PENDAHULUAN
Permasalahan ini pun menjadi salah satu aksi yang tercantum dalam
Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB). SDGs adalah suatu rencana aksi global yang telah disepakati oleh para
pemimpin dunia. Aksi diharapkan dapat mengakhiri kemiskinan, mengurangi
kesenjangan dan melindungi lingkungan. Target dari pelaksanaan aksi ini adalah 17
dari 169 tujuan pada tahun 2030. Penanganan permasalahan air bersih dan sanitasi ini
tercantum dalam tujuan aksi 6
Salah satu daerah yang masih belum memiliki akses sanitasi layak adalah
Kecamatan Routa di Kabupaten Konawe, Sulawesi Selatan. Di Kecamatan ini, masih
terdapat praktik BABS oleh masyarakatnya karena tidak adanya akses sanitasi berupa
toilet dan fasilitas pengolahan air limbahnya. Hal ini tentu beresiko mengganggu
kesehatan masyarakat khususnya di Kecamatan tersebut.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut KBBI, sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu
keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Menurut
Perpres no. 185 tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi,
sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang
memenuhi persyaratan kesehatan melalui pembangunan sanitasi/ Menurut WHO,
sanitasi adalah suatu pengendalian seluruh faktor lingkungan fisik manusia yang dapat
atau bisa menimbulkan akibat buruk terhadap kehidupan manusia baik fisik atau juga
mental.
Peningkatan kesadaran, advokasi atau “road show” dihadiri oleh lintas sectoral,
kepala desa dan tokoh masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan dukungan
dan komitmen dari sektor dan dari pemerintah desa dalam pelaksanaan pemicuan
STBM. Kesadaran yang muncul ini diharapkan dapat menghasilkan suatu kesepakatan
dari desa untuk melakukan pemicuan. (MCA-Indonesia, 2015)
1. Memulai pemicuan dilakukan terhadap 1 dusun oleh kader dan tim pemicu
desa yang didukung oleh tim pemicu puskesmas. Undang juga kepala desa,
pemimpin informal dan kepala dusun setempat (MCA-Indonesia, 2015)
2. Buat peta sanitasi sederhana dengan masyarakat termasuk wanita, pria,
dan anak muda yang difasilitasi oleh sanitarian/ kader terlatih. Peta yang
dibuat harus berisi informasi tentang batas dusun, rumah dengan tanpa
jamban, jalan, sungai, sumber air untuk minum, mandi dan mencuci,
masalah sanitasi yang ada. Dalam peta ditunjukan/ ditandai tempat yang
biasanya digunakan untuk buang air besar, membuang sampah dan air
limbah (MCA-Indonesia, 2015)
3. Mendiskusikan dan menanyakan isi peta kepada masyarakat tempat/ RT/
lokasi mana yang nomor satu paling kotor, kedua kotor dst. Timbulan rasa
malu dan jijik masyarakat. (MCA-Indonesia, 2015)
4. Melakukan transek berjalan kaki sepanjang desa yang dipimpin oleh
fasilitator/ sanitarian/ tim pemicu desa, hal ini dilakukan sambil mengamati
lingkungan, menanyakan dan mendengarkan, serta menandai lokasi tempat
buang air besar, tempat membuang sampah dan air limbah, juga dilakukan
kunjungan ke rumah-rumah yang sudah memiliki jamban. Mengunjungi
keluaga yang memiliki sumur. Menjadi penting untuk mempelajari apakah
jamban dan sumur gali yang dibangun mempunyai jarak yang cukup,
sehingga sumber air tidak terkontaminas oleh bakteri dari jamban. Sangat
penting untuk berhenti di lokasi masyarakat buang air besar sembarangan,
membuang sampah dan air limbah serta meluangkan waktu untuk diskusi
dengan masyarakat di tempat tersebut (MCA-Indonesia, 2015)
5. Mendiskusikan alur kontaminasi air dari kotoran tinja, dan penting juga
membahas air yang sehat dan membahas bagaimana cara memperoleh air
minum sehat. Lakukan pula simulasi air terkontaminasi untuk
memunculkan rasa jijik dan takut dari masyarakat. (Kesehatan & MCA-
Indonesia, 2016)
6. Menunjuk peserta yang pertama kali menyatakan keinginan untuk tidak
melakukan BABS sebagai pemimpin informal mereka atau “natural leader”
untuk menggalang dan memengaruhi masyarakat lainnya (MCA-Indonesia,
2015)
BAB III
Pada Bulan November hingga Maret terjadi musim penghujan dengan curah
hujan 1770 mm3. Sekitar Bulan April adalah musim pancaroba karena arus angin dan
curah hujan yang tidak menentu. Pada Bulan Mei hingga Agustus curah hujan
menurun. Sedangkan pada Bulan Agustus hingga Oktober terjadi musim kemarau.
(Konawe, Kabupaten Konawe Dalam Angka 2020, 2020)
EVALUASI
2. Lakukan transek
Dalam pelaksanaan STBM Pemicuan ini hendaknya dilakukan transek.
Masyarakat yang melihat secara langsung lokasi-lokasi pencemaran akibat
BABS akan lebih terbuka pemikirannya terkait bahayanya BABS. Hal ini
dikarenakan munculnya rasa jijik dan malu karena lokasi yang sebelumnya
dijadikan tempat BABS secara sembunyi-sembunyi justru menjadi terekspos.
Lakukan diskusi singkat di lokasi berupa pertanyaan seputar apa yang
masyarakat lihat dan apa tanggapan mereka. Cara ini akan lebih mudah untuk
membuka pikiran masyarakat karena masyarakat dihadapkan langsung kepada
permasalahan.
Akan lebih baik pula jika masyarakat dibawa ke sumber air bersih yang
mereka gunakan. Jelaskan bagaimana tinja yang masyarakat hasilkan ketika
BABS dapat mengkontaminasi sumber air bersih mereka. Lakukan pula diskusi
singkat pada lokasi sumber air bersih tersebut.
KESIMPULAN
https://www.youtube.com/watch?v=byM7q1q122I
https://www.sdg2030indonesia.org/
https://www.sdg2030indonesia.org/page/14-tujuan-enam
https://www.who.int/gho/mdg/environmental_sustainability/sanitation/en/
http://sdgs.bappenas.go.id/sekilas-sdgs/
https://www.unicef.org/indonesia/id/air-sanitasi-dan-kebersihan-wash
https://konawekab.go.id/halaman/detail/letak-geografis