Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN

PROGRAM PENYULUHAN KESEHATAN


PUSKESMAS TELUK BAYUR

a. Pendahuluan
Dalam rangka mengoptimalkan fungsi pusat kesehatan masyarakat dalam
mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan pelaksanaan kebijakan promosi
kesehatan memegang kunci penting untuk mencapai tujuan indonesia sehat.
Setiap masalah kesehatan pada umumnya disebabkan oleh 3 faktor yang timbul secara
bersamaan, yaitu ;
1. adanya bibit penyakit atau penggangu lainnya
2. adanya lingkungan yang memungkinkan berkenmbang nya bibit penyakit,
3. adanya prilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap bibit penyakit dan
lingkungan nya.
Oleh karena itu, sehat dan sakit nya seseorang sangat ditentukan oleh prilaku hidup
manusia sendiri. Karena masalah perubahan prilaku sangat terkait dengan promosi
kesehatan.
Maka promosi kesehatan sangat diperlukan dalam meningkatkan prilaku masyarakat
agar terbebas dari masalah-masalalah kesehatan
Promosi kesehatan puskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan
kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatnya setiap individu,
keluarga serta lingkunganya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan
bersumber masyarakat.
Secara personal, upaya promosi kesehatan di puskesmas di lakukan agar
masyarakat mampu berilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecah
masalah-masalah kesehatan yang di hadapinya, baik masalah-masalah kesehatan yang
di derita maupun yang berpotensi mengancam, secara mandiri. Disamping itu, petugas
kesehatan puskesmas di harapkan mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan
masyarakat untuk melakukan PHBS.
b. Latar Belakang

Sesuai dengan visi pembangunan nasional, yaitu “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil,
dan Makmur” sebagai mana di terapkan dalam undang-undang RI Nomor 17 Tahun
2007 tentang pembangunan jangka panjang nasional tahun 2005-2025. Maka salah satu
yang harus dipenuhi adalah menjadi bangsa yang berdaya saing. Untuk mewujudkan
bangsa yang berdaya saing diperlukan pembangunan sumber daya manusia, yang di
tandai dengan peningkatan Indeks pembangunan Manusia (IPM).
Salah satu unsur penting bagi peningkatan IPM adalah derajat kesehatan. Dalam
rangka mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, pemerintah Indonesia telah
menetapkan tujuan pembangunan kesehatan. Yang di nyatakan dalam undang-undang
nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Dijelaskan bahwa pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dengan memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk
upaya upaya kesehatan.
Meski tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi dan prevelensi gizi kurang
pada balita menjadi masalah besar dalam upaya membentuk generasi yang mandiri dan
berkualitas. Sehingga, penting untuk melakukan penataan kembali sebagtai langkah-
langkah, antara lain di bidang pengolahan sumber daya alam, sumber daya manusia,
lingkunag hidup dan kelembagaannya sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar
ketinggalan dan mempunyai posisi yang sejajar serta daya saing yang kuat dalam
pergaulan masyarakat internasional.
Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangat penting. Hal ini
dapat dijelaskan bahwa disamping ketentuan ini tercantum dalam UU Nomor 36 Tahun
2009 tentang kesehatan juga sebegai berikut,
1. Dari hasil kajian ternyata 70% sumber daya pembangunan nasional berasal
kontribusi/partisipasi masyarakat;
2. Pemberdayaan masyarakat/partisipasi masyarakat berazaskan gotong royong,
merupakan budaya masyarakat Indonesia yang perlu dilestarikan;
3. Perilaku masyarakat merupakan faktor penyebab utama, terjadinya
permasalahan kesehatan, oleh sebab itu masyarakat sendirilah yang dapat
menyelesaikan masalah tersebut dalam pendampingan/bimbingan pemerintah;
4. Pemerintah mempunyai keterbatasan sumber daya dalam mengatasi
permasalahan kesehatan yang semakin kompleks di masyarakat, sedangkan
masyarakat mempunyai potensi yang cukup besar untuk dapat dimobilisasi
dalam upaya pencegahan di wilayahnya;
5. Potensi yang di miliki masyarakat diantaranya meliputi community leadership,
community organization, community financing, community material, community
knowledge, community technology, community decision, making
process,dalam upaya peningkatan kesehatan, potensi tersebut perlu di
optimalkan;
6. Upaya pencegahan lebih efektif dan efisien di banding upaya pengobatan, dan
masyarakat juga mempunyai kemampuan untuk melakukan upaya
pencegahan apabila dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat terutama
untuk ber-perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Sejalan dengan upaya pemerintah dalam memberdayakan dan mendorong peran
serta masyarakat dalam upaya kesehatan agar hidup sehat, tentu akam
mendukung pencapaian MDG’s pada tahun 2015 meningkatnya angka harapan
hidup (72 tahun), menurunnya tingkat kematian bayi (24 per 100 KH) dan
menurunnya kematian ibu melahirkan (102 per 100 ribu KH) serta menurunnya
gizi kurang pada balita (15%).
Perjalanan pemerintah dalam mendorong masyarakat untuk terlibaat dalam
mewujudkan masyarakat yang sehat tampaknya menjadi acuan dan inspirasi
untuk menghidupkan kembali pemberdayaan dan partisipasi aktif masyarakat
bidang kesehatan. Pemerintah Indonesia di era 70-an sampai 80-an berhasil
memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat di bidan kesehatan
melalui gerakan pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD). Program
mengalami pasang surut ketika terjadi krisis ekonomi, kisah sukses tersebut
menjadi motivasi bagi tim penggerak PKK untuk tetap bertahan dan mengaktifkan
pos pelayanan terpadu (Posyandu) dan hingga saat ini terdapat 84,3% desa dan
kelurahan memiliki posyandu. Kejayaan PKMD di upayakan untuk dibangkitkan
kembali melalui pengembangan dan pembinaan desa dan kelurahan siaga aktif.
Untuk keberhasialan penyelenggaraan berbagai upaya pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan lebih difokuskan pada:
1. Meningkatnya perubahan perilaku dan kemandirian masyarakat
untuk hidup bersih dan sehat,
2. Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam sistem peringatan
dini, penanggulangan dampak kesehatan akibat bencana, serta
terjadi wabah/KLB,
3. Meningkatnya keterpaduan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan dengan kegiatan yang berdampak pada income generation.
Di samping itu, upaya pemberdayaan masyarakat harus di mulai dari maslah dan
potensi spesifik daerah, oleh karenanya diperlukan pendelegasian wewenang
lebih besar kepada daerah. Kesiapan daerah dalam menerima dan menjalankan
kewenangannnya sangat di pengaruhi oleh tingkat kapasitas daerah yang
meliputi perangkat organisasi sumber daya manusianya, serta kemampuan
fiskal.

c. Tujuan

A. Tujuan Umum
Mendukung tercapainya Indonesia sehat melalui peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat masyarakat Indonesia.

B. Tujuan Khusus :
1. Petugas mempunyai pedoman dalam melaksanakan program promosi
kesehatan di puskesmas.
2. Petugas promosi kesehatan mampu menggerakkan dan memberdayakan
keluarga dan masyarakat dalam mencegah penyakit.
3. Meningkatnya kesehatan individu, keluarga, serta lingkungan.
4. Meningkatnnya perilaku masyarakat dalam ber PHBS
5. Masyarakat mampu mencegah penyakit / potensi wabah secara mandiri.
Secara singkat tujuan khusus dari program promosi kesehatan adalah
meningkatnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)
sehingga masyarakat mampu mengatasi permasalahan kesehatan yang di
hadapi secara mandiri dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dengan lingkungan yang kondusif melalui pembinaan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan yang terintegrasi dan bersinergi oleh pemangku
kepentingan terkait.
d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


a. penyuluhan kesehatan dalam  Melalui pendekatan individu &
gedung Konseling

b. penyuluhan kesehatan Luar  Melalui penyuluhan kelompok (TP


gedung PKK, karang taruna, posyandu, SBH,
majelis taklim dan lain sebagainya)

e. Cara Melaksanakan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan dengan metode ceramah


tanya jawab, roll play, dan diskusi.

f. Sasaran

A. Sasaran Utama
1. Sasaran adalah masyarakat di wilayah kerja puskesmas teluk bayur

g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ( Gambaran Dalam Bagan untuk Rencana


Satu Tahun)

2016
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Promosi √ √
kesehatan
individu

2 Promosi √ √ √ √
kesehatan
kelompok

3 Pergerakan dan √
pengorganisasia
n masyarakat

h. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap jadwal yang di rencanakan


dilakukan setiap setahun sekali oleh penanggung jawab program.
Laporan evaluasi terhadap jadwal yang direncanakan di buat sehari
sebelum jadwal yang di rencanakan dan ditujukan kepada penanggung jawab
UKM dan kepala puskesmas.
i. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan

Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan


oleh Petugas promkes Puskesmas. Petugas promkes Puskesmas mengambil
data dari hasil kegiatan penyuluhan. Hasil pencatatan pelaporan di buat setelah
kegiatan penyuluhan kesehatan dan laporan kegiatan diserahkan ke Penanggung
jawab UKM dan Kepala Puskesmas Teluk Bayur dan diarsipkan.
Evaluasi kegiatan untuk melihat sejauh mana keberhasilan penyuluhan
kesehatan dan keefektivan penyuluhan kesehatan dilakukan dengan menganalisa
dari hasil laporan kegiatan penyuluhan dan di buat setelah pelaporan kegiatan
penyuluhan kesehatan selesai di buat , kegiatan evaluasi dilakukan setiap bulan
di Minilokakarya Lintas Program dan setiap 3 bulan Minilokakarya Lintas Sektor.
.
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Teluk Bayur Koordinator Kegiatan

Suyatno, SKM Santi Rosalina, SKM


Nip. 19690802 199203 1 012 NI PPPK. 199601222023212006

Anda mungkin juga menyukai