Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN KERANGKA ACUAN

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)


PROGRAM :

PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT


(P2P)

UPTD. PUSKESMAS SIANTAR CA


KECAMATAN SOSORGADONG
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di berbagai negara masalah penyakit dan kualitas lingkungan yang berdampak terhadap
kesehatan masih menjadi isu sentral yang ditangani oleh pemerintah bersama masyarakat sebagai
bagian dari misi Peningkatan Kesejahteraan Rakyatnya. Faktor lingkungan dan perilaku masih
menjadi risiko utama dalam penularan dan penyebaran penyakit, baik karena kualitas
lingkungan. Sehingga insiden dan prevalensi penyakit yang berbasis lingkungan di Indonesia
relatif masih sangat tinggi.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat bereran penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan tersebut ditetapkanlah Visi Indonesia
Sehat 2015 yang merupakan cerminan masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia dengan
ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan dengan perilaku yang
sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata diseluruh wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia. Sejalan dengan tujuan
tersebut diselenggarakan upaya pembangunan kesehatan yang berkesinambungan, baik oleh
pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota maupun oleh masyarakat
termasuk swasta.
Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, menyatakan bahwa
kesehatan merupakan hak asasi setiap orang dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksudkan dalam Pancasila
dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, maka tuntutan untuk mendapatkan
pelayanan yang bermutu dan optimal menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat.
Perubahan Paradigma Kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan lebih diprioritaskan pada
upaya pencegahan dan promosi dengan tanpa meninggalkan kegiatan kuratif dan rehabilitatif,
telah mendorong upaya dari dinas kesehatan umumnya dan dalam bidang penyehatan lingkungan
permukiman serta tempat-tempat umum dan industri pada khususnya untuk lebih menggali
kemampuan dan kemauan masyarakat untuk dapat meningkatkan dan memecahkan
permasalahan kesehatannya sendiri.
Keadaan kesehatan lingkungan di masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu
mendapat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti:
Mobilitas dan Peningkatan jumlah penduduk, penyediaan air bersih, pemanfaatan jamban,
pengelolaan sampah, pembuangan air limbah, penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah
pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersedian obat, polusi udara, air dan tanah dan banyak lagi
permasalahan yang dapat menimbulkan penyakit.
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh
masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah dan
masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan pada pelayanan untuk
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu
pelayanan kepada perorangan (Depkes, RI 2004).
Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan
puskesmas meliputi pelayanan pengobatan, upaya pencegahan, peningkatan kesehatan dan
pemulihan kesehatan (Depkes Ri, 2004).
Pencegahan Penyakit merupakan salah satu pelayanan wajib puskesmas termasuk di
Puskesmas Siantar CA yang mempunyai peranan strategis mendukung peningkatan pencapaian
target lintas program dan diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas.

B. Tujuan Pedoman
Meningkatnya upaya penanggulangan pemberantasan penyakit sehingga tidak menjadi
masalah kesehatan di masyarakat. Serta menurunkan frekuensi angka kesakitan, jumlah kasus
akibat adanya suatu penyakit, jumlah kematian dan menurunnya penyebarluasan penyakit di
suatu wilayah khususnya Puskesmas Siantar CA.
C. Sasaran Pedoman
1. Tenaga P2 Puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya di Puskesmas
2. Pengelola program kesehatan dan lintas sektor terkait
3. Pengambil kebijakan tingkat Kabupaten

D. Ruang Lingkup Pelayanan  sesuai RPK


Ruang lingkup pedoman ini meliputi:
1. pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dan peran
pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan di Wilayah kerja Puskesmas Siantar CA.

E. Batasan Operasional
Berkaitan dengan progam penanggulangan penyakit, maka puskesmas bertugas
mengembangkan segala potensi yang ada untuk menjalin kemitraan dan kerjasama dengan
semua pihak yang terkait. Pelaksanaan manajemen progam penanggulangan penyakit
meliputi :perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta mengupayakan sumber daya
(dana, tenaga, sarana dan prasarana).
Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan menyesuaikan tugas
pokok dan fungsi uraian kegiatan progam P2, maka strategi operasional yang dilakukan dalam
penanggulangan pemberantasan penyakit diantaranya melalui :
1. Pemantapan kelembagaan unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta
dalam penanggulangan penyakit dengan strategi DOTS.
2. Peningkatan mutu pelayanandi semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta.
3. Penggalanagn kemitraan dengan organisasi profesi, lintas sektoral, institusi
pendidikan, dan lain-lain.
4. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendorong kemandiriannya untuk
mengatasi masalah TBC.
Kegiatan yang dilakukan progam P2 di Puskesmas adalah :
1. Meningkatkan upaya penemuan penderita di Puskesmas.
2. Meningkatkan upaya penemuan penderita melalui Posyandu, Rakordasi.
3. Meningkatkan penemuan penderita di tempat kerja melalui Posbindu.
4. Meningkatkan petugas PTO dan pengelola Program TBC
Beberapa ketentuan perundang - undangan yang digunakan sebagai dasar Penyelenggaraan
Upaya Pencegahan Penyakit di Puskesmas adalah sebagai berikut
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menteri/Per/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan.
2. Undang-undang No.4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular serta PP No. 40
tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular mengatur agar setiap
wabah penyakit menular (kejadian luar biasa-KLB) harus ditangani secara dini.
3. Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 158 ayat 1 yang
menyatakan bahwa pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan upaya
pencegahan, pengendalian, dan penanganan PTM beserta akibat yang ditimbulkan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sesuai dengan pasal 88 dan pasal 96 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan disebutkan bahwa tenaga kesehatan yang diijinkan berprofesi minimal
berijazah Diploma Tiga ( D III ). Akan tetapi karena keterbatasan tenaga maka realisasi tenaga
program P2 yang ada di Puskesmas Siantar CA adalah :
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi
P2 Minimal D III Diampu oleh 1 orang petugas
dengan latar belakang
pendidikan SPK

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadualan Penanggung jawab P2 di puskesmas dikoordinir oleh
Penanggung jawab masing-masing program sesuai dengan kesepakatan..
Kegiatan Petugas Unit terkait
P2 Kepala Puskesmas
UKP
UKM
ADMIN
Lintas Sektor
C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya P2 dilakukan bersama oleh para pemegang program dalam
kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan
kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan Program P2 dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di break down
dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum
pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan Program P2 di koordinasikan oleh
Kepala Puskesmas Siantar CA.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas
1. Panduan bagi setiap pemegang program: 1 buah
2. Kit Penyelidikan Epidemiologi (PE) :
 Surat Tugas
 Buku
 Pulpen
 Refleks Hummer
 Form PE
 Pot tempat specimen : 2 buah
 Label
 Kantong plastik
 Spesimen carrier dengan ice pack
 Senter
3. Kit Penyuluhan Kesehatan Masyarakat : 1 kit
4. Kit audiovisual audividual, yang terdiri dari:
 Wireless system/Amplifier dan Wireless Microphone 1 Unit
 Microphone: 4 buah
 Speaker: 2 buah
 Laptop
 LCD projektor
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Berikut uraian rincian kegiatan program P2 seksi pencegahan dan pemberantasan
penyakit :
1. Menghimpun, mengolah dan menganalisa data program salah satu jenis penyakit dari
puskesmas.
2. Menghimpun, mengolah dan menganalisa serta merencanakan kebutuhan obat-
obatan, membuat perencanaan kegiatan program tahunan.
3. Menyiapkan bahan rencana renstra program P2.
4. Melaksanakan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor yang terkait dengan
program P2.
5. Menyelenggarakan pertemuan dengan lintas program dan lintas sektor untuk
mendukung program P2.
6. Melaksanakan fasilitas teknis program P2 di puskesmas.
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program P2 .
8. Menyelenggarakan pertemuan monev .
9. Monev hasil pertemuan dengan lintas sektor dan lintas program.
10. Melaksanakan kajian pencapaian program P2.
11. Membuat laporan kegiatan program P2.

B. Metode
Metode dalam program pemberantasan penyakit melalui beberapa kegiatan yaitu :
1. Pengumpulan data kesakitan
2. Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis
3. Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan terhadap makhluk hidup lain dan
benda-benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung penyebab penyakit.

C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Diseminasi informasi program pemberantasan penyakit tingkat Kecamatan dan
pihak lain yang terkait.
b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan tingkat Kecamatan

2. Perencanaan

a. Merencanakan teknis kegiatan program pemberantasan penyakit dengan lintas


sektor terkait
b. Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan program pemberantasan penyakit yang
bersumber dari dana BOK dan SOP.

3. Pelaksanaan
a. Menetapkan mekanisme koordinasi antar sektor terkait dengan leading sektor dari
Puskesmas (penanggung jawab program pemberantasan penyakit)
b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan untuk pelaksanaan kegiatan program
pemberantasan penyakit di tingkat Kecamatan.
4. Melaksanaan kegiatan program pemberantasan penyakit sesuai dengan jadual yang
telah disusun.
5. Monitoring evaluasi
a. Monitoring pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat
b. Melaporkan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masayarakat.
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanannya


dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian diajukan sesuai dengan alur
yang berlaku di masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan dalam
pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan
metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain :
- Meja, Kursi
- Alat tulis
- Buku catatan Kegiatan
- Leaflet
- buku panduan
- komputer
Perencanaan untuk pengadaan sarana dan prasarana dibuat oleh koordinator kesehatan
lingkungan berkoordinasi dengan petugas pengelola barang. Rencana pengadaan sarana dan
prasarana dibahas di dalam minilokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala
Puskesmas.
Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang meliputi :
 Surat Tugas
 Buku
 Pulpen
 Refleks Hummer
 Form PE
 Pot tempat specimen : 2 buah
 Label
 Kantong plastik
 Spesimen carrier dengan ice pack
 Senter
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator kesehatan lingkungan
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya
Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator Program Pencegahan
Penyakit berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya
puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of Action).
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak
program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain
:
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi resiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi
resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan.
. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan
rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang mungkin
terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin
terjadi.
. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi
resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan
untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang berjalan.
Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan
perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan
perencanaan. sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang
terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
tujuan sudah tercapai.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut
Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya.
Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja
yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta
penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan
petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap
resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar
tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana
kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan
merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas
kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum
bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat.
Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius
dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas
pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan
yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai
berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dibahas
pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan Upaya Pencegahan Penyakit ini dibuat untuk memberikan


petunjuk dalam pelaksanaan Upaya Pencegahan Penyakit di Puskesmas Siantar CA, penyusunan
pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih memerlukan
inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan
perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju
pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan
Upaya Pencegahan Penyakit di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan
dari kebijakan yang telah ditentukan.

Diketahui oleh,
Penanggung Jawab UKM Koordinator Pelayanan Gizi
UPTD. Puskesmas Siantar CA UPTD. Puskesmas Siantar CA,

(Depsi Karolina Depari) (Bedny Idawati Panggabean)


NIP.19880212 201704 2 003 NIP.19721111 200604 2 012

Kepala UPTD UPTD. Puskesmas Siantar CA,

Canggima Simbolon, SKM


NIP. 19890530 201101 1 003

Anda mungkin juga menyukai