Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT PESISIR DAN KEPULAUAN

“SURVEY FAKTOR RESIKO DI KELURAHAN NAMBO”

OLEH:
KELAS REGULAR B 2021
KELOMPOK 3

RINI TRI HAPSARI J1A121065


SALFINA J1A121070
SHIRA NOPALES J1A121073
SITTY QARYANI TAROS BIKUTOB J1A121080
WA ODE NUR AISYAH J1A121089
WA ODE SITTI AMINAH J1A121092
ANDI SASQIA ANANDA FIRDANG J1A121110
ANGGUN SAPUTRI GANE J1A121114

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Dalam penulisan laporan ini tentunya kami tidak terlepas dari kesulitan dan
masalah dalam pengerjaannya, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak
maka kesulitan dan masalah tersebut dapat teratasi. Untuk itu, pada kesempatan
ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Listy Handayani, S.KM.,
M.P.H. selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Pesisir dan
Kepulauan. Serta teman Kelas B 2021 yang turut membantu dalam proses
penyusunan laporan kami.
Akhir kata, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan
laporan ini dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Kendari, 16 Juni 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia saat ini, masih dihadapkan dengan
permasalahan konsumsi pangan yang tidak tepat dan berlebihan khususnya
pada konsumsi makanan berisiko seperti makanan manis, asin, berlemak,
dibakar, diawetkan, instan, bumbu penyebab, minuman berkarbonasi dan
berenergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 melaporkan bahwa tingginya
konsumsi makanan berisiko yang >1kali/hari pada masyarakat Indoensia
mencapai 61,2% pada makanan manis, 29,7% makanan asin, 41,7%
makanan berlemak, 5,1% makanan dibakar, 4,9% makanan yang
diawetkan, 7,8% makanan instan, 77.6% bumbu penyebab, dan 2,2%
mengkonsumsi minuman berkarbonasi dan berenergi1 . Hal ini
menunjukkan bahwa tingginya angka konsumsi makanan berisiko secara
berlebihan masih terjadi pada masyarakat Indonesia. Tercapainya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat saat ini menjadi priotitas utama
dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi2 . Pola
konsumsi makanan yang sehat dan seimbang merupakan suatu upaya yang
dapat dilakukan guna mewujudkan kesehatan pada sumber daya manusia
yang berkualitas. Namun, perkembangan teknologi yang terjadi saat ini
memberikan pengaruh terhadap pola konsumsi makanan berisiko yang
tinggi yang memberikan dampak pada penurunan kesehatan tubuh3 .
Beberapa penelitian melaporkan tingginya konsumsi makanan berisiko
dapat menimbulkan berbagai penyakit termasuk penyakit degeneratif,
reaksi alergi serta peningkatan berat badan, sehingga adanya berbagai
penyakit ini akan menurunkan sistem imun yang ada dalam tubuh secara
perlahan4–6 . Secara umum, pola konsumsi yang ada pada setiap individu
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam diri maupun
faktor dari luar. Faktor dari dalam dapat berupa usia, jenis kelamin,
pendidikan dan ekonomi, sedangkan faktor dari luar dapat berupa faktor
lingkungan. Seorang ibu yang berada dalam rumah tangga memiliki
peranan penting untuk mengatur konsumsi makanan dalam keluarga
maupun dirinya sendiri7 . Namun, dengan kondisi ekonomi dan
pengetahuan yang beragam pada setiap orang maka menjadi suatu pemicu
terjadinya perubahan perilaku konsumsi dan gaya hidup. Kemajuan dan
perkembangan teknologi saat ini juga memberikan dampak pada
perubahan pola konsumsi pada masyarakat perkotaan maupun pedesaan.
Sebagian masyarakat perkotaan maupun pedesaan menginginkan segala
sesuatu termasuk makanan diperoleh dengan cara yang praktis. Munculnya
berbagai jenis makanan di sejumlah televisi, pusat perbelanjaan dan faktor
lingkungan memberikan kemudahan dan mempengaruhi gaya hidup ibu
yang berada di perkotaan maupun pedesaan untuk memperoleh makanan
berisiko (Wadhani and Ratnaningsih 2021).

Berdasarkan anjuran kecukupan konsumsi sayur dan buah dalam


konteks gizi seimbang dan anjuran WHO, diperoleh gambaran bahwa
proporsi penduduk yang mengonsumsi sayur dan buah di semua kelompok
umur pada umumnya adalah masih rendah (>90%). Sebanyak 97,1%
penduduk Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah. Kelompok
umur tertinggi yang kurang mengonsumsi sayur dan buah adalah
kelompok usia remaja (98,4%). Demikian juga kelompok dewasa (96,9%)
dan lanjut usia (97,2%).

Faktor yang mempengaruhi konsumsi buah dan sayur pada siswa


dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kurangnya pengetahuan
gizi konsumsi buah dan sayur, ketersediaan makanan terhadap konsumsi
buah dan sayur dan perilaku makan konsumsi buah dan sayur. Dengan
demikian, dengan adanya penyuluhan maka harapannya dapat berpengaruh
baik terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur. Akibatnya, konsumsi
buah dan sayur dikalangan anak-anak akan meningkat pula. Rekomendasi
kecukupan konsumsi sayuran dan buah menurut (WHO) yaitu sebanyak
400 gram perhari atau sebanyak 3-4 porsi sehari. Selain itu, piramida
penunjuk makanan merekomendasikan untuk menyajikan sayuran
sebanyak 3-4 kali dan buah sebanyak 3-4 kali dalam sehari. Data Provinsi
Sulawesi Tenggara, pada tahun 2012 terjadi peningkatan kurangnya
konsumsi buah dan sayur sebesar 92,5 %. Pada tahun 2013 meningkat
menjadi 94 %. Sedangkan data Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun
2018 kurangnya konsumsi buah dan sayur sebesar 93,7 % (Salfan, Gizi,
and Teknologi 2023).

Data dari World Health Organization (WHO) memperkirakan saat


ini jumlah pecandu alkohol diseluruh dunia mencapai 64 juta orang. Di
Indonesia, pada tahun 2013 penyalahgunaan NAPZA mencapai 3,7 juta
jiwa (22%). Badan Narkotika Nasional (BNN) memperkirakan ada 3,2 juta
orang (1,5% dari total populasi) di Indonesia mempunyai riwayat
menggunakan NAPZA di antaranya 46% adalah perilaku minum alkohol.
Konsumsi alkohol juga telah menjadi kebiasaan. WHO tahun 2011
mencatat di Indonesia sebesar 4,3% siswa dan 0,8% siswi pernah
mengonsumsi alkohol.10 Data dinas penelitian dan pengembangan
pengguna alkohol remaja mulai dari usia 14-16 tahun (47,7%), 17-20
tahun (51,1%) dan 21-24 tahun (31%). Sedangkan di Jawa Tengah,
berdasarkan data dari Riskesdas pada tahun 2009 jumlah peminum alkohol
adalah 22%. Mengalami peningkatan pada tahun 2010, menurut Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Tengah diperkirakan sekitar 25% remaja telah
menggunakan minuman keras. Berdasarkan data riset kesehatan dasar
Nasional (Riskesdas) 2018, prevalensi ratarata peminum di jawa tengah
yaitu sebesar 1,9 %. Untuk Kabupaten Kendal sendiri prevalensi peminum
alkohol yaitu sebesar 2,9 %, angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata di
Jawa Tengah (Negeri, Wilayah, and Boja 2020).
B. Rumusan Masalah
Apakah akses fasilitas kesehatan dan perilaku sudah terpenuhi dan
dijalankan dengan baik di Kelurahan Nambo, Kecamatan Nambo, Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apakah akses fasilitas kesehatan dan perilaku sudah
terpenuhi dan dijalankan dengan baik di Kelurahan Nambo, Kecamatan
Nambo, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan kegiatan survey mengenai akses fasilitas kesehatan dan
perilaku yang dilakukan pada hari Jumat, 9 Juni 2023 pukul 12.30-17.00
WITA, di Kelurahan Nambo, Kecamatan Nambo, Kota Kendari, Sulawesi
Tenggara dengan responden sebanyak 56 orang yang dilakukan dengan
wawancara langsung, maka di dapatkan data sebagai berikut :
1. Akses Fasilitas Kesehatan
Tabel 1. Data Responden Mengenai Akses Fasilitas Kesehatan
Variabel n %
1 Rumah Sakit/Puskesmas Terdekat
Ada 56 100
Tidak Ada 0 0
Tidak Tau 0 0
Jumlah 56 100
2 Alat Transportasi
Kendaraan Pribadi Bermotor 46 82,1
Kendaraan Umum Bermotor 7 12,5
Kendaraa Pribadi Tidak Bermotor 1 1,8
Kendaraan Umum Tidak Bermotor 0 0
Kendaraan Umum Tidak Bermotor 0 0
Jalan Kaki 1 1,8
Tansportasi Air 0 0
Transportasi Udara 0 0
Lainnya 1 1,8
Jumlah 56 100
3 Keterjangkauan Biaya Transportasi
Terjangkau 55 98,2
Tidak Terjangkau 1 1,8
Jumlah 56 100
Sumber: Data Primer, 2023
2. Perilaku
a. Konsumsi Makanan Beresiko

Tabel 2. Data Konsumsi Makanan Beresiko


Kategori
Variabel >1 kali 1 kali 1 kali >1 kali 1 kali >1 kali Tidak
perhari perhari perminggu perminggu perbulan perbulan Pernah n %
n % n % n % n % n % n %
Makanan Manis 11 19.6 26 46.4 8 14.3 7 12.5 1 1.8 0 0 3 5.4 56 100
Minuman Manis 11 19.6 23 41.1 9 16.1 5 8.9 4 7.1 0 0 4 7.1 56 100
Makanan Asin 9 16.1 17 30.4 11 19.6 3 5.4 9 16.1 1 1.8 6 10,7 56 100
Makanan
Berlemak/ 7 12.5 19 33.9 17 30.4 11 3.6 0 0 0 0 2 3.6 56 100
berkolestrol/
gorengan
Makanan yang 3 5.4 12 21.4 23 41.1 9 16.1 5 5.9 2 3.6 2 3.6 56 100
dibakar
Makanan daging/ 5 8.9 8 14.3 7 12.5 3 5.4 8 14.3 1 1.8 24 42.9 56 100
ayam/ikan olahan
dengan pengawet
Bumbu penyedap 21 37.5 29 51.8 1 1.8 2 3.6 1 1.8 0 0 2 3.6 56 100
Soft Drink atau
minuman 8 14.3 2 3.6 14 25.0 5 8.9 9 16.1 2 3.6 16 28.6 56 100
berkarbonasi
Minuman berenergi 4 7.1 2 3.6 10 17.9 4 7.1 5 8.9 2 3.6 29 51.8 56 100
Mie instan/
makanan instan 6 10.7 11 19.6 22 39.3 13 23.2 3 5.4 0 0 1 1.8 56 100
lainnya
Sumber: Data Primer, 2023
b. Konsumsi Buah dan Sayur

Tabel 3. Data Responden Konsumsi Buah dan Sayur


Kategori
Variabel Sering Jarang N %
n % n %
Konsumsi buah 49 82.1 10 17.9 56 100
Konsumsi sayur 53 94.6 3 5.4 56 100
Sumber: Data Primer, 2023

c. Perilaku Cuci Tangan

Tabel 4. Data Responden Perilaku Cuci Tangan


Kategori
Variabel Ya Tidak N %
n % n %
Cuci tangan pakai sabun dan air 54 94.6 2 3.6 56 100
mengalir

Sebelum menyiapkan 55 98.2 1 1.8 56 100


makan/sebelum makan

Setiap kali tangan kotor


(memegang uang, Binatang, 54 96.4 2 3.6 56 100
berkebun)

Setelah buang air besar 55 98.2 1 1.8 56 100


Setelah menggunakan 55 98.2 1 1.8 56 100
pestisida/insektisida
Setelah menceboki balita 41 73.2 15 26.8 56 100
Sebelum menyusui bayi 40 71.4 16 28.6 56 100
Sumber: Data Primer, 2023
d. Perilaku Merokok

Tabel 5. Perilaku Merokok


Variabel n %
1. Umur pertama kali merokok
<20 tahun 14 25.1
20-40 tahun 9 16.1
>40 tahun 0 0
Tidak ingat 17 30.4
Tidak merokok 16 28.6
Jumlah 56 100
2. Jenis rokok
a. Rokok kretek
Ya 3 5.4
Tidak 53 94.6
Jumlah 56 100
b. Rokok putih
Ya 30 53.6
Tidak 26 46.4
Jumlah 56 100
c. Rokok linting
Ya 4 7.1
Tidak 52 92.9
Jumlah 56 100
d. Elektrik
Ya 2 3.6
Tidak 54 96.4
Jumlah 56 100
e. Shisha
Ya 0 0
Tidak 56 100
Jumlah 56 100
3. Rata-rata batang rokok yang di hisap
a. Satuan batang rokok
Batang/hari 34 60.7
Batang/minggu 2 3.6
Tidak merokok 17 30.4
Jumlah 56 100
b. Jumlah batang rokok
≤20 32 57.4
>20 3 5.4
Lainnya 4 7.1
Tidak merokok 17 30.4
Jumlah 56 100
4. Kebiasaan merokok
a. Tempat umum
Ya 37 66.1
Tidak 19 33.9
Jumlah 56 100
b. Dalam rumah
Ya 37 66.1
Tidak 19 33.9
Jumlah 56 100
Sumber: Data Primer, 2023
e. Aktivitas Fisik
Tabel 6. Aktivitas Fisik
Kategori
Variabel Ya Tidak N %

n % n %
Aktivitas fisik berat 38 67.9 18 32.1 56 100
Aktivitas fisik sedang 55 98.2 1 1.8 56 100
Sumber: Data Primer, 2023
f. Konsumsi Alkohol

Tabel 7. Konsumsi Alkohol

Variabel n %

1. Konsumsi alkohol
Ya 8 14,3
Tidak 48 85,7
Jumlah 56 100
2. Jenis alkohol
Bir 4 7.1
Anggur/arak 3 5.4
Whinsky 1 1.8
Minuman tradisional keruh 0 0
Minuman tradisional kering 0 0
Minuman oplosan 0 0
Tidak mengonsumsi 48 85.7
Jumlah 56 100
Sumber: Data Primer, 2023
B. Pembahasan
1. Akses Pelayanan Kesehatan
a. Berdasarkan kegiatan survey yang dilakukan pada hari Jumat, 9 Juni 2023
pukul 12.30-17.00 Wita, di Kelurahan Nambo, Kecamatan Nambo, Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara dengan responden sebanyak 56 orang
mengenai akses pelayanan Kesehatan pada rumah sakit/puskesmas
terdekat memiliki kategori ada yaitu sebanyak 56 responden dengan
persentase (100%), kategori tidak ada yaitu 0 dan variabel tidak tau yaitu
0. Jadi jumlah total untuk variabel rumah sakit/puskesmas terdekat yaitu
56 responden dengan persentase (100%).
b. Berdasarkan kegiatan survey yang dilakukan pada hari Jumat, 9 Juni 2023
pukul 12.30-17.00 Wita, di Kelurahan Nambo, Kecamatan Nambo, Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara dengan responden sebanyak 56 orang
mengenai akses pelayanan kesehatan pada alat transportasi memiliki
kendaraan pribadi bermotor yaitu sebanyak 46 responden dengan
persentase (82,1%), kendaraan umum bermotor yaitu sebanyak 7
responden dengan persentase (12,5%), kendaraan pribadi tidak bermotor
yaitu sebanyak 1 responden dengan persentase (1,8%), kendaraan umum
tidak bermotor yaitu 0 responden, jalan kaki yaitu sebanyak 1 responden
dengan persentase (1,8%), transportasi air yaitu 0 responden, transportasi
udara yaitu 0 responden, dan lainnya yaitu sebanyak 1 responden dengan
persentase (1,8%). Jadi jumlah total untuk variabel alat transportasi yaitu
56 responden dengan persentase (100%).
c. Berdasarkan kegiatan survey yang dilakukan pada hari Jumat, 9 Juni 2023
pukul 12.30-17.00 Wita, di Kelurahan Nambo, Kecamatan Nambo, Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara dengan responden sebanyak 56 orang
mengenai akses pelayanan kesehatan pada keterjangkauan biaya
transportasi memiliki kategori terjangkau yaitu sebanyak 55 responden
dengan persentase (98,2%) dan tidak terjangkau yaitu sebanyak 1
responden dengan persentase (1,8%). Jadi jumlah total untuk variabel
keterjangkauan biaya transportasi yaitu 56 responsen dengan persentase
(100%).
2. Perilaku
a. Konsumsi Makanan Beresiko
Berdasarkan kegiatan survey yang dilakukan pada hari Jumat, 9
Juni 2023 pukul 12.30-17.00 WITA, di Kelurahan Nambo, Kecamatan
Nambo, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara dengan responden sebanyak 56
orang mengenai konsumsi makanan beresiko pada variabel :
1) Makanan manis yang memiliki kategori >1 kali perhari yaitu sebanyak
11 responden dengan persentase (19,6%), 1 kali perhari yaitu sebanyak
26 responden dengan persentase (46,4%), 1 kali perminggu yaitu
sebanyak 8 responden dengan persentase (14,3%), >1 kali perminggu
yaitu sebanyak 7 responden dengan persentase (12,5%), 1 kali perbulan
yaitu sebanyak 1 responden dengan persentase (1,8%), >1 kali perbulan
yaitu 0 dan tidak pernah yaitu 3 responden dengan perentase (5,4%). Jadi
jumlah total variabel makanan manis yaitu 56 responden dengan
persentase (100%).
2) Minuman manis yang memiliki kategori >1 kali perhari yaitu sebanyak
11 responden dengan persentase (19,6%), 1 kali perhari yaitu sebanyak
26 responden dengan persentase (46,4%), 1 kali perminggu yaitu
sebanyak 8 responden dengan persentase (14,3%), >1 kali perminggu
yaitu sebanyak 7 responden dengan persentase (12,5%), 1 kali perbulan
yaitu sebanyak 1 responden dengan persentase (18%), >1 kali perbulan
yaitu sebanyak 0 dan tiidak pernah yaitu sebanyak 3 responden dengan
persentase (5,4%). Jadi jumlah total variabel minuman manis yaitu 56
responden dengan persentase (100%).
3) Makanan asin yang memiliki kategori >1 kali perhari yaitu sebanyak 9
responden dengan persentase (16,1%), 1 kali perhari yaitu sebanyak 17
responden dengan persentase (30,4%), 1 kali perminggu yaitu sebanyak
11 responden dengan persentase (19,6%), >1 kali perminggu yaitu
sebanyak 3 responden dengan persentase (5,4%), 1 kali perbulan yaitu
sebanyak 9 responden degan persentase (16,1%), >1 kali perbulan yaitu
sebanyak 1 responden dengan persentase (1,8%) dan tidak pernah yaitu
sebanyak 6 responden dengan persentase (10,7%). Jadi jumlah total
untuk variabel makanan asin yaitu 56 responden dengan persentase
(100%).
4) Makanan berlemak/ berkolestrol/gorengan yang memiliki kategori >1
kali perhari yaitu sebanyak 7 responden dengan persentase (12,5%), 1
kali perhari yaitu sebanyak 19 responden dengan persentase (33,9%), 1
kali perminggu yaitu sebanyak 17 responden dengan persentase (30,4%),
>1 kali perminggu yaitu sebanyak 11 responden dengan persentase
(3,6%), 1 kali perbulan yaitu sebanyak 0 responden, >1 kali perbulan
yaitu sebanyak 0 responden dan tidak pernah yaitu sebanyak 2
responden dengan persentase (3,6%). Jadi jumlah total untuk variabel
makanan asin yaitu 56 responden dengan persentase (100%).
5) Makanan yang di bakar yang memiliki kategori >1 kali perhari yaitu
sebanyak 3 responden dengan persentase (5,4%), 1 kali perhari yaitu
sebanyak 12 responden dengan persentase (21,4%), 1 kali perminggu
yaitu sebanyak 23 responden dengan persentase (41,1%), >1 kali
perminggu yaitu sebanyak 9 responden dengan persentase (16,1%), 1
kali perbulan yaitu sebanyak 5 responden degan persentase (5,9%), >1
kali perbulan yaitu sebanyak 2 responden dengan persentase (3,6%) dan
tidak pernah yaitu sebanyak 2 responden dengan persentase (3,6%). Jadi
jumlah total untuk variabel makanan asin yaitu 56 responden dengan
persentase (100%).
6) Makanan daging/ayam/ikan olahan dengan pengawet yang memiliki
kategori >1 kali perhari yaitu sebanyak 5 responden dengan persentase
(8,9%), 1 kali perhari yaitu sebanyak 8 responden dengan persentase
(14,3%), 1 kali perminggu yaitu sebanyak 7 responden dengan
persentase (12,5%), >1 kali perminggu yaitu sebanyak 3 responden
dengan persentase (5,4%), 1 kali perbulan yaitu sebanyak 8 responden
degan persentase (14,3%), >1 kali perbulan yaitu sebanyak 1 responden
dengan persentase (1,8%) dan tidak pernah yaitu sebanyak 24 responden
dengan persentase (42,9%). Jadi jumlah total untuk variabel makanan
asin yaitu 56 responden dengan persentase (100%).
7) Bumbu penyedap yang memiliki kategori >1 kali perhari yaitu sebanyak
21 responden dengan persentase (37,5%), 1 kali perhari yaitu sebanyak
29 responden dengan persentase (51,8%), 1 kali perminggu yaitu
sebanyak 1 responden dengan persentase (1,8%), >1 kali perminggu
yaitu sebanyak 2 responden dengan persentase (3,6%), 1 kali perbulan
yaitu sebanyak 1 responden degan persentase (1,8%), >1 kali perbulan
yaitu sebanyak 0 responden dan tidak pernah yaitu sebanyak 2
responden dengan persentase (3,6%). Jadi jumlah total untuk variabel
makanan asin yaitu 56 responden dengan persentase (100%).
8) Soft drink/minuman berkarbonasi yang memiliki kategori >1 kali perhari
yaitu sebanyak 8 responden dengan persentase (14,3%), 1 kali perhari
yaitu sebanyak 2 responden dengan persentase (3,6%), 1 kali perminggu
yaitu sebanyak 14 responden dengan persentase (25,0%), >1 kali
perminggu yaitu sebanyak 5 responden dengan persentase (8,9%), 1 kali
perbulan yaitu sebanyak 9 responden dengan persentase (16,1%), >1 kali
perbulan yaitu sebanyak 2 responden dengan persentase (3,6%) dan
tidak pernah yaitu sebanyak 16 responden dengan persentase (28,6%).
Jadi jumlah total untuk variabel makanan asin yaitu 56 responden
dengan persentase (100%).
9) Minuman berenergi yang memiliki kategori >1 kali perhari yaitu
sebanyak 4 responden dengan persentase (7,1%), 1 kali perhari yaitu
sebanyak 2 responden dengan persentase (3,6%), 1 kali perminggu yaitu
sebanyak 10 responden dengan persentase (17,9%), >1 kali perminggu
yaitu sebanyak 4 responden dengan persentase (7,1%), 1 kali perbulan
yaitu sebanyak 5 responden degan persentase (8,9%), >1 kali perbulan
yaitu sebanyak 2 responden dengan persentase (3,6%) dan tidak pernah
yaitu sebanyak 29 responden dengan persentase (51,8%). Jadi jumlah
total untuk variabel makanan asin yaitu 56 responden dengan persentase
(100%).
10) Mie instan/makanan instan lainnya yang memiliki kategori >1 kali
perhari yaitu sebanyak 6 responden dengan persentase (10,7%), 1 kali
perhari yaitu sebanyak 11 responden dengan persentase (16,6%), 1 kali
perminggu yaitu sebanyak 22 responden dengan persentase (39,3%), >1
kali perminggu yaitu sebanyak 13 responden dengan persentase (23,2%),
1 kali perbulan yaitu sebanyak 3 responden degan persentase (5,4%), >1
kali perbulan yaitu sebanyak 0 responden dan tidak pernah yaitu
sebanyak 1 responden dengan persentase (1,8%). Jadi jumlah total untuk
variabel makanan asin yaitu 56 responden dengan persentase (100%).
b. Konsumsi Buah dan Sayur
Berdasarkan kegiatan survey yang dilakukan pada hari Jumat, 9
Juni 2023 pukul 12.30-17.00 WITA, di Kelurahan Nambo, Kecamatan
Nambo, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara dengan responden sebanyak 56
orang mengenai konsumsi buah dan sayur pada variabel :
1) Konsumsi buah yang memiliki kategori sering yaitu sebanyak 49
responden dengan persentase (82,1%) dan kategori jarang yaitu
sebanyak 10 responden dengan persentase (17,9%). Jadi jumlah total
untuk variabel konsumsi buah dan sayur yaitu 56 responden dengan
persentase (100%).
2) Konsumsi sayur yang memiliki kategori sering yaitu sebanyak 53
responden dengan persentase (94,6%) dan kategori jarang yaitu
sebanyak 3 responden dengan persentase (5,4%). Jadi jumlah total untuk
variabel konsumsi buah dan sayur yaitu 56 responden dengan persentase
(100%).
c. Perilaku Cuci Tangan
Berdasarkan kegiatan survey yang dilakukan pada hari Jumat, 9
Juni 2023 pukul 12.30-17.00 WITA, di Kelurahan Nambo, Kecamatan
Nambo, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara dengan responden sebanyak 56
orang mengenai konsumsi buah dan sayur pada variabel :
1) Perilaku mencuci tangan pakai sabun da air mengalir yang memiliki
kategori ya yaitu sebanyak 54 responden dengan persentase (94,6%),
sedangkan kategori tidak yaitu sebanyak 2 responden dengan persentase
(3,6%). Jadi jumlah total untuk variabel konsumsi buah dan sayur yaitu
56 responden dengan persentase (100%).
2) Perilaku mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan sebelum makan
yang memiliki kategori ya yaitu sebanyak 55 responden dengan
persentase (98,2%) sedangkan kategori tidak yaitu sebanyak 1
responden dengan persentase (1,8%). Jadi jumlah total untuk variabel
konsumsi buah dan sayur yaitu 56 responden dengan persentase (100%).
3) Perilaku mencuci tangan setiap kali tangan kotor (memegang uang,
Binatang dan berkebun) yang memiliki kategori ya yaitu sebanyak 54
responden dengan persentase (96,4%) sedangkan kategori tidak yaitu
sebanyak 2 responden dengan persentase (3,6%). Jadi jumlah total untuk
variabel konsumsi buah dan sayur yaitu 56 responden dengan persentase
(100%).
d. Perilaku Merokok
Berdasarkan kegiatan survey yang dilakukan pada hari Jumat, 9
Juni 2023 Pukul 12.30-17.00 WITA, di Kelurahan Nambo, Kecamatan
Nambo, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara dengan responden sebanyak 56
orang mengenai perilaku merokok pada variabel :
1) Umur pertama kali merokok yang memiliki kategori < 20 tahun yaitu
sebanyak 14 responden dengan persentase (25,1%), 20-40 tahun yaitu
sebanyak 9 responden dengan persentase (16,1%), > 40 tahun yaitu
sebanyak 0 responden dengan persentase (0%), tidak ingat yaitu
sebanyak 17 responden dengan persentase (30,4%), dan tidak merokok
yaitu sebanyak 16 responden dengan persentase (28,6%). Jadi jumlah
total untuk variabel umur pertama kali merokok yaitu sebanyak 56
responden dengan persentase (100%).
2) Jenis rokok
a) Rokok kretek yang memiliki kategori ya yaitu sebanyak 3
responden dengan persentase (5,4%) dan kategori tidak yaitu
sebanyak 53 responden dengan persentase (94,6%). Jadi jumlah
total untuk variabel jenis rokok berdasarkan rokok kretek yaitu
sebanyak 56 responden dengan persentase (100%).
b) Rokok putih yang memiliki kategori ya yaitu sebanyak 30
responden dengan persentase (53,6%) dan kategori tidak yaitu
sebanyak 26 responden dengan persentase (46,4%). Jadi jumlah
total untuk variabel jenis rokok berdasarkan rokok putih yaitu
sebanyak 56 responden dengan persentase (100%).
c) Rokok linting yang memiliki kategori ya yaitu sebanyak 4
responden dengan persentase (7,1%) dan kategori tidak yaitu
sebanyak 52 responden dengan persentase (92,9%). Jadi jumlah
total untuk variabel jenis rokok berdasarkan rokok linting yaitu
sebanyak 56 responden dengan persentase (100%).
d) Rokok elektrik yang memiliki kategori ya yaitu sebanyak 2
responden dengan persentase (3,6%) dan kategori tidak yaitu
sebanyak 54 responden dengan persentase (96,4%). Jadi jumlah
total untuk variabel jenis rokok berdasarkan rokok elektrik yaitu
sebanyak 56 responden dengan persentase (100%).
e) Rokok shisha yang memiliki kategori ya yaitu sebanyak 0
responden dengan persentase (0%) dan kategori tidak yaitu
sebanyak 56 responden dengan persentase (100%). Jadi jumlah total
untuk variabel jenis rokok berdasarkan rokok shisha yaitu sebanyak
56 responden dengan persentase (100%).
3) Rata-rata batang rokok yang di hisap
a) Satuan batang rokok yang memiliki kategori batang/hari yaitu
sebanyak 34 responden dengan persentase (60,7%), batang/minggu
yaitu sebanyak 2 responden dengan persentase (3,6%), dan tidak
merokok yaitu sebanyak 17 responden dengan persentase (30,4%).
Jadi jumlah total untuk variabel rata-rata batang rokok yang di hisap
berdasarkan satuan batang rokok yaitu sebanyak 56 responden
dengan persentase (100%).
b) Jumlah batang rokok yang memiliki kategori ≤ 20 yaitu sebanyak
32 responden dengan persentase (57,4%), > 20 yaitu sebanyak 3
responden dengan persentase (5,4%), lainnya yaitu sebanyak 4
responden dengan persentase (7,1%), dan tidak merokok yaitu
sebanyak 17 responden dengan persentase (30,4%). Jadi jumlah
total untuk variabel rata-rata batang rokok yang di hisap
berdasarkan jumlah batang rokok yaitu sebanyak 56 responden
dengan persentase (100%).
4) Kebiasaan merokok
a) Tempat umum yang memiliki kategori ya yaitu sebanyak 37
responden dengan persentase (66,1%) dan kategori tidak yaitu
sebanyak 19 responden dengan persentase (33,9%). Jadi jumlah
total untuk variabel kebiasaan merokok berdasarkan tempat umum
yaitu sebanyak 56 responden dengan persentase (100%).
b) Dalam rumah yang memiliki kategori ya yaitu sebanyak 37
responden dengan persentase (66,1%) dan kategori tidak yaitu
sebanyak 19 responden dengan persentase (33,9%). Jadi jumlah
total untuk variabel kebiasaan merokok berdasarkan dalam rumah
yaitu sebanyak 56 responden dengan persentase (100%).
e. Aktifitas Fisik
Berdasarkan kegiatan survey yang dilakukan pada hari Jumat, 9
Juni 2023 Pukul 12.30-17.00 WITA, di Kelurahan Nambo, Kecamatan
Nambo, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara dengan responden sebanyak 56
orang mengenai aktifitas fisik pada variabel :
1) Aktifitas fisik berat yang memiliki kategori ya yaitu sebanyak 38
responden dengan persentase (67,9%) dan kategori tidak yaitu
sebanyak 18 responden dengan persentase (32,1%). Jadi jumlah total
untuk variabel aktifitas fisik berdasarkan aktifitas fisik berat yaitu
sebanyak 56 responden dengan persentase (100%).
2) Aktifitas fisik sedang yang memiliki kategori ya yaitu sebanyak 55
responden dengan persentase (98,2%) dan kategori tidak yaitu
sebanyak 1 responden dengan persentase (1,8%). Jadi jumlah total
untuk variabel aktifitas fisik berdasarkan aktifitas fisik sedang yaitu
sebanyak 56 responden dengan persentase (100%).
f. Konsumsi Alkohol
Berdasarkan kegiatan survey yang dilakukan pada hari Jumat, 9
Juni 2023 Pukul 12.30-17.00 WITA, di Kelurahan Nambo, Kecamatan
Nambo, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara dengan responden sebanyak 56
orang mengenai konsumsi alkohol pada variabel :
1) Konsumsi alkohol yang memiliki kategori ya yaitu sebanyak 8
responden dengan persentase (14,3%) dan kategori tidak yaitu sebanyak
48 responden dengan persentase (85,7%). Jadi jumlah total untuk
variabel konsumsi alkohol yaitu sebanyak 56 responden dengan
persentase (100%).
2) Jenis alkohol yang memiliki kategori bir yaitu sebanyak 4 responden
dengan persentase (7,1%), anggur/arak yaitu sebanyak 3 responden
dengan persentase (5,4%), whinsky yaitu sebanyak 1 responden dengan
persentase (1,8%), minuman tradisional keruh yaitu sebanyak 0
responden dengan persentase (0%), minuman tradisional kering yaitu
sebanyak 0 responden dengan persentase (0%), minuman oplosan yaitu
sebanyak 0 responden dengan persentase (0%), dan tidak mengonsumsi
yaitu sebanyak 48 responden dengan persentase (85,7%). Jadi jumlah
total untuk variabel konsumsi alkohol berdasarkan jenis alkohol yaitu
sebanyak 56 responden dengan persentase (100%).
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Negeri, S. M. A., D. I. Wilayah, and Kecamatan Boja. 2020. “Faktor-Faktor Yang


Berhubungan Dengan Perilaku Remaja Terhadap Konsumsi Alkohol Pada Siswa Sma
Negeri Di Wilayah Kecamatan Boja.” Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal)
8(1):1–8.
Salfan, Ode Irzan, S. Ilmu Gizi, and Institut Teknologi. 2023. “Pengaruh Penyuluhan Gizi
Terhadap Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Siswa SMP Satap 3 Bonegunu Kecamatan
Bonegunu Kabupaten Buton Utara.” 2(1):8–15.
Wadhani, Luh Putu Prema, and Nani Ratnaningsih. 2021. “Determinan Pola Konsumsi
Makanan Berisiko Pada Ibu Di Kecamatan Mataram Dan Gunungsari, Nusa
Tenggara Barat.” Amerta Nutrition 5(3):230. doi: 10.20473/amnt.v5i3.2021.230-
236.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai