Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DIARE DENGAN KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN

ASUHAN KEPERAWATAN
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Keperawatan Dasar
Yang dibina oleh Ibu Kasiati, S.Kep., Ns., M.Kep

Oleh
Sonia Nabila
(P17220194050)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN LAWANG
September 2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan feses berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 3 kali sehari.
Diare dibagi dalam diare akut dan diare kronis Diare akut adalah diare yang onset
gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare
yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan infeksi maupun non infeksi.
Dari penyebab diare yang terbanyak adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan
Virus, Bakteri, dan Parasit.

Diare dibagi menjadi tiga kelompok. Baik diare akut maupun diare kronis. Yaitu diare
osmotic, diare sekretotori, dan diare eksudatif. Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang
tidak dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma
sehingga terjadi diare(Zein 2004). Jika seseorang meminum cairan dengan kandungan
gula/garam yang berlebihan, ini akan menyebabkan osmolasitas karena dapat menarik air
dari tubuh ke dalam usus dan akan menyebabkan diare, yang disebut diare osmotic.

B. ETIOLOGI

Etiologi diare akut dapat disebbabkan oleh infeksi, intoksikasi, alergi, reaksi obat
obatan, dan factor psikis
1. Virus

Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70 – 80%). Beberapa
jenis virus penyebab diare akut :
 Rotavirus serotype 1,2,8,dan 9 : pada manusia. Serotype 3 dan 4
didapati pada hewan dan manusia. Dan serotype 5,6, dan 7 didapati
hanya pada hewan. ̇
 Norwalk virus : terdapat pada semua usia, umumnya akibat food borne
atau water borne transmisi, dan dapat juga terjadi penularan person to
person. ̇
 Astrovirus, didapati pada anak dan dewasa ̇
 Adenovirus (type 40, 41) ̇
 Small bowel structured virus ̇
 Cytomegalovirus
2. Bakteri
 Enterotoxigenic E.coli (ETEC). Mempunyai 2 faktor virulensi yang
penting yaitu faktor kolonisasi yang menyebabkan bakteri ini melekat
pada enterosit pada usus halus dan enterotoksin (heat labile (HL) dan
heat stabile (ST) yang menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit yang
menghasilkan watery diarrhea. ETEC tidak menyebabkan kerusakan
brush border atau menginvasi mukosa.
 Enterophatogenic E.coli (EPEC). Mekanisme terjadinya diare belum
jelas. Didapatinya proses perlekatan EPEC ke epitel usus menyebabkan
kerusakan dari membrane mikro vili yang akan mengganggu
permukaan absorbsi dan aktifitas disakaridase.
 Enteroaggregative E.coli (EAggEC). Bakteri ini melekat kuat pada
mukosa usus halus dan menyebabkan perubahan morfologi yang khas.
Bagaimana mekanisme timbulnya diare masih belum jelas, tetapi
sitotoksin mungkin memegang peranan.
 Enteroinvasive E.coli (EIEC). Secara serologi dan biokimia mirip
dengan Shigella. Seperti Shigella, EIEC melakukan penetrasi dan
multiplikasi didalam sel epitel kolon.
 Enterohemorrhagic E.coli (EHEC). EHEC memproduksi verocytotoxin
(VT) 1 dan 2 yang disebut juga Shiga-like toxin yang menimbulkan
edema dan perdarahan diffuse di kolon. Pada anak sering berlanjut
menjadi hemolytic-uremic syndrome.
 Shigella spp. Shigella menginvasi dan multiplikasi didalam sel epitel
kolon, menyebabkan kematian sel mukosa dan timbulnya ulkus.
Shigella jarang masuk kedalam alian darah. Faktor virulensi termasuk :
smooth lipopolysaccharide cell-wall antigen yang mempunyai aktifitas
endotoksin serta membantu proses invasi dan toksin (Shiga toxin dan
Shiga-like toxin) yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik dan mungkin
menimbulkan watery diarrhea
 Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni). Manusia terinfeksi melalui
kontak langsung dengan hewan (unggas, anjing, kucing, domba dan
babi) atau dengan feses hewan melalui makanan yang terkontaminasi
seperti daging ayam dan air. Kadangkadang infeksi dapat menyebar
melalui kontak langsung person to person. C.jejuni mungkin
menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus dan usus
besar.Ada 2 tipe toksin yang dihasilkan, yaitu cytotoxin dan heat-labile
enterotoxin. Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses
ulcerative colitis. ̇
 Vibrio cholerae 01 dan V.choleare 0139. Air atau makanan yang
terkontaminasi oleh bakteri ini akan menularkan kolera. Penularan
melalui person to person jarang terjadi. V.cholerae melekat dan
berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan
enterotoksin yang menyebabkan diare. Toksin kolera ini sangat mirip
dengan heatlabile toxin (LT) dari ETEC. Penemuan terakhir adanya
enterotoksin yang lain yang mempunyai karakteristik tersendiri, seperti
accessory cholera enterotoxin (ACE) dan zonular occludens toxin
(ZOT). Kedua toksin ini menyebabkan sekresi cairan kedalam lumen
usus.
 Salmonella (non thypoid). Salmonella dapat menginvasi sel epitel usus.
Enterotoksin yang dihasilkan menyebabkan diare. Bila terjadi
kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus, akan terjadi bloody
diarrhea
3. Protozoa
 Giardia lamblia. Parasit ini menginfeksi usus halus. Mekanisme
patogensis masih belum jelas, tapi dipercayai mempengaruhi absorbsi
dan metabolisme asam empedu. Transmisi melalui fecal-oral route.
Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh umur, status
nutrisi,endemisitas, dan status imun. Didaerah dengan endemisitas
yang tinggi, giardiasis dapat berupa asimtomatis, kronik, diare
persisten dengan atau tanpa malabsorbsi. Di daerah dengan endemisitas
rendah, dapat terjadi wabah dalam 5 – 8 hari setelah terpapar dengan
manifestasi diare akut yang disertai mual, nyeri epigastrik dan
anoreksia. Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty
stools,nyeri perut dan gembung
 Entamoeba histolytica. Prevalensi Disentri amoeba ini
bervariasi,namun penyebarannya di seluruh dunia. Insiden nya
mningkat dengan bertambahnya umur,dan teranak pada laki-laki
dewasa. Kira-kira 90% infksi asimtomatik yang disebabkan oleh
E.histolytica non patogenik (E.dispar). Amebiasis yang simtomatik
dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang
fulminant.
 Cryptosporidium. Dinegara yang berkembang, cryptosporidiosis 5 –
15% dari kasus diare pada anak. Infeksi biasanya siomtomatik pada
bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa. Gejala
klinis berupa diare akut dengan tipe watery diarrhea, ringan dan
biasanya self-limited. Pada penderita dengan gangguan sistim
kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS, cryptosporidiosis
merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan
resisten terhadap beberapa jenis antibiotik.
 Microsporidium spp ̇
 Isospora belli ̇
 Cyclospora cayatanensis
4. Helminths
 Strongyloides stercoralis. Kelainan pada mucosa usus akibat cacing
dewasa dan larva, menimbulkan diare. ̇
 Schistosoma spp. Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada
berbagai organ termasuk intestinal dengan berbagai manifestasi,
termasuk diare dan perdarahan usus.
 Capilaria philippinensis. Cacing ini ditemukan di usus halus, terutama
jejunu, menyebabkan inflamasi dan atrofi vili dengan gejala klinis
watery diarrhea dan nyeri abdomen.
 Trichuris trichuria. Cacing dewasa hidup di kolon, caecum, dan
appendix. Infeksi berat dapat menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri
abdomen. Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang ditimbulkan oleh
berbagai mikroorganisme penyebab infeksi :

C. PATOFISIOLOGIS

Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah dan/atau


demam, tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau kejang perut meurut (Zein
2004). Diare akan menyebabkan kekurangan cairan yang berdampak pada
seseorang merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung, lidah
kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak.
Frekuensi nafas akan menjadi lebih cepat karena penurunan pH darah,
yang merangsang pernafasan menjadi lebih cepat dan dalam. Pernafasan menjadi
cepat bertujuan untuk mengeluarkan asam karbonas agar pH menjadi normal
kembali (Zein 2004)
Pasien dengan diare akut dan mengalami hipovolemik berat akan
kehilangan kalium yang ditandai dengan denyut nadi yang semakin cepat,
mengalami penurunan tekanan darah, pasien mengalami kegelisahan, pucat,
ujung ujung ekstermitas teraba dinging. Pasien yang kehilangan kalium terdapat
kemungkinan akan mengalai aritmia atau detak jantung tidak beraturan (Zein
2004)
Diare yang menyebabkan tekanan darah menurun, itu juga akan
menyebabkan perfusi ginjal menurun, sehingga akan timbulnya penyulit nekrois,
tubulus ginjal akut, yang berarti kita juga mengalami gagal ginjal akut pada saat
itu. (Zein 2004)
D. Komplikasi
1. Kehilangan cairan dan gangguan asam basa(Zein 2004), yang disebabkan
karena :
 Previous water losses, kehilangan cairan sebelum pengelolaan, sebagai
defisiensi cairan
 Normal water losses, berupa kehilangan cairan karena fungsi fisiologis
 Concomitant water losses, berupa kehilangan cairan saat pengelolaan
2. Gangguan gizi,(Zein 2004) yang disebabkan karena :
 Masukan makanan berkurang
 Gangguan penyerapan makanan
 Katabolisme
 Kehilangan langsung
3. Haemolityc Uremic Syndrome (HUS)

adalah komplikasi terutama oleh EHEC. Pasien HUS menderita gagal ginjal,
anemia hemolisis, dan trombositopeni 12-14 hari setelah diare (Amin 2015)
E. Pathway
F. Penatalaksanaan diare
1. Penggantiann cairan dan elektrolit

cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 3,5 g Natrium klorida, dan 2,5 g Natrium
bikarbonat, 1,5 g kalium klorida, dan 20 g glukosa per liter air. Jika terapi intra
vena diperlukan, cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat
Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan
kimia darah. Status hidrasi harus dimonitor dengan baik dengan
memperhatikan tanda-tanda vital, pernapasan, dan urin, dan penyesuaian infus
jika diperlukan. Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera
mungkin.

Kebutuhan cairan = BD Plasma – 1,025 X Berat badan (Kg) X 4 ml


0.001

Metode Pierce berdasarkan keadaan klinis :


o Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan 5% X KgBB
o Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan 8% X KgBB
o Dehidrasi berat, kebutuhan cairan 10% X KgBB
2. Pemberian antibiotic

Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare
infeksi seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses, mengurangi
ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada
diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised.

3. Obat anti diare


 Kelompok antisekresi selektif

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara


luas racecadotril yang bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim
enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja kembali secara
normal. Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit
sehingga keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal. Di
Indonesia saat ini tersedia di bawah nama hidrasec sebagai generasi
pertama jenis obat baru anti diare yang dapat pula digunakan lebih
aman pada anak.
 Kelompok opiat

Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat, loperamid HCl serta


kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat (lomotil). Penggunaan kodein
adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2 – 4 mg/ 3 – 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 – 4 x sehari. Efek kelompok obat tersebut meliputi
penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat
memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi diare.Bila
diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat
mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%. Bila diare akut dengan
gejala demam dan sindrom disentri obat ini tidak dianjurkan.
 Kelompok absorben

Arang aktif, attapulgit aktif, bismut subsalisilat, pektin, kaolin, atau


smektit diberikan atas dasar argumentasi bahwa zat ini dapat menyeap
bahan infeksius atau toksin-toksin. Melalui efek tersebut maka sel
mukosa usus terhindar kontak langsung dengan zat-zat yang dapat
merangsang sekresi elektrolit.
 Zat hidorfilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta, Psyllium,


Karaya (Strerculia), Ispraghulla, Coptidis dan Catechu dapat
membentuk kolloid dengan cairan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah tepi : kadar Hb, hematocrit, hitung leukosit, hitung
diferensial leukosit
2. Elektrolit darah
3. Pemeriksaan tinja penyebab diare
4. Apabila ditemukan leukosit pada feses, lakukan culture feses
5. Pemeriksaan serologis
6. Foto rontgen abdomen
7. Rekstopi
H. PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar dari proses keperawatan. Keberhasilan

asuhan keperawatan tergantung pada kecermatan dan keakuratan dalam mengenal masalah

klien sehingga memberikan arah kepada tindakan keperawatan. Dalam pengkajian data

dasar yang diperlukan meliputi :

a. Biodata

Data lengkap diri klien yang meliputi nama lengkap, umur, jenis kelamin,

kawin/belum kawin, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan

penanggungjawab

b. Keluhan utama

Keluhan utama pada diare adalah berupa nyeri perut dan bab lebih dari 3 kali

sehari dengan konsistensi encer, kelemahan dan letargi.

c. Riwayat kesehetan sekarang

Kondisi yang didapatkan saat pengkajian dimana diare memiliki faktor

predisposisi makan makanan yang kurang sehat, stressor yang diterima, selain

itu penyakit muncul mendadak.

d. Riwayat kesehatan masa lalu

Diare lebih dapat dipengaruhi oleh faktor kebersihan lingkungan, kebiasaan

hidup sehat dan pola makan.

e. Riwayat kesehatan keluarga


Diare tidak dipegaruhi oleh faktor genetik tetapi lebih kepada pola makan dn

kebersihan makanan dalam keluarga.

f. Riwayat psikososial

Diare memunculkan ansietas, depresi, letargie dan stress adanya nyeri, gelisah,

muka layu, gerak fisik lemas, penurunan pola bicara.

g. Riwayat spiritual

Riwayat spiritual tergatung pada masing-masing kepercayaan dan agama yang

dianut oleh individu klien.

h. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum ; lemah

2) Tanda-tanda vital; suhu tubuh cenderung meningkat, pernapasan

dangkal, nadi cepat, tekanan darah menurun.

3) Review of sistem

a) B1 (breathing) ; sistem pernapasan dimana pemeriksaannya

meliputi inspeksi pada bentuk dada ditemukan bentuk dada

dapat terjadi tarikan dalam karena pernapasan dangkal dan

cepat Pada palpasi tidak ditemukan kelainan dinding toraks,

gerakan dinding tidak simetris dan getaran yang dirasakan tidak

merata. Pada perkusi ditemukan penurunan suara paru atau

perubahan dari resonan. Pada auskultasi ditemukan perubahan

suara napas.
b) B2 (blood); pemeriksaan jantung dan pembuluh darah antara

lain meliputi; pada pemeriksaan inspeksi perubahan apeks

jantung karena disebabkan adanya perubahan sumbu jantung

karena hipertropi, pada palpasi terdapat penurunan denyut

apeks karena empisema terdapat thril jantung dan distensi vena

jugularis pada diare kronis. Pada perkusi biasanya tetap normal

pada bunyi redup. Pada auskultasi didapatkan bunyi lemah

pada katup aorta dan katup mitral.

c) B3 (brain) ; difokuskan pada pemeriksaan kepala dan leher

untuk mengetahui adanya sianosis perifer, ekspresi wajah yang

gelisah, pusing, kesakitan dan ptekie. Pada mata terdapat pucat

karena anemia dan kehilangan kontak mata.

d) B4 (bladder) : output urine merupakan indikasi diare yang

penting. Penurunan haluaran urine merupakan temuan penting

yang harus dikaji lebih lanjut penurunan produksi urine.

e) B5 (Bowel) : pengkajian yang harus dilakujkan meliputi

perubahan nutrisi sebelum dan sesudah masuk rumah sakit,

penurunan turgor kulit jelek, kulit kering , kepucatan, muntah

dan penurunan berat badan. Frekuensi Peristaltik usus

meningkat, adanya nyeri tekan pada abdomen.

f) B6 (Bone) : keluhan kelemahan fisik, pusing, lemas, nyeri

kepala dan sesak napas.


i. Aktifitas sehari-hari

1) Aktivitas / istirahat

Gejala : Gangguan pola tidur, misalnya insomnia dini hari, kelemahan,

perasaan ‘hiper’ dan ansietas, peningkatan aktivitas / partisipasi dalam

latihan-latihan energi tinggi.

Tanda : Periode hiperaktivitasi, latihan keras terus-menerus.

2) Sirkulasi

Gejala : Perasaan dingin pada ruangan hangat.

Tanda : TD rendah takikardi, bradikardia, disritmia.

3) Integritas ego

Gejala : Ketidakberdayaan / putus asa gangguan ( tak nyata ) gambaran

dari melaporkan diri-sendiri sebagai gendut terus-menerus memikirkan

bentuk tubuh dan berat badan takut berat badan meningkat, harapan

diri tinggi, marah ditekan.

Tanda : Status emosi depresi menolak, marah, ansietas.

4) Eliminasi

Gejala : Diare / konstipasi,nyeri abdomen dan distress, kembung,

penggunaan laksatif / diuretik.

5) Makanan, cairan

Gejala : Lapar terus-menerus atau menyangkal lapar, nafsu makan

normal atau meningkat.

Tanda : Penampilan kurus, kulit kering, kuning / pucat, dengan turgor

buruk, pembengkakan kelenjar saliva, luka rongga mulut, luka

tenggorokan terus-menerus, muntah, muntah berdarah, luka gusi luas.

6) Higiene
Tanda : Peningkatan pertumbuhan rambut pada tubuh, kehilangan

rambut ( aksila / pubis ), rambut dangkal / tak bersinar, kuku rapuh

tanda erosi email gigi, kondisi gusi buruk

7) Neurosensori

Tanda : Efek depresi ( mungkin depresi ) perubahan mental ( apatis,

bingung, gangguan memori ) karena mal nutrisi kelaparan.

8) Nyeri / kenyamanan

Gejala : Sakit kepala.

9) Keamanan

Tanda : Penurunan suhu tubuh, berulangnya masalah infeksi.

10) Interaksi sosial

Gejala : Latar belakang kelas menengah atau atas, Ayah pasif / Ibu

dominan anggota keluarga dekat, kebersamaan dijunjung tinggi, batas

pribadi tak dihargai, riwayat menjadi diam, anak yang dapat bekerja

sama, masalah control isu dalam berhubungan, mengalami upaya

mendapat kekuatan.

11) Seksualitas
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga siklus menstruasi berturut-turut,

menyangkal / kehilangan minat seksual.

Tanda : Atrofi payudara, amenorea.

12) Penyuluhan / pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden

depresi keyakinan / praktik kesehatan misalnya yakin makanan

mempunyai terlalu banyak kalori, penggunaan makanan sehat.


i. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Defisit nutrisi
b. Hipertermi
c. Gangguan integritas kulit
d. Diare
J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnose T Tujuan Intervensi


Defisit Setelah dilakukan intervensi Observasi
nutrisi 2x24 jam diharapkan :
o Identifikasi status nutrisi
 Porsi makan yang dihabiskan o Identifikasi alergi dan
meningkat intoleransi makanan
o Identifikasi makanan yang
 Pengetahuan tentang pilihan disukai
makanan sehat meningkat o Identifikasi kebutuhan kalori
dan jenis nutrient
 Pengetahuan standart asupan o Identifikasi perlunya
nutrisi yang tepat meningkat penggunaan selang
nasogastrik
 Nyeri abdomen menurun o Monitor asupan makanan
 Diare menurun o Monitor berat badan
o Monitor hasil pemeriksaan
 Nafsu makan membaik laboratorium
 Bising usus membaik
Terapeutik
 Frekuensi makan membaik
o Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu
o Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis. Piramida
makanan)
o Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
o Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
o Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
o Berikan suplemen makanan,
jika perlu
o Hentikan pemberian makan
melalui selang nasigastrik
jika asupan oral dapat
ditoleransi

Edukasi

o Anjurkan posisi duduk, jika


mampu
o Ajarkan diet yang
diprogramkan

Kolaborasi

o Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
o Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

Hipertermi Setelah dilakukan intervensi Observasi


2x24 jam diharapkan :
o Identifikasi status nutrisi
 Pucat menurun o Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
 Takikardi menurun
o Identifikasi makanan yang
 Suhu tubuh membaik disukai
o Identifikasi kebutuhan kalori
 Tekanan darah membaik
dan jenis nutrient
o Identifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogastrik
o Monitor asupan makanan
o Monitor berat badan
o Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium

Terapeutik

o Lakukan oral hygiene sebelum


makan, jika perlu
o Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis. Piramida
makanan)
o Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
o Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
o Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
o Berikan suplemen makanan,
jika perlu
o Hentikan pemberian makan
melalui selang nasigastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi

Edukasi

o Anjurkan posisi duduk, jika


mampu
o Ajarkan diet yang
diprogramkan

Kolaborasi

o Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
o Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

Gangguan Setelah dilakukan intervensi Observasi


integritas 2x24 jam diharapkan :
o Identifikasi penyebab
kulit  Elastisitas meningkat gangguan integritas kulit
(mis. Perubahan sirkulasi,
 Hidrasi meningkat perubahan status nutrisi,
 Perfusi jaringan meningkat peneurunan kelembaban,
suhu lingkungan ekstrem,
 Kerusakan jaringan dan penurunan mobilitas)
lapisan kulit menurun
Terapeutik
 Nyeri menurun
 Suhu kulit membaik o Ubah posisi setiap 2 jam jika
tirah baring
 Tekstur membaik o Lakukan pemijatan pada area
penonjolan tulang, jika perlu
o Bersihkan perineal dengan air
hangat, terutama selama
periode diare
o Gunakan produk berbahan
petrolium  atau minyak pada
kulit kering
o Gunakan produk berbahan
ringan/alami dan hipoalergik
pada kulit sensitif
o Hindari produk berbahan
dasar alkohol pada kulit
kering

Edukasi

o Anjurkan menggunakan
pelembab (mis. Lotin, serum)
o Anjurkan minum air yang
cukup
o Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
o Anjurkan meningkat asupan
buah dan saur
o Anjurkan menghindari
terpapar suhu ektrime
o Anjurkan menggunakan tabir
surya SPF minimal 30 saat
berada diluar rumah

Diare Setelah dilakukan intervensi Observasi


2x24 jam diharapkan :
o Identifikasi penyebab diare
 Control pengeluaran feses (mis. Inflamasi
gastrointestinal, iritasi
meningkat
gastrointestinal)
 Nyeri abdomen menurun o Identifikasi riwayat
pemberian makanan
 Terasa masa pada rektal o Identifikasi gejala invaginasi
menurun o Monitor warna, volume,
frekwensi, dan konsistensi
 Konsistensi feses membaik
tinja.
 Frekuensi defekasi membaik o Monitor tanda dan gejala
hipovolemia
 Perilstastik usus membaik o Monitor iritasi dan ulserasi
kulit didaerah perineal
o Monitor jumlah pengeluaran
diare
o Monitor keamanan penyiapan
makanan

Terapeutik

o Berikan asupan cairan oral


o Pasang jalur intravena
o Berikan cairan intravena
o Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap
dan elektrolit
o Ambil sampel feses untuk
kultur, jika perlu

Edukasi

o Anjurkan makanan porsi kecil


dan sering secara bertahap
o Anjurkan menghindari
makanan,  pembentuk gas,
pedas, dan mengandung
lactose
o Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI

Kolaborasi

o Kolaborasi pemberian obat


antimotilitas
o Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic/ spasmolitik
o Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses.
FORMAT PENGKAJIAN DATA DASAR KEPERAWATAN

Ruang/Poli/Unit/Instalasi :
Nama pasien : An. S No Reg. : 002147
Umur : 19 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Banyuwangi
Tanggal waktu datang : 23 September 2021 Jam : 08.00

Orang yang bisa dihubungi /penganggung jawab (Nama) : Ny. D


Alamat : Banyuwangi No Telp.: 082233381574

Diterima dari: Puskesmas


Cara Datang : Alasan Dirawat : Kursi roda

Klien mengatakan mengalami mual muntah, bab cair lebih dari 5 kali sehari sejak sore setelah meminum susu yang di beli di
warung ternyata setelah dilihat kadaluarsa, karena kondisi klien sudah lemah oleh keluarga klien langsung dibawa ke puskemsas.
Keluhan dirasakan sejak sore tanggal 22 september 2021.

Terakhir Masuk Rumah Sakit (RS) :Tanggal : 15 Agustus 2020 Alasan : Menderita penyakit yang sama yaitu mual
muntah dan bab cair

Riwayat Medis Lalu :


Klien pernah dirawat dengan riwayat penyakit lain yaitu sakit tifus pada bulan september 2017 dan dirawat di rumah sakit
selama 4 hari, klien tidak memiliki riwayat alergi.

DAFTAR PENGOBATAN SEKARANG (diresepkan)

Nama Obat Dosis Cara pemberian Frekw pemberian


Ranitidin 50 mg Injeksi 8jam/iv
Antapulgit 3 dd 2 tab Oral 8 jam
Cotrimoksazol 2 dd 2 tab Oral 8 jam

POLA PERSEPSI – PENGELOLAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN :


Merokok: Tidak
Alkohol : Tidak

Mengkonsumsi obat – obatan dijual bebas /tanpa resep :Ya Macam : Entrostop
Alergi ( Obat, makanan, plester, cairan ) : Tidak
Harapan dirawat di rumah sakit/poliklinik/unit : Agar cepat sembuh dan tidak kambuh lagi/menderita penyakit yang sama
Pengetahuan tentang penyakit/masalah kesehatan saat ini ( pengertian, penyebab, tanda gejala, cara perawatan) :
Pengertian : Diare merupakan buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari
Penyebab : Meminum susu yang sudah kadaluarsa
Tanda gejala :Lemah, mual muntah, BAB cair lebih dari 5 kali sehari
Cara perawatan :Meminum entrostop

Pengetahuan tentang pencegahan penyakit/masalah kesehatan saat ini (cara-cara pencegahan) :


Klien tidak tau bagaimana cara untuk mencegahnya penyakitnya

Pengetahuan tentang keamanan/keselamatan (pencegahan terhadap cedera/kecelakaan) :


Klien tidak tau tentang keamanan/keselamatan pada cedera/kecelakaan
Hasil pengkajian lain:

POLA AKTIVITAS LATIHAN


KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI :
0= Mandiri 1= Alat Bantu 2= Dibantu orang lain
3= Dibantu orang dan peralatan 4= Ketergantungan/tidak mampu
0 1 2 3 4
Makan minum √
Mandi √
Berpakaian/dandan √
Toileting √
Mobilitas ditempat tidur √
Berpindah √
Berjalan √
Naik tangga √
Berbelanja √
Memasak √
Pemeliharaan rumah √
ALAT BANTU : Tidak

Hasil pengkajian lain:

POLA NUTRISI DAN METABOLIK


Jenis diet khusus/suplemen : Tidak terkaji
Diet/makanan pantangan : Tidak
Instruksi diit saat ini : Tidak
Jumlah porsi setiap kali makan: 2-3 sendok makanan per sajian
Frekwensi dalam1 hari: 3 kali perhari
Nafsu makan: Berkurang Mual Muntah

Fluktuasi berat badan 6 bulan terakhir: 49 kg tidak naik/turun


Kesukaran menelan : tidak
Gigi palsu : Tidak
Gigi ompong : Tidak

Jumlah cairan/minum : 1-2 ltr/hari


Jenis cairan : air putih
Riwayat masalah penyembuhan kulit : Tidak ada
Hasil pengkajian lain:

POLA ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB): 5 kali/hari Tgl Defekasi terakhir 20-9-2021
Pola BAB saat ini : Diare__Nyeri
Colostomy : tidak Dapat merawat sendiri : Tidak
Kebiasaan BAK: 3-4 kali/hari Jumlah: 1.5 cc/hari

Warna Urin: kekuningan


Alat Bantu: tidak terkaji
Hasil pengkajian lain:

POLA TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur: 4 jam/malam hari 1jam /tidur siang
Nyenyak tidur : Tidak
Masalah tidur : Ya__terbangun malam hari Nyeri/tdk nyaman

Hasil pengkajian lain:

POLA KOGNITIF-PERSEPTUAL
Keadaan mental: Stabil
Berbicara: Normal
Kemampuan memahami: Ya Tidak Ansientas: Sedang
Panik Ketakutan : Ya
Pendengaran: DBN
Penglihatan: DBN
Vertigo: Tidak
Nyeri: Ya__Akut Lokasi Nyeri : Perut
Nyeri berkurang dengan cara : Tdk Dapat
Hasil pengkajian lain:

POLA TOLERANSI KOPING STRES/PERSEPSI DIRI/KONSEP DIRI


Masalah utama sehubungan dengan dirawat dirumah sakit atau penyakit :
Klien mengatakan lemas, mual muntah dan bab cair lebih dari 5 kali/hari, faktor pencetusnya klien tidak tahu secara pasti.
Klien sudah meminum entrostop untuk meringankan tetapi tidak ada perubahan
Adakah ancaman perubahan penampilan/kehilangan anggota badan : Tidak
Adakah penurunan harga diri : Tidak
Adakah ancaman kematian : Tidak

Adakah ancaman terhadap kesembuhan penyakit : Tidak


Adakah masalah biaya perawatan di RS :Tidak
Pola koping individual : Konstruktif /efektif

Hasil pengkajian lain:

POLA SEXSUALITAS/ REPRODUKSI


Periode Menstruasi Terakhir (PMT) :
Masalah Menstruasi/Hormonal: Tidak ada sedikitnya tiga siklus menstruasi berturut-turut
Pap Smear Terakhir: Tidak terkaji
Pemeriksaan Payudara/Testis sendiri : Tidak
Gangguan seksual : Tidak terkaji
Penyebab : Tidak terkaji

Hasil pengkajian lain:

POLA PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : Anak
Penampilan peran sehubungan dengan sakit : Tidak ada masalah
Sistem pendukung: Orang tua/wali
Interaksi dengan orang lain : Baik
Menutup diri : Tidak
Mengisolasi diri/diisolasi orang lain : Tidak
Hasil pengkajian lain:

POLA NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut : Islam Pantangan agama : Tidak

Meminta dikunjungi Rohaniawan: Ya Tidak


Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita : Tidak
terkaji

Distres Spiritual : Tidak

Hasil pengkajian lain:

PENGKAJIAN FISIK (Objektif)


1 KEADAAN UMUM DAN VITAL SIGN
Keadaan umum : Lemah/ berbaring di TT
Kesadaran : CM
Suhu : 36,2֯ C Nadi : 88x/menit Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi: Lemah RR : 22x/menit
BB : 37kg TB : 157cm

2 PERNAFASAN/SIRKULASI
Kualit as : Cepat dangkal
Batuk : Tidak Sputum : Tidak ada Warna : Tidak terkaji

Auskultasi:
Lobus Ka. Atas DBN
Lobus Ki. Atas DBN
Lobus Ka. Bawah DBN
Lobus Ka. Bawah DBN
Bunyi jantung : DBN
Pembesaran vena jugularis : Tidak Edema tungkai : Tidak
Sebutkan
Nadi kaki lemah tak ada
kanan
(pedalis):
Nadi
kuat lemah tak ada
kaki
kiri
(pedalis
):
1. METABOLIK- INTEGUMEN

Kulit: Kering Warna: Pucat


Suhu kulit :DBN Turgor : Buruk
Edema : Tidak ada
Lesi : Tidak ada
Memar : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Gatal-gatal : Tidak
Terpasang Selang Infus/ cateter : Ya
Mulut : Kering
Gusi : DBN
Gigi: DBN
Bising usus : Tidak ada
Nyeri tekan : Ya
Ascites : Tidak
Kembung : Ya
Teraba massa/ tumor : Tidak

2. NEURO/SENSORI
Pupil: Sama
Reaksi terhadap cahaya
Kiri: Ya Tidak/Sebutkan
Kanan: Ya Tidak sebutkan
Keseimbangan dan gaya berjalan: Tidak mantap
Genggaman tangan: Lemah/Paralisis ( Ka Ki)
Otot kaki: Lemah paralysis (Ka_ Ki)
Parastesia/kesemutan : Tidak
Anastesia : Tidak

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Jenis Hb Leukosit
Hasil
Tgl

Jenis
Hasil
Tgl

Jenis
Hasil
Tgl
2. Foto Rontgen :
3. ECG :
4. USG :
5. Lain-lain :
DIAGOSA MEDIS :

PERENCANAAN PULANG
Hidup sendiri Tidak Jelaskan
Tujuan setelah pulang: Kerumah sendiri
Transportasi setelah pulang: Mobil sendir/sewa Ambulan Belum dapat ditentukan
sekarang
Antisipasi keperawatan mandiri setelah pulang ? Mampu
Perlu perawatan di rumah setelah pulang : Tidak Ya Sebutkan tenaga kesehatan yang diinginkan

Perlu bantuan alat-alat setelah pulang? Tidak


Penyuluhan kesehatan yang diperlukan setelah pulang : sebutkan

Rencana Kontrol selanjutnya : sebutkan

NAMA PERAWAT: TANDA TANGAN : TANGGAL :


JABATAN
Lampiran: ANALISA DATA
Identifikasi masalah/diagnosa keperawatan yang muncul, dengan membuat bagan Pohon
masalah

Tgl
Data Fokus Etiologi/penyebab Masalah Ttd Perawat

Pola Penyalahgunaan Laksatif Diare Sonia N


……………………………………...
S:
 Klien mengatakan mual dan
muntah
 Klien mengatakan bab > 5 kali
sehari dengan konsistensi cair

O:
 Turgor kulit jelek dan kulit
kering
 Mukosa bibir kering
 Klien tampak lemas
 Feses konsistensi cair
 Nyeri abdomen

Pola Ketidakmampuan Defisit Nutrisi Sonia N


mencerna makanan
…………………………………….
S:
 Klien mengatakan nafsu
makan menurun
 Klien mengatakan hanya
mengahabiskan 2-3 sendok
makanan yang disajikan

O:
 Wajah klien tampak pucat dan
gelisah
 BB menurun 49 kg menjadi 47
kg setelah sakit
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien : An.S
Ruang : 17xx

Evaluasi Kemajuan
No Diagnosa Keperawatan/Masalah Tgl
Dx Kolaboratif ditemukan Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl

1. Diare berhubungan dengan proses 23-09-2021 23/9 24/9


penyalahgunaan laksatif ditandai dengan 2021 2021
feses konsistensi cair, turgor kulit jelek, dan
nyeri abdomen

2. Defisit nutrisi berhubungan dengan 23-09-2021 23/9 24/9


ketidakmampuan mencerna makanan 2021 2021
ditandai dengan nafsu makan menurun dan
bb turun

Kode Status T = Teratasi *T = Tidak Berubah K


Kode Evaluasi M = Membaik D= = Kemajuan
Disingkirkan *TK= Tidak ada
A = Aktif *B = Memburuk Kemajuan
S = Stabil
PRIORITAS DIAGNOSA

Nama Klien : An. S


Ruang : 17xx

No Diagnosa Keperawatan/Masalah Kolaboratif

1. Diare berhubungan dengan penyalahgunaan laksatif ditandai dengan mual muntah, feses
konsistensi cair, dan turgor kulit jelek

2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan ditandai dengan


nafsu makan menurun dan bb turun
Format Rencana Asuhan Keperawatan
Nama Klien : An.S
Ruang : 17xx

Diagnosa
Tgl/Inisial
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Perawat
Masalah
Kolaboratif
Diare berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab diare (mis. Inflamasi 1. Mengetahui penyebab diare Sonia N
penyalahgunaan laksatif Keperawatan selama 1 x 24 gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, proses 2. Mengetahui tanda dan gejala
ditandai dengan feses jam diharapkan diare infeksi, malabsorpsi, ansietas, stres, efek obat- hypovolemia
konsistensi cair, turgor kulit membaik. Dengan kriteria obatan) 3. Menambahkan asupan cairan oral
jelek, dan nyeri abdomen 2. Monitor tanda dan gejala hypovolemia (turgor kuliy 4. Agar konsistensi feses membaik
hasil :
turun, mukosa mulut kering, bb menurun) 5. Agar terhindar pemucu penyebab diare
- Konsistensi feses 3. Berikan asupan cairan oral (mis. Larutan garam
membaik (5) gula, oralit, pedialyte, renalyte)
- Turgor kulit meningkat 4. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
(5) bertahap
- Nyeri abdomen 5. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas,
menurun (5) pedas, dan mengandung laktosa
- Berat badan membaik
(5)

1. Mengetahui perubahan berat badan Sonia N


Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi perubahan berat badan 2. Mengetahui kelainan eliminasi (mis.
dengan ketidakmampuan Keperawatan selama 1 x 24 2. Identifikasi kelainan eliminasi (mis. Diare, darah, Diare, darah, lendir, dan eliminasi yang
mencerna makanan ditandai jam diharapkan defisit nutrisi lendir, dan eliminasi yang tidak teratur) tidak teratur)
dengan nafsu makan menurun terpenuhi. Dengan kriteria 3. Monitor asupan oral 3. Ajukan memonitor asupan oral
dan bb turun hasil : 4. Timbang berat badan 4. Anjurkan menimban berat badan
- Porsi maknanan yang 5. Hitung perubahan berat badan 5. Agar terlihat perubahan berat badan
dihabiskan meningkat 6. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan sesudah dan sebelum
(5) 6. Ajukan untuk memberi tahu tujuan dan
prosedur pemantauan
- Diare menurun (5)
- Nafsu makan membaik
(5)
TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien :
Ruang :

Tgl No. Dx. Jam Tindakan Keperawatan Respon Klien TTD & Nama
Kep. Terang
23/9 1. 09.00 1. Identifikasi penyebab diare (mis. Inflamasi Pasien tampak lemas ketika pemberian Sonia N
2021 gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, proses asupan cairan oral
infeksi, malabsorpsi, ansietas, stres, efek obat-
obatan)
09.15` 2. Monitor tanda dan gejala hypovolemia (turgor kulit
turun, mukosa mulut kering, bb menurun)
10.00 3. Berikan asupan cairan oral (mis. Larutan garam
gula, oralit, pedialyte, renalyte)
10.30 4. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara
bertahap
10.45 5. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas,
pedas, dan mengandung laktosa

23/9 2. 14.00 1. Mengidentifikasi perubahan berat badan Pasien tampak pucat dan gelisah Sonia N
2021 14.30 2. Mengidentifikasi kelainan eliminasi (mis. Diare,
darah, lendir, dan eliminasi yang tidak teratur)
15.00 3. Memonitor asupan oral
15.15 4. Menimbang berat badan
15.20 5. Menghitung perubahan berat badan
15.45 6. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Evaluasi formatif

No.Diagnosa
Keperawatan Tgl: 23-09-2021 Tgl: 24-09-2021 Paraf.

1. S: S: klien mengatakan sudah tidak mual Sonia N


 Klien mengatakan mual dan muntah muntah dan BAB > 3 kali sehari dengan
konsistensi masih cair
 Klien mengatakan BAB > 5 kali .............................................................
sehari dengan konsistensi cair
O: klien sudah terlihat bugar
O:
 Turgor kulit jelek dan kulit kering ..............................................................
 Mukosa bibir kering
 Klien tampak lemas A: Masalah teratasi sebagian
 Feses konsistensi cair ..............................................................
 Nyeri abdomen
P:Lanjutkan intervensi
A: Masalah teratasi sebagian ..............................................................

P: Lanjutkan intervensi
..............................................................
2. S: S:nafsu makan klien sudah mulai meningkat Sonia N
 Klien mengatakan nafsu makan .............................................................
menurun
O: wajah klien tampak segar
 Klien mengatakan hanya ..............................................................
mengahabiskan 2-3 sendok
makanan yang disajikan A: Masalah tertasi sebagian
..............................................................
O:
 Wajah klien tampak pucat dan P: Lanjutkan intervensi
gelisah ..............................................................
 BB menurun 49 kg menjadi 47 kg
setelah sakit

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi
Evaluasi Sumatif

Pada tanggal 23-09-2021 klien mengatakan mual muntah dan BAB masih < 5 kali sehari,
oleh karena itu perawat memberikan asupan cairan oral seperti larutan gula dan garam
untuk menggantikan kadar elektrolit dan mineral tubuh yang hilang akibat diare. Untuk
inyervensi selanjutnya menganjurkan klien untuk memakan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap.

Pada tanggal 24-09-2021 klien mengatakan sudah tidak mual muntah, nafsu makan
sudah mulai meningkat dan wajah klien sudah tampak segar untuk intervensi selanjutnya
menimbang berat badan klien dan menghitung adanya perubahan atau tidaknya.
PENILAIAN DOKUMENTASI LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa : ...................................................................... NIM :...................................


Ruang : ............................................................................................................................
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan:
.............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................

NILAI LAPORAN PENDAHULUAN


Minggu I Minggu II Minggu III
NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
CI CI CI
CI CI
Insti Insti CI Insti
klinik klinik klinik
tusi tusi tusi

1. DEFINISI 10

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi 20

3. Patosisilogi dan Mekanisme 40


* Tanda dan gejala
* Pathway (pohon masalah)

4. Konsep Asuhan Keperawatan 30


* Pengkajian Fokus sesuai kasus
* Diagnosa yang mungkin muncul
*Rencana Keperawatan

JUMLAH 100

Tanda Tangan Pembimbing

Nama Pembimbing
PENILAIAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : ...................................................................... NIM : ................................


Ruang :.............................................................................................................................
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan:
.............................................................................................................................................................

NILAI asuhan Keperawatan


NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT
Minggu I Minggu II Minggu III
CI CI CI
CI CI
Insti Insti CI Insti
klinik klinik
tusi tusi klinik tusi
Pengkajian :
1. 1. Data Subyektif: 15
2. Data Obyektif:
3. Data Penunjang:
1. Diagnosa Keperawatan: 15
Analisa Data:
a. Pengelompokan data tepat: ada
data fokus dan data penunjang
b. Relevansi data dengan masalah
c. Interpretasi data sesuai dengan
kebutuhan keperawatan klien
Diagnosa Keperawatan:
a. Spesifik
b. Berfokus pada kebutuhan
keperawatan klien
c. Dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan
d. Formulasi diagnosa keperawatan
PES/PE
Perencanaan :
3. a. Prioritas Masalah 25
b. Tujuan
c. Rencana Tindakan
d. Rasionalisasi
Implementasi :
4. a. Spesifikasi Tindakan 25
b. Tepa
c. Obyektif
Evaluasi :
5. a. Reassessment 20
b. Interpretasi
c. Planning

JUMLAH 100

Tanda Tangan Pembimbing

Nama Pembimbing
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN

FORMAT PENILAIAN SIKAP


Nama Mahasiswa : ...................................................................... NIM :..................................
Ruang & Tanggal : 1. ....................................................................................................................
2. ....................................................................................................................
3. ....................................................................................................................
NILAI SIKAP
NO ASPEK YANG DINILAI SCORE Minggu Minggu Minggu
1 2 3
1. DISIPLIN 10
1. Ketaatan terhadap peraturan yang berlaku
2. Ketaatan dalam menjalankan tugas
3. Kesungguhan dalam menjalankan tugas
2. TANGGUNG JAWAB 10
1. Kesungguhan dalam menjalankan tugas
2. Ketepatan waktu dalam menjalankan tugas
3. Kemampuan untuk menyelesaikan tugas
3. INISIATIF DAN KREATIFITAS 10
1. Melaksanakan tanpa perintah orang lain
2. Tanggapan terhadap kesulitan atau hambatan dalam
menyelesaikan tugas
4. STABILITAS EMOSI 10
1. Kemampuan mengenali kelebihan diri sendiri
2. Kemampuan mengenali kelemahan diri sendiri
3. Kesanggupan penyesuaian diri terhadap lingkungan
5. KEJUJURAN 10
1. Pemahaman terhadap wewenangnya
2. Ketulusan dalam melaksanakan tugas
3. Kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan baik dan
rasional
6. HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN 10
1. Interaksi dengan atasan
2. Interaksi dengan teman
7. KERJASAMA DENGAN TEMAN 10
1. Kemampuan untuk menerima saran/pendapat dari teman
dengan hati terbuka
2. Kemampuan memberi saran/pendapat/bantuan kepada
teman/orang lain
8. PENAMPILAN 10
1. Kerapian, keserasian dan kebersihan pakaian
2. Sikap waktu bicara
9. CARA KERJA DALAM BERTUGAS 20
1. Pemahaman terhadap tujuan dari kegiatan yang
ditugaskan
2. Sistematika dalam pelaksanaan tugas
3. Kecakapan/penguasaan dalam bidang teknis/ tugasnya
4. Ketepatan dan kemampuan dalam menjalankan tugasnya
5. Hasil yang dicapai
JUMLAH 100

Nama Pembimbing

Tanda Tangan Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai