Anda di halaman 1dari 16

PENCEMARAN AIR

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Makalah Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar

Penulis:
DESI RATNA SARI SINAGA
NPM. 210911008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
MEDAN
2021

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kasih
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pencemaran Air.
Makalah ini berisi mengenai konsep Pencemaran Air mulai dari pengertian sampai
kepadacara penanggulangan pencemaran air untuk pembaca dapat mengetahui lebih
dalam mengenai pencemaran air sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak lepas tanpa bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dosen Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar Universitas Santo Thomas
Medan yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat
menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman mahasiswa kelas karyawan Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Santo Thomas Medan yang telah memberikan
dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam
penyelesaian makalah ini baik Orangtua, pasangan, dan lain-lain.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, namun diharapkan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan juga dunia pendidikan.

Medan, 05 Oktober 2021


Penulis,

Desi Ratna Sari Sinaga


NPM. 210911008

1
DAFTAR ISI

Cover .......................................................................................................................
Kata Pengantar ........................................................................................................ 1
Daftar Isi ................................................................................................................. 2
Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 3
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
Bab II Pembahasan ................................................................................................. 6
A. Pengertian Pencemaran Air ........................................................................ 6
B. Penyebab Pencemaran Air .......................................................................... 9
C. Dampak Pencemaran Air ............................................................................ 10
D. Penanggulangan Pencemaran Air ............................................................... 12
Bab III Penutup ....................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan Penduduk dan pembangunan diikuti oleh peningkatan berbagai


aktivitas dan kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tidak dapat
dihindari, dampak ikutan dari peningkatan pembangunan tersebut adalah timbulnya
limbah yang berdampak pada terjadinya peningkatan pencemaran. Aktivitas produksi
yang akan menghasilkan produk yang diinginkan dan hasil samping yang tidak dapat
dihindari sebagai beban pengelolaan.Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga) yang
keberadaannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis.

Air limbah yang tidak dikelola akan menimbulkan dampak yang luar biasa
pada perairan, khususnya sumber daya air. Kelangkaan sumber daya air pada masa
mendatang dan bencana alam semisal erosi, banjir, dan kepunahan ekosistem perairan
tidak pelak lagi dapat terjadi apabila kaum akademisi tidak peduli terhadap
permasalahan tersebut.

Sumberdaya air selain merupakan sumber daya alam juga merupakan


komponen ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan akan
air cenderung semakin meningkat dari waktu ke waktu, baik untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia seperti untuk air minum, air bersih dan sanitasi maupun
sebagai sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan ekonomi seperti untuk
pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik dan pariwisata. Air yang digunakan
untuk berbagai kebutuhan dan keperluan hingga saat ini dan untuk kurun waktu
mendatang masih mengandalkan pada sumber air permukaan, khususnya air sungai.

3
Ketersediaan sumber daya air sungai cenderung menurun karena penurunan
kualitas dan kuantitas yang tersedia juga karena kualitas yang ada menjadi tidak dapat
dimanfaatkan karena adanya pencemaran. Pengelolaan air limbah merupakan salah
satu prioritas dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Air mempunyai
karakteristik fisik dan kimiawi yang sangat mempengaruhi kehidupan organisme di
dalamnya. Apabila terjadi perubahan kualitas perairan, terutama oleh bahan
pencemaran lingkungan, maka daya dukung air tersebut terhadap kehidupan akan
teracam.

Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius.


Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit
untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-
macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas
air menurun, begitupun dengan kuantitasnya.

Telah terjadi banyak pencemaran air, misal di Provinsi Banten pencemaran


terjadi di perairan pantai utara Serang yaitu di kecamatan Tirtayasa dimana warga
setempat mengandalkan sungai Ciujung untuk keperluan mandi dan kebutuhan
lainnya seperti pengairan bagi tambak sehingga hasil tambak menjadi tidak optimal.
Secara kimiawi, pencemaran telah terjadi sungai Ciujung karena air sungai sering
menjadi hitam dan mengeluarkan bau menyengat. Hal ini ditenggarai akibat limbah
pabrik.

Krisis air juga terjadi di hampir semua Pulau Jawa dan sebagian Sumatera,
terutama kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga,
maupun pertanian. Selain merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air juga
terjadi dari kurangnya ketersediaan air dan terjadinya erosi akibat pembabatan hutan
di hulu serta perubahan pemanfaatan lahan di hulu dan hilir. Pencemaran air yang
terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, seperti beberapa contoh di atas, telah
mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan pemerintah serta

4
keengganan untuk melakukan penegakan hukum secara benar menjadikan problem
pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama makin parah.

Berdasarkan paparan diatas, artikel bertujuan untuk membahas mengenai


pencemaran air yang makin marak terjadi. Di dalam artikel ini juga akan dibahas
sumber, dampak dan penanggulangan pencemaran air. Diharapakan dengan adanya
penjelasan mengenai dampak pencemaran air beserta cara penanggulangannya, maka
akan timbul kesadaran pada diri kita semua. Pada akhirnya pencemaran dapat
dikurangi dan akan didapat sumber air yang aman, bersih serta sehat untuk
dikonsumsi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka secara umum rumusan
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa itu pencemaran air?


2. Apa yang menjadi penyebab pencemaran air?
3. Apa dampak pencemaran air?
4. Bagaimana cara penanggulangan pencemaran air?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencemaran Air

Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu
orang dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan
definisi istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian
pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari
pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang.
Dalam praktik operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah
ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-komponen
lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah
dan pencemaran air. Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada
definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1997 tentang Lingkungan Hidup.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian


Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai: “pencemaran air adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke
dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1,
angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya
menjadi 3 aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku, dan aspek akibat
(Setiawan, 2001).

Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat


berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air
sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan
istilah unsur pencemar, yang pada praktiknya masukan tersebut berupa buangan yang

6
bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang
disebabkan oleh alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam
tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi
pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan
kualitas air sampai ke tingkat tertentu.

Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air
yang menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas)
dan tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Ada
standar baku mutu tertentu untuk peruntukan air.

Sebagai contoh adalah pada Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun


1992 Ayat 3 terkandung makna bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus
memenuhi persyaratan kualitas maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas tertuang
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 146 Tahun 1990 tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air. Sedangkan parameter kualitas air minum/air bersih
yang terdiri dari parameter kimiawi, fisik, radioaktif dan mikrobiologi, ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990.

Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan
air tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak
dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung
meletus, pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi
merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak
dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air.

Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian,


rumah tangga, industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan
industri antara lain polutan organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam
berat), sisa bahan bakar, tumpahan minyak tanah dan oli merupakan sumber utama
pencemaran air, terutama air tanah. Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk

7
pembukaan lahan pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya
mengakibatkan pencemaran air tanah.

Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah


anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga
berperan besar dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah.
Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat
Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia merupakan racun yang
mencemari air. Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air sehingga
menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia air
meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan air.
Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan dan
air tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang
meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air.
Secara umum, sumber-sumber pencemaran air adalah sebagai berikut :

 Limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan
bakar, tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang
ditimbun dalam tanah).
 Pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan.
 Limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida).
 Limbah pengolahan kayu.
 Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut.
 Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan
seperti plastik, gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen dan
sampah organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).

8
B. Penyebab Pencemaran Air

Air merupakan kebutuhan vital bagi seluruh makhluk hidup, termasuk


manusia. Untuk dapat dikonsumsi air harus memenuhi syarat fisik, kimia maupun
biologis. Secara fisik air layak dikonsumsi jika tidak berbau, berasa, maupun tidak
berwarna. Di samping itu air tidak boleh mengandung racun maupun zat-zat kimia
berbahaya (syarat kimia), dan tidak mengandung bakteri, protozoa ataupun kuman-
kuman penyakit. Oleh karena itu kebersihan dan terbebasnya air dari polutan menjadi
hal yang sangat penting.

Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum,
meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau,
perusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau,
nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan
tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini
menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh
hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati,
dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan
mati, dan aktivitas bakteri menurun.

Pencemaran air dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:

 Pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut).


 Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai, seperti air
cucian, air kamar mandi.
 Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
 Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke perairan.
 Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan.
 Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai.
 Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak
lepas pantai.

9
C. Dampak Pencemaran Air

Jenis dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran air banyak sekali ragamnya.
Dampak ini dapat terbagi dan dikategorikan ke dalam empat kelas antara lain
Dampak terhadap kehidupan biota air, kualitas air tanah, kesehatan dan Estetika
lingkungan.

1. Dampak terhadap Kehidupan Biota Air

Zat pencemar di dalam air akan menurunkan kadar oksigen yang terlarut di
dalam air. Oksigen diperlukan untuk mendegradasi / menguraikan zat-zat pencemar.
Kehidupan air membutuhkan jumlah oksigen yang cukup. Jika kadar oksigennya
menurun sampai pada tingkat tertentu, maka kehidupan biota perairan akan
terganggu. Kematian biota perairan antara lain ikan-ikan dan tumbuhan air juga
disebabkan oleh adanya zat-zat beracun. Jika bakteri mati, maka proses penjernihan
air limbah secara alamiah juga akan mengalami hambatan. Polusi termal dari limbah
juga akan mengganggu kehidupan biota perairan.

2. Dampak terhadap Kualitas Air Tanah

Polutan akan meresap ke dalam tanah melalui poripori tanah. Pada proses
peresapan ini, tanah akan menjadi jenuh. Hal ini akan menimbulkan gangguan
terhadap air tanah, sebagai salah satu sumber air minum yang paling banyak
digunakan.

3. Dampak terhadap Kesehatan

Dampak terhadap kesehatan tergantung dari kualitas air, karena air merupakan
media bagi penyebaran penyakit. Penularan penyakit dapat bermacam-macam yaitu :
Air sebagai media hidup bagi mahluk hidup termasuk mikroba, air sebagai sarang
penyebar penyaki dan jumlah air yang berkurang menyebabkan tidak tercukupinya
kebutuhan manusia untuk membersihkan dirinya. Di Indonesia terdapat beberapa

10
penyakit yang dikategorikan sebagai waterborn diseases atau penyakit yang dibawa
oleh air. Penyakit ini dapat menyebar apabila mikroba penyebabnya dapat masuk ke
dalam sumber air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Jenis mikroba yang
penyebarannya melalui air cukup banyak, antara lain bakteri, protozoa dan virus. Di
bawah ini akan diuraikan beberapa penyakit yang termasuk dalam kategori waterborn
diseases beserta agen pembawanya.

Gambar 2.1. Jenis Penyakit Air Beserta Pembawanya

Sumber: Gunadharma dalam Suyasa, 2015

4. Dampak terhadap Estetika Lingkungan

Proses Industri menghasilkan hasil samping berupa limbah / bahan buangan.


Jumlah limbah yang dihasilkan berbanding lurus dengan tingginya kegiatan produksi.
Limbah dapat diolah dengan cara diendapkan terlebih dahulu, namun metode ini
menimbulkan dampak bau yang menyengat. Penumpukan limbah juga memerlukan
wilayah yang luas agar tidak mengganggu sanitasi dan kesehatan di pemukiman
penduduk. Masalah ini disebut sebagai masalah estetika lingkungan. Limbah minyak

11
dan lemak juga menimbulkan masalah estetika lingkungan, yaitu sekitar tempat
pembuangan limbah menjadi licin.

Pada tempat pembuangan dan pengolahan limbah, masalah bau umumnya


timbul dari beberapa kegiatan antara lain: tangki pembuang limbah industri, tangki
pembusuk limbah yang mengandung Hidrogen Sulfida (H2S) dan proses pengolahan
bahan organik.

D. Penanggulangan Pencemaran Air

Pada dasarnya ada lima cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan
pencemaran air, yaitu:

 Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau


mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
 Tidak membuang sampah ke sungai.
 Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
 Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya
bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
 Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih
lainnya tidak tercemar.

Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah melakukan penanaman


pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor, diakui mampu menyerap air dalam
jumlah banyak. Itu sebabnya banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara
massal. Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan andal. Bahkan,
daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat wisata. Pohon sesungguhnya
bisa menjadi sumber air sebab dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula
sumber-sumber air potensial di bawahnya. Beberapa cara penanggulangan
pencemaran air tersebut di antaranya sebagai berikut.

1. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan

12
 Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik.
 Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
 Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.
 Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan
EPCM (environmental pollution control manager).
2. Program rehabilitasi dan konservasi SDA dan lingkungan hidup
 Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
 Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
 Meningkatkan konservasi air bawah tanah.
 Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.
3. Tindakan yang perlu dilakukan oleh masyarakat
 Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
 Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil
dan sepeda motor
 Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak
dan sebagai tempat kakus
 Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi


oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan kondisi
lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan
keselamatan manusia serta kehidupan makhluk hidup lainnya. Penurunan kualitas air
akan menurunkan daya guna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya
tampung dari sumber daya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan
sumber daya alam (natural resources depletion).

Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting maka harus
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Hal ini berarti bahwa
penggunaan air untuk berbagai manfaat dan kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi masa kini dan masa depan.
Untuk itu air perlu dikelola agar tersedia dalam jumlah yang aman, baik kuantitas
maupun kualitasnya, dan bermanfaat bagi kehidupan dan perikehidupan manusia
serta makhluk hidup lainnya agar tetap berfungsi secara ekologis, guna menunjang
pembangunan yang berkelanjutan.

B. Saran

Sikap yang harus kita tanamkan dalam diri kita adalah sikap cinta lingkungan.
Sikap tersebut harus di tanamkan dalam diri sejak dini. Sehingga kita sebagai calon
seorang guru wajib memberikan pengetahuan tentang lingkungan hidup pada anak
didik kita agar mereka mengerti tentang pentingnya menjaga kelestarian alam yang
kita tempati ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Juli Soemirat Slamet. 1996, Kesehatan lingkungan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

Natah, 2007, Jurnal Pemukiman.

Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No.416/MENKES/PER/PER/IX/1990 Tentang


Syarat-syarat dan pengawasan air minum, Jakarta.

Pusat litbang SDA, Jurnal Teknologi pengendalian Air di Indonesia.

Rahmi, D. H. dan B. Setiawan. 1999. Perancangan Kota Ekologi. Dikti, P & K.


Jakarta.

Soedradjat, R. 1999. Lingkungan Hidup, Suatu Pengantar. Dikti, P & K. Jakarta.

Soemarwoto, O. 1991. Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Gramedia


Pustaka Utma. Jakarta.

Suratno, F.. 1990, Analisis mengenai dampak lingkungan, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.

Suyasa, W.B. 2015. Pencemaran Air dan Pengolahan Air Limbah. Udayana
University Press, Denpasar.

Trihardi, B. 1997. Berbagai kegiatan yang dapat mempengaruhi kualitas air sungai.

15

Anda mungkin juga menyukai