Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

DINAS KESEHATAN
Jln. Gatot Subroto Gerung Telp. (0370) 681654. 681430

KERANGKA ACUAN
PELATIHAN PENILAIAN CEPAT KESEHATAN LINGKUNGAN
(RAPID HEALTH ASSESMENT) PADA KEDARURATAN BENCANA
KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN

Merkuri merupakan bahan berbahaya dan beracun yang menjadi isu internasional, karena
potensi dampaknya yang sangat besar terutama dampak kesehatan. Media pajanan
merkuri diantaranya : menghirup udara yang terkontaminasi, mengkonsumsi pangan yang
terkontaminasi dan absorbsi/penyerapan melalui kulit. Sedangkan bentuk dampak
kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat terpajan oleh merkuri antara lain adalah
kerusakan sistem saraf pusat, ginjal, paru-paru, khususnya dampak terhadap janin berupa
kelumpuhan otak, gangguan ginjal, sistem syaraf, menurunnya kecerdasan, cacat mental,
serta kebutaan.

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2017 tentang Pengesahan Konvensi Minamata


Mengenai Merkuri mengatur tata kelola merkuri yang harus dilakukan oleh negara pihak
yang mengikuti Konvensi Minamata untuk melindungi kesehatan dan lingkungan.

Partisipasi aktif Pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan peraturan ini adalah


dengan menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 21 tahun 2019 tentang Pengurangan dan
Penghapusan Merkuri baru saja dikeluarkan pada bulan April 2019. Dalam Peraturan
Presiden tersebut adalah mengatur tentang penghapusan merkuri di Pertambangan Emas
Skala Kecil (PESK) dan kesehatan.

Di Pertambangan Emas Skala Kecil, Kementerian kesehatan berperan sebagai sektor


pendukung terutama dalam kampanye stop merkuri. Target dari pemerintah dalam
penghapusan di sektor PESK ditargetkan pada akhir tahun 2025. Sedangkan untuk bidang
kesehatan, Kementerian Kesehatan sebagai sektor utama dalam penghapusan merkuri
yang diarahkan pada alat kesehatan bermerkuri dimana ditargetkan 100% fasilitas
pelayanan kesehatan tidak lagi menggunakannya pada akhir tahun 2020.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dalam percepatan
penghapusan alat kesehatan bermerkuri di Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah dengan
melakukan beberapa kali workshop sinergi dan kolaborasi pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan penghapusan dan penarikan alat kesehatan bermerkuri serta pemberian
penghargaan terhadap Fasyankes yang telah melakukan penghapusan alat kesehatan
bermerkuri dan mengganti alat kesehatannya dengan alat kesehatan non merkuri.
II. TUJUAN UMUM
Tujuan umum dari kegiatan tersebut adalah mewujudkan penghapusan alat kesehatan
bermerkuri di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada tahun 2020 sebagai salah satu upaya
melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan

III. TUJUAN KHUSUS


a. Tersosialisasinya Peraturan Presiden nomor 21 tahun 2019 tentang Rencana Aksi
Nasional (RAN) Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN-PPM).
b. Sinergitas dan kolaborasi para pemangku kepentingan dalam pelaksanaan
penghapusan dan penarikan alat kesehatan bermerkuri di fasilitas pelayanan
kesehatan.
c. Diperolehnya komitmen pemangku kepentingan dalam percepatan pelaksanaan
penghapusan alat kesehatan bermerkuri di fasilitas pelayanan kesehatan.
d. Diperolehnya masukan terhadap rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
mekanisme penghapusan dan penarikan alat kesehatan bermerkuri di fasilitas
pelayanan kesehatan.

Strategi yang dilakukan :


Penguatan komitmen, koordinasi dan kerjasama antara pusat dan daerah.
Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup berkoordinasi dan bersinergi dalam
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penghapusan dan
penarikan alkes bermerkuri.
Perlu memberikan peran kepada DLH Kab/Kota dalam hal pengumpulan dan
pengiriman alkes bermerkuri dari Fasyankes ke pembuangan/pengolahan akhir.
Mendorong penambahan ketersediaan depo pengumpulan dan transporter alkes
bermerkuri.
Pembentukan Sistem Informasi.
Alat kesehatan dan bahan bermerkuri dari kegiatan kesehatan yang dilakukan
penghapusan di Fasyankes adalah termometer, sfigmomanometer (alat ukur tekanan
darah), dan dental amalgam.
Setiap Fasyankes baik milik pemerintah maupun swasta wajib melakukan pencatatan
dan pelaporan penghapusan alat bermerkuri.
Pelaporan secara daring (online).
Pelaporan secara luring (offline) secara berjenjang mulai dari Fasyankes, Dinkes
Kab/Kota, Dinkes Propinsi dan Kemenkes.
Penguatan keterlibatan masyarakat.
Penerapan penggunaan alkes non bermerkuri.
Penyimpanan alat kesehatan dan limbah alat kesehatan bermerkuri.

IV. PESERTA
Peserta seluruhnya berjumlah 46 orang terdiri dari :
a. 1 orang narasumber Kabupaten
b. 2 orang fasilitator Propinsi NTB dan Kabupaten Lobar
c. 5 orang panitia Kabupaten
d. 38 orang Peserta dari Rumah Makan/Resrtoran/Jasa Boga

V. MATERI
a. Kepmenkes RI Nomor 1429 tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan di Lingkungan Sekolah
b. Kepmenkes RI Nomor 942 tahun 2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi
Makanan Jajanan
c. Identifikasi Penyakit di Sekolah
d. Perilaku baik buruk disekolah
e. Alur pencemaran makanan dan minuman di sekolah
f. Pencegahan pencemaran makanan dan minuman disekolah
g. Pemilihan opsi sarana kesling disekolah
h. Identifikasi kebiasaan jajanan disekolah
i. Identifikasi penyakit bawaan makanan disekolah
j. HSP di Sekolah dengan permainan ular tangga

VI. WAKTU DAN TEMPAT PERTEMUAN


Kegiatan Orientasi Implementasi Hygiene Sanitasi Pangan di Sekolah dan Masyarakat ini
di laksanakan selama 2 (dua) hari Pada Tanggal, 9-10 Oktober 2018 bertempat di
Nirwana Water Park Jalan Jenderal Sudirman Rembiga Mataram

VII. DANA
Biaya pelatihan penjamah makanan ini dibebankan pada anggara program Pengembangan
Lingkungan Sehat Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat Tahun anggaran 2018.

Gerung, Oktober 2018


Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat
Kepala Seksi PL & PKA
H.L. Putranom, SKM
NIP. 19641231 198703 1 279

Anda mungkin juga menyukai