Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KONTAMINASI BAKTERI

KOLIFORM DAN ESHERICHIA COLI


PADA AIR MINUM SERTA
DAMPAKNYA TERHADAP
KESEHATAN : REVIEW

 ENDANG SRI LESTARI


PENDAHULUAN
 Tubuh manusia “berat normal” terdiri dari
60–70% air.
 Laporan UNICEF Indonesia tahun 2015,
bahwa setiap tahun sekitar 150.000 anak usia
< 5 tahun meninggal di Indonesia yang
disebabkan oleh penyakit diare dan
pneumonia. Sekitar 88 persen kematian yang
disebabkan oleh diare terkait dengan
penyediaan air, sanitasi dan kebersihan yang
tidak sehat . Sekitar 1 dari 8 rumah tangga di
Indonesia tidak memiliki akses ke sumber air
minum yang aman.
Badan Pusat Statistik (BPS)
Pada 2017 akses sumber air minum yang
layak sebesar 72,04 %. Mayoritas sumber air
minum masyarakat secara nasional
diperoleh dari air dalam kemasan, sumur
terlindung, dan air tanah dengan memakai
pompa.
Sumur terlindung yang layak pada tahun
2013 menjadi 22,58 persen
PMK No.492 /MENKES/PER/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum
Hasil penelitian pada Depot Air
Minum isi ulang
Kota Kupang, 2015,
ditemukan (51%), tercemar
E. coli 33,33%, dan tercemar
total koliform 51%.
Kota Manado,2014, Semua
sampel mengandung bakteri
Coliform dan 77,77%
mengandung bakteri E.Coli.
Kota Makasar, 2017, sebesar
60 % mengandung koliform
dan 20 % E. Coli
HASIL DAN PEMBAHASAN
KOLIFORM bakteri gram-negatif, aerobik dan fakultatif anaerobik,
berbentuk batang yang memfermentasi laktosa untuk menghasilkan
asam. Mereka menghasilkan b-galactosidase dalam waktu 48 jam pada
35 ºC.
Bakteri koliform terdiri dari 2 golongan yakni
1.koliform non fecal dan
Bakteri coliform non fecal secara umum berada di lingkungan (tanah
atau vegetasi) dan umumnya tidak berbahaya dan tidak menyebabkan
penyakit. Namun, kehadiran koliform dalam air minum menunjukkan
bahwa organisme penyebab penyakit (patogen) dapat berada di sistem
air.
2. koliform fecal
Bakteri koliform fecal adalah golongan E.Coli
KARAKTERISTIK
ESCHERIA. COLI
Bakteri yang ditemukan pada tahun 1885 oleh Theodor
Escherich dan diberi nama sesuai dengan nama penemunya.
Gram-negatif, anaerob fakultatif dan non-sporulating, sel
biasanya berbentuk batang, dan berukuran sekitar 2,0
mikrometer (μm) dan 0,25 - 1,0 μm, dengan volume sel
0,6 - 0,7 μm. Aliran yang memiliki flagella bersifat motil,
flagella memiliki pengaturan peritrichous.
E. coli tidak dapat dibunuh dengan pendinginan maupun
pembekuan, Bakteri ini hanya bisa dibunuh oleh
antiobiotik, sinau Ultraviolet (UV), atau suhu tinggi >1000
C. Suhu tinggi akan merusak protein dalam sel dan
membuatnya tidak dapat hidup kembali.
Enam pathotype E. Coli
Pathotype yang mampu menghasilkan penyakit gastrointestinal
pada manusia adalah
1.E. coli enteropatogen (EPEC),
2.Enterotoxigenic E. coli (ETEC),
3.Enteroaggregative E. coli (EAEC),
4. E. coli enteroinvasive (EIEC),
5.E. coli enterohemorrhagic (EHEC).
6. E. coli verotoksigenik (VTEC)

E. Coli

EPEC ETEC EAEC EIEC EHEC EAHEC


EHEC
TRANSMISI

EHEC dan EAHEC ditularkan oleh fecal-oral


rute.
EHEC dapat menyebar antar hewan melalui
kontak langsung atau melalui palung air, pakan
bersama, padang rumput yang terkontaminasi
atau sumber lingkungan lain.
Infeksi EHEC O157: H7 dengan menelan
makanan dan air yang terkontaminasi, atau
selama kontak dengan hewan,kotoran , feces
dan tanah yang terkontaminasi.
DIAGRAM F
METODE ANALISA BAKTERI
1. . MPN ( Multiple Plate Number )
2. CFU ( Colony Forming Unit )
DAMPAK TERHADAP KESEHATAN

Strains of E. coli Modes of Transmission Disease

ETEC causes diarrhea without fever. It is common in infants and is


Enterotoxigenic (ETEC) Food or water ingestion
often the cause of travelers’ diarrhea

Food or water ingestion, EPEC causes watery, as Shiga toxin-producing E. coli, sometimes
Enteropathogenic
direct and bloody diarrhea. It is a common cause of infantile diarrhea in
(EPEC)
indirect human contact underdeveloped countries.

EHEC strains cause bloody diarrhea and can sometimes damage the
Food/ingestion, direct or
Enterohemorragic kidneys and progress to the potentially fatal hemolytic uremic
indirect
(EHEC) syndrome (HUS). EHEC has caused many large food-borne outbreaks
human contact
worldwide; O157:H7 , produced shiga toxin, is the best known strain.

Enteroinvasive EIEC causes watery, dysentery like diarrhea. Fever is another com
Food and water ingestion
(EIEC) mon
Enteroaggregative E. coli EAEC causes watery, dysentery like diarrhea. Fever is another com
Food and water ingestion
(EAEC) mon
Sindrom uremik-hemolitik SHU
adalah suatu penyakit yang dicirikan oleh
anemia hemolitik, gagal ginjal akut (uremia)
dan menurunnya jumlah keping darah
(trombositopenia). Penyakit ini terutama
dijumpai pada anak-anak
DISINFEKSI
a. 1% natrium hipoklorit,
b. etanol 70%,
c. fenol atau desinfektan berbasis iodin,
d. glutaraldehida dan formaldehida.
e. Ultraviolet
f. Ozonisasi

INAKTIVASI
Organisme ini juga dapat diinaktivasi oleh panas lembab
(121 ° C [250 ° F] setidaknya selama 15 menit) atau panas
kering (160-170 ° C [320-338 ° F] selama setidaknya 1 jam
Coliform feses, seperti bakteri lain, biasanya dapat dibunuh
dengan air mendidih atau dengan mengolahnya dengan
klorin secara menyeluruh dengan sabun setelah kontak
dengan air yang terkontaminasi juga dapat membantu
mencegah infeksi
KESIMPULAN
 Disimpulkan bahwa bakteri pathogen Escherichia
coli menyebabkan penyakit gastrointestinal yaitu
diare berair, diare berdarah dan Haemolitik
Uraemic Sindrom (HUS) yang berisiko keparahan
dan kematian terutama pada anak-anak dan usia
lanjut . Upaya mencegah kontaminasi bakteri E.
Coli dan Koliform dilakukan melalui berperilaku
hygienis dengan perawatan kebersihan pribadi,
mencuci tangan dengan sabun dan dan
penyediaan air minum yang sehat atau dengan
merebus air terlebih dahulu

Anda mungkin juga menyukai