Anda di halaman 1dari 4

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GORONTALO UTARA

PUSKESMAS ILANGATA
Desa Ilangata, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara

KERANGKA ACUAN KERJA/TOR (TERM OF REFERENCE)


BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN

Instansi Induk : DINAS KESEHATAN KAB.GORONTALO UTARA


Puskesmas : ILANGATA
Program : PENYEHATAN LINGKUNGAN
Kegiatan : Pemicuan Dan Monitoring Evaluasi Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM)
Indikator Kinerja Kegiatan : Terlaksananya Pemicuan dan Monitoring Evaluasi
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Bantuan Operasional
Kesehatan Puskesmas Ilangata

A. Latar belakang
a. Dasar Hukum
1) UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
2) UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3) PP No. 60 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
4) PP No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019
5) Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Urusan Wajib Bidang
Kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota
6) Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 34
Tahun 2005 dan Nomor 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pasar Sehat
7) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Strategi Nasional
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
8) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/VI/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
9) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/Menkes/Per/VI/2010 tentang Tata
Laksana Pengawasan Air Minum
10) Kepmenkes No HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Renstra Kemenkes tahun
2015-2019
11) Kepmenkes No 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Struktur Organisasi
Kemenkes
12) Kepmenkes Nomor 519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pasar Sehat
b. Gambaran Umum
Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial budaya dan
perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar di sembarang tempat, khususnya ke
badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan higienis lainnya.
Serta buruknya kondisi sanitasi merupakan salah satu penyebab kematian anak di
bawah 3 tahun yaitu sebesar 19% atau sekitar 100.000 anak meninggal karena Diare
setiap tahunnya dan kerugian ekonomi diperkirakan sebesar 2,3% dari Produk
Domestik Bruto.
Masih banyaknya permasalahan sanitasi di beberapa daerah terkait sanitasi
diantaranya cakupan pembangunan, penyebaran penduduk dan kondisi geografis yang
sangat beragam, terbatasnya pengetahuan dan perilaku higienis masyarakat, belum
adanya kebijakan komprehensif lintas sektor untuk menyediakan fasilitas sanitasi
yang layak dan sehat, mendorong diperlukannya strategi yang dapat menjawab
permasalahan ini. STBM merupakan salah satu opsi intervensi yang dapat diterapkan
untuk menjawab permasalahan tersebut.
Program STBM telah dicanangkan Pemerintah sejak tahun 2008, sehingga
implementasi dari program tersebut perlu komitmen dan dukungan dari segenap
lapisan masyarakat dan pemangku kepentingan di daerah. Dalam Rencana Strategis
Kementarian Kesehatan 2010-2014 disebutkan target prosentase penduduk Stop
BABS (Buang Air Besar Sembarangan) sebesar 100% dan prosentase penduduk yang
memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas sebesar 67%, bahkan universal
akses di tahun 2019 menargetkan seluruh masyarakat harus terakses sanitasi.
STBM telah dilaksanakan sejak tahun 2011 di Provinsi Gorontalo, namun hingga
saat ini progress pelaksanaannya dirasakan kurang optimal. Saat ini akses jamban
provinsi Bali sebesar 88,83%. Berbagai upaya telah dilakukan dalam meningkatkan
akses sanitasi. Salah satu hal terpenting adalah komitmen dari berbagai stakeholder
dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah dan masyarakat..
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode pelaksanaan
 Tatalaksana Kegiatan Pemicuan
- Melakukan Koordinasi
- Menetukan pelaksanan
- Melakukan Kegiatan
 Managemen Program
- Perencanaan
- Pelaksanaan
 Pencatatan dan Pelaporan
- Pelatihan
- Kemitraan
- Penelitian
 PengelolaanLogistik
- Promosi
- Kemitraan
- Penelitian
 Pemantauan dan Evaluasi
2. Tahap Kegiatan
← * Menentukan Lokasi Pemicuan,
← * Melaksanakan kegiatan pemicuan (Pembuatan Peta Desa, Melakukan
Transeck walk, melakukan pembinaan pada masyarakat)
← * melakukan monitoring dan evaluasi pasca pemicuan
D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Kurun waktu pencapaian kegiatan ini ditargetkan sebanyak 1 Kali dan dilakukan di 2
desa serta monitoring dan evaluasi dari Januari S/d Desember atau selang waktu satu
tahun oleh petugas sanitasi, Promkes, berjumlah masing – masing 1 orang petugas dari
puskesmas Ilangata, dan pada satu tahun ini pengaggaran dana BOK bisa mendukung
tercapainya kegiatan ini.
E. Biaya Yang Diperlukan
Kegiatan ini di biayai oleh Bantuan Operasional Kesehatan sebesar Rp. 15.000.000
(Lima Belas Juta Rupiah). Rincian lebih lanjut atas biaya tersebut seperti terlampir di
RAB.

Kepala Puskesmas Ilangata Pelaksana Kegiatan

Rastri N.P. Wemben, SKM Rafika Hamim,AMKL


Nip. 19810508 200901 2 003 Nip.19910128 201403 2 001

Anda mungkin juga menyukai