Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN/ TERM OF REFERENCE

PROTOKOL KESEHATAN DI FASILITAS UMUM


DALAM RANGKA KEGIATAN
MXGP OF INDONESIA SAMOTA SUMBAWA TAHUN 2022
DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

A. Latar Belakang.

A.1 Dasar Hukum


a. Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Nasional.
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Undang- Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
d. Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga, Pasal 4 dimana
penyusunan RKA-KL menggunakan pendekatan penganggaran
berbasis kinerja. Dalam penyusunan anggaran yang berbasis kinerja
mutlak dibutuhkan data dan informasi mengenai kinerja yang telah
dicapai pada tahun-tahun sebelumnya.
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI no 1116/Menkes/SK/VIII/2003
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
f. Keputusan Menteri Kesehatan RI no 949/Menkes/SK/VIII/2004
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini
Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB)
g. Perpres No.2 Tahun 2015 tentang RPJMN tahun 2015-2019
h. Kepmenkes RI No.HK 02.02/Menkes/2015 tentang Rencana Strategi
Kementerian Kesehatan RI 2015-2019
i. PMK No 49 /PMK.02/2017 tentang Standar Biaya Masukan tahun
2019
j. KMK No HK.01.07/MENKES/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan
Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Desease 2019 (COVID-
19).
k. Instruksi Bupati Sumbawa Nomor 2 Tahun 2021 tentang Pengendalian
dan Penanggulanagn Penyakit Rabies di Kabupaten Sumbawa .
l. SK Bupati Sumbawa Barat No 188.4.45.423 Tahun 2022 Tentang
Penetapan Status Keadaan Tanggak Darurat Bencana Non Alam
Kejadian Luar Biasa Rabies di Kabupaten Sumbawa Barat Tahun
2022

A.2 Tugas dan Fungsi Unit Kerja Terkait dan /atau Penugasan
Tambahan.
Tugas dan fungsi Dinas Kesehatan NTB diatur dalam Peraturan Gubernur
NTB Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah NTB.
Dinas Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
Bidang Kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi dan Tugas
Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi. Bidang Kesehatan
Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas Kesehatan, mempunyai tugas Melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan
operasional,koordinasi,advokasi,sosialisasi,bimbingan teknis dan fasilitas
serta pemantauan,evaluasi dan pelaporan dibidang kesehatan keluarga, gizi,
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta kesehatan kerja dan
olahraga.
Seksi Gizi Promosi mempunyai tugas dan fungsi menyiapkan bahan
penyusunan kebijakan,perencanaan program,menyiapkan bahan bimbingan
teknis,menyiapkan bahan advokasi dan koordinasi, menyiapkan bahan
penyusunan pedoman, melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
kegiatan peningkatan kesehatan gizi masyarakat dan promosi kesehatan
masyarakat
A.3 Gambaran Umum
a. Latar Belakang
Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah satu diantara beberapa provinsi
di Indonesia yang memiliki destinasi wisata dengan berbagai event
nasional maupun internasional. Salah satu perhelatan besar tingkat
internasional yang akan berlangsung adalah akan dilaksanakannya
event MotoGP Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah dan MXGP di
Kabupaten Sumbawa. Hal ini menjadi perhatian dari semua unsur
pemerintahan, terutama dalam bidang kesehatan karena banyaknya
masyarakat dari dalam dan luar negeri yang datang, maka mobilitas ini
membuka kesempatan terjadinya penyakit menular.
Penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dapat
dipengaruhi oleh tinginya mobilitas penduduk dan merupakan suatu
ancaman misalnya transmisi penyakit menular dari suatu negara ke
negara lain. Selain itu saat ini dunia sudah mengalami perubahan iklim
yang disebabkan oleh pemanasan global yang semakin cepat. Kondisi
ini mempengaruhi pola dan jenis penyakit potensial wabah secara
langsung maupun tidak langsung seperti penyakit new emerging
(Hepatitis Akut) Covid-19 serta penyakit tular vektor dan zoonotik
seperti malaria, DBD, antrax dan rabies.
Informasi tentang kevektoran vektor Malaria, DBD ataupun lainnya
seperti pemantauan pada Hewan Penular Rabies (HPR) di Provinsi
Nusa Tenggara Barat belum lengkap, hal ini disebabkan karena
kegiatan promosi kesehatan terkait vektor vektor Malaria, DBD
ataupun lainnya seperti pemantauan pada Hewan Penular Rabies
(HPR ) belum dilakukan secara rutin . Komunikasi Efektif sebagai
salah satu bagian kegiatan Promosi Kesehatan dilakukan untuk
memperluas informasi sampai dengan masyarakat di desa. Di Provinsi
Nusa Tenggara Barat kasus malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD)
dan Rabies masih terlaporkan. Malaria, merupakan penyakit endemis
rendah yang masih terjadi di wilayah NTB, akan tetapi dari 10
kabupaten/kota, 4 diantaranya belum eliminasi malaria, artinya pada
wilayah tersebut masih ada penularan yang terjadi di dalam wilayah
tersebut. Dan salah satu kabupaten dari empat kabupaten tersebut
adalah Kabupaten Sumbawa. DBD di NTB merupakan penyakit yang
kejadiannya meningkat pada Tahun 2021. Kabupaten Sumbawa sendiri
terdapat 398 kasus dengan 4 kematian akibat DBD. Sementara itu,
kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) Tahun 2021 di NTB
mencapai 1.864 kasus gigitan dengan 10 kasus Lyssa. Kasus GHPR di
kabupaten Sumbawa sebesar 1082 kasus dengan 9 kasus Lyssa.
Dalam rangka menyambut even MX GP di Sumbawa, maka Dinas
Kesehatan bidang Kesehatan Masayarakat akan melakukan upaya ….

b. Analisa Kelayakan/Manfaat.
Output ini adalah untuk mendukung pencapaian indicator pengendalian
penyakit Menular langsung melalui binatang melalui promosi
kesehatan.

B. Penerima Manfaat
1. Kementerian Kesehatan
2. Dinas Kesehatan Provinsi
3. Organisasi/ITDC/
4. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

C. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Pelaksana
Kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara
Barat
2. Metode Pelaksanaan
Dalam kegiatan ini dilakukan dalam bentuk operasi lapangan dengan
model pengebangan promosi kesehatan partisipatif

3. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


Tahap/Komponen-komponen yang dilaksanakan :
a. Mitigasi Resiko dan Pemetaaan Lokasi, advokasi dan
Diseminasi.
a.1 Sasaran :
Tenaga Promosi Kesehatan di Kabupaten dan di 26
Puskesmas,Lintas Sektor, dan Penyedia Akomodasi
a.2. Materi :
Panduan Protokol kesehatan di tempat keramaian.
Membangun Komunikasi Efektif dalam pengendalian
Rabies, Inspeksi Kesehatan lingkungan venue dan hotel,
Pengawasan Laik higine sanitasi tempat pengolahan
makanan.
a.3. Tahap Pelaksanaan Kegiatan :
a.3.1. Persiapan :
Persiapan bahan dan materi yang akan disampaikan
saat kegiatan diseminasi berupa penguatan protocol
kesehatan bagi Nakes dan Penyedia Akomodasi.
a.3.2. Pelaksanaan :
Pelaksanaan dilakukan di kabupaten sumbawa pra
event MXGP Samota Sumbawa.
a.3.3. Penyusunanan Laporan :
Laporan kegiatan akan disusun oleh Tim Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggra Barat.

b. Pelaksanaan Penegakan Protokol Kesehatan :


b.1 Tujuan :
Meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-
19 dan Rabies bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum
dalam rangka mencegah terjadinya episenter/kluster baru
selama masa penyelenggaraan event MXGP 2022.

b.2 Ruang Lingkup :


Ruang lingkup protokol kesehatan ini meliputi upaya
pencegahan dan pengendalian COVID-19 dan Rabies di
tempat dan fasilitas umum dengan memperhatikan aspek
perlindungan kesehatan individu dan titik-titik kritis dalam
perlindungan kesehatan masyarakat, yang melibatkan
pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab tempat dan
fasilitas umum serta masyarakat pengguna. Substansi
kegiatan meliputi jenis dan karakteristik kegiatan/aktivitas,
besarnya kegiatan, lokasi kegiatan (indoor/outdoor), lamanya
kegiatan, jumlah orang yang terlibat.
.
b.3 Sasaran :
Masyarakat, Officials, Riders, Tamu Negara, dan
Manajemen fasilitas umum.

b.4. Tahapan Peaksanaan Kegiatan :


b.4.1. Persiapan :
Penyiapan 96 orang petugas Protokol Kesehatan yang
dilengkapi dengan KIT Protokol Kesehatan dan
Atribut Prokes yang terdiri dari : Tas Ransel yang
berisi Masker, Kotak P3k. Rompi Prokes, Topi dan
Name Tag.
b.4.2. Pelaksanaan
Penempatan petugas protocol kesehatan pada 8 titik
krusial yang sudah dilakukan mapping dan mitigasi.

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAAN


Pencapaian keluaran akan dicapai dalam kurun waktu sepanjang
pelaksanaan event MX GP

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


BIayan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini sebanyak RP
233.040.000,- (Dua ratus tiga puluh tiga juta empat puluh ribu rupiah)
sebagaimanan RAB terlampir

Mataram, 17 Mei 2022

Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Nusa Tenggara Barat

dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM., MARS


NIP. 19740621 200212 1 007

Anda mungkin juga menyukai