Anda di halaman 1dari 15

CSS

GASTROENTERITIS AKUT

Oleh :

12100118547 Muhammad Alguthfani


12100118634 Yulienphi Nesica Paquita

Preseptor :
Kemala, dr., Sp.PD

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERA UNISBA
RSUD CIBABAT CIMAHI
2019
GASTROENTERITIS AKUT
(GEA)

I. DEFENISI
Gastroenteritis adalah inflamasi pada membrane mukosa saluran pencernaan yang ditandai
dengan diare (konsistensi tinja menjadi lebih cair/encer) dan muntah. Diakatakan akut jika
berlangsung kurang dari 14 hari berdasarkan World Health Organization.

II. EPIDEMIOLOGI
- Paling sering menyerang bayi dan anak-anak
- Gastroenteitis adalah penyakit penyebab pertama pasien Rawatinap Di RS Indonesia
Tahun 2010.
- 1,5 – 2,5 juta pertahun kematian anak-anak dibawah usia 5 tahun

III. ETIOLOGI
- Virus 70% dimana yang paling banyak adalah rotavirus
- Bakteri 10-20% penyebab paling umum : spesies salmonella, campylobacter, shegilla
dan yersinia.
- Di negara berkembang : parasite
a. Virus
1. Enteric adenoviruses serotype 40 dan 41 sub group F dengan ukuran 70-80nm merupakan
DNA rantai ganda yang menyebabkan 2-12% diare pada anak-anak.
2. Astroviruses berukuran 28-30 berbentuk icosahedral dan RNA rantai tinggal. Ada &
serotype tetapi serotype 1 yang paling umum.utamanya pathogen pada anak sekitar 2-
10% penyebab ringan- gastroenteritis sedang.
3. Toroviruses berukuran 100-140 nm rantai RNA positif. Berhubungan dengan nosocomial
gastroenteritis dan necrotizing entercolitis pada neonates.
4. Picobirnaviruses. Kecil RNA rantai ganda. Berhubungan dengan gastroenteritis pada
dewasa yangmemiliki HIV.

b. Bakteri
1. Diarrheagenic Escherichia- coli
Penyebarannya berbeda – beda di setiap negara dan paling sering terdapat di Negara
yang masih berkembang. Umumnya bakteri jenis ini tidak menimbulkan bahaya jenis dari
bakterinya adalah:
- Enterotoxigenic E. coli (ETEC)
- Enteropathogenic E. coli (EPEC)
- Enteroinvasive E. coli (EIEC)
- Enterohemorrhagic E. coli (EHEC)
2. Campylobacter
Bakteri jenis ini umumnya banyak pada orang yang sering berhubungan dengan
perternakan selain itu bisa menginfeksi akibat masakan yang tidak matang dan dapat
menimbulkan gejala diare yang sangat cair dan menimbulkan disentri.
3. Shigella species
Gejala dari infeksi bakteri Shigella dapat berupa hipoglikemia dan tingkat
kematiannya sangatlah tinggi. Beberapa tipenya adalah: S. sonnei, S. flexneri, dan S.
dysenteriae
4. Vibrio cholera
Memiliki lebih dari 2000 serotipe dan semuanya bisa menjadi pathogen pada
manusia. Hanya serogrup cholera O1 dan O139 yang dapat menyebabkan wabah besar
dan epidemic. Gejalanya yang paling sering adalah muntah, tidak dengan panas dan feses
yang konsistensinya sangat berair. Bila pasien tidak terhidrasi dengan baik bisa
menyebabkan syok hipovolemik dalam 12 – 18 jam dari timbulnya gejala awal.
5. Salmonella
Salmonella menyebabkan diare melalui beberapa mekanisme. Beberapa toksin
telah diidentifikasi dan prostaglandin yang menstimulasi sekresi aktif cairan dan elektrolit
mungkin dihasilkan. Pada onset akut gejalanya dapat berupa mual, muntah dan diare
berair dan terkadang disentri pada beberapa kasus.

c. Parasite

 Cacing pita
Merupakan hermafrodi pipih bersegmen dengan ukuran 10-20 mm. Kepalanya (scolex)
melekat pada mukosa usus halus melalui penghisap atau pengait. Cacing pita memerlukan
penjamu perantara sekunder tempat larva berkembang menjaid kista di dalam otot. Manusia
terinfeksi cacing pita melalui memakan daging atau ikan yang tidak matang dimasak.
Manifestasi : bervariasi tergantung dari respon imun dan banyaknya cacing. Bsa mulai dari
asimptomatik hingga nyeri perut, diare dan penurunan berat badan.
Diagnosis : ditemukannya kista telur dan larva di feses

 Cacing tanah
• Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, necator americanus, trikuriasis (trichuris
tichiura), strongyloides stercoralis, merupakan golongan cacing yang hidupnya
membutuhkan tanah sebagai siklus perkembangan diluar tubuh manusia.
• Terdapat pneumonitis askaris : demam, batuk, sesak nafas, mengi, urtikaria, serta nyeri
dada, sianosis dan hemoptisis.
• Manifestasi : bervariasi tergantung dari respon imun dan banyaknya cacing. Bsa mulai
dari asimptomatik hingga nyeri perut, diare dan penurunan berat badan.
• Diagnosis : ditemukannya kista telur dan larva di feses

IV. PATOGENESIS
Pada umumnya gastroenteritis akut 90% disebabkan oleh agen infeksi yang berperan dalam
terjadinya gastroenteritis akut terutama adalah faktor agent dan faktor host. Faktor agent yaitu
daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang
mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman. Faktor host adalah kemampuan
tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut,
terdiri dari faktor-faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna antara lain:
keasaman lambung, motilitas usus, imunitas, dan lingkungan mikroflora usus. Patogenesis diare
karena infeksi bakteri/parasit terdiri atas:

A. Diare karena bakteri non-invasif (enterotoksigenik)

Diare jenis ini biasanya disebut juga sebagai diare tipe sekretorik dengan konsistensi berair
dengan volume yang banyak. Bakteri yang memproduksi enterotoksin ini tidak merusak mukosa
seperti V. cholerae Eltor, Eterotoxicgenic E. coli (ETEC) dan C. Perfringens. V.cholerae Eltor
mengeluarkan toksin yang terkait pada mukosa usus halus 15-30 menit sesudah diproduksi
vibrio. Enterotoksin ini menyebabkan kegiatan berlebihan nikotinamid adenin di nukleotid pada
dinding sel usus, sehingga meningkatkan kadar adenosin 3’-5’-siklik monofosfat (siklik AMP)
dalam sel yang menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti oleh
air, ion bikarbonat, kation, natrium dan kalium.

B. Diare karena bakteri/parasite invasive (enterovasif)

Diare yang diakibatkan bakteri enterovasif disebut sebagai diare Inflammatory. Bakteri yang
merusak (invasif) antara lain Enteroinvasive E. coli (EIEC), Salmonella, Shigella, Yersinia, C.
perfringens tipe C. diare disebabkan oleh kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi.
Sifat diarenya sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat tercampur lendir dan darah. Kuman
salmonella yang sering menyebabkan diare yaitu S. paratyphi B, Styphimurium, S enterriditis, S
choleraesuis. Penyebab parasite yang sering yaitu E. histolitika dan G. lamblia.

Diare inflammatory ditandai dengan kerusakan dan kematian enterosit, dengan peradangan
minimal sampai berat, disertai gangguan absorbsi dan sekresi. Setelah kolonisasi awal, kemudian
terjadi perlekatan bakteri ke sel epitel dan selanjutnya terjadi invasi bakteri kedalam sel epitel,
atau pada IBD mulai terjadinya inflamasi. Tahap berikutnya terjadi pelepasan sitokin antara lain
interleukin 1 (IL-l), TNF-α, dan kemokin seperti interleukin 8 (IL-8) dari epitel dan subepitel
miofibroblas. IL- 8 adalah molekul kemostatik yang akan mengaktifkan sistim fagositosis
setempat dan merangsang sel-sel fagositosis lainnya ke lamina propia. Apabila substansi
kemotaktik (IL-8) dilepas oleh sel epitel, atau oleh mikroorganisme lumen usus (kemotaktik
peptida) dalam konsentrasi yang cukup kedalam lumen usus, maka neutrofil akan bergerak
menembus epitel dan membentuk abses kripta, dan melepaskan berbagai mediator seperti
prostaglandin, leukotrin, platelet actifating factor, dan hidrogen peroksida dari sel fagosit akan
merangsang sekresi usus oleh enterosit, dan aktifitas saraf usus.
V. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari gastroenteritis akut biasanya bervariasi umumnya gejala yang paling
sering:
• Mual
• muntah
• Diare
1. Diare air yang diiikuti berdarah dalam beberapa jam atau hari setelahnya
2. Diare berair tanpa darah
• Nyeri abdomen
• Rasa tidak nyaman pada perut
• Kembung

 Tanda Dehidrasi
VI. DIAGNOSIS

Anamnesis :

 Diare <2 minggu


 Demam, biasanya disebabkan oleh penyakit invasif
 BAB berdarah (ulcer duodenum)
 BAB putih dan banyak (malabsorpsi)
 Nyeri perut
 Tenesmus (seperti ingin BAB namun terdapat spasme rektum, nyeri, ketika dikeluarkan hanya
sedikit)
 Muntah
 Sumber penyakit di lingkungan sekitar
 Riwayat terapi antibiotik yang dikonsumsi atau selesai mengkonsumsi antibiotik.
Pemeriksaan Fisik :
Periksa tanda-tanda dehidrasi, yaitu :

 dehidrasi ringan; haus, mulut kering, tidak atau sedikit berkeringat, jumlah urin berkurang
 dehidrasi sedang; penurunan tekanan darah ortostatik, skin turgor menurun, mata cekung.
 dehidrasi berat; hipotensi, takikardi, deirium, syok hipovolemi.

VII. DIAGNOSIS BANDING

 Diare akut disertai demam dan melena


 Diare akut tanpa demam atau melena

VIII. MANAJEMEN

 Manajemen Suportif :
Rehidrasi : rehidrasi oral atau rehidrasi intravena. Rehidrasi oral biasa diberikan pada pasien
dengan diare tanpa dehidrasi atau dehidrasi ringan. Pasien dengan dehidrasi sedang atau berat diberikan
rehidrasi intravena.
Terapi rehidrasi cairan yang diberikan sebanyak 50-200 ml/kgBB/24 jam bergantung kebutuhan
dan status hidrasi.
 Terapi Empirik :
Bergantung pada agen infeksi (bakteri atau virus), diare turis, atau imunosupresif.
 Diet
• Dianjurkan minum minuman sari buah, teh, minuman tidak bergas
• Makanan mudah dicerna seperti pisang, sup
• Hindari susu sapi karena adanya defisiensi lactase transien yang disebabkan infeksi virus
dan bakteri.
• Hindari kafein dan alcohol  meningkatkan motilitas dan sekresi usus

 Obat Anti diare


• Obat untuk mengeraskan tinja :
1. Antapulgite 4x2 tab / hari
2. Smectite 3x1 saset diberikan setiap diare/BAB encer sampai diare berhenti

IX. KOMPLIKASI
 Syok hipovolemi
 Diare kronik (defisiensi laktase atau pertumbuhan berlebih bakteri usus halus)
 Eksaserbasi inflammatory bowel disease
 Sindrom Reiter (artritis reaktif) : terjadi setelah infeksi oleh organisme invasive
 Sindrom hemolitik uremik (anemia hemolitik, trombositopenia, dan gagal ginjal)

X. PROGNOSIS
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad functionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai