Anda di halaman 1dari 32

LEPTOSPIROSIS

Preseptor : dr. Apen Afgani., SP.PD

Alifa Nisrina Fauziah


Farhan Erba Zain
Firdausy Ayunda Rahman
Kiki Tazkiyatun Nafsi Bestari
Yulienphi Nesica Paquita

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD AL-IHSAN
2020
Leptospirosis (ra-urine-fever) adalah penyakit
bakteri yang menyerang manusia dan hewan.
Manusia terinfeksi melalui kontak langsung
dengan urin hewan yang terinfeksi atau
dengan lingkungan yang terkontaminasi urin.
DEFINISI Bakteri memasuki tubuh melalui luka atau lecet
pada kulit, atau melalui selaput lendir mulut,
hidung dan mata. Penularan dari orang ke
orang jarang terjadi. (WHO)
Pada tahap awal penyakit, gejalanya meliputi demam tinggi, sakit
kepala parah, nyeri otot, menggigil, mata merah, sakit perut, sakit
LANJUTAN kuning, perdarahan di kulit dan selaput lendir, muntah, diare, dan
DEFINISI ruam. (WHO)
 Sebagian besar negara di kawasan Asia Tenggara adalah endemik
terhadap leptospirosis.
 Di Indonesia tersebar luas di P. Jawa, Sumsel, Riau, Sumbar,
EPIDEMIOLOGI Sumut, Bali, NTB, Sulsel, kaltim, dan Kalbar.
 KLB pernah di Riau(1986), Jakarta (2002), Bekasi (2002),
Semarang (2003)
Daerah Leptospirosis di Indonesia
(Pedoman penanggulangan Leptospirosis di Indonesia, 2005)

5
 Binatang rumah (anjing, kucing) dan binatang liar
 Ternak (sapi, kerbau, dll)
 Rodent adalah binatang reservoir paling utama
 Tikus Norway : >50% membawa bakteri leptospira tanpa sakit dan
EPIDEMIOLOGI : mengekskresikan leptospira lewat urine secara masif ke
lingkungan
binatang pembawa
(reservoir)
Beberapa serovar lebih sering menginfeksi :
L. icterohaemorragiae (tikus)
L. canicola (anjing)
L. pomona (babi)
Leptospira adalah corkscrew-shaped bacteria, yang
berbeda dari spirochaeta lainnya dengan adanya end
hooks.
Organisme fleksibel, tipis, dengan spiral halus. Panjang
5-15 mikrometer dan diameter 0,1-0,2 mikrometer.
Bersifat aerobik, motil aktif

ETIOLOGI
TAXONOMY
 Order : Spirochaetales,
 Family : Leptospiraceae,
 Genus : Leptospira
 Species : L. interrogans (patogen) dan L. biflexa
(saprofit)
 Kontak dengan air yang terkontaminasi kuman leptospira atau
urine tikus saat terjadi banjir;
 Kontak dengan sungai atau danau dalam aktifitas mandi,
FAKTOR mencuci atau bekerja di tempat tersebut;

RESIKO  Kontak dengan persawahan ataupun perkebunan (berkaitan


dengan pekerjaan) yang tidak menggunakan alas kaki;
 Kontak erat dengan binatang, seperti babi, sapi, kambing,
anjing yang dinyatakan terinfeksi Leptospira;
 Terpapar atau bersentuhan dengan bangkai hewan, cairan
infeksius hewan seperti cairan kemih, placenta, cairan amnion.
 Memegang atau menangani spesimen hewan/manusia yang
diduga terinfeksi Leptospirosis dalam suatu laboratorium atau
LANJUTAN tempat lainnya
FAKTOR  Pekerjaan atau melakukan kegiatan yang berisiko kontak
dengan sumber infeksi, seperti dokter, dokter hewan, perawat,
RESIKO tim penyelamat atau SAR, tentara, pemburu, dan para pekerja di
rumah potong hewan, toko hewan peliharaan, perkebunan,
pertanian, tambang, serta pendaki gunung.
Manfestasi klinis
 Fase Pertama (leptospiramia)
ditandai demam tinggi mendadak, malaise, nyeri otot, ikterus, sakit
kepala, nyeri perut, gangguan ginjal, hati, meningitis, berlangsung 4-9
hari
MANFESTASI
 Fase kedua (imun)
KLINIS
titer IgM meningkat dengan cepat, gangguan klinis memuncak, terjadi
leptopiura, 1 mg-1 bl

 Fase ketiga (konvalesen)


gejala klinis berkurang, dapat timbul lagi, 2- 4 mg

14
Gejala klinis
Sindroma,fase Gejala klinis Spesimen laboratorium
Leptospirosis anikterik Demam tinggi, nyeri kepala, myalgia, nyeri Darah, LCS (liquor cerebro spinalis)
Fase leptospiremia (3-7 hari) perut, mual, muntah conjuctival suffusion

Fase imune Demam ringan, nyeri kepala, muntah Urine


(3-30 hari) meningitis aseptic

Leptospirosis ikterik Demam, nyeri kepala, myalgia, ikterik, Darah, LCS (minggu 1), urine (minggu
Fase leptospiremia dan immun overlaping) gagal ginjal, hipotensi, manifestasi 2)
pendarahan, pneumonitis hemorrhagic,
leucositosis

Penelitian di malaysia Barat oleh Tan (1970) selama 10 tahun pola klinis leptospirosis;
1. Demam (100%) 6. Gejala ganguan perut (29%) 10. Hepatomegali (18%)
2. Injeksi siller (59%) 7. Sakit kepala (25%) 11. Speinomegali (6%)
3. Ikterik (40%) 8. Proteinuria (25%) 12. Perdarahan (5%)
4. Nyeri tekan oto (45% 9. Menggigil (22%) 13. Batuk (4%)
5. Nyeri otot/seluruh tubuh (31%) 10. Azotemia (20%)
15
KRITERIA FAINE (WHO) UNTUK DIAGNOSIS LEPTOSPIROSIS
A. Gejala :
 Sakit kepala mendadak (Ya) : 2
 Conjunctival suffusion (Ya) : 4
 Demam (Ya) : 2
DIAGNOSIS  Demam > 38.50C (Ya) : 2
 Meningismus (Tidak) :2
 Nyeri otot (terutama betis)(Ya) : 4
 Meningismus, nyeri otot, conjinctival suffusion bersama-
sama (Ya) : 4
 Ikterik (Ya) : 1
 Albuminuria / azotemia (Ya) : 2
B. Faktor epidemiologik
 Musim hujan (Ya) : 5
 Kontaminasi lingkungan (Ya) : 4
 Kontak binatang (Ya) : 1
DIAGNOSIS
C. Hasil laboratorium serologi
 Single (+), titer rendah
 Single (+) titer tinggi

• Jumlah : 33
• (A + B > 25 presumptive leptospirosis)
1.Fase leptospiremia
Leptospira dalam darah, vasculitis (kerusakan endotel kapiler), nephritis
interstisial (radang ginjal), nekrosis tubuler (kematian sel atau jaringan
tubulus pada ginjal), renal failure, pada hati terjadi nekrosis sentriobuler,
paru-paru didapatkan lesi vaskuler dan pada otot terjadi pembengkakan
vakuolasi myofibril dan nekrosis fokal
2.Fase imun
PATOGENITAS Terjadi respon immun humoral dan celluler, timbul antibodi. Leptospira
menetap di dalam tubulus proksimal ginjal dan dapat keluar melalui
air seni setelah berminggu-minggu terinfeksi. Leptospira dapat
menetap di dalam otak, ruang anterior mata yang menimbulkan uveitis
kronis atau uveitis berulang.
3.Convalescence
Penderita leptospirosis berat pada masa convalescence terjadi
perbaikan fungsi ginjal dan hati seperti semula yang terjadi pada minggu
ke 2-4, patogenesis belum diketahui dengan pasti.

18
RITERIA DAN GEJALA KLINIS

 Demam akut dengan atau tanpa sakit kepala


 nyeri otot
 lemah (malaise)

KASUS  conjungtival suffision


SUSPEK  ada riwayat terpapar dengan lingkungan yang
terkontaminasi atau aktifitas yang merupakan
faktor risiko Leptospirosis dalam kurun waktu 2
minggu.
Dinyatakan probable merupakan
saat di mana kasus suspect Selain itu, memiliki gambaran
memiliki dua gejala klinis di laboratorium:
antara tanda-tanda berikut:
 nyeri betis  Trombositopenia < 100.000
sel/mm;
 ikterus atau jaundice kulit
atatu sklera  Leukositosis dengan neutropilia >
 manifestasi pendarahan 80%;
KASUS  sesak nafas  Kenaikan jumlah bilirubin total > 2
PROBABLE  oliguria atau anuria, yakni gr% atau peningkatan SGPT,
ketidakmampuan untuk buang amilase, lipase, dan creatin
air kecil phosphokinase (CPK)
 aritmia jantung  penggunaan rapid diagnostic test
 batuk dengan atau tanpa (RDT) untuk mendeteksi
hemoptisis imunoglobulin M (IgM) anti
 Meningeal irritation leptospira.
 prostration  MAT (>200 TITTER single sample)
 Urinary : proteinuria, pus cells,
blood
Dinyatakan sebagai kasus konfirmasi di saat kasus probable
disertai salah satu dari gejala berikut:
a) Isolasi bakteri Leptospira dari spesimen klinik;
KASUS
b) Hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) positif
KONFIRMASI
c) Sero konversi microscopic agglutination test (MAT) dari
negatif menjadi positif.
d) Titre MAT >/= 400 pada single sample
 Darah rutin : leukosit (3000-26000) shift to the left,
thrombocytopenia ringan.
 Urin rutin : sedimen urin (leukosit, eritrosit dan proteinuria ringan,
jumlah eritrosit biasanya meningkat)
PEMERIKSAAN  MAT – microscopic aglutination test (GOLD STANDAR)
PENUNJANG  ELISHA TEST
 PCR (early)
Terapi suportif
 Keseimbangan cairan dan elektrolit
 Diuretika pada keadaan oliguri
TATALAKSANA  Transfusi darah (trombosit atau PRC)
 Ventilator untuk pasien dg gagal nafas / ARDS
 Dialisis (hemodialisis atau peritoneal dialisis)
 Antibiotik
 Acute kidney injury (AKI)
 Acute hepar failure
KOMPLIKASI  Acute respiratory failure
 Acute pancreatitis
  Mild illness (suspect case)
  Cap Doxycycline 100 mg twice daily for 7 days OR
  Amoxicillin or Ampicillin 2 g daily for seven days

MANAGEMENT   Mild illness (Probable case)/ Severe case


(FARMAKOLOGI)   Inj Cry Penicillin G 2 MU IV 6 hourly after ST for 7 days ,
 OR
  Inj Ceftrioxine 1 gm IV OD for 7 days
Chemoprophylaxis pada wabah Leptospirosis
MANAGEMENT Capsule Doxycycline 100 mg 3x1 selama 7 hari
(FARMAKOLOGI)
Atau Amoxicillin / Ampicillin 2g (4x1) perhari selama 7 hari
 Demam dengue
DIAGNOSIS  Malaria

BANDING  Hepatitis virus


 Rickettsia
Quo ad vitam : dubia ad bonam
PROGNOSIS Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai