuliah Pencearan

Perairan, yang telah banyak membimbing penulis.

3. Safitriani, S.Pi, M.Si selaku asisten dosen yang telah membimbing pada

kegiatan praktikum kali ini.

Penulis sudah berusaha untuk membuat laporan ini dengan sebaik-baiknya,

namun apabila masih terdapat kesalahan untuk itu penulis mengharapkan kritik

dan saran kepada seluruh pihak demi kesempurnaan nantinya. Dalam hal ini

penulis mengucapkan terimakasih.

Pekanbaru, 13 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 2
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3. Tujuan dan Manfaat Praktikum..................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 5
2.1. Sungai Pulau Cinta......................................................................... 5
2.2. Sungai Teratak Buluh ................................................................... 6
2.3. Pencemaran Lingkungan................................................................ 6
2.3.1. Jenis-Jenis Pencemaran Lingkungan....................................... 7
2.4. Plankton ........................................................................................ 10
III. METODE PRAKTIKUM ................................................................. 13
3.1 Metode Praktikum ......................................................................... 13
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................. 13
3.3 Waktu dan Tempat Praktikum ....................................................... 13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 14
4.1 Analisis Plankton di Sungai Pulau Cinta........................................ 14
4.2 Analisis Plankton di Sungai Teratak Buluh.................................... 15
4.3 Kualitas Air di Sungai Pulau Cinta dan Sungai Teratak Buluh...... 15
4.4 Pembahasan ................................................................................... 16
V. PENUTUP .......................................................................................... 19
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 19
5.2 Saran .............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20
LAMPIRAN ................................................................................................... 21
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencemaran Perairan adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat

penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas

manusia. Danau, sungai, laut dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus

kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain

mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam

fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau,

sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,

sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya

berpotensi sebagai objek wisata.

Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah,

sebagai turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan

dalam undang-undang. Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan

hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari

komponen-komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air

laut, pencemaran air tanah dan  pencemaran udara. Dengan demikian, definisi

pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam

UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23 /1997.

Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air,

pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau

dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air

oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1,


angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna

pokoknya menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau

pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).

Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan

evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat

internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Dalam kehidupan sehari –

hari manusia membutuhkan air yang bersih untuk minum, memasak, mandi,

mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang digunakan harus berstandart 3B yaitu

tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang

berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur dengan benda – benda sampah

seperti plastik, sampah organik, kaleng dan sebagainnya. Pemandangan seperti ini

sering kita jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam. Air yang

demikian disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung

zat- zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan

bila dikonsumsi.

Namun bagi masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari – hari

untuk kelangsungan hidup. Mereka kurang peduli dengan kandungan yang

terdapat pada air tersebut. Contoh sederhana, masyarakat di sekitar sungai teratak

buluh menggunakan air sungai tersebut sebagai keperluan sehari-hari seperti

untuk mencuci dan mandi. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik

meneliti terkait kandungan air yang berada di sungai teratak buluh dan di sungai

pulau cinta.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yaitu:


1. Bagaimana tingkat pencemaran air pada perairan sungai Teratak Buluh

dan sungai Pulau Cinta?

2. Apa saja jenis plankton yang terdapat pada sungai teratak buluh dan

sungai pulau cinta?

1.3. Tujuan dan Manfaat Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat pencemaran air pada perairan sungai Teratak

Buluh dan sungai Pulau Cinta

2. Untuk mengetahui jenis plankton yang terdapat pada sungai Teratak Buluh

dan sungai Pulau Cinta

Adapun manfaat dari praktikum yang dilakukan yaitu bisa menambah

pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca terkait tingkat

pencemaran perairan di sungai Teratak Buluh dan sungai Pulau Cinta.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sungai Pulau Cinta

Sungai Pulau Cinta Teluk Jering berlokasi di kabupaten Kampar, Riau.

Tepatnya di sebuah desa bernama Teluk Kenidai yang berada di Kecamatan

Tambang, tidak jauh dari pusat Kota Pekanbaru. Dengan jarak tempuh sekitar 40-

60 menit dari kota pekanbaru. Sungai pulau cinta ini ialah aliran dari sungai

kampar yang memiliki lebar rata-rata 150 meter dan kedalaman rata-rata 1-3

meter. Aliran sungai pulau cinta ini merupakan aliran dari sungai Kampar.

Sungai pulau cinta dijadikan sebagai suatu tempat wisata oleh masyarakat

dan pemerintah setempat yang memiliki daya tarik cukup tinggi, dimulai dari

lingkungan yang asri, wahana-wahana seru, air sungai yang mengalir, rerumputan

hijau, spot foto yang menarik, dan bisa dijadikan sebagai tempat untuk berkemah.

Kondisi sungai pulau cinta saat ini masih terlihat alami walaupun sudah banyak

campur tangan manusia dalam melakukan pengembangan tempat wisata di sungai

ini.

2.2. Sungai Teratak Buluh

Teratak Buluh merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Siak

Hulu, Kabupaten Kampar, provinsi Riau, Indonesia. desa Teratak Buluh berada di

jalan lintas tengah Pekanbaru - Taluk Kuantan, dan tidak jauh dari kota

Pekanbaru. Hanya berjarak 15 km dan dapat di akses melalui jalur darat. Sungai

yang mengalir di desa Teratak Buluh adalah sungai yang sama dengan yang

mengalir di pulau cinta yaitu sungai kampar, kondisi sungai di teratak buluh

hampir sama dengan kondisi sungai yang ada di pulau cinta, hal ini dikarenakan

sungai teratak buluh dan sungai pulau cinta memiliki aliran dan hulu yang sama.
2.3. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan adalah terkontaminasinya komponen fisik dan

biologis dari sistem bumi dan atmosfer sehingga mengganggu keseimbangan

ekosistem lingkungan. Pencemaran lingkungan merupakan suatu keadaan yang

terjadi karena perubahan kondisi tatanan lingkungan (tanah, udara, dan air) yang

tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, binatang, dan

tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah,

limbah industri, minyak, logam berat dan unsur berbahaya lainya ). Hal ini salah

satunya sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan

tersebut tidak berfungsi seperti semula.

Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan limbah. Permasalahan

limbah timbul karena tidak seimbangnya produksi limbah dengan pengolahannya

dan semakin menurunnya daya dukung alam sebagai tempat pembuangan limbah.

Jumlah limbah terus bertambah dengan laju yang cukup cepat. Sedangkan di lain

pihak, kemampuan pengolahan limbah masih belum memadai.

Asal dari kontaminasi tersebut adalah dari kegiatan manusia maupun

proses alam yang dapat menyebabkan kualitas lingkungan menjadi tidak lagi bisa

berfungsi sesuai dengan seharusnya. Kemudian, Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

memberikan pengertian bahwa polusi ini adalah masuk atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia. Sehingga, bisa melampaui baku mutu dari lingkungan

hidup yang sudah ditetapkan.  

Sementara itu, polutan atau bahan pencemaran merupakan segala sesuatu

yang bisa menimbulkan pencemaran. Bisa dikatakan, zat ini adalah sebagai

polutan jika jumlahnya sudah melebihi batas normal yang berada di waktu dan

tempat yang kurang tepat. Hal yang berkaitan lainnya adalah zat pencemar atau

lebih dikenal sebagai sampah atau limbah. Limbah adalah bahan buangan yang

dihasilkan dari proses produksi. Contohnya adalah kegiatan rumah tangga yang

bisa memberikan dampak negatif bagi alam atau kawasan tertentu. Limbah bisa

digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan sifatnya, yaitu limbah padat,

limbah cair, limbah organik, limbah daur ulang, serta limbah bahan berbahaya

beracun (B3).

2.3.1. Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan

Jenis pencemaran lingkungan bisa dibagi menjadi beberapa kelompok

besar, yakni pencemaran tanah, pencemaran udara, pencemaran cahaya,

pencemaran air, serta pencemaran suara. Berikut adalah definisi dan penjelasan

dari masing-masing jenisnya.

1) Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah ketika munculnya bahan-bahan asing yang

masuk melalui udara dan kemudian mempengaruhi kualitasnya di suatu wilayah

tertentu. Sementara itu, menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan

Lingkungan Hidup No. KEP – 03 / MENKLH/ II / 1991 turut mengungkapkan

bahwa pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,


energi, dan atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam,

sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara

menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Penyebab terjadinya pencemaran udara adalah polusi lalu lintas, asap industri atau

pabrik, penggunaan insektisida dan pestisida.

Pencemaran udara bisa terjadi karena adanya  peningkatan jumlah gas dan

zat berbahaya pada udara. Sehingga kualitas udara yang akan dihirup oleh

makhluk hidup semakin memburuk. Tak hanya oksigen murni, ada pula beberapa

gas dengan jumlah yang seharusnya kecil seperti nitrogen oksida atau sulfur

dioksida yang akan terus menumpuk pada udara. 

Bagi masyarakat yang tinggal di kota besar, hal ini mungkin sudah

menjadi makanan sehari-hari dan sudah terbiasa. Di kota besar, langit akan cerah

namun berwarna abu-abu karena kumpulan asap akibat polusi. Sebenarnya, jenis

yang satu ini sangat merugikan manusia dari berbagai sisi walaupun dianggap

lumrah. Adapun risiko yang bisa didapatkan seseorang adalah sesak nafas, sakit

mata, bahkan kanker paru-paru. 

2) Pencemaran air
Yakni masuk atau dimasukkannya benda asing ke dalam suatu wilayah

perairan dan menurunkan kualitas air di wilayah perairan tersebut. Kualitas air

yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna. Adapun

penyebab terjadinya pencemaran perairan adalah banjir, limbah industri dan

limbah rumah tangga, penangkapan ikan menggunakan racun atau peledak.

Pencemaran air yang merupakan sebuah polusi karena zat sisa atau limbah berisi
zat kimia yang berbahaya. Misalnya adalah sampah yang masuk ke dalam air baik

laut, sungai, sampai danau ataupun badan air yang lainnya. 

Biasanya, air yang telah tercemar akan terlihat berwarna keruh dan berbau.

Jika sudah masuk dalam kejadian seperti itu, tentu saja kita dapat dengan mudah

menghindarinya. Akan tetapi, tidak jarang juga air yang tercemar masih dalam

keadaan jernih serta tidak memiliki aroma sama sekali. Tentunya, hal ini bisa

membuat makhluk hidup harus lebih berhati-hati. Penyebabnya adalah jika

dikonsumsi dalam tubuh, maka bisa menimbulkan berbagai macam penyakit.

3) Pencemaran tanah

Pencemaran tanah yaitu ketika ada benda asing yang ditambahkan di suatu

area lahan dan menyebabkan kualitas tanah di area lahan tersebut menjadi

menurun hingga mampu membahayakan makhluk hidup yang memanfaatkan

tanah tersebut. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau

bahan kimia industri. Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran

tanah adalah bahan kimia, mikroorganisme, limbah domestik, limbah padat,

limbah cair, limbah industri, limbah pertanian, dan bahan radioaktif. Semua

bahan-bahan tersebut apabila masuk ke air akan turut mencemari tanah.

4) Pencemaran suara
Pencemaran suara dapat terjadi karena kebisingan yang melebihi ambang

batas. Ukuran kebisingannya bisa dihitung dengan menggunakan desibel. Contoh

polusi suara yang bisa menyebabkan keseimbangan makhluk hidup menjadi

terganggu adalah suara bising mesin pabrik, klakson kendaraan yang berlebihan

digunakan, dan situs pembangunan konstruksi. Walau sering disepelekan, namun


hal ini bisa memicu berbagai masalah kesehatan apabila dibiarkan, seperti stres,

gangguan pendengaran, sampai tekanan darah tinggi. 

Suara bising di suatu lingkungan yang melampaui nilai ambang batas dari

yang telah ditentukan sebelumnya pada lingkungan tersebut memiliki pengaruh

yang cukup besar. Pengaruh kebisingan pada kesehatan manusia ditentukan oleh

tingkat (kerasnya suara), jarak, dan intensitas kebisingan dari sumbernya.

Pencemaran suara dapat diakibatkan oleh suara-suara bervolume tinggi yang

membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Tingkat

kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70 desibel (dB).

5) Pencemaran Radiasi
Yakni masuknya bahan bersifat radioaktif yang memiliki kekuatan radiasi

melampaui nilai ambang batas yang telah ditentukan. Tidak hanya itu saja,

pencemaran radiasi juga dapat disebabkan oleh radiasi panas yang melebihi

temperatur normal di suatu lingkungan. Biasanya, pencemaran radiasi ini

disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom

serta bom atom.

2.4. Plankton

Plankton adalah salah satu organisme  hanyut apapun yang hidup

dalam zona pelagik (bagian atas) samudra,laut, dan badan air tawar. Plankton

berasal dari bahasa Yunani yaitu planktos yang berarti pengembara atau

penghanyut.Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme

terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik. Bagi

kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton

terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun
termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk

melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya.

Mengingat plankton menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila ikan

banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif

dijalankan di kawasan itu. Selain sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta dari

tumbuhan. Jika dilihat menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga dapat

dilihat pada plankton.Umumnya ukuran plankton sangat kecil dan dapat diukur

dengan besaran mikrometer  sampai dengan milimeter. Ukuran kecil pada plakton

sangat menguntungkan untuk adaptasi kehidupan mengapung di air. Dengan

ukuran yang kecil daya apungnya akan lebh tinggi dan juga proses faali (fisiologi)

antara individu sel dengan lingkungannya dapat terjadi dengan lebih efisien.

a) Jenis-jenis Plankton

- Fitoplankton adalah jenis plankton yang sering disebut mikroalga  mirip

dengan tanaman terestrial karena memiliki klorofil dan membutuhkan sinar

matahari untuk hidup dan berkembang. Fitoplakton dapat digunakan sebagai

indikator kontaminasi dan kualitas air. Hal itu dapat terjadi karena fitoplankton

akan terhambat populasi dan proses fotosintesisnya karena pencemaran air

tempat tinggalnya. Fitoplankton bersifat seperti tumbuhan, seperti diatoaeme.

- Zooplankton adalah jenis plankton mikroskopis yang hidup pada tubuh air dan

mengandalkan arus air sebagai transportasinya. Zooplankton adalah makanan

penting untuk ikan dan dapat mengevaluasi pencemaran air tempat mereka

tinggal Zooplankton bersifat seperti hewan, seperti radiolaria dan foraminifera

b) Manfaat plankton
 Komponen utama rantai makanan makhluk hidup di perairan.

 Fitoplankton dan rumput laut menghasilkan 70 persen oksigen bumi.

 Mengambil karbon dioksida di atmosfer dan menyimpannya jauh di dalam

lautan sehingga plankton dapat mengekang perubahan iklim.

 Plankton berjasa dalam pasokan minyak bumi bagi bahan

bakar kendaraan melalui proses yang berasal dari laut kuno


III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Metode Praktikum

Metode praktikum yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan

melakukan observasi dan pengambilan sampel ke sungai pulau cinta dan sungai

teratak buluh lalu sampel dibawa ke Laboratorium BBI Fakultas Pertanian untuk

di analisis.

3.2. Alat dan Bahan

a. Alat

 Thermometer
 Kertas Lakmus (Ph meter)
 Tabung Sampel
 Sechidisc
 penggaris
 Mikroskop
 Pipet tetes
 Kamera (HP)
 Alat tulis
b. Bahan
 Sampel (air sungai)
 Alkohol

3.3. Waktu dan Tempat Praktikum

Pengambilan sampel dilakukan pada hari Minggu 8 januari 2023, di dua

tempat yaitu sungai pulau cinta dan sungai teratak buluh. Sedangkan analisis
sampel dilakukan di Laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Pertanian

Universitas Islam Riau pada hari selasa 10 januari 2023.

VI. HASIL DAN PEMAHASAN

4.1. Analisis Plankton di Sungai Pulau Cinta

No Nama Plankton Jenis Plankton Kelompok


1 Warnowia fusus Desmidiacae
2 Nitzchia seriata Diatomae 1
3 Lacrimarin Sp Ciliata
4 Colpidum Sp Ciliata
5 Ganatozygon monotaneum de bary Desmidiacae

1 Calontrix Cyanophyta
2
2 Tebellaria fenestrata Diatomae

1 Nizthacia Closterium Diatomae


3
2 Tebellaria Fenestrata Diatomae

1 Geostrichum Sp Cyanophyta
2 Mastogloia Elliptica Diatomae
3 Nitzschia Lorenziana Diatomae 4

4 Biddulphia Heterocoros Desmidiacae


5 Tebellaria Fenestrata Diatomae

1 Chironomus Sp Ciliata
5
2 nitzschia Vermicularis Diatomae
3 Chistosoma Sp Diatomae

1 - -
6
2 - -
3 - -
Tabel 1. Hasil analisis plankton di Sungai Pulau Cinta

4.2. Analisis Plankton di Sungai Teratak Buluh

Tabel 2. Hasil analisis plankton di Sungai Teratak Buluh

No Nama Plankton Jenis Plankton Kelompok

1 Cipidium Sp Diatomae
2 Nitzchia seriata Diatomae
3 Penium chyndrus breb Desmidiacae 1
4 Ceratium extensum Desmidiacae

1 Gomphospaoria Aponina Cyanophyta


2 Synedra acus Diatomae
3 Synedra Ulna Diatomae 2

1 Nitzschia Closterium Diatomae


2 Nitzschia Vemicuralis Diatomae
3 Synedra Acus Diatomae 3

1 Lyngbya Spirulinoides gom Cyanophyta


2 Tebellaria Fenestrata Diatomae
3 Hemidiscus Hardmanianus Diatomae 4

1 Nitzschia Closterium Diatomae


2 Nitzschia Vermicuralis Diatomae
3 Gomphonema Lancelatum Diatomae 5

1 - -
2 - -
6
3 - -

4.3. Kualitas Air di Sungai Pulau Cinta dan Sungai Teratak Buluh

Tabel 3. Parameter Kualitas Air


Indikator Pulau cinta Teratak buluh
Suhu 31°C 31°C
Ph 6 6
kecerahan Putih = 52 cm, hitam = 45 cm Putih = 42 cm, hitam = 37cm

4.4. Pembahasan

Dari tabel 1. hasil analisis plankton di Sungai Pulau Cinta, dapat dilihat

bahwa hasil identifikasi plankton yang dilakukan pada hari minggu, 8 januari

2023 yang berada di perairan sungai pulau cinta terdiri dari 17 jenis plankton yang

tergolong ke dalam 4 Kelas. Adapun 17 jenis plankton tersebut yaitu Warnowia

fusus, Nitzchia seriata, Lacrimarin sp, Colpidum sp, Ganatozygon monotaneum

de bary, Calontrix, Tebellaria fenestrata, Nizthacia closterium, Tebellaria

fenestrata, Geostrichum sp, Mastogloia elliptica, Nitzschia lorenziana,

Biddulphia heterocoros, Tebellaria fenestrata , Chironomus sp, Nitzschia

vermicularis, Chistosoma sp.

Sedangkan jenis plankton yang ada di sungai teratak buluh dapat dilihat

pada tabel 2. Yang terdiri dari Cipidium sp, Nitzchia seriata, Penium chyndrus

breb, Ceratium extensum, Gomphospaoria aponina, Synedra acus, Synedra ulna,

Nitzschia closterium, Nitzschia vemicuralis, Synedra acus, Lyngbya

spirulinoides gom, Tebellaria fenestrata, Hemidiscus hardmanianus, Nitzschia

closterium, Nitzschia vermicuralis, Gomphonema lancelatum.

Tingginya persentase komposisi pada kelas diatomae dan desmidiacae ini

disebabkan karena adanya faktor fisika dan kimia yang dapat mempengaruhinya,

diantaranya yaitu pH, cahaya dan nutrien. Bagi organisme air intensitas cahaya

berfungsi sebagai media orientasi yang mendukung kehidupan organisme dalam


habitatnya. Ketersediaan jenis nutrien tertentu dapat mendukung kehidupan

spesies dari kelompok diatomae dan desmidiacae.

Pada perairan sungai yang memiliki kandungan nutrien (nutrien silika)

yang cukup memadai, keberadaan kelompok pada perairan sungai yang memiliki

kandungan nutrien (nutrien silika) yang cukup memadai, keberadaan kelompok

diatomae dan desmidiacae sering mendominasi dengan komposisi sangat besar.

Melimpahnya spesies dari anggota kelas diatomae dan desmidiacae ini juga

disebabkan karena adanya pengaruh dari keadaan pH perairan yang bersifat netral

bahkan basa. Nilai pH sangat menentukan dominansi fitoplankton di perairan.

Pada umumnya kelas diatomae dan desmidiacae memiliki kisaran pH yang netral

atau bahkan basa yang akan mendukung kelimpahan jenisnya.

Nilai menunjukkan bahwa pH perairan Sungai pulau cinta adalah 6 dan

nilai ph sungai teratak buluh adalah 6 maka tergolong dalam pH basa. Nilai pH

ini dipengaruhi oleh berbagai aktivitas di perairan seperti fotosintesis dan

metabolisme. Organisme air memiliki nilai toleransi pH yang berbeda-beda. Nilai

pH sendiri sangat menentukan adanya dominansi fitoplankton di perairan.

Analisa suhu pada perairan Sungai pulau cinta menunjukkan hasil 31°C

dan suhu pada sungai teratak buluh juga 31°C. Hal ini dapat dikarenakan karena

temperatur perairan dipengaruhi juga oleh intensitas cahaya matahari dan adanya

aktivitas pertukaran panas antara air dan udara di sekeliling. Suhu yang optimum

bagi kehidupan plankton adalah 22°C – 31°C. Suhu suatu perairan dapat

mempengaruhi kehidupan organisme yang berada di dalamnya termasuk plankton.


Hasil analisis pada parameter kecerahan di sungai pulau cinta

menggunakan sechidisk mendapatkan hasil bagian putih 52 cm dan hitam 45 cm,

sedangkan kecerahan sungai teratak buluh yaitu bagian putih 42 cm dan bagian

hitam 37 cm. Tingkat kekeruhan dari perairan tersebut yang berbeda dan tentunya

dipengaruhi oleh banyak hal salah satunya terlarutya partikel-partikel yang dapat

menyebabkan endapan di perarian tersebut hingga membuat perairan itu menjadi

keruh.

Kekeruhan air disebabkan oleh beberapa komponen seperti lumpur,

partikel tanah, potongan tanaman atau fitoplankton. Penembusan sinar berkurang

dalam air yang keruh dan dapat mempengaruhi kedalaman tempat tumbuh-

tumbuhan perairan dan dengan demikian kekeruhan dapat membatasi

pertumbuhan organisme yang menyesuaikan pada keadaan air yang jernih.

Masyarakat di sekitar sungai pulau cinta memanfaatkan perairan sungai

tersebut sebagai objek pariwisata, dan ada juga beberapa yang memanfaatkan

untuk membudidaya ikan di keramba. Sedangkan masyarakat di sekitar sungai

teratak buluh masih menggunakan perairan sungai sebagai sumber air untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Seperti halnya untuk menuci dan mandi.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Kondisi sungai pulau cinta dan sungai teratak buluh masih terlihat alami.

2. Belum terjadi pencemaran yang begitu parah karena beberapa spesias

plankton masih mampu hidup dalam perairan sungai.

3. Jenis plankton yang dominan hidup di kedua sungai tersebut adalah kelas

diatomae dan desmidiacae.

5.2. Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan yaitu untuk masyarakat dan

pemerintah agar dapat menjaga lingkungan sungai. Pemerintah hendaknya

menghimbau dan mengawasi masyarakat agar tidak membuang sampah ke aliran

sungai yang dapat mencemari lingkungan.


DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2010. Ogan Komering Ulu dalam Angka. Penerbit Badan Pusat
Statistik. Baturaja.
Barus, T.A. 2002. Pengantar Limnologi. Fakultas MIPA USU. Medan: iii+264
hlm.
Basmi, J. 2000. Planktonologi : Plankton sebagai Bioindikator Kualitas Perairan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor: ii+59 hlm.
Dresscher & van der Mark. 1976. A Simplified Method for The Biological
Assesment of The Quality of Fresh and Slightly Brackish Water. J.
Hydrobiologia. Vol.48, 3. Page 199-201.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius: Yogyakarta: 258 hlm.
Hutabarat, S. & S.M. Evans. 1985. Kunci Identifikasi Plankton. Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta: v+97 hlm.
Isnansetyo, A. & Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Fitoplankton dan
Zooplankton. Kanisius, Yogyakarta.
Wijaya, H.K. 2009. Komunitas Perifiton dan Fitoplankton serta Parameter Fisika
dan Kimia Perairan sebagai Penentu Kualitas Air di Bagian Hulu Sungai Cisadane
Jawa Barat. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB: 97 hlm.
LAMPIRAN

(Pengkuran Suhu) (Pengukuran Kecerahan)

(Pengukuran pH) (Pengambilan Sampel)


(Synedra acus) (Tebellaria fenestrata)

(Synedra ulna) (Calontrix)

Anda mungkin juga menyukai