Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undangnomor 36 tahun
2009tentangKesehatanmengamanatkantujuanUpayaPerbaikanGiziadalahuntu
kmeningkatkanmutugiziperseorangandanmasyarakatantara lain
melaluiperbaikanpolakonsumsimakanan, perbaikanperilakusadargizi,
peningkatanaksessertamutupelayanangizidankesehatansesuaidengankemaju
anilmudanteknologi. DalamRencana Pembangunan
JangkaMenengahNasional (RPJMN) bidang kesehatan 2015-2019,
disebutkanbahwasasaran Program Bina Gizi dan Kkesehatan Iibu dan Anak
adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang bermutu bagi seluruh masyarakat.

UkurankeberhasilanpembangunanadalahIndeks Pembangunan
Manusia (IPM), dan data IPM tahun 2016mengalami kemajuan yang di tandai
dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari 65,19%
tahun 2015 menjadi 65,81% pada tahun 2016 atau meningkat dengan
pertumbuhan 0,95% setahun sementara IPM Nasional tumbuh sebesar
0,91%. Untuk tahun 2016 IPM provinsi NTB masih berada pada kategori
sedang sebagaimana tahun lalu.

Masalahgizipadahakikatnyaadalahmasalahkesehatanmasyarakat,
namunpenanggulangannyatidakdapatdilakukandenganpendekatanmedisdanp
elayanankesehatansaja.Penyebabtimbulnyamasalahgiziadalahmultifaktor,
olehkarenaitupendekatanpenanggulanganyaharusmelibatkanberbagai sektor
yang terkait.
Masalahgizi di Indonesia didominasiolehKurangEnergi Protein (KEP),
masalah Anemia GiziBesi, GangguanAkibatKekuranganYodium(GAKY),
masalahKurang Vitamin A (KVA), danmasalahobesitasterutama di kota-
kotabesar.PadaWidyaKaryaNasionalPangandanGizitahun 1993,
telahterungkapbahwa Indonesia mengalamimasalahgiziganda yang

1
artinyasementaramasalahgizikurangbelumdapatdiatasisecaramenyeluruh,
sudahmunculmasalahbaru, yaituberupagizilebih.

KejadianKurangEnergi Protein (KEP) erat kaitannya


dengankejadianbalitagiziburuk, balitakurus, danbalitapendek. Berdasarkan
hasil Riskesdas tahun 2013 secara nasional status gizi balita menurut
indikator BB/U, pravelensi berat-kurang pada ahun 2013 adalah 19,6%, terdiri
dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Untuk status gizi balita
berdasarkan indikator TB/U, dari hasil Riskesdas 2013 secara nasional,
pravelensi pendek secara nasional yakni 37,2% yang mengalami peningkatan
dari tahun 2010 35,6% dan 2007 36,8%, yang terdiri dari 18% sangat pendek,
19,2% sangat pendek. Untuk status gizi anak balita berdasarkan indikator
BB/TB, dari hassil Riskesdas 2013, secara nasional pravelensi sangat kurus
masih cukup tinggi 5,3%, mengalami penurunan dari tahun 2010 7,3% dan
2007 7,4% begitu pula dengan balita kurus dan sangat kurus menurun dari
13,6% pada tahun 2007 menjadi 12,1% pada tahun 2013.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 proporsi rumah tangga yang


melakukan pengolahan air sebelum diminum secara nasional yakni 70,1
sedangkan untuk provinsi NTB berada di 5 provinsi terendah. Untuk proporsi
rumah tangga berdasarkan tempat pembuangan akhir tinja secara nasional
terdapat 68,0 untuk pembuangan pada tangka septik, dan 34,0 pada bukan
tangka septik, sedangkan untuk provinsi NTB terdapat pada nomer 2 dari 5
provinsi terendah dengan proporsi pembuangan akhir tinja tidak ke tangki.
Kcendrungan proses mulai mneyusui pada anak umur 0-23 bukan di
Indonesia tahun 2013 yakni <1jam (IMD)n34,5 , 1-6 jam 35,2, 7-23 jam 3,7 ,
24-47 13,0 , dan >48 jam 13,7.

Dari hasl Riskesdas 2013 kecendrungan cakupan pemberian Kapsul


vit A pada anak 6-59 bulan secara nasional yakni 75,5 dan Provinsi NTB
menempati posisi tertinggi diantara provinsi yang lain dengan persentasi
89,2%. Untuk frekuensi pemantauan pertumbuhan anak umur 6-59 bukan
dalam 6 bulan terakhir secara nasional yakni ≥4 kali 44,6%, 1-3 kalli 21,1%
dan Tidak pernah sebanyak 34,3%. Untuk persentase rumah tangga yang
menggunakan garam beryodium telah mendekati target 90%.

2
Berdasarkan Hasil Pemantauan Status Gizi tahun 2016 persentasi bayi
baru lair mendapat IMD pada Provinsi NTB yakni IMD ≥ 1 jam sebanyak
17,6% , IMD<1 jam 54,1% dan yang Tidak IMD 28,3%. Untuk bayi yang
mendapatkan ASI Eksklusif untuk provinsi NTB yakni 38,3% lebih tinggi dari
pada persentase nasional. Persentasi balita umur 6-59 bulan mendapat
vitamin A pada provinsi NTB yakni 91,9% lebih tinggi dari pada persentase
nasional. Untuk persentasi Balita yang ditimbang 4 kali atau lebih dalam 6
bulan terakhir di provinsi NTB yakni 82,7% lebih tinggi dari pada persentase
nasional. Untuk persentase rumah tangga yang mengkonsumsi Garam
Beriodium pada provinsi NTB yakni sebanyak 55,0% masih rendah
dibandingkan secara nasional.

Kecendrungan masalah gizi kurang pada balita umur 0-23 bulan di


pada provinsi NTB di tahun 2016 yakni 14,8% naik dari pada PSG 2015 yakni
12,0%. Untuk kecendrungan masalah gizi kurang pada balita umur 0-59 bulan
pada provinsi NTB pada tahun 2016 yakni 20,3% lebih tinggi dari pada PSG
tahun 2015 yakni 17,8%. Kecendrungan masalah gizi pendek pada balita
umur 0-23 bulan di provinsi NTB pada PSG 2016 yakni 20,7% lebih rendah
daripada PSG 2015 yakni 27,8%. Untuk masalah pendek pada balita usia 0-
59 bulan pada PSG 2016 yakni 30,0% lebih rendah dari PSG 2016 yakni
33,9%. Masalah gizi kurang pada balita usia 0-23 bulan pada PSG 2016
untuk provinsi NTB yakni 9,8% lebih tinggi dari pada PSG 2015 yakni 8,2%.
Untuk masalah gizi kurus pada Balita usia 0-59 bulan pada PSG 2016 yakni
9,8% lebih tinggi daripada PSG 2015 yakni 9,3%. Persentil ibu hamil dengan
risiko KEK berdasarkan Lila pada PSG 2016 di provinsi NTB yakni 16%.
Persentasi balita yang mendapat asi eksklusif sampai umur 6 bulan pada
PSG 2016 yakni 38,3%. Persentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah
Darah (TTD) 990 tablet pada PSG 2016 di provinsi NTB yakni ≥ 90 tablet
sebanyak 62,6%, < 90 tablet yakni 35,9% dan tidak mendapat TTD yani 1,5%.

Pada Program Perencanaan Gizi kali ini, akan dilaksanakan di provinsi


NTB tepatnya di Kabupaten Lombok Tengah. Dari data hasil PSG 2016 untuk
kabupaten Lombok tengan memiliki masalah kurus pada balita usia 0-59
bulan yakni 6,5% lebih rendah dari PSG 2015 yakni 7,6% dan lebih rendah
dari pada masalh gizi kurus di NTB. Untuk masalah pendek pada balita usia

3
0-59 bulan di Kabupaten Lombok tengah yakni pada PSG 2016 27,5% lebih
rendah dari PSG 2015 yakni 37,2% dan lebih rendah dari pravelensi kurus di
NTB. Maslah gizi kurang usia 0-59 bulan pada PSG 2016 di Kabupaten
Lombok Tengah yakni 21,3% lebih tinggi dari pada PSG 2015 yakni 18,8%
dan lebih tinggi dari pravelensi di NTB.

WHO 2004 dan International Zinc Nutrition Consultative Group (2004)


menyatakan bahwa satu dari 10 faktor penyebab kematian pada anak-anakdi
negara berkembang adalah defisiensi seng dan menyebabkan 40 persenanak
menjadi malnutrisi. intervensi seng mampu mengurangi 63 persen
jumlahkematian pada anak (Jones, et al,. 2003).

Berdasaran survei cepat anemia tahun 2013 yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, prevalensi anemia di NTB tahun
2013 adalah 56,5%. Faktor resiko anemia di NTB adalah ibu hamil yang
berumur kurang dari 20 tahun pada trimester pertama, tidak mengkonsumsi
tablet tambah darah dan LILA <23,5 cm (KEK).

Data Riskesdas tahun 2013 proporsi pengolahan air Rumah Tangga


sebelum diminum adalah 5 provinsi terendah yaitu NTB, Kepri, DKI, Bali,
Bangka Belitung.

Berdasarkan data PSG tahun 2013 Distribusi prilaku keluarga


mengonsumsi makanan aneka ragam menurut kabupaten Tahun 2013
terendah di wilayah Kabupaten Lombok Tengah (30,60%).

Berdasarkan hasil laporan tersebut, maka mahasiswa semester V


Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram khususnya Jurusan Gizi tahun
2015ingin melakukan survey tentang determinan masalah gizi di Kabupaten
Lombok Tengah.
B. Rumusan Masalah
Determinan apa saja yang menyebabkan terjadinya berbagai masalah gizi di
wilayah kerja Puskesmas Mantang dan puskesmas aik darekKecamatan Batu
Keliang Kabupaten Lombok Tengah?

4
C. Tujuan
1. Tujuan umum :
Untuk mengetahui determinan masalah gizi di desa Mantang wilayah kerja
Puskesmas Mantang Kecamatan Batu Keliang Kabupaten Lombok
Tengah.
2. Tujuan khusus :
a) Untuk Balita :
1) Mengidentifikasi gambaran umum / karakteristik balita meliputi nama,
umur, jenis kelamin, paritas (hamil Ke-) jumlah anggota keluarga,
barat badan, tinggi badan, dan berat badan lahir.
2) Mengidentifikasi data status gizi balita berdasarkan BB/U, TB/U, dan
BB/TB.
3) Mengidentifikasi tingkat konsumsi balitameliputi : tingkat konsumsi
(tingkat konsumsi energi, protein, vitamin C, vitamin A, Fe dan Zink)
dan infeksi.
4) Mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu balita tentang
gizi dan kesehatan pada balita.
5) Mengidentifikasi perilaku Kadarzi pada keluarga balita
6) Mengidentifikasi pendapatan keluarga balita
7) Mengidentifikasi prilaku keluarga sehat balita
b) Ibu Hamil :
1) Mengidentifikasi gambaran umum / karakteristik ibu hamil meliputi
nama, umur, anggota keluarga, pekerjaan, pendidikan, usia
kehamilan, riwayat kehamilan.
2) Mengidentifikasi status KEK pada ibu hamil.
3) Mengidentifikasi pola makan pada ibu hamil meliputi : jenis, jumlah,
dan frekuensi konsumsi suatu bahan makanan.
4) Mengidentifikasi tingkat konsumsi ibu hamil meliputi : tingkat
konsumsi tingkat konsumsi energy, protein, vitamin C, vitamin A, Fe,
Asam Folat dan Zink.
5) Mengidentifikasi pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu hamil tentang
gizi dan kesehatan pada ibu hamil.
6) Mengidentifikasi perilaku Kadarzi pada keluarga ibu hamil.
5
7) Mengidentifikasi pendapatan keluarga ibu hamil
8) Mengidentifikasi keluarga sehat Ibu Hamil
9) Mengidentifikasi kesehatan lingkungan masyarakat.
10)Mengidentifikasi dan menganalisis kemampuan kader dalam
menimbang, pengisian KMS, dan pencatatan Laporan.
11)Menganalisa hubungan antara tingkat konsumsi energi dan zat gizi
(Protein, Vitamin A, Vitamin C, Fe, Zink) dengan status gizi pada
balita
12)Menganalisa hubungan antara tingkat konsumsi energi dan zat gizi
(Protein, Vitamin A, Vitamin C, Fe, Zink) dengan status KEK pada ibu
hamil.
D. Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
a. Menambah wawasan dan peningkatan pengetahuan dalam bidang gizi
masyarakat.
b. Melatih keterampilan mahasiswa dalam penentuan status gizi dan
menganalisis data hasil pengukuran.
c. Melatih keterampilan mahasiswa dalam melakukan survey konsumsi
pada balita dan ibu hamil.
d. Memperoleh data dasar untuk penentuan intervensi gizi pada balita
dan ibu hamil.
2. Bagi Institusi Kesehatan
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
faktor determinan yang mempengaruhi masalah gizi dan kesehatan di
Kabupaten Lombok Tengah serta besarnya pengaruh tiap faktor
tersebut.
b. Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan perencanaan dalam
menentukan kebijakan penanggulangan masalah gizi dan kesehatan di
Kabupaten Lombok Tengah.
3. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat mengetahui faktor determinan yang mempengaruhi
masalah gizi dan kesehatan sehingga diharapkan mampu melakukan

6
pencegahan dan penanganan masalah gizi yang terjadi di lingkungan
sekitar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Pengertian Gizi

Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan
air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih
dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung
secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan
seimbang.

2.1.1        Pengertian Status Gizi


Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam  pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan
sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan
masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan
pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000: 1).

2.1.2        Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi


2.1.2.1.    Faktor External
Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain:

1)        Pendapatan

Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang
hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999).

2)        Pendidikan

7
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan
perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik
(Suliha, 2001).

3)        Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang


kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang  menyita
waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
keluarga (Markum, 1991).

4)        Budaya

Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan
(Soetjiningsih, 1998).

2.1.2.2.    Faktor Internal
Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :
1)      Usia

Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua
dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).

2)      Kondisi Fisik

Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia,
semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang
buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena
pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat
(Suhardjo, et, all,  1986).

3)      Infeksi

Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau


menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all,  1986).

2.1.3        Penilaian Status Gizi

8
Penilaian status gizi secara langsung menunit Supariasa (2001) dapat   dilakukan
dengan:

2.1.3.1  Antropometri
Antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Sedangkan antropometri gizi adalah
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dan tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk
melihat keseimbangan asupan protein dan energi.
2.1.3.2  Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode untuk menilai status gizi berdasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi,
seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

2.1.3.3  Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan. Jaringan tubuh
yang digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh
seperti hati dan otot.

2.1.3.4  Biofisik

Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan


melibat kemamapuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
Penilaian status gizi secara tidak Iangsung menurut Supariasa, IDN  (2001)  dapat
dilakukan dengan:

1)      Survey Konsumsi Makanan

Survey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak


langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat dan gizi yang dikonsumsi.
Kesalahan dalam survey makanan bisa disebabkan oleh perkiraan yang tidak tepat
dalam menentukan jumlah makanan yang dikonsumsi balita, kecenderungan untuk
mengurangi makanan yang banyak dikonsumsi dan menambah makanan yang
sedikit dikonsumsi ( The Flat Slope Syndrome ), membesar-besarkan konsumsi

9
makanan yang bernilai sosial tinggi, keinginan melaporkan konsumsi vitamin dan
mineral tambahan kesalahan dalam mencatat (food record).
2)        Statistik Vital

Yaitu dengan menganalisis data beberapa statistik kesebatan seperti angka


kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian karena penyebab
tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.

3)        Faktor Ekologi

Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi antara beberapa faktor
fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat
tergantung dan keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.
2.1.4        Macam Klasifikasi Status Gizi
2.1.4.1      Klasifikasi Status Gizi

Tabel 2.1. Tabel Status Gizi

INDEKS STATUS GIZI AMBANG


BATAS *)
Berat badan Gizi Lebih > + 2 SD
menurut umur Gizi Baik ≥ -2 SD
(BB/U) sampai +2
SD
Gizi Kurang < -2 SD
sampai ≥ -3
SD
Gizi Buruk < – 3 SD
Tinggi badan Normal ≥ -2 SD
menurut umur
Pendek (stuntIng) < -2 SD
(TB/U)
Sangat Pendek < -3SD
Berat badan Gemuk > + 2 SD
menurut tinggi Normal ≥ -2 SD
badan (BB/TB) sampai + 2
SD
Kurus (wasted) < -2 SD

10
sampai ≥ -3
SD
Kurus sekali < – 3 SD
Sumber : WHO, 2005

2.1.4.2      Klasifikasi di atas berdasarkan parameter antropometri yang dibedakan


atas:

1)      Berat Badan / Umur

Status gizi ini diukur sesuai dengan berat badan terhadap umur dalam bulan yang
hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 2.1.

2)      Tinggi Badan / Umur

Status gizi ini diukur sesuai dengan tinggi badan terhadap umur dalam bulan yang
hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 2.1.

3)      Berat Badan / Tinggi Badan

Status gizi ini diukur sesuai dengan berat badan terhadap tinggi badan yang
hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 2.1

4)      Lingkar Lengan Atas / Umur

Lingkar lengan atas (LILA) hanya dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu gizi kurang
dan gizi baik dengan batasan indeks sebesar 1,5 cm/tahun.

5)   Parameter Berat Badan / Tinggi Badan banyak digunakan karena memiliki
kelebihan:

1)      Tidak memerlukan data umur

2)      Dapat membedakan proporsi badan ( gemuk, normal, kurus)

6)   Menurut WHO (2005) Parameter berat badan / tinggi badan berdasarkan
kategori Z-Score diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:
1)      Gizi Buruk  ( Sangat Kurus)    : <-3 SD

2)      Gizi Kurang (Kurus)                :-3SDs/d<-2SD

3)      Gizi Baik (Normal)                  :-2SDs/d+2SD

11
4)      Gizi Lebih (Gemuk)                :>+2SD

7) Konsumsi adalah setiap kegiatan memanfaatkan, menghabiskan kegunaan


barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan demi menjaga kelangsungan
hidup. Tingkat konsumsi seseorang dipengaruhi oleh banyak hal yaitu :

a. Pendapatan

b. Jumlah Penduduk

c. Kebiasaan Adat Sosial Budaya

d. Gaya Hidup Seseorang

8) Pengetahuanmerupakanhasildaritahu,daniniterjadijika
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objektertentu.
Penginderaanterjadi melalui pancainderamanusiayaitu inderapenglihatan,
pendengaran, penciuman,
rasadanraba.Pengetahuanataukognitifmerupakandomainyangsangatpenting
dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).

Sikapmerupakanreaksiatauresponyang masihtertutupdariseseorang
terhadapsuatustimulusatauobjek. Sikapsecara nyata menunjukkankonotasi
adanyakesesuaianreaksiterhadapstimulustertentuyang dalam
kehidupansehari- harimerupakanreaksiyang
bersifatemosionalterhadapstimulussosial. Sikap merupakan kesiapanatau
kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu (Notoatmodjo, 2010). Sikap merupakan pernyataan evaluatif
terhadapobjek,orang,atauperistiwa (Stepan2007dalamRiyantodan Budiman,
2013)
Tindakan adalah seseorang yang mengetahui stimulus atau
objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaianatau pendapat
terhadapapayang diketahui,prosesselanjutnya melaksanankan
ataumempraktikkanapayang diketahui atau disikapinya (dinilai baik)
(Notoatmodjo, 2012).
9) pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari
aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan.

12
Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang
merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran.
Pendapatan menurut KBBI adalah hasil kerja (usaha atau sebagainya.Sedangkan
pendapatan dalam kamus menejemen adalah uang yang di terima oleh
perorangan perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah gaji bunga gaji
sewa bunga komisi ongkos dan laba.
Pendapatan menurut WHO .
10) Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran
mengenai macam dan jumlah makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang
dan mempunyai ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat. Konsumsi makanan
adalah jumlah total dari makanan yang tersedia untuk dikonsumsi (Hadju, 1997).
11) Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora
dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut.
12) Infeksi merupakan proses invasi dan multiplikasi berbagai mikroorganisme
ke dalam tubuh (seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit), yang saat dalam
keadaan normal, mikroorganisme tersebut tidak terdapat di dalam tubuh

B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin
diteliti. Adapun kerangka konsep penelitan yang akan kami lakukan sebagai
berikut:

Tingkat Konsumsi
BB TB Umur
Pendapatan

Faktor
Pola makan
determinan Status Gizi
masalah gizi
Lingkungan

Infeksi

Pengetahuan, sikap, tindakan/prilaku 13


C. Hipotesis

a. Ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dan zat gizi (Protein, Vitamin A,
Vitamin C, Fe, Zink) dengan status gizi pada anak balita.
b. Ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dan zat gizi (Protein, Vitamin A,
Vitamin C, Fe, Zink) dengan status KEK pada ibu hamil.

14
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang lingkup penelitian


1. Lokasi penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Desa Mantang, Wilayah kerja Puskesmas
Mantang, Kabupaten Lombok Tengah dengan pertimbangan :
a. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, Status Gizi Balita menurut
indicator BB/U yakni dari 33 provinsi di Indonesia, 18 provinsi memiliki
Pravelinsi Gizi Buruk-Ggizi Kurang diatas angka pravelensi Nasional
yaitu berkisar antara 21,2% sampai dengan 33,1%, dan NTB
menduduki urutan ke 9 dari 18 provinsi. Status Gizi anak kesehatan
masyarakat dianggap berat bila pravelensi pendek sebesar 30-39%
dan serius bila pravelensi pendek ≥ 40 % (WHO 2010). Sebanyak 15
provinsi termasuk kategori berat dan NTB menduduki nomor urut 13
dari 15 provinsi.
b. Berdasaran survei cepat anemia tahun 2013 yang dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, prevalensi anemia di
NTB tahun 2013 adalah 56,5%.
c. Prevalensi anemia di kabupaten Lombok Tengah menduduki posisi ke
6 tertinggi,yaitu sebesar 63,7%.
d. Berdasarkan data PSG tahun 2015 Distribusi prilaku keluarga
mengonsumsi makanan aneka ragam menurut kabupaten Tahun 2013
terendah di wilayah Kabupaten Lombok Tengah (30,60%). Distribusi
prilaku mengkonsumsi garam beryodium tahun 2013 yaitu Lombok
Tengah (47,31%) berada pada tingkat kelima.

15
e. Pemantauan status gizi tahun 2016, Dari data hasil PSG 2016 untuk
kabupaten Lombok tengan memiliki masalah kurus pada balita usia 0-
59 bulan yakni 6,5% lebih rendah dari PSG 2015 yakni 7,6% dan lebih
rendah dari pada masalh gizi kurus di NTB. Untuk masalah pendek
pada balita usia 0-59 bulan di Kabupaten Lombok tengah yakni pada
PSG 2016 27,5% lebih rendah dari PSG 2015 yakni 37,2% dan lebih
rendah dari pravelensi kurus di NTB. Maslah gizi kurang usia 0-59
bulan pada PSG 2016 di Kabupaten Lombok Tengah yakni 21,3%
lebih tinggi dari pada PSG 2015 yakni 18,8% dan lebih tinggi dari
pravelensi di NTB.
f. Data Riskesdas tahun 2013,NTB tertinggi kedua dalam Rumah Tangga
yang tidak memiliki fasilitas BAB sehingga melakukan BAB
sembarangan yaitu sebesar (29,3%).Sedangkan dengan proporsi
pembuangan akhir tinja tidak ke tangki septik tertinggi adalah NTB
berada pada posisi tertinggi ketiga yaiatu sebesar (49,1%), Dan untuk,
perilaku BAB di jamban 5 provinsi terendah yaitu NTB menduduki
posisi pertama yaitu sebesar (73,3%).
g. Di Desa Mantang Kecamatan Batu Keliang Kabupaten Lombok
Tengah belum pernah dilakukan penelitian tentang status gizi.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan satu minggu yaitu mulai tanggal 02-06 oktober
2017 di Desa Mantang wilayah kerja puskesamas Mantang kecamatan
Batu Keliang Kabupaten Lombok Tengah.
B. Desain penelitian
Pengambilan data ini merupakan study observasional analitikdari segi
waktu bersifat crossectional

C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu jenis
penelitian yang mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang
terjadi. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat status gizi balita ,tingkat
konsumsi balita ,pengetahuan sikap dan tindakan ibu balita dan ibu hamil,
prilaku kadarzi pada ibu balita dan ibu hamil ,pendapatan kelurga, karatestik
ibu balia dan ibu hamil, mengindetifikasi pola makan ibu hamil dan ibu balita,

16
tingkat konsumsi ibu hamil dan ibu balita pengetahuan sikap dan tindakan ibu
hamil, mengidentifikasi kemampuan kader, mengidentifikasi kesehatan
lingkungan masyrakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-
sectional yaitu penelitian yang dilakukan pada satu saat atau pada satu
periode tertentu, dimana data terkait variabel bebas (resiko) dan variabel
terikat (akibat) dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan
(Notoatmodjo,2012).
D. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang memiliki
Balita dan Keluarga Ibu Hamil yang berada di wilayah kerja puskesmas
Mantang dan puskesmas Aik Darek kecamatan Batu Keliang, Lombok
Tengah.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek diteliti yang diambil
dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2012). Sampel
dalam penelitian ini yaitu keluargabalita dan ibu hamil di puskesmas aik
Darek dan puskesmas Mantang.

N
n= 2
1+( N . d )

Ket : n = besar sampel


N = jumlah populasi
d = limit eror (10%)
a. Besar Sampel

Sampel yang digunakan yakni ibu hamil dan balita yang terdapat di
puskesmas Mantang dan Aik Darek. Terdapat 8 desa sebagai tempat
tujuan penelitian yakni di puskesmas mantang terdapat desa Mantang,
Barebali, Bujak dan Tampak Siring, sedangkan untuk puskesma Aik Darek
Aik Darek, dan Selebung. Adapun banyak balita 6-59 bulan dan ibu hamil
dari kedua desa tersebut yakni :

17
1) Puskesmas Mantang

Nama Desa Jmlah Ibu Hamil


Mantang 141
Barabali 153
Bujak 130
Tampak Siring 78
Jumlah 502

Jumlah Balita
Nama Desa 6-11 Bln 12-23 bln 24-59 bln Jumlah
L P L P L P L P
Mantang 19 24 59 45 173 14 251 214
5
Barebali 57 65 134 133 375 29 566 494
6
Bujak 52 37 105 92 286 26 443 389
0
Tampak Siring 16 24 59 45 173 14 251 214
5
147 150 357 315 1007 84 1511 1311
2) Jumlah
6

Puskesmas Aik Darek

No Desa Jumlah Bumil


1 Beber 234
2 Pagutan 176
3 Aik Darek 173
4 Selebung 206
Jumlah 789

Jumlah Balita
No Nama Desa
( 6-11 bln) (12-23 bln) (24-59 bln)
1 Beber 128 241 508
2 Pagutan 105 188 488
3 Aik Darek 138 217 559
4 Selebung 81 187 393
Jumlah 18452 833 1945
Total populasi 3230
Dari ke dua puskesmas tersebut terdapat 1291 ibu hamil dan 6055 balita.
Setelah dimasukkan kedalam rumus, adapun besar sampel yang didapatkan yakni :

Ibu Hamil : 2 orang Bumil untuk setiap mahasiswa

Balita : 10 orang Balita untuk setiap mahasiswa

Kader : 1 orang untuk setiap mahasiswa

b. Cara pengambilan sampel


Cara pengambilan sampel yakni dengan menetukan kluster terlebih
dahulu. Kluster setiap dusun di tentukan sebagai titik tumpu memulai
pencarian sampel dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Di Kluster terpilih, buat daftar pusat kluster atau titik kluster yang
biasanya merupakan sarana umum, seperti kantor kelurahan atau
dusun, RW, pasar, sekolah, madrasah, tempat peribadahan (masjid,
gereja, pura) posyandu, psukesmas.
2) Disetiap kluster dipilih secara acak atau melotre satu pusat klaster.
Untuk desa atau kelurahan yang memiliki dua titik kluster pilih titik
kluster yang jaraknya berjauhan.
3) Dipusat kluster terpilih tersebut, pengumpul data berjalan dengan
memilih arah yang dapat dipilih secara acak, bisa dipilih satu kekiri,
kanan, depan, atau belakang. Cara yang paling mudah yakni dengan
melempar koin untuk memilih arah jalan secara acak. Kemudian
pengumpul data berjalan sesuai arah polao bat nyamuk dengan pusat
kluster sebagai ttik tengah lingkaran. Polao bat nyamuk memiliki
lingkaran (terdekat dengan pusat klster), lingkaran kedua, ketiga, dan
seterusnya. Mulailah bergerak melalui lingkaran dalam, kemudian ke
lingkaran berikutnya. Hal ini penting agar rumah tangga sampel
menyebar di sekitar pusat kluster.
E. Jenis data yang dikumpulkan

19
1. Data primer
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
a. Data balita dan data ibu hamil meliputi (nama ibu balita, hamil ke-,
umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, barat badan, tinggi
badan, dan berat badan lahir)
b. Data status gizi balita berdasarkan BB/U, TB/U, BB/TB, dan IMT/U.
c. Data tingkat konsumsi balita dan anak SD meliputi : tingkat
konsumsi (tingkat konsumsi energi, protein, vitamin C, vitamin A, Fe
dan Zink) dan infeksi.
d. Data pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu balita tentang gizi dan
kesehatan pada balita
e. Data status KEK pada ibu hamil.
f. Data pola makan pada ibu hamil meliputi : jenis, jumlah, dan
frekuensi konsumsi suatu bahan makanan.
g. Data tingkat konsumsi ibu hamil meliputi : tingkat konsumsi tingkat
konsumsi energy, protein, vitamin C, vitamin A, Fe, Asam Folat dan
Zink.
h. Data pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu hamil tentang gizi dan
kesehatan pada ibu hamil.
i. Data perilaku Kadarzi pada keluarga ibu hamil dan Ibu Balita
j. Data prilaku Keluarga Sehat pada keluarga Balita dan Ibu Hamil
k. Data pendapatan keluarga ibu hamil
l. Data kesehatan lingkungan masyarakat.
2. Data sekunder
Data tentang gambaran umum Desa Mantang Kec Batu Keliang
Kabupaten Lombok Tengah terdiri dari letak Dusun, dan data warga ( ibu
hami dan ibu balita)
F. Data yang dikumpulkan
1. Data Primer
a. Data karakteristik anak balita, meliputi :nama, umur, jenis kelamin, anggota
keluarga, urutan anak dalam keluarga, barat badan, tinggi badan, dan berat
badan lahir.
b. Data status gizi anak balita berdasarkan indikator BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB
atau BB/TB.

20
c. Data tingkat konsumsi anak balita meliputi : tingkat konsumsi energi, protein,
vitamin C, vitamin A, Fe dan Zink
d. Data tentangtingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu balita tentang gizi dan
kesehatan pada balita.
e. Data tentang perilakuKadarzi pada keluarga anak balita.
f. Data tentang pendapatan keluarga Balita
g. Data karakteristik ibu hamil, meliputi :nama, umur, anggota keluarga, pekerjaan,
pendidikan, usia kehamilan, riwayat kehamilan, penambahan berat badan, LILA.
h. Data status KEK pada ibu hamil.
i. Data tingkat pola makan pada ibu hamil meliputi :jenis, jumlah, dan frekuensi
konsumsi suatu bahan makanan.
j. Data tingkat konsumsi ibu hamil meliputi : energi, protein, vitamin C, vitamin A,
Fe, Asam Folat dan Zink.
k. Data tentang tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu hamil tentang gizi dan
kesehatan pada ibu hamil.
l. Data tentang perilaku Kadarzi pada keluarga ibu hamil.
m. Data tentang pendapatan keluarga balita dan ibu hamil
n. Data tentang kemampuan kader dalam menimbang dan pengisian KMS
o. Hubungan antara tingkat konsumsi energi dan zat gizi (Protein, Vitamin A,
Vitamin C, Fe, Zink) dengan status gizi pada balita
p. Hubungan antara tingkat konsumsi energi dan zat gizi (Protein, Vitamin A,
Vitamin C, Fe, Zink) dengan status KEK pada ibu hamil.
q. Kesehatan lingkungan masyarakat.
2. Data Sekunder
a. Data gambaran umum wilayah yang meliputi letak geografis, luas, jumlah
penduduk, karakteristik penduduk, jumlah dusun yang ada di desa, sarana dan
prasarana, peran serta tokoh masyarakat, tokoh agama dan kader dalam bidang
kesehatan serta organisasi dan kelembagaan desa, serta potensi sumber daya
alam masyarakat.
b. Data tentang Berat Lahir anak Balita,
c. Data Kadar Hb ibu hamil.
d. Data tentang Posyandu dan jumlah Kader yang masih aktif.
G. Cara pengumpulan data
1. Data primer

21
a. Data karakteristik anak balita, meliputi :nama, umur, jenis kelamin, anggota
keluarga, jumlah anggota keluarga, berat badan, tinggi badan, dan berat badan
lahir dikumpulkan melalui wawancara dengan alat bantu form identitas.
b. Data status gizi anak balita berdasarkan indikator BB/U, PB/U, dan BB/PByang
dikumpulkan dengan cara menimbang berat badan balita menggunakan alat
bantu timbangan dacin dengan tingkat ketelitian 0,1 kg dan tinggi badan pada
balita menggunakan mikrotoa dengan tingkat ketelitian 0,1 cm untuk balita
yangsudah bisa berdiri, sedangkan untuk balita yang belum bisa berdiri dapat
mengukur panjang menggunakan length board dengan tingkat ketelitian 0,1
cm.Apabila anak umur 24 bulan atau lebih diukur telentang,maka hasil
pengukuranya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7 cm,dan bila anak umur diatas
24 bulan diukur telentang,maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan
mengurangkan 0,7 cm.
c. Data status gizi ibu hamil di kumpulkan dengan melakukan pengukuran lingkar
lengan atas dengan menggunakan pita LILA yang memiliki tingkat ketelitian 0,1
cm.
d. Data tingkat konsumsi anak balita meliputi : tingkat konsumsi energi, protein,
vitamin C, vitamin A, Fe dan Zinkdikumpulkan melalui recall 2 x 24 jam terakhir
meliputi jenis bahan makanan yang dikonsumsi, jumlah bahan makanan yang
dikonsumsi dan nilai gizi bahan makanan.
e. Data tentang pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu anak balita tentang gizi dan
kesehatan pada anak balitadikumpulkan dengan wawancara menggunakan alat
bantu kuisioner.
f. Data tentang perilaku Kadarzi pada keluarga anak balita dikumpulkan
menggunakan kuesioner.
g. Data karakteristik ibu hamil, meliputi :nama, umur, anggota keluarga, pekerjaan,
pendidikan, usia kehamilan, riwayat kehamilan dikumpulkan melalui wawancara
dengan alat bantu form identitas.
h. Data tentang status KEK ibu dikumpulkan menggunakan pengukuran LILA.
i. Data tentang pola makan ibu hamil dikumpulkan dengan menggunaan formulir
FFQ.
j. Data tentang tingkat konsumsi ibu hamil dikumpulkan dengan formulir recall 24
jam terakhir.
k. Data tentang pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu anak balita tentang gizi dan
kesehatan pada ibu hamil dikumpulkan dengan wawancara menggunakan alat
bantu kuesioner.

22
l. Data tentang perilaku Kadarzi pada keluarga anak balita dikumpulkan
menggunakan kuesioner.
m. Data tentang kemampuan kader dalam menimbang dan pengisian KMS
dikumpulkan dengan menggunakan observasi.
n. Data tentang pendapatan keluarga yang dilihat dari daftar gaji atau pengeluaran
perbulan keluarga dan dilihat dari pengeluaran setara beras (sajogyo,1977).
2. Data sekunder
a. Data gambaran wilayah yaitu letak wilayah, luas, jumlah penduduk, jumlah dusun
yang ada di Desa, sarana dan prasarana, peran serta tokoh masyarakat, tokoh
agama dan kader dalam bidang kesehatan serta organisasi dan kelembagaan
desa, serta potensi sumber daya alam masyarakat di Kabupaten Lombok
Tengah dikumpulkan dengan melihat profil Kabupaten Lombok Tengah.
b. Data kadar hb ibu hamil dikumpulkan dengan melihat hasil pemeriksaan kadar
Hb pada buku KIA.
c. Data Berat Badan Lahir anak balita dikumpulkan dengan melihat hasil
penimbangan pada KMS anak balita.
d. Data jumlah kader dikumpulkan dengan melihat data pada posyandu dusun
tersebut.
H. Cara Pengolahan dan Analisis Data
1. Data primer
a. Data identitas anak balita dan ibu hamil diolah dengan cara mengumpulkan hasil
wawancara dengan alat bantu form identitas yang disajikan secara deskriptif.
b. Data tentang pola makan anak balitadan ibu hamil (jenis dan frekuensi) diolah
dengan cara mengelompokan kedalam jenis dan frekuensi bahan makanan
yaitu :
- Makanan beraneka ragam, bila mengkonsumsi makanan pokok,
lauk hewani, sayur atau buah setiap hari
- Makanan tidak beraneka ragam, bila mengkonsumsi makanan
pokok, lauk hewani, sayur atau buah tidak setiap hari
c. Data tentang status gizi balita diolah dengan menggunakan Z score yang
dibandingkan dengan WHO 2005
1) BB/U
Gizi lebih = (> + 2 SD)

Gizi baik = (-2 SD sampai + 2 SD)

Gizi kurang = (- 3 SD sampai < - 2 SD)

23
Gizi buruk = (< - 3 SD)

2) TB/U
Tinggi = > + 2 SD

Normal = ( -2 SD s.d + 2 SD )

Pendek = ( - 3SD s.d <- 2 SD)

Sangat pendek = (< - 3 SD)

3) BB/TB
Gemuk => + 2 SD

Normal = (- 2 SD sampai + 2 SD)

Kurus = (- 3 SD sampai < – 2 SD)

Sangat kurus = (< - 3 SD)

d. Status gizi ibu hamil di ukur dengan pengukuran LILA yang diolah dengan
membandingkan hasil pengukuran dengan standar yaitu (Depkes RI, 1995)
1) KEK = < 23,5 cm
2) Non KEK = >= 23,5 cm
e. Data tentang konsumsibalita dan ibu hamil diolah dengan cara dirata-ratakan
jumlah seluruh bahan makanan yang dikonsumsi kemudian diterjemahkan ke
dalam zat gizi dan membandingkannya dengan standar yang ada pada DKGA,
kemudian membandingkan dengan standar kriteria tingkat konsumsi (Depkes
RI, 1996)
1) Diatas kecukupan = >120 %
2) Normal = 90 – 119 %
3) Defisit tingkat ringan = 80-89 %
4) Defisiti tingkat sedang= 70-79 %
5) Defisit tingkat berat = > 70 %
f. Data tentang pengetahuan, sikap dan tindakan ibu balita dan ibu hamil
diolah dengan cara mencari rata-rata total skore dan mencari standar
Deviasinya. Tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan dapat
dikelompokkan menjadi :
1). Baik : 76% – 100%

2). Cukup : 51% - 75%

24
3). Kurang : ≤ 50%

g. Data tentang pendapatan diolah dengan cara menjumlahkan pendapatan


masing-masing anggota keluarga dalam rumah tangga dibagi dengan jumlah
anggota keluarga sehingga didapatkan pendapatan perkapita keluarga
kemudian dianalisis dengan cara membandingkan hasil perkapita dengan
standar perkapita untuk pengeluaran perkapita Lombok Tengah 2016 dengan
kategori :
 Baik : 76% – 100%
 Cukup : 51% - 75%
 Kurang : ≤ 50%

h. Penentuan KADARZI pada ibu anak balita dan ibu hamil diolah dengan
melihat karakteristik keluarga dan indikator kadarzi sebagai berikut:
1) Anak Balita
a) KADARZI, bila Menimbang berat badan secara teratur, Memberikan Air
Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI
ekslusif), Makan beraneka ragam, Mengkonsumsi garam beryodium,
Minum suplemen gizi (kapsul Vitamin A dosis tinggi) sesuai anjuran.
b) Tidak KADARZI, bila tidak menerapkan salah satu indikator KADARZI
2) Ibu hamil
a) KADARZI, bila Meningkatkan BB tiap bulan, Makan beraneka ragam,
Menggunakan garam beryodium, Minum suplemen gizi (Tablet
Tambah Darah) sesuai anjuran.
b) Tidak KADARZI, bila tidak menerapkan salah satu indikator KADARZI.
i. Data tentang tingkat konsumsi ibu hamil di olah dengan merata ratakanjumlah
bahan makanan kemudian mengkonversi zat gizi : energi, protein, lemak dan
karbohidrat dibandingkan dengan AKG sesuai penambahan kalori disetiap
trimester.
j. Data tentang kemampuan kader diolah dengan cara mempersentasekan skor
jawaban yang benar
k. Data tentang potensi sumber daya alam di olah dengan cara mengelompokkan
jenis sumber daya alam, dan jumlah sumber daya alam yang dihasilkan.
I. Definisi Operasional
Definisi Alat Ukur Skala
Variabel Hasil Ukur
Operasional data

25
Status gizi keadaan tubuh yang Alat antropometri BB/U Ordinal
merupakan akibat (timbangan berat 1. Gizi lebih= > 2
dari konsumsi badan, mikrotoise, SD

makanan dan lengthboard. 2.Gizi baik= -2 SD


penggunaan zat-zat sampai 2 SD
gizi. 3.Gizi kurang =- 3
SD sampai <
-2SD
4.Gizi buruk =< - 3
SD

TB/U
1. Normal -2 SD
sampai ≥2 SD
2. Pendek = -3SD
sampai <-2 SD
3. Sangat pendek
=< - 3 SD

BB/TB
1. Gemuk = > 2
SD
2. Normal = -2 SD
sampai 2 SD
3. Kurus =- 3 SD
sampai < -2SD
4. Sangat kurus =<
- 3 SD

Konsumsi Jumlah asupan Recall 2x24 jam Untuk mengurangi Ordinal


makanan olahan kekosongan sel
atau bahan kategori
makanan segar dikelompokkan
yang dimakan menjadi :

26
seseorang untuk 1.Diatas
memenuhi kecukupan ≥120%
kebutuhannya akan 2.Normal 90%-
makanan sewaktu- 119%
waktu 3.Defisit ≤89%

Pola Gambaran tentang FFQ Kualitatif 1 : sangat sering Ordinal


makan jenis, jumlah, dan dikonsumsi (>3
frekuensi makan kali/hari)
bahan makanan 2 : sering
yang biasa dikonsumsi (1
dikonsumsi kali/hari atau 4-6
kali/minggu)
3 : biasa
dikonsumsi (3 kali/
minggu)
4 : kadang-kadang
dikonsumsi (<3
kali/ minggu
atau1–2
kali/minggu)
5 : jarang
dikonsumsi ( < 1
kali/ minggu)
6 : tidak pernah

Pendapata Pendapatan Formulir data Hasil dari Ordinal


n perkapita Keluarga diukur pendapatan perhitungan

dengan banyaknya pendapatan masing-


masing keluarga
akumulasi
dibandingkan
pendapatan semua
dengan UPK
anggota keluarga,
Lombok Tengah
setelah dikonversi
yakni sebesar

27
menjadi per bulan, Rp1.600.000 dan
jadi satuannya dipersentasekan

adalah rupiah per dengan kategori :

bulan (Rp/bulan) Baik : 76% –

dibagi dengan 100%

jumlah anggota Cukup : 51% -


keluarga. 75%

mengukur Kurang : ≤ 50%


batas kemiskinan
dari tingkat
penghasilan/pe
ngeluaran rumah
tangga dengan
membandingkan
pendapatan dengan
pendapatan UMK
Kabupaten Lombok
Tengah yang
terbaru yakni
Rp1.600.000
Status Gambaran keadaan Pita LILA 1. Non KEK ≥ 23,5 Nominal
KEK Ibu gizi ibu hamil yang cm
Hamil ditentukan melalui
2. KEK < 23,5 cm
pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA)

Keluarga Gambaran keadaan Kuisioner Keluarga sehat Nominal


sehat keluarga sehat. mengenai bila semua
Keluarga sehat indikator keluarga
sehat terpenuhi :

1.Keluarga
mengerti program
keluarga

28
berencana (KB)

2.Ibu Hamil
memeriksa
kehamilannya
sesuai standar

3. Balita
mendapatkan
imunisasi lengkap

4. Pemberian ASI
Eksklusif 0-6 bulan

5. Pemantauan
pertumbuhan
Balita

6. Penderita
Hipertensi berobat
teratur

7. Penderita TB
Paru berobat
sesuai standar

8. Tidak adanya
anggota keluarga
yang merokok

9.Sekeluarga
sudah menjadi
anggota JKN

10. Mmepunyai
sarana air bersih

11. Menggunakan

29
jamban keluarga

12.Anggota
keluarga akses
dalam pelayanan
kesehatan jiwa

Tidak keluarga
sehat bila tidak
semua indikator
keluarga sehat
terpenuhi.

Kadarzi Keluarga yang Kuesioner Kadarzi 1. KADARZI, bila Nominal


berperilaku gizi Menimbang

seimbang, mampu berat badan

mengenali dan secara teratur,


Memberikan Air
mengatasi masalah
Susu Ibu (ASI)
gizi anggotanya
saja kepada bayi
sejak lahir
sampai umur 6
bulan (ASI
ekslusif), Makan
beraneka ragam,
Menggunakan
garam
beryodium,
Minum suplemen
gizi (kapsul
Vitamin A dosis
tinggi) sesuai
anjuran

2. Tidak
KADARZI, bila
tidak

30
menerapkan
salah satu
indikator
KADARZI
Ibu hamil yang Kuesioner Kadarzi 1. KADARZI, bila Nominal
berperilaku gizi Meningkatkan
seimbang, mampu BB tiap bulan,
mengenali dan Makan
mengatasi masalah beraneka
gizi dirinya ragam,
Menggunakan
garam
beryodium,
Minum
suplemen gizi
(Tablet Tambah
Darah) sesuai
anjuran.

2. Tidak KADARZI,
bila tidak
menerapkan
salah satu
indikator
KADARZI.
Pengetahu Hasil tahu setelah Kuesioner 1. Baik : 76-100 Ordinal
- melakukan Pengetahuan %

an penginderaan 2. Sedang : 51-75


%
terhadap objek
3. Kurang : < 50 %
tertentu.

Sikap Reaksi atau respon Kuesioner Sikap 1. Baik : 76-100 Ordinal


seseorang yang %

masih tertutup 2. Sedang : 51-75

31
terhadap suatu %
stimulus atau objek 3. Kurang : < 50 %

Tindakan aktivitas dari Kuesioner 1. Baik : 76-100 Ordinal


manusia itu sendiri Tindakan %

yang mempunyai 2. Sedang : 51-75


%
bentangan yang
3. Kurang : < 50 %
sangat luas antara
lain : berjalan,
berbicara,
menangis, tertawa,
bekerja, kuliah,
menulis,
membaca, dan
sebagainya. Dari
uraian ini dapat
disimpulkan
bahwa yang
dimaksud perilaku
manusia adalah
semua kegiatan
atau aktivitas
manusia, baik
yang diamati
langsung, maupun
yang tidak dapat
diamati oleh pihak
luar

Higiene Hygine adalah Kuesioner 1. Baik : 76-100 Ordinal


dan bagaimana caranya %

Sanitasi orang memelihara 2. Sedang : 56-75


%
dan melindungi
3. Kurang : < 56 %
kesehatan

32
Sanitasi adalah cara
pengawasan
terhadap faktor-
faktor lingkungan
yang mempunyai
pengaruh terhadap
lingkungan

33

Anda mungkin juga menyukai