ASUHAN KEPERAWATAN
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Keperawatan Dasar
Yang dibina oleh Ibu Kasiati, S.Kep., Ns., M.Kep
Oleh
Sonia Nabila
(P17220194050)
A. PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan feses berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 3 kali sehari.
Diare dibagi dalam diare akut dan diare kronis Diare akut adalah diare yang onset
gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare
yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi.
Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan
Virus, Bakteri, dan Parasit.
Diare dibagi menjadi tiga kelompok. Baik diare akut maupun diare kronis. Yaitu diare
osmotic, diare sekretotori, dan diare eksudatif. Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang
tidak dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma
sehingga terjadi diare(Zein 2004). Jika seseorang meminum cairan dengan kandungan
gula/garam yang berlebihan, ini akan menyebabkan osmolasitas karena dapat menarik air
dari tubuh ke dalam usus dan akan menyebabkan diare, yang disebut diare osmotic.
B. ETIOLOGI
Etiologi diare akut dapat disebbabkan oleh infeksi, intoksikasi, alergi, reaksi obat
obatan, dan factor psikis
1. Virus
Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70 – 80%). Beberapa
jenis virus penyebab diare akut :
Rotavirus serotype 1,2,8,dan 9 : pada manusia. Serotype 3 dan 4
didapati pada hewan dan manusia. Dan serotype 5,6, dan 7 didapati
hanya pada hewan. ̇
Norwalk virus : terdapat pada semua usia, umumnya akibat food borne
atau water borne transmisi, dan dapat juga terjadi penularan person to
person. ̇
Astrovirus, didapati pada anak dan dewasa ̇
Adenovirus (type 40, 41) ̇
Small bowel structured virus ̇
Cytomegalovirus
2. Bakteri
Enterotoxigenic E.coli (ETEC). Mempunyai 2 faktor virulensi yang
penting yaitu faktor kolonisasi yang menyebabkan bakteri ini melekat
pada enterosit pada usus halus dan enterotoksin (heat labile (HL) dan
heat stabile (ST) yang menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit yang
menghasilkan watery diarrhea. ETEC tidak menyebabkan kerusakan
brush border atau menginvasi mukosa.
Enterophatogenic E.coli (EPEC). Mekanisme terjadinya diare belum
jelas. Didapatinya proses perlekatan EPEC ke epitel usus menyebabkan
kerusakan dari membrane mikro vili yang akan mengganggu
permukaan absorbsi dan aktifitas disakaridase.
Enteroaggregative E.coli (EAggEC). Bakteri ini melekat kuat pada
mukosa usus halus dan menyebabkan perubahan morfologi yang khas.
Bagaimana mekanisme timbulnya diare masih belum jelas, tetapi
sitotoksin mungkin memegang peranan.
Enteroinvasive E.coli (EIEC). Secara serologi dan biokimia mirip
dengan Shigella. Seperti Shigella, EIEC melakukan penetrasi dan
multiplikasi didalam sel epitel kolon.
Enterohemorrhagic E.coli (EHEC). EHEC memproduksi verocytotoxin
(VT) 1 dan 2 yang disebut juga Shiga-like toxin yang menimbulkan
edema dan perdarahan diffuse di kolon. Pada anak sering berlanjut
menjadi hemolytic-uremic syndrome.
Shigella spp. Shigella menginvasi dan multiplikasi didalam sel epitel
kolon, menyebabkan kematian sel mukosa dan timbulnya ulkus.
Shigella jarang masuk kedalam alian darah. Faktor virulensi termasuk :
smooth lipopolysaccharide cell-wall antigen yang mempunyai aktifitas
endotoksin serta membantu proses invasi dan toksin (Shiga toxin dan
Shiga-like toxin) yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik dan mungkin
menimbulkan watery diarrhea
Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni). Manusia terinfeksi melalui
kontak langsung dengan hewan (unggas, anjing, kucing, domba dan
babi) atau dengan feses hewan melalui makanan yang terkontaminasi
seperti daging ayam dan air. Kadangkadang infeksi dapat menyebar
melalui kontak langsung person to person. C.jejuni mungkin
menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus dan usus
besar.Ada 2 tipe toksin yang dihasilkan, yaitu cytotoxin dan heat-labile
enterotoxin. Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses
ulcerative colitis. ̇
Vibrio cholerae 01 dan V.choleare 0139. Air atau makanan yang
terkontaminasi oleh bakteri ini akan menularkan kolera. Penularan
melalui person to person jarang terjadi. V.cholerae melekat dan
berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan
enterotoksin yang menyebabkan diare. Toksin kolera ini sangat mirip
dengan heatlabile toxin (LT) dari ETEC. Penemuan terakhir adanya
enterotoksin yang lain yang mempunyai karakteristik tersendiri, seperti
accessory cholera enterotoxin (ACE) dan zonular occludens toxin
(ZOT). Kedua toksin ini menyebabkan sekresi cairan kedalam lumen
usus.
Salmonella (non thypoid). Salmonella dapat menginvasi sel epitel usus.
Enterotoksin yang dihasilkan menyebabkan diare. Bila terjadi
kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus, akan terjadi bloody
diarrhea
3. Protozoa
Giardia lamblia. Parasit ini menginfeksi usus halus. Mekanisme
patogensis masih belum jelas, tapi dipercayai mempengaruhi absorbsi
dan metabolisme asam empedu. Transmisi melalui fecal-oral route.
Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh umur, status
nutrisi,endemisitas, dan status imun. Didaerah dengan endemisitas
yang tinggi, giardiasis dapat berupa asimtomatis, kronik, diare
persisten dengan atau tanpa malabsorbsi. Di daerah dengan endemisitas
rendah, dapat terjadi wabah dalam 5 – 8 hari setelah terpapar dengan
manifestasi diare akut yang disertai mual, nyeri epigastrik dan
anoreksia. Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty
stools,nyeri perut dan gembung
Entamoeba histolytica. Prevalensi Disentri amoeba ini
bervariasi,namun penyebarannya di seluruh dunia. Insiden nya
mningkat dengan bertambahnya umur,dan teranak pada laki-laki
dewasa. Kira-kira 90% infksi asimtomatik yang disebabkan oleh
E.histolytica non patogenik (E.dispar). Amebiasis yang simtomatik
dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang
fulminant.
Cryptosporidium. Dinegara yang berkembang, cryptosporidiosis 5 –
15% dari kasus diare pada anak. Infeksi biasanya siomtomatik pada
bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa. Gejala
klinis berupa diare akut dengan tipe watery diarrhea, ringan dan
biasanya self-limited. Pada penderita dengan gangguan sistim
kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS, cryptosporidiosis
merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan
resisten terhadap beberapa jenis antibiotik.
Microsporidium spp ̇
Isospora belli ̇
Cyclospora cayatanensis
4. Helminths
Strongyloides stercoralis. Kelainan pada mucosa usus akibat cacing
dewasa dan larva, menimbulkan diare. ̇
Schistosoma spp. Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada
berbagai organ termasuk intestinal dengan berbagai manifestasi,
termasuk diare dan perdarahan usus.
Capilaria philippinensis. Cacing ini ditemukan di usus halus, terutama
jejunu, menyebabkan inflamasi dan atrofi vili dengan gejala klinis
watery diarrhea dan nyeri abdomen.
Trichuris trichuria. Cacing dewasa hidup di kolon, caecum, dan
appendix. Infeksi berat dapat menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri
abdomen. Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang ditimbulkan oleh
berbagai mikroorganisme penyebab infeksi :
C. PATOFISIOLOGIS
adalah komplikasi terutama oleh EHEC. Pasien HUS menderita gagal ginjal,
anemia hemolisis, dan trombositopeni 12-14 hari setelah diare (Amin 2015)
E. Pathway
F. Penatalaksanaan diare
1. Penggantiann cairan dan elektrolit
cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 3,5 g Natrium klorida, dan 2,5 g Natrium
bikarbonat, 1,5 g kalium klorida, dan 20 g glukosa per liter air. Jika terapi intra
vena diperlukan, cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan
kimia darah. Status hidrasi harus dimonitor dengan baik dengan
memperhatikan tanda-tanda vital, pernapasan, dan urin, dan penyesuaian infus
jika diperlukan. Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera
mungkin.
Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare
infeksi seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses, mengurangi
ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada
diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised.
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar dari proses keperawatan. Keberhasilan
asuhan keperawatan tergantung pada kecermatan dan keakuratan dalam mengenal masalah
klien sehingga memberikan arah kepada tindakan keperawatan. Dalam pengkajian data
a. Biodata
Data lengkap diri klien yang meliputi nama lengkap, umur, jenis kelamin,
penanggungjawab
b. Keluhan utama
Keluhan utama pada diare adalah berupa nyeri perut dan bab lebih dari 3 kali
predisposisi makan makanan yang kurang sehat, stressor yang diterima, selain
f. Riwayat psikososial
Diare memunculkan ansietas, depresi, letargie dan stress adanya nyeri, gelisah,
g. Riwayat spiritual
h. Pemeriksaan Fisik
3) Review of sistem
suara napas.
b) B2 (blood); pemeriksaan jantung dan pembuluh darah antara
1) Aktivitas / istirahat
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
bentuk tubuh dan berat badan takut berat badan meningkat, harapan
4) Eliminasi
5) Makanan, cairan
6) Higiene
Tanda : Peningkatan pertumbuhan rambut pada tubuh, kehilangan
7) Neurosensori
8) Nyeri / kenyamanan
9) Keamanan
Gejala : Latar belakang kelas menengah atau atas, Ayah pasif / Ibu
pribadi tak dihargai, riwayat menjadi diam, anak yang dapat bekerja
mendapat kekuatan.
11) Seksualitas
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga siklus menstruasi berturut-turut,
Edukasi
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
o Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
o Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
Edukasi
o Anjurkan menggunakan
pelembab (mis. Lotin, serum)
o Anjurkan minum air yang
cukup
o Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
o Anjurkan meningkat asupan
buah dan saur
o Anjurkan menghindari
terpapar suhu ektrime
o Anjurkan menggunakan tabir
surya SPF minimal 30 saat
berada diluar rumah
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Ruang/Poli/Unit/Instalasi :
Nama pasien : An. S No Reg. : 002147
Umur : 19 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Banyuwangi
Tanggal waktu datang : 23 September 2021 Jam : 08.00
Klien mengatakan mengalami mual muntah, bab cair lebih dari 5 kali sehari sejak sore setelah meminum susu yang di beli di
warung ternyata setelah dilihat kadaluarsa, karena kondisi klien sudah lemah oleh keluarga klien langsung dibawa ke puskemsas.
Keluhan dirasakan sejak sore tanggal 22 september 2021.
Terakhir Masuk Rumah Sakit (RS) :Tanggal : 15 Agustus 2020 Alasan : Menderita penyakit yang sama yaitu mual
muntah dan bab cair
Mengkonsumsi obat – obatan dijual bebas /tanpa resep :Ya Macam : Entrostop
Alergi ( Obat, makanan, plester, cairan ) : Tidak
Harapan dirawat di rumah sakit/poliklinik/unit : Agar cepat sembuh dan tidak kambuh lagi/menderita penyakit yang sama
Pengetahuan tentang penyakit/masalah kesehatan saat ini ( pengertian, penyebab, tanda gejala, cara perawatan) :
Pengertian : Diare merupakan buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari
Penyebab : Meminum susu yang sudah kadaluarsa
Tanda gejala :Lemah, mual muntah, BAB cair lebih dari 5 kali sehari
Cara perawatan :Meminum entrostop
POLA ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB): 5 kali/hari Tgl Defekasi terakhir 20-9-2021
Pola BAB saat ini : Diare__Nyeri
Colostomy : tidak Dapat merawat sendiri : Tidak
Kebiasaan BAK: 3-4 kali/hari Jumlah: 1.5 cc/hari
POLA TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur: 4 jam/malam hari 1jam /tidur siang
Nyenyak tidur : Tidak
Masalah tidur : Ya__terbangun malam hari Nyeri/tdk nyaman
POLA KOGNITIF-PERSEPTUAL
Keadaan mental: Stabil
Berbicara: Normal
Kemampuan memahami: Ya Tidak Ansientas: Sedang
Panik Ketakutan : Ya
Pendengaran: DBN
Penglihatan: DBN
Vertigo: Tidak
Nyeri: Ya__Akut Lokasi Nyeri : Perut
Nyeri berkurang dengan cara : Tdk Dapat
Hasil pengkajian lain:
POLA PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : Anak
Penampilan peran sehubungan dengan sakit : Tidak ada masalah
Sistem pendukung: Orang tua/wali
Interaksi dengan orang lain : Baik
Menutup diri : Tidak
Mengisolasi diri/diisolasi orang lain : Tidak
Hasil pengkajian lain:
POLA NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut : Islam Pantangan agama : Tidak
2 PERNAFASAN/SIRKULASI
Kualit as : Cepat dangkal
Batuk : Tidak Sputum : Tidak ada Warna : Tidak terkaji
Auskultasi:
Lobus Ka. Atas DBN
Lobus Ki. Atas DBN
Lobus Ka. Bawah DBN
Lobus Ka. Bawah DBN
Bunyi jantung : DBN
Pembesaran vena jugularis : Tidak Edema tungkai : Tidak
Sebutkan
Nadi kaki lemah tak ada
kanan
(pedalis):
Nadi
kuat lemah tak ada
kaki
kiri
(pedalis
):
1. METABOLIK- INTEGUMEN
2. NEURO/SENSORI
Pupil: Sama
Reaksi terhadap cahaya
Kiri: Ya Tidak/Sebutkan
Kanan: Ya Tidak sebutkan
Keseimbangan dan gaya berjalan: Tidak mantap
Genggaman tangan: Lemah/Paralisis ( Ka Ki)
Otot kaki: Lemah paralysis (Ka_ Ki)
Parastesia/kesemutan : Tidak
Anastesia : Tidak
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Jenis Hb Leukosit
Hasil
Tgl
Jenis
Hasil
Tgl
Jenis
Hasil
Tgl
2. Foto Rontgen :
3. ECG :
4. USG :
5. Lain-lain :
DIAGOSA MEDIS :
PERENCANAAN PULANG
Hidup sendiri Tidak Jelaskan
Tujuan setelah pulang: Kerumah sendiri
Transportasi setelah pulang: Mobil sendir/sewa Ambulan Belum dapat ditentukan
sekarang
Antisipasi keperawatan mandiri setelah pulang ? Mampu
Perlu perawatan di rumah setelah pulang : Tidak Ya Sebutkan tenaga kesehatan yang diinginkan
Tgl
Data Fokus Etiologi/penyebab Masalah Ttd Perawat
O:
Turgor kulit jelek dan kulit
kering
Mukosa bibir kering
Klien tampak lemas
Feses konsistensi cair
Nyeri abdomen
O:
Wajah klien tampak pucat dan
gelisah
BB menurun 49 kg menjadi 47
kg setelah sakit
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien : An.S
Ruang : 17xx
Evaluasi Kemajuan
No Diagnosa Keperawatan/Masalah Tgl
Dx Kolaboratif ditemukan Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
1. Diare berhubungan dengan penyalahgunaan laksatif ditandai dengan mual muntah, feses
konsistensi cair, dan turgor kulit jelek
Diagnosa
Tgl/Inisial
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Perawat
Masalah
Kolaboratif
Diare berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab diare (mis. Inflamasi 1. Mengetahui penyebab diare Sonia N
penyalahgunaan laksatif Keperawatan selama 1 x 24 gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, proses 2. Mengetahui tanda dan gejala
ditandai dengan feses jam diharapkan diare infeksi, malabsorpsi, ansietas, stres, efek obat- hypovolemia
konsistensi cair, turgor kulit membaik. Dengan kriteria obatan) 3. Menambahkan asupan cairan oral
jelek, dan nyeri abdomen 2. Monitor tanda dan gejala hypovolemia (turgor kuliy 4. Agar konsistensi feses membaik
hasil :
turun, mukosa mulut kering, bb menurun) 5. Agar terhindar pemucu penyebab diare
- Konsistensi feses 3. Berikan asupan cairan oral (mis. Larutan garam
membaik (5) gula, oralit, pedialyte, renalyte)
- Turgor kulit meningkat 4. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
(5) bertahap
- Nyeri abdomen 5. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas,
menurun (5) pedas, dan mengandung laktosa
- Berat badan membaik
(5)
Tgl No. Dx. Jam Tindakan Keperawatan Respon Klien TTD & Nama
Kep. Terang
23/9 1. 09.00 1. Identifikasi penyebab diare (mis. Inflamasi Pasien tampak lemas ketika pemberian Sonia N
2021 gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, proses asupan cairan oral
infeksi, malabsorpsi, ansietas, stres, efek obat-
obatan)
09.15` 2. Monitor tanda dan gejala hypovolemia (turgor kulit
turun, mukosa mulut kering, bb menurun)
10.00 3. Berikan asupan cairan oral (mis. Larutan garam
gula, oralit, pedialyte, renalyte)
10.30 4. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap
10.45 5. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas,
pedas, dan mengandung laktosa
23/9 2. 14.00 1. Mengidentifikasi perubahan berat badan Pasien tampak pucat dan gelisah Sonia N
2021 14.30 2. Mengidentifikasi kelainan eliminasi (mis. Diare,
darah, lendir, dan eliminasi yang tidak teratur)
15.00 3. Memonitor asupan oral
15.15 4. Menimbang berat badan
15.20 5. Menghitung perubahan berat badan
15.45 6. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Evaluasi formatif
No.Diagnosa
Keperawatan Tgl: 23-09-2021 Tgl: 24-09-2021 Paraf.
P: Lanjutkan intervensi
..............................................................
2. S: S:nafsu makan klien sudah mulai meningkat Sonia N
Klien mengatakan nafsu makan .............................................................
menurun
O: wajah klien tampak segar
Klien mengatakan hanya ..............................................................
mengahabiskan 2-3 sendok
makanan yang disajikan A: Masalah tertasi sebagian
..............................................................
O:
Wajah klien tampak pucat dan P: Lanjutkan intervensi
gelisah ..............................................................
BB menurun 49 kg menjadi 47 kg
setelah sakit
P: Lanjutkan intervensi
Evaluasi Sumatif
Pada tanggal 23-09-2021 klien mengatakan mual muntah dan BAB masih < 5 kali sehari,
oleh karena itu perawat memberikan asupan cairan oral seperti larutan gula dan garam
untuk menggantikan kadar elektrolit dan mineral tubuh yang hilang akibat diare. Untuk
inyervensi selanjutnya menganjurkan klien untuk memakan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap.
Pada tanggal 24-09-2021 klien mengatakan sudah tidak mual muntah, nafsu makan
sudah mulai meningkat dan wajah klien sudah tampak segar untuk intervensi selanjutnya
menimbang berat badan klien dan menghitung adanya perubahan atau tidaknya.
PENILAIAN DOKUMENTASI LAPORAN PENDAHULUAN
1. DEFINISI 10
JUMLAH 100
Nama Pembimbing
PENILAIAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
JUMLAH 100
Nama Pembimbing
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
Nama Pembimbing