Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGEOLAHAN AIR BERSIH MENJADI AIR MINUM


DARI SUMBER AIR SUNGAI

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Yogyakarta, 15 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………1
Kata Pengantar…………………………………………………………………....2
Daftar Isi………………………………………………………………………….3

BAB I
1.1 Latar Belakang……………………………………...…………………………4
1.2 Rumusan Masalah…………..…………….…………………………………...6
1.3 Tujuan Penulisan………………………...…………………………………….6
1.4 Manfaat Penulisan……………...……………………………………………...7

BAB II
2.1 Standar Pengolahan Air ……………………………………………………...8
2.2 Proses Pengolahan Air sungai menjadi air minum…….……………..……...10
2.3 Perhitungan Kebutuhan Air yang dibutuhkan………………………………17
2.4 Perhitungan Kebutuhan Air pada masa yang akan datang………………….18

BAB II
3.1Kesimupulan……………………………..………………………………......22
3.2Saran……………………………………..…………………………………..22
Daftar Pustaka…………………………………………………………………...23

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

A. Definisi Air

Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia, tidak ada


kehidupan yang dapat berlangsung tanpa air. Kebutuhan manusia akan air
diperoleh dari berbagai macam sumber, baik yang berupa air hujan, air permukaan
maupun air tanah. Kebutuhan air dari air tanah antara lain dapat diperoleh dari
mata air, yang merupakan pemunculan air tanah ke permukaan tanah (Todd,
1980). Kebutuhan air yang diperoleh dari mata air sangat nyata dirasakan ketika
terjadi musim kemarau panjang. Banyak daerah yang pada musim tersebut telah
kehabisan air dari sumber air, tetapi mata air seringkali masih menyediakan air
untuk digunakan bagi kepentingan sehari-hari. Banyak tempat pada musim
kemarau hanya mengandalkan mata air, walaupun penduduk harus menempuh
jarak yang sangat jauh untuk mendapatkan air tersebut. Seringkali untuk
mendapatkan air tersebut bahkan harus antri, tetapi tetap saja dilakukannya. Dapat
dikatakan dalam kondisi semacam ini mata air merupakan ”penyelamat” bagi
masyarakat yang kekurangan air. Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh
makhluk hidup.

Manusia dan makhluk hidup yang lain sangat bergantung pada air untuk
mempertahankan hidupnya. Manusia membutuhkan air untuk minum, memasak,
mandi, mencuci, dan keperluan lain. Air yang dikonsumsi setiap hari harus
memenuhi standart kualitas air bersih. Namun tak jarang kita mendapati air yang
belum memenuhi standart kualitas air bersih, terutama pada saat musim kemarau.
Air sumur dan sumber lainnya menjadi keruh dan berbau. Ironisnya terkadang air
tersebut tercampur dengan mikroorganisme yang dapat mengganggu fungsi tubuh
pada seseorang. Selama kuantitasnya masih banyak kita sebagai manusia yang
peduli sesama masih dapat berupaya merubah air keruh tersebut menjadi air yang
jernih yang layak untuk dapat dikonsumsi.

Ada beberapa cara yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih
yang layak dikonsumsi. Cara yang paling mudah dan paling umum digunakan
adalah dengan membuat saringan air. Namun perlu kita ingat bahwa dengan
penyaringan air sederhana belum dapat membuat air sepenuhnya bersih.

B. Sumber Air

Seperti kita ketahui bahwa sumber air merupakan komponen penting


untuk penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system
penyediaan air tidak dapat berfungsi. Berikut sumber sumber air:

4
1. Air hujan
Air hujan sudah merupakan air bersih, asalkan penampunganya dilakukan dengan
cara yang benar.

2. Air permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, seperti lumpur,
batang kayu, daun, kotoran, dan lain lain. Ada beberapa macam air permukaan
diantaranya :
a. Air laut
Air ini sifatnya asin karena mengandung garam (NaCl). Kadar garam dalam air
laut hanya 3%, dengan keadaan aini air laut memenuhi syarat untuk dijadikan air
minum.
b. Air sungai
Dalam penggunaan air sungai sebagai air minum, harus mengalami suatu
pengolahan yang sempurna, mengingat derajat pengotoran yang sangat tinggi.
c. Air rawa
Air rawa biasanya berwarna kuning kecoklatan yang disebabkan oleh zat-zat
organic yang telah membusuk, seperti asam humus, dan lain lain.
d. Air danau
Danau adalah massa air yang seluruhnya dikelilingi daratan, berbentuk cekungan
yang permukaannya lebih tinggi dari laut

3. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah.
Kedalaman air tanah di berbagai tempat tidak sama, karena dipengaruhi oleh tebal
atau tipisnya lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah
tersebut. Kedalaman air dapat dilihat dari sumur-sumur yang di gali oleh
penduduk.

4. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.

C. Definisi Air Bersih


Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Nomor :
416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas
Air Air Bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

D. Definisi Air Minum


Pengertian air minum dapat diuraikan sebagai berikut: Menurut Permenkes
RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air
minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang melali syarat dan dapat langsung diminum. Air minum harus terjamin dan
5
aman bagi kesehatan, air minum aman bagi kesehatan harus memenuhipersyaratan
fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib
dan parameter tambahan. Parameter wajib merupakan persyaratan kualitas air
minum yang wajib diikuti dan ditaati oleh seluruh penyelenggara air minum,
sedangkan parameter tambahan dapat ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai
dengan kondisi kualitas lingkungan daerah masing masing dengan mangacu pada
parameter tambahan yang ditentukan oleh Permenkes RI No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Selanjutnya
menurut Permendagri No. 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara
Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum, Departemen
Dalam Negeri Republik Indonesia, air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum. Selanjutnya menurut Sutrisno (1991:1) air minum dalam
kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan paling esensial, sehingga kita
perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Selain untuk
dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam
meningkatkan kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan derajat kesehatan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa air minum merupakan suatu
kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup makhluk hidup, terutama manusia.
Tanpa air minum manusia tidak bisa melangsungkan kehidupannya dengan baik
karena tubuh manusia membutuhkan air minum terutama untuk menjaga
kesehatan. 6 Jika hal ini sudah terpenuhi maka kualitas hidup manusia akan
meningkat dan bisa melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan baik. Menurut
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang
Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Air minum adalah air yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam makalah
ini adalah :

1. Bagaimana Standar Penyediaan Air di suatu wilayah ?


2. Bagaimana proses pengolahan air sungai menjadi air minum ?
3. Bagaimana Perhitungan Kebutuhan Air Yang Perlukan?
4. Bagaimana Contoh Perhitungan Kebutuhan Air Pada Masa Yang Akan
Datang ?

1.3 Tujuan Penulisan :

1. Untuk Mengetahui Standar Penyediaan Air disuatu wilayah.


2. Untuk mengetahui proses pengolahan air sungai menjadi air minum.
3. Untuk mengetahui perhitungan kebutuhan air yang diperlukan.

6
4. Untuk mengetahui perhitungan kebutuhan air pada masa yang akan datang.

1.4 Manfaat Penulisan :


Manfaat yang diperoleh dari penulisan ini adalah:

1. Penulisan ini dapat memberikan pemahaman kepada pembaca


tentang Standar Penyediaan Air disuatu wilayah.
2. Penulisan ini sebagai informasi dasar yang dapat dijadikan sebagai
referensi kepustakaan tentang pengolahan air sungai menjadi air
minum.
3. Penulisan ini dapat memberikan pemahaman kepada pembaca
tentang perhitungan kebutuhan air yang diperlukan.
4. Dan dapat menjadi salah satu referensi pengetahuan tentang
perhitungan kebutuhan air dimasa yang akan datang.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Standar Penyediaan Air

Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan bagi


kebutuhan dasar/suatu unit konsumsi air, dimana kehilangan air dan
kebutuhan air untuk pemadam kebakaran juga diperhitungkan. Kebutuhan
dasar dan kehilangan tersebut berfluktuasi dari waktu ke waktu, dengan
skala jam, hari, minggu, bulan selama kurun waktu satu tahun. Besarnya
air yang digunakan untuk berbagai jenis penggunaan tersebut dikenal
dengan pemakaian air. Besarnya konsumsi air yang digunakan dipengaruhi
oleh faktor seperti :

• Ketersediaan air baik dari segi kualitas, kuantitas, dan kontiunitas


• Kebiasaan penduduk setempat
• Pola dan tingkat kehidupan
• Harga air
• Teknis ketersediaan air seperti fasilitas distribusi, fasilitas pembuangan
limbah yang dapat mempengaruhi kualitas air bersih dan kemudahan
dalam mendapatkannya.
• Kedaan sosial ekonomi penduduk setempat

Standart Kebutuhan air bersih ada dua macam yaitu:


a. Standar Penyediaan Air Domestik
Standar Penyediaan Air domestik ditentuka oleh jumlah konsumen
domestik yang dapat diketahui dari data penduduk yang ada. Standar
penyediaan kebutuhan domestik ini meliputi minum, mandi, masak, dan lain-
lain. Kecenderungan meningkatnya kebutuhan dasar air ditentukan oleh
kebiasaan pola hidup masyarakat setempat dan didukung oleh kondisi sosial
ekonomi. Dengan demikian untuk dapat mengetahui kebutuhan air pada
masa yang akan datang, antara lain kita perlu mengetahui jumlah penduduk
pada masa yang akan datang. Dengan kata lain kita perlu mengetahui :
• Jumlah penduduk pada saat ini, perlu diketahui sebagai dasar untuk
menghitung jumlah penduduk pada saat yang akan datang.
• Kenaikan penduduk. Dengan adanya data tersebut, maka kita dapat
menghitung/memperkirakan jumlah penduduk pada masa yang akan datang.
Sehingga kita dapat mengetahui kebutuhan air pada masa yang akan datang.
Semakin banyak jumlah orang, semakin banyak pula kebutuhan air. Sebagai
contoh pengaruh jumlah penduduk terhadap jumlah kebutuhan air dapat
dilihat pada grafik berikut ini:

8
b. Standar Penyediaan Air Non Domestik
Standar penyediaan air non domestik ditentukan oleh banykannya
konsumen non domestik yang meliputi fasilitas seperti perkantoran, kesehatan,
industri, komersial, umum, dan lainnya. Konsumsi non domestik terbagi menjadi
beberapa kategori yaitu :
• Umum, meliputi : tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, terminal, kantor dan lain
sebagainya
• Komersil, meliputi : hotel, pasar, pertokoan, rumah makan dan sebagainya
• Industri, meliputi : peternakan, industri dan sebagainya.
Makin banyak jumlah sarana yang membutuhkan air, kebutuhan air akan makin
banyak pula.
Dalam perencanaan suatu sistem distribusi air minum, diperlukan beberapa
kriteria sebagai dasar perencanaan. Tujuan dari pengajuan beberapa kriteria
perencanaan adalah untuk mendapatkan suatu hasil perencanaan yang tepat dan
terkondisi untuk suatu wilayah perencanaan.
Kebutuhan air bersih semakin lama semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk di masa yang akan datang. Untuk itu diperlukan
proyeksi penduduk untuk tahun perencanaan. Walaupun proyeksi bersifat
ramalan, dimana kebenarannya bersifat subyektif, namun bukan berarti tanpa
pertimbangan dan metoda. Ada beberapa metoda proyeksi penduduk yang
digunakan untuk perencanaan.

1. Metoda Aritmatika Metoda ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan


penduduk yang selalu meningkat/bertambah secara konstan. Rumus untuk
perhitungannya: Pn = Po + a . n Dimana : Pn = jumlah penduduk pada tahun
proyeksi (jiwa) Po = jumlah penduduk pada awal tahun dasar (jiwa) a = rata-
rata pertambahan penduduk (jiwa/tahun) n = kurun waktu proyeksi (tahun)
2. Metoda Geometri Proyeksi dengan metoda ini dianggap bahwa
perkembangan penduduk secara otomatis berganda dengan pertambahan
penduduk. Metoda ini tidak memperhatikan asanya suatu saat terjadi
perkembangan menurun, disebabkan kepadatan penduduk mendekati
maksimum. Metode ini banyak digunakan karena mudah dan mendekati
kebenaran. Rumus perhitungannya : Pn = Po ( 1 + r ) n Dimana : Pn = jumlah
penduduk pada tahun proyeksi (jiwa) Po = jumlah penduduk pada awal tahun
dasar (jiwa) a = rata-rata pertambahan penduduk (%) n = selisih anatara
tahun proyeksi dengan tahun dasar (tahun)
9
3. Metoda Least Square
Metoda ini juga dapat digunakan untuk daerah dengan perkembangan
penduduk yang mempunyai kecenderungan garis linear meskipun
perkembangan penduduk tidak selalu bertambah
Rumus perhitungannya :
Pn = a + b . x
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa)

2.2 Proses Pengolahan Air Sungai Menjadi Air Minum

Air Sungai dapat dimanfaatkan sebagai air bersih dan air minum akan
tetapi tetap harus melewati berbagai Treatment yang akan menghasilkan hasil
yang sesuai dengan klasifikasi dan baku mutu yang telah ditetapkan. Diambil dari
salah satu studi kasus yang terjadi disalah satu Provinsi yang ada diindonesia yaitu
Provinsi Papua memiliki luas wilayah ± 309.934,40 km2 terdiri atas 20 kabupaten
dan 1 kota dengan jumlah penduduk ± 1.841.548 jiwa. Salah satu dari 20
kabupaten yang termasuk didalamnya yaitu Kabupaten Lanny Jaya. Secara
geografis kawasan Kabupaten Lanny Jaya terletak di daerah pegunungan tengah
Papua dan menyimpan banyak pesona alam yang masih terjaga dengan baik.
Kabupaten ini dialiri sungai-sungai besar yang selain menarik dari sisi panorama,
juga berpotensi dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebagai sumber alternatif
ramah lingkungan. Terdapat beberapa sungai di daerah ini, yaitu sungai Malagai,
Air Garam, Wanuga, Irene, Wiringgambut atau Jiwiri, Tiom dan Makki. Sebagai
daerah pegunungan, Distrik Tiom masih sulit akan persediaan air bersih.
Kebutuhan akan air bersih didapat dari menadah hujan. Namun jika hujan tak
kunjung turun, terpaksa warga memanfaatkan air sungai. Mayoritas warga Tiom
mengandalkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Oleh sebab itu, membuang
sampah dan buang air di sungai merupakan larangan.

Melihat kondisi masyarakat Distrik Tiom yang mengandalkan air sungai


untuk kebutuhan sehari-hari saya mempunyai gagasan untuk membangun Instalasi
Pengolahan Air Sungai Menjadi Air Bersih yang sekiranya dapat digunakan
masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Secara umum, pengolahan air bersih
terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan

10
secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan
bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtari, adsorpsi, dan lain-lain. Pada
pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor,
tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat
yang terkandung dalam air. Pada pengolahan secara biologis, biasanya
memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pengolahnya.

Berikut ini merupakan tiga bagian penting dalam gagasan sistem pembangunan
pengolahan air bersih:

1. Bangunan Intake

Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari
sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari
sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi
untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air
akan masuk ke dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan
selanjutnya, yaitu Water Treatment Plant (WTP).

2. Water Treatment Plant

Water Treatment Plant (WTP) adalah bangunan utama pengolahan air bersih.
Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi,
bak sedimentasi, dan bak filtrasi. Nah, sekarang kita bahas satu per satu bagian-
bagian ini.

a.Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Pada proses
koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada
dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai
partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini
bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara
fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic
jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada
WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses
adalah 30 – 90 detik.

11
Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar

b.Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi.
Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah
dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).

Proses Flokulasi Partikel Koloid

c.Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan
unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit
sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid
yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip
berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih
besar daripada berat jenis air. Dalam bak sedimentasi, akan terpisah antara air
dan lumpur.

12
Proses Sedimentasi

Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator.

Unit Aselator pada Water Treatment Plant

d.Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini,
sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media
berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga
ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.

Unit Filtrasi

13
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan,
dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan
lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.

3. Reservoir

Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke
dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara
air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena
kebanyakan distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya
diletakkan di tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang
menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.

Reservoir air bersih

Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan
Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir
dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga
tidak diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar
untuk menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air
bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke
tiap daerah distribusi.

14
Teknologi pengolahan air melaui beberapa tahapan yaitu :
a. Aerasi
Aerasi merupakan istilah lain dari tranfer gas dengan penyempitan makna,
lebih dikhususkan pada transfer gas (khususnya oksigen) dari fase gas ke
fase cair. Fungsi utama aerasi dalam pengolahan air adalah melarutkan
oksigen ke dalam air untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air,
dalam campuran tersuspensi lumpur aktif dalam bioreaktor dan
melepaskan kandungan gas-gas yang terlarut dalam air, serta membantu
pengadukan air. Pada alat pengolahan air sungai ini digunakan tray
aerator. Yaitu aerator yang disusun secara bertingkat. Tujuan transfer gas
dalam pengolahan air adalah :
1. Untuk mengurangi konsentrasi bahan penyebab rasa dan bau, seperti
hidrogen sulfida dan beberapa senyawa organik, dengan jalan penguapan
atau oksidasi.
2. Untuk mengoksidasi besi dan mangan.
3. Mengurangi rasa dan bau.
4. Untuk melarutkan gas ke dalam air (seperti penambahan oksigen ke
dalam air tanah dan penambahan karbon dioksida setelah pelunakan air).
b. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan (filtration) adalah pemisahan partikel zat padat
dari fluida dengan jalan melewatkan fluida itu melalui suatu medium
penyaring atau septum, di mana zat padat itu tertahan. Dalam industri,
filtrasi ini meliputi ragam operasi mulai dari penapisan sederhana sampai
separasi yang amat rumit (Mc Cabe, 1999). Sand filter adalah filter yang
terbuat dari bahan pasir kuarsa dengan diameter 1 s/d 2 mm yang berguna
untuk melakukan penyaringan material non air yang berupa algae atau
golongan ganggang-ganggangan yang terdapat dalam air baku dari
sumber, sehingga tidak sampai mempengaruhi kualitas air pada akhir
produk yang dihasilkan. Carbon filter adalah karbon aktif sebagai sarana
proses filterisasi dengan tujuan mengadakan penyaringan untuk jenis-jenis
material yang terdapat dalam air, seperti bau, kekeruhan, serta warna-
warna yang mungkin timbul pada air baku dan menyaring kotoran dengan
ukuran antara 1 s/d 2 mm. Awalludin (2007) melakukan penelitian dengan
menggunakan media filtrasi dengan campuran antara media pasir silika
dan zeolit dengan perbandingan 40 : 60, dapat menurunkan kandungan Fe
dan Mn secara signifikan dan Konversi, Volume 6 No. 1, April 2017 30
kualitas air yang dihasilkan sudah memenuhi standart baku air minum.
c. Adsorbsi
Adsorpsi merupakan peristiwa di mana terikatnya molekul dari suatu
fasa gas atau larutan pada permukaan suatu padatan. Molekul - molekul
yang terikat pada permukaan disebut adsorbat, sedangkan yang mengikat
adsorbat disebut dengan adsorben (Massel, 1996). Adsorpsi terjadi karena
15
molekul - molekul pada permukaan zat padat atau zat cair yang memiliki
gaya tarik dalam keadaan tidak setimbang yang cenderung tertarik ke arah
dalam (gaya kohesi adsorben lebih besar daripada gaya adhesinya).
Ketidakseimbangan gaya tarik tersebut mengakibatkan zat padat atau zat
cair yang digunakan sebagai adsorben cenderung menarik zat-zat lain yang
bersentuhan dengan permukaannya (Sudirjo, 2005).
Desinfeksi Air lewat melalui suatu pipa bersih untuk dipanaskan
dengan sinar Ultra violet (UV). Sinar ultra violet (UV) dapat secara efektif
menghancurkan virus dan bakteri. Sistem UV ini tergantung pada jumlah
energi yang diserap sehingga dapat menghancurkan organisme yang
terdapat pada air tersebut. Jika energi tidak cukup tinggi, maka material
organisme genetik tidak dapat dihancurkan.
Keuntungan menggunakan UV meliputi :
1. Tidak beracun atau tidak berbahaya
2. Menghancurkan zat pencemar organik.
3. Menghilangkan bau atau rasa pada air.
4. Memerlukan waktu kontak yang singkat.
5. Meningkatkan kualitas air karena gangguan zat pencemar organik.
6. Dapat mematikan mikroorganisme pathogenic.
7. Tidak mempengaruhi mineral di dalam air.

Kerugian-Kerugian dari menggunakan UV meliputi :


1. UV radiasi tidak cocok untuk air dengan kadar suspended solids tinggi,
kekeruhan, warna, atau bahan organik terlarut. Bahan ini dapat
bereaksi dengan UV radiasi, dan mengurangi performance desinfeksi.
Tingkat kekeruhan tinggi dapat menyulitkan sinar radiasi menembus
air dan pathogen.
2. Sinar UV tidak efektif terhadap zat pencemar mengandung banyak
bahan- kimia organik, klor, asbes dan lain - lain.
3. Memerlukan listrik untuk beroperasi. Dalam situasi keadaan darurat
ketika listrik mati, maka alat tersebut tidak akan bekerja. 4. UV umumnya
digunakan sebagai pemurnian akhir pada sistem filtrasi. Jika ingin
mengurangi zat pencemar seperti virus dan bakteri, maka masih perlu
menggunakan suatu karbon untuk menyaring atau dengan sistem osmosis
sebagai tambahan terhadap UV (Sutrisno, 1987). Zeolit dan karbon aktif
Zeolit juga baik untuk pasir dan karbon aktif berdasarkan pada kapasitas
perubahan kationnya yang tinggi. Pasir dan karbon aktif tidak sama
dengan zeolit untuk kapasitas perubahan kation. Zeolit juga dapat
menyerap metal berat, bau, kopi, darah, cat, sampah radioaktif, arsenik,
dan bahan – bahan beracun lain yang dapat ditemukan di air. Zeolit juga
dapat menyerap beberapa bagian gas seperti formaldehyde, kloroform, dan
karbon monoksida.
16
Partikel zeolit juga berperan sebagai bibit untuk menumbuhkan flok
bakteri dengan menambah pergerakan bakteri tiap volume unit.
Keuntungan menggunakan zeolit dalam system penyaringan fisik, antara
lain :
1. Dapat membuat air yang berada dalam kondisi pH asam menjadi lebih
netral berdasarkan kapasitas perubahan kationnya yang besar.
2. Menambah laju aliran secara gravitasi dan sistem pengatur tekanan
apabila dibandingkan dengan system penyaring yang menggunakan media
pasir/antrasit.
3. Kapasitas penyaringan dapat bertambah tanpa adanya penambahan
biaya.
4. Kapasitas pengangkutan yang lebih besar pada permukaan wilayah yang
besar menghasilkan kapasitas yang lebih besar juga.
5. Zeolit dapat berfungsi sebagai perisai penyaringan fisik untuk bakteri
patogen (bakteri dan spora). Karbon berpori atau lebih dikenal dengan
nama karbon aktif, digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan
warna, pengolahan limbah, serta pemurnian air. Karbon aktif akan
membentuk amorf yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas dan
memiliki permukaan dalam yang berongga, warna hitam, tidak berbau,
tidak berasa, dan mempunyai daya serap yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan karbon yang belum menjalani proses aktivasi.
Karbon aktif merupakan senyawa karbon, yang dapat dihasilkan dari
bahan - bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang
diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang
lebih luas. Luas permukaan karbon aktif berkisar antara 300-3500 m 2
/gram dan ini berhubungan dengan struktur pori internal yang
menyebabkan karbon aktif mempunyai sifat sebagai adsorben. Karbon
aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau
sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori - pori
dan luas permukaan (Awalludin, 2007).

2.3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR YANG DIPERLUKAN


Jumlah air yang diproduksi tidak selalu harus sama dengan
kebutuhan air yang sebenarnya. Selain dipengaruhi jumlah air yang
sebenarnya dibutuhkan, jumlah air yang diproduksi juga dipengaruhi oleh:
• Sumber air lain yang ada
• Kemampuan masyarakat untuk membeli air, dengan kata lain
dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat.
Kedua faktor tersebut di atas akan mempengaruhi persentase jumlah
penduduk atau sarana yang direncanakan akan diberi pelayanan air bersih.
Sebagai contoh dapat dijelaskan sebagai berikut:

17
Pada suatu daerah pelayanan tertentu banyak pabrik yang sudah
menggunakan sumur dalam, maka kawasan pabrik tersebut mungkin tidak
perlu lagi mendapat pelayanan air bersih dari PDAM. Demikian juga
dengan penduduk yang sudah banyak menggunakan air sumur berkualitas
cukup baik, mungkin tidak memerlukan pelayanan air dari PDAM. Akibat
adanya sumber air lain ini, biasanya tidak seluruh penduduk dialokasikan
mendapat pelayanan dari PDAM, misalnya penduduk yang mendapat
pelayanan air bersih dari PDAM hanya 75% dari jumlah penduduk yang
ada.
Walaupun PDAM bukan suatu perusahaan yang hanya mencari
untung, tetapi perlu dipikirkan adanya pendapatan yang dapat digunakan
untuk biaya operasi, pemeliharaan dan pengembangan sistem penyediaan
air. Oleh karena itu kemampuan masyarakat ikut mempengaruhi jumlah air
dan tingkat pelayanan air bersih pada konsumen. Dengan tingkat
pelayanan air yang berbeda, biasanya harga jual air dan jumlah air yang
dapat digunakan akan berbeda. Sebagai contoh harga air yang didapat dari
sambungan rumah lebih mahal dibandingkan dengan kran umum. Di
samping itu untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air yang diproduksi
pada masa yang akan datang, perlu diperhitungkan kebutuhan air untuk
operasi dan pemeliharaan sistem penyediaan air bersih, misalnya untuk
menguras reservoir, filter dan sebagainya. Selain itu harus diperhitungkan
pula air yang hilang atau bocor.

2.4 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR PADA MASA YANG


AKAN DATANG
Misalnya berdasarkan data jumlah penduduk yang lalu dengan
angka pertumbuhan tertentu, jumlah penduduk pada masa yang akan
datang diproyeksikan sebagai berikut :

Tahun Jumlah Penduduk


(jiwa)
2004 61551
2009 63981
2014 66411
2019 68841
2024 71271
2029 73683

Kebutuhan air untuk rumah tangga Berdasarkan data pemakaian air yang
lalu dan berdasarkan data penghasilan masyarakat direncanakan:
• Jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh sistem PDAM pada tahun
2004 adalah 50% dan meningkat menjadi 75% pada tahun 2029.

18
• Jumlah penduduk yang mendapat sambungan langsung pada tahun 2004
sebesar 30% dari jumlah penduduk yang dilayani dan meningkat menjadi
60% pada tahun 2029.
• Jumlah penduduk yang mendapat sambungan halaman diharapkan tetap
25% dari jumlah penduduk yang dilayani.
• Jumlah penduduk yang dilayani dengan kran umum pada tahun 2004
sebsar 45% dan menurun menjadi 20% pada tahun 2029.

Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan air bersih untuk rumah


tanggadihitung seperti pada tabel berikut ini:
Jumlah Penduduk Jenis Pelayanan Kebutuhan Air
Tahun Jumlah dilayani % Jiwa Liter/Jiwa/Hari m3/hari
Total
% Jiwa SL KH KU SL KH KU SL KH KU SL KH KU Total
2004 61551 50 30776 30 25 45 9233 7694 13849 100 60 30 923.27 461.63 415.47 1800.37
2009 63981 55 35190 35 25 40 12316 8797 14076 110 60 30 1354.8 527.84 422.27 2304.92
2014 66411 60 39847 40 25 35 15939 9962 13946 120 60 30 1912.64 597.7 418.39 2928.73
2019 68841 65 44747 45 25 30 20136 11167 13424 130 60 30 2617.68 671.2 402.72 3691.6
2024 71271 70 49890 50 25 25 24945 12472 12472 140 60 30 3492.28 748.35 374.17 4614.8
2029 73683 75 55262 55 25 20 30394 13816 11052 150 60 30 4559.14 828.93 331.57 5719.64

Kebutuhan air untuk fasilitas industri/perdagangan

Untuk menghitung kebutuhan air untuk fasilitas


industry/perdagangan diperlukan data mengenai fasilitas
industry dan perdagangan tersebut. Jika data ini tidak diperoleh,
maka kebutuhan air dapat diperkirakan berdasarkan data
pemakaian air pada masa yang lalu. Misalnya pada contoh soal
ini diperhitungkan kebutuhan air industry pada tahun 2004
adalah 5% dari kebutuhan air untuk rumah tangga. Pada tahun
2029 diperkirakan meningkat menjadi 10%. Dengan demikian
kebutuhan air untuk industry adalah:

Kebutuhan Air
Rumah Tangga Industri/Komersil
Tahun
(m3/hari) % m3/hari
2004 1800.37 5 90.02
2009 2304.92 6 138.30
2014 2928.73 7 205.01
2019 3691.6 8 295.33
2024 4614.8 9 415.33
2029 5719.64 10 571.96

Kebutuhan air untuk kebutuhan sosial

Untuk menghitung kebutuhan air untuk fasilitas social,


diperlukan data mengenai jenis dan jumlah fasilitas sosial.
Standar pemakaian air untuk fasilitas social dapat menggunakan
19
angka-angka sebagai berikut:

 Kebutuhan air untuk masjid : 1 m3/unit/hari


 Kebutuhan air untuk langgar : 0,5 m3/unit/hari
 Kebutuhan air untuk gereja : 0,5 m3/unit/hari
 Kebutuhan air untuk perkantoran : 30-40 liter/pegawai/hari
 Kebutuhan air untuk pendidikan : 10 liter/orang/hari
 Kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan : 200-400 liter/tempat
tidur/hari

Jika mengalami kesulitan memperoleh data jenis dan jumlah


fasilitas social, dapat digunakan melalui pendekatan persentase
terhadap kebutuhan rumah tangga. Misalnya dalam perhitungan
ini kebutuhan fasilitas social diperkirakan sebesar 15% dari
kebutuhan air untuk rumah tangga.

Rumah Kebutuhan Air


Tahun Tangga Industri/Komersil
(m3/hari) % m3/hari
2004 1800.37 15 270.06
2009 2304.92 15 345.74
2014 2928.73 15 439.31
2019 3691.6 15 553.74
2024 4614.8 15 692.22
2029 5719.64 15 857.95

Kehilangan air

Yang dimaksud dengan kehilangan air adalah jumlah air yang


hilang baik karena kebocoran, operasi dan pemeliharaan sistem
penyediaan air, hidran kebakaran. Pada umumnya kehilangan air
yang dapat ditoleransi adalah 10-20% dari seluruh kebutuhan air.

Jumlah kebutuhan air

Berdasarkan perhitungan kebutuhan air yang telah diuraikan di


atas, maka kebutuhan air seluruhnya dapat dihitung seperti
terlihat pada tabel dibawah ini:
Kebutuhan Air
Jenis Penggunaan (m3/hari)
2004 2009 2014 2019 2024 2029
A. Rumah tangga 1800.37 2304.92 2928.73 3691.6 4614.8 5719.64
B. Industri/Komersial 90.02 138.30 205.01 295.33 415.33 571.96
20
C. Sosial 270.06 345.74 439.31 553.74 692.22 857.95
D. Sub Total 2160.44 2788.95 3573.05 4540.66 5722.352 7149.55
4 3 1 8
E. Kebocoran = 10-20% 216.05 334.8 500.23 726.51 1030.02 1429.91
xD
F. Total (m3/hari) 2376.49 3123.75 4073.28 5267.17 6752.372 8579.46
4 3 1 8
Total (liter/detik) 27.51 36.15 47.14 60.96 78.15 99.30

Fluktuasi Kebutuhan Air

Yang dimaksud dengan fluktuasi kebutuhan air adalah:

1. Pada jam-jam tertentu dalam satu hari, kebutuhan air akan


memuncak yang disebut “waktu puncak” (peak hour)

2. Dalam hari-hari tertentu untuk setiap minggu, bulan atau tahun


akan terdapat kebutuhan air yang lebih besar dari kebutuhan rata-
rata yang disebut “hari maksimum” (maximum day)

Kebutuhan air pada hari maksimum dan waktu puncak dihitung berdasarkan
kebutuhan air rata-rata dengan pendekatan sebagai berikut:

Kebutuhan air pada hari maksimum


adalah: f1 x kebutuhan air rata-rata

Kebutuhan air pada waktu puncak


adalah: f2 x kebutuhan air rata-rata

Fluktuasi kebutuhan air dapat dilihat pada tabel berikut:


Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
Tahun rata-rata f1 pada hari f2 pada jam
(liter/detik) maksimum puncak
(liter/detik) (liter/detik)
2004 27.51 1.2 33.01 1.5 41.27
2009 36.17 1.2 43.40 1.5 54.26
2014 47.14 1.2 56.57 1.5 70.71
2019 60.96 1.2 73.15 1.5 91.44
2024 78.15 1.2 93.78 1.5 117.23
2029 99.3 1.2 119.16 1.5 148.95

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimupulan dari pembahasan diatas yaitu ada berbagai macam
sumber air yang dapat dijadikan menjadi air minum namun semua
jenis air yang akan diproses menjadi air minum harus melalui
beberapa proses,tergantung dari sumber air tersebut dan kualitas
airnya. Dari pembahasan yang dibahas bahwa air sungai
merupakan salah satu sumber air yang dapat diolah menjadi air
minum dengan treatment awal harus dijadikan air bersih terlebih
dahulu dengan melewati beberapa tahapan dan setelah menjadi air
bersih baru dapat diolah kembali menjadi air yang layak minum
dengan tahapan proses yang pertama yaitu aerasi, filtrasi,
adsorbsi, dan dalam proses adsorbsi desinfeksi Air lewat melalui
suatu pipa bersih untuk dipanaskan dengan sinar Ultra violet
(UV). Sinar ultra violet (UV) dapat secara efektif menghancurkan
virus dan bakteri. Sistem UV ini tergantung pada jumlah energi
yang diserap sehingga dapat menghancurkan organisme yang
terdapat pada air tersebut. Setelah melalui beberapa proses
tersebut air hasil pengolahan harus disandingkan dengan baku
mutu air minum yang ditetapkan, jika sudah sesuai maka air
tersebut dapat dikatakan untuk layak minum.

3.2 Saran
Saran penulis dari pembahasan diatas tentang pengolahan
air sungai menjadia air minum harus lebih diperhatikan lagi pada
proses-prosesnya yang dilakukan mulai pemilihan air sungai
menjadi air bersih. Karena air sungai merupakan air yang
salahsatu tempat tinggalnya banyak biota mahluk hidup air,
otomatis kandungan yang ada didalam air sungai lebih banyak
dan lebih tinggi seperti e-coli, bod,cod dan lainnya. Dan pada saat
pengolahan menjadia air minum harus diperhatikan lagi hasilnya
apakah sesuai dengan baku butu air minum yang sudah layak
minum atau tidak.
Saran berikutnya bisa diadakannya inovasi teknologi baru
untuk memanfaatkan air sungai menjadi air yang layak
minum,seperti alat filtrasi dan pengolahan sinar UV.

22
DAFTAR PUSTAKA

Modul Proyeksi Kebutuhan Air Dan Identifikasi Pola Fluktuasi Pemakaian Air
Said, Nusa Idaman, Pengelolaan Air Sungai Skala Rumah Tangga Secara
Kontinyu.
“Water treatment handbook”, Vol 1 dan 2 Degremont, Lovoising Publishing,
Sixth edition, 1991.
Yovinia, Maria, Pengelolahan Air Sungai Menjadi Air Bersih
Sarudji D. et Al. 2001. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PUSDIKNAKES. Jakarta
:Bhakti Husada

www.sinauwaeyok.com/PengertiaSumberAir

http://id.wikipedia.org/wiki/Air

http://carapengolahan.blogspot.com/2013/06/cara-pengolahan-air-bersih

http://www.psychologymania.com/2013/05/karakteristik-air

http://misbach138.wordpress.com

http://imanyusufbidin.blogspot.com

23

Anda mungkin juga menyukai