Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN 1.1

1.1 Latar Belakang

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program
Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat
selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian
direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015.

Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan


dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya
status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3)
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan
kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN
kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6)
meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,


yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3)
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat
dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan
pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan
pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedangkan
pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit),
serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-
keluarga sehat.

Adapun 12 indikator dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan


Keluarga adalah:

1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)


2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapatkan air susu ibu (ASI) Eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan perkembangan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwqa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota jaminan kesehatan nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Merokok merupakan kegiatan yang sering kita jumpai di masyarakat. Tidak


hanya masyarakat di Indonesia tetapi juga masyarakat di dunia. World Health
Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2008 terdapat satu miliar orang
pengguna produk tembakau di seluruh dunia (Aliansi Pengendalian Tembakau
Indonesia, 2013). Sedangkan di Vietnam hasil survey Global Adult Tobacco Survey
(GATS) tahun 2010 menunjukkan bahwa proporsi orang dewasa laki-laki yang
merokok mencapai 47,4% (An, D.T.M, 2013)

Menurut Riset Nasional Dasar Kesehatan 2013, prevalensi merokok di


Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas meningkat dari 34,2% di 2007 menjadi
34,7% pada tahun 2010, dan menjadi 36,3% pada tahun 2013. Persentase memulai
menggunakan tembakau dalam setiap kelompok usia adalah: 5-9 tahun - 0,7%, 10-14
tahun 9,5%, 15-19 tahun 50,3%, 20-24 tahun 26,7%, 25-29 tahun 7,6%, > 30 tahun
5,2% .5 Merokok masih menjadi salah satu masalah terbesar kesehatan yang dapat
menyebabkan kematian.6 Pada tahun 2015, lebih dari 1,1 miliar orang merokok
dengan bahan utama tembakau. Sekitar 6 juta orang perokok aktif di seluruh dunia
mengalami kematian setiap tahun dan sekitar 600 ribu orang perokok pasif yang juga
diperkirakan meninggal akibat paparan asap rokok secara langsung. Diperkirakan
pada tahun 2030 lebih dari 8 juta kematian diakibatkan oleh rokok, lebih dari
separuhnya merupakan usia awal memulai menggunakan rokok.

Berdasarkan hasil penelitian WHO di Indonesia menyatakan bahwa


penggunaan tembakau dalam bentuk rokok yaitu sebanyak 34,8% atau 59,9 juta
penduduk dari seluruh bentuk penggunaan tembakau di Indonesia. Prevalensi
merokok di Indonesia adalah 67% Data Kemenkes menunjukkan bahwa prevalensi
remaja usia 16-19 tahun yang merokok meningkat 3 kali lipat dari 7,1% di tahun
1995 menjadi 20,3% pada tahun 2009 dan menurun menjadi 18,3% pada tahun 2014
setelah dilakukan penelitian dengan GYTS. Dimulai dari usia 10-14 tahun meningkat
lebih dari 100% dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, yaitu dari 8,9% di tahun
1995 menjadi 18% di tahun 2013. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan
kenikmatan bagi perokok.

Timbulnya rasa kepercayaan diri yang tinggi pada pelajar dan lebih
meningkatkan konsentrasi dalam menghadapi masalah. Aspek psikologis turut
berkontribusi dalam pola merokok di kalangan remaja. Menjadi perokok atau menjadi
kecanduan merokok, merupakan proses dari berbagai tahap inisiasi dan adaptasi.
12,13 Faktor pemungkin perilaku merokok berupa ketersediaan rokok di lingkungan
sekolah siswa dan keterjangkauan uang saku siswa terhadap rokok. Merokok dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit, baik langsung oleh faktor merokok atau
penyakit yang sudah ada sebelumnya dan diperburuk oleh merokok. Dalam
pembahasan buku fakta tembakau 2014 oleh Kementerian Kesehatan RI dan TCSC
menyatakan biaya pengobatan sakit dan disabilitas terkait penyakit yang di akibatkan
oleh rokok 235,4 triliun rupiah, total biaya rawat jalan dan rawat inap 5,35 triliun
rupiah, menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 378,75 triliun rupiah.4 atau 57,6 juta
penduduk laki-laki dan 2,7% atau 2,3 juta penduduk perempuan.

Sukendro (2007) menyatakan asap rokok mengandung ribuan bahan kimia


beracun dan bahan-bahan yang dapat menimbulkan kanker. Rokok juga dapat
menyebabkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, menstimulasi kambuhnya
penyakit asma, kanker paru, gangguan pernapasan, dan batuk yang menghasilkan
dahak (Istiqomah, 2003). Bahkan di Amerika, rokok dapat menyebabkan kematian
lebih dari 400.000 orang, namun demikian setiap hari lebih dari 3000 anak dan
remaja menjadi perokok (Surani, 2011). WHO memperkirakan separuh kematian di
Asia dikarenakan tingginya peningkatan penggunaan tembakau. Angka kematian
akibat rokok di negara berkembang meningkat hampir 4 kali lipat. Pada tahun 2000
jumlah kematian akibat rokok sebesar 2,1 juta dan pada tahun 2030 diperkirakan
menjadi 6,4 juta jiwa. Sedangkan di negara maju kematian akibat rokok justru
mengalami penurunan, yaitu dari 2,8 juta pada tahun 2000 menjadi 1,6 juta jiwa pada
tahun 2030 (Aliansi Pengendalian Tembakau Indonesia, 2013).

Meskipun sebagian besar masyarakat mengetahui bahaya merokok, karena


papan iklan rokokpun menyampaikan hal tersebut, namun kebiasaan merokok tetap
banyak dilakukan di masyarakat. Yang lebih menyedihkan dari fenomena merokok
adalah bahwa kebiasaan ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa namun telah
merambah ke remaja bahkan siswa sekolah. Tidak hanya siswa SMA atau SMU,
tetapi sudah merambah ke siswa SMP bahkan siswa SD. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh karang taruna Kelurahan Mojosongo, diketahui bahwa sebanyak 60%
siswa SD di Mojosongo menyatakan pernah merokok (Septiyaning, 2013).
Berdasarkan hasil survey di SD Sabrang Lor Mojosongo diketahui sebanyak 7 siswa
SD kelas V dan VI pernah merokok. Meskipun sebagian orang pertama kali merokok
hanya untuk coba-coba atau ikut-ikutan teman, namun selanjutnya dapat menjadi
kebiasaan yang sulit dihentikan. Hal ini disebabkan karena nikotin yang ada dalam
rokok akan menyebabkan efek kecanduan. Kenyataan adanya siswa SD yang telah
merokok tentu membuat keprihatinan, hal Ambarwati, dkk / KEMAS (1) (2014) 7-13
ini disebabkan karena rokok mempunyai sifat membuat orang kecanduan. Pada hal
usia SD merupakan usia yang masih belia, mereka adalah anak-anak bangsa yang
diharapkan kelak menjadi generasi penerus bangsa yang di pundak mereka nasib
bangsa ini akan ditentukan. Jika sejak kecil mereka sudah diracuni oleh rokok, maka
hal ini akan berpengaruh tidak hanya pada fisik mereka tetapi juga mental mereka.
Jika anak-anak sudah kecanduan rokok sejak kecil maka akan lebih sulit untuk
dihentikan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk menghentikan kebiasaan ini
pada anak SD yang sudah pernah merokok dan mencegah terjadinya kebiasaan
merokok pada siswa yang belum pernah merokok. Salah satu cara yang bisa ditempuh
adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan
mereka tentang bahaya merokok. Dengan demikian diharapkan mereka dapat
menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari rokok bagi yang belum pernah
mengkonsumsinya. Berdasarkan hasil penelitian Puryanto, (2012) diketahui bahwa
ada pengaruh yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap siswa tentang bahaya merokok. Penelitian
lain juga membuktikan bahwa pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan siswa tentang bahaya merokok di SMAN 1 Manado (Tumigolung,
2013).

Berikut Rekapitulasi Indeks Keluarga Sehat Desa/Kelurahan Tahtul Yaman

% CAKUPAN
KELURAHA
N
INDIKATOR RW. 150 N-DESA
O
TAHTUL
YAMAN
A B C D
1 Keluarga mengikuti program KB *) 36,4% 42,0%
∑ Keluarga Bernilai Y 207 227
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 569 541
2 Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan 100,0% 91,3%
∑ Keluarga Bernilai Y 22 21
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 22 23
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 80,5% 75,7%
∑ Keluarga Bernilai Y 33 28
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 41 37
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 46,3% 64,3%
∑ Keluarga Bernilai Y 25 36
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 54 56
5 Pertumbuhan Balita dipantau 66,5% 67,5%
∑ Keluarga Bernilai Y 119 108
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 179 160
6 Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 37,5% 41,7%
∑ Keluarga Bernilai Y 12 5
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 32 12
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur 21,6% 14,2%
∑ Keluarga Bernilai Y 51 25
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 236 176
8 Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak
50,0% 100,0%
ditelantarkan
∑ Keluarga Bernilai Y 1 1
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 2 1
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 44,5% 37,8%
∑ Keluarga Bernilai Y 316 250
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 710 661
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 60,1% 61,4%
∑ Keluarga Bernilai Y 426 404
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 709 658
11 Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air
97,9% 98,9%
bersih
∑ Keluarga Bernilai Y 694 652
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 709 659
12 Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban
96,6% 99,5%
keluarga
∑ Keluarga Bernilai Y 685 656
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 709 659
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 0,168 0,162
∑ Keluarga dengan IKS > 0,800 119 107
∑ Keluarga 710 661

1.2 Tujuan Umum

1. Agar mahasiswa mampu untuk melakukan analisis situasi di Puskesmas


Tahtul Yaman melalui identifikasi masalah
2. Mahasiswa mampu untuk menyusun prioritas masalah yang mereka analisis
3. Mahasiswa mampu menyusun alternatif dari pemecahan masalah
4. Mahasiswa mampu melakukan, menyusun, dan melaksanakan program yang
mereka buat

1.3 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu menggambarkan dan melaksanakan Problem Solving


Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di Keluarahan Tahtul
Yaman
2. Mahasiswa mampu menyusun dan melaksanakan program dengan melibatkan
partisipasi masyarakat
3. Mahasiswa mampu melakukan advokasi, kemitraan, dan pemberdayaan
masyarakat dalam pelaksanaan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rokok


Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari
tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya
yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Heryani,
2014).
Rokok adalah hasil produksi yang berbentuk silinder yang dikonsumsi oleh
masyarakat untuk dihirup asapnya. Rokok merupakan hasil olahan tembakau yang
terbungkus. Rokok dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Rokok elekrik dan rokok
nonelektrik. Rokok berdasarkan bahan pembungkus ada Klobot, Kawung, Sigaret,
dan Cerutu. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi ada rokok putih, rokok kretek,
dan rokok klembak. Rokok berdasarkan proses pembuatannya terdapat Sigaret Kretek
Tangan (SKT) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Rokok berdasarkan penggunaan
filter disuguhkan dalam bentuk Rokok Filter (RF) dan Rokok Non Filter (RNF). (Aji
et al., 2015)
Jika dilihat dari struktur fisiknya, rokok adalah sebuah benda yang terbuat dari
tembakau, campuran cengkeh, dibungkus dengan kertas rokok, dan ditambah dengan
sebuah filter rokok yang dipergunakan untuk menghisapnya. Jika rokok tersebut
dibakar dan dihisap maka akan menghasilkan asap dan sisa hisapannya berupa
puntung rokok kemudian dibuang. Jadi zat ampas rokok itu terdiri dari asap, abu, dan
puntung rokok. Tetapi jauh dari itu, rokok mempunyai struktur zat kandungan yang
lebih penting dan berbahaya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas
yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun
terakhir, bungkusan – bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan
yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari
merokok, misalnya kanker paru - paru atau serangan jantung (walapun pada
kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa
Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad
16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah
Eropa itu ikut mencoba–coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau
ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan
Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di
Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata – mata. Abad 17 para
pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk
negara – negara Islam. (Paal & Ii, 2019)

2.2 Zat – Zat yang Terkandung dalam Rokok

Beberapa bahan kimia yang terdapat dalam rokok antara lain Nikotin, Tar,

CO (karbon monoksida) dan berbagai logam berat. Salah satu bahan yang sangat
berbahaya bagi kesehatan yaitu nikotin. Nikotin terdapat dalam asap rokok dan juga
dalam tembakau yang tidak dibakar, dimana asap rokok yang dihisap mengandung
lebih kurang 4000 jenis bahan kimia dan 200 di antaranya bersifat racun (Sitoepoe,
2000). Antara lain karbon monoksida (CO) dan polycyclic aromatic hydrocarbon
yang mengandung zat-zat pemicu terjadinya kanker (seperti tar, benzopyrenes, vinyl
chlorida, dan nitroso-nor-nicotine). Di samping itu, nikotin juga dapat menimbulkan
ketagihan, baik pada perokok aktif maupun perokok pasif (Anonimous, 2006).
Adapun kandungan kadar nikotin yang diizinkan dalam sebatang rokok sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No 81 tahun 1999 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan
yaitu sebesar 1,5 mg. (Aji et al., 2015)

Kandungan-kandungan zat yang ada dalam puntung rokok itu antara lain:

a. Nikotin

Nikotin bersifat racun bagi saraf dan dapat membuat seseorang menjadi
rileks dan tenang,
serta dapat menyebabkan kegemukan sehingga dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Efeknya adalah ketagihan bagi
perokok. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari
sudah dapat membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih
yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang,
sementara di Indonesia kadar nikotin mencapai 17 mg per batang.
b. Timah Hitam (Pb) Kandungan
Kandungan timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebesar 0,5 μg,
sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh
adalah 20 μg per hari. Jika seorang perokok aktif mengisap rokok rata-rata 10
batang perhari, berarti orang tersebut sudah menghisap timah lebih diatas
ambang batas, diluar kandungan timah lain seperti udara yang dihisap setiap
hari, makanan dan lain sebagainya.
c. Gas Karbon Monoksida (CO) Gas karbon monoksida dihasilkan dari
pembakaran yang tidak sempurna,
yang tidak berbau. Karbon monoksida memiliki kecenderungan yang kuat
untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya,
hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk
pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen,
maka gas CO ini merebut tempatnya disisi hemoglobin. Kadar gas CO dalam
darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok
mencapai 4–15 persen.
d. Tar Tar adalah zat yang bersifat karsinogen, sehingga dapat menyebabkan
iritasi
dan kanker pada saluran pernapasan bagi seorang perokok. Pada saat rokok
dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin,
akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada
permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini
bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok
berkisar 24–45 mg. Tar ini terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana
60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
Zat-zat beracun lainnya yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai
berikut :

1. Kadmium
Kadmium adalah salah satu logam berat yang berbahaya bagi manusia
yang terdapai di dalam kandungan asap rokok dan beresiko bagi pem buluh
darah, berjangka panjang bagi bagian tubuh khususnya hati dan ginjal.
Senyawa Cd ini meruparakn senyawa anorganik yang termasuk kedalam
golongan logam berat yang sangat berbahaya. Keracunan Cd kronik
menyababkan penyakit itai-itai, yaitu sejenis pen yakit ketidaknormalan
tulang dan beberapa organ tubuh menjadi mati. Keberadaan Cd akan bersaing
dengan calcium (Ca) di dalam tubuh, sehingga megakibatkan matrix tulang
yang seharusnya di isi oleh calcium digantikan oleh kadmium. Bahaya yang
diakibatkan dari masuknya kadmium kedalam tubuh lainnya adalah rusaknya
fifiologis tubuh seperti pada sistem penapasan, sirkulasi darah, indera
penciuman, serta merusak kelenjar reproduksi, jantung, dan kerapuhan tulang.
Kandungan Kadmium didalam rokok mengandung sekitar 0.4-0.8
PPM, nilai tersebut sudah melebihi nilai konsentrasi Cd didalam air (menurut
Depkes RI dan WHO). Tapi yang tidak kalah pentingnya, bahwa senyawa Cd
dari asap rokok dapat terakumulasi di dalam jaringan lemak, karena Cd
bersifat non polar (tidak terlarut dalam air)

2. Akrolein
Merupakan zat cair yang tidak berwarna seperti aldehid. Zat ini sedikit
banyak mengandung kadar alkohol. Artinya, akrolein ini adalah alkohol yang
cairannya telah diambil, Cairan ini sangat mengganggu kesehatan.
3. Amoniak
Merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
hydrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya
racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam
peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
4. Asam format
Merupakan sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan
dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini
dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.
5. Hidrogen sianida
Merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan
sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran
pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang
sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh
dapat mengakibatkan kematian.
6. Nitrous oxide
Merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat
menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit. Nitrous
oxide ini adalah sejenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai
pembius waktu melakukan operasi oleh dokter.
7. Formaldehid
Sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini tergolong
sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras
terhadap semua organisme hidup.
8. Fenol
Campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat
organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun
dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi
aktivitas enzim.
9. Asetol
Hasil pemanasan aldehid (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas
bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol.
10. Hidrogen sulfida
Sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang
keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).
11. Piridin
Sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat
digunakan mengubah sifat alcohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
12. Metil klorida
Campuran dari zat - zat bervalensi satu antara hydrogen dan karbon
merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa organic yang
beracun.
13. Metanol
Sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar.
Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan
kematian (Zainal Abidin, 2009)

2.3 Jenis Rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Rokok berdasarkan bahan baku atau isinya, dibedakan menjadi:


a. Rokok Putih
Isi rokok ini hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu (Mardjun, 2012). Rokok putih mengandung
14 - 15 mg tar dan 5 mg nikotin (Alamsyah, 2009).
b. Rokok Kretek Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu
(Mardjun, 2012). Rokok kretek mengandung sekitar 20 mg tar dan 44-45
mg nikotin (Alamsyah, 2009).
c. Rokok Klembak Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh,
dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
2. Rokok berdasarkan penggunaan filter menurut Mardjun (2012) dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu:
a. Rokok Filter: rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus
b. Rokok Non Filter: rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat
gabus. (No Title, 2017)

2.4 Bahaya Merokok

Dilihat dari bahaya rokok dalam masalah kesehatan, maka rokok menjadi hal
yang sangat berdampak negatif bagi kesehatan tubuh yang dapat mempengaruhi
pembangunan generasi dan bangsa (Hamdan,2013). Dampak rokok secara umum
berbahaya bila dikonsumsi dalam jangka panjang oleh generasi muda. Untuk lebih
jelasnya, berikut bahay rokok bagi kesehatan tubuh bila dikonsumsi secara jangka
panjang, diantaranya: kematian, penyakit jantung berbagai jenis kanker mematikan,
gangguan reproduksi impotensi dan gangguan ereksi, gangguan pernapasan kronis,
stroke, tukak lambung, penyakit burger, pengkroposan tulang atau yang biasa dikenal
dengan osteoporosis, penuaan dini, rambut rontok, kerusakan organ pendengaran,
merusak gigi, kerusakan organ mata (Sarafino, 2002:146).

Mengurangi bahaya merokok tidak dapat dilakukan dengan penyaringan


rokok karena penyaringan rokok mungkin hanya menyaring sebagian dari tar dan
nikotin tetapi tidak menyekat sebutir racunpun dari sap rokok, dan juga tidak dapat
dilakukan dengan mentol. Karena mentol hanya mempengaruhi rasa asap saja. Ia
tidak mengurangi bahaya merokok. Penurunan fungsi kekebalan tubuh ditandai
dengan kurangnya kemampuan tubuh dalam melawan bibit penyakit yang bisa
menyebabkan infeksi. Hal ini dapat dikarenakan kerusakan organ dan komponen
imunitas yang tidak dapat bekerja dengan baik saat tubuh kekurangan asupan yang
dibutuhkannya, misalnya oksigen dan antioksidan. Hal tersebut sangat mungkin
disebabkan oleh kebiasaan merokok. Berikut ini beberapa bahaya merokok bagi
kesehatan, terutama sistem imun Anda.

2.4.1 Bahaya Merokok Bagi Perokok Aktif


1. Kerusakan saluran pernapasan

Kerusakan saluran pernapasan adalah efek rokok paling awal yang


menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Racun pada rokok dapat menyebabkan
iritasi serta timbulnya lendir pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan
terjadinya infeksi pada tenggorokan hingga paru.

Infeksi juga dapat menjadi lebih rentan kare na asap rokok merusak silia, yaitu
rambut kecil pada saluran pernapasan yang berfungsi menangkap debu. Semakin
banyak paparan asap rokok, semakin besar pula risiko infeksi tersebut menjadi lebih
serius dan menyebabkan kerusakan rongga udara pada paru.

2. Memicu kondisi autoimun

Dampak rokok tak hanya pada saluran pernapasa saja, melainkan juga dapat
memicu kondisi autoimun. Kandungan racun karsinogen dan tar pada sebatang rokok
menyebabkan tubuh Anda menjadi kurang efektif melawan peradangan. Sistem imun
yang melemah juga berbahaya karena dapat memicu penyakit autoimun seperti
rematik dan multiple sclerosis.

3. Menghambat aliran darah

Kandungan nikotin pada sebatang rokok dapat membuat darah menjadi lebih
kental. Karena itulah nutrisi, mineral, dan oksigen yang disebarkan melalui darah
tidak bisa diserap banyak dan optimal oleh tubuh. Dampak rokok ini mengakibatkan
peradangan pada bagian luar maupun organ dalam tubuh jadi lebih lama
disembuhkan.

4. Jumlah antibodi yang berkurang

Efek rokok yang telah memasuki aliran darah dapat mengurangi jumlah
antibodi dalam tubuh Anda. Antibodi sendiri merupakan protein darah yang berperan
dalam mengurangi jumlah bibit penyakit tertentu pada tubuh. Akibatnya, perokok
akan mengalami masa penyembuhan yang lebih lama dari biasanya ketika sedang
sakit.

5. Mengurangi kadar antioksidan

Senyawa antioksidan seperti yang berasal dari Vitamin C dalam darah


berfungsi untuk menangkal radikal bebas dan memperbaiki kerusakan organ.
Sayangnya, efek rokok membuat kadar antioksidan dalam tubuh para perokok
menjadi lebih sedikit dibandingkan pada orang yang tidak merokok. Hal ini
menyebabkan para perokok rentan sakit dan proses penyembuhan sakitnya pun
cenderung lama.

6. Meningkatkan sel darah putih

Sama seperti antibodi, sel darah putih juga berfungsi untuk melawan infeksi.
Namun pada perokok, peradangan dan kerusakan yang terus terjadi menyebabkan
kadar sel darah putih b erada dalam jumlah yang tinggi. Akibatnya, sel darah putih
akan menjadi kurang responsif terhadap agen penyakit dan jika terjadi dalam waktu
yang lama dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, hingga kanker. Inilah
dampak rokok yang harus diwaspadai.

7. Penyakit paru-paru

Efek dari perokok yang paling pertama merusak organ tubuh akibat asap
rokok adalah paru-paru. Asap rokok tersebut terhirup dan masuk kedalam paru-paru
sehingga menyebabkan paru-paru mengalami radang, bronkitis, pneumonia. Belum
lagi bahaya dari zat nikotin yang menyebabkan kersukan sel-sel dalam organ paru-
paru yang bisa berakibat fatal yaitu kanker paru-paru. Bahaya merokok bagi
kesehatan ini tentu sangat berisiko dan bisa menhebabkan kematian. Maka sebaiknya
sebelum hal itu terjadi lebih baik berhenti merokok dari sekarang juga.

8. Penyakit impotensi dan organ reproduksi


Kasus seperti ini sudah banyak dialami oleh perokok sebab kandungan bahaya
kimia yang sifatnya bercaun tersebut bisa mengurangi produksi sperma pada pria.
Bukan hanya itu saja, pada pria juga bisa terjadi kanker dibagian testis. Oleh sebab
itu, sebelum hal itu terjadi maka kurangi secara perlahan konsumsi rokok anda.
Terutama untuk usia remaja karena efek bahaya merkok bagi kesehatan remaja yang
bisa menyebabkan risiko tidak memiliki keturunan. Sedangkan pada wnita yang
merokok, efek dari rokok juga bisa mengurangi tingkat kesuburan wanita.

9. Penyakit Lambung

Hal yang terlihat sepele ketika menghisap rokok adalah aktifitas otot dibawah
kerongkongan semakin meningkat. Otot disekitar saluran pernafasan bagian bawah
akan lemah secara perlahan sehingga proses pencernaan menajadi terhambat. Bahaya
merokok bagi kesehatan juga bisa dirasakan sampai ke lambung, karena asap rokok
yang masuk ke sistem pencernaan akan menyebabkan meningkatnya asam lambung.
Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka bukan tidak mungkin akan menjadi
penyakit yang lebih kronis seperti tukak lambung yang lebih sulit diobati.

10. Risiko Stroke

Pada perkok aktif bisa saja menderita serangan stroke karena efek samping
rokok bisa menyebabkan melemahnya pembuluh darah. Ketika pelemahan tersebut
terjadi dan kerja pembuluh darah terhambat bisa menyebabkan serangan radang di
otak. Hal itulah yang bisa berisiko terjadi stroke meskipun orang tersbut tidak ada
latar belakang darah tinggi atau penyakit penyebab stroke lainnya. Penyebab stroke
tersebut bersumber dari kandungan kimia berbahaya seperti nikotin, tar, karbon

monoksida dan gas oksidan yang terkandung dalam rokok.

2.4.2 Bahaya merokok bagi perokok pasif

1. Gangguan Kehamilan
Sekitar 12% wanita hamil menjadi perokok aktive di Australia. Wanita hamil
baik itu sebagai perokok aktif maupun perokok pasive memiliki resiko yang serius
terhadap perkembangan janin di dalam rahim. Risiko kesehatan bagi ibu yang
menjadi perokok aktif maupun pasive selama kehamilan meliputi :

a. Meningkatkan resiko keguguran dan kelahiran mati


b. Meningkatkan resiko kelahiran premature dan berat badan lahir yang rendah
c. Kematian bayi secara tiba-tiba yang meliputi sindrom kematian bayi
mendadak (SIDS)
d. Meningkatkan resiko komplikasi selama kehamilan dan kelahiran

2. Meningkatkan Risiko Penyakit Gangguan Pernapasan

Asap tembakau atau perokok pasif merupakan penyebab langsung dari


penyakit paru-paru pada orang dewasa dan anak-anak. Perokok pasif dapat
meningkatkan risiko timbulnya kanker paru-paru sebagai penyebab kematian yang
signifikan pada orang dewasa. Hal ini dikarenakan bahaya asap rokok yang terhirup
dapat mengganggu fungsi paru-paru, meningkatkan produksi sputum dan batuk, serta
menimbulkan ketidaknyamanan pada dada. Sedangkan pada anak-anak yang menjadi
perokok pasif dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan bawah (LRTIs),
seperti bronkitis dan pneumonia. Diperkirakan sekitar 150.000-300.000 kasus infeksi
saluran pernafasan bawah pada anak-anak dikaitkan dengan masalah perokok pasive
setiap tahunnya. Perokok pasif juga dapat mengakibatkan peningkatan prevalensi
cairan di telinga tengah, iritasi saluran pernafasan bagian atas, dan berkurangnya
fungsi paru-paru. Selain itu, menjadi perokok pasif juga dapat meningkatkan
keparahan asma pada anak-anak. Penelitian telah menunjukkan bahwa sekitar
200,000-1,000,000 kasus asma pada anak-anak memburuk karena menjadi perokok
pasif. Yang pada akhirnya, menjadi perokok pasif merupakan faktor risiko untuk
pengembangan asma pada anak-anak.

3. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke


Salah satu efek dari merokok pasif adalah dengan meningkatnya risiko
seseorang untuk mengalami gangguan jantung. Paparan asap rokok yang terhirup
dalam jangka waktu yang pendek dapat meningkatkan sensitivitas trombosit dan
penurunan kemampuan jantung untuk menerima dan memproses oksigen. Dan
paparan asap rokok yang terhirup dalam jangka panjang dapat menyebabkan
penumpukan plak dan efek buruk pada kolesterol darah. Perokok pasif dapat
menyebabkan darah lebih lengket dan kemungkinan untuk menggumpal, sehingga
menyebabkan peningkatan risiko berbagai kondisi kesehatan, termasuk serangan
jantung dan stroke.

Dari beberapa hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa merokok pasif dapat
meningkatkan tingkat kematian akibat jantung koroner di Amerika Serikat sebesar
20%-70%. Menurut Environmental Protection Agency prosedur menunjukkan bahwa
pada tahun 1985 diperkirakan 62.000 kematian penyakit jantung iskemik di Amerika
Serikat disebabkan oleh paparan asap tembakau di lingkungan mereka. Untuk itu,
para ahli kesehatan sangat menyarankan pasien untuk menghindari paparan asap
rokok baik itu di rumah, di tempat kerja, maupun di tempat-tempat umum.

4. Penyempitan Pembuluh Darah (Atersklerosis)

Aterosklerosis merupakan gangguan penyakit yang disebabkan oleh


penyempitan dan pengerasan pembuluh darah. Aterosklerosis terjadi pada pembuluh
darah di jantung. Penyumbatan pembuluh darah ini dapat berakibat fatal. Darah yang
telah menggumpal dan bercampur dengan lemak yang menempel di pembuluh darah
dapat menga kibatkan serangan jantung, stroke, serta menjadi penyebab kematian
mendadak.

5. Infeksi Telinga Bagian Tengah

Menurut Kepala Investigator Dr Deborah Lehmann, yang mengepalai the


Institute’s infectious diseases research, mengatakan bahwa infeksi telinga merupakan
masalah yang bisa berakibat seumur hidup bagi anak-anak. Sekitar 20% kasus infeksi
saluran telinga bagian tengah (otitis) terjadi pada anak-anak usia 1 hingga 2 tahun
yang mana kondisi tersebut dapat merusak sistem pendengaran yang pada akhirnya
akan mempengaruhi hasil pendidikan serta keadaan sosial mereka nantinya.
Kebanyakan gangguan ini disebabkan oleh paparan asap tembakau atau rokok. Untuk
itu sangat penting untuk menghindarkan anak-anak dari paparan asap rokok di
lingkungan mereka.

6. Meningkatkan Risiko Meningokokus

Meningokokus adalah suatu penyakit yang timbul akibat infeksi yang


disebabkan oleh kuman bakteri yang dikenal sebagai meningokokus. Penyakit ini
kadang-kadang dapat menyebabkan meningitis, keracunan darah, kematian atau
cacat. Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS, paparan asap tembakau, baik
melalui perokok aktif maupun perokok pasif telah meningkatkan risiko
pengembangan penyakit ini. Peningkatan meningokokus pada perokok dan perokok
pasif terjadi karena adanya peningkatan kemampuan bakteri untuk mematuhi mukosa.
Ada bukti yang kuat yang dapat menunjukkan hubungan antara merokok di rumah
dan meningkatnya angka meningokokus pada anak-anak, yaitu sebuah analisis yang
diterbitkan pada tahun 2010 yang menemukan hubungan yang signifikan antara
paparan asap rokok dan kasus meningokokus pada anak – anak. Para peneliti
menganalisis 42 studi dan menemukan bahwa anak – anak yang terpapar asap
rokok memiliki risiko dua kali untuk mendapatkan meningokokus invasif.

7. Dapat Mengurangi Kadar Vitamin dan Antioksidan dalam Darah


Menghirup paparan asap rokok dapat mengurangi konsentrasi askorbat,
antioksidan penting dalam darah, bahkan ketika jumlah paparan asap minimal. Studi
telah menunjukkan bahwa konsentrasi askorbat darah anak yang mengalami paparan
asap rokok berada di bawah orang-orang dari anak-anak tidak terkena paparan. Anak-
anak yang terpapar asap rokok harus didorong untuk mengkonsumsi peningkatan
jumlah makanan yang kaya Vitamin C atau harus diberi jumlah yang setara dengan
vitamin ini sebagai suplemen.

8. Meningkatkan Risiko Kanker

Meskipun orang-orang yang tidak merokok tetapi mengalami paparan jangka


panjang asap rokok (perokok pasif) memiliki risiko 20 sampai 30 % lebih tinggi
untuk terkena kanker paru-paru. Banyak bukti telah menunjukkan bahwa menjadi
perokok pasif dapat meningkatkan risiko stroke, kanker sinus hidung, kanker
tenggorokan, kanker payudara, kanker paru-paru, serta berbagai jenis penyakit
lainnya.

9. Lebih Berisiko Untuk Menjadi Perokok Aktif

Seorang perokok pasif lebih mungkin akan menjadi seorang perokok aktif.
Hal ini dikarenakan kandungan berbagai zat yang terdapat dalam asap rokok yang
terhirup seperti nikotin yang dapat mengakibatkan efek kecanduan bagi
penghisapnya.

2.5 Proses Berhenti Merokok

2.5.1 Proses berhenti merokok secara mandiri:

1) Tiga bulan pertama dapat mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi


sebanyak setengah bungkus rokok
2) Lima sampai tujuh bulan berikutnya dapat merokok tiga sampai lima batang
dalam satu hari.
3) Memerlukan waktu selama satu setengah tahun untuk menjalani proses
berhenti merokok secara mandiri sehingga bisa menjalani gaya hidup sehat.
4) Menghindar dari pergaulan teman-teman yang merokok
5) Mengalihkan perhatian jika ingin merokok dengan banyak melakukan
kegiatan.

Faktor yang mendukung proses berhenti merokok secara Mandiri:

1) Adanya dukungan dari keluarga besar


2) Keyakinan subjek untuk berhasil menjalani proses tersebut.
3) Keinginan subjek untuk tidak mengalami stroke seperti ayahnya.

Faktor yang Menghambat proses berhenti merokok secara mandiri:


1) Niat dan keyakinan subjek masih tidak menentu
2) Awal menjalani program tersebut subjek masih sering terpengaruh oleh
pergaulan teman-temannya

Bentuk-bentuk dukungan sosial yang diperoleh untuk berhenti merokok:

 Dukungan emosi :
keluarga subjek selalu memberikan perhatian penuh kepada subjek, agar
subjek dapat dengan lancar dan nyaman menjalani proses berhenti merokok.
 Dukungan penghargaan:
Keluarga subjek sangat menyetujui niat subjek yang ingin berhenti merokok.
 Dukungan instrumental :
Keluarga subjek menyediakan banyak waktu untuk membantu subjek dalam
menjalani proses berhenti merokok
 Dukungan informasi ;
Keluarga banyak memberikan nasehat-nasehat saat subjek ingin merokok
kembali. (Hendriani, Psi, & Si, 2012)
2.5.2 Langkah-langkah berhenti merokok, yaitu: (Salawati, Indrawati, &
Artikel, 2016)

1. Tekad batin yang kuat


Pertimbangkan terlebih dahulu untuk membuat sebuah daftar alasan berhenti
merokok untuk bertujuan menopang tekad. Alasan spesifik, saat ini seperti
untuk membuat hidup yang lebih baik dan berbagai alasan-alasan untuk
berhenti merokok pada masa mendatang. Dapatkan juga beberapa fakta
sejarah di balik rokok dan apa yang terjadi pada pecandu perokok di
kemudian hari yang dapat Anda cari di internet. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui keuntungan dari industri rokok tersebut dan berbagai alasan medis
yang mengerikan tentang menghisap rokok.
2. Berpikir Positif
Berpikir positif dan yakin untuk berhasil berhenti merokok. Telah banyak
waktu serta energi untuk merencanakan bagaimana berurusan untukmengikuti
cara berhenti merokok. Percayalah bahwa mampu bertahan sampai benar –
benar berhenti merokok. Berikan sebuah penghargaan tersendiri padadiri
sendiri ketika uang yang biasanya digunakan untuk rokok ini dan sekarang
digunakan untuk membeli sebuah benda-benda kesukaan.
3. Atur Target Waktu
Berhenti merokok tidak dapat langsung berhenti dengan begitu saja, itu
mungkin akan menjadi sangat sulit untuk dilakukan dan akan terasa
menyiksa. Dengan mengurangi sedikit demi sedikit, namun juga diharuskan
untuk menentukan waktu untuk berhenti merokok. Pasang target waktu
mungkindapat sekitar antara 2-3 minggu untuk dapat berhenti merokok. Cara
berhenti merokok ini mungkin sangat efektif.
4. Dukungan Dari Teman Serta Keluarga
Agar proses berhenti merokok dapat berjalan dengan lancar, mintalah bantuan
dari teman dan keluarga untukmengingatkan agar tidak merokok. Selain
keluarga peran teman-teman terdekat anda juga dapat membantu usaha anda
untuk berhenti merokok.
5. Tidur Lebih Banyak
Cobalah untuk tidur lebih banyak dari biasanya. Hal ini bertujuan karena
tubuh serta jiwa akan menjadi lebih lelah karena terdapat tekananuntuk
berhenti merokok sehingga hal ini membutuhkan istirahat yang lebih banyak.
Selain itu, jam tidur adalah saat dimana tidak berpikir untuk merokok.
6. Mulai dengan Cara Mudah
Rekamlah dalam kondisi apa Anda sedang merokok seperti saat bosan,
kesepian, cemas, dan sebagainya. Beri nilai 0-5 dan kriteria nilai 0 adalah
seperti kereta api serta kriteria nilai 5 adalah hanya jika diperlukan. Cari pada
diri sendiri saat Anda seperti apa sedang merokok serta kriteria seperti kereta
api. Buatlah upaya dengan bagaimana caranya untuk memulai berhenti
merokok bertahap. Cara ini merupakan salahsatu awal yang baik dan
meningkatkan kepercayaan diri untuk tetap melanjutkan tahap-tahap
selanjutnya untuk cara berhenti merokok.
7. Cari Kegiatan yang Menyibukkan
Salah satu cara berhenti merokok dapat dengan cara mencari kegiatan yang
menyibukkan. Hindari terjebak dalamkesendirian, hal ini mungkin dapat
menimbulkan keinginan untuk merokok lagi. Cari sebuah kegiatan yang dapat
membuat lupa untuk merokok seperti bersepeda, bekerja, berolahraga, dan
lain-lain. Dengan aktifitas yang banyak dan mungkin terlalu padat tersebut,
maka waktu akan membuat keinginan untuk semakin melupakan rokok
karena tidak ada cukup waktu melakukan itu.
8. Kunjungi Tempat Tanpa Asap Rokok
Dengan mencoba menghabiskan waktu berjam-jam di tempat yang tidak
diperbolehkan merokok, seperti tempat perpustakaan, toko buku, dan
sebagainya. Apabila sedang mengunjungi suatu tempat bersama teman-teman,
pilihlah tempat yang non-smoking area.

9. Minum Air Putih yang Banyak


Cobalah untuk minum air putih yang lebih banyak dari sebelumnya. Hal ini
karena air bermanfaat untuk membantu dalammenghilangkan berbagai racun
yang ditimbulkan dari merokok yang telah terakumulasi dalam tubuh dan
sekaligus dapat membantu mengurangi keinginan untuk merokok.
10. Hindari Kebiasaan yang Membuat Ingin Merokok
Hindari kopi, alkohol, acara malam, dan sebagainya yang biasanya dapat
membuat keinginan untuk merokok. Lawan godaan tersebut serta cobalah
untuk mengkonsumsi makanan-makanan yang sehat seperti produk olahan
susu, buah-buahan dan sebagainya. Selainitu hindari juga kebiasaan yang
biasanya sering dikombinasikan dengan merokok seperti pada saat menonton
televisi, bermain game, membaca, dan sebagainya.
11. Cari Pengganti Rokok
Apabila dalam beberapa hari pertama gagal untuk berhenti merokok, cobalah
untuk menggunakan pengganti rokok, seperti permen karet. Ini dapat
membantu menyingkirkan kebiasaan mencari rokok yang akhirnya dapat
membantu berhenti merokok.
12. Merokok Secara Sadar
Merokok secara sadar maksudnya adalah ketika sedang merokok, coba
katakanlah terhadap diri Anda sendiri sekarang saya akan merokok. Cara
seperti ini mungkin dapat bisa membantu melepas rokok secara perlahan
menyadari merokok dan dalam jangka waktu yang panjang akan membantu
mengatasi masalah merokok tanpa sadar.
13. Mencoba Akupunktur
Akupunktur dapat menjadi sebuah metode alami dalam pengobatan
ketergantungan terhadap nikotin dan tanpa rasa sakit serta aman. Akupunktur
dapat mengurangi intensitas gejala seperti tekanan psikologis, perasaan
cemas, depresi, dan sebagainya yang diakibatkan karena penggunaan nikotin.
Akupunktur juga dapat meningkatkan vitalitas serta kesuburan dan dapat
membantu otak berpikir lebih jernih.
14. Sibukkan Diri Setelah Makan
Banyak para pecandu rokok yang bahkan setelah makan mereka sering
menghisap rokok, namun jika sudah bertekad kuat untukberhenti merokok,
Anda harus benarbenar berhenti. Menghilangkan kebiasaan seperti itu dapat
dengan cara setelah makan langsung menggosok gigi dan sebaginya. Dengan
melakukan cara itu dapat melupakan keinginan merokok setelah makan.
Meskipun cara ini agak berat, jika sudah bertekad kuat danmelakukan dengan
rutin secara bertahap mungkin akan terbiasa.
15. Konsultasi dengan Dokter
Bertanyalah kepada dokter atau ahli kesehatan mengenai bagaimana cara
berhenti merokok. Terkadang dokter atau ahli kesehatan memiliki sebuah
resep yang dapat menghilangkan ketergantungan terhadap nikotin yang
terkandung dalam rokok. Itulah 15 cara berhenti merokok yang efektif.
Apabila sudah memiliki kemauan untuk berhenti merokok, mengapa tidak
dari sekarang. Berhenti merokok benar-benar akan bermanfaat
untukkesehatan Anda dan orang lain yang disekitar. Yakinlah bahwa dengan
berhenti merokok merupakan sebuah keputusan yang tepat.

2.6 Metode Berhenti Merokok

Ada dua metode yang selama ini dikembangkan para ahli dalam dunia
rokok untuk menghentikan kecanduan terhadap rokok (Syafiie, 2009). Metode
tersebut yaitu:
1. Metode yang Mengandalkan Perubahan Perilaku Perokok berubah tanpa
bantuan obat-obatan, terdiri dari:
a. Metode ’Cold Turkey’ Perokok hanya perlu berhenti merokok. Metode ini
tidak menggunakan perencanaan yang panjang. Perokok cukup menentukan
kapan dia akan melakukannya.
kapan dia akan melakukannya.
b. Terapi Perilaku Kognitif Perokok hanya akan merubah perilaku buruk
merokok kalau dia tahu bahwa merokok itu buruk.
c. Pengondisian Berbalik Teknik ini sangat unik, yaitu memasangkan sebuah
stimulus negatif dengan perilaku yang ingin dirubah.

2. Metode yang Mengandalkan Terapi dan Obat-Obatan

a. Terapi Penggantian Nikotin Nikotin yang biasanya didapat dari rokok


diganti sumbernya dengan nikotin yang didapat dari kulit (susuk nikotin),
mukosa hidung (nikotin sedot hidung), dan mukosa mulut (permen karet
nikotin).

b. Pemberian obat-obatan Obat yang digunakan untuk membantu keberhasilan


berhenti merokok antara lain :

1) Vareniklin
Vareniklin menghalangi nikotin menempel pada reseptor dan
mengurangi rasa nikmat yang ditimbulkan dari rokok. Efekivitas obat
ini sudah teruji dalam studi terhadap 2.000 perokok. Dosis yang
digunakan untuk terapi adalah 1 mg, diberikan dua kali sehari. Efek
samping yang ditimbulkan adalah mual, sakit kepala, insomnia, dan
mimpi buruk, namun hanya terjadi pada kurang dari 10% pasien
(Larasaty, 2009).
2) Bupropion
Obat ini memiliki efek poten untuk berhenti merokok, bahkan
melebihi khasiat vareniklin. Efek samping bupropion tersering adalah
insomnia, mulut kering, mual dan dapat menyebabkan kejang dengan
risiko 1:1.000, maka tidak boleh digunakan pada pasien dengan
riwayat epilepsi (Suryadjaja, 2013).
3) Klonidin
Klonidin efektif menurunkan gejala putus obat pada pasien yang
berhenti merokok atau berhenti minum alkohol. Efek samping utama
klonidin adalah mulut kering dan sedasi. Klonidin berguna bagi pasien
yang memiliki kontraindikasi dengan farmakoterapi lainnya.

c. Metode Hipnotis
Perokok diberi intervensi oleh penghipnotis bahwa merokok itu buruk dan dia
harus berhenti, maka pada saat dia sadar kembali, besar kemungkinan dia
akan berhenti, sekalipun dia tidak tahu siapa yang menyuruhnya berhenti.
BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1 Analisa Situasi

3.1.1 DATA GEOGRAFI

A. Batas wilayah kerja Puskesmas Tahtul Yaman

Puskesmas Tahtul Yaman terletak di Kecamatan Pelayangan yang


merupakan bagian wilayah kerja Kota Jambi, yang terdiri dari enam kelurahan. :

1. Kelurahan Tengah
2. Kelurahan Jelmu
3. Kelurahan Mudung Laut
4. Kelurahan Arab Melayu
5. Kelurahan Tahtul Yaman
6. Kelurahan Tanjung Johor

B. Luas wilayah kerja puskesmas

Luas wilayah kerja Puskesmas Tahtul Yaman adalah 15.29 Km2 dengan
batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sekernan (Kabupaten


Muaro Jambi).
 Sebelah Timur berbatasakan dengan Kecamatan Jambi Luar Kota
(Kabupaten Muaro Jambi).
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Batanghari.

Tabel 1 : Data Geografi dapat dilihat pada tabel berikut :

Luas Wilayah Jumlah


No Kelurahan
RT RW RK
(Ha)

1. K. TENGAH 211 4 - -

2. K. JELMU 194 3 - -

3. M. LAUT 223 9 - -

4 A. MELAYU 118 12 - -

5. T. YAMAN 324 12 - -

6. TJ. JOHOR 1529 6 - -

. TOTAL 2599 46 - -

3.1.2 DATA DEMOGRAFI

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tahtul yaman adalah


sebagai berikut. Berdasarkan registrasi keadaan bulan Desember 2018.

1. Jumlah penduduk = 14.081 jiwa


2. Jumlah KK = 4.248 jiwa
3. Jumlah rumah = 2.346 rumah
4. Jumlah laki –laki = 7.214 jiwa
5. Jumlah perempuan = 6.867 jiwa
TABEL 2

DISTRIBUSI PENDUDUK DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS

TAHTUL YAMAN MENURUT JENIS KELAMIN

REGISTRASI JANUARI 2018

N KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH


O

1 TENGAH 457 475 932

2 JELMU 323 334 657

3 M. LAUT 1.087 1.115 2.202

4 A. MELAYU 1.796 1.781 3.577

5 T. YAMAN 2.110 1.917 4.027

6 T. JOHOR 1.441 1.917 2.686

JUMLAH 7.214 6.867 14.081

Sumber Data:Puskesmas Tahtul yaman

3.1.3 STRUKTUR PEMERINTAH


Wilayah kerja Puskesmas Tahtul Yaman meliputi 6 (enam) kelurahan yaitu
kelurahan Tengah, Kelurahan Jelmu, kelurahan Mudung Laut, Kelurahan Arab
Melayu, Kelurahan Tahtul Yaman dan Kelurahan Tanjung Johor. yang bertindak
sebagai Kepala Wilayah adalah Lurah dibawah pengawasan Camat Pelayangan.

3.1.4 MATA PENCAHARIAN

Mata pencaharian penduduk diwilayah kerja puskesmas Tahtul Yaman


sebagian besar pedagang (27,70%), buruh petani (15.36%), disusul dengan
pengangkutan / Jasa (7,01%), sementara pertukangan/kerajinan (4.89%) untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 3

DISTRIBUSI PENDUDUK BERDASARKAN PEKERJAAN

REGISTRASI SAMPAI DESEMBER 2018

NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH %


Sumber 1 Petani Sendiri 353 7,71

2 Buruh Tani 703 15,36

3 Nelayan 132 2,88

4 Pengusaha 87 1,90

5 Buruh Bangunan 245 5,35

6 Pedagang 1.268 27,70

7 Pengangkutan/jasa-jasa 321 7,01

8 Pertukangan/kerajinan 224 4,89

9. Pensiun 282 6,16

10. Pegawai Negeri(sipil/ABRI) 378 8,26

11. Lain-lainnya 538 12,74

Jumlah 4.576 100%

Data:Puskesmas Tahtul Yaman


3.1.5 PENDIDIKAN

Fasilitas pendidikan yang ada diwilayah Puskesmas Tahtul Yaman terdiri


dari: 6 (e Sekolah Dasar 6 ( Enam) , Taman kanak-kanak 3 (tiga), 8 (delapan) Paud 8
(delapan), SLTP/MI 7 (tujuh) serta SLTA Sederajat/Ponpes serta 4 (empat )untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

TABEL 4

REGISTRASI JUMLAH SARANA PENDIDIKAN YANG ADA

DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHTUL YAMAN

SAMPAI DESEMBER 2018

NO TINGKAT SARANA JUMLAH KET


PENDIDIKAN

1 Taman kanak-kanak (TK) 3

2 Paud 8

3 Sekolah dasar/MI/SDLB 6

4 SLTP/Sederajat 7

5 SLTA/Sederajat 4

6 Perguruan tinggi 0

JUMLAH 28

Sumber Data Puskesmas Tahtul Yaman

3.1.6 AGAMA

Sebagian besar penduduk diwilayah kerja Puskesmas Tahtul Yaman


menganut agama Islam (99.9%) dan yang lainnya agama Kristen Katholik (0,1%).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
TABEL 5

REGISTRASI PEMELUK AGAMA

DIWILAYAH PUSKESMAS TAHTUL YAMAN DESEMBER 2018

N PEMELUK AGAMA JUMLAH


O

1 Islam 14.198

2 Kristen katholik 6

3 Kristen protestan 0

4 Budha 0

5 Hindu 0

Sumber Data Puskesmas Tahtul Yaman

3.1.7 PERHUBUNGAN

Dilihat dari sarana dan prasarana perhubungan yang ada di kecamatan


pelayangan pada umumnya sudah memadai ,sebagian besar jalan sudah beraspal dan
dapat dilalui kendaraan roda 4 dan roda 2 kecuali lorong atau gang sebagian jalan
setapak.

3.1.8 KARAKTERISTIK DAERAH

Keadaan daerah secara keseluruhan terdiri dari dataran rendah dan


keadaan lingkungan cukup baik.

3.1.9 SARANA KESEHATAN

Fasilitas kesehatan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Tahtul Yaman


keadaan Desember 2018 adalah sebagai berikut:
TABEL 6

REGISTRASI FASALITAS KESEHATAN

DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHTUL YAMAN

SAMPAI DESEMBER 2018

N TINGKAT SARANA JUMLAH KET


O PENDIDIKAN

1 Puskesmas 1

2 Puskesmas pembantu (pustu) 3

3 Puskesmas keliling 1

4 Posyandu 12

5 Posyandu usila 1

6 Poskesdes 1

7 Posbindu 6

JUMLAH 25

Sumber Data Puskesmas Tahtul Yaman

3.1.10 POLA PENYAKIT PUSKESMAS

Untuk tahun 2018 di Puskesmas Tahtul Yaman penyakit Nasopharingitis/Ispa


menempati urutan yang pertama dalam jumlah kasus yang ada yaitu sebanyak 3.509
kasus namun dalam tahun ini ada penurunan dari jumlah kasus. Karna untuk di tahun
2016 nasopharingitis sebanyak 5.575 kasus . sedangkan urutan terakhir 10 penyakit
terbesar adalah DM sebanyak 356 kasus.
TABEL 7

REGISTRASI 10 PENYAKIT TERBESAR

DIWILAYAH PUSKESMAS TAHTUL YAMAN DESEMBER 2018

NO. KODE NAMA PENYAKIT JUMLAH

1 J00 Nasoparingitis 3.757

2 M79 P Otot dan Jaringan Ikat 2.219

3 I10 Hipertensi 1.718

4 K25 Gasritis 1.260

5 J12 Influenza tdk diidentifikasi virus 1.144

6 R51 Sakit Kepala 582

7 E12 Dm Tak Tergantung Insulin 438

8 K25 Dermatitis Kontak Alergi 425

9 J02 Dispepsia 349

10 A09 Asma 258

3.1.11 KELEMBAGAAN

Puskesmas Tahtul Yaman di klasifikasikan sebagai puskesmas non perawatan


dengan membawahi 3 (tiga) puskesmas pembantu yaitu :

1. Pustu Tanjung Johor berlokasi di wilayah Tanjung Johor


2. Pustu K. Tengah berlokasi di wilayah Kampung Tengah
3. Pustu Mudung Laut Berlokasi di wilayah mudung Laut

dan pada tahun 2018 mempunyai 6 desa siaga yang bertempat di setiap kelurahan.

3.1.12 TENAGA KESEHATAN


Pola kekuatan tenaga/pegawai di puskesmas Tahtul Yaman keadaan akhir
Desember 2018 adalah sebagai berikut :

TABEL 10

KEADAAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS TAHTUL


YAMAN
TAHUN 2018

No Jenis Tenaga Stattus Kepegawaian Jumlah Keterangan

PNS PTT HONOR/KONTRAK TKS

1 Kepala Puskesmas 1 - - - 1

2 Dokter umum 1 - 1 - 2

3 Dokter Gigi 1 - - - 1

4 Apoteker - - - - 0

5 SKM 1 - - - 1

6 S1 Lain - - - - -

7 AKPER 4 - - 2 6

8 SI - - - - -
KEPERAWATAN

8 AKBID 9 - 7 16

9 AKZI 1 - - - 1

10 AKFAR - - - - -

11 AAK - - - - -
12 APK/AKL - - - - -

13 D3 Lain/AKG - - - - -

14 FISIOTERAFI - - - - -

14 Bidan / D 1 3 1 - 4

15 Perawat/SPK 2 - - - 2

16 Perawat Gigi 1 - - 1

17 SAA/SMF 1 - - 1 2

18 SPPH - - - - -

19 SMAK 2 - - - 2

20 SPAG - - - - -

21 PCPPN - - - - - -

22 LCPK - - - - 0

23 SMA 1 - 1 - 2

24 SPKU/E/C - - - - 0

25 LCPK(SMP) - - 1 - 1

26 SLTP - - - - 0

27 Jurim - - - - 0

28 SD - - - - 0

Jumlah 28 1 3 10 42

Sumber Data Puskesmas Tahtul Yaman

3.1.13 Evaluasi Kegiatan Di Puskesmas Tahtul Yaman

Upaya kegiatan masyarakat esensial diselenggarakan oleh setiap Puskesmas


untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang
kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau
bersifat ekstensifiaksi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia
di masing-masing Puskesmas.

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama


(UKM) dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama (UKB) upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama esensial meliputi :

a) Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS


b) Pelayanan kesehatan lingkungan
c) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d) Pelayanan gizi yang bersifat UKM
e) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan meliputi :
a) Pelayanan kesehatan jiwa
b) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c) Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d) Pelayanan kesehatan olaharga
e) Pelayanan kesehatan indera
f) Pelayanan kesehatan lansia
g) Pelayanan kesehatan kerja
h) Pelayanan kesehatan lainnya

Upaya kesehatan perorangan (UKP, Kefarmasian dan Laboratorium) meliputi:


a) Pelayanan pemeriksaan umum
b) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d) Pelayanan gawat darurat
e) Pelayanan gizi yang bersifat UKP
f) Pelayanan pesalinan
g) Pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan
rawat inap
h) Pelayanan kefarmasian
i) Pelayanan laboratorium
Puskesmas mempunyai jaringan palayanan puskesmas dan jenjang fasilitas
kesehatan meliputi :
a) Puskesmas pembantu
b) Puskesmas keliling
c) Bidan desa
d) Jejaring fasilitas pelayana kesehatan
Adapaun Visi dan Misi UPTD Puskesmas Tahtul Yaman antara lain;

Visi UPTD puskesmas Tahtul Yaman :

Menjadikan puskesmas Tahtul Yaman sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat


yang bermutu menuju masyarakat sehat dan mandiri.

Misi UPTD Puskesmas Tahtul Yaman :

1) Memberikan pelayanan dasar yang bermutu sesuai standar pelayanan.

2) Menjalin Kerjasama lintas program dan lintas sektor.

3) Mewujudkan kemandirian masyarakat melalui gerakan hidup sehat dengan


pendekatan keluarga.

3.1.14 Pelayanan kesehatan


a. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1
Masa paling kritis adalah masa sekitar persalinan, sehingga penolong
kelahiran oleh tenaga kesehatan (Nakes) menjadi salah satu indicator kesehatan yang
erat kaitannya dengan indicator kematian ibu dan bayi.
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuannya adalah untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan ibu selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat
menyelesaikan kehamilannya dengan baik dan melahirkan bayi yang sehat.

Ibu hamil dilihat frekuensi kunjungan pemeriksaan antenatal minimal 4 kali


dengan ketentuan :

1) Minimal 1 kali pada triwulan pertama


2) Minimal 1 kali pada triwulan kedua
3) Minimal 2 kali pada triwulan ketiga
Standar waktu pemeriksaan antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin
mutu pelayanan, khususnya dalam member kesempatan yang cukup dalam
menangani kasus risiko tinggi yang ditemukan.

Kunjungan ibu hamil kepelayanan kesehatan sangat mempengaruhi tempat


dan tenaga yang menolong persalinannya. Selain itu ibu hamil dapat mengetahui
tanda-tanda bahaya dan risiko kehamilannya, sehingga ibu hamil dan kandungannya
dapat melahirkan dengan selamat dan sehat.

b. Persentase Persalinan Oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang


memiliki kompetensi kebidanan.
Kematian bayi dalam periode neonatal berkaitan dengan peristiwa perinatal
seperti trauma lahir, aspiksia, cacat bawaan dan imaturitas. Secara keseluruhan angka
kematian neonatal (0-1 bulan) sangat penting dan merupakan 40-50% dari
keseluruhan bayi. Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian
Besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan
tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan
(professional).

c. Persentase Peserta KB Baru.


Jumlah cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) puskesmas Tahtul Yaman pada
tahun 2018 sebesar 2.253 peserta KB aktif 1.878 orang dan Kb baru 309 orang.

d. Persentase Peserta KB Aktif


Peserta KB aktif 1.878 orang dari cakupan sasaran pasangan usia subur 2.258
yang ada dengan persentase 83.4 % menurut data tahun 2018.

e. PersentaseDesa yang Mencapai “Universal Child Immunization” (UCI)

Mencapaian universal child Immunization pada dasarnya merupakan suatu


gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara
lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam
wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkatkan kekebalan masyarakat
terhadap penularan PD3I.

Desa / kelurahan UCI adalah desa / kelurahan dimana lebih dari atau sama
dengan 90% dari jumlah bayi yang ada di daerah tersebut sudah mendapati munisasi
dasar lengkap.

f. Persentase Cakupan Immunisasi bayi


Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT_HB Combo (3
kali), polio (4 kali), Hespatitis B 0-7 hr (1 kali) dan imunisasi Campak (1 kali), yang
dilakukanmelaluipelayananrutin di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya. Sasaran imunisasi BCG tahun 2018 adalah 273, Cakupan pelayanan
imunisasi BCG yang di dapat sebesar 272 (99,63%), DPT/ HB cakupan
pelayanannya sebesar 269 (98,53%), Polio cakupan sebesar 262 (95,97%), campak
sebesar 257 (94,14%).

g. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tabel Fe


Masa kehamilan merupakan masa yang rentan bagi seorang ibu terutama
terhadap kemungkinan anemia pada ibu hamil. Salah satu upaya yang dilakukan
untuk mengurangi anemia pada ibu hamil adalah dengan cara pemberian tablet Fe
(tablet besi). Pemberian tablet Fe pada ibu hamil adalah sebanyak 90 tablet selama
masa kehamilan (Fe 1 s/d Fe3).

Ibu hamil di Puskesmas Tahtul Yaman tahun 2018, yang mendapatkan tablet
Fe 1 adalah 267 (100,75%) sedangkan Fe 3 adalah 263 (99,25%).

h. Persentase DesaTerkena Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani < 24


jam
Di Puskesmas Tahtul Yaman tahun 2018 tidak terdapat kasus KLB yang
ditangani ≤ 24 jam dan tidak ada ditemukan adanya kematian akibat kasus KLB .

i. Persentase Bayi yang medapat ASI Eksklusif


Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberikan manfaat bagi
bayi baik sisi/aspek gizi (kolostrum yang mengandung immunoglobulin A/IgA, whei-
casein, decosahexanoic/DHA dan arachidonic/AA dengan komposisi sesuai), aspek
imunologik (selain IgA, terdapat laktoferin, Iysosim dan 3 jenis leucosit yaitu
brochus-associated lymphocyte/BALT, gut associated lymphocyte tissue/GALT,
mammary associated lymphocyte tissue/MALT serta factor bifidus), aspek psikologik
(interaksi dan kasih saying antara anak dan ibu), aspek kecerdasan, aspek neurologic
(aktifitas menyerap ASI bermanfaat pada koordinasi syaraf bayi), aspek ekonomi
serta penundaan kehamilan (metode amenorea laktasi / MAL). Selain aspek-aspek
tersebut, dengan ASI juga dapat melindungi bayi dari sindrom kematian bayi secara
mendadak (sudden infant death syndrome / SIDS).
Menyusui merupakan salah satu hal yang sangat penting guna kelangsungan
hidup bayi dan sekaligus mempertahankan kesehatan ibu setelah melahirkan. Dan air
susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik dan alamiah untuk bayi.

ASI Eksklusif adalah bayi hanya mendapatkan ASI saja sampai berumur 6
bulan. di Puskesmas Tahtul Yaman terdapat 46 bayi yang terkoreksi.

j. Persentasesiswa SD/MI yang diperiksa kesehatannya.


Dari hasil penjaringan siswa (SD/MI) kelas 1 yang dilakukan Puskesmas
Tahtul Yaman tahun 2018 adalah sebesar 185 ( 100%) dari jumlah 185 siswa kelas 1.

k. Persentase Murid Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang


Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut.
Pelayanan kesehatan dasar gigi bagi murid SD/MI meliputi pelayanan
promotif dan preventif melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Hal ini sejalan dengan
pencapaian Indicator Indonesia Sehat yaitu minimal 2 kali setahun murid SD/MI
mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

Untuk tahun 2018 ini dari orang jumlah murid SD/MI, yang mendapat
pemeriksaan sebesar 126 di peroleh hasil sebagai berikut : perlu perawatan, 72 siswa,
yang mendapat perawatan tidak ada. Melihat data ini diharapkan perhatian orang tua
dan anak serta keaktifan dari pemegang program sehingga kasus gigi dapat teratasi
dengan baik.

l. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin


dan Masyarakat Rentan.
Dalam rangka meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam pembiayaan
kesehatan, sejak lama dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan
kesehatan bagi masyarakat. Pada saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan
kesehatan praupaya, Yang sudah di lingkup dalam wadah JKN yang berbentuk BPJS
baik itu yang berupa PBI maupun Non PBI dari data kunjungan 2018 jumlah
kunjungan PBI sebanyak 9.821 orang dan kunjungan Non PBI adalah 7.017 orang
m. Persentase Jaminan pemeliharaan kesehatan prabayar.
Jumlah yang mendapat pelayanan kesehatan prabayar di puskesmas Tahtul
Yaman pada tahun 2018 ini adalah sebesar 16.008 jiwa.Dengan Kategori Askes,
Jamkesmas Yang berupa BPJS dimana UPTD Puskesmas Tahtul Yaman sebagai
Fakses tingkat pertama.

n. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut


Cakupan pelayanan kesehatan Usila umur (+ 60th) yang pada tahun 2018 di
Tahtul Yaman adalah sebesar 302 orang. Yang semua mendapat pelayanan kesehatan.

o. Cakupan Wanita Usia Subur yang Mendapatkan Kapsul Yodium


Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah ganggu anak
akiibat kekurangan yodium (GAKY). GAKY dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan fisik dan keterbelakangan mental. Gangguan pertumbuhan fisik
meliputi pembesaran kelenjer tiroid (gondok), bisu, tuli, kretin (kerdil), gangguan
motorik, dan mata juling. Pemberian kapsul Yodium dimaksudkan untuk mencegah
lahirnya bayi kretin, karena itu sasaran pemberian kapsul yodium adalah Wanita Usia
Subur (WUS) termasuk ibu hamil dan ibu nifas. Angka prevalensi pembesaran
kelenjar, baik yang teraba (pallable) maupun yang terlihat (visible).

B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


a) Cakupan Rawat Jalan
Puskesmas Tahtul Yaman sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
pada masyarakat secara otomatis lebih terjangkau (dilihat dari segi biaya,
waktu, jarak dan lainnya). Dapat dilihat dari angka kunjungan rawat jalan
Puskesmas Tahtul Yaman tahun 2018 jumlah kunjungan 22.870 yang rata-
rata kunjungan rawat jalan yang berobat tiap bulannya 1.905 kunjungan. Hal
ini merupakan salah satu bukti bahwa Puskesmas bentuk pelayanan kesehatan
yang dapat terjangkau oleh masyarakat, karna angka kunjungan tidak terjadi
perubahan yg drastis pada setiap tahunnya.

b) Perilaku Hidup Masyarakat


Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang
berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat, disajikan beberapa
indicator yaitu persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan
menurut cara pengobatan, persentase penduduk yang berobat jalan menurut
tempat berobat, persentase anak 2-4 tahun yang pernah disusui, kebiasan
merokok, persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik, dan kebiasaan
mengkonsumsi jenis makanan sehat. Sedangkan indicator komposit rumah
tangga sehat terdiri dari 10 indikator yaitu pertolongan persalinan oleh nakes,
balita diberi ASI eksklusif fisik setiap hari, makan sayur dan buah setiap hari,
tersedianya akses terhadap air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas
lantai dengan jumlah penghuni dan lantai rumah bukan dari tanah. Jumlah
seluruh Rumah tangga sebesar 4.248 kk yang dipantau 1.220 kk sementara
yang ber PHBS sebesar 627 kk hal ini menandakan masih perlunya
ditingkatkan jumlah keluarga dipantau serta penyuluhan mengenai perilaku
hidup bersih dan sehat sehingga kedepannya masyarakat benar-benar bias
merasakan pentingnya hidup ber PHBS.

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan
sumberdaya yang ada di masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal
oleh masyarakat.

UPTD Puskesmas Tahtul Yaman memiliki 12 posyandu dengan


criteria Posyandu Mandiri 6, Posyandu Purnama 6 dan Posyandu Madya 0.
Yang semuanya berjalan dengan baik.

3.2 Permasalahan
Sebelumnya kami melakukan survei lapangan pengambilan data pada tanggal
14 Januari-1 Februari 2020, dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
masalah tentang keluarga sehat di Kelurahan Tahtul Yaman. Adapun kegiatan yang
kami lakukan yaitu berupa survei lapangan, pertemuan serta mewawancarai
menggunakan kuesioner indikator PIS-PK, kuesioner Inspeksi Rumah Sehat, dan
Promkes. Kemudian juga mengadakan pertemuan langsung dengan masyarakat
berupa bimbingan konseling dan pembagian Pamvlet mengenai bahaya rokok pada
tanggal 31 Januari 2020. Dari hasil kegiatan survey lapangan yang kami dapatka dan
di kaitkan dengan metode pencarian prioritas masalah, maka diputuskan untuk
menjadikan “Bahaya Merokok di Dalam Rumah” menjadi prioritas masalah dengan
presentasi sebanyak 44,5%.

Adapun kegiatan yang kami lakukan yaitu:

a. Melakukan pendataan masyarakat di Kelurahan Tahtul Yaman dengan


melakukan wawancara dengan menggunakan Kuisioner PIS-PK, Inspeksi
Rumah Sehat, dan Promkes.
b. Melakukan entri data hasil PIS-PK menggunakan Aplikasi.
3.3 Analisa Masalah

Setelah kami melakukan survey dan pendataan di RT.24 Kelurahan Lingkar


Selatan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kepada 81 Kepala Keluarga maka
di dapatkanlah data sebagai berikut:

TABEL
% CAKUPAN
KELURAHAN
N
INDIKATOR RW. 150 -DESA
O
TAHTUL
YAMAN
A B C D
1 Keluarga mengikuti program KB *) 36,4% 42,0%
∑ Keluarga Bernilai Y 207 227
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 569 541
2 Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan 100,0% 91,3%
∑ Keluarga Bernilai Y 22 21
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 22 23
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 80,5% 75,7%
∑ Keluarga Bernilai Y 33 28
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 41 37
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 46,3% 64,3%
∑ Keluarga Bernilai Y 25 36
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 54 56
5 Pertumbuhan Balita dipantau 66,5% 67,5%
∑ Keluarga Bernilai Y 119 108
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 179 160
6 Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 37,5% 41,7%
∑ Keluarga Bernilai Y 12 5
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 32 12
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur 21,6% 14,2%
∑ Keluarga Bernilai Y 51 25
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 236 176
8 Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan 50,0% 100,0%
∑ Keluarga Bernilai Y 1 1
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 2 1
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 44,5% 37,8%
∑ Keluarga Bernilai Y 316 250
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 710 661
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 60,1% 61,4%
∑ Keluarga Bernilai Y 426 404
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 709 658
11 Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air bersih 97,9% 98,9%
∑ Keluarga Bernilai Y 694 652
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 709 659
12 Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban keluarga 96,6% 99,5%
∑ Keluarga Bernilai Y 685 656
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 709 659
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 0,168 0,162
∑ Keluarga dengan IKS > 0,800 119 107
∑ Keluarga 710 661

Keterangan :   Keluarga Sehat


  Keluarga Pra Sehat
  Keluarga Tidak Sehat

3.4. Prioritas Masalah


Dari data diatas maka berdasarkan diskusi kelompok serta bimbingan dari
pembimbing Lapangan dan pembibing institusi dengan menggunakan penentuan
prioritas masalah yang ditentukan oleh kampus, kami memutuskan untuk
menggunakan teori Delbeq untuk penentuan prioritas masalah.

Metode Delbeq

TABEL

Besaran Kemudahan
Kegawata Nilai
Masalah Masalah Biaya (6) Prioritas
n (8) (5) Total
(8)

Keluarga tidak
mengikuti 5 x 5=25 1x4=4 1 x 3= 3 2 14 4
program KB

Bayi tidak
mendapatkan 1 1 3 1 6 5
ASI Eksklusif
Penderita TB
7x8 = 56 8 x 8= 64 6x6= 36 9 x 5 = 45 201 3
Paru

Penderita
4 4 3 2 52 2
hipertensi

Anggota
10 x 8= 80 10X 8= 80 9x6= 48 10x5= 45 253 1
keluarga yang
merokok

Hasil dari metode delbeq yang telah kami buat maka didapatlah untuk
perilaku Anggota keluarga yang merokok menjadi prioritas masalah yang akan kami
angkat kedalam laporan akhir untuk Praktik Belajar Lapangan I ini. Mengingat
banyaknya bahaya dan dampak yang akan di akibatkan oleh perilaku merokok di
dalam rumah, hal itulah yang menjadi landasan kami mahasiswa PBL I di
Puskesmaas Tahtul Yaman untuk mengangkat tema dan masalah untuk perilaku
merokok di dalam rumah tersebut.

3.5 Fish Bone


3.6 Perumusan Pemecahan Masalah

1. Manusia

a) Karena dari sebagian masyarakat pada saat ini tidak terlalu mengatahui, kurang
mendapatkan informasi, dan cenderung untuk masa bodo tentang bahaya dari
aktivitas merokok didalam rumah

b) Sebagian dari perokok aktif biasanya sudah terbiasa merokok sejak mereka
berusia muda
c) Biasanya para perokok memiliki pola pikir yang berbeda, Mis : Sehabis makan
mulut terasa asam.

d) Biasanya ada faktok eksternal, seperti : ajakan merokok dari orang lain seperti
dari teman atau kerabat

e) Jika seseorang sudah terpapar menjadi perokok aktif biasanya mereka akan
mengalami ketergantungan dan cenderung sulit untuk berhenti merokok

f) Bagi sebagian perokok aktif tingkat kepercayaan diri mereka akan berkurang
apabila tidak merokok.

2. Metode

a) Belum adanya aturan yang tegas untuk para perokok untuk tidak merokok di
sembarang tempat

b) Belum adanya ketegasan dan larangan yang dapat keluarga atau kerabat serumah
untuk tidak merokok di dalam rumah.

3. Lingkungan

a) Hingga saat ini khususnya di Indonesia, jika seseorang ingin mendapatkan rokok
maka dengan mudah mereka mampu untuk mengakses rokok, karena rokok di jual
bebas. Dimulai dari pedagang asongan, warung, mini market, hingga super market
biasanya menjajahkan rokok secara terang-terangan.

b) Tempat kerja juga merupakan pengaruh dari segi lingkungan untuk seseorang
dapat terpengaruh dari perilaku merokok, seperti jika temannya merokok
kemungkinan besar ia akan merokok juga.

4. Dana

Harga rokok yang saat ini masih mudah untuk dijangkau juga menjadi pokok
permasalahan, karena dimulai dari harga Rp.5000 pun rokok masih bisa untuk di
dapatkan.
5. Sarana

Tidak adanya gerakan dari masyarakat sekitar untuk pembentukan kader anti
rokok

3.7 Pemecahan Masalah

1. Bimbingan konseling

Bimbingan konseling mengenai bahaya rokok dilakukan di sebagian rumah


warga Kelurahan Tahtul Yaman yang didatangi. Pada saat bimbingan konseling kami
membagikan pamflet dan memberi tahu mengenai bahaya rokok, cara berhenti
merokok, serta penjelasan program yang telah puskesmas Tahtul Yaman bentuk,
yaitu klinik UBM.

2. Membuat Komitmen

Setelah melakukan bimbingan konseling dan penjelasan tentang program


berhenti merokok kami mengajak para perokok di Kel. Tahtul Yaman untuk
menyutujui atau mengikuti program kami dengan keikhlasan dan kemauan untuk
mengikuti program tanpa paksaan dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditanda
tangani.

3.8 Intervensi Masalah

NO NAMA INDIKATOR STANDAR HARI/ HASIL


KEGIATA TANGGAL
N
1 Bimbingan Sesuai jadwal Kegiatan Jum’at/ 31 Penjelasan
konseling terlaksana Januari dan
serta 2020 pembuatan
pembagian komitmen
pamflet bersama
tentang peserta
bahaya bimbingan
merokok konseling
untuk
mengikuti
program
UBM

2 Penempelan Adanya stiker Tertempel Jum’at/ 31 masyarakat


stiker di Januari menyetujui
rumah warga 2020 untuk
perlahan
berhenti
merokok
melalui
klinik
UBM

3.9 Intervensi yang Dilakukan

NO KEGIATA TUJUAN SASARA WAKT PELAKSAN TARGET BIAYA


N N U AAN
1 Bimbngan Peningkat Bapak- Jum’at/ Semua Bimbingan Pamflet
konseling an bapak di 31 anggota konseling Rp.
tentang penhgetah Kel. Januari kelompok 2 berhasil 75.000
bahaya uan Tahtul 2020 pada bapak-
merokok Yaman bapak di
Kel. Tahtul
Yaman
2 Penempelan Mengingat Para Jum’at/ Semua Semua Stiker
stiker di kan warga perokok 31 anggota rumah Rp.
rumah untuk aktif dan Januari kelompok 2 warga yang 20.000
warga berhenti pasif di 2020 didatangi
merokok Kel.
Tahtul
Yaman

BAB IV
PEMBAHASAN

Adapun kegiatan intervensi yang kami lakukan adalah bimbingan konseling


tentang bahaya merkok didalam rumah yang di lakukan di masing-masing rumah
perokok di Kelurahan Tahtul Yaman pada hari Juam’at 2020. Rumah yang kami
datangi sebanyak 24 rumah. Selain penyuluhan kami juga mempunyai intervensi lain
yaitu pembagian pamflet serta penepelan stiker mengenai bahaya merokok. Bertujuan
untuk membuat para bapak-bapak yang perokok aktif mampun perokok pasif untuk
mengurangi kebiasan mereka untuk tidak merokok selama 1 hari 24 jam, baik di luar
maupun di dalam rumah. Harapan dalam pembuatan program ini tidak lain adalah
untuk membuat bapak-bapak terbiasa untuk tidak merokok walaupun hanya 1 hari,
karena menurut bebarapa penelitian mengatakan jika seseorang perokok aktif tidak
merokok dalam kurun waktu 1-2 hari maka sistem indera pengecap dan indera
penciuman membaik, serta sistem peredaran darah pun mampu meningkat dengan
baik. Namun, di dalam intervensi kami tersebut, kami juga sangat menekankan bahwa
para bapak-bapak di Kelueahan Tahtul Yaman tidak seharusnya merokok di dalam
rumah. Karena, hal tersebut akan berdampak sangat buruk untuk para anggota
keluarga yang lain. Sehingga mereka harus mengetahui apa dampak dan bahayanya
perilaku merokok di dalam rumah tersebut. Lalu untuk memantau jalannya program
yang kami bentuk, kami juga membuat sebuah surat pernyataan yang disetujui oleh
perokok aktif untuk mulai belajar berhenti merokok melalui klinik UBM.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Merokok merupakan kegiatan yang sering kita jumpai di masyarakat.
Tidak hanya masyarakat di Indonesia tetapi juga masyarakat di dunia, merokok juga
banyak menimbulkan resiko penyakit yang di antaranya adalah penyakit kanker,
radang gusi, penuaan dini dan impotensi. Merokok bukan hanya merusak atau
mengangu kesehatan kita sendiri tetapi juga akan mengangu kesehatan orang-orang di
sekitar kita.

5.2 Saran
Hasil dari metode delbeq yang telah kami buat maka di dapatlah untuk
bahaya merokok di dalam rumah menjadi prioritas masalah yang akan kami angkat
kedalam laporan akhir untuk praktek belajar lapangan 1 ini. Mengingat banyaknya
bahaya dan dampak yang akan di akibatkan oleh merokok di dalam rumah, hal itulah
yang menjadi landasan kami mahasiswa PBL 1 di puskesmas tahtul yaman untuk
mengankat tema dan masalah untuk bahaya merokok di dalam rumah.
Adapun kegiatan intervensi yang kami lakukan adalah :
1. Bimbingan konseling door to door tentang bahaya merokok di dalam rumah
oleh klinik UBM puskesmas tahtul yaman
2. Pembagian pamphlet mengenai bahaya merokok dan penempelan stiker
3. Segera di bentuknya kader dan kawasan bebas asap rokok untuk memantau
dan memberikan pergertian untuk para keluarga untuk menjadi kader di setiap
rumah serta membentuk kawasan bebas asap rokok inovasi yang di buat oleh
mahasiswa dapat berjalan dengan semestinya.
4. Agar di PBL 1 selanjutnya para adik-adik mahasiswa yang akan melakukan
PBL 1 di puskesmas tahtul yaman untuk dapat melihat apakah ada pengaruh
dari program yang di buat oleh mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Tahtul Yaman kota jambi tahun 2019
Data PIS-PK Puskesmas Tahtul Yaman tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai