Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN

Aspek Kesehatan dan Penyediaan Air Bersih

Dosen Pengampu :
Edza Aria Wikurendra, S.KL., M.KL.

Nama :
Marta Bela Kartika (2130018025)

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai mata kuliah Kesehatan Lingkungan
dengan judul “Aspek Kesehatan dan Penyediaan Air Bersih”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surabaya, 5 November 2019

Penyusun

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................2

BAB II Pembahasan.........................................................................................3
2.1 Pengertian dan Pentingnya Air Bersih..................................................3
2.2 Sumber dan Siklus Air..........................................................................3
2.3 Syarat Air Minum dan Kontaminasi Air..............................................7
2.4 Air dan Penyakit...................................................................................13
2.5 Teknik Pengolahan Air.........................................................................15

BAB III Kesimpulan.........................................................................................17


Daftar Pustaka...................................................................................................iv

iii
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Air, sanitasi dan higiene berperan penting dalam mencegah sedikitnya 9,1%
jumlah penyakit dan menyelamatkan 6,3% jumlah kematian penduduk bumi.
Sekitar 1,1 miliar penduduk bumi tidak mendapatkan pasokan air bersih,
sedangkan lebih dari 35% penduduk bumi (sekitar 2,4 miliar orang) belum
mendapatkan fasilitas sanitasi yang baik. Setiap tahunnya 2 juta orang meninggal
dunia akibat penyakit-penyakit diare, sebagian besar anak-anak berumur di bawah
lima tahun. Sebagian terbesar korban diare adalah penduduk negara-negara
berkembang yang hidup dalam keadaan sangat miskin di tempat-tempat
pemikiman di pinggiran kota atau penduduk yang hidup di daerah pedesaan.
Menurut World Health Organization dan UNICEF, dengan meningkatkan
sanitasi, 1,5 juta jiwa anak dapat diselamatkan setiap tahunnya terutama dari
kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit penyebab diare. Masalah utama
pada peran air dalam meningkatkan kesehatan adalah kurangnya perhatian
terhadap kesehatan lingkungan, tidak adanya sumber dana, kurangnya pasokan air
dan pemeliharaan sanitasi, cara hidup yang tidak higienis, dan sanitasi yang tidak
memadai di sarana-sarana luori, termasuk di rumah sakit, pusat-pusat kesehatan
dan di sekolah-sekolah.
Untuk mengurangi peningkatan penyakit akibat berbagai faktor yang
berisiko ini, penyediaan air bersih yang cukup, meningkatkan fasilitas
pembuangan limbah kotoran manusia yang baik, dan pendidikan kesehatan untuk
menjalankan kebiasaan hidup yang higienis merupakan modal penting yang harus
selalu diupayakan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan pentingnya air bersih?
2. Apa sumber dan siklus air?
3. Apa syarat air minum dan kontaminasi air?
4. Apa itu air dan penyakit?
5. Bagaimana teknik pengolahan air?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dan pentingnya air bersih.
2. Menjelaskan sumber dan siklus air.
3. Menjelaskan syarat air minum dan kontaminasi air.
4. Menjelaskan air dan penyakit.
5. Menjelaskan teknik pengolahan air.

2
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian dan pentingnya air bersih


Menurut KEPMENKES RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002, yang
dimaksud dengan air bersih adalah air yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari yang kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih dapat diminum apabila dimasak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Air merupakan unsur yang sangat vital bagi kehidupan makhluk di
muka bumi ini. Tanpa makan orang dapat bertahan hidup sampai 3-6 bulan,
namun tanpa air orang hanya bertahan hidup paling lama 3 hari. Dalam
tubuh manusia terdapat 50%-80% terdiri dari cairan. Air digunakan untuk
berbagai keperluan di antaranya minum, mandi, mencuci peralatan rumah
tangga, mencuci pakaian, memasak, yang keseluruhannya itu merupakan
kebutuhan pokok selain kebutuhan lainnya (mis., menyiram tanaman,
mencuci kendaraan, membersihkan lantai, pendingin mesin, atau pelarut
bahan [kimia, bangunan, obat/ jamu dll].)
Keperluan manusia akan air bervariasi sesuai dengan tempat orang
tersebut tinggal. WHO memperhitungkan bahwa kebutuhan air masyarakat
di negara berkembang (pedesaan) termasuk di Indonesia antara 30-60
liter/orang/hari, sedangkan di negara-negara maju atau di perkotaan
memerlukan 60-120 liter/ orang/ hari.

2.2 Sumber dan Siklus Air


Sesuai dengan sikuls air di bumi ada empat sumber air di bumi ini
yaitu air angkasa (hujan), air permukaan, air tanah, dan mata air
1. Air angkasa (hujan)
Air angkasa atau air hujan adalah sumber air yang tertentu
akibat proses penguapan air di permukaan bumi oleh panas
matahari. Uap air ini naik ke atas sampai pada ketinggian tertentu
sampai tercapainya persamaan luoride it dengan udara

3
sekitarnya. Walau pada saat presipitasi merupakan air yang paling
bersih, air tersebut cenderung menga1ami pencemaran ketika
berada atmosfer. Pencemaran yang ber-langsung di atmosfer itu
dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas,
misalnya, karbon dioksida, nitrogen, dan luorid.
Sifat-sifat air hujan adalah sebagai berikut:
a. Bersifat lunak atau tidak sadah (soft water), karena tidak
mengandung garam-garam dan mineral.
b. Dapat mengandung zat-zat yang terdapat di udara seperti
NH3 dan CO2 agresif ataupun SO2 sehingga bersifat
korosif. Dalam kondisi tertentu, apabila konsentrasi gas
atau gas-gas tersebut tinggi terjadilah hujan asam (acid
rain).
c. Dari segi kandungan bakteri air hujan lebih bersih.
d. Jumlahnya tergantung dari curah hujan yang Daerah-
daerah yang tidak atau sedikit memiliki sumber air, air
hujan dimanfaatkan sebagal persediaan air minum dan
keperluan sehari-hari yang lain terutama pada musim
kemarau. Untuk penyimpanan air hujan ditampung dalam
stlatu bejana atau bak PAH (penampungan air huian).

2. Air permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai,
danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan,
sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran
baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya.
Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan melalui dua
proses yaitu:
a. Mengalir di permukaan tanah membentuk/mengisi
genangan air yang besar disebut danau, atau mengalir ke
tempat yang lebih rendah melalui saluran yang disebut
sungai kemudian akan berakhir di laut. Sumber air ini

4
adalah danau, sungai dan laut disebut sumber air
permukaan (surface water).
b. Meresap ke dalam tanah membentuk pusat resapan air
tanah.
Kualitas air permukaan pada umumnya tidak baik, kotor, berbau
dan berasa karena banyak dicemari bebagai bahan pencemar baik
bakteriologis maupun kimiawi. Untuk dapat memanfaatkan air
permukaan ini biasa digunakan alat penjernih yang disebut saringan
pasir cepat (rapid sand fliter) dan saringan pasir lambat (slow sand
filter). Saringan pasir cepat biasa digunakan dalam skala besar oleh
PDAM, sedangkan saringan pasir lambat digunakan dalam skala
kecil oleh masyarakat atau rumah tangga.

3. Air tanah
Air hujan yang meresap ke dalam tanah disebut infiltrasi. Air
yang meresap ke dalam tanah ada yang kembali ke permukaan
tanah membentuk mata air kemudian mengalir ke sungai, danau
dan laut. Aliran ini disebut interflow. Air yang tersimpan di dalam
tanah disebut air tanah (ground water). Air tanah ini tersimpan di
antara batu-batuan kedap air (impermeable) atau pada lapisan
batuan tidak kedap air (permeable, poreus), atau tersimpan dalam
lapisan tanah.
Ada dua jenis air tanah yaitu air tanah dangkal dan air tanah
dalam. Disebut air tanah dangkal karena muka airnya (water level)
dangkal antara 2- 10 meter. Air tanah dangkal ini terletak antara
lapisan batuan kedap air dengan permukaan tanah. Air tanah
dangkal tersebar pada lapisan tanah lempung atau tanah poreus
berpasir. Air tanah dangkal dapat diambil langsung melalui
penggalian (sumur gali [dug well]) atau pengeboran dangkal. Jenis
sumurnya disebut sumur dangkal (shallow well).
Air tanah dalam muka airnya lebih dari 10 meter, jenis
sumurnya dinamakan sumur air dalam (deep well). Air tanah

5
dalam ini umumnya tersebar dalam lapisan aquifer. Lapisan
aquifer adalah susunan suatu batuan yang menyimpan/menangkap
air tanah, terdiri dari aquifer bebas (unconfined aquifer) dan
aquifer tertekan (confined aquifer).
Aquifer bebas menyimpan air tanah dipengaruhi oleh tekanan
atmosfir, sedangkan pada aquifer tertekan yang terapit oleh
lapisan luoride it tidak dipengaruhi oleh tekanan atmosfir
sehingga tekanannya lebih besar. Tekanan air pada aquifer
tertekan dipengaruhi gaya berat air itu sendiri. Kekuatan te-kanan
air pada aquifer ditentukan oleh garis piezometrik (piezometric
level). Garis piezometrik adalah garis imaginer yang menunjukkan
garis tekanan air Yang masih dapat naik ke permukaan tanah.
Sumur artesis adalah sumur bor Yang airnya keluar permukaan
tanah tanpa dipompa karena aliran air keluar. Masih di bawah
garis piezometrik. Artesis ada dua macam yaitu artesis alami dan
artesis buatan. Artesis alami terjadi dengan sendirinya karena
kuatnya tekanan air dari kedalaman tertentu yang menebus batuan
keras untuk memencar ke permukaan tanah, artesis buatan terjadi
akibat penggalian atau pengeboran sumur dalam.

4. Mata air
Mata air sebenarnya air tanah yang keluar ke permukaan bumi,
mata air tidak memancar ke atas seperti artesis. Ada dua macam
mata air yaitu mata air gravitasi (gravity spring) dan mata air
artesis (artesis spring). Mata air gravitasi terjadi akibat tekanan
dari lapisan aquifer bebas, besar debit airnya tergantung dari
musim, bila musim hujan debitnya besar dan sebaliknya kalau
rnusirn kemarau.
Mata air artesis terjadi akibat tekanan dari lapisan aquifer
tertekan sehingga debit airnya tidak terpengaruh musim (debitnya
luoride tetap sepanjang tahun). Pemanfaatan mata air dengan
menggunakan sarana perlindungan mata air (PMA).

6
2.3 Syarat Air Minum dan Kontaminasi Air
1. Syarat air minum
Air bersih berbeda dengan air minum. Menurut Dirjen PPM PLP
Departemen Kesehatan Ri, air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan
dan dapat diminum apabila dimasak. Sedangkan air minum adalah air yang
mernenuhi syarat ke-sehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan air
bersih diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 16 Tahun 1990
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Sedangkan untuk air
minum diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/
Menkes/SK/VII/ 2002 tentang Syarat-syarat Pengawasan Kualitas Air
Minum. Pembahahasan pada mata kuliah ini lebih ditekankan kepada
persyaratan air bersih. Air bersih harus memenuhi beberapa persyaratan
sebagai berikut:
a. Syarat fisik:
 Tidak berbau
 Tidak berwarna
 Tidak berasa
 Terasa segar
b. Syarat kimia:
 Derajat keasaman (Ph) antara 6,5-9,2
 Tidak boleh ada zat kimia berbahaya (beracun), kalaupun
ada jumlahnya harus sedikit sekali
 Unsur kimiawi yang diizinkan tidak boleh melebihi standar
yang telah ditentukan
 Unsur kimiawi yang disyaratkan mutlak harus ada dalam air
c. Syarat bakteriologis
 Tidak ada bakteri/virus kuman berbahaya ( luoride) dalam
air
 Bakteri yang tidak berbahaya namun menjadi luoride
pencemaran tinja (Colifor bacteria) harus luoride.

7
d. Syarat radioaktivitas: Tidak ada zat radiasi yang berbahaya dalam
air.

Masalah yang ditimbulkan karena air tidak bersih:


a. Fisik
 Bau. Air yang berbau dapat berasal dari hasil pembusukan
benda luorid (sampah, sisa makanan, bangkai, tumbuhan),
buangan in-dustri, limbah rumah tangga yang terlarut dalam
air.
 Warna. Warna air terbagi dalam dua jenis:
 Warna asli (true color): akibat pembusukan atau
pelarutan bagian dari tumbuhan yaitu batang, akar,
daun. Selain itu sebagai hasil kegiatan luoride tekstil,
penyamak kulit, sablon, pabrik cat dll. Warna asli
tidak dapat dihilangkan dengan penyaringan seder-
hana, harus ada intervensi bahan lain.
 Warna tidak asli (apparent color), akibat dari partikel-
partikel padat yang sangat halus antara lain tanah,
pasir, batuan dll. Warna tidak asli dapat dihilangkan
dengan penyaringan seder-hana atau pengendapan.
 Rasa. Rasa air berasal dari kandungan zat kimia yang
terlarut dalam air (asam, asin, manis, pahit, payau). Ph air
yang rendah dapat mengakibatkan rasa air menjadi
asam/kesat. Air bersih harus tidak berasa (netral). Air yang
berasa sering menimbulkan masalah kesehatan. Maupun
masalah lainnya, Air asam akan memengaruhi ketahanan
gigi dan menganggu pencernaan. Selain itu air asam tidak
melarutkan busa sabun meskipun dengan menggunakan
banyak air. Sebaliknva air yang terlalu basa akan
mengganggu Pencernaan dan ginjal. Air asin atau sadah
sama sekali tidak dapat digunakan untuk aktivitas sehari-
hari, sabun sulit berbusa meskipun dengan menggunakan

8
dalam jumlah banyak. Air yang berasa pahit disebabkan Ph
yang sangat rendah atau dapat juga karena adanya bahan
kimia atau bahan berbahaya (toksik) yang terlarut,
 Kesegaran. Kesegaran air dapat tercapai apabila temperatur
air lebih rendah dari luoride it udara sekitarnya.
b. Kimiawi
 Bahan kimia yang dilarang/tidak diizinkan berada dalam air
bersih karena berbahaya di antaranya gas H 2S, CO2 agresif,
NO2, NH3. Gas-gas ini dapat menimbulkan gangguan
kesehatan maupun kerusakan material (terjadinya korosi).
NO2 dalam air apabila terminum bayi akan mengakibatkan
penyakit blue baby disease.
 Bahan kimia yang masih diizinkan ada dalam air bersih
dengan jum-lah vang dibatasi sesuai standar air minum.
Bahan kirnia ini terutama logam berat antara lain Hg, Pb,
Se, dll. Dalam jumlah di atas standar akan mengakibatkan
keracunan. Sebagai contoh kejadian di Minamata Jepang
dan Teluk Buyat di Sulawesi Utara, akibat rnengkonsumsi
air yang tercemar merkuri (Hg)
 Bahan kimia yang disyaratkan harus ada dalam air karena
sangat diperlukan untuk luoride i tubuh antara lain mineral
F, Ca, Na, Cu, dll.
c. Bakteriologis. Bakteri atau virus dalarn air yang dapat menular ke
manusia sebagian besar berasal dari tinja dan urine. Untuk
mengetahui pencemaran tinja tersebut perlu dilakukan
perneriksaan di laboratorium, namun untuk memeriksa adanya
bakteri atau virus tidak mudah karena harus menggunakan
peralatan khusus dan memerlukan waktu, sedangkan bakteri
dalam tinja yang luoride lebih mudah ditemukan adalah bakteri
jenis Coli padahal bakteri ini umumnya tidak luoride karena
berada dalam perut manusia, kecuali ada beberapa bakteri seperti
Escherichia coli jenis 0157 dan Enterohaemorrhogic E. coli
(EHEC) yang patogen. Untuk mengatasi masalah penegakan

9
diagnosis pencemaran bakteri atau virus dalam air maka
ditetapkan bakteri Coli sebagai indikatornya, artinya apabila
ditemukan adanya Coli dalam air, maka patut diduga air tersebut
tercemar tinja sehingga dugaan selanjutnya adalah kemungkinan
ada bakteri atau virus lain dalam air tersebut.
d. Radioaktivitas. Zat radiasi berasal dari limbah khusus yang
dihasilkan oleh industry, reactor nuklir, rumah sakit,
pertambangan. Penanganannya harus khusus pula.

2. Kontaminasi air
a. Mata air
Adalah berlawanan dengan kepercayaan bahwa air dari mata air bebas
dari bakteri. Ternyata air yang berasal dari mata air tidak selalu memenuhi
syarat bakteriologik. Dalam beberapa hal kualitas air dari mata air tidak jauh
berbeda dengan kualitas air sumur dangkal yang menghasilkan air dari tanah
yang bercelah dari batuan kapur, pasir atau kerikil, yang tidak jauh dari
permukaan tanah. Bila air dari mata air digunakan untuk sumber air bersih
untuk kepentingan rumah tangga, maka mata air tersebut perlu dilindungi
dari kontaminasi yang berasal dari air larian, debu, serangga, binatang-
binatang liar dan ternak. Perlindungan terhadap mata air ini berupa
bangunan tertutup yang terbuat dari beton (concrete) atau bahan lain yang
betul-betul mampu melindunginya. Air dari sumber ini disimpan dalam
suatu bak luori ( luoride ) sebelum didistribusikan kepada masyarakat di
sekitarnya. Sebelum air digunakan sebagai bahan air minum perlu
pemeriksaan di laboratorium untuk memastikan apakah air tersebut layak
untuk dikonsumsi diminum atau perlu diolah lebih dulu. Penambahan
desinfektan diperlukan setelah pembuatan bangunan pelindung mata air
(broncaptering) dan reservoarnya.

b. Air perpipaan
Air yang dikonsumsi masyarakat (public water supow umumnya
didistribusikan melalui perpipaan. Air ini bisa berasal dari sumber air secara

10
alami yang telah dikelola mulai dari perlindungan sumber airnya (mata air,
danau dan sumber-sumber air lainnya) sampai pendistribusiannya, atau air
dari perusahaan yang khusus mengolah air minum, kemudian
mendistribusikannya kepada masyarakat melalui jaringan perpipaan. Yang
perlu dipahami adalah adanya perbedaan antara air bersih dan air minum.
Kedua jenis air ini sudah dibakukan melalui Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 416/ MENKES/PER/IX/ 1990. Sebelum air bersih seperti air sumur,
air dari sumber dan sebagainya menjadi air minum perlu diolah lebih dulu.
Bentuk pengolahan tersebut termasuk merebus, memberikan desinfektan,
atau mungkin perlu penjernihan (penyaringan dengan saringan pasir)
sebelum diberi desinfektan bahkan pengolahan yang lengkap seperti
dilakukan oleh perusahaan air minum yang akan dijelaskan berikut ini.
Cara pengolahan air minum dari air baku sebelum didistribusikan
kepada masyarakat secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Menghilangkan luoride padat dengan jalan pengendapan
 Menghilangkan luoride padat dengan jalan koagulasi, karena
luoride tak dapat diendapkan
 Menghilangkan kekeruhan dengan penyaringan pasir;
 Menghilangkan kuman dengan pembubuhan bahan-bahan
desinfektan.
Adapun tahap-tahap pengolahannya adalah sebagai berikut:
 Air baku setelah melalui penapis / saringan yang menghalangi
ikut masuknya benda-benda padat seperti sampah luorid, kayu,
benda-benda terapung lainnya, dialirkan melalui bangunan
pengambilan air baku (water intake).
 Kemudian air dialirkan ke dalam bangunan/bak pengendap
pendahuluan (presedimentation basin) untuk pengendapan
luoride secara gravitasi
 Selanjutnya air dialirkan ke dalam suatu bangunani bak
pembubuhan bahan koagulan (coagulant tank). Di sini
ditambahkan bahan koagulan, biasanya Al2(SO4)3 sebanyak 15-
20 ppm, yang dapat mengikat koloid menjadi flok-flok.

11
 Air kemudian masuk kedalam bangunan pengendap
(sedimentation basin) untuk mengendapkan flok-flok tersebut.
Flok-flok satu dengan yang lainnya saling menempel, dank
arena gaya beratnya kemudian mengedap. Namun demikian
masih terdapat flok-flok yang halus yang sulit untuk mengendap
dan masib melayang-layang dalam air
 Flok-flok vang halus ini dipisahkan/dibersihkan dengan jalan
penyaringan saringan pasir cepat
 Air yang telah keluar dari saringan pasir ini telah jernih dan
kemudian dibubuhi dengan kapur tohor 15-20 ppm. Untuk
menetralisasi keasaman akibat pemberian tawas sebelumnya.
 Setelah Ph memenuhi syarat yang ditetapkan dalam persyaratan
air minum, air dibubuhi larutan ktiporit atau liquid gas chlor
yang fungsinya sebagai pembunuh kuman. Sisa chlor aktif diatur
antara 1- 1,5 ppm.
 Setelah itu air ditampung di dalam bak penampungan
( luoride ) atau clear well
 untuk kemudian dialirkan ke bangunan-bangunan distribusi.

Kontaminasi air perpipaan dapat terjadi kerena kebocoran pipa


distribusi, cross conection, backsiphonage dan. Back flow.
Air perpipaan mempunyai tekanan tertentu. Tetapi kadang-kadang
tekanan ini tidak cukup tinggi bahkan kadang-kadang luoride. Apabila
kebetulan saluran (pipa) distribusi bocor dan tekanan dalam pipa luoride,
maka air permukaan atau air kotor yang terdapat di sekitar bagian yang
mengalami kebocoran akan masuk ke dalam pipa distribusi sehingga air
mengalami kontaminasi.
Cross conection adalah hubungan fisik sistem perpipaan air bersih dan
saluran air kotor sehingga air bersih tercemar oleh karenanya. Hal ini bisa
terjadi misalnya pada saat memperbaiki saluran air yang rnengalami
kemacetan di gedung bertingkat yang memiliki jaringan perpipaan untuk air
bersih dan air kotor. Untuk mengatasi kemacetan aliran dicari saluran air
terdekat untuk disambungkan, padahal saluran tersebut jaringan perpipaan

12
untuk air kotor, sehingga terjadilah pencemaran pada air di seluruh jaringan
tersebut.
Ada sistem jaringan air bersih yang dilengkapi dengan siphone yang
berguna untuk mengatur limpahan air apabila terjadi tekanan pada pipa yang
terlalu tinggi yang dihubungkan dengan saluran pembuangan (air kotor).
Apabila tekanan pada jaringan air kotor lebih tinggi dari pada jaringan
perpipaan air bersih-misalkan karena pengisapan dengan pompa secara
langsung dari jaringan perpipaan terjadilah backsiphonage.
Dengan memperlancar air langsung dari jaringan perpipaan dengan
cara mengisapnya melalui pompa tersebut akan menyebabkan tekanan air
dalam perpipaan menurun bahkan luoride. Kemungkinan yang terjadi
adalah backflow atau aliran balik dari air yang telah keluar bahkan yang
telah digunakan masuk kedalam Pipa melalui slang (pipa karet / luorid)
yang biasa digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga di kamar mandi atau
tempat cuci alat dapur dan sebagainya.

2.4 Air dan Penyakit


Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan menyebar
secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang
ditularkan melalui air disebut sebaga waterborne disease atau water-related
disease. Terjadinya suatu penyakit tentunya memerlukan adanya agens dan
terkadang luori. Berikut beberapa contoh penyakit yang dapat ditularkan
melahli air berdasarkan tipe agens penyebabnya.
1. Penyakit viral, misalnya, hepatitis viral, luoride itis.
2. Penyakit luoride , misalnya, kolera, disentri, tifoid, diare.
3. Penyakit protozoa, misalnya, amebiasis, giardiasis.
4. Penyakit helmintik, misalnya, askariasis, whip worm, hydatid
disease.
5. Leptospiral, misalnya, Weil’s disease.

Beberapa penyakit yang ditularkan melalui air ini di dalam


penularannya terkadang membutuhkan hospes, biasa disebut sebagai

13
aquatic host. Hospes akuatik tersebut berdasarkan sifat multiplikasinya
dalam air terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Water multiplied
Contoh penyakit dari hospes semacam ini adalah skistosomiasis
( luori keong).
2. Not multiplied
Contoh agens penyakit dari hospes semacam ini adalah cacing
Guinea dan fish tape worm ( luori cyclop).
Sementara itu, penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat
dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan cara penularannya.
Mekanisme pe-nularan penyakit sendiri terbagi menjadi empat, yaitu:
1. Waterborne mechanistn
Di dalam mekanisme ini, kuman luoride dalam air yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia
melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh penyakit yang
ditularkan melalui mekanisme ini antara lain kolera, tifoid,
hepatitis viral, disentri basiler, dan luoride itis.
2. Waterwashed mechanism
Mekanisme penularan semacam ini berkaitan dengan kebersihan
umum dan perseorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara
penularan, yaitu:
a. Infeksi melalui alat pencemaan, seperti diare pada anak-
anak.
b. Infeksi melalui kulit dan mata, seperti luorid dan
luoride.
c. Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit
leptospirosis.
3. Water-based mechanism
Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki agens
penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh
luori atau sebagai intermediate host yang hidup di dalam air.

14
Contohnya skistosomiasis dan Penyakit akibat Dracunculus
medinensis .
4. Water-related insect vector mechanism
Agens penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang
berkembang biak didalam air. Contoh penyakit dengan
mekanisme penularan semacam ini adalah filariasis, dengue,
malaria, dan yellow fever.

2.5 Teknik Pengolahan Air


Sebagian besar air merupakan pengolahan sebelum digunakan,
termasuk air yang berasal dari sumur dalam maupun yang berasal dari
sumber mata air. Dalam keadaan darurat, jika pengolahan air yang
konvensional tidak dapat dilakukan, patogen-patogen yang ditularkan
melalui air dapat dimatikan atau dilemahkan dengan cara memasak air
hingga mendidih. Namun cara ini membutuhkan banyak bahan bakar, dan
rnemerlukan tempat penyimpanan yang steril. Lagipula tidak semua
luoride dapat dibunuh, misalnya kista Cryptosporidium atau spora
Clostridium. Cara-cara lain untuk mengolah air, misalnya filtrasi
(penyaringan), disinfeksi air menggunakan bahan kimia dan radiasi
ultraviolet, meskipun dapat menurunkan frekwensi penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui air, tetapi juga menghadapi masalah seperti yang
dihadapi jika menggunakan metoda memasak air hingga mendidih.
1. Pengumpulan sumber air
Sistem pengadaan air dalam jumlah besar diperoleh dari sumber
air permukaan, sedangkan dalam jumlah kecil diperoleh dari
sumber air tanah. Sekitar 35% penduduk dunia mendapatkan
layanan air minum yang berasal dari air tanah yang dipompa dari
kedalaman sumur antara 50-1000 kaki. Sisanya yang berjumlah
65% mendapatkan layanan air yang umumnya berasal dari air
permukaan, misalnya air sungai, danau, dan luori air (reservoir).

15
2. Pencemaran sumur.
Pada tahun 1980 PBB menyatakan bahwa air tanah lebih aman
digunakan sebagai bahan baku air minum dibandingkan air sungai,
kanal, dan air kolam. Meskipun laporan menunjukkan adanya
jadian penyakit kolera, tifoid dan diare, ternyata kemudian terjadi
masalah baru, yaitu terjadinya pencemaran air sumur. Diduga
terdapat 60 juta orang telah mengalami keracunan karena air
sumur yang tercemar luoride yang berasal dari bukit-bukit granit.
Akibat yang jadinya deformitas atau kecacatan pada tulang anak.
Di Bangladesh, separuh dari sumur penduduk ternyata tercemar
arsen, karena sumur digaii kurang dalam. Di seluruh dunia
sebanyak 140 juta orang berasal dari 70 negara dilaporkan telah
mengalami keracunan arsen. Karena itu selalu diperlukan
pemeriksaan yang teliti di tiap lokasi penggalian untuk
menentukan keamanan air galian yang dihasilkan.
3. Pengolahan air baku (raw water). Tergantung jenls dan kualitas ar
baku yang akan diolah, baku air diolah meialui berbagai cara. Air
tanah banyak yang dapat dikonsumsi tanpa diolah lebih dahulu,
sedang baku air lainnya memerlukan penambahan klorin atau
pengolahan tambahan lainnya. Air permukaan karena terpapar
langsung oleh cuaca yang basah dan atmosfir mudah tercemar
polutan sehingga memerlukan pengolahan lebih dahulu untuk
menghilangkan kontaminan dari bahan air minum, melalui proses
filtrasi (penyaringan), penggumpalan (flocculation) dan
pengendapan (sedimentation) serta disinfeksi. Beberapa cara
pengolahan lainnya misalnya adalah pertukaran ion (ion exchange)
dan adsorpsi.

16
BAB III
Kesimpulan

Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Air


digunakan sebagai pelarut, pembersih dan keperluan lain rumah tangga, industry
maupun usaha-usaha lainnya. Untuk keperluan industry air berfungsi sebagai
pendingin mesin, bahan baku, maupun pembersih atau penggelontor limbah. Di
samping itu air juga berfungsi untuk usaha-usaha pertanian, perikanan, olah raga,
rekreasi, pemadam kebakaran dan sebagainya. Dalam dunia kesehatan khususnya
kesehatan lingkungan perhatian air dikaitkan sebagai pemindah/ penularan
penyakit atau sebagai vehicle.

17
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, B. (2006). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.


Sarudji, D. (2014). Kesehatan Lingkungan. Sidoarjo: Media Ilmu.
Soedarto. (2013). Lingkungan dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.
Suyono, & Budiman. (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Konteks
Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

iv

Anda mungkin juga menyukai