KABUPATEN BANYUWANGI
NOMOR: 188.4/100/429.112.10/2023
TENTANG
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS KERTOSARI KABUPATEN BANYUWANGI
NOMOR: 188.4/100/429.112.10/2023
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN DI UPTD PUSKESMAS KERTOSARI
M E M U T U S K A N ................
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di Banyuwangi
Pada tanggal, 18 Januari 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pedoman ini adalah untuk menjamin keselamatan, keamanan dan
kesehatan petugas , pasien, masyarakat dan lingkungan dari risiko kontaminasi
penyakit dan pencemaran
2. Tujuan khusus pedomaan ini adalah :
1. Memberikan pedoman bagi petugas kesehatan dalam pengelolaan B3
2. Memberikan pedoman bagi petugas kesehatan dalam pengelolaan limbah B3.
3. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan yang melaksanakan
pelayanan UKP dan UKM di Puskesmas Kertosari
1. Petugas medis
2. Petugas Paramedis
3. Petugas Kesehatan Masyarakat
4. Petugas Puskesmas
4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan
pengelolaan limbah B3 di Puskesmas Kertosari Kecamatan Banyuwangi melalui
tahapan sebagai berikut:
A. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
1. Inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun
2. Melakukan klasifikasi B3 bersifat:
3. Pelabelan/pemberian simbol dan label Bahan Berbahaya dan Beracun
4. Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun
5. Penggunaan bahan berbahaya
B. Pengelolaan Limbah B3
1. Inventarisasi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
2. Pengurangan dan pemilahan Limbah B3;
3. Penyimpanan Limbah B3;
4. Pengangkutan dan pengolahan
5. BATASAN OPERASIONAL
1. Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disingkat B3, adalah zat,
energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
2. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
3. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
4. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis
B3.
5. Kemasan adalah wadahatau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan
dilengkapi penutup.
6. Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain
yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.
7. Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan
8. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3,
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3, dengan
karakteristik
a. infeksius;
b. benda tajam;
c. patologis;
d. bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan;
e. radioaktif;
f. farmasi;
g. sitotoksik;
h. peralatan medis yang memiliki kandungan logam berat tinggi;
i. tabung gas atau kontainer bertekanan.
9. Limbah B3 cair adalah Limbah cair yang mengandung B3 antara lain Limbah
larutan fixer, Limbah kimiawi cair, dan Limbah farmasi cair.
10. Limbah infeksius adalah Limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang
tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan
virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
11. Limbah patologis adalah Limbah berupa buangan selama kegiatan operasi,
otopsi, dan/atau prosedur medis lainnya termasuk jaringan, organ, bagian tubuh,
cairan tubuh, dan/atau spesimen beserta kemasannya.
12. Limbah sitotoksik adalah Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan
dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai
kemampuan untuk membunuh dan/atau menghambat pertumbuhan sel hidup
13. Air Limbah adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
fasilitas pelayanan kesehatan yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
14. Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau
menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun.
15. Limbah B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan, yang selanjutnya disebut limbah
B3, adalah Limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan fasilitas pelayanan
kesehatan dan/atau kegiatan sejenis.
16. Limbah padat fasilitas pelayanan kesehatan adalah semua Limbah rumah
fasilitas pelayanan kesehatan yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan
fasilitas pelayanan kesehatan yang terdiri dari Limbah B3 padat dan nonmedis.
17. Limbah B3 padat adalah Limbah padat yang terdiri dari Limbah infeksius, Limbah
benda tajam, Limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan,
Limbah patologis, Limbah radioaktif, Limbah farmasi, Limbah sitotoksik, Limbah
dengan kandungan logam berat yang tinggi, dan Limbah tabung gas (kontainer
bertekanan).
18. Limbah padat non-medis adalah Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di
fasilitas pelayanan kesehatan di luar medis yang berasal dari dapur,perkantoran,
taman, dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
19. Limbah gas adalah semua Limbah yang berbentuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di fasilitas pelayanan kesehatan seperti insinerator,
dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan obat sitotoksik
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun di Puskesmas
Kertosari sebagaai berikut :
1. Penanggung jawab : Tenaga kesehatan lingkungan
2. Penanggung jawab unit layanan : Perawat, bidan, dokter gigi, Analis
3. Penanggung jawab di Poskeskel : Perawat dan bidan
C.Jadwal Kegiatan.
Jadual pelaksanaan kegiatan Pengendalian dan pembuangan limbah disusun oleh
pemegang program dan disepakati oleh Kepala Puskesmas yang disosialisaikan
bersama dengan lintas program .
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Pelaksana
1 Inventarisasi B3 Januari , Juli Pj. Unit layanan
2 Pemantauan limbah B3 di unit Januari - Desember Pj. Kesling
layanan
3 Pemilahan limbah B3 Januari - Desember Pj. Unit layanan
4 Penyimpanan limbah B3 Januari - Desember Pj. Kesling
5 Pengangkutan& pengolahan Januari - Desember Pj. Kesling
BAB III STANDAR FASILITAS
A.Denah Ruang:
Pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan dilakukan oleh Penanggung jawab
Penyehatan Lingkungan, TPS limbah B3 dari gedung Puskesmas, tampak pada denah
berikut :
B.Standar Fasilitas
1. Pedoman pengelolaan B3 dan limbah B3 di Puskesmas : 1 buah
2. Pedoman eksternal program kesehatan lingkungan
3. Ruang penyimpanan sementara.
4. Freezer
5. Timbangan
6. Trolly
7. Lemari/rak penyimpanan B3
8. Perjanjian Kerjasama pengelolaan limbah dengan pihak ketiga
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
B.Metode
Metode pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dilaksanakan secara
terpadu dari unit layanan penghasil limbah dengan :
1. Puskesmas melaksanakan kegiatan pengelolaan limbah B3 hingga tahap
penyimpanan sementara
2. Pengolahan selanjutnya , pengangkutan dan pemrosesan akhir dilaksanakan
dengan kerjasama denga pihak ke III
C.Langkah-langkah kegiatan
a. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
1. Inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun
Inventarisasi adalah pencatatan atau pendaftaran bahan yang karena sifat kimia
maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan
manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan, Puskesmas melakukan
inventarisasi bahan-bahan berbahaya dan beracun berdasarkan nama bahan,
jenis,bentuk, merk, wadah, komposisi, karakteristik/sifat, tanggal produksi dan
tanggal kadaluarsa. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk pengawasan dan
pengendalian serta pencegahan terhadap resiko yang ditimbulkan dari bahan
berbahaya pada pasien, petugas kesehatan dan lingkungan.
2. Melakukan klasifikasi B3 bersifat:
a. Mudah meledak (explosive);
b. Pengoksidasi (oxidizing);
c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
d. Sangat mudah menyala (highly flammable);
e. Mudah menyala (flammable);
f. Amat sangat beracun (extremely toxic);
g. Sangat beracun ( highly toxic);
h. Beracun (toxic);
i. Berbahaya (harmful);
j. Iritasi (irritant);
k. Korosif (corrosive);
l. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to environment);
m. Karsinogenik (carcinogenic);
n. Teratogenik (teratogenic);
o. mutagenic (mutagenic); dan bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas).
3. Pelabelan/pemberian simbol dan label Bahan Berbahaya dan Beracun
Bentuk dasar, ukuran dan bahan Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat
sehingga membentuk belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah
ketupat tebal berwarna merah (lihat gambar A). Simbol yang dipasang pada
kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan. Sedangkan simbol pada kendaraan
pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25
cm.
a. Jenis simbol B3
Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang terdiri dari 10
(sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan yaitu:
1. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive).
Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0⁰C dan titik didih lebih rendah
atau sama dengan 35oC, padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC;
Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada titik nyala
(flash point) tidak lebih dari 60oC (140oF) akan menyala apabila terjadi kontak dengan
api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya
dapat dilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic),
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang dengan
bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut: karsinogenik yaitu penyebab
sel kanker; teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan
pertumbuhan embrio; mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genética; toksisitas sistemik terhadap organ sasaran
spesifik; toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau gangguan saluran pernafasan
Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas),
sebagaimana gambar 10.
5. Pengangkutan
Pengangkutan Limbah B3 dari ruangan sumber ke TPS
1. Diangkut pada saat jam pelayanan selesai/kunjungan sepi untuk
meminimalisir limbah kontak dengan orang.
2. Untuk fasilitas pelayanan kesehatan yang lingkupnya kecil dan tidak
memungkinkan menggunakan alat angkut (troli), dapat diangkut secara
manual dengan tetap menjamin keamanannya.
3. Pengangkutan limbah b3 dari ruangan sumber ke tps dilakukan oleh
petugas yang sudah mendapatkan pelatihan penanganan limbah b3
4. Menggunakan trollyi dan alat pelindung diri yang memadai.
5. Pengangkutan limbah dari sumber menuju tps limbah b3 dilakukan
pengumpulan limbah terlebih dahulu. Pengumpulan limbah dari sumber
dilakukan setelah kantong limbah terisi ¾ (tiga perempat penuh) dari
volume maksimal atau paling lama 1 hari (24 jam). Kantong limbah
harus ditutup atau diikat dengan kuat membentuk kepang tunggal,
6. Pengolahan.
Tata laksana pengolahan Limbah B3 pelayanan medis dan penunjang
medis di Fasilitas Pelayanan Kesehatan berdasarkan jenisnya adalah
sebagai berikut.
a. Limbah lnfeksius dan Benda Tajam
b. Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen
infeksius dari laboratorium harus disterilisasi dengan pengolahan panas
dan basah seperti dalam autoclave sebelum dilakukan pengolahan.
c. Benda tajam harus diolah dengan insinerator bila memungkinkan, dan
dapat diolah bersama dengan limbah infeksius lainnya.
d. Apabila pengolahan menggunakan insinerasi, maka residu abu yang
dihasilkan diperlakukan sebagai Limbah B3, namun dapat dibuang
ke sanitary landfill setelah melalui proses solidifikasi.
e. Limbah Farmasi
Limbah padat farmasi dalam jumlah besar harus dikembalikan kepada
distributor, sedangkan bila dalam jumlah sedikit dan tidak
memungkinkan dikembalikan, dapat dimusnahkan menggunakan
insinerator atau diolah ke perusahaan pengolahan Limbah B3.
f. Limbah Sitotoksis
Limbah sitotoksis sangat berbahaya dan dilarang dibuang dengan cara
penimbunan (landfill) atau dibuang ke saluran limbah umum.
g. Limbah Bahan Kimiawi
1. Pengolahan limbah kimia biasa dalam jumlah kecil maupun besar
harus diolah ke perusahaan pengolahan Limbah B3 apabila Fasilitas
Pelayanan Kesehatan tidak memiliki kemampuan dalam mengolah
limbah kimia.
2. Limbah kimia dalam bentuk cair harus ditampung dalam kontainer
yang kuat dan terbuat dari bahan yang mampu memproteksi efek dari
karakteristik atau sifat limbah bahan kimia tersebut.
3. Bahan kimia dalam bentuk cair sebaiknya tidak dibuang ke jaringan
pipa pembuangan air limbah, karena sifat toksiknya dapat
mengganggu proses biologi dalam unit pengolah air limbah (IPAL).
4. Untuk limbah bahan pelarut dalam jumlah besar seperti pelarut
halogenida yang mengandung klorin atau florin tidak boleh diolah
dalam mesin insinerator, kecuali insineratornya dilengkapi dengan
alat pembersih gas.
5. Cara lain adalah dengan mengembalikan bahan kimia tersebut ke
distributornya.
h. Limbah Radioaktif
1. Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menggunakan sumber
radioaktif yang terbuka untuk keperluan diagnosa, terapi, atau
penelitian harus menyiapkan tenaga khusus yang terlatih khusus di
bidang radiasi.
2. Tenaga tersebut bertanggung jawab dalam pemakaian bahan
radioaktif yang aman dan melakukan pencatatan. Petugas proteksi
radiasi secara rutin mengukur dan melakukan pencatatan dosis
radiasi limbah radioaktif (limbah radioaktif sumber terbuka). Setelah
memenuhi batas aman (waktu paruh minimal), diperlakukan sebagai
limbah medis.
7. Pengolahan akhir.
a. Pengolahan Secara Eksternal
Pengolahan secara eksternal dilakukan melalui kerja sama dengan
pihak pengolah atau penimbun Limbah B3 yang telah memiliki izin.
b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan (penghasil) wajib bekerja sama dengan
pihak ketiga yakni pengolah dan pengangkut yang dilakukan secara
terintegrasi dengan pengangkut yang dituangkan dalam satu nota
kesepakatan antara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, pengolah, dan
pengangkut.
c. Pengangkutan Limbah B3 dilakukan dengan cara:
1) Cara pengangkutan Limbah B3 harus dilengkapi dengan SPO dan
dapat dilakukan pemutakhiran secara berkala dan
berkesinambungan.
2) Pengangkutan Limbah B3 harus dilengkapi dengan perjanjian kerja
sama secara three parted yang ditandatangani oleh pimpinan dari
pihak Fasilitas Pelayanan Kesehatan, pihak pengangkut Limbah B3,
dan pengolah atau penimbun limbah B3.
8. Pencatatan dan pelaporan
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan menyampaikan laporan Limbah B3
setiap bulan melalui aplikasi sikelim.
b. Petugas melaksanakan dokumen kegiatan yang meliputi Skema
penanganan Limbah B3, izin alat pengolah Limbah B3, dan bukti
kontrak kerja sama (MoU), dan kelengkapan perizinan bila penanganan
Limbah B3 diserahkan kepada pihak pengangkut, pengolah, atau
penimbun.
c. Logbook Limbah B3 selama bulan periode laporan.
d. Lampiran manifest Limbah B3 sesuai dengan kode lembarannya.
e. Setiap laporan yang disampaikan disertai dengan bukti tanda terima
laporan.
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kertosari dalam
pengendalian dan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah B3
dengan tetap memperhatikan prinsip dan proses kegiatan sesuai peraturan yang
berlaku..