Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KIMIA TERAPAN

“PENJERNIH AIR”

Dosen Pengampu:
Dr. Ratna Sari Dewi, M.Si

Dra. Hafni Indriati Nasution, M.Si

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2

1. AMANDA ZEFANYA SITUMEANG (4203331008)


2. CHIASRILYA MARIA HUTABARAT (4203131013)
3. LENY NOPVILA SARI (4203131022)
4. NADILA CEMPAKA HANY (4202431016)
5. SARTIKA NAULI HUTASOIT (4203331027)
6. TIARA RITONGA (4203131044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Membuat Penjernih Air Dengan Menggunakan
Limbah Tanaman (Bidang Pertanian)”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Kimia Terapan.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ratna Sari
Dewi, M.Si dan Ibu Dra. Hafni Indriati Nasution, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
Kimia Terapan yang telah membimbing penyusun dalam penyelesaian makalah ini. Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan juga pihak-pihak yang turut membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun senantiasa penyusun harapkan sebagai bahan perbaikan untuk kedepannya.
Akhir kata semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 7 Maret 2023


Penyusun

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Air dan Karakteristiknya ............................................................................................... 3
2.2 Permasalahan Air Bersih dan Teknik Pengolahannya ..................................................................... 8
2.3 Tanaman Penyaring dan Penjernih Air Secara Alami.................................................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 17
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai
planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami
kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur mulai berubah
warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis.
Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun
berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya merubah/menjernihkan air
keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air
bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat
saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau
saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses
penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang
terlarut di dalam air.
Penelitian di sejumlah negara Eropa, Timur Tengah, Asia Barat dan negara lainnya saat
ini tidak mensyaratkan nilai batasan minimum dan optimum terhadap tingkat kekeruhan air,
jumlah kalsium maupun magnesium. Dengan kata lain tidak membatasi negara-negara
anggotanya dalam mengimplementasikan sebuah persyaratan kedalam peraturan nasional mereka.
Terlepas dari semua perbedaan tersebut, semua meyakini bahwa kandungan mineral atau zat
padat terlarut lainnya yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Dengan kata lain air
yang tidak bersih sebaiknya tidak melebihi ambang batas tertentu terhadap kandungan zat-zat
yang merugikan kesehatan atau bahkan dibuat seminimum mungkin.
Tingkat kekeruhan air akan sangat bervariasi sesuai sengan struktur atau kandungan
mineral dalam tanah dan pada masing-masing Iokasi. Diperlukan penelitian khusus untuk dapat
mengetahui kandungan mineral sumber air pada suatu lokasi. Pada daerah yang memiliki sumber
mata air permukaan tanah penelitian dapat dilakukan lebih cepat, dibandingkan dengan daerah
tanpa sumber mata air dimana kemungkinan harus dilakukan melalui pengeboran terlebih dahulu.
Penanggulangan secara cepat dapat dilakukan dengan cara melakukan penyaringan air dengan
menggunakan beberapa teknik penyaringan air bersih secara alami/buatan maupun

1
modern/tradisional. Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana teknik penjernihan air dengan
menggunakan bahan alami berupa limbah tanaman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian air dan bagaimana karakteristiknya?
2. Bagaimana permasalahan air bersih dan teknik pengolahannya?
3. Apa saja tanaman penyaring dan penjernih air secara alami?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian air dan karakteristiknya
2. Untuk mengetahui permasalahan air bersih dan teknik pengolahannya
3. Untuk mengetahui tanaman penyaring dan penjernih air secara alami

1.4 Manfaat
1. Memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penyusun dan pembaca terkait pemanfaatan
tanaman sebagai suatu bahan alami penjernih air.
2. Menambah pengetahuan kepada masyarakat yang bertempat tinggal di daerah lahan
gambut yang memiliki permasalahan dengan air bersih untuk dapat memanfaatkan
limbah tanaman sebagai penjernih air

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Air dan Karakteristiknya


Air menutupi hampir 71% permukaan bumi dengan sebagian besar terdapat di laut dan pada
lapisan-lapisan es di kutub, serta sisanya terdapat pada awan, hujan, sungai, muka air tawar, dan
uap air. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui
penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai)
menuju laut. Badan air terbesar terdapat di laut sebesar 97% dan 3% sisanya adalah air tawar
yang digunakan sebagai penunjang kehidupan sehingga air bersih menjadi kebutuhan dasar
manusia.
Macam-macam air dan pembagiannya antara lain:
1. Air permukaan, yaitu air hujan yang mengalir di atas permukaan bumi dikarenakan tidak
mampu terserap ke dalam tanah (lapisan tanah bersifat rapat air) sehingga sebagian besar air
akan tergenang dan cenderung mengalir menuju daerah yang lebih rendah.
Contoh air permukaan antara lain air sungai, air danau, dan air laut.
2. Air angkasa, yaitu air yang berasal dari udara atau atmosfer yang jatuh ke permukaan bumi.
Komposisi air yang terdapat di lapisan udara berkisar 0,001% dari total air yang ada di bumi.
Contoh air angkasa antara lain air hujan, air salju, dan air es.
3. Air tanah, yaitu segala macam jenis air yang terletak di bawah lapisan tanah dan
menyumbang sekitar 0,6% dari total air di bumi. Hal ini menjadikan air tanah lebih banyak
daripada air sungai dan danau apabila digabungkan meupun air yang terdapat di atmosfer.
Pengelompokkan air tanah menurut letaknya terbagi menjadi:
 Air tanah freatik, yaitu air tanah dangkal yang berada tidak jauh dari permukaan tanah
sekitar 9-15 meter di bawah permukaan tanah. Air tanah dangkal umumnya bening,
namun pada beberapa tempat air freatik ini dapat tercemar seperti memiliki kandungan Fe
dan Mn yang tinggi
 Air tanah artesis, yaitu air tanah dalam yang terletak di bawah lapisan tanah kedap air
pertama dengan kedalaman sekitar 80-300 meter. Kualitas air lebih baik dibandingkan air
tanah dangkal.
 Air tanah meteorit (Vados), yaitu air tanah yang berasal dari hujan/presipitasi sebelum
terjadi proses kondensasi air di atmosfer dan tercampur dengan debu meteor. Perlu

3
diketahui bahwa setiap saat meteor berukuran kecil bergesekan dengan atmosfer dan
habis sebelum mencapai permukaan bumi.

Air memiliki karakteristik yang khas yang dapat berupa karakteristik fisik dan kimiawi.
Karakteristik fisik air terdiri dari kekeruhan, temperatur, warna, kandungan zat padat, bau, dan
rasa. Sedangkan karekteristik kimiawi air terdiri dari pH, DO (Dissolved Oxygent), BOD
(Biological Oxygent Demand), COD (Chemical Oxygent Demand), kesadahan, dan senyawa-
senyawa kimia beracun seperti Fe dan Mn.
Air bersih merupakan salah satu jenis sumber daya berbasias air yang bermutu baik dan biasa
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Air
bersih yang dapat dimanfaatkan disarankan agar memenuhi standar baku mutu air sebagai
persyaratan kualitas air bersih.
Karakteristik air bersih antara lain:
 Jernih, tidak berbau, dan tidak berwarna
 Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas
 Bebas unsur kimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa (Hg), dan mangan (Mn).
 Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli dan total coliforms.

4
5
 Standar Kualitas Air Murni
Dalam pengolahan air limbah industri dikenal 3 parameter utama, yaitu Oksigen terlarut
(OT) atau Dissolved Oxygen (DO), Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) atau Biological Oxygen
Demand (BOD) dan Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) atau Chemical Oxygen Demand (COD).
1. Oksigen Terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen (DO)
Oksigen merupakan parameter yang sangat penting dalam air.Sebagian besar makhluk
hidup dalam air membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidupnya, baik tanaman
maupun hewan air, bergantung kepada oksigen yang terlarut. Ikan merupakan makhluk air
dengan kebutuhan oksigen tertinggi,kemudian invertebrata, dan yang terkecil kebutuhan
oksigennya adalah bakteri.
Keseimbangan oksigen terlarut (OT) dalam air secara alamiah terjadi secara
berkesinambungan. Mikroorganisme sebagai makhluk terkecil dalam air ,untuk
pertumbuhannya membutuhkan sumber energi yaitu unsur karbon (C) yang dapat diperoleh
dari bahan organik yang berasal dari tanaman, ganggang yang mati, maupun oksigen dari
udara.Bahan organik tersebut oleh mikroorganisme akan diuraikan menjadi karbon dioksida
(CO2) dan air (H2O). CO2 selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman dalam air untuk proses
fotosintesis membentuk oksigen, dan seterusnya. Oksigen yang dimanfaatkan untuk proses
6
penguraian bahan organik tersebut akan diganti oleh oksigen yang masuk dari udara maupun
dari sumber lainnya secepat habisnya oksigen terlarut yang digunakan oleh bakteri atau
dengan kata lain oksigen yang diambil oleh biota air selalu setimbang denganoksigen yang
masuk dari udara maupun dari hasil fotosintesis tanaman air.
Apabila pada suatu saat bahan organik dalam air menjadi berlebih sebagai akibat
masuknya limbah aktivitas manusia (seperti limbah organik dari industri),yang berarti suplai
karbon (C) melimpah, menyebabkan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme akan berlipat
ganda, yang berarti juga meningkatnya kebutuhan oksigen, sementara suplai oksigen dari
udara jumlahnya tetap. Pada kondisi seperti ini, kesetimbangan antara oksigen yang masuk
ke air dengan yang dimanfaatkan oleh biota air tidak setimbang, akibatnya terjadi defisit
oksigen terlarut dalam air .Bila penurunan oksigen terlarut tetap berlanjut hingga nol, biota
air yang membutuhkan oksigen (aerobik) akan mati, dan digantikan dengan tumbuhnya
mikroba yang tidak membutuhkan oksigen atau mikroba anaerobik. Sama halnya dengan
mikroba aerobik, mikroba anaerobik juga akan memanfaatkan karbon dari bahan organik.
Dari respirasi anaerobik ini terbentuk gas metana (CH4) disamping terbentuk gas asam
sulfida (H2S) yang berbau busuk.

2. BOD dan COD


Untuk menentukan tingkat penurunan kualitas air dapat dilihat dari penurunan kadar
oksigen terlarut (OT) sebagai akibat masuknya bahan organik dari luar, umumnya digunakan
uji BOD dan atau COD.Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen
biologis(KOB) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan organik dalam air. Oleh karena itu, nilai
BOD bukanlah merupakan nilai yang menunjukkan jumlah atau kadar bahan organik dalam
air, tetapi mengukur secara relative jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk mengoksidasi atau menguraikan bahan-bahan organik tersebut. BOD tinggi
menunjukkan bahwa jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
mengoksidasi bahan organik dalam air tersebut tinggi, berarti dalam air sudah terjadi defisit
oksigen.Banyaknya mikroorganisme yang tumbuh dalam air disebabkan banyaknya makanan
yang tersedia (bahan organik), oleh karena itu secara tidak langsung BOD selalu dikaitkan
dengan kadar bahan organik dalam air.

7
BOD5 merupakan penentuan kadar BOD baku yaitu pengukuran jumlah oksigen yang
dihabiskan dalam waktu lima hari oleh mikroorganisme pengurai secara aerob dalam suatu
volume air pada suhu 20 derajat Celcius.BOD5 500 mg/liter (atau ppm) berarti 500 gram
oksigen akan dihabiskan oleh mikroorganisme dalam satu liter contoh air selama waktu lima
hari pada suhu 20 derajat Celcius.
Dalam bahan buangan, tidak semua bahan kimia organik dapat diuraikan oleh
mikroorganisme secara cepat .Bahan organik dalam air bersifat : a) Dapat diuraikan oleh
bakteri (biodegradasi) dalam waktu lima hari b) Bahan organik yang tidak teruraikan oleh
bakteri dalam waktu lima hari). Bahan organik yang tidak mengalami biodegradasi dapat
dilakukan dengan Uji COD. Uji COD ini meliputi semua bahan organik di atas, baik yang
dapat diuraikan oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat diuraikan. Oleh karena itu,
hasil uji COD akan lebih tinggi dari hasil uji BOD.
Dari segi kualitas air minum harus memenuhi :
a. Syarat fisik
● Tidak boleh berwarna, berasa, dan berbau
● Suhu air hendaknya pada suhu sejuk kurang dari 25oC
b. Syarat kimia : air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-
zat kimia tertentu dalam jumlah yang melampaui batas yang telah ditentukan.

2.2 Permasalahan Air Bersih dan Teknik Pengolahannya


Salah satu jenis air yang tidak memenuhi standar kesehatan adalah air gambut, menggunakan
air gambut sebagai sumber air bersih dan mengkonsumsi air gambut memberikan dampak
terhadap kesehatan masyarakat yaitu berupa penyakit kulit, gangguan pencernaan, rusaknya
email gigi dan lain sebagainya (Anderson et al., 2013). Kualitas air bersih dilahan gambut jauh
dari memenuhi syarat kesehatan, baik secara fisik maupun kimiawi. Tampak beberapa parameter
air gambut melebihi dari nilai maksimum yang diperbolehkan antara lain meliputi rasa, warna,
pH, kesadahan, besi, zat organik, klorida, kromium, mangan dan sulfat (Wasisto,1980).
Ketersediaan air di daerah gambut sangat banyak dan melimpah sepanjang tahun, akan tetapi air
yang tersedia belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Sampai saat ini
masyarakat masih belum mampu mengolah air gambut menjadi air bersih yang memenuhi
standar baku mutu air bersih yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI No 416/Menkes/per/1990.

8
Krisis air bersih merupakan masalah sosial yang harus mendapatkan perhatian yang serius
dari semua pihak termasuk di Indonesia, karena Indonesia mempunyai daerah lahan gambut yang
sangat luas. Air gambut tidak memenuhi persyaratan air bersih, sedangkan masyarakat yang
hidup di daerah gambut mempunyai permasalahan untuk ketersediaan air bersih bagi keperluan
hidup sehari-hari. Air gambut tersebut pada dasarnya tidak layak untuk dijadikan air baku untuk
air minum. Dibandingkan dengan air permukaan lainnya yang bersifat tawar, maka air dari
daerah gambut perlu diolah secara spesifik denganmenambah tahapan dalam proses
pengolahannya (Ignasius, 2014).
Teknik pengolahan air yang sering digunakan untuk mendapatkan air bersih sesuai dengan
standar mutu diantaranya:
1) Teknik koagulasi, yaitu teknik pengolahan air yang diterapkan dengan bantuan koagulan
kimia seperti Polyelektrolit (misalnya: PAC atau Poly Aluminium Chloride, PAS atau Poly
Aluminium Sulfat), garam aluminat (misalnya: alum, tawas), garam Fe, khitin, dan
sebagainya.
2) Teknik redoks yaitu teknik pengolahan air yang diterapkan dengan bantuan inhibitor seperti
senyawa khlor (misalnya: kaporit), non khlor atau teknik redoks lainnya.
3) Bioremoval dan Bioremidiasi merupakan teknik pengolahan air dengan menggunakan
biomaterial. Biomaterial tersebut antara lain lumut, daun teh, sekam padi, dan sabut kelapa
sawit, atau juga dari bahan non biomaterial seperti perlit, tanah gambut, lumpur aktif dan
lain-lain.
4) Reverse osmosis yaitu teknik pengolahan air yang merupakan kebalikan dari proses osmosis
alami. Osmosis adalah perpindahan cairan dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi yang
melewati membran semipermeabel.
5) Teknik filtrasi atau penyaringan yaitu teknik pengolahan air yang diterapkan dengan bantuan
media filter seperti pasir (misalnya: silika, antrasit), senyawa kimia atau mineral (misalnya:
kapur, zeolit, karbon aktif, resin, ion exchange), membran, biofilter atau teknik filtrasi
lainnya.

Sistem penyaring air sederhana adalah sistem yang paling banyak digunakan baik itu
kegunaan rumah tangga hingga kegunaan Industri. Media saringan berfungsi sebagai penyaring
yang terdiri dari media filtrasi dan media penyangga. Media penyangga yang umumnya dipakai
umumnya adalah kerikil, sabut kelapa, arang, ijuk dan spons. Sedangkan media filtrasi bisa

9
menggunakan single-media berupa pasir silica, atau dual-media yaitu pasir dan karbon aktif
(umumnya digunakan antrasit). Kegiatan edukasi alat penjernih air sederhana sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan air bersih ini menggunakan teknik filtrasi dengan memperlambat aliran.
Air keruh melewati penjernih air sederhana akan tersaring sehingga menghasilkan air yang jernih.
Media yang digunakan pada alat penjernih air sederhana antara lain filter akuarium, sabut kelapa,
ijuk, arang, kerikil, dan pasir. Masing-masing media tersebut memiliki kegunaan pada proses
penjernihan air. Kerikil berfungsi menyaring material berukuran besar, arang berfungsi sebagai
karbon aktif yang dapat menghilangkan bau dan warna, serta pasir dan filter akuarium berfungsi
untuk menyerap endapan-endapan.
Proses Penjernihan air bertujuan untuk menghilangkan zat pengotor atau untuk memperoleh air
yang kualitasnya memenuhi standar persyaratan kualitas air seperti :
a) Menghilangkan gas-gas terlarut,
b) Menghilangkan rasa yang tidak enak,
c) Membasmi bakteri patogen yang sangat berbahaya,
d) Mengelolah agar air dapat digunakan untuk rumah tangga dan industri, dan
e) Memperkecil sifat air yang menyebabkan terjadinya endapan dan korosif pada pipa atau
saluran air lainnya.

2.3 Tanaman Penyaring dan Penjernih Air Secara Alami


1) Biji Kelor
Biji buah kelor (Moringan oleifera) mengandung zat aktif rhamnosyloxy-benzil-
isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam
yang terkandung dalam air limbah suspensi, dengan partikel kotoran melayang di dalam air.
Serbuk biji buah kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan mengendapkan kandungan
unsurlogam berat yang cukup tinggi dalam air, sehingga air tersebut memenuhi standar baku air
minum dan air bersih.Namun apabila air tersebut dikonsumsi untuk diminum, aroma kelor yang
khas masih terasa, oleh sebab itu, pada bak penampungan air harus ditambahkan arang yang
dibungkus sedemikian rupa agar tidak bertebaran saat proses pengadukan. Arang berfungsi untuk
menyerap aroma kelor tersebut.

10
Gambar 1. Tumbuhan kelor
 Membuat Serbuk
Cara memperoleh serbuk tersebut cukup sederhana, yaitu dengan menumbuk biji buah kelor
yang sudah tua hingga halus, kemudian ditaburkan ke dalam air limbah, dengan perbandingan
tiga sampai lima miligram untuk satu liter air dan diaduk cepat. Dalam waktu 10 hingga 15 menit
setelah pengadukan, partikel-partikel kotoran yan terdapat di dalam air akan menyatu dan
mengendap, sehingga air menjadi jernih. Caratersebut lebih ekonomis dibanding menggunakan
sistem penjernihan air dengan bahan bakutawas yang digunakan selama ini. Perbedaan
penjernihan air dengan menggunakan tawas danserbuk biji kelor adalah pada lamanya waktu
pengendapan partikel setelah pengadukan, yaituhanya lima menit, sedangkan dengan serbuk
kelor mencapai 10 hingga 15 menit.

2) Kulit Pisang
Dalam film-film kartun kulit pisang biasanya dimanfaatkan untuk tujuan jahat, dimana orang
sering dijebak dengan kulit pisang agar terpeleset. Tak dinyana ternyata kulit pisang yang
dijadikan sampah ternyata bermanfaat memurnikan air. Dalam penyaringan air, kulit pisang ini
lebih ampuh dari pada penyaringan alami lainnya, karena mampu menyerap logam berat.
Sebelum kita tahu, makan pisang kulitnya pasti dibuang.

Gambar 2. Kulit pisang

11
Tidak perlu modifikasi apapun, kulit pisang yang akan dipakai untuk memurnikan air
hanyaperlu dicincang kecil-kecil lalu dimasukkan ke dalam air. Dengan sendirinya logam berat
sepertitimbal dan tembaga akan terserap oleh serat-serat yang terdapat pada kulit pisang.Logam
berat merupakan polutan yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Dalam tubuhmanusia,
polutan ini bisa terakumulasi dan memicu dampak negatif dalam jangka panjang ataubahkan bisa
diturunkan pada generasi berikutnya.Timbal (Pb) misalnya, bisa menghambat sintesis
hemoglobin atau zat merah darah sehingga mengganggu fungsi saraf maupun organ yang lain.
Pada anak, timbal bisa menghambat pertumbuhan sel-sel otak dan menurunkan tingkat
kecerdasan ketika tumbuh dewasa. Sementara itu, logam berat yang lain yaitu tembaga (Cu) jika
terakumulasi dalam tubuh manusia bisa memicu pengerasan hati (sirosis) dan kerusakan ginjal.
Tembaga juga bisa terakumulasi di jaringan saraf dan komea mata, sehingga merusak fungsi
penglihatan. Untuk pemurnian air minum dari logam berat, teknologi yang ada saat ini umumnya
sangat mahal sehingga kurang terjangkau masyarakat umum.

3) Kangkung dan Kiambang

Gambar 3. Kangkung dan Kiambang


Kangkung merupakan jenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan ditanam
sebagai makanan. Kemudian Kiambung merupakan tumbuhan air berupa paku-pakuan berwarna
hijau dan permukaannya ditutupi rambut berwarna putih agak transparan, biasa ditemukan
mangapung di air menggenang seperti kolam, sawah, danau atau sungai yang mengalir tenang.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, tanaman kangkung dan kiambang memiliki potensi
untuk menjernihkan air limbah rumah tangga secara alami, tetapi air tersebut masih belum aman
di konsumsi. Selain itu, dapat mengurangi polusi air sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk
dan bakteri penular penyakit. Semakin lama berada di air kotor atau air limbah rumah
tanggamaka tanaman kangkung dan kiambang akan semakin banyak menyerap zat-zat yang
terkandung didalam air, sehingga air tersebut menjadi lebih jernih dari hari ke hari dan bau yang

12
tidak sedap mulai berkurang. Tanaman kangkung memiliki kemampuan lebih cepat dalam
menjernihkan air limbah rumah tangga dari pada tanaman kiambang. Semakin jernih air limbah
karena tanaman tersebut maka semakin banyak jumlah endapan yang dihasilkan.Kesimpulan dari
penelitian yang dilakukan adalah tumbuhan kangkung dan kiambang dapat ditanam ditempat
yang airnya tercemar oleh air limbah rumah tangga seperti sumur, kolam dan air genangan
dibawah rumah. Sehingga air tersebut menjadi lebih jernih dan kembali dapat digunakan.
Adapun kelebihan dari pemanfaatan tumbuhan kangkung dan kiambang, yaitu:
 Mudah didapatkan dan tidak memerlukan biaya untuk mendapatkannya.
 Mengurangi pencemaran air sebagai sarang penyakit.
 Tidak memiliki efek samping
 Tanaman kangkung dapat dikonsumsi.
 Tanaman kiambang dapat dijadikan pupuk.
 Apabila di tempatkan di kolam ikan, dapatdijadikan sebagai penghias kolam dan zat hara
yang dihasilkan dapat dikonsumsi ikan.
Sedangkan kekurangannya, yaitu air limbah rumah tangga yang telah dijernihkan masih tidak
dapat di konsumsi. Karena mikroorganisme dan zat kimia yang berbahaya bagi tubuh sebagian
besar masih terdapat di dalam air hasil penjernihan.

4) Eceng Gondok
Eceng gondok dengan nama latin Eichhornia crassipes pertama kali ditemukan secara tidak
sengaja oleh seorang ilmuan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius (ahli botani
berkebangsaan Jerman). Eceng gondok ditemukan tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah
dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini
hanya memiliki tinggisekitar 0,4-0,8meterdan tidak mempunyai batang, terkadang berakar dalam
tanah.Bentuk daunnya tunggal dan berbentuk oval, sementara ujung dan pangkalnya meruncing,
pangkal dan tangkai menggembung, permukaan daunya licin dan berwarna hijau. Termasuk
bunga majemuk, berbentuk bulir kelopaknya berbentuk tabung. Biji eceng gondok berbentuk
bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau serta akarnya
merupakan akar serabut. Kecepatan menyesuaikan diri membuat tanaman ini tumbuh dengan
cepat.Disamping itu eceng gondok memiliki masa yang besar, tumbuh mengapung diatas
permukaan air sehingga mudah dipanen dibandingkan tanaman air lainya.

13
Gambar 4. Eceng gondok
Retno Nuraini, Gagas Pradani, Nur Ilmawati, dan Melissa Hamas mengandalkan fungsi
tanaman eceng gondok dan karbon aktif untuk daur ulang air limbah rumah tangga. Air jernih
tanpa bau itu nantinya bisa dipakai mandi atau bahan airminum. Pengelolaan itu dimulai dengan
mengumpulkan air limbah rumah tangga ke bak penampungan. Dengan asumsi sebuah rumah
dihuni lima orang, air limbah yang dihasilkan sekitar 700 liter per hari. Air itu kemudian
dialirkan ke kolam yang dipenuhi eceng gondok. Fungsi eceng gondokberdasarkan literatur
adalah menyerap senyawa-senyawa organik, terutama amonia danfosfat.Eceng gondok bersifat
fitoremediasi atau tumbuhan yang menyerap polutan.Air limbah itu didiamkan di kolam eceng
gondok selama 24 jam. Setiap batang eceng gondok sanggup membersihkan air limbah domestik,
selain tinja, itu sebanyak 4 liter. Setelah sehari penuh, katup penutup saluran air di ujung kolam
eceng dibuka untuk mengalirkan air ke bak penampungan ketiga di bawah tanah.Di dalam bak
itu mereka menyusun saringan berlapis dengan karbon aktif. Bahan arang yang biasa dipakai
untuk menghentikan diare itu berfungsi menghilangkan bau air limbah. Air jernih tanpa bau itu
kemudian akan naik sendiri ke atas atau perlu disedot pompa air agar bisa naik hingga bak
penampungan di atap rumah lantai dua.
Selain itu, akar tanaman ini juga dapat menghasilkan zat alleopathy yang mengandung zat
antibiotoka dan juga mampu membunuh bakteri coli.Eceng gondok juga mampu menjernihkan
atau menurunkan kekeruhan suatu perairan hingga 120 mg perliter silika selama 48 jam sehingga
cahaya matahari dapat menembus perairan dan dapat meningkatkan produktivitas perairan
melalui proses fotosintesis bagi tanaman air lainnya.Selain dapat menyerap logam berat, eceng
gondok dilaporkan juga mampu menyerap residupestisida. Akar dari tumbuhan eceng gondok
mempunyai sifat biologis sebagai penyaring air yang tercemar oleh berbagai bahankimia buatan
industri. Eceng gondok sangat peka terhadap keadaan yang unsur haranya didalam air kurang
mencukupi. tetapi responnya terhadap kadar unsur hara yang tinggi juga besar. Proses regenerasi

14
yang cepat dan toleransinya terhadap lingkungan yang cukup besar, menyebabkan eceng gondok
dapat dimanfaatkan sebagai pengendali pencemaran lingkungan.

5) Penjernihan Air dengan Karbon Aktif dari Jerami


Salah satu metode untuk mengurangi logam berat pada air tercemar dan air limbah yaitu
dengan metode adsorpsi (Said, N.I., 2010). Metode adsorpsi dinilai menjadi metode yang sangat
sederhana, ekonomis, efektif, dan serbaguna untuk menghilangkan kontaminan beracun dalam
air limbah (Lakherwal, D., 2014). Metode adsorpsi dapat dilakukan dengan cara pengontakan
pada air dan proses pengadukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Abdi, Chairul, dkk
(2015) penurunan kadar besi dan mangan dapat dilakukan dengan proses adsorpsi karbon aktif.
Dalam penelitiannya mangan dan besi dapat diturunkan dengan menggunakan karbon aktif
berbahan dasar kulit pisang kapok. Arang kulit pisang kepok memiliki kemampuan adsorben
karena mengandung selulosa
Jerami memiliki banyak fungsi, diantaranya sebagai bahan bakar, pakan ternak, alas atau
lantai kandang, pengemas bahan pertanian (misal telur), bahan bangunan dan kerajinan tangan.
Namun, jumlah jerami padi yang melimpah tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh
petani untuk menambah nilai guna. Oleh karena itu, dengan adanya ilmu kimia dimanfaatkan
untuk pengolahan limbah padi berupa jerami yang bermanfaat untuk penjernih air. Prinsip kimia
yang digunakan dalam penelitian ini yakni proses adsorpsi. Setelah jerami dikumpulkan maka
akan dilakukan pembakaran. Kapasitas adsorpsi dari karbon aktif tergantung pada jenis pori dan
jumlah permukaan yang mungkin dapat digunakan untuk mengadsorpsi. Massa karbon aktif
jerami dalam proses adsorpsi juga dipengaruhi oleh waktu kontak optimum dan kecepatan
pengadukan menurut (Asbahani, 2013) waktu kontak yang cukup diperlukan oleh karbon aktif
agar dapat mengadsorbsi besi secara optimal
6) Penjernihan Air dengan Karbon Aktif dari Sekam Padi
Sekam padi adalah hasil samping produk pertanian yang sangat melimpah terutaman di
negara agraris seperti Indonesia.Sekam padi biasanya hanya digunakan sebagai bahan untuk
membakar bata, abu gosok dan sering kali dibuang begitu saja tanpa pengolahan apapun. Jika hal
ini dibiarkan, limbah tersebut dapat menimbulkan kerusakan lingkungan (Shackley dkk., 2011).
Sekam padi memiliki nilai ekonomi yang rendah dan pemanfaatannya masih terbatas. Salah satu
produk yang dapat dikembangkan dari sekam padi dan memiliki nilai ekonomi tinggi adalah

15
arang aktif. Arang aktif adalah senyawa karbon hasil pembakaran bahan alami yang mengandung
karbon dan memiliki ruang pori. Pori tersebut berukuran sangat kecil dan dapat berbentuk seperti
celah panjang. Pembuatan arang aktif dari sekam padi meliputi tahap pembakaran, aktivasi,
karakterisasi, dan pengujian. Pembakaran dilakukan dengan oksigen rendah agar diperoleh arang
sekam berkualitas. Sedangkan aktivasi merupakan perendaman arang sekam menggunakan tiga
jenis larutan, yaitu akuades, natrium hidroksida (NaOH), dan asam klorida (HCl).

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan, dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Air bersih merupakan salah satu jenis sumber daya berbasias air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas sehari-
hari. Karakteristik air bersih antara lain: Jernih, tidak berbau, dan tidak berwarna, suhunya
sejuk dan tidak panas, bebas unsur kimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa
(Hg), dan mangan (Mn), tidak mengandung unsur mikrobiologi seperti coli dan total
coliforms.
2. Krisis air bersih merupakan masalah sosial yang harus mendapatkan perhatian yang serius
dari semua pihak termasuk di Indonesia, karena lahan gambut di Indonesia sangat luas.
Adapun teknik pengolahan air yang sering digunakan untuk mendapatkan air bersih sesuai
dengan standar mutu diantaranya yaitu, koagulasi, teknik redoks, bioremoval dan
bioremidiasi, reverse osmosis dan teknik filtrasi.
3. Beberapa contoh tanaman penyaring dan penjernih air secara alami yang memanfaatkan
limbah tanaman yaitu, biji kelor, kulit pisang, kangkung dan kiambang, jerami dan sekam
padi

3.2 Saran
Setelah membaca keseluruhan isi dari makalah ini, diharapkan pembaca, terlebih
masyarakat luas dapat mengaplikasikan kimia terapan yang telah dibahas di makalah kehidupan
demi memenuhi kebutuhan air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Penyusun menyadari bahwa
terdapat banyak kekurangan pada makalah ini, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/21528245/Tanaman_Penyaring_dan_Penjernih_Air_Secara
diakses tanggal 4 maret 2023.
https://www.academia.edu/8830392/MAKALAH_PENJERNIHAN_AIR
diakses tanggal 4 maret 2023.
Sari Putri Utami, D. N. (2020). Efektivitas Karbon Aktif Jerami Sebagai Adsorben Untuk
Menurunkan Kadar Mangan (Mn) Air Sumur Gali (Studi Di Puskesmas Krian Pada
Ruang UGD Kabupaten Sidoarjo). GEMA Lingkungan Kesehatan, 45-52.
Suhartana. (2017). Pemanfaatan Sekam Padi Sebagai Bahan Baku Arang Aktif Dan Aplikasinya
Untuk Penjernihan Air Sumur Di Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
Jurnal Kimia Sains Dan Aplikasi, 10 (3) : 67-71.
Trimaily, D., Nofrizal, Esy Maryanti. (2017). Efektivitas Penggunaan Tawas dan Tanah
Lempung Pada Pengolahan Air Gambut Menjadi Air Bersih. Jurnal Dinamika
Lingkungan Indonesia, 4(1): 39-52. ISSN: 2356-2226.

Wicaksono, B., dkk. (2019). Edukasi Alat Penjernih Air Sederhana Sebagai Upaya Pemenuhan
Kebutuhan Air Bersih. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Menerangi Negeri, 2(1):
43-52. ISSN: 2655-5948.

18

Anda mungkin juga menyukai