PENDAHULUAN 1.1
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program
Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat
selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian
direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.
Timbulnya rasa kepercayaan diri yang tinggi pada pelajar dan lebih
meningkatkan konsentrasi dalam menghadapi masalah. Aspek psikologis turut
berkontribusi dalam pola merokok di kalangan remaja. Menjadi perokok atau menjadi
kecanduan merokok, merupakan proses dari berbagai tahap inisiasi dan adaptasi.
12,13 Faktor pemungkin perilaku merokok berupa ketersediaan rokok di lingkungan
sekolah siswa dan keterjangkauan uang saku siswa terhadap rokok. Merokok dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit, baik langsung oleh faktor merokok atau
penyakit yang sudah ada sebelumnya dan diperburuk oleh merokok. Dalam
pembahasan buku fakta tembakau 2014 oleh Kementerian Kesehatan RI dan TCSC
menyatakan biaya pengobatan sakit dan disabilitas terkait penyakit yang di akibatkan
oleh rokok 235,4 triliun rupiah, total biaya rawat jalan dan rawat inap 5,35 triliun
rupiah, menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 378,75 triliun rupiah.4 atau 57,6 juta
penduduk laki-laki dan 2,7% atau 2,3 juta penduduk perempuan.
% CAKUPAN
KELURAHA
N
INDIKATOR RW. 150 N-DESA
O
TAHTUL
YAMAN
A B C D
1 Keluarga mengikuti program KB *) 36,4% 42,0%
∑ Keluarga Bernilai Y 207 227
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 569 541
2 Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan 100,0% 91,3%
∑ Keluarga Bernilai Y 22 21
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 22 23
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 80,5% 75,7%
∑ Keluarga Bernilai Y 33 28
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 41 37
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 46,3% 64,3%
∑ Keluarga Bernilai Y 25 36
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 54 56
5 Pertumbuhan Balita dipantau 66,5% 67,5%
∑ Keluarga Bernilai Y 119 108
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 179 160
6 Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 37,5% 41,7%
∑ Keluarga Bernilai Y 12 5
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 32 12
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur 21,6% 14,2%
∑ Keluarga Bernilai Y 51 25
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 236 176
8 Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak
50,0% 100,0%
ditelantarkan
∑ Keluarga Bernilai Y 1 1
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 2 1
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 44,5% 37,8%
∑ Keluarga Bernilai Y 316 250
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 710 661
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 60,1% 61,4%
∑ Keluarga Bernilai Y 426 404
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 709 658
11 Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air
97,9% 98,9%
bersih
∑ Keluarga Bernilai Y 694 652
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 709 659
12 Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban
96,6% 99,5%
keluarga
∑ Keluarga Bernilai Y 685 656
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 709 659
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 0,168 0,162
∑ Keluarga dengan IKS > 0,800 119 107
∑ Keluarga 710 661
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa bahan kimia yang terdapat dalam rokok antara lain Nikotin, Tar,
CO (karbon monoksida) dan berbagai logam berat. Salah satu bahan yang sangat
berbahaya bagi kesehatan yaitu nikotin. Nikotin terdapat dalam asap rokok dan juga
dalam tembakau yang tidak dibakar, dimana asap rokok yang dihisap mengandung
lebih kurang 4000 jenis bahan kimia dan 200 di antaranya bersifat racun (Sitoepoe,
2000). Antara lain karbon monoksida (CO) dan polycyclic aromatic hydrocarbon
yang mengandung zat-zat pemicu terjadinya kanker (seperti tar, benzopyrenes, vinyl
chlorida, dan nitroso-nor-nicotine). Di samping itu, nikotin juga dapat menimbulkan
ketagihan, baik pada perokok aktif maupun perokok pasif (Anonimous, 2006).
Adapun kandungan kadar nikotin yang diizinkan dalam sebatang rokok sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No 81 tahun 1999 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan
yaitu sebesar 1,5 mg. (Aji et al., 2015)
Kandungan-kandungan zat yang ada dalam puntung rokok itu antara lain:
a. Nikotin
Nikotin bersifat racun bagi saraf dan dapat membuat seseorang menjadi
rileks dan tenang,
serta dapat menyebabkan kegemukan sehingga dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Efeknya adalah ketagihan bagi
perokok. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari
sudah dapat membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih
yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang,
sementara di Indonesia kadar nikotin mencapai 17 mg per batang.
b. Timah Hitam (Pb) Kandungan
Kandungan timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebesar 0,5 μg,
sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh
adalah 20 μg per hari. Jika seorang perokok aktif mengisap rokok rata-rata 10
batang perhari, berarti orang tersebut sudah menghisap timah lebih diatas
ambang batas, diluar kandungan timah lain seperti udara yang dihisap setiap
hari, makanan dan lain sebagainya.
c. Gas Karbon Monoksida (CO) Gas karbon monoksida dihasilkan dari
pembakaran yang tidak sempurna,
yang tidak berbau. Karbon monoksida memiliki kecenderungan yang kuat
untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya,
hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk
pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen,
maka gas CO ini merebut tempatnya disisi hemoglobin. Kadar gas CO dalam
darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok
mencapai 4–15 persen.
d. Tar Tar adalah zat yang bersifat karsinogen, sehingga dapat menyebabkan
iritasi
dan kanker pada saluran pernapasan bagi seorang perokok. Pada saat rokok
dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin,
akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada
permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini
bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok
berkisar 24–45 mg. Tar ini terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana
60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
Zat-zat beracun lainnya yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Kadmium
Kadmium adalah salah satu logam berat yang berbahaya bagi manusia
yang terdapai di dalam kandungan asap rokok dan beresiko bagi pem buluh
darah, berjangka panjang bagi bagian tubuh khususnya hati dan ginjal.
Senyawa Cd ini meruparakn senyawa anorganik yang termasuk kedalam
golongan logam berat yang sangat berbahaya. Keracunan Cd kronik
menyababkan penyakit itai-itai, yaitu sejenis pen yakit ketidaknormalan
tulang dan beberapa organ tubuh menjadi mati. Keberadaan Cd akan bersaing
dengan calcium (Ca) di dalam tubuh, sehingga megakibatkan matrix tulang
yang seharusnya di isi oleh calcium digantikan oleh kadmium. Bahaya yang
diakibatkan dari masuknya kadmium kedalam tubuh lainnya adalah rusaknya
fifiologis tubuh seperti pada sistem penapasan, sirkulasi darah, indera
penciuman, serta merusak kelenjar reproduksi, jantung, dan kerapuhan tulang.
Kandungan Kadmium didalam rokok mengandung sekitar 0.4-0.8
PPM, nilai tersebut sudah melebihi nilai konsentrasi Cd didalam air (menurut
Depkes RI dan WHO). Tapi yang tidak kalah pentingnya, bahwa senyawa Cd
dari asap rokok dapat terakumulasi di dalam jaringan lemak, karena Cd
bersifat non polar (tidak terlarut dalam air)
2. Akrolein
Merupakan zat cair yang tidak berwarna seperti aldehid. Zat ini sedikit
banyak mengandung kadar alkohol. Artinya, akrolein ini adalah alkohol yang
cairannya telah diambil, Cairan ini sangat mengganggu kesehatan.
3. Amoniak
Merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
hydrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya
racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam
peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
4. Asam format
Merupakan sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan
dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini
dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.
5. Hidrogen sianida
Merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan
sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran
pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang
sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh
dapat mengakibatkan kematian.
6. Nitrous oxide
Merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat
menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit. Nitrous
oxide ini adalah sejenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai
pembius waktu melakukan operasi oleh dokter.
7. Formaldehid
Sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini tergolong
sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras
terhadap semua organisme hidup.
8. Fenol
Campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat
organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun
dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi
aktivitas enzim.
9. Asetol
Hasil pemanasan aldehid (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas
bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol.
10. Hidrogen sulfida
Sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang
keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).
11. Piridin
Sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat
digunakan mengubah sifat alcohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
12. Metil klorida
Campuran dari zat - zat bervalensi satu antara hydrogen dan karbon
merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa organic yang
beracun.
13. Metanol
Sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar.
Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan
kematian (Zainal Abidin, 2009)
Dilihat dari bahaya rokok dalam masalah kesehatan, maka rokok menjadi hal
yang sangat berdampak negatif bagi kesehatan tubuh yang dapat mempengaruhi
pembangunan generasi dan bangsa (Hamdan,2013). Dampak rokok secara umum
berbahaya bila dikonsumsi dalam jangka panjang oleh generasi muda. Untuk lebih
jelasnya, berikut bahay rokok bagi kesehatan tubuh bila dikonsumsi secara jangka
panjang, diantaranya: kematian, penyakit jantung berbagai jenis kanker mematikan,
gangguan reproduksi impotensi dan gangguan ereksi, gangguan pernapasan kronis,
stroke, tukak lambung, penyakit burger, pengkroposan tulang atau yang biasa dikenal
dengan osteoporosis, penuaan dini, rambut rontok, kerusakan organ pendengaran,
merusak gigi, kerusakan organ mata (Sarafino, 2002:146).
Infeksi juga dapat menjadi lebih rentan kare na asap rokok merusak silia, yaitu
rambut kecil pada saluran pernapasan yang berfungsi menangkap debu. Semakin
banyak paparan asap rokok, semakin besar pula risiko infeksi tersebut menjadi lebih
serius dan menyebabkan kerusakan rongga udara pada paru.
Dampak rokok tak hanya pada saluran pernapasa saja, melainkan juga dapat
memicu kondisi autoimun. Kandungan racun karsinogen dan tar pada sebatang rokok
menyebabkan tubuh Anda menjadi kurang efektif melawan peradangan. Sistem imun
yang melemah juga berbahaya karena dapat memicu penyakit autoimun seperti
rematik dan multiple sclerosis.
Kandungan nikotin pada sebatang rokok dapat membuat darah menjadi lebih
kental. Karena itulah nutrisi, mineral, dan oksigen yang disebarkan melalui darah
tidak bisa diserap banyak dan optimal oleh tubuh. Dampak rokok ini mengakibatkan
peradangan pada bagian luar maupun organ dalam tubuh jadi lebih lama
disembuhkan.
Efek rokok yang telah memasuki aliran darah dapat mengurangi jumlah
antibodi dalam tubuh Anda. Antibodi sendiri merupakan protein darah yang berperan
dalam mengurangi jumlah bibit penyakit tertentu pada tubuh. Akibatnya, perokok
akan mengalami masa penyembuhan yang lebih lama dari biasanya ketika sedang
sakit.
Sama seperti antibodi, sel darah putih juga berfungsi untuk melawan infeksi.
Namun pada perokok, peradangan dan kerusakan yang terus terjadi menyebabkan
kadar sel darah putih b erada dalam jumlah yang tinggi. Akibatnya, sel darah putih
akan menjadi kurang responsif terhadap agen penyakit dan jika terjadi dalam waktu
yang lama dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, hingga kanker. Inilah
dampak rokok yang harus diwaspadai.
7. Penyakit paru-paru
Efek dari perokok yang paling pertama merusak organ tubuh akibat asap
rokok adalah paru-paru. Asap rokok tersebut terhirup dan masuk kedalam paru-paru
sehingga menyebabkan paru-paru mengalami radang, bronkitis, pneumonia. Belum
lagi bahaya dari zat nikotin yang menyebabkan kersukan sel-sel dalam organ paru-
paru yang bisa berakibat fatal yaitu kanker paru-paru. Bahaya merokok bagi
kesehatan ini tentu sangat berisiko dan bisa menhebabkan kematian. Maka sebaiknya
sebelum hal itu terjadi lebih baik berhenti merokok dari sekarang juga.
9. Penyakit Lambung
Hal yang terlihat sepele ketika menghisap rokok adalah aktifitas otot dibawah
kerongkongan semakin meningkat. Otot disekitar saluran pernafasan bagian bawah
akan lemah secara perlahan sehingga proses pencernaan menajadi terhambat. Bahaya
merokok bagi kesehatan juga bisa dirasakan sampai ke lambung, karena asap rokok
yang masuk ke sistem pencernaan akan menyebabkan meningkatnya asam lambung.
Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka bukan tidak mungkin akan menjadi
penyakit yang lebih kronis seperti tukak lambung yang lebih sulit diobati.
Pada perkok aktif bisa saja menderita serangan stroke karena efek samping
rokok bisa menyebabkan melemahnya pembuluh darah. Ketika pelemahan tersebut
terjadi dan kerja pembuluh darah terhambat bisa menyebabkan serangan radang di
otak. Hal itulah yang bisa berisiko terjadi stroke meskipun orang tersbut tidak ada
latar belakang darah tinggi atau penyakit penyebab stroke lainnya. Penyebab stroke
tersebut bersumber dari kandungan kimia berbahaya seperti nikotin, tar, karbon
1. Gangguan Kehamilan
Sekitar 12% wanita hamil menjadi perokok aktive di Australia. Wanita hamil
baik itu sebagai perokok aktif maupun perokok pasive memiliki resiko yang serius
terhadap perkembangan janin di dalam rahim. Risiko kesehatan bagi ibu yang
menjadi perokok aktif maupun pasive selama kehamilan meliputi :
Dari beberapa hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa merokok pasif dapat
meningkatkan tingkat kematian akibat jantung koroner di Amerika Serikat sebesar
20%-70%. Menurut Environmental Protection Agency prosedur menunjukkan bahwa
pada tahun 1985 diperkirakan 62.000 kematian penyakit jantung iskemik di Amerika
Serikat disebabkan oleh paparan asap tembakau di lingkungan mereka. Untuk itu,
para ahli kesehatan sangat menyarankan pasien untuk menghindari paparan asap
rokok baik itu di rumah, di tempat kerja, maupun di tempat-tempat umum.
Seorang perokok pasif lebih mungkin akan menjadi seorang perokok aktif.
Hal ini dikarenakan kandungan berbagai zat yang terdapat dalam asap rokok yang
terhirup seperti nikotin yang dapat mengakibatkan efek kecanduan bagi
penghisapnya.
Dukungan emosi :
keluarga subjek selalu memberikan perhatian penuh kepada subjek, agar
subjek dapat dengan lancar dan nyaman menjalani proses berhenti merokok.
Dukungan penghargaan:
Keluarga subjek sangat menyetujui niat subjek yang ingin berhenti merokok.
Dukungan instrumental :
Keluarga subjek menyediakan banyak waktu untuk membantu subjek dalam
menjalani proses berhenti merokok
Dukungan informasi ;
Keluarga banyak memberikan nasehat-nasehat saat subjek ingin merokok
kembali. (Hendriani, Psi, & Si, 2012)
2.5.2 Langkah-langkah berhenti merokok, yaitu: (Salawati, Indrawati, &
Artikel, 2016)
Ada dua metode yang selama ini dikembangkan para ahli dalam dunia
rokok untuk menghentikan kecanduan terhadap rokok (Syafiie, 2009). Metode
tersebut yaitu:
1. Metode yang Mengandalkan Perubahan Perilaku Perokok berubah tanpa
bantuan obat-obatan, terdiri dari:
a. Metode ’Cold Turkey’ Perokok hanya perlu berhenti merokok. Metode ini
tidak menggunakan perencanaan yang panjang. Perokok cukup menentukan
kapan dia akan melakukannya.
kapan dia akan melakukannya.
b. Terapi Perilaku Kognitif Perokok hanya akan merubah perilaku buruk
merokok kalau dia tahu bahwa merokok itu buruk.
c. Pengondisian Berbalik Teknik ini sangat unik, yaitu memasangkan sebuah
stimulus negatif dengan perilaku yang ingin dirubah.
1) Vareniklin
Vareniklin menghalangi nikotin menempel pada reseptor dan
mengurangi rasa nikmat yang ditimbulkan dari rokok. Efekivitas obat
ini sudah teruji dalam studi terhadap 2.000 perokok. Dosis yang
digunakan untuk terapi adalah 1 mg, diberikan dua kali sehari. Efek
samping yang ditimbulkan adalah mual, sakit kepala, insomnia, dan
mimpi buruk, namun hanya terjadi pada kurang dari 10% pasien
(Larasaty, 2009).
2) Bupropion
Obat ini memiliki efek poten untuk berhenti merokok, bahkan
melebihi khasiat vareniklin. Efek samping bupropion tersering adalah
insomnia, mulut kering, mual dan dapat menyebabkan kejang dengan
risiko 1:1.000, maka tidak boleh digunakan pada pasien dengan
riwayat epilepsi (Suryadjaja, 2013).
3) Klonidin
Klonidin efektif menurunkan gejala putus obat pada pasien yang
berhenti merokok atau berhenti minum alkohol. Efek samping utama
klonidin adalah mulut kering dan sedasi. Klonidin berguna bagi pasien
yang memiliki kontraindikasi dengan farmakoterapi lainnya.
c. Metode Hipnotis
Perokok diberi intervensi oleh penghipnotis bahwa merokok itu buruk dan dia
harus berhenti, maka pada saat dia sadar kembali, besar kemungkinan dia
akan berhenti, sekalipun dia tidak tahu siapa yang menyuruhnya berhenti.
BAB III
HASIL KEGIATAN
1. Kelurahan Tengah
2. Kelurahan Jelmu
3. Kelurahan Mudung Laut
4. Kelurahan Arab Melayu
5. Kelurahan Tahtul Yaman
6. Kelurahan Tanjung Johor
Luas wilayah kerja Puskesmas Tahtul Yaman adalah 15.29 Km2 dengan
batas wilayah sebagai berikut :
1. K. TENGAH 211 4 - -
2. K. JELMU 194 3 - -
3. M. LAUT 223 9 - -
4 A. MELAYU 118 12 - -
5. T. YAMAN 324 12 - -
. TOTAL 2599 46 - -
TABEL 3
4 Pengusaha 87 1,90
TABEL 4
2 Paud 8
3 Sekolah dasar/MI/SDLB 6
4 SLTP/Sederajat 7
5 SLTA/Sederajat 4
6 Perguruan tinggi 0
JUMLAH 28
3.1.6 AGAMA
1 Islam 14.198
2 Kristen katholik 6
3 Kristen protestan 0
4 Budha 0
5 Hindu 0
3.1.7 PERHUBUNGAN
1 Puskesmas 1
3 Puskesmas keliling 1
4 Posyandu 12
5 Posyandu usila 1
6 Poskesdes 1
7 Posbindu 6
JUMLAH 25
3.1.11 KELEMBAGAAN
dan pada tahun 2018 mempunyai 6 desa siaga yang bertempat di setiap kelurahan.
TABEL 10
1 Kepala Puskesmas 1 - - - 1
2 Dokter umum 1 - 1 - 2
3 Dokter Gigi 1 - - - 1
4 Apoteker - - - - 0
5 SKM 1 - - - 1
6 S1 Lain - - - - -
7 AKPER 4 - - 2 6
8 SI - - - - -
KEPERAWATAN
8 AKBID 9 - 7 16
9 AKZI 1 - - - 1
10 AKFAR - - - - -
11 AAK - - - - -
12 APK/AKL - - - - -
13 D3 Lain/AKG - - - - -
14 FISIOTERAFI - - - - -
14 Bidan / D 1 3 1 - 4
15 Perawat/SPK 2 - - - 2
16 Perawat Gigi 1 - - 1
17 SAA/SMF 1 - - 1 2
18 SPPH - - - - -
19 SMAK 2 - - - 2
20 SPAG - - - - -
21 PCPPN - - - - - -
22 LCPK - - - - 0
23 SMA 1 - 1 - 2
24 SPKU/E/C - - - - 0
25 LCPK(SMP) - - 1 - 1
26 SLTP - - - - 0
27 Jurim - - - - 0
28 SD - - - - 0
Jumlah 28 1 3 10 42
Desa / kelurahan UCI adalah desa / kelurahan dimana lebih dari atau sama
dengan 90% dari jumlah bayi yang ada di daerah tersebut sudah mendapati munisasi
dasar lengkap.
Ibu hamil di Puskesmas Tahtul Yaman tahun 2018, yang mendapatkan tablet
Fe 1 adalah 267 (100,75%) sedangkan Fe 3 adalah 263 (99,25%).
ASI Eksklusif adalah bayi hanya mendapatkan ASI saja sampai berumur 6
bulan. di Puskesmas Tahtul Yaman terdapat 46 bayi yang terkoreksi.
Untuk tahun 2018 ini dari orang jumlah murid SD/MI, yang mendapat
pemeriksaan sebesar 126 di peroleh hasil sebagai berikut : perlu perawatan, 72 siswa,
yang mendapat perawatan tidak ada. Melihat data ini diharapkan perhatian orang tua
dan anak serta keaktifan dari pemegang program sehingga kasus gigi dapat teratasi
dengan baik.
3.2 Permasalahan
Sebelumnya kami melakukan survei lapangan pengambilan data pada tanggal
14 Januari-1 Februari 2020, dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
masalah tentang keluarga sehat di Kelurahan Tahtul Yaman. Adapun kegiatan yang
kami lakukan yaitu berupa survei lapangan, pertemuan serta mewawancarai
menggunakan kuesioner indikator PIS-PK, kuesioner Inspeksi Rumah Sehat, dan
Promkes. Kemudian juga mengadakan pertemuan langsung dengan masyarakat
berupa bimbingan konseling dan pembagian Pamvlet mengenai bahaya rokok pada
tanggal 31 Januari 2020. Dari hasil kegiatan survey lapangan yang kami dapatka dan
di kaitkan dengan metode pencarian prioritas masalah, maka diputuskan untuk
menjadikan “Bahaya Merokok di Dalam Rumah” menjadi prioritas masalah dengan
presentasi sebanyak 44,5%.
TABEL
% CAKUPAN
KELURAHAN
N
INDIKATOR RW. 150 -DESA
O
TAHTUL
YAMAN
A B C D
1 Keluarga mengikuti program KB *) 36,4% 42,0%
∑ Keluarga Bernilai Y 207 227
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 569 541
2 Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan 100,0% 91,3%
∑ Keluarga Bernilai Y 22 21
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 22 23
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 80,5% 75,7%
∑ Keluarga Bernilai Y 33 28
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 41 37
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 46,3% 64,3%
∑ Keluarga Bernilai Y 25 36
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 54 56
5 Pertumbuhan Balita dipantau 66,5% 67,5%
∑ Keluarga Bernilai Y 119 108
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 179 160
6 Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 37,5% 41,7%
∑ Keluarga Bernilai Y 12 5
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 32 12
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur 21,6% 14,2%
∑ Keluarga Bernilai Y 51 25
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 236 176
8 Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan 50,0% 100,0%
∑ Keluarga Bernilai Y 1 1
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 2 1
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 44,5% 37,8%
∑ Keluarga Bernilai Y 316 250
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 710 661
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 60,1% 61,4%
∑ Keluarga Bernilai Y 426 404
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 709 658
11 Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air bersih 97,9% 98,9%
∑ Keluarga Bernilai Y 694 652
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 709 659
12 Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban keluarga 96,6% 99,5%
∑ Keluarga Bernilai Y 685 656
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 709 659
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 0,168 0,162
∑ Keluarga dengan IKS > 0,800 119 107
∑ Keluarga 710 661
Metode Delbeq
TABEL
Besaran Kemudahan
Kegawata Nilai
Masalah Masalah Biaya (6) Prioritas
n (8) (5) Total
(8)
Keluarga tidak
mengikuti 5 x 5=25 1x4=4 1 x 3= 3 2 14 4
program KB
Bayi tidak
mendapatkan 1 1 3 1 6 5
ASI Eksklusif
Penderita TB
7x8 = 56 8 x 8= 64 6x6= 36 9 x 5 = 45 201 3
Paru
Penderita
4 4 3 2 52 2
hipertensi
Anggota
10 x 8= 80 10X 8= 80 9x6= 48 10x5= 45 253 1
keluarga yang
merokok
Hasil dari metode delbeq yang telah kami buat maka didapatlah untuk
perilaku Anggota keluarga yang merokok menjadi prioritas masalah yang akan kami
angkat kedalam laporan akhir untuk Praktik Belajar Lapangan I ini. Mengingat
banyaknya bahaya dan dampak yang akan di akibatkan oleh perilaku merokok di
dalam rumah, hal itulah yang menjadi landasan kami mahasiswa PBL I di
Puskesmaas Tahtul Yaman untuk mengangkat tema dan masalah untuk perilaku
merokok di dalam rumah tersebut.
1. Manusia
a) Karena dari sebagian masyarakat pada saat ini tidak terlalu mengatahui, kurang
mendapatkan informasi, dan cenderung untuk masa bodo tentang bahaya dari
aktivitas merokok didalam rumah
b) Sebagian dari perokok aktif biasanya sudah terbiasa merokok sejak mereka
berusia muda
c) Biasanya para perokok memiliki pola pikir yang berbeda, Mis : Sehabis makan
mulut terasa asam.
d) Biasanya ada faktok eksternal, seperti : ajakan merokok dari orang lain seperti
dari teman atau kerabat
e) Jika seseorang sudah terpapar menjadi perokok aktif biasanya mereka akan
mengalami ketergantungan dan cenderung sulit untuk berhenti merokok
f) Bagi sebagian perokok aktif tingkat kepercayaan diri mereka akan berkurang
apabila tidak merokok.
2. Metode
a) Belum adanya aturan yang tegas untuk para perokok untuk tidak merokok di
sembarang tempat
b) Belum adanya ketegasan dan larangan yang dapat keluarga atau kerabat serumah
untuk tidak merokok di dalam rumah.
3. Lingkungan
a) Hingga saat ini khususnya di Indonesia, jika seseorang ingin mendapatkan rokok
maka dengan mudah mereka mampu untuk mengakses rokok, karena rokok di jual
bebas. Dimulai dari pedagang asongan, warung, mini market, hingga super market
biasanya menjajahkan rokok secara terang-terangan.
b) Tempat kerja juga merupakan pengaruh dari segi lingkungan untuk seseorang
dapat terpengaruh dari perilaku merokok, seperti jika temannya merokok
kemungkinan besar ia akan merokok juga.
4. Dana
Harga rokok yang saat ini masih mudah untuk dijangkau juga menjadi pokok
permasalahan, karena dimulai dari harga Rp.5000 pun rokok masih bisa untuk di
dapatkan.
5. Sarana
Tidak adanya gerakan dari masyarakat sekitar untuk pembentukan kader anti
rokok
1. Bimbingan konseling
2. Membuat Komitmen
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Merokok merupakan kegiatan yang sering kita jumpai di masyarakat.
Tidak hanya masyarakat di Indonesia tetapi juga masyarakat di dunia, merokok juga
banyak menimbulkan resiko penyakit yang di antaranya adalah penyakit kanker,
radang gusi, penuaan dini dan impotensi. Merokok bukan hanya merusak atau
mengangu kesehatan kita sendiri tetapi juga akan mengangu kesehatan orang-orang di
sekitar kita.
5.2 Saran
Hasil dari metode delbeq yang telah kami buat maka di dapatlah untuk
bahaya merokok di dalam rumah menjadi prioritas masalah yang akan kami angkat
kedalam laporan akhir untuk praktek belajar lapangan 1 ini. Mengingat banyaknya
bahaya dan dampak yang akan di akibatkan oleh merokok di dalam rumah, hal itulah
yang menjadi landasan kami mahasiswa PBL 1 di puskesmas tahtul yaman untuk
mengankat tema dan masalah untuk bahaya merokok di dalam rumah.
Adapun kegiatan intervensi yang kami lakukan adalah :
1. Bimbingan konseling door to door tentang bahaya merokok di dalam rumah
oleh klinik UBM puskesmas tahtul yaman
2. Pembagian pamphlet mengenai bahaya merokok dan penempelan stiker
3. Segera di bentuknya kader dan kawasan bebas asap rokok untuk memantau
dan memberikan pergertian untuk para keluarga untuk menjadi kader di setiap
rumah serta membentuk kawasan bebas asap rokok inovasi yang di buat oleh
mahasiswa dapat berjalan dengan semestinya.
4. Agar di PBL 1 selanjutnya para adik-adik mahasiswa yang akan melakukan
PBL 1 di puskesmas tahtul yaman untuk dapat melihat apakah ada pengaruh
dari program yang di buat oleh mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Tahtul Yaman kota jambi tahun 2019
Data PIS-PK Puskesmas Tahtul Yaman tahun 2019