Anda di halaman 1dari 52

Case Report Session

Hepatoma

Oleh :
Muhammad Alguthfani
Pembimbing: dr. Muhammad Alfarish Sp.PD

1
BAB I
LAPORAN KASUS
• 1.1 Identitas Pasien
• Nama : Tn. B
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 68 tahun
• Alamat : Kp. Cikondang Rt 006 Rw 003
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Islam
• Status Perkawinan : Menikah
• Tgl. Masuk : 28 Januari 2020
• Tgl. Keluar : 3 Februari 2020

2
ANAMNESIS

Keluhan Utama:
• Nyeri perut kanan atas disertai perut membesar

Riwayat Penyakit Sekarang:


• Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke IGD RSUD Syamsuddin SH dengan keluhan
utama nyeri perut kanan atas dan perut membesar. Nyeri dirasakan di kuadran kanan atas
sejak ± 4 minggu. Nyeri bersifat tumpul, terus menerus dan tidak menjalar.

• OS mengaku keluhan tidak nyaman di perut sudah mulai dirasakan sejak lama berupa rasa
penuh di perut terutama pada saat sehabis diisi makanan, tetapi sekitar 4 minggu yang lalu
terasa nyeri di bagian kanan atas dan semakin hari semakin memberat sehingga pasien
memutuskan untuk berobat.

• Nyeri perut juga disertai dengan keluhan perut yang dirasakan semakin membesar. Keluhan
perut membesar dirasakan berbarengan dengan keluhan nyeri perut pada pasien.

3
Riwayat Penyakit Sekarang:

• OS juga mengeluh mual, muntah setiap kali habis makan, muntah isi makanan, keluhan
tersebut muncul sejak 1 minggu SMRS.

• OS mengaku bila makan harus sedikit demi sedikit karena perut mudah terasa begah
akibatnya nafsu makan berkurang.

• Untuk buang air besar dirasakan kurang lancar, akhir-akhir ini OS biasanya buang air
besar 2-3 hari sekali, terakhir kali BAB 5 hari yang lalu, tetapi pasien masih bisa flatus
meskipun jarang. Bila buang air besar sedikit dan konsistensi agak keras dengan warna
biasa (kuning kecoklatan).

• Perut yang terasa penuh dan membesar membuat pasien kadang merasa sesak yang
bersifat hilang timbul dan tidak dipengaruhi aktivitas ataupun cuaca dan debu.

• OS mengaku akhir-akhir ini sering seperti demam (meriang) tetapi tidak terlalu tinggi
dan tidak disertai menggigil. Kadang keringat malam (+).

• OS juga mengaku cepat lelah dan berat badan menurun dari ± 55 kg menjadi 43 kg
dalam waktu satu bulan.

4
Riwayat Penyakit Sekarang:
• OS juga mengeluh mual, muntah setiap kali habis makan, muntah isi
makanan, keluhan tersebut muncul sejak 1 minggu SMRS.
• OS mengaku bila makan harus sedikit demi sedikit karena perut mudah terasa
begah akibatnya nafsu makan berkurang.
• Untuk buang air besar dirasakan kurang lancar, akhir-akhir ini OS biasanya
buang air besar 2-3 hari sekali, terakhir kali BAB 5 hari yang lalu, tetapi pasien
masih bisa flatus meskipun jarang. Bila buang air besar sedikit dan konsistensi
agak keras dengan warna biasa (kuning kecoklatan).
• Perut yang terasa penuh dan membesar membuat pasien kadang merasa
sesak yang bersifat hilang timbul dan tidak dipengaruhi aktivitas ataupun
cuaca dan debu.
• OS mengaku akhir-akhir ini sering seperti demam (meriang) tetapi tidak
terlalu tinggi dan tidak disertai menggigil. Kadang keringat malam (+).
• OS juga mengaku cepat lelah dan berat badan menurun dari ± 55 kg menjadi
43 kg dalam waktu satu bulan.

5
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat pengguna narkoba jarum suntik disangkal
• Riwayat hipertensi dan DM disangkal
• Riwayat Asma disangkal
• Riwayat Penyakit Jantung disangkal
• Riwayat Penyakit Ginjal Disangkal
• Riwayat sakit kuning disangkal
• Riwayat kontak dengan penderita penyakit kuning disangkal
• Riwayat Minum alkohol 10 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Keluarga:
• Riwayat keluarga sakit kuning disangkal
Riwayat Pengobatan:
• Tidak mengkonsumsi obat obatan tertentu.

6
Riwayat Kebiasaan
•Riwayat merokok 15 tahun lalu, setiap hari, jumlah tidak menentu tetapi dalam seminggu tidak
pernah lebih dari 1 bungkus, saat ini sudah berhenti. Riwayat minum alkohol 10 tahun lalu,
tetapi sedikit dan jarang, saat ini sudah berhenti. Riwayat penggunaan NAPZA disangkal. OS
mengaku kurang minum air putih. Kebiasaan minum jamu-jamuan dan obat-obatan di warung
disangkal.
•OS tinggal di rumah yang ventilasi dan pencahayaan yang kurang bagus. Daerah tempat tinggal
cukup padat. OS bekerja sebagai petani dan banyak menggunakan insektisida semprot setiap
harinya. Di lingkungan tempat tinggalnya tidak ada yang mengalami keluhan serupa.

Riwayat Keluarga
•Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa. Riwayat penyakit hipertensi,
penyakit jantung, penyakit ginjal, kencing manis dan batuk lama disangkal oleh keluarga.

Riwayat Sosial ekonomi


•OS merupakan seorang petani, mempunyai satu orang istri dan 4 orang anak yang sudah ttidak
tinggal bersama dalam satu rumah. Istri pasien tidak bekerja dan pengobatan pasien ditanggung
oleh Jamkesmas.

Riwayat Alergi
•Tidak ada riwayat alergi obat-obatan dan makanan.

7
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : Composmentis KEPALA
• Keadaan umum : Tampak sakit •Bentuk : Normochepali
sedang, lemas, terpasang NGT •Rambut : Hitam sebagian putih, lurus,
dan Urine kateter distribusi merata, rontok (-) dan tidak mudah
dicabut
• Tensi : 130/80 mmHg
MATA
• Nadi : 92 x/menit •Palpebra : oedem (-)
• Suhu: 37,50C •Lensa : jernih
•Konjungtiva : anemis (+/+)
• Tinggi badan : 160 cm
•Visus : tidak diperiksa
• Berat badan : 43 kg
•Sklera : ikterik (+/+)
• IMT : 43 /
(1,6)2 = 16,7 kg/m2 •Gerak BM : normal
• Kesan gizi •Reflex Cahaya : +/+
: Gizi
kurang (OS dalam keadaan •Pupil : Isokor +/+, diameter 2
ascites) mm

8
HIDUNG LEHER
•Bentuk : Normal, deviasi septum (-) •Deformitas : (-)
•Nafas Cuping hidung: (-) •Trakea : deviasi (-)
•Perdarahan : (-/-) •Kelenjar Tiroid : pembesaran (-), kulit
•Mukosa hidung : hiperemis /pucat (-/-), sekitar normal, nyeri tekan (-)
sekret (-/-) •KGB : pembesaran (-), nyeri
MULUT tekan (-)
•Bibir : lembab, kecoklatan, pucat •JVP : 5 + 2 cm H2O
(-), sianosis (-) •Retraksi otot bantu pernapasan (-)
•Tonsil : T1 –T1, Hiperemis (-)
•Bau pernapasan : tidak ada
•Gigi geligi : OH baik, caries ( + )
•Gusi : Berdarah (-), bengkak (-),
stomatitis (-)
•Faring : tidak hiperemis
•Lidah : kotor (-), atrofi papil (-),
hiperemis (-), kotor (-), tremor (-)

9
THORAKS Jantung
•Inspeksi :
•Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
-Bentuk : Datar, barrel chest (-),
simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-) •Palpasi :Ictus kordis teraba setinggi ICS V 1
-Buah dada :Simetris, ginekomastia cm lateral dari garis midklavikularis kiri, trill (-) di
(-) keempat area katup jantung.
-Kulit : Pucat (-), ikterik (+),
•Perkusi :
dan spider nevi (-) •Batas kanan : ICS V, linea sternalis
•Palpasi : dextra
-Tidak ada benjolan •Batas kiri : ICS V, 1 cm lateral dari
garis midklavikularis
-Vocal fremitus simetris kiri dan kanan sinistra
-Eksapansi paru normal kiri dan kanan •Batas atas : ICS III, linea parasternalis
sinistra
•Perkusi • Auskultasi:
Sonor pada seluruh lapang paru • Suara dasar : S1-S2 murni, regular, irama
teratur, frekuensi 92 x/menit
•Auskultasi • Suara tambahan : murmur (-), gallop (-)

-Suara Nafas vesikular normal


-Ronkhi -/-, wheezing -/-

10
• ABDOMEN
• Inspeksi Extremitas :
– Tampak perut membuncit, tidak simetris pitting edema (-)
(kanan atas tampak lebih menonjol), warna Sianosis (-)
kulit ikterik, spider nevi (-), jaringan parut Ikterik (-)
(-), tidak tampak dilatasi vena, Caput
Medusae (-) Kekuatan otot 5/5
• Auskultasi Akral hangat kering merah,
– Bising usus (+) lemah , frekuensi +5x/menit, odema pretibial -/-,
bruit hepatic (-) eritema palmaris (-)
• Palpasi Ptekie (-)
– Supel, defans muskuler (-). Reflex fisiologis (+)
– Pada kuadran kanan atas teraba massa
konsistensi keras, permukaan tidak jelas Reflex Patologis (-)
teraba dan nyeri tekan (+). Palmar Eritem (-)
– Teraba pembesaran hepar, dimana lobus Flapping Tremor (-)
kanan teraba 6 cm dibawah arcus costae
dextra sedangkan lobus kiri teraba 2 cm
dibawah processus xyphoideus, dengan tepi
tumpul, permukaan licin, konsistensi keras,
nyeri tekan (+).
– murphy sign (-).
– Teraba pembesaran lien di Schuffner 3, tepi
tumpul, permukaan rata, konsistensi lunak,
dan nyeri tekan (+).
– Ballotemen (+). Undulasi (+).
• Perkusi
– Timpani keempat kuadran abdomen (-), nyeri
ketok costovertebra (-/-), area Traube redup,
dan shifting dullness (+).

11
RESUME

• Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke IGD RSUD Syamsuddin SH dengan keluhan
utama nyeri perut quadran kanan atas dan ascites. Nyeri dirasakan di kuadran kanan atas
sejak ± 4 minggu. OS mengaku keluhan tidak nyaman di perut sudah mulai dirasakan sejak
lama berupa rasa penuh di perut terutama pada saat sehabis diisi makanan, tetapi sekitar 4
minggu yang lalu terasa nyeri di bagian kanan atas sehingga pasien memutuskan untuk
berobat. Nyeri perut juga disertai dengan keluhan ascites.
• OS juga mengeluh mual, vomitus setiap kali habis makan, muntah isi makanan, keluhan
tersebut muncul sejak 1 minggu SMRS. Pasien mengeluhkan adanya konstipasi sejak 5 hari
yang lalu, tetapi pasien masih bisa flatus meskipun jarang. Bila buang air besar sedikit dan
konsistensi agak keras dengan warna biasa (kuning kecoklatan). OS mengaku akhir-akhir ini
sering seperti demam (meriang) tetapi tidak terlalu tinggi dan tidak disertai menggigil.
Kadang keringat malam (+). OS juga mengaku cepat lelah dan berat badan menurun dari ± 55
kg menjadi 43 kg dalam waktu satu bulan.

12
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan bahwa keadaan umum dalam kondisi sakit sedang, lemas, terpasang
NGT dan Urin kateter , kesadaran : compos mentis, Tekanan darah : 130/80 mmHg, Nadi : 92 x/menit,
reguler, volume cukup, ekualitas sama, RR : 20 x/menit, irama teratur, tipe abdomino-torakal, Suhu :
37,5°C dan Kesan gizi: Gizi kurang (OS dalam keadaan ascites).
• Konjungtiva : anemis (+/+)
• Sklera : ikterik (+/+)


Abdomen
• Inspeksi
– Tampak perut membuncit, tidak simetris (kanan atas tampak lebih menonjol), warna kulit ikterik
• Auskultasi
– Bising usus (+) lemah , frekuensi +5x/menit, bruit hepatic (-)
• Palpasi
– Pada kuadran kanan atas teraba massa konsistensi keras, permukaan tidak jelas teraba dan nyeri tekan (+).
– Teraba pembesaran hepar, dimana lobus kanan teraba 6 cm dibawah arcus costae dextra sedangkan lobus kiri teraba
2 cm dibawah processus xyphoideus, dengan tepi tumpul, permukaan licin, konsistensi keras, nyeri tekan (+).
– Teraba pembesaran lien di Schuffner 3, tepi tumpul, permukaan rata, konsistensi lunak, dan nyeri tekan (+).
– Ballotemen (+). Undulasi (+).
• Perkusi
• shifting dullness (+).

13
Diagnosis Banding

• 1. Sirosis Hepar dd/ Hepatoma


dd/ Hepatitis B
• 2. Tuberkulosis Infection

14
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• 1. Darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit)
• 2. Fungsi Liver (SGOT, SGPT)
• 3. Hepatitis Marker (Hbsag, anti Hav virus)
• 4. GDS
• 5. Albumin serum, billirubin serum, pT
• 6. AFP
• 7. USG Abdomen
• 8. MRI/CT Scan kontras
15
Pemeriksaan
penunjang

16
17
USG

• Gambaran cirrhosis hepatis disertai multipel nodul solid pada hepar


lobus kanan dan trombus pada vena porta --> sugestif malignancy -
Ascites - Simple cyst ginjal kanan - USG kandung empedu, spleen,
pankreas, ginjal kiri, vesika urinaria dan prostat saat ini tak tampak
kelainan. Tidak tampak pembesaran KGB. Hepar tampak ukuran tidak
membesar, sudut tumpul, permukaan tidak rata, tepi irreguler
tumpul. Tekstur parenkim homogen kasar. Kapsul tidak menebal,
tampak bayangan hiperekoik batas relatif. Pada lobus kanan tampak
massa hiperekoik bentuk relative bulat, ukuran 10,21 x 10, 27 cm. CD
imaging massa tidak hipervaskuler, ascites (+).

18
Daignosis
• Suspect Hepatoma + Hepatitis B Kronik

19
Non medikamentosa:
•Tirah baring, diet lunak kaya nutrisi
•Pemeriksaan penyaring untuk memastikan
diagnosis sebagai tumor primer hepar. Berupa :
•AFP/ alfa fetoprotein merupakan sejenis
Medikamentosa berupa terapi simptomatik glikoprotein, disin-tesis oleh hepatosit dan sakus
antara lain: vitelinus, terdapat dalam serum darah janin.
Normal 0-20 ng/ml. kadar lebih dari 400 ng/ml
•Lasix 2 x 1 amp adalah diagnostic untuk hepatoma.
•Syncrone •Kriteria radiologis dengan koinsidensi 2 cara
•Ondancentron 2 x 4 mg IV imaging (USG/CT SCAN/MRI/ANGIOGRAFI) lesi
fokal > 2 cm dengan hipervaskularisasi arterial.
Gambaran mosaic, formasi septum, bagian
perifer sonolusen, bayangan kapsul yang
dibentuk pseudokapsul fibrotic serta
penyengatan eko posterior.
•Pemeriksaan status hepatitis HbSAg, HbeAg,
VHB DNA ALT dan anti HCV atau RNA HCV
•Pertimbangkan dilakukan terapi lain untuk
menurunkan pertumbuhan tumor seperti ablasi
tumor perkutan (penggunaan asam poliprenoik
selama 12 bulan), TACE/ Trans arterial
embolization atau chemo embolization), dan
imunoterapi

20
DAFTAR ABNORMALITAS
•Nyeri perut kanan atas
•Perut membesar
•Mual dan muntah tiap kali makan
•Perut begah dan anoreksia
•Obstipasi
•BAK sedikit dan warna seperti teh
•Sesak
•Demam subfebris berulang
•Cepat lelah dan penurunan berat badan
•Subfebris
•Gizi kurang
•Konjungtiva anemis
•Sklera dan kulit ikterik
•Perut membuncit, tidak simetris, dilatasi vena
•Hepatomegali dan massa
•Splenomegali dan daerah Traube redup
•Ballotement (+)
•Ascites dengan undulasi dan shifting dullness (+)

21
Analisis
Gejala Subjektif
• Nyeri perut kuadran kanan atas • Mual dan muntah dan obstipasi
(tumpul, terus menerus dan tidak dapat terjadi karena adanya
menjalar), disertai perasaan tumor ganas di sel hepar yang
penuh di perut dan perut terasa menyebabkan obstruksi V.porta
membesar. Nyeri dapat dan distensi V. splancnic,
diakibatkan tumor tumbuh akibatnya V.gastrika menjadi
dengan cepat yang menyebabkan distensi timbul oedema gaster
penambahan regangan pada dan gejala dyspepsia seperti mual
kapsul hati. dan muntah.

22
• Sesak dapat diakibatkan • Cepat lelah, sering demam tidak
penekanan diafragma akibat tinggi dan penurunan berat
hepar yang membesar sehingga badan, dapat timbul karena
ekspansi paru menjadi terhambat nekrosis tumor, disertai infeksi
atau bisa juga karena adanya dan metabolit tumor, jika tanpa
proses perluasan hepatoma ke bukti infeksi disebut demam
paru kanker, umumnya tidak disertai
menggigil

23
Gejala objektif
• Sclera dan kulit ikterik • Perut membuncit, tidak
akibat penumpukan simetris (kanan atas
bilirubin 1 dalam darah, tampak lebih menonjol),
ikterik tidak nampak tampak dilatasi vena
bila kadar bilirubin < 2-3 dapat diakibatkan
mg/dl. karena adanya distensi
pembuluh darah V.
kolateral di abdomen.

24
• Massa di KKA konsistensi keras, • Splenomegali di Schuffner 3, tepi
permukaan bernodul/berbenjol tumpul, permukaan rata,
dan nyeri tekan (+) Teraba konsistensi lunak, dan nyeri tekan
pembesaran hepar, dimana lobus (+), area Traube redup. Dapat
kanan teraba 6 cm dibawah arcus disebabkan karena adanya
costae dextra sedangkan lobus obstruksi V. porta menyebabkan
kiri teraba 2 cm dibawah V. splancnic mengalami distensi
processus xyphoideus, dengan yang akan diteruskan ke V.lienalis
tepi tumpul, permukaan licin, dan V. esophagus sehingga
konsistensi keras, nyeri tekan (+). menyebabkan tekanan osmotic
meningkat mengakibatkan
splenomegaly perdarahan V.
esophagus menjadi hematemesis
melena tetapi pada pasien (-).

25
• Ascites dengan shifting dullness (+) dan undulasi
(+). Akibat dari obstruksi di V. porta menyebabkan
distensi V. mesentrika sehingga tekanan osmotic
meningkat dan terjadi perpindahan cairan
menyebabkan ascites.

26
Prognosis
– Ad vitam : dubia ad malam
– Ad fungsionam : ad malam
– Ad sanactionam : dubia ad malam

27
BAB I PENDAHULUAN

29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

30
Etiologi

Etiologi yang paling sering


yaitu hepatitis virus kronis (B
dan C), asupan alkohol dan
pajanan aflatoksin.

31
32
GEJALA KLINIS
• Hepatoma fase subklinis Pemeriksaan Fisik :
tanpa gejala dan tanda fisik Ikterus, Hepatomegali
hepatoma yang jelas berdungkul-dungkul,keras dan
nyeri.
Ascites dan tanda-tanda
patognomoni dari sirosis hati.
• Hepatoma fase klinis
Nyeri abdomen kanan atas
Massa abdomen atas
• Pemeriksaan laboratorium
Perut kembung
Anoreksia AFP > 400 ng/ml ( nilai diagnostic)
Letih, mengurus: HBsAg (+),anti HCV (+)
Demam Gangguan tes fungsi hati
Ikterus
Asites

33
DIAGNOSIS

• Diperlukan metode pencitraan


dengan kontras untuk diagnosis HCC
dan didasarkan pada fase vaskular
(penampilan lesi pada fase “late
arterial”, fase vena portal, dan di
“Delayed phase”).
• Hallmark dari HCC adalah kombinasi
hipervaskularitas pada fase arteri
akhir (didefinisikan sebagai arteri
Phase Hyperenhancement [APHE]
menurut LI-RADS [Liver Klasifikasi
Pencitraan dan Sistem Data]
klasifikasi) dan fase ”washout” pada
portal vena dan / atau fase tertunda

34
Staging

35
36
37
KLASIFIKASI STADIUM KLINIS
HEPATOMA

38
Pemeriksaan penunjang

MRI  Dengan zat kontras spesifik hepatosit dapat menemukan hepatoma


kecil kurang dari 1 cm dengan angka keberhasilan

39
40
PENATALAKSANAAN

41
Terapi Operatif

42
Liver Reseksi pada Sirosis
• Kriteria yang disajikan dalam Asosiasi Eropa sebelumnya untuk Studi Hati (EASL) / Organisasi Eropa
untuk Penelitian dan Perawatan Praktik Klinis Kanker (EORTC) Pedoman tahun 2021 ( Tumor soliter
dan fungsi hati yang sangat terpelihara, vena hepatika, sampai gradien sistem portal ≤10 mmHg
atau jumlah trombosit ≥100.000 / ml) gambarkan ‘‘ ideal ” kandidat untuk LR dalam sirosis.
Faktor yang harus diperhatikan :
1. Penilaian fungsi hati
• Penilaian fungsi hati ditentukan oleh Child-Pugh stage, dengan (Grade A memungkinkan LR dalam
batas aman)
2. Hipertensi portal
• Meskipun hipertensi portal yang relevan secara klinis, didefinisikan sebagai HVPG> 10 mmHg.
3. Tingkat hepatektomi dan invasi bedah
• Harus mempertimbangkan hal hal berikut.. Berdasarkan ukuran tumor, jumlah satelit tumor yang
terdeteksi, lokasi tumor intrahepatik di USG intraoperatif. LR dapat dilakukan oleh cara
konvensional (mis. terbuka: laparotomik) atau melalui operasi invasif minimal (mis. tutup:
laparoskopi-robot). Lebih lanjut, LR bisa bersifat anatomis (mis. Memberikan penghilangan yang
sistematis dari wilayah portal yang mengandung tumor, dengan paparan landmark vena
membingkai wilayah segmental) atau non-anatomi.

43
44
45
HCC-related portal vein invasion
• PVTT (portal vein thrombosis tumour-related ) terbagi sebagai PV1 (segmentary), PV2
(cabang urutan sekunder), PV3 (cabang urutan pertama), PV4 (cabang utama / cabang
kontralateral).

• LR hanya dapat dipertimbangkan untuk ekstensi PV1 / 2 dari HCC, dan hanya sebagai opsi
untuk menjadi uji dalam pengaturan penelitian dan tidak dianggap sebagai standar praktik.

46
Liver Transplantation
Kriteria untuk dilakukan LT menurut beberapa sumber :

•kriteria Milan konvensional (tumor tunggal ≤5 cm atau multiple tumor ≤3 nodul


berukuran ≤3 cm, tanpa invasi vaskular)
•kriteria UCSF, yaitu: nodul tunggal ≤6,5 cm atau 2–3 nodul ≤4,5 cm dan total
diameter tumor ≤8 cm
•Up-to-7 criteria, yaitu: HCC yang memiliki angka 7 sebagai jumlah dari ukuran (cm)
dari tumor terbesar dan jumlah tumor
•Total volume tumor (TTV) kriteria + alpha-fetoprotein (AFP), yaitu : total volume
tumor <115 cm3 dan AFP <400 ng / ml,
•model AFP-Prancis, yaitu : sistem poin berdasarkan ukuran tumor, jumlah tumor dan
tingkat cut-off AFP pada 100 ng/ml dan 1.000 ng / ml.

47
TERAPI LOKAL

48
SISTEMIK TERAPI
• Sorafenib adalah terapi sistemik lini pertama standar untuk HCC. Ini diindikasikan
untuk pasien dengan hati yang terpelihara dengan fungsi liver baik (Child-Pugh A)
dan dengan tumor lanjut (BCLC – C) atau tumor stadium awal berkembang pada
atau tidak cocok untuk terapi loco-regional (LR) 
• Lenvatinib direkomendasikan dalam terapi lini pertama HCC. Ini diindikasikan
untuk pasien dengan fungsi hati yang terjaga dengan baik (kelas Anak-Pugh A),
status kinerja dan dengan tumor lanjut (BCLC-C) tanpa invasi vena portal utama.

49
PALLIATIVE CARE
• Pasien pada stadium BCLC D, yang bukan
kandidat transplantasi hati harus menerima
dukungan paliatif, termasuk manajemen rasa
sakit, nutrisi dan dukungan psikologis

50
PROGNOSIS
• . Studi oleh Ramacciato dkk.
mendapatkan angka harapan hidup 5 - tahun
pada stadium I berdasarkan sistem TNM yang
baru dengan 3 subkategori ukuran tumor :
•  < 2 cm 68.2 %
•  2-5 cm 70.7%
•  > 5 cm 75.8%

51
ALHAMDULILLAH...

52

Anda mungkin juga menyukai