Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE (TOR)

PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN


TAHUN ANGGARAN 2023

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
Dasar Hukum Kegiatan bersumber DAK Non fisik yaitu

a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


b. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi dengan tujuan dimaksudkan untuk percepatan perbaikan gizi
masyarakat prioritas pada seribu hari pertama kehidupan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah
d. penyakit Menular (lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1991 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5542);
f. Instruksi Presiden (Inpres) No.1 Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
h. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
i. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86 Tahun 2019 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana alokasi khusus non fisik bidang kesehatan tahun anggaran 2020
( surat Menteri Kesehatan RI No.PR 01.01/1.3/2145/2020 Tanggal 09 Juni 2020
tentang penambahan rincian menu BOK Puskesmas T.A. 2021 bahwa terdapat
penambahan rincian menu kegiatan penyedia tenaga dengan perjanjian kerja pada
menu kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas);
j. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat;
k. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan;
l. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1676);
m. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2014 Tentang
Penanggulangan Penyakit Menular (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 1755);
n. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
NomorHK.01.07/Menkes/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Corona Virus
sebagai Penyakit dapat menimbulkan wabah dan Upaya Penanggulangannya.
o. Surat Sekretaris Jenderal Kemenkes RI No. PR.01.01/I/8370/2021, tanggal 27
September 2021 Tentang : Penyampaian Rincian Kegiatan DAK Non Fisik
Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2002.Dengan Pemanfaatan Pagu BOK Untuk
Ukm Esensial (75 - 90%) dan P2P COVID-19 (10 - 25%).
2. Gambaran Umum
Kesehatan Lingkungan merupakan Program UKM Essensial yang mencakup
semua aspek alam dan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia.
Kesehatan Lingkungan berfokus pada kealami dan penciptaan lingkungan yang
memberikan keuntungan pada manusia. Indikator Kesehatan Lingkungan yang harus
di capai di Kabupaten Tojo Una Una yakni :
1. Sarana Air Minum dan Sarana Air Bersih dalam hal ini melakukan inspeksi,
pengawasan dan pengambilan sampel air minum pemeriksaan kadar E-Coli dalam
air guna untuk mencegah terjadinya kejadian Stunting di desa wilayah kerja
puskesmas Marowo. Permasalahan Indikator Sarana Air Minum dan Air Bersih
adalah akses jalan dan perpipaan untuk mendapatkan air bersih masih terbilang
minim. Akar penyebab permasalahan tersebut ialah kurangnya pemahaman
masyarakat, akses jalan yang tidak bagus dan lingkungan yang tidak baik sangat
berpengaruh. Solusi yang di pilih ialah advokasi di kantor desa dengan hasil terjun
langsung di lapangan serta menyampaikan output dilapangan.
2. Indikator Jamban Keluarga bertujuan untuk menyadarkan masyarakat dengan
metode pemicuan merubah pola pikir dan perilaku guna untuk mencegah Stunting
dan Penyakit Diare. Permasalahan indikator tersebut ialah akses jalan dan perpipaan
untuk mendapatkan air bersih masih terbilang minim. Akar penyebab permasalahan
tersebut ialah kurangnya pemahaman masyarakat, akses jalan yang tidak bagus dan
lingkungan yang tidak baik sangat berpengaruh. Solusi yang dipilih ialah melakukan
pemicuan, identifikasi masalah dan verifikasi stop buang air besar.
3. Indikator Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) ialah indikator yang bertujuan
untuk menata limbah rumah tangga agar tidak mencemari lingkungan khususnya
tanah dan mencegah terjadi penyakit yang berbasis lingkungan. Permasalahan
Indikator Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) ialah akses lokasi untuk
pembuatan Saluran Air Limbah (SPAL) hal itu dikarenakan pekarangan atau
halaman belakang rumah tidak cukup dan kurangnya pemahaman serta kesadaran
masyarakat untuk merubah pola pikir, masyarakat yang berdampak pada masalah
tersebut. Akar Penyebab perm,asalahan tersebut ialah kurangnya pemahaman
masyarakat, akses jalan yang tidak bagus dan lingkungan yang tidak baik sangat
berpengaruh. Solusi yang di pilih ialah advokasi terhadap masyarakat yang belum
dan masih mencemari tanah agar membuat Saluran Pembuangan Air Limbah
(SPAL) jika ada dana lebih.
4. Indikator Sampah Rumsh Tangga ialah indikator yang bertujuan untuk mencegah
terjadi penyakit yang di akibatkan oleh lingkungan (Diare) yang diakibatkan karena
sampah 0berserakan tidak tertata rapi membuat vektor lalat hinggap di sampah
tersebut dan meracuni makanan yang masyarakat konsumsi. Permasalahan dari
indikator tersebut ialah kurangnya dana untuk membuat atau membeli tempat
sampah yang volume besar koko kuat dan tidak gampang rusak serta kurangnya
pemahanan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membuang dan pemilahan
sampah. Akar Penyebab Masalah indikator ini ialah Kurangnya kesadaran,
pemahaman, sosialisasi dan kerja sama serta ada memiliki sifat masa bodoh terhadap
masyarakat yang membutuhkan bantuan serta lingkungan masyarakat yang kurang
baik. Solusi dari indikator tersebut ialah membuat Tempat pembuangan sampah
yang memiliki volume besar, kuat serta kokoh tidak cepat keropos dan rusak.
5. Indikator Tempat-Tempat Umum (TTU) ialah indikator yang bertujuan untuk
tempat yang pada umumnya di datangi/dikunjungi oleh masyarakat untuk berlibur/
refreshing oleh karena itu dilakukan pengawasan agar bisa meminimalisir kejadian
DBD, Diare, Malaria dan penyakit lainyang di akibatkan oleh lingkungan.
Permasalahan yang di hadapi ialah tidak pernah dilaksanakan pelatihan untuk
pemilik tempat-tempat umum dan kurangnya pemahanan, kesadaran dan antusias
masyarakat dalam memeliharan tempat-tempat umum yang ada di desa/kelurahan
mereka serta tidak adanya pengelola tetap. Akar Penyebab dari indikator ini ialah
kurangnya pemahaman masyarakat, akses jalan yang tidak bagus dan lingkungan
yang tidak baik sangat berpengaruh. Solusi dari indikator ini ialah melakukan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Tojo Una-Una serta mengisi data di website.
6. Indikator Tempat Pengolahan Makanan (TPM) ialah indikator yang bertujuan
untuk mengawasi penjamah makanan dalam melakukan pengolahan bahan makanan
sampai makanan jadi guna untuk mencegah terjadinya keracunan makanan dan
melakukan pengawasan pada rumahmakan/restoran tersebut. Permasalahan yang ada
di indikator ini adalah tidak pernah dilaksanakan pelatihan untuk penjamah makanan
dan kurangnya pemahanan pada penjamah makanan serta lintas sektor dinas dinas
terkait. Akar Penyebab Masalah tersebut ialah Kurangnya kesadaran, pemahaman,
sosialisasi dan kerja sama maupun pelatihan terhadap penjamah makana tersebut.
Solusi dari indikator ini adalah melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan
melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una serta mengisi data di
website.
7. Indikator Rumah Sehat ialah indikator yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) pada anak Pneumonia dilihat dari
kondisi rumah yang sesuai standatr kesehatan. Permasalahan yang ada di indikator
ini ialah adalah kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat dan keterbatasan dana
masyarakat untuk membangun rumah yang sesuai kriteria dan memenuhi standar
kesehatan lingkungan. Akar Penyebab Masalah tersebut ialah Kurangnya kesadaran,
pemahaman, sosialisasi dan kerja sama serta ada memiliki sifat masa bodoh terhadap
masyarakat yang membutuhkan bantuan. Solusi dari indikator tersebut ialah
melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan melaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Tojo Una-Una serta mengisi data di laporan SP2TP. Oleh karena itu,
untuk mencegah terjadinya penyakit yang di akibatkan oleh kondisi lingkunga yang
kurang baik di masyarakat, upaya perlu dioptimalkan adalah upaya promotif dan
preventif. Adapun kegiatan pada Menu Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Marowo Kabupaten Tojo Una Una yang dilaksanakan dengan Pemanfaatan DAK
Nonfisik adalah sebagai berikut:

No Rincian Menu/Komponen Uraian


RAB KESLING (Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air dan
1.
Sanitasi Dasar)
A Inspeksi Kesehatan Merupakan kegiatan lapangan berupa
Lingkungan untuk Sarana Air melihat secara langsung dan menilai
Minum dan Sarana Sanitasi memakai form yang telah di tetapkan
Dasar untuk melihat sarana air minum yang
ada di wilayah kerja puskesmas
Watusongu. Kegiatan ini di laksanakan
pagi hari dikarenakan mengingat jam
kerja perangkat desa. Kegiatan ini
bekerja sama dengan perangkat desa
dan bidan/perangkat desa agar bisa
mengetahui bagaimana hasil inspeksi di
lapangan.
Merupakan kegiatan lapangan berupa
memberi pemahaman di Desa tentang
Pengawasan Kualitas Air Minum
(PKAM) yang sudah dan belum
Orientasi STBM, PKAM Bagi dilakukan oleh pihak desa. Kegiatan ini
B Natural Leader dan Pemangku di laksanakan pagi hari karena terpusat
Kepentingan Lainnya pada Kepala Desa dan Perangkat desa
untuk masyarakat desa. Kegiatan ini
dilaksanakan bersama degan
bidan/perawat desa karena mereka lebih
paham wilayah desa.
Merupakan kegiatan turun langsung ke
lapangan untuk melihat kondisi sanitasi
dan air di rumah tangga (door to door)
ke tiap desa se wilayah kerja puskesmas
Pengambilan Data marowo. Kegiatan ini dilaksanakan pagi
C Sanitasi dan Air Tingkat hari karena mengingat masyarakat
Rumah Tangga bekerja sebagai nelayan dan petani.
Kegiatan ini dilaksanakan bersama
petugas desa dan perangkat desa agar
lebih memperjelas dan lebih memahami
ketika pengambilan data.
Kegiatan yang merupakan suatu upaya
analisis yang dilakukan secara terus
menerus dan sistematis melalui
pengumpulan data penyakit yang
disebabkan oleh air, jumlah sarana air
minum dan sanitasi, data inspeksi
sanitasi sarana air minum dan
parameteri kualitasair minum seperti
Pengambilan Sampel mikrobiologi, fisik dan kimia, dalam
Dalam Rangka rangka pengambilan keputusan,
D
Surveilans Kualitas Air tindakan perbaikan dan atau
Minum pengembangan suatu kebijakan.
Kegiatan ini dilaksanakan pagi hari
karena mengingat efektivitas melakukan
kegiatan dan pendampingan oleh
perangkat desa. Kegiatan ini
dilaksanakan bersama petugas desa dan
perangkat desa agar lebih memperjelas
dan lebih memahami ketika
pengambilan sampel.
E Pemeriksaan Kualitas Menrupakan kegiatan penentuan
Air Mimum kualitas air minum yang berkaitan
(Pengambilan sampel dengan pengurangan dampak negatif
dan Pengujian Sampel) terhadap kesehatan masyarakat yang
ditimbulkan karena konsumsi air yang
kualitasnya tidak layak atau tidak sesuai
persyaratan permenkes. Kegiatan ini
dilaksanakan pagi hari karena
mengingat efektivitas melakukan
kegiatan dan pendampingan oleh
perangkat desa. Kegiatan ini
dilaksanakan bersama petugas desa dan
perangkat desa agar lebih memperjelas
dan lebih memahami ketika melakukan
pemeriksaan kualitas air minum.
Merupakan kegiatan pengawasan dan
advokasi terhadap penyelenggara air
minum aman seperti Depot Air Minum,
KPS PAM dan lain sebagainya,
kegiatan tersebut di usulkan dalam
rangka mendukung program pemerintah
menuju air minum aman untuk tujuan
pembangunan berkelanjutan atau
Pengawasan Eksternal Development Goals (SDGs) di tahun
F Penyelenggaraan Air 2030. atau tidak sesuai persyaratan
Minum Aman permenkes. Kegiatan ini dilaksanakan
pagi hari karena mengingat efektivitas
melakukan kegiatan dan pendampingan
oleh perangkat desa. Kegiatan ini
dilaksanakan bersama petugas desa dan
perangkat desa agar lebih memperjelas
dan lebih memahami ketika melakukan
pengawasan dan advokasi bersama
pemerintah desa dan petugas desa.
Merupakan kegiatan lapangan berupa
penilaian menggunakan form yang telah
di sediakan dan sekaligus melakukan
pengawasan atau pembinaan terhadap
pengelola Tempat-Tempat Umum
Inspeksi Kesehatan
(TTU) tersebut. Kegiatan ini bisa
G Lingkungan dan Pengawasan
dilaksanakan pagi, sore dan malam hari
Tempat-Tempat Umum (TTU)
mengingat jam buka Tempat-tempat
umum tersebut. Kegiatan ini
dilaksanakan bersama petugas desa dan
pengelola Tempat-tempat umum
tersebut.
H Inspeksi Kesehatan Merupakan kegiatan lapangan berupa
Lingkungan dan Pengawasan penilaian menggunakan form yang telah
Tempat Pengolahan Makanan di sediakan dan sekaligus melakukan
(TPM) pengawasan atau pembinaan terhadap
pengelola Tempat Pengolahan Makanan
(TPM) tersebut. pagi, sore dan malam
hari mengingat jam buka Tempat-
tempat umum tersebut. Kegiatan ini
dilaksanakan bersama petugas desa dan
pengelola Tempat-tempat umum
tersebut.

B. PENERIMA MANFAAT
No Nama Kegiatan Jumlah Penerima Manfaat
RAB KESLING (Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air dan Sanitasi
1.
Dasar)
Inspeksi Kesehatan Lingkungan untuk
8
1 Sarana Air Minum dan Sarana Sanitasi Masyarakat di 8 Desa
Desa
Dasar
Orientasi STBM, PKAM Bagi Natural Masyarakat di 8 Desa
8
2 Leader dan Pemangku Kepentingan
Desa
Lainnya
Pengambilan Data Sanitasi dan 8 Masyarakat di 8 Desa
3
Air Tingkat Rumah Tangga Desa
Pengambilan Sampel Dalam Rangka 8 Masyarakat di 8 Desa
4
Surveilans Kualitas Air Minum Desa
Pemeriksaan Kualitas Air Mimum 8 Masyarakat di 8 Desa
5 (Pengambilan sampel dan Pengujian Desa
Sampel)
Pengawasan Eksternal 8 Masyarakat/Penyelenggara
6
Penyelenggaraan Air Minum Aman Desa Air Minum di 8 Desa
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan 8
Pengelola Tempat-Tempat
7 Pengawasan Tempat-Tempat Umum Desa a
Umum (TTU) di 8 Desa
(TTU)
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan 8 Pengelola Tempat
8 Pengawasan Tempat Pengolahan Desa Pengolahan Makanan
Makanan (TPM) (TPM) di 8 Desa

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


Rincian Output Metode Tahapan
No
Menu/Komponen Pelaksanaan Pelaksanaan
Satuan Vol
RAB KESLING (Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air dan Sanitasi
1.
Dasar)
A Inspeksi Kesehatan Dokumen 1 Swakelola  Persiapan
Lingkungan untuk Laporan dan Administrasi
Sarana Air Minum dilaksanakan  Pelaksanaan
dan Sarana Sanitasi di 8 Desa Kegiatan
Dasar Wilayah  Pelaporan Hasil
kerja Kegiatan
Puskesmas  Pelaporan
Watusongu Triwulan
Pelaksanaan
Kegiatan ini
dilaksanakan
pada bulan
Maret dan
Agustus 2023.
 Persiapan
Administrasi
 Pelaksanaan
Swakelola Kegiatan
Orientasi STBM, dan  Pelaporan Hasil
PKAM Bagi dilaksanakan Kegiatan
Natural Leader dan Dokumen di 8 Desa  Pelaporan
B 1
Pemangku Laporan Wilayah Triwulan
Kepentingan kerja Pelaksanaan
Lainnya Puskesmas Kegiatan ini
Watusongu dilaksanakan
pada bulan
Februari dan
Juli 2023
 Persiapan
Administrasi
 Pelaksanaan
Swakelola Kegiatan
Pengambilan dan  Pelaporan Hasil
Data Sanitasi dilaksanakan Kegiatan
dan Air Dokumen di 8 Desa  Pelaporan
C 1
Tingkat Laporan Wilayah Triwulan
Rumah kerja Pelaksanaan
Tangga Puskesmas Kegiatan ini
Watusongu dilaksanakan
pada bulan
Februari dan
Agustus 2023
 Persiapan
Administrasi
 Pelaksanaan
Kegiatan
Swakelola
 Pelaporan Hasil
dan
Pengambilan Kegiatan
dilaksanakan
Sampel Dalam  Pelaporan
Dokumen di 8 Desa
D Rangka Surveilans 1 Triwulan
Laporan Wilayah
Kualitas Air Pelaksanaan
kerja
Minum Kegiatan ini
Puskesmas
Watusongu dilaksanakan
pada bulan
April dan
September
2023
E Pemeriksaan Dokumen 1 Swakelola  Persiapan
Kualitas Air Laporan dan Administrasi
Mimum dilaksanakan  Pelaksanaan
Kegiatan
 Pelaporan Hasil
Kegiatan
di 8 Desa  Pelaporan
(Pengambilan Wilayah Triwulan
sampel dan kerja Pelaksanaan
Pengujian Sampel) Puskesmas Kegiatan ini
Watusongu dilaksanakan
pada bulan Apri
dan September
2023
 Persiapan
Administrasi
 Pelaksanaan
Swakelola
Kegiatan
dan
 Pelaporan Hasil
Pengawasan dilaksanakan
Kegiatan
Eksternal Dokumen di 8 Desa
F 1  Pelaporan
Penyelenggaraan Laporan Wilayah
Air Minum Aman kerja Triwulan
Puskesmas Pelaksanaan
Watusongu Kegiatan ini
dilaksanakan
pada bulan Mei
dan Juni 2023
 Persiapan
Administrasi
 Pelaksanaan
Swakelola
Kegiatan
dan
 Pelaporan Hasil
Inspeksi Kesehatan dilaksanakan
Kegiatan
Lingkungan dan di 8 Desa
Dokumen  Pelaporan
G Pengawasan 1 Wilayah
Laporan Triwulan
Tempat-Tempat kerja
Umum (TTU) Puskesmas Pelaksanaan
Watusongu Kegiatan ini
arowo dilaksanakan
pada bulan Mei
dan Oktober
2023
H Inspeksi Kesehatan Dokumen 1 Swakelola  Persiapan
Lingkungan dan Laporan dan Administrasi
Pengawasan dilaksanakan  Pelaksanaan
Tempat di 8 Desa Kegiatan
Pengolahan Wilayah  Pelaporan Hasil
Makanan (TPM) kerja Kegiatan
Puskesmas  Pelaporan
Watusongu Triwulan
Pelaksanaan
Kegiatan ini
dilaksanakan
pada bulan Juni
dan Oktober

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


No Rincian Menu/Komponen Waktu Pencapaian Keluaran
1. RAB KESLING (Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air dan
Sanitasi Dasar)
Inspeksi Kesehatan Lingkungan untuk
Kurun waktu 1 tahun bulan
A Sarana Air Minum dan Sarana Sanitasi
Maret dan Agustus
Dasar
Orientasi STBM, PKAM Bagi Natural
Kurun waktu 1 tahun bulan
B Leader dan Pemangku Kepentingan
Februari dan Juli
Lainnya
Pengambilan Data Sanitasi dan Air Kurun waktu 1 tahun bulan
C
Tingkat Rumah Tangga Februari dan Agustus
Pengambilan Sampel Dalam Rangka Kurun waktu 1 tahun bulan
D
Surveilans Kualitas Air Minum April dan September
Pemeriksaan Kualitas Air Mimum
Kurun waktu 1 tahun bulan
E (Pengambilan sampel dan Pengujian
April dan September
Sampel)
Pengawasan Eksternal Penyelenggaraan Kurun waktu 1 tahun bulan Mei
F
Air Minum Aman dan Juni
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan
Kurun waktu 1 tahun bulan Mei
G Pengawasan Tempat-Tempat Umum
dan Oktober
(TTU)
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan
Kurun waktu 1 tahun bulan Juni
H Pengawasan Tempat Pengolahan
dan Oktober
Makanan (TPM)
E. BIAYA YANG DIPERLUKAN
Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran untuk Menu Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Puskesmas Watusongu sebesar Rp. 31.600.000 (Tiga Puluh Satu Juta
Enam Ratus Ribu Rupiah). Rincian Anggaran Biaya (RAB) Terlampir

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya


Inspeksi Kesehatan Lingkungan untuk Sarana Air Minum
1 3.160.000
dan Sarana Sanitasi Dasar
Orientasi STBM, PKAM Bagi Natural Leader dan
2 3.160.000
Pemangku Kepentingan Lainnya
Pengambilan Data Sanitasi dan Air Tingkat Rumah
3 9.480.000
Tangga
Pengambilan Sampel Dalam Rangka Surveilans Kualitas
4 3.160.000
Air Minum
Pemeriksaan Kualitas Air Mimum (Pengambilan sampel
5 3.160.000
dan Pengujian Sampel)
6 Pengawasan Eksternal Penyelenggaraan Air Minum Aman 3.160.000
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan Pengawasan Tempat-
7 3.160.000
Tempat Umum (TTU)
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan Pengawasan Tempat
8 3.160.000
Pengolahan Makanan (TPM)
Total 31.600.000

Watusongu..................2022
Kepala Puskesmas Watusongu

Nurcahya Taonah, SKM


Nip. 19750507 200312 2 006

Anda mungkin juga menyukai