Anda di halaman 1dari 11

PEDOMAN

HEPATITIS

UPTD PUSKESMAS II DINAS KESEHATAN

KECAMATAN DENPASAR UTARA

TAHUN 2022
PEDOMAN

HEPATITIS

No. Dokumen PDM/(POKJA)/(PROGRAM)/NOMOR URUT


No. Revisi 00
Tanggal Terbit

Menyetujui untuk diterbitkan, Denpasar,


Kepala UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Pembuat Dokumen
Kecamatan Denpasar Utara

dr. Ni Putu Ari Widayani ...................................


NIP. 19721111 200604 2 007 NIP.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hepatitis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan peradangan parenkim hati. Peradangan dapat terjadi akut
(hepatitis akut), biasanya berlangsung kurang dari enam bulan dengan normalisasi fungsi hati berikutnya, atau
kronis(hepatitis kronis).
Penyakit hepatitis akut dapat terjadi oleh penyebab non-infeksi dan infeksi. Penyebab hepatitis non-infeksi
termasuk kondisi imunologi(misalnya penyakit autoimun), penyakit metabolik (misalnya penyakit Wilson,
tirosinemia) dan paparan racun atau obat-obatan (misalnya asetaminofen).
Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang di dunia, termasuk di
Indonesia .VHB telah menginfeksi sejumlah 2 milyar orang di dunia dan sekitar 240 juta merupakan pengidap
virus Hepatitis B kronis, penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan 170 juta orang dan sekitar 1.500.000
penduduk dunia meninggal setiap tahunnya disebabkan oleh infeksi VHB dan VHC. Indonesia merupakan negara
dengan pengidap Hepatitis B nomor 2 terbesar sesudah Myanmar diantara negara-negara anggota WHO SEAR
(South East Asian Region). Sekitar 23 juta penduduk Indonesia telah terinfeksi Hepatitis B dan 2 juta orang
terinfeksi Hepatitis C. Penyakit Hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya menyerang anak-anak usia 0-16
tahun.Penyakit Hepatitis Akut pertama kali ditemukan Inggris Raya pada 5 April 2022. Sejak saat itu dilaporkan
peningkatan kasus di Eropa,Asia dan Amerika. WHO selanjutnya menetapkan penyakit Hepatitis Akut sebagai
Kejadian Luar Biasa (KLB)pada tanggal 15 April 2022. Di Indonesia sendiri, hingga tanggal 30 April 2022
terdapat 3 dugaan kasus pasien Hepatitis Akut meninggal setelah mendapatkan perawatan intensif di RSUPN
Cipto Mangunkusumo.
Menurut hasil Riskesdas tahun 2007, hasil pemeriksaan Biomedis dari 10.391 sampel serum yang diperiksa,
prevalensi HBsAg positif 9.4% yang berarti bahwa diantara 10 penduduk di Indonesia terdapat seorang penderita
Hepatitis B virus.
Hepatitis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama Hepatitis A sering muncul
dalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sangat meresahkan masyarakat. Sementara Hepatitis B dan C
seringkali diketahui apabila sudah terjadi sirosis atau kanker hati (Hepatocarcinoma Celluler). Sesuai dengan
resolusi WHO ke 63 tahun 2014, Indonesia dan Brazil merupakan negara yang berinisiatif mengusulkan atau
ditetapkannya resolusi WHO tersebut, yang isinya bahwa sudah saatnya negara-negara di dunia mulai
melaksanakan pengendalian dan penanggulangan Hepatitis. Untuk menindak lanjuti resolusi WHO tersebut perlu
disusun pedoman Pengendalian Hepatitis, sebagai acuan bagi petugas kesehatan, baik di rumah sakit maupun di
Puskesmas.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Tersusunnya pedoman pengendalian Hepatitis virus dan terselenggaranya kegiatan pengendalian Hepatitis
dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat Hepatitis di Indonesia.

2. Tujuan Khusus.
a. Tersedianya panduan bagi penentu kebijakan dalam pelaksanaan dan pengembangan program
pengendalian Hepatitis virus di Indonesia.
b. Tersedianya panduan dalam pelaksanaan deteksi dini Hepatitis di fasilitas kesehatan.
c. Tersedianya panduan dalam meningkatkan pengetahuan petugas dan masyarakat dalam pengendalian
Hepatitis virus
d. Tersedianya panduan dalam pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit Hepatitis virus dan upaya
pengendaliannya
e. Tersedianya panduan untuk sistem pencatatan, pelaporan, monitoring dan evaluasi program pengendalian
Hepatitis virus.
f. Tersedianya panduan dalam pengadaan logistik untuk pengendalian Hepatitis virus.
g. Terbentuknya jejaring kerja dalam pengendalian Hepatitis virus

C. Sasaran Pedoman
Sasaran buku pedoman ini adalah pemangku kebijakan dan petugas kesehatan di setiap jenjang pelayanan
kesehatan sesuai dengan peran dan fungsinya.

D. Ruang Lingkup Pedoman

Pelaksanaan kegiatan pengendalian Hepatitis harus dilakukan secara efektif dan efisien melalui pengawasan
yang terus ditingkatkan intensitas dan kualitasnya dengan pemantapan sistem dan prosedur, bimbingan dan
evaluasi.

E. Batasan Operasional
Program Hepatitis di Puskesmas adalah salah satu program yang termasuk UKM Esensial yang
melaksanakan kegiatan pelayanan mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara dilakukan di dalam
gedung dan di luar gedung.

Program Hepatitis adalah salah satu program upaya kesehatan masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat yang melibatkan peran serta masyarakat. Program adalah kegiatan di bidang kesehatan
yang dijalankan sesuai ketentuan dan Rencana Kegiatan Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan
Denpasar Utara. Pemegang program adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap program yang
diberikan kepadanya. Rencana pelaksanaan kegiatan adalah rencana yang dibuat sebagai acuan untuk
melaksanakan kegiatan. Laporan Bulanan adalah laporan yang berisi hasil kegiatan program selama 1 bulan.

1. Leaflet adalah salah satu media penyuluhan atau edukasi berupa kertas berisi pesan pesan gizi dan
panduan bagi klien untuk berprilaku gizi sehat dan seimbang.

2. Petugas Kesehatan adalah petugas yang kompeten di bidang kesehatan dan sesuai standar pendidikan
Kesehatan (Dokter, perawat, Bidan, Kesehatan Masyarakat, Analis, Gizi)

3. Klien adalah pengguna layanan, baik di dalam gedung ataupun di luar gedung Puskesmas.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM

SDM dalam program Hepatitis adalah petugas kesehatan yang memiliki pendidikan berlatar belakang
pendidikan Kesehatan, yaitu sebagai berikut :

NO JABATAN KUALIFIKASI
1 Koordinator Program Hepatitis Perawat
2 Edukasi Hepatitis Dokter / Perawat / Bidan
3 Laboratorium Analis laboratorium

B. Distribusi Ketenagaan

Petugas yang terlibat dalam Program Hepatitis di puskesmas adalah petugas terlatih yang telah
mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang program masing-masing. Penugasan kepada staf yang
bertanggung jawab dalam mengkoordinir Hepatitis dilakukan oleh Kepala Puskesmas melalui Surat
Keputusan. Pengaturan dan penjadwalan pelaksanaan kegiatan Hepatitis dan pelaksana program dikoordinir
oleh Penanggung jawab Hepatitis sesuai dengan kesepakatan.

C. Perencanaan Kegiatan Hepatitis

1. Perencanaan Gizi, akses dan pengukuran kinerja


Untuk mencapai pelayanan prima pada sasaran, maka Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan
Denpasar Utara merencanakan dan mengembangkan proses yang dibutuhkan untuk realisasi pelayanan
Hepatitis. Dalam merencanakan realisasi pelayanan Program Hepatitis, harus menentukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Sasaran dan persyaratan/ indikator mutu pelayanan Hepatitis yang berdasarkan Indikator
dari Program Hepatitis Dinas Kesehatan Kota Denpasar.
b. Kebutuhan dan harapan masyarakat yang diperoleh dari hasil survei SMD, MMD, kotak
kepuasan pelanggan, hasil Lokakarya Mini Bulanan dan Pertemuan Lintas Sektor untuk
menentukan proses PTP, dokumentasi, penyediaan sumber daya untuk pelayanan Hepatitis.
c. Mengikuti verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi dan kegiatan pengujian yang khas
untuk pelayanan Hepatitis dan kriteria untuk penerimaan pelayanan Hepatitis.
d. Dokumen dibutuhkan untuk memberikan bukti bahwa proses realisasi menghasilkan
pelayanan Hepatitis yang sesuai persyaratan.
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
a. Penetapan persyaratan sasaran
Sebelum merealisasikan proses pelayanan Hepatitis, Koordinator dan pelaksana program
Hepatitis harus lebih dahulu :
1) Memahami secara jelas semua persyaratan yang diminta sasaran yaitu berdasarkan
kebutuhan sasaran.
2) Melakukan koordinasi dengan pemegang program terkait termasuk juga koordinasi lintas
sektor untuk pembahasan semua persyaratan sasaran.
3) Memastikan semua sumber daya yang diperlukan tersedia.
4) Memastikan hasil pembahasan persyaratan sasaran terdokumentasi.
5) Hasil pembahasan semua persyaratan sasaran dikomunikasikan kepada semua pemegang
program terkait secara tertulis.
6) Bilamana ada perubahan persyaratan pelayanan baik atas permintaan sasaran / atas inisiatif
fungsi intern , maka harus ada persetujuan perubahan dari Penanggung Jawab
Manajemen Mutu/sasaran sebelum perubahan dilaksanakan.
7) Bila perubahan disetujui maka, fungsi-fungsi yang terkait diberitahukan mengenai
perubahan persyaratan tersebut.
8) Setiap perubahan mengenai persyaratan sasaran/ persyaratan pelayanan dipastikan dicatat.
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
Melakukan peninjauan terlebih dahulu untuk memastikan kemampuan seluruh pemegang program
dalam memenuhi permintaan sasaran.
c. Komunikasi dengan sasaran
1) Melakukan komunikasi dengan sasaran. Setiap kali melakukan komunikasi harus selalu
dicatat.
2) Komunikasi dengan sasaran diarahkan untuk memahami kebutuhan/persyaratan sasaran
antara lain untuk :
a) Mendapatkan konfirmasi persyaratan pelayanan yang diinginkan sasaran
b) Menjawab pertanyaan-pertanyaan sasaran
c) Mengklarifikasi ketidakjelasan mengenai persyaratan sasaran
d) Membahas masukan/ usul/ saran/ keluhan sasaran
3) Catatan hasil komunikasi dengan sasaran disimpan.

3..Penyelenggaraan Hepatitis :
a. Pengendalian proses penyelenggaraan program Hepatitis
1) Proses pelayanan dipastikan dijalankan secara terkendali.
2) Pengendalian pelayanan dilaksanakan sesuai SOP pelayanan Hepatitis
sesuai POA
3) Setiap kegiatan program diharuskan memiliki SOP pelayanan Hepatitis
sesuai tindakan yang dipandang perlu.
4) SOP dibuat untuk membimbing petugas pelaksana agar dapat
melaksanakan proses pelayanan sesuai yang direncanakan.
5) Peralatan yang diperlukan untuk proses pelayanan dipastikan tersedia
dan memenuhi persyaratan.
6) Pemantauan pelayanan Hepatitis dilakukan oleh Tim Mutu.
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
1) Proses pelayanan dipastikan divalidasi sebelum dilaksanakan
2) Validasi diarahkan untuk mengkonfirmasi dan membuktikan bahwa
proses yang akan dijalankan memiliki kemampuan untuk mencapai hasil yang
disyaratkan Pelaksanaannya dikerjakan oleh Tim Mutu
c. Identifikasi dan mampu telusur
1) Semua tahap – tahap pelayanan harus dipastikan diberikan identifikasi secara jelas.
2) Semua catatan sasaran dan catatan lain yang terkait dengan pelayanan harus dipastikan
diberikan identifikasi secara jelas.
3) Cara identifikasi harus dituangkan dalam prosedur identifikasi pelayanan.
4) Identifikasi dimaksudkan untuk menghindari kesalahan atau ketidak-sesuaian yang tidak
diinginkan.
5) Bilamana persyaratan ketelusuran merupakan suatu keharusan yang dipersyaratkan oleh
sasaran maka identifikasi wajib dilaksanakan berdasarkan persyaratan yang diminta
sasaran pada semua tahapan
6) Cara identifikasi diatur dalam prosedur identifikasi pelayanan.

D. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan Program Hepatitis disepakati dan disusun bersama dengan pelaksana
program Hepatitis, Program terkait, Tim Mutu dan Sektor Terkait dalam pertemuan lokakarya mini
Puskesmas tiap bulan sekali dan lokakarya mini lintas sektor tiap tiga bulan sekali.
Jadwal kegiatan Program Hepatitis disusun sesuai dengan RUK dan RPK Puskesmas II Dinas Kesehatan
Kecamatan Denpasar Utara.

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas
Fasilitas yang diperlukan sesuai dengan kegiatan program Hepatitis di ruang Poli Umum/ KIA untuk
konseling dan edukasi dan Pemeriksaan laboraturium.

BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
1. Koordinator Program Hepatitis dan Pelaksanan bersama Kepala Puskesmas mempelajari Program
UKM berdasarkan Peremenkes No 75 Tahun 2014, dan berdasarkan petunjuk dari Dinkes Kota
Denpasar Kepala Puskesmas membentuk struktur pemegang program.
2. Selanjutnya dilakukan sosialisasi program oleh Koordinator Hepatitis kepada lintas program
3. Pemegang program menjalankan kegiatan sesuai dengan program yang menjadi tanggung
jawabnya.

Tugas program Hepatitis antara lain :


1) Melakukan perencanaan program Hepatitis Puskesmas di dalam gedung dan di luar gedung.
2) Melakukan edukasi Hepatitis di ruang KIA/ Poli Umum
a. Menjelaskan hasil status Hepatitis berdasarkan Hasil laboraturium,
b. Pencatatan dan pelaporan
3) Melakukan Tindak Lanjut untuk Pasien yang status hepatitisnya Reaktif
a. Rujukan ke RS untuk pengobatan lanjutan

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk kegiatan Hepatitis bersumber dari dana BOK, APBD dan JKN.
Yang telah disusun berdasarkan RUK dan RPK Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara.
Pembelian Logistik Hepatitis:
a. Proses Pembelian
1) Pemegang program yang melaksanakan kegiatan di masyarakat yang
memerlukan pembelian, bertanggung jawab memastikan fungsi pembelian dilaksanakan
secara terkendali. Barang yang dibeli adalah Alat Tulis Kantor (ATK) dan makan
minum (konsumsi) pertemuan.
2) Fungsi-fungsi yang terkait dalam pembelian harus memahami proses
pembelian
3) Pembelian dilaksanakan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan

b. Informasi Pembelian
1) Sebelum melaksanakan pembelian, informasi tentang berbagai persyaratan dan
spesifikasi yang diperlukan oleh harus dibuat secara jelas untuk menghindari kesalahan /
ketidaksesuaian.
2) Dokumen pembelian harus dipastikan memuat penjelasan mengenai semua persyaratan
produk yang akan dibeli termasuk :
a) Kejelasan mengenai jumlah barang yang akan dibeli
b) Persyaratan spesifikasi / mutu barang yang akan dibeli
c) Persyaratan pembayaran
d) Persyaratan nota dan kuitansi
e) Persyaratan kualifikasi personil yang terlibat

c. Verifikasi produk yang dibeli


1) Pemegang program bertanggung jawab melakukan verifikasi terhadap barang yang dibeli
Pemegang program memiliki kewenangan untuk memutuskan apakah produk yang dibeli memenuhi
persyaratan mutu atau tidak

Anda mungkin juga menyukai