1
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………1
Kata Pengantar…………………………………………………………………....2
Daftar Isi………………………………………………………………………….3
BAB I
1.1 Latar Belakang……………………………………...…………………………4
1.2 Rumusan Masalah…………..…………….…………………………………...6
1.3 Tujuan Penulisan………………………...…………………………………….6
1.4 Manfaat Penulisan……………...……………………………………………...7
BAB II
2.1 Standar Pengolahan Air ……………………………………………………...8
2.2 Proses Pengolahan Air sungai menjadi air minum…….……………..……...10
2.3 Perhitungan Kebutuhan Air yang dibutuhkan………………………………17
2.4 Perhitungan Kebutuhan Air pada masa yang akan datang………………….18
BAB II
3.1Kesimupulan……………………………..………………………………......22
3.2Saran……………………………………..…………………………………..22
Daftar Pustaka…………………………………………………………………...23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi Air
Manusia dan makhluk hidup yang lain sangat bergantung pada air untuk
mempertahankan hidupnya. Manusia membutuhkan air untuk minum, memasak,
mandi, mencuci, dan keperluan lain. Air yang dikonsumsi setiap hari harus
memenuhi standart kualitas air bersih. Namun tak jarang kita mendapati air yang
belum memenuhi standart kualitas air bersih, terutama pada saat musim kemarau.
Air sumur dan sumber lainnya menjadi keruh dan berbau. Ironisnya terkadang air
tersebut tercampur dengan mikroorganisme yang dapat mengganggu fungsi tubuh
pada seseorang. Selama kuantitasnya masih banyak kita sebagai manusia yang
peduli sesama masih dapat berupaya merubah air keruh tersebut menjadi air yang
jernih yang layak untuk dapat dikonsumsi.
Ada beberapa cara yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih
yang layak dikonsumsi. Cara yang paling mudah dan paling umum digunakan
adalah dengan membuat saringan air. Namun perlu kita ingat bahwa dengan
penyaringan air sederhana belum dapat membuat air sepenuhnya bersih.
B. Sumber Air
4
1. Air hujan
Air hujan sudah merupakan air bersih, asalkan penampunganya dilakukan dengan
cara yang benar.
2. Air permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, seperti lumpur,
batang kayu, daun, kotoran, dan lain lain. Ada beberapa macam air permukaan
diantaranya :
a. Air laut
Air ini sifatnya asin karena mengandung garam (NaCl). Kadar garam dalam air
laut hanya 3%, dengan keadaan aini air laut memenuhi syarat untuk dijadikan air
minum.
b. Air sungai
Dalam penggunaan air sungai sebagai air minum, harus mengalami suatu
pengolahan yang sempurna, mengingat derajat pengotoran yang sangat tinggi.
c. Air rawa
Air rawa biasanya berwarna kuning kecoklatan yang disebabkan oleh zat-zat
organic yang telah membusuk, seperti asam humus, dan lain lain.
d. Air danau
Danau adalah massa air yang seluruhnya dikelilingi daratan, berbentuk cekungan
yang permukaannya lebih tinggi dari laut
3. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah.
Kedalaman air tanah di berbagai tempat tidak sama, karena dipengaruhi oleh tebal
atau tipisnya lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah
tersebut. Kedalaman air dapat dilihat dari sumur-sumur yang di gali oleh
penduduk.
4. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.
6
4. Untuk mengetahui perhitungan kebutuhan air pada masa yang akan datang.
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
b. Standar Penyediaan Air Non Domestik
Standar penyediaan air non domestik ditentukan oleh banykannya
konsumen non domestik yang meliputi fasilitas seperti perkantoran, kesehatan,
industri, komersial, umum, dan lainnya. Konsumsi non domestik terbagi menjadi
beberapa kategori yaitu :
• Umum, meliputi : tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, terminal, kantor dan lain
sebagainya
• Komersil, meliputi : hotel, pasar, pertokoan, rumah makan dan sebagainya
• Industri, meliputi : peternakan, industri dan sebagainya.
Makin banyak jumlah sarana yang membutuhkan air, kebutuhan air akan makin
banyak pula.
Dalam perencanaan suatu sistem distribusi air minum, diperlukan beberapa
kriteria sebagai dasar perencanaan. Tujuan dari pengajuan beberapa kriteria
perencanaan adalah untuk mendapatkan suatu hasil perencanaan yang tepat dan
terkondisi untuk suatu wilayah perencanaan.
Kebutuhan air bersih semakin lama semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk di masa yang akan datang. Untuk itu diperlukan
proyeksi penduduk untuk tahun perencanaan. Walaupun proyeksi bersifat
ramalan, dimana kebenarannya bersifat subyektif, namun bukan berarti tanpa
pertimbangan dan metoda. Ada beberapa metoda proyeksi penduduk yang
digunakan untuk perencanaan.
Air Sungai dapat dimanfaatkan sebagai air bersih dan air minum akan
tetapi tetap harus melewati berbagai Treatment yang akan menghasilkan hasil
yang sesuai dengan klasifikasi dan baku mutu yang telah ditetapkan. Diambil dari
salah satu studi kasus yang terjadi disalah satu Provinsi yang ada diindonesia yaitu
Provinsi Papua memiliki luas wilayah ± 309.934,40 km2 terdiri atas 20 kabupaten
dan 1 kota dengan jumlah penduduk ± 1.841.548 jiwa. Salah satu dari 20
kabupaten yang termasuk didalamnya yaitu Kabupaten Lanny Jaya. Secara
geografis kawasan Kabupaten Lanny Jaya terletak di daerah pegunungan tengah
Papua dan menyimpan banyak pesona alam yang masih terjaga dengan baik.
Kabupaten ini dialiri sungai-sungai besar yang selain menarik dari sisi panorama,
juga berpotensi dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebagai sumber alternatif
ramah lingkungan. Terdapat beberapa sungai di daerah ini, yaitu sungai Malagai,
Air Garam, Wanuga, Irene, Wiringgambut atau Jiwiri, Tiom dan Makki. Sebagai
daerah pegunungan, Distrik Tiom masih sulit akan persediaan air bersih.
Kebutuhan akan air bersih didapat dari menadah hujan. Namun jika hujan tak
kunjung turun, terpaksa warga memanfaatkan air sungai. Mayoritas warga Tiom
mengandalkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Oleh sebab itu, membuang
sampah dan buang air di sungai merupakan larangan.
10
secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan
bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtari, adsorpsi, dan lain-lain. Pada
pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor,
tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat
yang terkandung dalam air. Pada pengolahan secara biologis, biasanya
memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pengolahnya.
Berikut ini merupakan tiga bagian penting dalam gagasan sistem pembangunan
pengolahan air bersih:
1. Bangunan Intake
Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari
sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari
sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi
untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air
akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan
selanjutnya, yaitu Water Treatment Plant (WTP).
Water Treatment Plant (WTP) adalah bangunan utama pengolahan air bersih.
Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi,
bak sedimentasi, dan bak filtrasi. Nah, sekarang kita bahas satu per satu bagian-
bagian ini.
a.Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Pada proses
koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada
dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai
partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini
bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara
fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic
jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada
WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses
adalah 30 – 90 detik.
11
Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar
b.Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi.
Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah
dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).
c.Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan
unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit
sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid
yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip
berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih
besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air
dan lumpur.
12
Proses Sedimentasi
d.Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini,
sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media
berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga
ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.
Unit Filtrasi
13
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan,
dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan
lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
3. Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke
dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara
air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena
kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya
diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang
menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan
Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir
dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga
tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar
untuk menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air
bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke
tiap daerah distribusi.
14
Teknologi pengolahan air melaui beberapa tahapan yaitu :
a. Aerasi
Aerasi merupakan istilah lain dari tranfer gas dengan penyempitan makna,
lebih dikhususkan pada transfer gas (khususnya oksigen) dari fase gas ke
fase cair. Fungsi utama aerasi dalam pengolahan air adalah melarutkan
oksigen ke dalam air untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air,
dalam campuran tersuspensi lumpur aktif dalam bioreaktor dan
melepaskan kandungan gas-gas yang terlarut dalam air, serta membantu
pengadukan air. Pada alat pengolahan air sungai ini digunakan tray
aerator. Yaitu aerator yang disusun secara bertingkat. Tujuan transfer gas
dalam pengolahan air adalah :
1. Untuk mengurangi konsentrasi bahan penyebab rasa dan bau, seperti
hidrogen sulfida dan beberapa senyawa organik, dengan jalan penguapan
atau oksidasi.
2. Untuk mengoksidasi besi dan mangan.
3. Mengurangi rasa dan bau.
4. Untuk melarutkan gas ke dalam air (seperti penambahan oksigen ke
dalam air tanah dan penambahan karbon dioksida setelah pelunakan air).
b. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan (filtration) adalah pemisahan partikel zat padat
dari fluida dengan jalan melewatkan fluida itu melalui suatu medium
penyaring atau septum, di mana zat padat itu tertahan. Dalam industri,
filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penapisan sederhana sampai
separasi yang amat rumit (Mc Cabe, 1999). Sand filter adalah filter yang
terbuat dari bahan pasir kuarsa dengan diameter 1 s/d 2 mm yang berguna
untuk melakukan penyaringan material non air yang berupa algae atau
golongan ganggang-ganggangan yang terdapat dalam air baku dari
sumber, sehingga tidak sampai mempengaruhi kualitas air pada akhir
produk yang dihasilkan. Carbon filter adalah karbon aktif sebagai sarana
proses filterisasi dengan tujuan mengadakan penyaringan untuk jenis-jenis
material yang terdapat dalam air, seperti bau, kekeruhan, serta warna-
warna yang mungkin timbul pada air baku dan menyaring kotoran dengan
ukuran antara 1 s/d 2 mm. Awalludin (2007) melakukan penelitian dengan
menggunakan media filtrasi dengan campuran antara media pasir silika
dan zeolit dengan perbandingan 40 : 60, dapat menurunkan kandungan Fe
dan Mn secara signifikan dan Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017 30
kualitas air yang dihasilkan sudah memenuhi standart baku air minum.
c. Adsorbsi
Adsorpsi merupakan peristiwa di mana terikatnya molekul dari suatu
fasa gas atau larutan pada permukaan suatu padatan. Molekul - molekul
yang terikat pada permukaan disebut adsorbat, sedangkan yang mengikat
adsorbat disebut dengan adsorben (Massel, 1996). Adsorpsi terjadi karena
15
molekul - molekul pada permukaan zat padat atau zat cair yang memiliki
gaya tarik dalam keadaan tidak setimbang yang cenderung tertarik ke arah
dalam (gaya kohesi adsorben lebih besar daripada gaya adhesinya).
Ketidakseimbangan gaya tarik tersebut mengakibatkan zat padat atau zat
cair yang digunakan sebagai adsorben cenderung menarik zat-zat lain yang
bersentuhan dengan permukaannya (Sudirjo, 2005).
Desinfeksi Air lewat melalui suatu pipa bersih untuk dipanaskan
dengan sinar Ultra violet (UV). Sinar ultra violet (UV) dapat secara efektif
menghancurkan virus dan bakteri. Sistem UV ini tergantung pada jumlah
energi yang diserap sehingga dapat menghancurkan organisme yang
terdapat pada air tersebut. Jika energi tidak cukup tinggi, maka material
organisme genetik tidak dapat dihancurkan.
Keuntungan menggunakan UV meliputi :
1. Tidak beracun atau tidak berbahaya
2. Menghancurkan zat pencemar organik.
3. Menghilangkan bau atau rasa pada air.
4. Memerlukan waktu kontak yang singkat.
5. Meningkatkan kualitas air karena gangguan zat pencemar organik.
6. Dapat mematikan mikroorganisme pathogenic.
7. Tidak mempengaruhi mineral di dalam air.
17
Pada suatu daerah pelayanan tertentu banyak pabrik yang sudah
menggunakan sumur dalam, maka kawasan pabrik tersebut mungkin tidak
perlu lagi mendapat pelayanan air bersih dari PDAM. Demikian juga
dengan penduduk yang sudah banyak menggunakan air sumur berkualitas
cukup baik, mungkin tidak memerlukan pelayanan air dari PDAM. Akibat
adanya sumber air lain ini, biasanya tidak seluruh penduduk dialokasikan
mendapat pelayanan dari PDAM, misalnya penduduk yang mendapat
pelayanan air bersih dari PDAM hanya 75% dari jumlah penduduk yang
ada.
Walaupun PDAM bukan suatu perusahaan yang hanya mencari
untung, tetapi perlu dipikirkan adanya pendapatan yang dapat digunakan
untuk biaya operasi, pemeliharaan dan pengembangan sistem penyediaan
air. Oleh karena itu kemampuan masyarakat ikut mempengaruhi jumlah air
dan tingkat pelayanan air bersih pada konsumen. Dengan tingkat
pelayanan air yang berbeda, biasanya harga jual air dan jumlah air yang
dapat digunakan akan berbeda. Sebagai contoh harga air yang didapat dari
sambungan rumah lebih mahal dibandingkan dengan kran umum. Di
samping itu untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air yang diproduksi
pada masa yang akan datang, perlu diperhitungkan kebutuhan air untuk
operasi dan pemeliharaan sistem penyediaan air bersih, misalnya untuk
menguras reservoir, filter dan sebagainya. Selain itu harus diperhitungkan
pula air yang hilang atau bocor.
Kebutuhan air untuk rumah tangga Berdasarkan data pemakaian air yang
lalu dan berdasarkan data penghasilan masyarakat direncanakan:
• Jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh sistem PDAM pada tahun
2004 adalah 50% dan meningkat menjadi 75% pada tahun 2029.
18
• Jumlah penduduk yang mendapat sambungan langsung pada tahun 2004
sebesar 30% dari jumlah penduduk yang dilayani dan meningkat menjadi
60% pada tahun 2029.
• Jumlah penduduk yang mendapat sambungan halaman diharapkan tetap
25% dari jumlah penduduk yang dilayani.
• Jumlah penduduk yang dilayani dengan kran umum pada tahun 2004
sebsar 45% dan menurun menjadi 20% pada tahun 2029.
Kebutuhan Air
Rumah Tangga Industri/Komersil
Tahun
(m3/hari) % m3/hari
2004 1800.37 5 90.02
2009 2304.92 6 138.30
2014 2928.73 7 205.01
2019 3691.6 8 295.33
2024 4614.8 9 415.33
2029 5719.64 10 571.96
Kehilangan air
Kebutuhan air pada hari maksimum dan waktu puncak dihitung berdasarkan
kebutuhan air rata-rata dengan pendekatan sebagai berikut:
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimupulan dari pembahasan diatas yaitu ada berbagai macam
sumber air yang dapat dijadikan menjadi air minum namun semua
jenis air yang akan diproses menjadi air minum harus melalui
beberapa proses,tergantung dari sumber air tersebut dan kualitas
airnya. Dari pembahasan yang dibahas bahwa air sungai
merupakan salah satu sumber air yang dapat diolah menjadi air
minum dengan treatment awal harus dijadikan air bersih terlebih
dahulu dengan melewati beberapa tahapan dan setelah menjadi air
bersih baru dapat diolah kembali menjadi air yang layak minum
dengan tahapan proses yang pertama yaitu aerasi, filtrasi,
adsorbsi, dan dalam proses adsorbsi desinfeksi Air lewat melalui
suatu pipa bersih untuk dipanaskan dengan sinar Ultra violet
(UV). Sinar ultra violet (UV) dapat secara efektif menghancurkan
virus dan bakteri. Sistem UV ini tergantung pada jumlah energi
yang diserap sehingga dapat menghancurkan organisme yang
terdapat pada air tersebut. Setelah melalui beberapa proses
tersebut air hasil pengolahan harus disandingkan dengan baku
mutu air minum yang ditetapkan, jika sudah sesuai maka air
tersebut dapat dikatakan untuk layak minum.
3.2 Saran
Saran penulis dari pembahasan diatas tentang pengolahan
air sungai menjadia air minum harus lebih diperhatikan lagi pada
proses-prosesnya yang dilakukan mulai pemilihan air sungai
menjadi air bersih. Karena air sungai merupakan air yang
salahsatu tempat tinggalnya banyak biota mahluk hidup air,
otomatis kandungan yang ada didalam air sungai lebih banyak
dan lebih tinggi seperti e-coli, bod,cod dan lainnya. Dan pada saat
pengolahan menjadia air minum harus diperhatikan lagi hasilnya
apakah sesuai dengan baku butu air minum yang sudah layak
minum atau tidak.
Saran berikutnya bisa diadakannya inovasi teknologi baru
untuk memanfaatkan air sungai menjadi air yang layak
minum,seperti alat filtrasi dan pengolahan sinar UV.
22
DAFTAR PUSTAKA
Modul Proyeksi Kebutuhan Air Dan Identifikasi Pola Fluktuasi Pemakaian Air
Said, Nusa Idaman, Pengelolaan Air Sungai Skala Rumah Tangga Secara
Kontinyu.
“Water treatment handbook”, Vol 1 dan 2 Degremont, Lovoising Publishing,
Sixth edition, 1991.
Yovinia, Maria, Pengelolahan Air Sungai Menjadi Air Bersih
Sarudji D. et Al. 2001. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PUSDIKNAKES. Jakarta
:Bhakti Husada
www.sinauwaeyok.com/PengertiaSumberAir
http://id.wikipedia.org/wiki/Air
http://carapengolahan.blogspot.com/2013/06/cara-pengolahan-air-bersih
http://www.psychologymania.com/2013/05/karakteristik-air
http://misbach138.wordpress.com
http://imanyusufbidin.blogspot.com
23