Anda di halaman 1dari 11

METODOLOGI PENELITIAN

(TIGA JURNAL)

DI SUSUN OLEH :
MUHAMMAD REDHO AKOJA
(PO7133122029)
KELAS : 1,A

MATA KULIAH:
METODOLOGI PENELITIAN

DOSEN PEMBIMBING :

DIAH NAVIANTI,S.Pd,M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI D-III SANITASI

TAHUN AKADEMIK 2023


Judul Jurnal
Analisis perilaku buang air besar sembarangan (babs) terhadap pencemaran air sungai di
desa segara kembang kecamatan lengkiti kabupaten oku tahun 2021

Nama Penulis Jurnal


SAIFUL ANWAR

Permasalahan

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018
tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pilar pertama tentang stop
BABS, Kecamatan Lengkiti merupakan salah satu wilayah yang memiliki jumlah
praktik buang air besar sembarangan terbanyak diantara empat kecamatan lainnya
di Kabupaten OKU yaitu sejumlah 5.746 kepala keluarga. Sedangkan menurut
laporan bagian kesehatan lingkungan UPTD Puskesmas Tanjung Lengkayap
tentang program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pilar pertama
tentang stop BABS pada tahun 2019 diketahui bahwa jumlah kepala keluarga
yang masih melakukan BABS di 4 desa sebanyak 672 kepala keluarga dan UPTD
Puskesmas Tanjung Lengkayap juga merupakan salah satu wilayah dengan jumlah
praktik BABS terbanyak diantara 18 wilayah kerja puskesmas lainnya yang ada di
Kabupaten OKU (Puskesmas Tanjung Lengkayap, 2019)
Profil kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019 menunjukkan
bahwa Kabupaten OKU merupakan salah satu Kabupaten dengan akses sanitasi
layak terhadap jamban yang terendah yaitu 64% dan hasil tersebut masih belum
mencapai target yang ditetapkan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2018 yaitu
87%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten OKU, akses sanitasi di
Kabupaten OKU juga masih belum memenuhi target hal ini dibuktikan dengan
adanya laporan bahwa dari 27 kelurahan/desa yang telah memiliki program
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) hanya ada 6 desa/kelurahan yang

Rumusan Masalah
Rumah yang sehat didukung oleh adanya sarana jamban sehat di rumah
penduduk. Perilaku buang air besar sembarangan akan berisiko pada kesehatan
lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit seperti diare, kecacingan, hepatitis. belum
adanya penelitian tersebut di Desa Segara Kembang maka perlu dilakukan
penelitian Analisis Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Terhadap
Pencemaran Air Sungai Di Desa Segara Kembang Kabupaten OKU Tahun 2021.
Berdasarkan hal yanag diuraikan diatas maka permasalahan yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah untuk mengatahui faktor-faktor yang
mempengaruhi Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Terhadap
Pencemaran Air Sungai Di Desa Segara Kembang Kabupaten OKU Tahun 2021.
Tujuan Umum
Diketahuinya Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Terhadap
Pencemaran Air sungai Di Desa Segara Kembang Kecamatan Lengkiti Kabupaten
OKU Tahun 2021.

Tujuan Khusus
1. Diketahuinya hubungan Umur responden dengan Perilaku Buang Air
Besar Sembarangan (BABS) Terhadap Pencemaran Air sungai Di Desa
Segara Kembang Kecamatan Lengkiti Kabupaten OKU Tahun 2021.
2. Diketahuinya hubungan tingkat pendidikan responden dengan Perilaku
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Terhadap Pencemaran Air
sungai Di Desa Segara Kembang Kecamatan Lengkiti Kabupaten OKU
Tahun 2021.

Manfaat Penelitian
 Bagi Penduduk Desa Segera Kembang
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi serta
masukan bagi penduduk Desa Segara Kembang pentingnya sarana jamban
sehat untuk menghindari penyakit yang akan muncul akibat perilaku buang
air besar sembarangan (BABS) terhadap pencemaran air.
 Bagi STIK Bina Husada
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
masukan dan informasi serta sumber untuk melengkapi referensi
kepustakaan sehingga dapat menunjang pengetahuan dan wawasan
mahasiswa untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut.

Hasil penelitian
Hasil uji univariat pada variabel sikap sebagian besar responden pada
kelompok sikap kurang baik (95,7 %). Hasil uji statistik diperoleh p value =
0,000 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara sikap
terhadap perilaku buang air besar sembarangan di Desa Segara Kembang
Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2021.
Berdasarkan hasil uji regresi sederhana pada tahap seleksi bivariat
didapatkan bahwa variabel sikap masuk ke dalam permodelan karena p value
lebih dari 0,25.

Simpulan
Berdasarkan penelitian Analisis Perilaku Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) terhadap Pencemaran Air di Desa Segara Kembang
Kecamatan Lengkiti Kabupaten OKU , maka dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian penduduk Desa Segara Kembang
Kecamatan Lengkiti Kabupaten OKU masih melakukan perilaku
buang air besar sembarangan (54%).
2. Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan perilaku
buang air besar sembarangan di Desa Segara Kembang Kecamatan
Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. ( p-value = 0,456)
3. Ada hubungan yang bermakna antara pendidikan terakhir dengan
perilaku buang air besar sembarangan di Desa Segara kembang
Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. ( p-value =0,000)
4. Ada hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban dengan
perilaku buang air besar sembarangan di Desa Segara Kembang
Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. ( p-value =0,000).
5. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku
buang air besar sembarangan di Desa Segara Kembang Kecamatan
85 STIK BINA HUSADA Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. ( p-value = 0,000)
6. Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku buang air
besar sembarangan di Desa Segara Kembang Kecamatan Lengkiti
Kabupaten Ogan Komering Ulu. (p-value = 0,000,)
7. Ada hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan dengan
perilaku buang air besar sembarangan di desa segara kembang
kecamatan Lengkiti Kabupaten OKU. ( p-value 0,000)

Saran
Bagi UPTD Puskesmas Tanjung lengkayap Kecamatan Lengkiti
1. Meningkatkan kegiatan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) khususnya tentang perilaku buang air besar
sembarangan.
2. Melakukan upaya pemicuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat supaya tidak buang air besar sembarangan (BABS).
Judul Jurnal
Analisa formalin pada tahu mentah yang Dijual di pasar aksara, cemara dan Desa lau dendang medan
2019

Nama Penulis Jurnal


NURUL KHAIRUNNISA

Latar Belakang
Penyalah gunaan bahan-bahan kimia berbahaya sebagai bahan tambahan makanan maupun minuman
yang tidak sesuai dengan peruntukkanya telah banyak membuat resah masyarakat. Penggunaan bahan
kimia seperti pewarna dan pengawet untuk makanan ataupun bahan makanan dilakukan oleh produsen
agar produk olahannya menjadi lebih menarik, lebih tahan lama dan juga tentunya lebih ekonomis
sehingga diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun dampak
kesehatan yang ditimbulkan dari penggunaan bahan-bahan berbahaya tersebut sangatlah buruk bagi
masyarakat yang mengkonsumsinya. Keracunan makanan yang bersifat akut serta dampak akumulasi
bahan kimia yang bersifat karsinogenik merupakan beberapa masalah kesehatan yang akan dihadapi
oleh konsumen (Sikanna, 2016).
Banyak sekali bahan pangan yang beredar di masyarakat yang menggunakan bahan pengawet dengan
tujuan untuk memperpanjang masa simpannya, seperti bakso, tahu, mie basah, dan ikan kering.
Namun bahan pengawet yang dipergunakan tidak terbatas pada pengawet yang diizinkan saja, tetapi
juga pengawet yang dilarang oleh pemerintah, seperti formalin. Hasil penelitian pada akhir tahun
2006 yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (2007) menunjukkan bahwa lebih dari
700 jenis makanan di pasar tradisional dan modern di tujuh kota di Indonesia terbukti menggunakan
formalin (Tjiptaningdyah, 2010).

Rumusan masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan
karya tulis adalah, apakah tahu mentah yang dijual di pasar Aksara, Cemara dan Lau dendang Medan
mengandung pengawet formalin?

Tujuan penelitian
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui ada atau tidaknya zat pengawet formalin pada tahu mentah
yang dijual di pasar Aksara, Cemara, dan Lau dendang Medan.
2.Tujuan Khusus
Untuk menentukan adanya formalin sebagai pengawet tahu mentah yang di
jual di pasar Aksara, Cemara dan Lau dendang Medan.
Manfaat penelitian
1. Menambah ilmu dan pengetahuan penulis dalam melakukan penelitian tentang analisa formalin
pada tahu mentah.
2. Memberi informasi dan menambah pengetahuan kepada pembaca mengenai bahan pengawet
formalin pada tahu mentah.
3. Sebagai pemgetahuan dan bahan informasi kepada masyarakat yang sebagai konsumen tahu
mentah.
4. Supaya pedagang tahu mentah agar berhati-hati menjual tahu mentah yang mengandung formalin.

Tujuan bahan pengawet


Secara umum penambahan pengawet pada pangan bertujuan sebagai berikut :

1. Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat pathogen maupun
yang tidak pathogen.

2. Memperpanjang umur simpan pangan.

3. Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa, dan bau bahan pangan yang diawetkan.

4. Tidak untuk menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah.

5. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan pangan yang salah atau yang tidak
mememnuhi persyaratan.

6. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan. (Cahyadi, 2012)

Defenisi Formalin (Formaldehida)Formaldehid merupakan nama lain dari formalin (larutan


formaldehid 35- 40% dalam air). Kasus penyalahgunaan formalin sebagai pengawet makanan

sering kita dengar dari berbagai media. Analisis formalin (yang disalahgunakan) dalam makanan
biasanya hanya dilakukan secara kualitatif. (Abdul Rohman,2007)

Gejala klinik

a) Keracunan akut:Keracunan formalin atau paraformaldehid melalui mulut menyebabkan

sakit perut yang segera timbul diikuti kolaps, hilang kesadaran, dan anuria. Kemungkinan timbul rasa
mual, muntah, dan kematian disebabkan oleh gagal peredaran darah.

b) Kontaminasi kulit: Kain dan kertas yang mengandung formaldehid bebas pada beberapa orang
dapat menyebabkan timbul dermatitis karena reaksi sensitivitas.

Ciri-ciri Tahu Berformalin

a. Tidak rusak sampai 3 hari pada suku kamar (25oC) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu
lemari es (10oC).

b. Tahu sedikit lebih keras, namun tidak padat.


c. Bau formalin agak menyengat (dengan kandungan formalin 0,51 ppm).

d. Tidak di hinggapi oleh lalat. (Retno Indrati, 2014)

Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode konvensional dengan menggunakan
pereaksi Asam Kromatrofat 5% dan KMnO4 0,1N. Hasil yang ditunjukkan adalah hasil positif dengan
pereaksi Asam Kromatrofat 5% akan terbentuknya warna ungu terang sampai ungu tua dan dengan
pereaksi KMnO4 0,1N akan terjadi perubahan warna dari ungu tua menjadi pudar.

Hasil

Berdasarkan uji laboratorium yang telah dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa Makanan dan
Minuman Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan Jurusan Analis Kesehatan terhadap 15 sampel
tahu mentah dengan reflikasi masing-masing sebanyak 2 kali pada tahu mentah yang dijual di Pasar
Aksara, Cemara, dan Lau Dendang Medan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan kimia di laboratorium Analisa Makanan danMinuman Poltekkes


Kemenkes RI Medan Jurusan Analis Kesehatan Medan padatanggal 14 Mei 2019, dengan
menggunakan Uji Asam kromatopat dan KMnO4,dengan tujuan melihat kandungan formalin pada
tahu, maka dapat disimpulkanbahwa tidak terdapat kandungan formalin pada tahu mentah yang di
jual di pasarAksara,, Cemara, dan Lau Dendang Medan.

Saran

Diharapkan untuk para pembuat tahu untuk tetap tidak menambahkan zat-zat kimia seperti formalin
dalam bahan makanan salah satunya yaitu tahu yang terdapat di pasar Aksara, Cemara, dan Lau
Dendang Medan maupun pasar tradisional lainnya, dan agar tetap menjaga kualitas tahu dengan
aspek sehat dan berkualitas. Selain itu juga masyarakat diharapkan untuk lebih peduli dan
mewaspadai terhadap bahan makanan, dengan memperhatikan aspek kebersihan, gizi dan
kesehatan individu maupun keluarga yang menjadi tanggung jawab masyarakat bersama.
Diharapkan kepada Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), untuk tetap memperhatikan dan
melakukan pemeriksaan secara rutin pada makanan dan minuman terutama terhadap tahu yang
diperjualbelikan di pasar-pasar tradisional. Diharapkan untuk para penjual tahu untuk tetap tidak
menambahkan zat-zat kimia dalam bahan makan kecuali sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Judul Jurnal
Sistem pengelolaan sampah padat medis rumah sakit umum daerah sultan sulaiman kecamatan sei
rampah kabupaten serdang bedagai tahun 2017

Nama Penulis Jurnal


CAPRI SANDIKA SITOPU

Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan
disegala bidang termasuk pembangunan di bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan diarahkan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya dapat terwujud. Derajat
kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya
manusia. Sumber daya manusia yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing
manusia. (Depkes RI, 2010).
Menurut H.L.Blum (2011) derajat perilaku kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
lingkungan, perilaku, pelayanan medis, dan keturunan. Diantara keempat faktor tersebut lingkungan
merupakan faktor yang terbesar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan karena sec1ara langsung
dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat. Untuk meningkatkan
derajat kesehatan diperlukan upaya kesehatan dan peningkatan kualitas lingkungan.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,maka penulis merumuskan masalah tentang
“Bagaimana Sistem Pengelolaan Sampah Padat Medis Rumah Sakit Umum .Daerah Sultan Sulaiman
Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2017”.

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan gambaran dari TinjauanPengolalaan Sampah
Padat Medis Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman Kecamatan Sei Rampah Kabupaten
Serdang Bedagai Tahun 2017
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pemilahan sampah padat medis sesuai di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan
Sulaiman Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai
b. Untuk mengetahui penampungan sampah padat di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman
Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai
c. Untuk mengetahui pengangkutan sampah padat di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman
Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai
d. Untuk mengetahui penyimpanan sampah padat di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman
Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai
e. Untuk mengetahui pembuangan / pemusnahan sampah padat di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan
Sulaiman Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai

Manfaat penelitian
a. Bagi Pihak Rumah Sakit Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Umum Daerah Sultan
Sulaiman Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai dalam pengelolaan sampah padat
medis rumah sakit.
b. Bagi Institusi Menambah bahan bacaan di perpustakaan jurusan kesehatan linkungan tentang
pengelolaan sampah padat medis Rumah Sakit.
c. Bagi Penulis,Menambah pengetahuan dan wawasan tentang sistem pengelolaan sampah padat
medis Rumah Sakit.

Pemusnahan sampah padat medis rumah sakit


Adapun bentuk penanganan akhir yang pada umum dilakukan oleh tenaga
pengelola sampah padat medis dirumah sakit yaitu sebagai berikut menurut
(Kepmenkes No.1204/SK/2004):
a. Insenerator
Insenerator merupakan alat yang digunakan untuk memusnahkan limbah dengan membakar limbah
tersebut dalam satu tungku pada suhu 1500-1800°F (800°c - 1000°c) dan dapat mengurangi limbah
75%. Dalam penggunaan insenerator di rumah sakit, maka beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan adalah ukuran, desain yang disesuaikan dengan peraturan pengendalian
pencemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan limbah dalam
kompleks rumah sakit dan jalur pembuangan abu dan sarana gedung untuk melindungi insenerator
dari bahaya kebakaran. insenerator hanya digunakan untuk memusnahkan limbah medis padat atau
klinis. Ukuran insenerator disesuaikan dengan jumlah dan kualitas limbah. Sementara
untuk memperkirakan ukuran dan kapasitas insenerator perlu mengetahui jumlah puncak produksi
limbah.
b. Autoclave
Autoclaving sering dilakukan untuk perlakuan limbah infeksius. Limbah dipanasi dengan uap
dibawah tekanan 160° C selama 120 menit. Namun dalam volume yang besar saat dipadatkan,
penetrasi uap secara lengkap pada suhu yang diperlukan sering tidak terjadi dengan demikian
tujuan autoclaving (sterilisasi) tidak tercapai. Perlakuan dengan suhu tinggi pada periode singkat akan
membunuh bakteri vegetatif dan mikroorganisme lain yang bisa membahayakan penjamah limbah.
Sampah di masing – masing unit, ruang perawat, laboratorium, ruang operasi dan sebagainya
dikumpulkan oleh tenaga perawat dan dipisahkan sampah medis dan non medis, kemudian
dimasukkan kedalam kantong
yang sudah disyaratkan. A.7.7 Petugas pembuangan sampah padat medis rumah sakit
Sedangkan ruangan lain bisa dilakukan oleh tenaga kebersihan tenaga pengangkut sampah dilengkapi
dengan APD menurut (Kepmenkes No.1204/ SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan
rumah sakit) sebagai
berikut:
a. Topi/helem
b. Masker
c. Pelindung mata
d. Pakaian panjang
e. Pelindung kaki/sepatu boot
f. Sarung tangan khusus
Jenis dan Desain Penelitan
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif untuk mengetahui gambaran sistem pengelolaan sampah padat
medis di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang
Bedagai.
Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
Dari hasil observasi langsung yang penulis dapatkan maka diperoleh Kesimpulan sebagai berikut :
1. Jumlah petugas pengelola sampah medis terdiri dari 5 orang dengan lulusan 3 sma dan 2 orang
lulusan skm dalam penanganan masalah pengelola Sampah medis.
2. Sampah yang dihasilkan dari rumah sakit umum daerah sultan sulaiman Kabupaten serdang
bedagai ada pemilahan/pemisahan antara sampah Medis dan non medis baik dalam penampungan,
pengumpulan, Pengangkutan, penyimpanan maupun pemusnahan sampah medis.
3. Kondisi penampungan sampah padat medis yang tersedia telah memenuhi Syarat kesehatan sesuai
dengan kepmenkes no.1204/menkes/sk/x/2004 Dari jenis wadah dan label sampah padat medisnya.
4. Pengumpulan sampah padat medis di rsud sultan sulaiman kabupaten Serdang bedagai dilakukan
oleh petugas pegelola 1x24 jam dlaksanakan Mulai pukul 08.00wib-17.00 wib.
5. Pengangkutan sampah padat medis di rsud sultan sulaiman kabupaten Serdang bedagai telah
memenuhi persyaratan kepmenkes No.1204/sk/x/2004 dengan menggunakan troli yang dilapisi plastik
Berwarna hitam, kuat dan tidak bocor.
6. Penyimpanan sampah medis tergantung volume sampah yang dihasilkan Dari rumah sakit dan tidak
tergantung pada iklim tropis pada musim kemarau 48 jam dan musim hujan 24 jam.
7. Penangan akhir / pemusnahan sampah padat medis di rsud sultan Sulaiman kabuapten Serdang
bedagai memenuhi syarat kesehatan karena sampah padat medis
Dimusnhakan di insenerator sendiri.
Saran
1. Sebaiknya petugas pengelola sampah diberikan fasilitas yang lengkapSeperti topi/helm,pakaian
kerja,pelindung mata untuk menghindari bahaya Timbulnya penyakit dari sampah medis.
2. Tempat pemilahan sampah medis yang sudah ada pemisahan antara Sampah medis dan non medis
sebaiknya di beri warna kantong plastic dan Lambang sesuai dengan permenkes no
1204/menkes/sk/2004 yaitu Radioaktif (warna merah), infeksius/sangat infeksius dan patologi (warna
Kuning),sitotoksis (warna ungu),farmasi/kimia (warna coklat) dan label Lambang yang sesuai dengan
permenkes no 1204/menkes/sk/x/2004
3. Tempat penampungan sampah memiliki warna kantong plastic sesuai jenis Sampah medisnya
dibakar setiap hari dan tidak terjadinya serangga dan bau
4. Tempat pengumpulan dan pengangkutan dilakukan oleh petugas sampah 1 Kali dalam 2 hari. Hal
ini sangat perlu untuk menghindari terjadinya sampah Berserakan yang mana dapat mengurangi nilai
estetika dan juga Menghindari timbulnya sarang-sarang binatang yang dapat sebagai vector
Penular penyakit.
5. Tempat penyimpanan sampah yang menhasilkan sampah medis setiap Ruangan rumah sakit sesuai
iklim tropis,maksimal 48 jam pada musim hujan Dan 24 jam pada musim kemarau.
6. Pemusnahan sampah seharusnya dimusnahkan tidak tergantung volume Sampah yang dihasilkan.
Banyak atau setidaknya harus dimusnahkan setiap Hari dengan suhu diatas 1000o-1200oc supaya
sampah medis terhindar dari Bau dan berkembangnya serangga.

Anda mungkin juga menyukai