Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan segala bidang di Indonesia telah meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang ditandainya dengan menurunnya kejadian berbagai penyakit menular dan
peningkatan umur harapan hidup. Namun keadaan ini juga telah memicu transisi
epidemiologi penyakit dengan bertambahnya penyakit degeneratif atau penyakit tidak
menular seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, nyeri punggung dan sendi
sehingga menyebabkan ketidakmampuan bekerja, kecelakaan lalu lintas, penggunaan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA), serta gangguan jiwa.
Kecenderungan perubahan ini juga dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup (life style)
yang tidak sehat akibat urbanisasi, modernisasi dan globalisasi seperti pola makan yang
tidak seimbang, kurang gerak, konsumsi tembakau, alkohol dan NAPZA, lingkungan yang
tidak kondusif terhadap kesehatan, serta tingkat stres yang tinggi. Perilaku gaya hidup tidak
sehat ini tidak hanya dipraktekkan di kota-kota besar saja tapi juga terjadi di pedesaan.
Masalah kesehatan jiwa sangat berhubungan dengan determinasi sosial ekonomi dan
kualitas hidup yaitu tingginya tingkat pengangguran yang akan berdampak pula pada
tingginya tingkat kemiskinan. Beberapa gangguan jiwa yang dikaitkan dengan kemiskinan
antara lain adalah bunuh diri, penggunaan alkohol, depresi, gangguan penggunaan zat,
masalah perkembangan anak dan remaja serta gangguan stres pasca trauma akibat trauma
kekerasan dan bencana.
Status kesehatan jiwa selain dipengaruhi oleh kemiskinan, juga oleh kebodohan,
ketersediaan sumber daya alam, kualitas lingkungan hidup serta adat, kebiasaan dan
budaya. Sehingga semua yang terlibat dalam pembangunan kesehatan jiwa, harus
melakukan advokasi yang terus menerus kepada berbagai pihak terkait untuk meningkatkan
kapasitas sumber daya potensial, membangun dukungan sosial serta membangaun
kemampuan masyarakat dalam upaya mengatasi berbagai penyebab mendasar dari
gangguan kesehatan jiwa.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa ini adalah untuk menjadi acuan bagi seluruh
aktivitas pelayanan Kesehatan Jiwa yang dilaksanakan di Puskesmas Panca, sehingga pada
akhirnya pelayanan upaya kesehatan dapat mendukung pencapaian standar pelayanan
minimal kabupaten.

1
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan kesehatan jiwa di seluruh wilayah kerja Puskesmas Panca yang
meliputi :
1. Pelayanan pasien dengan gangguan jiwa;
2. Kunjungan rumah pada pasien penderita gangguan jiwa;
3. Penyuluhan/ sosialisasi kesehatan jiwa.
D. Batasan Operasional
1. Pelayanan pasien dengan gangguan jiwa
a. Konseling pada keluarga dan pasien dengan gangguan jiwa;
b. Identifikasi pasien/kasus gangguan jiwa;
c. Pemberian obat;
d. Apabila pasien membutuhkan rujukan lanjut maka di buatkan rujukan oleh puskesmas.
2. Kunjungan rumah pada pasien penderita gangguan jiwa
a. Dilakukan oleh petugas kesehatan, kader, perangkat desa;
b. Kunjungan ke rumah pasien penderita gangguan jiwa dengan melakukan pendekatan
pada keluarga penderita gangguan jiwa.
3. Penyuluhan/ sosialiasi kesehatan jiwa
a. Dilakukan oleh petugas kesehatan yang ada dilayanan kesehatan yaitu Dokter Umum,
Perawat, Bidan dan tenaga kesehatan lainnya;
b. Materi penyuluhan tentang kesehatan jiwa;
c. Sasaran penyuluhan/sosialisasi: masyarakat, kader, pemangku kepentingan.

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi Sumber Daya manusia dalam program kesehatan jiwa adalah pemegang
program sebagai penanggung jawab kesehatan jiwa dan bekerjasama dengan dokter umum,
perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Dan Dokter umum yang bertanggung jawab
kepada Kepala Puskesmas.

B. Distribusi Ketenagaan
Pada dasarnya pelayanan kesehatan jiwa harus dilakukan oleh petugas yang memiliki
kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai, serta memperoleh/memiliki
kewenangan untuk melaksanakan kegiatan dibidang yang menjadi tugas atau tanggung
jawabna. Setiap pelayanan kesehatan jiwa harus menetapkan seorang atau sekelompok
orang yang berrtanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
pemantapan mutu dan keamanan kerja. Tenaga yang ada di pelayanan kesehatan jiwa
Puskesmas Panca :
1. Penanggung jawab : dr. Maulfi Kholis.
2. Pelaksana pelayanan Keswa : Tenaga kesehatan Puskesmas dengan berkoordinasi
dengan penanggung jawab program.

C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para pemegang program
dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri-bulanan/lintas sektor dengan
persetujuan Kepala Puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun dan di POA
dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan setiap pada awal bulan sebelum
pelaksanaan.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan UKM di koordinasikan oleh Kepala
Puskesmas Panca.

3
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

4
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana
Tidak ada standar khusus.
2. Peralatan dan Fasilitas Penunjang
a. Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Kesehatan dasar
b. Leaflet
c. Laptop
d. Tensimeter
e. Stetoskop
f. Timbangan Badan

5
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
1. Pelayanan pasien dengan gangguan jiwa;
2. Kunjungan rumah pada pasien penderita gangguan jiwa;
3. Penyuluhan/sosialisasi kesehatan jiwa.

B. Metode
Ada tiga metode/strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan program
Kesehatan Jiwa, yaitu :
1. Straetegi advokasi
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau mendukung
pelaksanaan program. Advokasi adalah pendekatan kepada pengambil keputusan dari
berbagai tingkat dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk
meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan bahwa program
kesehatan yang akan dilaksanakan tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu
dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat
pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk
undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dana atau
fasilitas lain.
2. Strategi kemitraan
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada dukungan
dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari masyarakat dapat  berasal
dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat) yang mempunyai pengaruh di
masyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh masyarakat menjadi jembatan antara
sektor kesehatan sebagai pelaksana program dengan masyarakat sebagai  penerima
program kesehatan. Strategi ini dapat dikatakan sebagai upaya membina suasana yang
kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dapat berupa lokakarya.
3. Strategi pemberdayaan masyarakat
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung. Tujuan utama
pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat
diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan.

C. Langkah Kegiatan
Untuk terselenggaranya program Kesehatan Jiwa di Puskesmas Panca, perlu ditunjang
dengan manajemen yang baik. Manajemen Kesehatan Jiwa di Puskesmas adalah rangkaian
kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan Puskesmas yang efektif dan
efisien di bidang Kesehatan Jiwa.

6
Managemen Kesehatan Jiwa di Puskesmas dilakukan dengan cara :
1. Perencanaan (Plan)
2. Pelaksanaan (Do)
3. Pengawasan (Check)
4. Tindak lanjut dari pengawasan (Action)
Semua fungsi manajemen tersebut harus dilakukan secara terkait dan berkesinambungan.
1. Perencanaan
Perencanaan Kesehatan Jiwa adalah proses penyusunan rencana tahunan
Puskesmas untuk mengatasi masalah dan kebutuhan dan harapan masyarakat pada
pogram Kesehatan Jiwa di wilayah Puskesmas. Langkah-langkah perencanaan program
Kesehatan Jiwa yang dilakukan oleh Puskesmas mancakup hal-hal sebagai berikut :
a. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dilakukan :
1) Berdasarkan ada tidaknya masalah, kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap
Kesehatan Jiwa;
2) Bersama masyarakat melalui survey mawas diri (SMD).
b. Menyusun usulan kegiatan (RUK)
Langkah Puskesmas dalam menyusun usulan kegiatan Kesehatan Jiwa dilakukan
dengan menetapkan :
1) Kegiatan
2) Tujuan
3) Sasaran
4) Besar/volume kegiatan
5) Waktu
6) Lokasi
7) Perkiraan kebutuhan biaya
c. Mengajukan usulan kegiatan
Usulan kegiatan yang telah disusun diajukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Setelah disetujui oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, maka disusun Rencana
Pelaksanaan Kegiatan dalam bentuk matriks. Bentuk format hampir sama dengan RUK
namun lebih detail dalam biaya dan waktu pelaksanaan. RPK  kemudian
disosialisasikan pada tingkat Puskesmas kepada pemegang upaya lainya pada saat
lokakarya mini Puskesmas, tingkat kecamatan maupun tingkat desa pada acara
pertemuan lintas sektor.
Dalam pertemuaan lintas sektor dapat dilakukan penggalangan kerjasama atau
membuat kesepakatan agar pihak terkait ikut serta menyukseskan rencana kegiatan
yang sudah dibuat. Setelah RPK disosialisasikan kemudian penanggung jawab upaya
Kesehatan Jiwa membuat Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) serta Standar Operasional
Prosedur (SOP) untuk memudahkan dalam melaksanakan kegiatan.

7
2. Pelaksanaan
Dilakukan dengan tahapan berikut :
a. Mengkaji ulang RPK yang sudah disusun, mencakup jadwal pelaksanaan kegiatan,
target pencapaian, lokasi dan rincian biaya serta tugas para penanggung jawab dan
pelaksanaan kegiatan.
b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana
pelaksanaan.
c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pada waktu
pelaksanaan kegiatan harus diperhatikan hal sebagai berikut :
1) Azas penyelenggaraan Puskesmas;
2) Berbagai standar pedoman pelayanan Kesehatan Jiwa;
3) Kendali mutu;
4) Kendali biaya.
3. Monitoring evaluasi
Pengawasan atau pemantauan pelaksanaan kegiatan secara berkala mencakup hal-
hal sebagai berikut :
a. Melakukan telaah penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai;
b. Mengumpulkan permasalahan, hambatan dan saran-saran untuk peningkatan
penyelenggaraan serta memberikan umpan balik;
c. Pengawasan meliputi pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan internal
dilakukan secara melekat oleh atasan atau kepala Puskesmas, sedangkan
pengawasan eksternal oleh masyarakat. Pengawasan mencakup administrasi,
pembiayaan dan teknis pelaksanaan serta hasil kegiatan.
4. Rencana Tindak Lanjut
Dari hasil pelaksanaan kegiatan dievaluasi tentang permasalahan, hambatan dan
saran-saran yang ditemukan. Kemudian dianalisis dan dicari pemecahnya untuk
peningkatan mutu pelayanan Kesehatan Jiwa, untuk kemudian diterapkan pada kegiatan
yang sama di tempat lain. Pelaksanaan dan hasil kegiatan yang dicapai dibandingkan
dengan rencana tahunan atau target dan standar pelayanan yang sudah dibuat.
Kemudian penanggung jawab Kesehatan Jiwa melaporkan pelaksanaan kegiatan dan
laporan berbagai sumber daya kemudian disampaikan kepada Kepala Puskesmas.

8
BAB V
LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya program Kesehatan Jiwa Puskesmas Panca, maka perlu
didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui perencanaan yang baik
dan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan usulan pemegang program yang sudah
berdasarkan hasil pemetaan masalah. Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupannya dan
pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan. Pengadaan alat dan bahan dalam
pelaksanaan program Kesehatan Jiwa Puskesmas Panca diselenggarakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

9
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN PROGRAM

Perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu diperhatikan besar sasaran
dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan UKM. Upaya pencegahan risiko sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang dilaksanakan.

10
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu diperhatikan keselamatan


kerja karyawan Puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi risiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat kegiatan. Upaya pencegahan risiko
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan UKM yang akan dilaksanakan.

11
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan
menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktivitas
pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar
kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal.
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan.
3. Ketepatan metode yang digunakan.
4. Tercapainya indikator kinerja.
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan
dibahas pada kegiatan pertemuan lokakarya mini setiap bulan.

12
BAB VI
PENUTUP

Buku pedoman Kesehatan Jiwa di Puskesmas Panca merupakan sarana penunjang yang
sangat dibutuhkan sebagai panduan oleh petugas kesehatan khususnya tenaga pelayanan
Kesehatan Jiwa Puskesmas Panca dalam melaksanakan penyelenggaraan kegiatan Kesehatan
Jiwa di Puskesmas Panca, agar dapat melaksanakan pelayanan Kesehatan Jiwa dengan  baik,
benar, terukur dan teratur sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas.
Diharapkan para tenaga kesehatan mampu merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas secara terpadu bersama dengan lintas
program dan lintas sektor terkait serta peran serta aktif masyarakat.
Pedoman ini jauh dari sempurna oleh karena itu diharapkan tenaga kesehatan lain dapat
membaca dan mempelajari buku-buku atau pedoman Kesehatan Jiwa yang diperlukan sebagai
pelengkap pengetahuan.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dengan harapan derajat kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Panca semakin meningkat.

13

Anda mungkin juga menyukai