5
Binatang rumah (anjing, kucing) dan binatang liar
Ternak (sapi, kerbau, dll)
Rodent adalah binatang reservoir paling utama
Tikus Norway : >50% membawa bakteri leptospira tanpa sakit dan
EPIDEMIOLOGI : mengekskresikan leptospira lewat urine secara masif ke
lingkungan
binatang pembawa
(reservoir)
Beberapa serovar lebih sering menginfeksi :
L. icterohaemorragiae (tikus)
L. canicola (anjing)
L. pomona (babi)
Leptospira adalah corkscrew-shaped bacteria, yang
berbeda dari spirochaeta lainnya dengan adanya end
hooks.
Organisme fleksibel, tipis, dengan spiral halus. Panjang
5-15 mikrometer dan diameter 0,1-0,2 mikrometer.
Bersifat aerobik, motil aktif
ETIOLOGI
TAXONOMY
Order : Spirochaetales,
Family : Leptospiraceae,
Genus : Leptospira
Species : L. interrogans (patogen) dan L. biflexa
(saprofit)
Kontak dengan air yang terkontaminasi kuman leptospira atau
urine tikus saat terjadi banjir;
Kontak dengan sungai atau danau dalam aktifitas mandi,
FAKTOR mencuci atau bekerja di tempat tersebut;
14
Gejala klinis
Sindroma,fase Gejala klinis Spesimen laboratorium
Leptospirosis anikterik Demam tinggi, nyeri kepala, myalgia, nyeri Darah, LCS (liquor cerebro spinalis)
Fase leptospiremia (3-7 hari) perut, mual, muntah conjuctival suffusion
Leptospirosis ikterik Demam, nyeri kepala, myalgia, ikterik, Darah, LCS (minggu 1), urine (minggu
Fase leptospiremia dan immun overlaping) gagal ginjal, hipotensi, manifestasi 2)
pendarahan, pneumonitis hemorrhagic,
leucositosis
Penelitian di malaysia Barat oleh Tan (1970) selama 10 tahun pola klinis leptospirosis;
1. Demam (100%) 6. Gejala ganguan perut (29%) 10. Hepatomegali (18%)
2. Injeksi siller (59%) 7. Sakit kepala (25%) 11. Speinomegali (6%)
3. Ikterik (40%) 8. Proteinuria (25%) 12. Perdarahan (5%)
4. Nyeri tekan oto (45% 9. Menggigil (22%) 13. Batuk (4%)
5. Nyeri otot/seluruh tubuh (31%) 10. Azotemia (20%)
15
KRITERIA FAINE (WHO) UNTUK DIAGNOSIS LEPTOSPIROSIS
A. Gejala :
Sakit kepala mendadak (Ya) : 2
Conjunctival suffusion (Ya) : 4
Demam (Ya) : 2
DIAGNOSIS Demam > 38.50C (Ya) : 2
Meningismus (Tidak) :2
Nyeri otot (terutama betis)(Ya) : 4
Meningismus, nyeri otot, conjinctival suffusion bersama-
sama (Ya) : 4
Ikterik (Ya) : 1
Albuminuria / azotemia (Ya) : 2
B. Faktor epidemiologik
Musim hujan (Ya) : 5
Kontaminasi lingkungan (Ya) : 4
Kontak binatang (Ya) : 1
DIAGNOSIS
C. Hasil laboratorium serologi
Single (+), titer rendah
Single (+) titer tinggi
• Jumlah : 33
• (A + B > 25 presumptive leptospirosis)
1.Fase leptospiremia
Leptospira dalam darah, vasculitis (kerusakan endotel kapiler), nephritis
interstisial (radang ginjal), nekrosis tubuler (kematian sel atau jaringan
tubulus pada ginjal), renal failure, pada hati terjadi nekrosis sentriobuler,
paru-paru didapatkan lesi vaskuler dan pada otot terjadi pembengkakan
vakuolasi myofibril dan nekrosis fokal
2.Fase imun
PATOGENITAS Terjadi respon immun humoral dan celluler, timbul antibodi. Leptospira
menetap di dalam tubulus proksimal ginjal dan dapat keluar melalui
air seni setelah berminggu-minggu terinfeksi. Leptospira dapat
menetap di dalam otak, ruang anterior mata yang menimbulkan uveitis
kronis atau uveitis berulang.
3.Convalescence
Penderita leptospirosis berat pada masa convalescence terjadi
perbaikan fungsi ginjal dan hati seperti semula yang terjadi pada minggu
ke 2-4, patogenesis belum diketahui dengan pasti.
18
RITERIA DAN GEJALA KLINIS