Anda di halaman 1dari 30

PROGRAM MANAJEMEN

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

1. PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undang-Undang Republik Indonesia No
44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit). Dewasa ini kualitas pelayanan rumah sakit
sudah menjadi kebutuhan yang paling utama, sehingga semua rumah sakit
berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pelayanannya sesuai dengan harapan
masyarakat. Visi dan misi ditetapkan untuk mencapai kualitas pelayanan prima.
RSUD Embung Fatimah Batam mempunyai visi yaitu “Menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah Yang Unggul dan Terpilih Sebagai Pusat Trauma Centre di Kota
Batam ”. Untuk mewujudkan visi tersebut maka RSUD Embung Fatimah Batam
menetapkan misinya yaitu: (1) Memberikan Pelayanan Paripurna Yang bermutu
Prima Kepada Seluruh Lapisan Masyarakat ; (2) Membentuk RSUD Kota Batam
Sebagai Pusat Pelayanan Trauma Centre Serta Organisasi Pembelajaran dan
Rujukan Regional Sebagai Rumah Sakit Kelas B ; (3) Meningkatkan Komitmen,
Profesionalisme dan Produktivitas SDM RSUD Kota Batam, dan (4)
Mengembangkan Manajemen Pelayanan RSUD Kota Batam Berbasis TIK dan
Ramah Lingkungan.
Salah satu kegiatan yang harus dilakukan untuk mendukung visi dan misi
rumah sakit adalah melaksanakan Standar Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
(Fasility Management and Safety, FMS), termasuk di dalamnya tentang Manajemen
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan
dukungan fasilitas yang memadai berupa sarana, prasarana, peralatan, lingkungan,
SDM, proses yang efisien, serta dukungan keuangan. Pelaksanaan kegiatan ini juga
perlu mendapatkan perhatian sepenuhnya dari manajemen, seluruh staf rumah
sakit, dan pihak terkait lain yang berada di lingkungan rumah sakit. Pengelolaan B3
merupakan salah satu bidang FMS yang sangat penting yang selanjutnya akan
dibahas dalam program ini.
Berdasarkan pemantauan, sampai saat ini pelaksanaan manajemen B3 telah
dilakukan terus menerus berjalan dengan baik, meskipun belum benar-benar
sempurna. Namun dengan upaya dan komitmen yang tinggi dari seluruh jajaran
SDM rumah sakit maka diharapkan kualitas pengelolaan B3 tersebut mampu
menjamin keselamatan dan keamanan yang optimal bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung rumah sakit. Evaluasi program pengelolaan B3 dilaksanakan minimal
sekali dalam setahun.

II. LATAR BELAKANG


Menurut standar JCI untuk Manajemen Fasilitas dan Keselamatan atau
Facility Management and Safety, FMS, terdiri dari Kepemimpinan dan Perencanaan;
Keselamatan dan Keamanan; Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
Kewaspadaan Bencana; Kewaspadaan Kebakaran; Teknologi Medis; Sistem
Utilitas; Pendidikan Staf; dan Program Monitor Manajemen Fasilitas.
Pengelolaan bahan dan barang yang diketahui memiliki potensi bahaya bagi
manusia maupun lingkungan dilakukan untuk meminimalkan risiko bahaya maupun
cidera. Program yang dilaksanakan meliputi identifikasi, sosialisasi, edukasi, dan
prosedur untuk penggunaan yang aman, penyimpanan, penggunaan, dan
pembuangan limbah hasil kegiatan, serta manajemen apabila terpapar, dan
tumpahan bahan berbahaya. Proses juga mengevaluasi risiko yang dapat
mengancam pasien, keluarga, staf dan pengunjung rumah sakit.
Sesuai dengan program yang akan dibahas, maka dijelaskan di bawah ini
tentang Standar JCI Edisi 5 yang membahas tentang Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) sebagai berikut:

Standar MFK.5

Standar MFK.5.1
Rumah sakit menetapkan kebijakan dan prosedur untuk mengendalikan dan
membuang limbah bahan dan barang berbahaya

Maksud MFK.5 dan MFK.5.1


Rumah sakit menetapkan program pengendalian bahan dan barang berbahaya yang
memuat identifikasi dan pengawasan,bahan/barang berbahaya serta limbah
berbahaya di seluruh tempat di RS (periksa juga, PPI.7.2). The World Health

2
Organization (WHO) menetapkan bahan dan barang berbahaya serta limbah dengan
kategori sebagai berikut:
1. Limbah infeksius
2. Limbah patologi dan anatomi
3. Limbah kimia berbahaya
4. Limbah dengan kandungan logam berat tinggi
5. Kontainer tekanan tinggi
6. Benda tajam
7. Limbah sangat infeksius
8. Limbah genotoksik/ kriotoksik
9. Limbah radio aktif

PPI 7.2. berbunyi:


Rumah sakit menggunakan ketentuan WHO waktu mengadakan inventarisasi dari
bahan dan barang serta limbah berbahaya. Program limbah berbahaya mulai
dengan melakukan pemeriksaan di semua tempat di dalam rumah sakit untuk
mengetahui kemungkinan ada bahan dan barang serta limbah berbahaya disimpan.
Dokumentasi dari pemeriksaan ini memuat lokasi, jenis, jumlah, bahan dan barang
serta limbah berbahaya yang disimpan dan harus di periksa ulang tempat
menyimpan bahan dan barang serta limbah berbahaya yang berpindah tempat

Program bahan/ barang berbahaya memuat proses untuk:


1. Inventarisasi bahan dan barang serta limbah berbahaya tentang barangnya,
jumlah dan lokasi
2. Penanganan, penyimpanan, penggunaan bahan dan barang berbahaya
3. Menggunakan prosedur dan alat pelindung diri dengan tepat pada waktu
menangani, ada tumpahan dan waktu terpapar
4. Pelabelan dengan benar bahan dan barang serta limbah berbahaya dengan
benar
5. Membuat laporan dan pemeriksaan jika terjadi tumpahan, terpapar, kecelakaan
lain
6. Pembuangan limbah berbahaya dengan benar
7. Dokumentasi, termasuk perijinan, surat keterangan atau ketentuan peraturan
perundangan lain

3
Informasi tentang prosedur penanganan atau bekerja dengan bahan dan barang
berbahaya dengan aman harus segera tersedia setiap waktu termasuk informasi
tentang data fisik dari bahan dan barang berbahaya (titik didih, dan lain lain),
toksikitas, kemungkinan dampak terhadap kesehatan jika menggunakan bahan dan
barang berbahaya, identifikasi cara menyimpan dengan benar dan pembuangan
setelah di pakai, jenis alat pelindung diri yang harus di pakai, prosedur penanganan
jika terjadi tumpahan, jenis pertolongan pertama untuk setiap jenis paparan. Banyak
produsen memberikan informasi ini dalam bentuk Material Safety Data Sheets
(MSDS) (periksa juga, ASP.5.3; ASP.5.6; ASP.6.6; MPO.3; MPO.3.1)
 AP 5.3. berbunyi:
Laboratorium memiliki program keselamatan, didokumentasikan, dan
disesuaikan dengan program manajemen fasilitas dan program pengendalian
infeksi
 A P 5.6. berbunyi:
Reagen esensial dan keperluan pendukungnya disediakan secara teratur dan
dievaluasi untuk menjamin akurasi dan hasil presisi.
 AP 6.6. berbunyi:
Film X-ray dan kelengkapan lainnya disediakan secara teratur
 MPO (MMU) 3, berbunyi:
Obat-obatan disimpan secara aman sesuai standar
 MPO (MMU) 3.1. berbunyi:
Dilaksanakan proses penyimpanan produk obat-obatan dan nutrisi sesuai kriteria
dan pertimbangan khusus.

Elemen Terukur MFK.5


1. Rumah sakit menetapkan kebijakan dan prosedur untuk identifikasi jenis, lokasi,
jumlah bahan dan barang serta limbah berbahaya dan menyimpan daftar
inventarisnya di dalam rumah sakit
2. Program ditetapkan dan dilaksanakan tentang penanganan, penyimpanan,
penggunaan bahan dan barang serta limbah berbahaya
3. Program ditetapkan dan dilaksanakan tentang keharusan menggunakan alat
pelindung diri denga benar pada waktu memakai bahan dan barang serta limbah
berbahaya
4. Program ditetapkan dan dilaksanakan memberikan label dari bahan dan barang
serta limbah berbahaya dengan benar

4
5. Program ditetapkan dan dilaksanakan tentang persyaratan
dokumentasi,termasuk ijin,surat keterangan atau ketentuan peraturan
perundangan lain

Elemen Terukur MFK.5.1


1. Program ditetapkan dan dilaksanakan tentang mekanisme pelaporan dan
pemeriksaan dari tumpahan, paparan dan insiden lain
2. Program ditetapkan dan dilaksanakan tentang prosedur mengelola tumpahan
dan paparan, termasuk penggunaan alat pelindung diri dengan benar
3. Informasi tentang penanganan,prosedur penanganan tumpahan,prosedur
penanganan paparan diberikan terkini (up to date) dan tersedia setiap waktu
4. Program ditetapkan dan dilaksanakan tentang pembuangan limbah berbahaya
dalam tempat yang benar dan sesuai peraturan perundangan

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


Tujuan umum:
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang aman untuk mengurangi risiko
pada pasien, keluarga, staf dan pengunjung

Tujuan khusus :
Melakukan inventarisasi, penyimpanan, penggunaan, penanganan insiden, dan
pembuangan limbah B3 sesuai peraturan yang berlaku.

IV. RISK REGISTER PENGELOLAAN B3


Risk resiko pengelolaan B3 antara lain :
1. Terpapar asam dan basa kuat
2. Terpapar mercuri
3. Kebakaran Bahan beralkohol
4. Ledakan bahan berbahaya
5. Ledakan tabung bertekanan.
6. Terhirup bahan berbahaya
7. Terpapar Limbah B3
8. Tumpahan

5
Tabel 1. Risk Register

FREK/ MAMPU
DAMPAK
NO. RISK REGISTER TAHUN KELOLA JUMLAH GRADE
(1-5)
(1-5) (1-5)

1. Terpapar asam dan basa kuat 4 2 2 16 4


2. Terpapar mercuri 4 2 2 16 4
3. Kebakaran Bahan beralkohol 5 3 1 15 4
4. Ledakan bahan berbahaya 5 2 2 20 3
5. Ledakan tabung bertekanan 5 2 2 20 3
6. Terhirup bahan berbahaya 5 2 1 10 4
7. Terpapar Limbah B3 4 3 3 36 1
8. Tumpahan Bahan Berbahaya 3 3 4 24 2
9. Kebocoran Bahan Berbahaya 1 3 2 6 4

V. RUANG LINGKUP

1. Menentukan Kriteria Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dipergunakan


2. Menentukan limbah berbahaya yang dihasilkan
3. Mempersiapkan data Bahan dan Barang Berbahaya yang ada diidentifikasi
dalam Material Safety Data Sheets (MSDS) atau dokumen sejenis yang
disediakan oleh supplier atau parbrik
4. Respon efektif yang cepat dibutuhkan untuk setiap kejadian tumpahan,
kebocoran atau paparan bila terjadi
5. Proses yang digunakan untuk memilih, transportasi, penyimpanan, penggunaan
dan pembuang B3; juga proses untuk memilah, memisahkan, transportasi,
penyimpanan, membungkus dan membuang limbah berbahaya yang ditulis
lengkap pada SPO
6. Pengawasan Limbah B3

VI. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Menetapkan program kerja berdasarkan risk register
2. Tata laksana
3. Fasility tour
4. Pengisian cek list
5. Rapat/ pertemuan
6. Monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut

6
VII. PEMBIAYAAN
Pembiayaan seluruh kegiatan program pengelolaan B3 dibebankan pada RBA
RSUD Embung Fatimah

VIII. RENCANA KEGIATAN


Jadwal pelaksanaan kegiatan program keselamatan dan keamanan B3 disajikan
dalam tabel 1 di bawah ini.

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

JADWAL 2018
NO KEGIATAN PIC Jan- Apr- Juli- Okt-
Mar Juni Sep Des
1 Mengidentifikasi bahan dan Inst. Farmasi
barang yang digunakan Sub Bag Umum
/RT
2 Membuat risk register B3 Tim MFK
3 Monitoring penyimpanan B3 Kesling
4 Monitoring penggunaan B3 Kesling
5 Monitoring pengelolaan Kesling
limbah B3
6 Monitoring pengelolaan Kesling
limbah medis
7 Monitoring penggunaan APD Tim MFK
8 Monitoring ketersediaan spill Kesling
kit
9 Monitoring penggunaan Kesling
IPAL
10 Monitoring penggunaan Kesling
insenerator

11 Monitoring penggunaan alat Inst. Radiologi


radiasi
12 Monitoring dokumentasi Tim MFK
termasuk perizinan dan
ketentuan yang berlaku
13 Monitoring pelabelan B3 dan Kesling
rambu-rambu keselamatan
14 Evaluasi program Tim MFK

7
Tabel 3. Daftar Bahan/ Produk B3

NAMA JUML. LABEL


TEMPAT JUML. MAKS. TEMPAT
NO BAHAN/ RUMUS KIMIA MIN. DI (ADA/ KET
PENGGUNAAN DI GUDANG PENYIMPANAN
PRODUK GUDANG TIDAK)

1 Alcazyde Na2CO3 ISS 40 botol 10 lemari ada Beracun,


botol mudah
terbakar
2 Alcazyme CH2 (CH2 ISS, binatu 40 pack 10 lemari Beracun,
(HO)2 pack mudah
terbakar
3 Alcohol (70 C2H5OH Semua 500 botol 50 Lemari ada Mudah
%) instalasi botol tahan api terbakar
4 Alcohol (96%) C2H5OH Lab mikro, 5 liter 1 liter Lemari ada Mudah
Lab PK tahan api terbakar
5 Baterai/ H2SO4 Semua 5.000 15 Di rak kayu Ada Beracun
elektrolit seng ruangan (AC,
remote,
senter, alat
medis)
6 Braunoderm, C3H8O Pol 5 botol 1 botol Lemari ada Mudah
hemodialisa terbakar
7 Buffer CH2O Lab PA 10 botol 2 botol Lemari Ada Beracun
Formalin
8 Cairan Na CLO Laundry 2500 botol 10 Rak besi ada Beracun,
pemutih, botol korosif
Bayclean
9 CH KM p- Pol gigi 3 botol 1 botol Lemari ada Beracun
Chlorophenol
10 EA-50 Azure β – Lab PA 2 botol 1 botol lemari Ada Beracun
Modified eosin Y
11 Entellan C20H6O9N2Na Lab PA 8 boks 2 boks lemari Ada Mudah
2Br2 terbakar
12 Ethyline C2H40 ISS 2 tabung 1 Ruang Ada Mudah
Oxyde/ EO tabung dengan terbakar
sirklulasi
udara
13 Etanol C2H5OH Lab PA 10 1 botol Lemari Ada Mudah
Absolut terbakar
14 Etching Ca10(PO4)6(O Pol gigi 3 buah 1 buah lemari Ada Beracun
H)2
15 Eugenol C10H12O2 Pol gigi 2 botol 1 botol Lemari ada Beracun

16 Formalin 40% CH2O Forensik, lab 10 Liter 1 liter Ruang ada Beracun
PA dengan
Sirkulasi
udara

8
17 H2O2 3 % H2O2 3 % IGD , OK, 5 Liter 1 liter Lemari besi Ada Beracun
Poli THT
18 Helyzime, non CH3–(CH2)10– CSSD, ruang 20 botol 1 botol Lemari Ada Beracun
lonic 16–(O-C3H 6)1– OK,poli gigi
surfactant 25–OH

19 Meliseptol C3H8O IRNA, OK, 80 botol Lemari Ada Beracun,


spray IGD mudah
terbakar
20 Methanol CH3OH Lab PK 1 botol Lemari besi Ada Beracun,
mudah
terbakar
21 HDm H 2O 2 + Ruang 5 liter 1 liter Lemari Ada Beracun,
(cairan CH3COOH hemodialisa korosif
dialisat)
22 Sodalime NaOH + OK 40 galon 5 galon Lemari Ada Beracun
CaOh
23 Softaman C3H8O Semua 20 botol 2 botol Lemari Ada Mudah
ruangan terbakar
24 Stabimed C12H25O Semua 50 botol 5 botol Lemari Ada Mudah
(CH2CH2O)9 ruangan terbakar,
H korosif
25 Sunlight Cair NaCL,Soda Dapur gizi 1000 ltr 500 ltr Rak Besi Beracun
Ash

9
1
0
10
Tabel 4. Daftar Distribusi Bahan/ Produk B3

NO LOKASI PEMAKAIAN JENIS B3

1 Instalasi Rawat Jalan/ poliklinik 1. Alcohol 70 %


2. H2O2 3 %
3. Lifoscrub
4. Povidone Iodine
5. Softaman
6. Meliseptol
7. Eugenol
8. QC 20
9. Arseen
10. CH KM
11. Etching
12. Helizyme
13. Floor Kleen
14. Glass Kleen
15. Furniture polish
2 Instalasi Rawat Inap 1. Alcohol 70 %
2. Lifoscrub
3. Softaman
4. Povidon Iodine
5. Meliseptol
6. Floor Kleen
7. Glass Kleen
8. Furniture polish
3 Instalasi Laboratorium Patologi 1. Alkohol 70 %
Klinik 2. Softaman
3. KOH
4. Methanol
5. Floor Kleen
6. Glass Kleen
7. Furniture polish

11
4 Instalasi Laboratorium 1. Alkohol 70%
Mikrobiologi Klinik 2. Softaman
3. Floor Kleen
4. Glass Kleen
5. Furniture polish

5 Instalasi Laboratorium Patologi 1. Alkohol 70 %


Anatomi 2. Alkohol 96%
3. Buffer Formalin
4. Formalin 40%
5. H2O2 3%
6. Papanicolaou Solution 1a hematoxylin salotion
7. Entellan
8. Etanol Absolut
9. Xylenes
10. EA-50 Modified

6 Instalasi Bedah Sentral 1. Alkohol 70 %


2. Braunol
3. Lifoscrub
4. H2O2 3%
5. Softaman
6. Stabimed
7. Meliseptol
8. Buffer formalin
9. Sodalime
1. Floor Kleen
2. Glass Kleen
10. Furniture polish
11. Best floral

7 CSSD 3. Softaman
4. Stabimed
5. Lifoscrub
6. Helizyme
7. Alcazyme
8. Alcazyde
9. Hand soap
10. Floor Kleen
11. Glass Kleen
12. Furniture polish

12
8 Forensik 1. Formalin 40%
2. Best floral
3. Softaman
4. Floor Kleen
5. Glass Kleen

9 Laundry 1. Softaman
2. Fabric Softener (vien klen)
3. Eco Detergent Laundry (vien klen)
4. Bayclean
5. Oxco
6. Md Pine

10 IGD 1. Alcohol 70 %
2. H2O2 3%
8. Povidon iodine
9. Lifoscrub
10. Meliseptol
11. Softaman
12. Stabimed
13. Floor Kleen
14. Glass Kleen
15. Furniture polish

11 Rehabilitasi Medis 1. Alkohol 70 %


2. Lifoscrub
3. Meliseptol
4. Softaman
5. Floor Kleen
6. Glass Kleen
7. Furniture polish

13
12 Instalasi Farmasi 1. Alkohol 96 %
2. Alkohol 70%
3. Aseptan
4. Aseptic Gel
5. Braunol
6. Braunoderm
7. Buffer Formalin
8. Klorin 10%
9. Formalin 40 %
10. H2O2 3 %
10. Helizyme
12. Meliseptol Spray
13. Lifoscrub
14. Povidon iodine
15. HDM
16. Sodalime
17. Softaman
18. Stabimed

13 Instalasi Gizi 1. Sunlight Cair


2. Lifoscrub

14 Instalasi Radiologi 1. Alcohol 70 %


2. Povidon iodine
3. Softaman

15 Unit Hemodialisa 1. Alkohol 70 %


2. Softaman
3. Lifoscrub
4. Helizyme
5. Braunoderm
6. HDM (cairan dialisat)

14
15
Tabel 5. Daftar Limbah B3

NO JENIS LIMBAH RUANGAN


1 Limbah infeksius  Semua ruangan pelayanan
 TPS Limbah medis
 Insenerator
 IPAL

2 Limbah patologi dan anatomi  Lab Patologi Anatomi


 TPS Limbah medis
 Insenerator
3 Limbah kimia berbahaya  Lab Patologi klinik
 Lab PA
 Lab Mikrobiologi

4 Limbah dengan kandungan  Tumpahan mercury di seluruh ruang pelayanan


logam berat tinggi (bila terjadi)

5 Limbah benda tajam  Seluruh ruang pelayanan medis dan penunjang


 Gizi,
 CSSD
 Laundry
 workshop
 ruangan lain
6 Limbah genotoksik/kriotoksik  Ruang Kemoterapi
 IPAL

7 Limbah radioaktif Tidak ada

16
Tabel 6. Daftar Kontainer Bertekanan Tinggi

NO NAMA RUANGAN NAMA BARANG BERBAHAYA


1 IGD Tabung O2 silinder
2 ICU Tabung O2 silinder
3 IBS Tabung O2 silinder
Tabung N2O silinder
4 IRNA Tabung O2 silinder

5 LAUNDRY Tabung gas epiji 50 kg


6 DAPUR GIZI Tabung gas elpiji 50 kg
7 CSSD Autoclave sterilizer 1
Autoclave sterilizer 2
8 Gudang Farmasi Bahan-bahan B3 medis
9 Gudang umum/ non medis Bahan-bahan B3 pembersih
10 Gudang Cleaning Service Bahan-bahan B3 pembersih

IX. PENATALAKSANAAN

1. Pengadaan, Penyimpanan, dan Distribusi


a. Pengadaan dilakukan berdasarkan kebutuhan akan B3 di unit pelayanan sesuai
dengan ketentuan RS
b. Penyimpanan di gudang:
 Bahan mudah terbakar seperti alcohol , ditempatkan pada area yg jauh dari
panas
 Bahan kimia ditempatkan di gudang medis di lemari B3
 Bahan-bahan berbahaya yang tidak memiliki resiko terbakar ditempatkan di
lemari penyimpanan biasa
c. Distribusi-transportasi:bahan berbahaya (radiologi dan lab) diambil dari gudang
rumah sakit untuk dibawa ke unit pelayanan menggunakan troly dengan kemasan
asli dari produsen.
d. Penyimpanan di unit pelayanan: ruang perawatan menyimpan bahan yang
dipakai sesuai dengan kebutuhan dalam 1 minggu, yang disimpan di lemari
penyimpanan bahan berbahaya di gudang ruangan. Jumlah bahan yang disimpan
hanya untuk memenuhi kebutuhan 1 minggu.
e. Penggunaan dan penanganan bila terkena B3 pada tubuh: semua B3 digunakan
sesuai dengan MSDS
f. Penatalaksanaan tumpahan dengan peralatan dan prosedur perlindungan yang
sesuai:
17
 Tumpahan cairan tubuh pasien: Staf menggunakan sarung tangan, tissue/
koran untuk mengambil tumpahan, disemprotkan desinfektan lalu di lap.
 Tumpahan mercuri dengan menggunakan spill kit mercuri: sarung tangan,
masker, gaun dan topi; spuit 10 cc, serbuk belerang, spon, kuas, zip lock.
 Tumpahan citotocic dengan menggunakan: sarung tangan , masker N95, gaun,
topi, google, sepatu boot; cairan deterjen; lap absorband

18
2. Pembuangan limbah berbahaya
 Limbah citotocic: ampul, vial, spuit obat kemoterapi ditempatkan pada kantong
plastic ungu, dihancurkan ke incinerator dengan suhu 1200° C
 Limbah Radioactif: tidak ada
 Limbah farmasi: dibuang ke saluran IPAL untuk limbah cair dan ke incinerator
untuk limbah padat yang dibungkus dengan kantong plastik warna coklat
 Limbah Infeksius dan benda tajam: dibungkus dengan kantong plastik kuning
dibuang ke incinerator, sedangkan benda tajam dikumpulkan dalam container dan
langsung dihancukan ke incenerator selanjutnya dibuang ke tempat
pembuangan B3 atau ke landfill setelah residunya aman
 Limbah kimia: seperti gula, asam amino, garam tertentu dibuang ke saluran IPAL,
limbah kimia cair dari ruangan radiologi ditampung dalam jirigen tertutup yang
selanjutnya dikirim ke rekanan terkait untuk pemusnahannya.
 Limbah merkuri: tidak boleh dibakar dan tidak boleh dibuang ke landfill. Limbah ini
dibungkus dengan kantong plastic warna ungu dikirim ke institusi yang
bertanggungjawab untuk dikirim ke pengolahan yang ditentukan Negara

Transportasi Pembuangan Limbah

Berkaitan dengan jalur transportasi rutin pembuangan limbah yang sama dengan
jalur lalu lintas staf, pengunjung dan juga alat/ bahan bersih maka ditentukan jadwal
untuk waktu pembuangan limbah yang meminimalkan kontak dengan hal diatas yaitu
sehari untuk waktu siang dan malam, yaitu pukul12.00 WIB dan 18.00 – 21.00 WIB.
Limbah infeksious dari ruangan menular dibungkus double dengan plastic berwarna
kuning bila berasal dari ruangan infectious pada saat transport ke tempat
pembuangan akhir di rumah sakit. Sampah medis diangkut dengan tong sampah
beroda menuju penampungan di area incinerator. Sampah yang telah terkumpul max
dg volume 2/3 dari plastic penampung paling dan paling lama tersimpan selama 1 x
24 jam, diikat dan dibawa ke penampungan akhir sampah di RS. Untuk limbah cair
dari CSSD, Gizi, Kamar operasi, Laboratorium, dan unit pelayanan pasien masuk ke
saluran IPAL Rumah sakit.

19
3. Tumpahan dan Kebocoran
Tumpahan dan kebocoran dalam jumlah besar membutuhkan
penanganan darurat (mengacu pada penatalaksanaan kedaruratan/ penanganan
bencana)

4 Pewadahan Limbah Padat


Pewadahan/ Warna kantung plastik limbah padat

Tabel 7. Kode Warna Pada Pewadahan Limbah

WARNA KONTAINER/
NO KATEGORI KETERANGAN
KANTONG PLASTIK
1 Radioaktif Merah (tidak ada) Kantong box timbal dengan
simbol radioaktif
2 Sangat infeksius dari Kuning kantong plastik double
ruang menular
3 Infeksius, patologi dan Kuning kantong plastic double
anatomi
4 Sitotoksis Ungu Kantong plastik double

Penatalaksanaan Tumpahan:
Penatalaksanaan tumpahan dengan peralatan dan prosedur perlindungan yang
sesuai :
 Tumpahan cairan tubuh pasien: Staf menggunakan sarung tangan, tissue/
koran untuk mengambil tumpahan, disemprotkan desinfektan lalu di lap.
 Tumpahan mercuri dengan menggunakan spill kit mercuri: sarung tangan,
masker, gaun dan topi; spuit 10 cc, serbuk belerang, spon, kuas, zip lock.
 Tumpahan citotocic dengan menggunakan: sarung tangan , masker N95, gaun,
topi, google, sepatu boot, cairan deterjen, lap absorband

20
PENANGGULANGAN TERHADAP KONTAMINASI B3
Prosedur :
1. Alkohol :
Jika tertelan, segera berikan minum kopi tubruk atau emetic dengan mustard 1
sendok makan dicampur air dan garam dapur
2. Fenol :
Jika tertelan, sebera minum susu, lakukan bilas lambung dengan menggunakan
oleum olivarum
3. H2O2 dan Formalin :
Pada bagian tubuh yang terkena segera cuci dan bilas dengan air mengalir
4. N2O :
Segera bersihkan tubuh korban, berikan oksigen dan prednisone dosis tinggi
5. Asam dan Basa kuat, seperti : HCL, H2SO4, dann NaOH
Jika tertelan, berikan minum susu , apabila bahan terminum dalam konsentrasi
pekat tidak boleh dilakukan bilas lambung
6. Bila pertolongan pertama belum tuntas segera kirim ke IGD untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut

PENGELOLAAN B3

Prosedur :
1. Bahan berbahaya, ( Alkohol, Fenol, H2O2, Formalin, dan semua jenis basa
dan basa berat ditempatkan dan disimpan dengan baik dan aman sesuai
dengan peruntukannya dan dikelompokkan sesuai dengan MSDS
2. Bahan berbahaya diberikan label nama, tanda bahaya atau peringatan
berbahaya
3. Pastikan tersimpan dalam keadan aman

PENGELOLAAN SAMPAH BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)


Prosedur :
1. Ditampung dalam wadah khusus dan diberi label dan tanda berbahaya
2. Ditempatkan pada TPS limbah medis (area insenerator)
3. Dibuang dengan dan ditangani sesuai dengan MSDS bahan tersebut

21
PENGADAAN JASA, BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)

Prosedur :
1. Setiap jenis bahan berbahaya dan beracun (B3) yang akan diadakan adalah
yang sudah terdaftar pada Direktorat Jendral Pengawasa Obat dan Makanan
Kementrian Kesehatan RI. Oleh distributor, importer atau Produsen dengan bukti
pendaftaran.
2. Bahan berbahaya dan beracun (B3) yang diadakan harus sudah diberi wadah,
dikemas dengan baik dan aman
3. Pada wadah atau kemasan harus dicantumkan penandan yang meliputi : nama
sediaan atau nama dagang, nama bahan aktif, isi berat netto, kalimat
peringatan, tanda dan symbol berbahaya.
4. Penandaan pada wadah atau kemasan harus jelas dan mudah dibaca, tidak
mudah luntur oleh sinar maupun cuaca
5. Pihak penyedia bahan berbahaya dan beracun harus membuat Material Safety
Data Sheet (MSDS) yaitu berupa berupa mlembar data pengaman yang
membuat informasi dari pabrik tentang sifat khusus (fisika maupun kimia) dari
bahan, cara penyimpanan, resiko dan cara penanggulangan bila terjadi
kontaminasi.

PENYIMPANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)

Prosedur :
1. Bahan beracun dan berbahaya diterima harus disertai MSDS
2. Penyimpanan bahan beracun dan berbahaya dikelompokkan sesuai potensi
bahaya sendiri yang tercantum pada MSDS
3. Pada sisi luar pintu penyimpanan dipasangi label yang berisi :
a. Nama bahan
b. Tanda bahaya
c. Tanda peringatan (symbol bahaya)
d. Bobot dan volume bahan
4. Adakan supervisi untuk pengawasan bahan beracun dan berbahaya yang
tersimpan dan pastikan dalam keadaan aman

22
PENANGANAN TUMPAHAN MERCURI

Prosedur :
1. Ambil kit untuk penanganan tumpahan merkuri yang berisi perlengkapan
seperti:
a. 4-5 pcs plastic
b. Kantong plastic sampah tebal warna ungu (citotoksik)
c. Sarung tangan latex
d. Masker
e. Spuite besar tanpa jarum
f. Senter
g. Bubuk belerang
h. Spidol untuk menulis /labeling
i. Wadah kecil dengan penutup untuk wadah merkuri
j. Spon karet
k. Paper towel
l. Tissue gulung
2. Pakailah APD seperti : sarung tangan, hand scund, dan masker
Lepaskan segala jenis perhiasan dari tangan maupun pergelangan tangan agar
merkuri tidak berikatan dengan logam mulia dengan langkah-langkah sbb :
a. Ganti pakaian dan sepatu dengan bahan yang mudah dibuang apabila terjadi
paparan atau kontaminasi
b. Isolasi area yang terkontaminasi Mercuri dan matikan sistem ventilasi dalam
ruangan untuk menghidari penyebaran merkuri
3. Ambillah secara hati-hati jika terdapat pecahan kaca atau benda tajam pada
tumpahan tersebut
4. Tempatkan semua pecahan tersebut pada lembaran Tissue Gulung, kemudian
lipat dan masukkan kedalam plastic zip lock, amankan dengan diberi label
5. Gunakan alat pembersih spons karet untuk mengumpulkan merkuri, sapukan
dengan gerakan searah perlahan-lahan agar merkuri tidak menyebar, kemudian
ambil lampu senter dan carilah tumpahan merkuri di tempat atau sudut yang
agak gelap dan mungkin menempel di permukaan lainnya
6. Gunakan sedotan/ spuite tanpa jarum untuk mengangkat tumpahan merkuri dari
permukaan yang terkontaminasi, tempatkan pada paper towel (tissue gulung )
basah secara hati-hati, masukkan kedalam plastic zip lock dan masukkan
kedalam tempat khusus yang bertutup serta diberi label.

23
Setelah menyingkirkan tumpahan merkuri yang lebih besar, gunakan bubuk
belerang untuk menyerap merkuri
7. Tempatkan semua perlengkapan pembersih tersebut termasuk sarung tangan
kedalam kantong plastik
8. Masukan semua barang-barang dalam wadah plastic zip lock kedalam kantong
plastic sampah berwarna ungu dan amankan serta diberi label “Awas Berbahaya
Merkuri”
9. Semua sampah tersebut dimasukkan kedalam satu wadah untuk disimpan pada
tempat khusus yang aman dengan ventilasi yang baik

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT INFEKSIUS


Prosedur :
1. Lakukan kebersihan tangan sesuai SPO.
2. Gunakan APD yang sesuai (sarung tangan dan masker) oleh petugas yang
berhubungan dengan limbah medis padat infeksius.
3. Siapkan 3 (tiga) buah tempat sampah yang ada injakan
4. Siapkan kantong plastik sampah kuning, yang sudah diberi tulisan ‘’nama
ruangan” dengan tulisan spidol hitam permanen. Contoh : OK IBS, triage, dan
seterusnya.
5. Lapisi ketiga tempat sampah yang sudah disiapkan oleh inventaris, melalui cs,
dengan memisahkan sebagai berikut :
Limbah medis padat infeksius untuk botol infus plastik, yang cairannya sudah
dibuang oleh petugas yang melakukan penggantian botol infus pasien.
Limbah medis padat untuk botol infus kaca dan botol obat ( vial )
Limbah medis padat lainnya seperti APD habis pakai, kotak/;kertas
pembungkus alat dan alat kesehatan, pembalut luka, kantong drain, kantong
urine yang isinya sudah dibuang dispoelhock/toilet yang limbahnya tersalur ke
IPAL
6. Setelah kantong plastik sampah terisi 2/3 bagian, angkat dan ikat kantong plastik
sampah dan segera ganti kantong sampah dengan yang baru, sementara
kantong sampah yang sudah terikat bisa ditaruh /dikumpulkan di spoelhock
dalam troly kuning tertutup (troly transportasi) sebelum dikirim ke incinerator.
7. Setelah tempat sampah/troly kuning di spoelhock terisi 2/3 sampah segera ganti
tempat sampah atau dikirim ke TPS limbah medis padat yang berada di area
incinerator dengan jadwal pengangkutan limbah medis padat :

24
a. Rawat jalan : pukul 12.00 WIB
b. Rawat inap : pukul 10-12.30 WIB dan pukul 18.00-21.00 WIB
Kecuali untuk ruang yang memiliki produksi limbah medis padat berlebih dengan
luas spoelhock terbatas dijinkan untuk membuang limbah tanpa mengikuti
jadwal, dengan melapor serta mengambil dan menaruh kembali kunci di satpam
terutama untuk malam hari (luar jam kerja)
8. Timbang limbah medis padat , sebelum dimasukkan ke TPS, disaksikan dan
diparaf oleh petugas incenerator, kemudian catat pada buku catatan limbah
medis yang berisi :
a. Hari/tanggal kegiatan (setiap hari)
b. Ruang pengirim sampah
c. Volume sampah (Kg)
d. Nama dan paraf petugas ruangan
e. Nama dan paraf petugas incenerator
9. Masukkan limbah medis padat ke TPS, sebelum dilakukan pemusnahan/
pembakaran di ruang incinerator
10. Cuci tempat sampah yang sudah kosong dengan larutan detergent yang
tersedia, selanjutnya dekontaminasi dengan larutan chlorine 0,5% dan
keringkan dengan cara mengelapnya
11. Lepaskan APD (masker dan sarung tangan sekali pakai) atau cuci sarung
tangan rumah tangga dengan detergent, kemudian mencelupkan ke larutan
chlorine 0,5 %
12. Lakukan kembali kebersihan tangan.
13. Kembalikan trolly kuning ketempat semula (Spoelhock) dalam keadaan siap
pakai.

PENGELOLAAN LIMBAH SITOTOKSIS

Prosedur:
1. Lakukan kebersihan tangan sesuai SPO
2. Gunakan APD (masker dan sarung tangan) saat menangani limbah sitotoksis.
3. Siapkan kantong sampah plastik berwarna ungu, oleh petugas ruangan dengan
mengisi label / tulisan “limbah sitotoksis’’ jika kantong sampah ungu belum
berisi symbol sitotoksis.

25
4. Petugas ruangan penghasil limbah sitotoksis membuang limbah sitotoksis ke
dalam container/kantong plastik kuat dan anti bocor yang berwarna ungu
yangbsudah berlabel..
5. Kantong plastik yang sudah terisi 2/3 bagian, segera diangkat dan diikat,
kemudian simpan dispolhock dalam tempat sampah/troly sampah berwarna
kuning dan tertutup.
6. Tempat sampah / troly kuning tertutup yang sudah terisi 2/3 bagian sampah
segera ganti dengan troly kuning lainnya atau kirim ke TPS limbah medis
dengan troly warna kuning tertutup dan beroda tersebut, dengan jadwal
pengangkutan:

7. Rawat jalan : pukul 12.00 WIB


8. Rawat inap : pukul 10-12.30 WIB dan pukul 18.00-21.00 WIB
9. Timbang limbah sitotoksis sebelum dimasukkan ke TPS limbah medis,
kemudian catat pada buku catatan limbah medis yang berisi :
a. Hari/tanggal kegiatan (setiap hari)
b. Ruang pengirim limbah
c. Volume limbah (Kg)
d. Nama dan paraf petugas ruangan
e. Nama dan paraf petugas incenerator
10. Taruh limbah sitotoksis di TPS limbah medis setelah melakukan penimbangan,
sebelum dilakukan pemusnahan/pembakaran oleh petugas incinerator
11. Cuci troly kuning/ tempat sampah dengan desinfektan kemudian lakukan
dekontaminasi dengan chlorine 0,5% dan keringkan dengan cara
meniriskan/mengelapnya
12. Lepaskan APD atau cuci sarung tangan RT dan dekontaminasi dengan
chlorine 0,5%
13. Lakukan kebersihan tangan
14. Bawa kembali tempat sampah ke ruangan tempat dinas, dan menaruh dalam
keadaan kering dan bersih ketempat penyimpanan/spoelhock.
15. Petugas melakukan kebersihan tangan sesuai SPO

26
5. Organisasi Dan Kewenangan

TIM PERENCANA: KUALIFIKASI:


- User/ Instalasi - Pendidikan Min. S1
PERENCANAAN - KABAG Terkait - Memahami Perencanaan
- Pemegang Gudang Barang dan Jasa
medis dan non medis - Memahami B3

Tim Pengadaan: KUALIFIKASI:


PENGADAAN - PPK - Pendidikan Min. S1
- Kabag Penunjang - Mengikuti Pelatihan
- ULP Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah

PEMEGANG GUDANG KUALIFIKASI:


 MEDIS - Pendidikan Min. S1
PENYIMPANAN
 NON MEDIS - Mengikuti Pelatihan terkait
dengan Pergudangan.
- Sertifikasi Pengelolaan B3

Kesling

KUALIFIKASI:
- Pendidikan Min. D3
PENGAWASAN - Mengikuti Pelatihan terkait
dengan Pengelolaan B3.

PEMEGANG
INVENTARIS
RUANGAN

27
6. PENGAWASAN B3
Dibawah ini adalah tabel yang memuat langkah – langkah kegiatan yang diperlukan
untuk melaksanakan program pengawasan dan pengelolaan B3 selama satu tahun.

Tabel 8, Pengawasan

BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Membuat perencanaan
kerja
2. Membentuk tim kerja
3. Menyiapkan anggaran
4. Membuat jadwal
pelaksanaan program
5. Melaksanakan inspeksi
sanitasi
6. Melaksanakan
monitoring secara rutin
7. Melakasanakan facility
tour
8. Menindaklanjuti
permasalahan
9. Laporan bulanan
10. Laporan triwulan
11. Evaluasi program Bulan Januari tahun berikutnya
tahunan

7. Koordinasi Dan Kewenangan


1. Direktur melalui wakil direktur pelayanan dan penunjang menerima laporan dari
Ka Bag Penunjang dengan berkoordinasi dengan Kesling dan tim K3RS
mengenai pelaksanaan program pengendalian B3 dan limbah berbahaya, yang
selanjutnya memberikan dukungan untuk memfasilitasi kelanjutan program dari
segi pembiayaan maupun kebijakan
2. Staf yang bertanggungjawab terhadap penggunaan B3 dan limbah berbahaya ini
bertanggungjawab untuk untuk menggunakan dan pengelolanya dengan aman
sesuai SPO
3. Setiap triwulan akan dilaporkan Pengelolaan B3 di RSUD Embung Fatimah
oleh tim K3RS

28
8. Program Pendidikan
1. Setiap pegawai baru di berikan informasi tentang penatalaksanaan B3 dan limbah
berbahaya
2. Staf terkait diinformasikan sedikitnya 2 tahun sekali program penatalaksanaan B3
dan limbah berbahaya dan melakukan review terhadap penggunaan MSDS
3. Staf yang terlibat mendapatkan pelatihan untuk pengelolaan B3 dan limbah
berbahaya.

Tabel 9, Pendidikan dan pelatihan

No Nama Pelatihan Sasaran Periode Ket

1 Pengelolaan B3 Pengelola B3 1 tahun sekali Baru

2 Pengelola B3 Pengelola B3 1 tahun sekali Penyegaran

3 Penatalaksanaan B3 Karyawan Baru 1 tahun sekali Khusus


karyawan baru

4 Penatalaksanaan B3 Karyawan yang 2 tahun sekali Penyegaran


sudah bertugas materi B3

5 Pengelolaan Limbah B3 Karyawan yang Setiap 6 bulan Penyegaran


terkait langsung materi B3
dengan B3

29

Anda mungkin juga menyukai