Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sains dan Teknologi
Lingkungan
Dosen Pengampu : Adelyna Oktavia Nasution, S.Pd, M.Si
Disusun Oleh :
PRODI FISIKA
UTARA
2023
KATA PENGANTAR
Kami juga sangat berharap somoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan khususnya untuk kami sendiri selaku penulis. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Kami merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan lain-lainnya. Demikian kata
pengantar ini kami sampaikan, akhir kata kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan
waktu yang telah diluangkan pembaca untuk membaca makalah kami ini.
Kelompok II
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................. 2
1.3 TUJUAN ...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Air ………...……………………………………....................................... 3
2.1.1 Pencemaran Air ……………………….....................................................................5
3
BAB I
PENDAHULUAN
Air bersifat sumber daya yang terbarukan dan dinamis. Artinya sumber utama
air yang berupa hujan akan selalu datang sesuai dengan waktu atau musimnya
sepanjang tahun. Namun pada kondisi tertentu air bisa bersifat tak terbarukan,
misalnya pada kondisi geologi tertentu di mana proses perjalanan air tanah
membutuhkan waktu ribuan tahun, sehingga bila mana pengambilan air tanah secara
berlebihan, air akan habis.
4
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja yang mempengaruhi dari air
2. Bagaimana terjadinya pencemaran air
3. Apa pengaruhnya air dalam kehidupan
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui yang dipengaruhi dari air
2. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya air dan fungsi dari dalam tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAAN
6
daya air, dan pengendalian sumber daya air yang rusak. Kebutuhan masyarakat
terhadap air yang semakin meningkat mendorong lebih menguatkan nilai ekonomi air
dibanding nilai dan fungsi sosialnya. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan
konflik kepentingan antar sektor, antar wilayah dan berbagai pihak yang terkait dengan
1
sumber daya air.
` Pengairan merupakan salah satu sektor yang sangat esensial dalam kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya, karena semua makhluk hidup me- merlukan air
dalam kehidupannya. Bagi manusia, air selain bermanfaat untuk keperluan sehari-hari
seperti untuk kebutuhan untuk makan dan minum, keperluan untuk mandi dan
mencuci, air juga mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat luas bagi kehidupan
manusia yaitu untuk pengairan lahan per- tanian, lahan perkebunan, usaha
pertambakan (perikanan darat) dan kebutuhan peternakan Sementara bagi makhluk
hidup lainnya yaitu hewan, tumbuh- tumbuhan dan jasad renik, air merupakan
kebutuhan hidup dalam pertum- buhan dan pengembangannya.
Pengertian air menurut Pasal 1 (a) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang
Pengairan adalah "semua air yang terdapat dalam dan atau berasal dari sumber air baik
yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah, tidak termasuk pengertian
air laut. Air beserta sumbernya, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
mempunyai fungsi sosial serta digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Oleh karena itu maka keberadaan sumber air harus dipelihara melalui pengembangan
Daerah aliran sungai (DAS).
Keberadaan sumber air di berbagai daerah semakin terancam, hal ini sebagai akibat
dari semakin bertambahnya kebutuhan lahan pertanian dan penggunaan lainnya yang
akan mengancam keberadaan hutan dan tergang gunya keseimbangan tata air.
Memburuknya kondisi hutan akibat deforestasi yang meningkat pesat dan
memburuknya penutupan lahan di wilayah hulu daerah aliran sungai akan
menyebabkan menurunnya ketersediaan air yang selanjutnya akan mengancam
1
Sabara, Zakir,” PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI TENGAH KETIDAKPASTIAN DENGAN METODE
ROBUST DECISION MAKING”, 2020, Andi Offset, Yogyakarta.
Hal :18-19
7
turunnya debit air waduk dan sungai pada musim kemarau serta berkurangnya pasokan
air untuk pertanian dan pengoperasian2
2.1.1 Pencemaran Air
Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang dengan
orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah
tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga
didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran
lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktek
operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh,
melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan hidup, seperti
pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara.
Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang
ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air
didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk
hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat
diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek
penyebab atau pelaku dan aspek akibat.
2
Sood, Muhammad, “HUKUMLINGKUNGAN INDONESIA”,2019, Sinar Grafika Offset, Jakarta.
Hal: 164
8
aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu.
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang
menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan
tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Ada standar
baku mutu tertentu untuk peruntukan air. Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No.
23 tahun 1992 ayat 3 terkandung makna bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat,
harus memenuhi persyaratan kualitas maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas
tettuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air. Sedangkan parameter kualitas air minum/air bersih yang terdiri
dari parameter kimiawi, fisik, radioaktif dan mikrobiologi, ditetapkan dalam
PERMENKES 416/1990 (Achmadi, 2001). Air yang aman adalah air yang sesuai dengan
kriteria bagi peruntukan air tersebut. Misalnya criteria air yang dapat diminum secara
langsung (air kualitas A) mempunyai kriteria yang berbeda dengan air yang dapat
digunakan untuk air baku air minum (kualitas B) atau air kualitas C untuk keperluan
perikanan dan peternakan dan air kualitas D untuk keperluan pertanian serta usaha
perkotaan, industri dan pembangkit tenaga air.
Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan
menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung
meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya.
Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah
atau atmosfir berupa hujan (Pencemaran Ling. Online, 2003). Pada dasarnya sumber
pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah
dan air tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian misalnya pupuk dan pestisida.
Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara
yang menghasilkan hujan asam. Pengaruh bahan pencemar yang berupa gas, bahan
terlarut, dan partikulat terhadap lingkungan perairan dan kesehatan manusia dapat
ditunjukkan secara skematik. (Warlina, 2004) 3
3
Warlina, Lina,” PENCEMARAN AIR: SUMBER, DAMPAK DAN PENAGGULANGANNYA”,2004,
Institus Pertanian Bogor, Bogor.
Hal: 4-5
9
2.2 Air dalam pengaruh fisika
Air merupakan asupan paling penting mengingat tubuh manusia dewasa sebagian
besarnya terdiri dari, yaitu sebanyak 60%. Adapun manfaat air adalah melindungi jaringan
tubuh, menyerap nutrisi, mengoptimalkan kinerja organ, melancarkan pencernaan,
mengatur suhu tubuh, dan masih banyak lagi. Kandungan air memiliki fungsi krusial
terhadap penyerapan nutrisi lainnya. Sehingga, harus dipastikan mengonsumsi air yang
cukup agar tubuh tidak kekurangan cairan hingga mngalami dehidrasi. Delapan gelas air
atau setara 2 liter setiap hari dinilai cukup untuk memenuhi asupan cairan tersebut. Dua
liter per hari adalah rumus atau acuan global yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
cairan tubuh manusia. Menurut para ahli, air sebanyak dua liter sudah cukup
memmbuattubuh terhidrasi dana man untuk aktivitas fisik sehari-hari. Namun, pada
dasarnya kebutuhan air setiap individu berbeda, tergantung pada usia, aktivitas, maupun
status kesehatannya. Untuk menghitung kebutuhan air yang sesuai dengan berat badan
dapat menggunakan rumus Watson.
U : Usia (tahun)
t : Tinggi badan (cm)
4
Novianti, Diah,”MANFAAT TANAMAN KELAPA BAGI KESEHATAN DAN LINGKUNGAN SERTA SEBAGAI
ALTERNATIF SUMBER ENERGI TERBARUKAN”, 2022, Jakad Media Publishing, Surabaya.
Hal: 23-24
10
Secara garis besar total volume air yang ada yaitu air asin dan air tawar di dunia adalah
1.385.984.610 km^3, terdiri atas (UNESCO, 1978 dalam Chow dkk..1988)
Air laut (air asin) : 1.338.000.000 km^3 atau 96.54%
Lainnya (air tawar + asin) : 47.984.610 km^3 atau 3.46%
Air asin diluar air laut : 12.955.400 km^3 atau 0.93%
Air tawar : 35.029.210 km atau 2.53% (Robert, 2010)
5
Kodoatie, Robert j & Roestam sjarief,” TATA RUANG AIR”, 2010, Andi Offset, Yogyakarta.
Hal: 1,8,13,25
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di
muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan
utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi
tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia
dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih
sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk
keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan
lain sebagainya.
Air merupakan asupan paling penting mengingat tubuh manusia dewasa sebagian
besarnya terdiri dari air, yaitu sebanyak 60%. Adapun manfaat air adalah melindungi
jaringan tubuh, menyerap nutrisi, mengoptimalkan kinerja organ, melancarkan
pencemaran, mengatur suhu tubuh, dan masih banyak lagi. Kandungan air memiliki
fungsi krusial terhadap penyerapan nutrisi lainnya. Sehingga, harus dipastikan
mengonsumsi air yang cukup agar tubuh tidak kekurangan cairan hingga mengalami
dehidrasi. Pada dasarnya kebutuhan konsumsi air seorang individu tergantung pada
aktivitas dan lingkungan individu tersebut. Makin tinggi aktivitas seorang maka makin
tinggi kebutuhan air dalam tubuhnya. Tinggal di tempat beriklim panas membutuhkan
asupan air lebih banyak dibandingkan bila tinggal di tempat beriklim dingin.
3.2 SARAN
Setelah membahas lebih jauh lagi terhadap makalah ini, kami dapat menyadari
bahwasanya Air itu sangat berperan sekali bagi dikalangan masyarakat atau makhluk
hidup lainnya. Dalam penyusunan ini kami selaku penulis dapat menyadari
bahwasannya makalah ini masih terdapat kesalahan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran agar tidak ada kesalahan selanjutnya
12
DAFTAR PUSTAKA
Novianti, Diah, “MANFAAT TANAMAN KELAPA BAGI KESEHATAN DAN
LINGKUNGAN SERTA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER ENERGI
TERBARUKAN”, 2022, Cv Jakad Media Publishing, Surabaya.
Hal: 24
Sood, Muhammad, “HUKUM LINGKUNGAN INDONESIA”,2019,Sinar Grafika
Offset, Jakarta.
Hal: 164
Warlina, Lina,” PENCEMARAN AIR: SUMBER, DAMPAK DAN
PENAGGULANGANNYA”,2004, Institus Pertanian Bogor, Bogor.
Hal: 4-5
Kodoatie, Robert j & Roestam sjarief,” TATA RUANG AIR”, 2010, Andi Offset,
Yogyakarta.
Hal: 1,8,13,25
Sabara, Zakir,” PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI TENGAH
KETIDAKPASTIAN DENGAN METODE ROBUST DECISION MAKING”, 2020,
Andi Offset, Yogyakarta.
Hal: 18-19
13
QUIS
1. Kolam yang memiliki volume 36 m³ diisi dengan air, dengan
14