Oleh :
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Praktikum
Kunjungan Lapangan Curug Telu dan Curug Pete tepat pada waktunya.
Dengan pembuatan Laporan Praktikum Kunjungan Lapangan Curug Telu dan Curug
Pete ini pembaca diharapkan dapat mengetahui perlindungan mata air, bangunan perlindungan
mata air serta cara pemeliharaannya .Pembaca juga diharapkan dapat mengambil hikmah dan
pelajaran yang berharga.
Selanjutnya ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah Penyehatan Air dan teman-
teman anggota kelompok 7 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan
keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis sangat mengharapkan
saran serta kritik dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Semoga ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan bermanfaat bagi kita semua. AMIN.
Penulis
i
DAFTAR ISI
i
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan esensial bagi manusia. Tampa air, tidak satupun
manusia dapat bertahan hidup, hal ini dikarenakan hampir 70% dari tubuhnya terdiri dari
cairan. Selain itu air juga berpengaruh terhadap kualitas lingkungan hidup manusia. Suatu
lingkungan tidak akan tercipta kebersihan dan kesehatannta tanpa tersedianya air. Dengan
kata lain makin banyak air yang tersedia dengan kualitas yang baik akan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan lingkungannya (Slamet, 1994).
Pemenuhan kebutuhan air bersih dapat diperoleh dari sumber sumber seperti
perlindungan mata air, perpipaan, penampungan air hujan, terminal air, sumur pompa tangan
dalam, sumur pompa tangan dangkal, sumur gali dan sebagainya dan ditinjau dari segi
kesehatan masyarakat, penyediaan air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Di Indonesia banyak sekali sumber mata air yang bisa digunakan sebagai air
bersih dan air minum untuk kebutuhan masyarakat, namun sumber mata air tersebut terbuka
dan dapat tercemar oleh daun daun kering, bangkai binatang dan kotoran kotoran
binatang oleh karena mata air tersebut berada pada tempat terbuka dan tidak dilengkapi
dengan pagar yang berguna untuk mengurangi tingkat pencemaran.
Perlindungan mata air sangat penting dilakukan untuk melindungi mata air dari
berbagai cemaran yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia. Oleh karena
itu kita harus mengetahui bagian-bagian perlindungan mata air serta bangunan perlindungan
mata air serta cara memeliharanya agar air yang kita ambil dari mata air tersebut tetap aman
di konsumsi oleh masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui contoh perlindungan mata air di curug telu dan curug
pete.
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian pada perlindungan mata air di curug telu dan
curug pete.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeliharaan perlindungna mata air
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mata air di dalam cakupan habitat merupakan ekosistem lahan basah dan sering kali
sebagai permulaan aliran sungai. Sumber mata air adalah aliran air tanah yang muncul ke
permukaan tanah secara alami, yang di sebabkan oleh terpotongnya aliran air tanah oleh
bentuk topografi setempat dan keluar dari batuan. Pada umumnya mata air muncul di daerah
kaki perbukitan atau bagian lereng, lembah perbukitan dan daerah dataran.
Mata air yang muncul ke permukaan tanah kebanyakan karena perubahan
topografi dan dipengaruhi oleh perbedaan lapisan permeable gunung api dengan lapisan
impermeable (lava bongkah) dengan tipe seepage (rembesan). Biasanya wilayah morfografi
kaki gunung api, banyak di temukan sumber mata air yang relative besar berupa spring (titik-
titik mata air) karena secara hidromorfologi wilayah ini merupakan spring belt (jalur mata
air) dari suatu hidromorfologi gunung api. Mata air muncul karena bertemunya lapisan
permeable yang mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah di atasnya dengan lapisan
impermeable di bawahnya yang relatif lebih kompak. Pada beberapa tempat tertentu dapat
ditemukan juga beberapa empang atau danau kecil karena hasil akumulasi mata air atau
karena terlalu dangkalnya lapisan akifer.
Pada umumnya ketersediaan mata air dipengaruhi oleh faktor-faktor geologi
seperti kondisi morfologi, litologi, struktur geologi, dan tataguna lahan setempat. Menurut
jenisnya (Todd, 1995) mata air dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :
I. Mata air depresi (depresion springs) terbentuk Karena permukaan tanah memotong
muka air tanah.
II. Mata air rekahan/struktur sesar (fracture/fault springs), muncul dari stuktur rekahan
atau jalur sesar.
III. Mata air kontak (contact springs), muncul pada kontak batuan impermeable (batuan
Tersier) dan permeable (batuan Kuarter).
IV. Mata air artesis
Kondisi daerah resapan (recharge area) sangat berpengaruh terhadap debit mata air dan
kualitas airnya. Tata guna lahan pada daerah resapan berpengaruh langsung terhadap bagian
air hujan yang masuk ke dalam tanah sebagai aliran air tanah (sumber mata air). Beberapa
daerah pada pulau jawa telah mengalami kerusakan mengkhawatirkan. Beberapa di antaranya
telah mengalami penurunan debit bila dibandingkan dengan kondisi tahun 1970an. Apabila
tidak ada upaya pengendalian kerusakan ekosistem mata air, maka dapat dipastikan bahwa
pemanfaatan mata air di masa mendatang akan terganggu. Penurunan / hilangnya debit mata
air juga berarti kerusakan ekosistem mata air secara keseluruhan sebagai salah satu ekosistem
lahan basah.
2
Dalam upaya pemanfaatan mata air secara optimal dan berkelanjutan, diperlukan
langkah-langkah yang tepat, meliputi perumusan strategi dan penyusunan program
pengelolaan mata air serta dukungan kelembagaan yang memadai. Pengelolaan mata air dan
pengendalian kerusakan ekosistem mata air meliputi kegiatan : Inventarisasi potensi mata air,
pendayagunaan mata air, perizinan, pengawasan dan pemantauan, serta konservasi ekosistem
mata air.
a. Inventarisasi potensi mata air
Kegiatan inventarisasi potensi mata air meliputi kegiatan pemetaan, penyelidikan serta
pengumpulan data dan evaluasi potensi mata air yang mencakup : sebaran lokasi mata air
dan lapisan akifer, daerah resapan (recharge area) dan daerah lepasan/pemanfaatan
(discharge area), debit mata air dan kualitas air, debit penurapan mata air dan jenis
pemanfaatannya, serta data lain yang berkaitan dengan ekosistem mata air.
o Sebaran lokasi mata air mencakup data letak geografis, elevasi dan letak administrasi,
sedangkan jenis mata air diidentifikasi berdasarkan lapisan akifer, sehingga lokasi mata
air dapat dengan mudah ditelusuri untuk keperluan pendayagunaan maupun pengendalian
kerusakannya.
o Delineasi daerah resapan (recharge area) perlu dilakukan untuk mengetahui secara
pasti batasan wilayah yang harus dilindungi atau dikelola untuk mempertahankan debit
dan kualitas air serta menjaga keberlanjutan pendayagunaan mata air.
o Data debit penurapan mata air perlu dibandingkan dengan debit mata air secara
alamiah, sehingga diketahui efisiensi pemanfaatan mata air untuk memenuhi kebutuhan
air domestik, industri, PLTA, pertanian atau perikanan, dan peruntukan lainnya.
o Data lain yang berkaitan dengan ekosistem mata air antara lain meliputi tata guna
lahan dan keanekaragaman hayati di wilayah:
a) Sekitar (radius 200 meter) lokasi mata air.
b) Daerah resapan (recharge area).
c) Daerah lepasan/pemanfaatan (discharge area).
Perlindungan Mata Air (PMA) adalah suatu bangunan penangkap mata air, yang
menampung/menangkap air dari mata air.Mata air yang akan dimanfaatkan paling sedikit
mempunyai debit 0,3 liter/detik. Sarana PMA pada umumnya terdiri dari bangunan
penangkap mata air dan bak penampung:
6
1. Bangunan penangkap mata air:
Bangunan ini dibuat untuk melindungi mata air dari pengotoran, sehingga kualitas air
terjaga.
2. Bak penampungan yang memenuhi syarat mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
- lubang control
- pipa udara
- pipa peluap
- pipa/kran pengambil air
- pipa penguras
- alat pengukur debit
- tangga
Bangunan penangkap mata air dan bak penampungan dapat dijadikan satu.
PMA juga harus dilengkapi dengan saluran pembuangan air
7
BAB III
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN
A. Hasil
Lokasi : Curug Telu di Desa Karang Salam, Kecamatan
Baturraden dan Curug Pete
Tanggal/waktu praktikum : Kamis, 15 Desember 2016, Pukul 08.00 WIB
Hasil :
1. Curug Tiga
Air (mata air) keluar dari celah-celah batuan tebing, untuk melindungi mata
air tersebut maka dibangunlah Bron Capturing. Bron Capturing adalah bangunan
penangkap mata air. Di curug telu Bron Capturing ini merupakan bak penangkap dan
penampung sementara mata air.
Bagian-bagian bron capturing yang ada di curug telu :
a) Lubang control
Lubang control yaitu pintu/lubang yang digunakan untuk mengontrol bron capturing.
b) Pipa udara (man hole)
Pipa udara ini untuk sirkulasi udara dalam bron capturing.
c) Pipa peluap
Pipa yang berfungsi mengalirkan air keluar apabila terjadi penambahan air yang
melebihi kapasitas bron capturing. Pipa peluap posisinya lebih tinggi dari pipa
penguras dan trnsmisi. Pipa peluat selalu dalam keadaan terbuka.
d) Pipa penguras.
Pemeliharaan untuk dibersihkan lewat lubang penguras. Pipa penguras terletak di
bagian bawah bron capturing.
e) Pipa Tranmisi atau outlet.
Pipa yang mengalirkan air dari bron capturing menuju ke konsumen.
8
menyebabkan kebocoran. Apabila pipa tranmisi dalam keadaan rusak dapat di
gunakan pipa cadangan untuk mengalirkan air ke konsumen.
e) Periksa apakah ada penyumbatan terhadap air masuk ke bak penampungan maupun
yang mengalir ke konsumen.
f) Menguras bak penampungan jika tampak airnya sudah kotor. lobang penguras dapat
difungsikan.
g) Perbaiki atau buat saluran baru jika SPAL (saluran pembuangan air) tidak berfungsi
dengan baik
h) Menguras, menggati kinci pintu manhole bila rusak , mengontrol pipa peluap, pipa
penguras dan lubang hawa.
2. Curug Pete
Air (mata air) keluar dari celah-celah batuan tebing, untuk melindungi mata
air tersebut maka dibangunlah Bron Capturing. Di curug pete bron capturing ini
merupakan bak penangkap air (mata air), sedangkan bak penampung mata air letaknya
berjauhan dengan bak penangkap mata air.
Beberapa bangunan perlindungan mata air yang ada di curug telu :
a) Bak Penangkap mata air ( Bron capturing )
Bak Penangkap mata air terletak di celah-celah batuan tebing sebelah curug pete.
Terdapat 3 bak penangkap mata air yang pertama milik PDAM yang kedua milik
POLTEKES KEMENKES SEMARANG, dan yang ketiga milik Warga desa
Bagian-bagian Bak Penangkap mata air :
1) Lubang control
Lubang control yaitu pintu/lubang yang digunakan untuk mengontrol bron
capturing.
2) Pipa penguras.
Pemeliharaan untuk dibersihkan lewat lubang penguras. Pipa penguras terletak di
bagian bawah bron capturing.
3) Pipa peluap
Pipa yang berfungsi mengalirkan air keluar apabila terjadi penambahan air yang
melebihi kapasitas bron capturing. Pipa peluap posisinya lebih tinggi dari pipa
penguras dan trnsmisi. Pipa peluap selalu dalam keadaan terbuka.
4) Pipa outlet.
Pipa yang mengalirkan air dari bron capturing menuju ke bak pelepas tekanan dan
bak penampungan
b) Bak pelepas tekanan
Bak pelepas tekanan agak jauh dari bak penangkap mata air.
c) Bak penampungan
Bak penampungan letaknya cukup jauh dari bak penangkap mata air. Bak
penampungan ada 2:
9
1) Bak penampungan milik PDAM
Bagian-bagian bak penampungan :
a. Pipa inlet.
Mengalirkan air ke bak penampungan
b. Lubang control
Lubang control yaitu pintu/lubang yang digunakan untuk mengontrol
bron capturing.
c. Pipa udara (man hole)
Pipa udara ini untuk sirkulasi udara dalam bron capturing.
d. Bak bagian atas untuk pembubuhan kaporit yang diencerkan
e. Pipa penguras.
Pemeliharaan untuk dibersihkan lewat lubang penguras.
f. Pipa peluap
Pipa yang berfungsi mengalirkan air keluar apabila terjadi
penambahan air yang melebihi kapasitas bak . Pipa peluap selalu
dalam keadaan terbuka.
g. Pipa transmisi atau outlet.
Pipa yang mengalirkan air menuju ke konsumen.
2) Bak penampungan lain di sebelah PDAM
Bagian-bagian bak penampungan :
a. Pipa inlet.
Mengalirkan air ke bak penampungan
b. Lubang control
Lubang control yaitu pintu/lubang yang digunakan untuk mengontrol
bron capturing.
c. Pipa udara (man hole)
Pipa udara ini untuk sirkulasi udara dalam bron capturing.
d. Pipa penguras.
Pemeliharaan untuk dibersihkan lewat lubang penguras.
e. Pipa peluap
Pipa yang berfungsi mengalirkan air keluar apabila terjadi
penambahan air yang melebihi kapasitas bak. Pipa peluap selalu dalam
keadaan terbuka.
f. Pipa transmisi atau outlet.
Pipa yang mengalirkan air menuju ke konsumen.
Pemeliharaan:
a) Sumber air harus dalam keadaan aman dari sumber pencemaran, sebaiknya
disekeliling sumber air dibuat pagar pengaman.
10
b) Kran air harus selalu dalam keadaan bersih
c) Lantai selalu dalam keadaan bersih dan tidak licin
d) Pipa tranmisi dan distribusi dalam keadaan baik dan aman dari benturan yang dapat
menyebabkan kebocoran.
e) Periksa apakah ada penyumbatan terhadap air masuk ke bak penampungan maupun
yang mengalir ke konsumen.
f) Menguras bak penampungan jika tampak airnya sudah kotor.
g) Perbaiki atau buat saluran baru jika SPA (saluran pembuangan air) tidak berfungsi
dengan baik.
h) Menguras, menggati kinci pintu manhole bila rusak , mengontrol pipa peluap, pipa
penguras dan lubang hawa.
11
B. FORM INSPEKSI SANITASI PERLINDUNGAN MATA AIR/ SUMUR ARTESIS
Jumlah item
Kategori menyimpang
Rendah (R) 0-2 Jawaban "Ya"
Sedang (S) 3-5 Jawaban "Ya"
Tinggi (T) 6-8 Jawaban "Ya"
Amat Tinggi (AT) 9-10 Jawaban "Ya"
12
FORM INSPEKSI SANITASI PERLINDUNGAN MATA AIR/ SUMUR ARTESIS
Jumlah item
Kategori menyimpang
Rendah (R) 0-2 Jawaban "Ya"
Sedang (S) 3-5 Jawaban "Ya"
Tinggi (T) 6-8 Jawaban "Ya"
Amat Tinggi (AT) 9-10 Jawaban "Ya"
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan pada hari Kamis 15 Desember 2016,
di Curug Telu dan Curug Pete didapatkan kesimpulan bahwa perlindungan mata air di curug
telu dilakukan dengan bangunan born capturing, pemeliharaannya dengan cara Menguras,
menggati kinci pintu manhole bila rusak , mengontrol pipa peluap, pipa penguras dan lubang
hawa, sedangkan kualitas fisik air dari curug telu tidak berasa tidak berbau, tidak keruh dan
tidak berwarna. Dari hasil pengisian form inspeksi sanitasi perlindungan mata air, Born
capturing di curug telu memliliki tingkat resiko pencemaran katagori rendah.
Perlindungan mata air di curug Pete dilakukan dengan bangunan-bangunan
perlindungan mata air (born capturing) seperti bak penangkap mata air dan bak penampung
mata air, ada juga bak pelepas tekanan, pemeliharaannya dengan cara Menguras, menggati
kinci pintu manhole bila rusak , mengontrol pipa peluap, pipa penguras dan lubang hawa,
sedangkan kualitas fisik air dari curug telu tidak berasa tidak berbau, tidak keruh dan tidak
berwarna. Dari hasil pengisian form inspeksi sanitasi perlindungan mata air, bangunan di
Curug Pete memliliki tingkat resiko pencemaran katagori rendah.
B. Saran
Perlu ada pemeliharaan yang teratur pada bak penangkapan mata air di curug
pete, dan perlu di tambahkan pagar besi di dekat bak penangkapan mata air karena bak
tersebut yang letaknya di tebing dekat curug, licin dan tanpa pagar pengaman dapat
membahayakan keselamatan orang atau petugas yang memelihara ataupun yang melakukan
pengawasan pada bak tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://arpiljumawal.blogspot.co.id/2014/11/perlindungan-mata-air-pma.html
http://jembojemri.blogspot.co.id/2011/06/studi-tentang-sarana-perlindungan-mata.html
www.purwokertoguidance.com
http://mara5668.blogspot.co.id/2013_01_01_archive.html
https://backpackerjakarta.com
15
LAMPIRAN
Gb. Pipa peluap dan pipa penguras di curug tellu Gb. Pipa Transmisi/outlet/distribusi
Gb. Bak penampungan air dari mata air Gb. Bak penampungan air yang berasal dari mata air
curug pete milik PDAM di curug pete
16
Gb. Bak pelepas tekanan Gb. Bak penangkap mata air
(born capturing) di curug pete
17