Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SANITASI DASAR MASYARAKAT PESISIR

Penyediaan Air Bersih Di Wilayah Pesisir

Dosen Pengampu :

Siti Rabbani Karimuna, SKM.,M.P.H

Disusn Oleh :

KELOMPOK 2

Rini Tri Hapsari J1A121065


Riska Mulyani J1A121066
Sitti Fatimah Milu J1A121076
Wa Ode Eka Apriana Sari J1A121088
Wa Ode Nur Aisyah J1A121089
Anggita Riama Timna J1A121113

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul "Penyediaan Air Bersih Di Wilayah Pesisir” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan makalah ini, untuk memenuhi tugas dari Ibu
Dosen Siti Rabbani Karimuna, SKM.,M.P.H dalam mata kuliah Sanitasi Dasar
Masyarakat Pesisir. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan bagi penulis.
Penulis mngucapkan terima kasih seluruh pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun.

Kendari, 7 Januari 2023


Penulis,

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan...............................................................................2
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................4
2.1 Pengertian Wilayah Pesisir....................................................................4
2.2 Pengertian Air Bersih.............................................................................5
2.3 Sumber Air Bersih.................................................................................5
2.4 Masalah Penyediaan Air Bersihd Di Pesisir..........................................10
2.4 Penanggulangan Masalah Penyediaan Air Bersih.................................14
BAB IV PENUTUP .............................................................................................18
3.1 Kesimpulan............................................................................................18
3.2 Saran.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................20

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masalah air bersih tentunya bukan persoalan teknis semata, tetapi
mesti dilihat bagaimana keberpihakan negara ini untuk memberikan rasa
keadilan bagi masyarakat. Masyarakat nun jauh di pelosok pesisir dan pulau-
pulau kecil yang jauh dari hingar bingar dan kegemerlapan kehidupan perlu
mendapatkan pelayanan yang proporsional dari pemerintah. Dengan penuh
kesederhanaan, tentunya mereka menginginkan standar dan kualitas hidup
sebagaimana masyarakat perkotaan sudah lama menikmati.
Tekanan terhadap pemenuhan air masyarakat pesisir dan pulau-pulau
kecil semakin bertambah dengan minimnnya infrastruktur di wilayah tersebut.
Jangankan ketersediaan instalasi pipa, sumber air bersih pun sangat terbatas
ditemukan. Untuk konteks pulau-pulau kecil, karena wilayahnya yang jauh,
daya dukung yang terbatas serta aksesibiitas yang sulit, masyarakat harus
menyeberangi laut untuk mendapatkan air bersih, itupun dengan alat angkut
dan kapasitas yang terbatas. Belum lagi jika dikonversi dengan biaya yang
harus dikeluarkan untuk mendapatkan air bersih, sungguh merupakan beban
yang teramat berat.
Sementara itu, di wilayah pesisir pemanfaatan air bersih sudah makin
meluas, bukan saja hanya untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga tetapi
juga untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat. Aktivitas tersebut
misalnya untuk memenuhi kebutuhan air guna memproduksi es batu,
pemenuhan air untuk kapal-kapal ikan serta kebutuhan air di Tempat
Pendaratan Ikan atau Pangakalan Pendaratan Ikan agar lokasi tersebut bisa
beroperasi secara layak. Aktivitas perikanan yang tinggi di pesisir tersebut
tentunya membutuhkan ketersediaan air yang cukup sehingga mendukung
kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat.
Air merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh kehidupan makhluk
hidup didunia. Semua makluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, termasuk manusia. Seiring berjalannya waktu dan

1
bertambahnya penduduk dunia, pasokan air bersih menjadi semakin
berkurang. Beberapa daerah di selatan pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara
Barat dan Nusa Tenggara Timur sering mengalami kesulitan penyediaan air
bersih, terutama pada musim kemarau (Kompas 2005). Kelangkaan air
sungguh ironis dengan predikat Bumi sebagai "Planet Air" sebab 70%
permukaan bumi tertutup air. Namun, sebagian besar air di Bumi merupakan
air asin sehingga tidak bisa digunakan untuk air minum dan hanya sekitar
2,5% saja yang berupa air tawar.
Menghadapi kebutuhan air bersih yang semakin meningkat,
diperlukan fasilitas penyediaan air bersih yang dapat menjangkau pemukiman
penduduk, khususnya bagi penduduk yang bermukim disekitar pesisir.
Mengingat sebagian besar penduduk yang bermukim disekitar pesisir
memiliki tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah maka
diperlukan teknologi penyediaan air bersih yang mudah pemeliharaannya
sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal untuk pengoperasiannya.
Perencanaan yang baik dari segi teknis maupun ekonomis penyaluran air dari
fasilitas pengolahan air ke rumah-rumah penduduk sangat diperlukan agar
penyediaan air bersih dapat dilakukan dengan cara yang efektif, efisien dan
produk yang dihasilkan dapat dijangkau oleh penduduk

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diperoleh beberapa rumusan
masalah yaitu sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan kawasan pesisir?
2. Apakah yang dimaksud dengan air bersih?
3. Apa saja sumber air bersih?
4. Apa saja masalah penyediaan air bersih di kawasan pesisir?
5. Bagaimana penanggulangan masalah penyediaan air bersih di kawasan
pesisir?

2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari kawasan pesisir
2. Untuk mengetahui pengertian dari air bersih
3. Untuk mengetahui sumber air bersih
4. Untuk mengetahui masalah penyediaan air bersih di kawasan pesisir
5. Untuk mengetahui penanggulangan masalah penyediaan air bersih di
kawasan pesisir

3
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Wilayah Pesisir


Kawasan Pesisir adalah suatu jalur saling pengaruh antara darat dan
laut, yang memiliki ciri geosfer yang khusus, ke arah darat dibatasi oleh
pengaruh sifat fisik laut dan sosial ekonomi bahari, sedangkan arah ke laut
dibatasi oleh proses alami serta akibat kegiatan manusia terhadap lingkungan
di darat.
Menurut Suprihayono (2007) wilayah pesisir adalah wilayah
pertemuan antara daratan dan laut ke arah darat wilayah pesisir meliputi
bagian daratan, baik keringmaupun terendam air, yang masih dipengaruhi
oleh sifat-sifat laut seperti pasang  surut, angin laut, dan perembesan air asin.
Sedangkan ke arah laut wilayah pesisir  mencakup bagian laut yang masih
dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat  seperti sedimentasi dan
aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena kegiatan manusia di darat
seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

2.2. Pengertian Air Bersih


Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia
dan harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-
bahan kimia yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat
yang mutlak bagi setiap mahluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama
bagi terjaminnya kesehatan (Dwijosaputro, 1981).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/Menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai air bersih yaitu air
yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.

4
2.3 Sumber Air Bersih
Dalam pemenuhan kebutuhan air bersih manusia biasanya
memanfaatkan sumber-sumber air yang berada di sekitar permukiman baik itu
air alam, maupun setelah mengalami proses pengolahan terlebih dahulu.
Menurut Sugiharto (1983) tempat sumber air dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Air hujan, air angkasa, dalam wujud lainnya dapat berupa salju;
2. Air permukaan, air yang berada di permukaan bumi dapat berupa air
sungai, air danau, air laut;
3. Air tanah, terbentuk dari sebagian dari air hujan yang jatuh ke permukaan
dan sebagian meresap ke dalam tanah melalui pori-pori/celah-celah dan
akar tanaman serta bertahan pada lapisan tanah membentuk lapisan yang
mengandung air tanah (aquifer), air tanah yang disebut air tanah dalam
atau artesis, artinya air tanah yang letaknya pada dua lapisan tanah yang
kedap air, ada yang sifatnya tertekan dan yang tidak tertekan. Air tanah
dangkal artinya terletak pada aquifer yang dekat dengan permukaan tanah
dan fluktuasi volumennya sangat dipengaruhi oleh adannya curah hujan.
Di Indonesia, sebagaian besar masyarakat (khususnya di daerah
pedesaan) menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya.
Mereka menggunakan sarana sumur gali untuk mengambil air tanah ini.
Menurut Dwijosaputro (1981), sumur gali merupakan sarana air bersih yang
paling sederhana dan sudah lama dikenal masyarakat. Sesuai dengan
namanya, sumur gali dibuat dengan menggali tanah sampai pada kedalaman
lapisan tanah yang kedap air pertama. Air sumur (hal ini bergantung pada
lingkungan), pada umumnya lebih bersih dari air permukaan karena air yang
merembes ke dalam tanah telah disaring oleh lapisan tanah yang dilewatinya.
Menurut Effendi (2003), karakteristik utama yang membedakan air
tanah dari air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu
tinggal (residence time) yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan
ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang
lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami
pencemaran.

5
2.4 Masalah Penyediaan Air Bersih di Kawasan Pesisir
Salah satu masalah kesehatan lingkungan yang umum terjadi pada
sebagian besar kawasan pesisir adalah masalah penyediaan air bersih bagi
masyarakat yang bermukim di kawasan tersebut. Hal ini dikarenakan sumber
air yang ada di kawasan pesisir biasanya berasal dari sumur air tanah yang
airnya berasa asin. Kualitas air tanahnya juga sangat bergantung dari curah
hujan. Pada musim kemarau, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak
tersedia lagi, sehingga air tanah dengan mudah akan terkontaminasi oleh air
laut.
Selain itu kadar air tawar juga semakin menurun karena pembangunan
yang berkelanjutan tanpa memperhatikan lingkungan sehingga memperkecil
daerah resapan air hujan. Kandungan air tawar dalam tanah semakin menipis
karena diambil terus menerus sehingga semakin banyak air laut yang meresap
kedalam tanah menggantikan posisi air tawar tersebut. Kondisi tanah yang
umumnya berupa tanah karang membuat sumber-sumber air yang memadai
sulit diperoleh. Kerusakan alam akibat penebangan hutan bakau juga akan
mempercepat intrusi air laut ke darat yang menyebabkan air tawar di desa-
desa pesisir pantai berubah menjadi payau.

2.5 Peanggulangan Masalah Penyediaan Air Bersih di Kawasan Pesisir


Untuk permasalahan penduduk yang bermukim di kawsan pesisir, telah
ada beberapa solusi, antar lain:
1. Pemurnian Air Laut
Pada dasarnya prinsip pemurnian air laut adalah proses pemisahan
garam dari air laut sehingga diperoleh air tawar, proses ini kita kenal
dengan sebutan desalinasi. Ada banyak cara untuk mengolah air asin
menjadi air tawar, antara lain:
a. Penyulingan

6
Percobaan pertama untuk memisahkan garam dan air laut
adalah meniru cara alam, yaitu dengan menguapkan air laut
kemudian mengembunkan uapnya kembali. Ketika air laut
dipanaskan, hanya air yang menguap, garam-garam yang terlarut
tetap tinggal dalam larutan (air laut). Dengan menggunakan alat
suling bagian dalam wadah perebus air laut dilengkapi dengan pipa-
pipa tegak untuk memperluas permukaan air yang dipanaskan.
Dengan perluasan dapat diperoleh banyak uap dalam waktu relatif
singkat.
b. Osmosis Balik (Reverse Osmosis)
Osmosis balik atau reverse osmosis (RO), dilaksanakan
dengan memberikan tekanan terhadap air laut, sehingga memaksa
dari molekul-molekul air murni menembus suatu membran
semipermeabel, sedangkan sisanya berupa garam larut, bahan-bahan
organik, bakteri akan ditolak (rejeksi). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar diatas. Osmosis balik ini dioperasikan secara
kontinyu. Kemurnian air yang dicapai hingga 99% dan tingkat
produksi yang tinggi. RO merupakan cara paling murah untuk
menawarkan pemurnian air laut. Keuntungan metode ini adalah
kemurnian air yang dihasilkan bagus, menghemat tempat,dan
menghemat energi.
c. Evaporator
Evaporator adalah sistem utama bagi pabrik untuk
mengolah air laut menjadi air tawar. Demikian juga ladang garam
memproduksi garam melalui proses penguapan air laut. Sebaliknya,
air bersih akan diproduksi, dengan menghilangkan garam dari air
laut. Evaporator untuk mengolah air laut dirancangkan untuk
mengumpulkan uap yang terjadi di dalam proses penguapan. Proses
tersebut antara lain: penguapan dengan multi guna yaitu air laut yang
direbus untuk penguapan. Sehingga uap itu akan terkumpul menjadi
air tawar. Teknologi itu biasanya digunakan untuk pabrik pengolah

7
air laut skala besar. Disamping itu juga terdapat proses tekanan
peresapan (osmosis) dengan arah balik yaitu  cara untuk mengurangi
dan menghapus rasa asin air laut. Teknologi ini digunakan untuk
pabrik pengolah air laut sekala menengah dan kecil.
2. Program Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi  Masyarakat
(PAMSIMAS)
Program penyediaan air minum dan sanitasi  masyarakat adalah
program yang ditujukan bagi daerah-daerah  tertinggal yang kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan airnya. Program ini diharapkan mampu
menjadi solusi bagi masyarakat terpencil dan masyarakat pesisir untuk
memenuhi kebutuhan akan air bersih dan air minumnya secara swadaya,
karena program ini digerakkan langsung oleh masyarakat itu sendiri.
3. Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM)
Perusaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah perusahaan daerah
yang diharapkan mampu menyediakan air bersih bagi masyarakat.
Pengelolahan air PDAM ini adalah salah satu faktor yang sangat penting
dalam menentukan kualitas air layak komsumsi dan kurang layak
komsumsi. Pengelolahan air PDAM dilakukan secara bertahap sehingga
dihasilkan air yang betul-betul baik untuk kebutuhan sehari-hari. Tahap
pengolahan air terdiri dari 6 tahap yaitu: pengelolahan pendahuluan  (pre
treatment), pengolahan pertama (primery treatment), pembunuhan kuman
(desinfektan), pembuangan lanjutan (ultimate disposal).
Diharapkan dengan adanya PDAM ini mampu menjangkau daerah-
daerah pesisir dan memenuhi kebutuhan air minum di kawasan tersebut.
Terutama daerah pesisir yang dekat dengan wilayah non pesisir yang
memiliki sumber daya air tawar yang memadai. 
4. Triple Water Supply (TWS)
Selain beberapa metode pengolahan diatas, di China juga telah
dikembangkan teknologi “Triple Water Supply” (TWS) yaitu sistem yang
terdiri dari pasokan air tawar, air laut untuk pembilasan toilet, dan
reklamasi air limbah (yang berwarna abu-abu). Dalam konsep Triple

8
Water Supply bahwa air tawar hanya digunakan pada kebutuhan domestik
dan komersial saja. Sedangkan untuk menyiram toilet digunakan sumber
air laut untuk menghemat penggunaan air tawar dan memanfaatkan
sumber daya air laut yang ada di kawasan pesisir tersebut. Berdasarkan
data di Hong Kong Special Administrative Region (HKSAR), salah satu
daerah yang mengadopsi sistem TWS tersebut, penggunaan air laut untuk
membilas toilet telah memberikan kontribusi terhadap penghematan 22%
dari konsumsi air tawar.
Sistem inovatif ini memaksimalkan penghematan sumber daya air
di kota-kota pesisir hingga 23%. Selain itu, sistem baru ini membuka pintu
untuk mengadopsi pengolahan limbah yang inovatif teknologi, yaitu SANI
(Sulfate reduction Autotrophic denitrification and Nitrification Integrated)
untuk mengatasi masalah kelangkaan air telah menjadi masalah lama yang
terjadi di Cina, khususnya di Cina Utara. Menurut Bank Dunia, sekitar 400
dari 660 kota di China kekurangan air.
Pengembangan sistem  inovatif triple water supply (TWS) dapat
membantu untuk memaksimalkan sumber daya air di kota-kota pesisir
dengan biaya rendah. Dengan proses SANI, dapat mengurangi  lebih dari
50% dari biaya produksi  keseluruhan, 35% dari konsumsi energi, dan
36% dari emisi gas rumah kaca dari pengolahan limbah. Jika kedua sistem
ini digunakan dalam 16 kota pesisir di China, bisa menghemat 3.600 juta
m3 air tawar per tahun, meng hindari 10 juta ton lumpur basah, dan
mengurangi sekitar 2.100 - 5.000 GWh energi per tahun dan 1,7-3.700.000
ton emisi gas CO per tahun dibandingkan dengan konvensi pengolahan
limbah biologis ditambah reklamasi limbah buangan yang dilakukan di
China.

9
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

1.2 Saran

10
DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai