Anda di halaman 1dari 22

Mata Kuliah : Penyehatan Air-B

Dosen/Instruktur : Hidayat, SKM., M.Kes

LAPORAN OBSERVASI PDAM SOMBA OPU SEKTOR


BATANG KALUKU KOTA MAKASSAR

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3/III.A

Taufik Hidayat PO714221171020

Virmawati PO714221171007

Aprilia Karaeng Masak PO71422117025

Novitasari Tandi Arrang PO714221171037

Agustin Vitha PO714221171042

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga laporan yg berjudul “ OBSERVASI PDAM SEKTOR BATANG
KALUKU KOTA MAKASSAR” bisa terselesaikan dengan tepat waktu .

Kami berharap semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Makassar, 8 Januari 2020

ii
Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I      PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................... 2
BAB II    TINJAUAN PUSTAKA
A. Air........................................................................................................ 3
B. PDAM................................................................................................... 5
C. Prinsip Pengolahan Air ........................................................................ 7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil........................................................................................................ 10
B. Pembahasan............................................................................................. 10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 13
B. Saran........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Air merupakan sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap negara.
Indonesia adalah salah satu negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri
dari  perairan. Air bersih merupakan kebutuhan paling dasar bagi manusia
dan harus selalu ada karena tanpa air manusia tidak mungkin dapat
melangsungkan kehidupannya.
Air digunakan hamper pada setiap aspek kehidupan manusia, mulai
dari penggunaan untuk rumah tangga sampai untuk kegiatan yang lebih
luas seperti bidang komersial, social dan perdagangan.Sumber daya alam
ini memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.
Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa
bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat. Sumber daya air di Indonesia dikelola oleh Perusahaan Air Minum
(PAM) yang mendapatkan wewenang dari pemerintah dalam pengelolaan
kebutuhan konsumsi air bersih bagi masyarakat dan yang berada di setiap
pemerintahan daerah dinamakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
PAM atau PDAM adalah salah satu bentuk sector publik yang
merupakan  bagian dari perekonomian nasional yang dikendalikan oleh
pemerintah, berkaitan dengan pemberian atau penyerahan jasa-jasa
pemerintah kepada publik. Tingkat  pelayanan PAM atau PDAM saat ini
masih memiliki kendala terutama dalam hal  pendistribusian pelayanan air
yang tidak merata. Pendistribusian lebih banyak difokuskan untuk
melayani kegiatan komersial yang mendukung pembangunan ekonomi dan
hanya konsumen yang memiliki kemampuan membayar dapat memiliki
akses terhadap air bersih, sehingga perhatian diberikan lebih banyak
kepada masyarakat di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah
pedesaan.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana gambaran mengenai proses pengolahan air PDAM
somba opu, unit batang kaluku kota makassar?

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui proses pengolahan air PDAM somba opu, unit
batang kaluku kota makassar.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tentang instalasi penjernihan air PDAM somba
opu, unit batang kaluku kota makassar.
b. Untuk mengetahui tahap-tahap pada proses pengolahan air PDAM
somba opu, unit batang kaluku kota makassar.
D. MANFAAT
Adapun manfaat daripada kunjungan ini adalah:
1. Menambah pengetahuan mengenai proses pengolahan air hingga
pendistribusiannya ke masyarakat.
2. Sebagai informasi bagi mahasiswa lain yang akan melakukan penelit
ian lebih lanjut tentang pengolahan air pada PDAM somba opu, unit
batang kaluku kota makassar.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. AIR BERSIH
1. Definisi Air Bersih
Definisi air bersih adalah semua air yang terdapat di atas dan di
bawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil. Sumber air
adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah,
termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, danau,
telaga, waduk dan muara (PP No.82 Tahun 2001).
2. Sumber Air Bersih
Sumber air tersedianya sumber air baku dalam suatu sistem
penyediaan air bersih sangat penting. Sumber-sumber air tersebut
secara kuantitas harus cukup dan dari segi kualitas harus memenuhi
syarat untuk mempermudah proses pengolahan. Disamping itu letak
sumber air dapat mempengaruhi bentuk jaringan transmisi, distribusi
dan sebagainya.
Secara umum air berasal dari sumber-sumber sebagai berikut :
a. Air Hujan
Air hujan adalah uap air yang sudah mengalami kondensasi,
kemudian jatuh ke bumi berbentuk air. Air hujan juga
merupakan sumber air baku untuk keperluan rumah tangga,
pertanian, dan lain-lain. Air hujan dapat diperoleh dengan cara
menampung air hujan yang jatuh dari atap rumah.
b. Air Permukaan
Air permukaan adaah air yang mengalir di permukaan bumi.
Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran
selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang kayu,
daun, kotoran industri dan lainnya.
c. Air Tanah

3
Air tanah merupakan air hujan atau air permukaan yang
meresap ke dalam tanah dan bergabung dalam pori-pori tanah
yang terdapat pada lapisan tanah yang biasanya disebut aquifer.
Air tanah dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu :
1) Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan
air dari permukaan tanah. Air tanah biasanya jernih tetapi
banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut)
daripada air permukaan.
2) Air Tanah Dalam
Air tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang
pertama. Pengambilan air tanah dalam tidak semudah pada
air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan
memasukkan pipa ke dalamnya (biasanya kedalaman bor
antara 10-100 m) akan di dapat suatu lapisan air.
d. Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke
permukaan tanah. Mata air yang berasal dari air tanah dalam
hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/kuantitasnya
sama dengan keadaan air tanah dalam.
3. Persyaratan Air Bersih
Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Permandian Umum
mengenai standar baku mutu kesehatan lingkungan air untuk keperluan
hygiene sanitasi yakni :
a. Syarat fisik
b. Syarat kimia
c. Syarat mikrobiologi
d. Syarat radioaktif

4
B. PDAM

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar, terus menerus


mengalami perkembangan melalui tahap demi tahap dalam lintasan sejarah
yang cukup panjang, yang berawal pada tahun 1924 dengan dibangunnya
Intalasi Pengolahan Air IPA I Ratulangi oleh pemerintah Hindia Belanda
dengan nama Waterleidjding Bedrijf kapasitas produksi terpasang 50 l/d,
kemudian pada jaman pendudukan Jepang tahun 1937 ditingkatkan
menjadi 100 l/d. Air baku diambil dari Sungai Jeneberang yang terletak 7
km disebelah selatan pusat kota, dipompa melalui saluran tertutup ke
Instalasi Ratulangi.

Tahun 1974 namanya berubah menjadi Dinas Air Minum Kota


Madya Ujung Pandang. Seiring dengan usianya IPA Ratulangi berangsur-
angsur mengalami penurunan kapasitas produksi.

Tahun 1976 perubahan status PDAM, dari Dinas Air Minum


menjadi Perusahaan Air Minum Kodya Ujung Pandang sesuai dengan
Perda No. 21/P/II/1976, dimana kapasitas produksi terpasang PDAM turun
menjadi 50 l/d, disebabkan karena usia.

Untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk Kota Makassar


yang makin meningkat, maka pada tahun 1977 dibangun Instalasi II
Panaikang dengan kapasitas tahap pertama 500 l/d. Sumber Air baku
diambil dari Bendung Lekopancing Sungai Maros sejauh 29,6 Km dari
Kota Makassar.

Kemudian pada tahun 1985 melalui paket pembangunan Perum


Perumnas dibangun Instalasi III Antang dengan kapasitas awal 20 l/d.

Tahun 1989 IPA Panaikang ditingkatkan menjadi 1000 l/d,


kemudian tahun 1992 dibangun lagi IPA Antang 2 (dua) dengan demikian
total kapasitas IPA Antang menjadi 40 l/d, dari 2 (dua) Instalasi
Pengolahan Air.

5
Tahun 1993 lewat paket bantuan hibah pemerintah pusat, dibangun
Instalasi IV kapasitas terpasang 200 l/d di Maccini Sombala dengan
sumber air baku Sungai Jeneberang.

Penambahan demi penambahan kapasitas produksi rupanya belum


mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk, pemukiman dan
industri, sehingga melalui Proyek Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Bersih Kotamadya Ujung Pandang pada tahun 2000 dibangun Instalasi V
Somba Opu dengan kapasitas 1000 l/d di Kabupaten Gowa dengan sumber
air baku dari Dam Bili – Bili sejauh ± 16 Km.

Kemudian untuk memenuhi kebutuhan air bersih khususnya pada


wilayah pelayanan IPA Antang dimana jumlah pelannggannya terus
bertambah, maka pada tahun 2003 PDAM Kota Makassar menambah
kapasitas produksi IPA Antang dari 40 l/d menjadi 90 l/d, melalui
pembangunan Instalasi Pengolahan Air Antang 3 (tiga), dengan demikian
total kapasitas terpasang produksi air bersih PDAM Kota Makassar
menjadi 2340 l/d.

Instalasi PDAM Kota Makassar

1. Instalasi Pengolah Langit

Instalasi Pengolah langit yang beralamat di Jln. DR. Ratulangi No. 3.


Memiliki kapasitas Produksi Terpasang 50 l/d. Yang Intake berada
Sungguminasa Gowa. Sumber Air Baku diambil dari Sungai Jeneberang.
Melayani Zone, 4 & 6.

2. Instalasi Pengolahan Air II Panaikang

Instalasi pengolahan air II Panaikang DSC_5956.JPG beralamat di Jln.


Urip Sumoharjo No. Telp: 442335. Memiliki Kapasitas produksi terpasang
1000 l/d dan Intake berada Jln. Abd. Dg. Sirua. Sumber Air Baku yang
diambil dari Sungai Lekopancing Kab. Maros.

6
3. Instalasi Pengolahan Air III Antang

Instalasi Pengolahan air III Antang berada di Jln. Antang Raya. Memiliki
Kapasitas produksi terpasang 90 l/d dan Intake Sal. Air Baku IPA II.
Melayani Zone 34.

4. Instalasi Pengolahan Air IV Maccini Sombala

Instalasi pengolahan air IV Maccini Sombala terletak di Jln. Daeng Tata .


Memilik Kapasitas Produksi terpasang 200 l/d dan Intake : Malengkeri.
Sumber Air Baku yang berasal dari Sungai Jeneberang. Melayani Zone
16,10.

5. Instalasi Pengolahan Air Somba Opu

Instalasi pengolahan air Somba Opu beralamat di Jln. Poros Malino


(Batang Kaluku) Kab. Gowa. Memiliki Kapasitas Produksi Terpasang
1000 l/d dan Intake Dam Bili-Bili. Sumber Air Baku diambil dari Dam
Bili-Bili.

C. PRINSIP PENGOLAHAN AIR


1. Pengertian pengolahan air

Yang dimaksud dengan pengolahan adalah usaha-usaha teknis


yang dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Hal ini penting
artinya bagi air minum, karena dengan adanya pengolahan ini, maka
akan didapatkan suatu air minum yang memenuhi standar air minum
yang telah ditentukan. Dalam proses pengolahan air ini pada lazimnya
dikenal dengan dua cara, yakni:

a. Pengolahan lengkap atau Complete treatment process, yaitu air


akan mengalami pengolahan lengkap, baik fisik, kimiawi dan
bakteriologik.

1) Pengolahan fisik; yaitu suatu tingkat pengolahan yang


bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran
yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar
zat-zat organic yang ada dalam air.

7
2) Pengolahan kimia; yaitu suatu tingkat pengolahan dengan
menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan
selanjutnya.

3) Pengolahan bakteriologis; yaitu suatu tingkat pengolahan untuk


membunuh/memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung dalam
air minum yakni dengan cara/jalan membubuhkan kaporit (zat
desinfektan).

4) Pada pengolahan cara ini biasanya dilakukan terhadap air


sungai yang kotor/keruh.

b. Pengolahan sebagian atau Partial Treatment Process, misalnya


diadakan pengolahan kimiawi dan/atau pengolahan bakteriologik saja.

Pengolahan ini pada lazimnya dilakukan untuk:

1) Mata air bersih

2) Air dari sumur yang dangkal/dalam

2. Tahap-tahap pengolahan air

Untuk mendapatkan air yang sesuai dengan spesifikasi dan kualitas


air minum/air industry, maka air perlu diadakan pembersihan terlebih
dahulu. Dalam hal ini ada beberapa tahap proses pembersihan air, yaitu:

a. Pengolahan pendahuluan (Pretreatment)

Pretreament adalah suatu proses pembersihan pendahuluan sebelum


proses koagulasi dengan tujuan untuk memisahkan bahan-bahan yang
mengapung, misalnya minyak, lemak dan benda-benda, atau bahan-
bahan kasar.

Air sungai umumnya sangat keruh, partikel-partikel kasar dapat


mengendap dengan cepat tanpa penambahan koagulan. Hal ini dapat
dilakukan dengan bak atau tangki pengendapan pendahuluan
(presedimentation/presettling basin). Pengendapan pendahuluan ini
penting, dengan tujuan untuk mengurangi beban pada penjernihan,
terutama mengurangi pemakaian bahan kimia, sehingga mempertinggi
efisiensi.

b. Koagulasi (Coagulation)

8
Koagulasi adalah suatu proses dimana bahan-bahan kimia (koagulan)
ditambahkan kedalam air untuk membantu proses pengendapan
partikel-partikel kecil/koloid yang tak dapat mengendapkan dengan
sendirinya (secara gravimetris). Salah satu alat untuk melaksanakan
proses koagulasi pada penjernihan air ini disebut “Accelator”.

c. Pengendapan (Sedimentation)

d. Penyaringan (Filtration)

Air yang keluar dari bak pengendap yang masih mengandung floc-floc
(gumpalan-gumpalan dan lumpur) yang terbawa aliran air perlu
penyaringan agar air yang dihasilkan betul-betul bersih. Dalam proses
penjernihan air minum diketahui 2 macam filter, yaitu:

1) Saringan pasir lambat

2) Saringan pasir cepat

e. Desinfektan (Chlorination)

Klorinasi adalah pembubuhan Chlor atau kaporit kedalam air


bertujuan untuk mendensinfeksi air agar terbebas dari
mikroorganisme, baik kuman pathogen maupun apathogen. Selain dari
pada kuman-kuman, zat-zat lainnya seperti zat organic dapat juga
dioksidasi.

f. Pelunakan (Softening)

Air dengan kesadahan yang tinggi, yaitu air yang banyak mengandung
ion-ion Cad an Mg. Air yang mempunyai kesadahan yang tinggi tidak
baik apabila dipergunakan sebagai air pengisi ketel uap, maupun
dalam proses pencucian dengan sabun. Penggunaan air sadah dalam
proses pencucian, akan menimbulkan endapan sehinggamengurangi
daya cuci sabun.

Cara terbaik agar air dapat digunakan sebagai air pengisi ketel uap
supaya tidak melekat pada dinding ketel uap ialah air yang
dipergunakan untuk pengisi ketel itu, sebelum dimasukan ke dalam
ketel harus dilunakan (diolah) lebih dahulu.

Ada beberapa cara untuk mendapatkan air lunak (tidak sadah),


diantaranya adalah penggunaan kondesat, pengolahan dengan cara
pengendapan dan dengan resin penukar ion.

9
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Adapun hasil yang didapatkan dalam kegiatan kunjungan pada tanggal 6
Januari 2020 di IPA V Somba Opu, PDAM Makassar yang berada di Jln.
Poros Malino (Batang Kaluku) Kab. Gowa yaitu sebagai berikut:
1. Air baku yang digunakan berasal dari Bendungan DAM Bili-bili yang
terletak di Kab. Gowa.
2. Air bersih yang diproduksi sebanyak 1.400 (seribu empat ratus)
liter/detik.
3. Memiliki 7 pompa dan 16 unit filter air.
4. Tahapan proses pengolahan air di IPA V Sumba Opu, PDAM Makassar
di mulai flow meter dilajutkan ke proses koagulasi, flokulasi,
sedimentasi, filtrasi, desinfeksi dan diakhiri ke reservoir yang siap untuk
didistribusikan.
5. Pemeriksaan air pada parameter kekeruhan dan sisa klor dilakukan setiap
sejam sekali sedangkan pemeriksaan keseluruhan parameter pada air
dilakukan sebulan sekali oleh BBLK.
6. Pemeliharaan dilakukan setiap sekali seminggu.

B. PEMBAHASAN
IPA V Somba Opu, PDAM Makassar merupakan salah satu IPA yang
terbesar di Kota Makassar. IPA V Somba Opu didirikan pada tahun 1999 dan
dioperasikan mulai tahun 2001 yang diresmikan oleh Megawati Soekarno
Putri. IPA V Somba Opu, PDAM Makassar memproduksi air bersih sebanyak
1.400 liter/detik.
1. Sumber Air Baku
Air yang digunakan pada IPA V Somba Opu, PDAM Makassar
merupakan air yang berasal dari Bendungan DAM Bili-Bili yang terletak
di Kab. Gowa. Air baku ini memiliki nilai kekeruhan rata-rata 500 NTU.

10
Waktu yang ditempuh air baku untuk sampai ke IPA V Somba Opu
sekitar 4-5 jam.
2. Pengolahan Air
Pengolahan Air di IPA V Somba Opu, PDAM Makassar
memerhatikan 3K dalam pengolahannya yaitu kapasitas, kualitas dan
kuantitas. Sistem dari proses pengolahan dari awal hingga akhir
menggunakan sistem gravitasi. Tahapan pertama di mulai dari flow meter
(tempat penentuan debit air baku) di lanjutkan ke mixing well (tempat
pengadukan bahan kimia secara melimpah) dimana terjadi proses
koagulasi. Koagulan yang digunakan berupa HCA, PCA, dan Alum.
Koagulan tersebut tidak digunakan secara bersamaan namun tergantung
atau disesuaikan dengan kondisi air. Selain itu terdapat pula koagulan
aid.
Dari proses koagulasi kemudian mengalir ke tempat proses
flokulasi (tempat pengadukan bahan kimia secara zig-zag). Dalam
flokulasi tersebut diberikan bahan kimia LT27 yang berfungsi sebagai
pemberat lumpur dan penyeimbang keasaman (pH) dalam air baku. Di
ujung flokulasi, lumpur akan membentuk butiran-butiran yang membesar
dan tenggelam ke dasar flokulasi. Dalam pengangkatan dan pembersihan
dari lumpur menggunakan alat scraper.
Dari flokulasi kemudian mengalir ke kolam sedimentation
(pengendapan) yang berbentuk rectangular dengan kedalaman 4-5m yang
berfungsi untuk mengendapkan lumpur ke dasar kolam, dari kolam
tersebut kemudian mengalir ke bak supernatant yang masih terdapat flok
yang lebih kecil dari proses sebelumnya.
Proses selanjutnya yaitu filtrasi (penyaringan), media yang
digunakan yaitu pasir dan kerikil. Setelah di saring air kemudian
diberikan Desinfektan menggunakan gas Chlor yang berfungsi sebagai
pembunuh kuman-kuman yang terkandung dalam air tersebut baik
bakteri Coliform dan E.Coli. Setelah diberikan Gas Chlor, maka air

11
kemudian mengalir ke reservoir (penampungan air bersih) yang siap
untuk di distribusikan ke masyarakat Kota Makassar.
Pada kegiatan distribusi, IPA V Somba Opu memiliki 7 pompa
dengan rincian 4 pompa yang beroperasi selam 24 jam sedangkan 3
pompa yang lainnya dipergunakan secara bergantian. Dari 7 pompa yang
dimiliki, terdapat salah satu pompa yang menggunakan inventer.
Penggunaan inventer bertujuan untuk menghemat listrik dan mengatur
kecepatan pompa pada air yang di distribusikan.
3. Pemeriksaan & Perawatan IPA V Somba Opu, PDAM Makassar
Standar air pada IPA V Somba Opu mengacu pada peraturan air
minum yaitu PERMENKES No 492 Tahun 2010 sehingga pihak IPA V
Somba Opu mengklaim bahwa air olahannya dapat langsung diminum.
Pada pemeriksaan air dilakukan beberapa bagian yaitu:
a. Pemeriksaan kekeruhan air baku yang dipantau dengan mengunakan
online turbidimeter di waduk.
b. Pemeriksaan kekeruhan air dari setiap hasil proses pengolahan air
yaitu koagulasi, flokulasi, filtrasi dan desinfeksi yang dilakukan
setiap sekali satu jam
c. Pemeriksaan seluruh komponen parameter pada air olahan dilakukan
selama sekali sebulan yang dilakukan oleh BBKL.
Sedangkan pada perawatan peralatan IPA V Somba Opu untuk filter
dilakukan sekali seminggu dengan pencucian selama 3 hari oleh pekerja
IPA V Somba Opu yang memantau dengan mengoperasikan panel filter.

12
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun dapat kami simpulkan dari Hasil dan pembahasan setelah
melakukan kunjungan pada tanggal 6 januari 2020 di IPA V Somba Opu,
PDAM Makassar Yang berada di jln. Poros Malino (Batang kaluku) kab.
Gowa bahwa Air yang digunakan Berasal dari Bendungan Bili-Bili yang
terletak di kab.Gowa, air bersih di produksi 1.400 liter/detik, memiliki 7
Pompa dan 16 Unit Filter air.

-> Tahap proses pengolahan air di IPA V Somba Opu , PDAM Makassar
di Mulai Flow meter di lanjut ke proses koagulasi, flokulasi, sedimentsi,
filtrasi, desinfeksi dan akhir reseevoie yang siap untuk didistribusikan.

-> pemeriksaan air parameter keseluruhan dan sisa klor dilakukan setiap
sejam sekali sedangkan pemeriksaan keseluruhan parameter pada air
dilakukan sebulan sekali oleh BBLK. pemeliharaan dilakukan sekali
seminggu.

IPA V Somba Opu, PDAM Makassar Merupakan salah Satu IPA


yang terbesar di kota Makassar. Didirikan pada tahun 1999 dan di
operasikan mulai tahun 2001 yang di resmikan oleh Megawati Soekarno
Putri. pada pengolahan Air memperhatikan 3K dalam pengolahannya yaitu
Kapasitas, Kualitas dan Kuantitas. sistem oengolahan dari awal sampai
akhir menggunakan sistem gravitasi.

B. SARAN

Melihat Langsung IPA V Somba Opu, PDAM Makassar. Melihat


dari sistem pengolahan sebaiknya agar lebih memperhatikan setiap kolam
karena masih terdapat lumut pada kolam p engolahan, agar kualitas air
yang di hasilkan menjadi lebih baik lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Nurul. 2016. Laporan Kunjungan Air PDAM Sumbaopu.
http://nurulfahmikesling.blogspot.com/2016/08/laporan-kunjungan-air-
pdam sumbaopu.html?m=1 (diakses tanggal 9 Januari 2019).
Anonim. 2019. Beberapa Macam Sumber Air Ditinjau dari Asalnya.
https://training.inviro.co.id/beberapa-macam-sumber-air-ditinjau-dari-
asalnya/ (diakses tanggal 9 Januari 2019)

14
LAMPIRAN

Gambar 1. Maket Bangunan PDAM Somba Opu Sektor Batang Kaluku Kota
Makassar

Gambar 2. Bak Proses Koagulasi-Flokulasi PDAM Somba Opu Sektor Batang


Kaluku Kota Makassar

15
Gambar 3. Kolam Penampungan Flokulasi Menggunakan Gravitasi dan Metode
Down-up Flow

Gambar 4. Bak Sedimentasi dengan Kedalaman 6 Meter (5 Meter air + 1 meter


sedimentasi)

16
Gambar 5. Kolam Filtrasi Hanya Menggunakan Gravitasi

Gambar 6. Bak Penampungan Hasil Filtrasi

17
Gambar 7. Pompa Pendistribusian Air Sektor Makassar

Gambar 8. Laboratorium Kimia dan Biologi PDAM Somba Opu Kota Makassar

18

Anda mungkin juga menyukai