Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN PELAKSANAAN

POSYANDU LANSIA

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TAPIN


PUSKESMAS PANDAHAN
KECAMATAN TAPIN TENGAH
Jl.Hakim Samad KM.9 Desa Pandahan KP.71161
e-mail: pandahanpuskesmas@gmail.com
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah
membuahkan hasil meningkatnya umur harapan hidup
dengan akibat meningkatnya populasi penduduk usia lanjut.
Umur harapan hidup (UHH) tahun 1990 pada perempuan
64,7 tahun dan pada laki-laki 61 tahun, tahun 1995 untuk
perempuan mencapai 66,7 tahun untuk laki-laki 62,9
tahun. Jumlah penduduk usia lanjut tahun 1990 :11,3 juta
jiwa (6,4%) meningkat menjadi 15,3 juta (7,4%) pada tahun
2000. Berbagai dampak dari peningkatan jumlah usia lanjut
antara lain adalah masalah penyakit degeneratif sering
menyertai para usia lanjut,bersifat kronis dan
multipatologis,serta dalam penanganannya memerlukan
waktu lama dan membutuhkan biaya cukup besar.
Paradigma baru dalam pembangunan kesehatan melalui
“Visi Indonesia Sehat menyebabkan terjadinya pergesaran
dari pelayanan medis menjadi pemeliharaan kesehatan yang
lebih menonjolkan aspek preventif dan promotif di samping
upaya kuratif dan rehabilitatif yang ada. Setiap upaya
penanggulangan masalah kesehatan akan lebih terfokus
pada upaya menyehatkan keluarga dan masyarakat,dan
dalam langkah-langkah pelaksanaannya lebih di dasarkan
pada kebutuhan masyarakat. Pencanangan otonomi daerah
sejak januari 2001,mempunyai arti bahwa tiap
kabupaten/kota mempunyai kewajiban dan
fungsiuntukmerencanakan,melaksanakan maupun
melakukan evaluasi sendiri upaya kesehatan di
daerahnya,yang tentunya di sesuaikan dengan keadaan
masalah yang ada,kesiapan sumber daya manusia maupun
pendanaannya.
Mengingat kebutuhan pelayanan kesehatan merupakan
masalah utama bagi para usia lanjut,dengan strategi yang
sudah di sebutkan di atas,perlu dilakukan peningkatan
upaya melalui pencegahan,pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan,disamping upaya penyembuhan dan pemulihan.
Salah satu bentuk upaya yang di lakukan adalah dengan
melakukan peningkatan kualitas pelayanan berupa
peningkatan dan pengembangan kegiatan melalui “Strategi
Puskesmas Santun Usia Lanjut”. Dalam program
pembangunan nasional yang akan datang, perhatian kepada
kelompok usis lanjut dapat dilakukan melalui Puskesmas
santun usia lanjut meliputi berbagai upaya pelayanan.
Strategi Puskesmas santun usia lanjut di maksudkan
sebagai salah satu acuan bagi pengelola program kesehatan
usia lanjut dalam melakukan peningkatan kualitas dan
pengembangan pelayanan. Beberapa indikator keberhasilan
dan target yang di harapkan dapat di capai antara lain:
1. Pelayanan Medis
a. Skrining kesehatan pada 30% usia lanjut.
b. 30% Puskesmas melaksanakan konseling usia lanjut.
2. Kegiatan non medis
a. 70% Puskesmas membina kelompok usia lanjut.
b. 50% kelompok usia lanjut melaksanakan senam usila.

Kegiatan Lansia ini dilaksanakan sesuai dengan Tata nilai


Puskesmas Pandahan yaitu KR ( Komunikatif dan Ramah )
sehingga Program Lansia dapat berjalan sesuai dengan yang di
harapkan ,
B. Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia
lanjut.
2. Khusus :
a. Melakukan perencanaan lebih terarah dalam
pelaksanaan pelayanan kepada usia lanjut sesuai
dengan kebutuhan setempat.
b.Melakukan pelayanan pro-aktif serta pemberian
pelayanan yang komprehensif dan lebih berkualitas
bagi penduduk usia lanjut.
c. Memberikan kemudahan pelayanan sebagai bentuk
penghargaan kepada usia lanjut.
d. Menurunkan jumlah kesakiran pada usia lanjut di
wilayah kerja Puskesmas
e. Mewujudkan usia lanjut yang produktif dan bahagia.

C. Sasaran
Sasaran pelaksanaan pembinaan kelompok usia
lanjut,terbagi dua yaitu :
1. Sasaran langsung :
a. Pra usia lanjut (virilitas / pra senilis) 45-59 tahun
b. Usia lanjut 60-69
c. Usia lanjut risiko tinggi, yaitu usia lebih dari 70 tahun
atau usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan
masalah kesehatan.
2. Sasaran tidak langsung :
a. Keluarga di mana usia lanjut berada
b. Masyarakat di lingkungan usia lanju
c. Organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan
kesehatan usia lanjut
d. Petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia
lanjut
e. Petugas lain yang menangani kelompok usia lanjut
f. Masyarakat luas

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi permasalahan usia
lanjut dan pembinaan usia lanjut di Puskesmas

E. Batasan Operasional
1. Puskesmas : Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
disuatu wilayah kerja.
2. Usia lanjut atau lanjut usia adalah seseorang yg berusia
60 tahun atau lebih,yang secara fisik terlihat berbeda
dengan kelompok umur lainnya.
3. Melakukan pelayanan kesehatan kepada pra usia lanjut
dan usia lanjut meliputi : aspek promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif dengan lebih menekankan
unsur-unsur sebagai berikut:
a. Pro-aktif : berupa pelayanan kesehatan pada saat
kegiatan di kelompok usia lanjut dan melaksanakan
kunjungan pada penderita yang di rawat di rumah.
b. Memberikan kemudahan proses pelayanan.
c. Santun : pelayanan terhadap para usia lanjut di
lakukan secara proporsional dengan memberikan
perlakuan sopan,hormat dan menghargai sosok insane
yang lebih tua serta memberikan dukungan dalam
rangka mendorong kemandiriannya untuk mencapai
masa tua dengan derajat kesehatan yang optimal.
d. Pelayanan oleh tenaga profesional serta
penatalaksanaannya dikoordinasikan oleh pengelola
program usia lanjut di Puskesmas.

F. Landasan Hukum
Beberapa dasar hukum yang menjadi alasan perlunya
perlakuan/penanganan khusus bagi kelompok penduduk
usia lanjut adalah :
1. Undang-undang no.23 tahun 1992 tentang kesehatan
pasal 19 yang menyatakan bahwa pembinaan kesehatan
usia lanjut merupakan tanggung jawab pemerintah dan di
laksanakan oleh pemerintah bersama-sama masyarakat.
2. Undang-undang no.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
usia lanjut yang menyebutkan bahwa perlu di berikan
kemudahan dalam pelayanan kesehatan usia lanjut dan
bahwa pelayanan kesehatan di maksudkan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan lanjut melalui upaya
penyuluhan ,penyembuhan dan pengembangan lembaga.
3. Undang-undang no.22 tahun 1992 tentang pemerintahan
daerah yang antara lain menyebutkan bahwa otonomi
daerah adalah kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut
prakara sendiri, berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
4. Undang-undang no.25 tahun 1999 tentang perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
5. PP no.25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom derajat
kesehatan dan kemampuan lanjut melalui upaya
penyuluhan ,penyembuhan dan pengembangan lembaga.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Semua karyawan Puskesmas wajib berpartisipasi dalam
kegiatan pelayanan lansia mulai dari Kepala
Puskesmas ,tenaga kesehatan lainnya dan pengelola
program yang berkaitan dengan lansia. Penanggung jawab
kegiatan lansia merupakan koordinator dalam
melaksanakan kegiatan lansia di Puskemas Pandahan.

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan kegiatan pelayanan lansia
di Puskesmas yang dikoordinir oleh penanggung jawab
program lansia sesuai dengan kesepakatan.

C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan lansia di
sepakati dan di susun bersama dengan sektor terkait dalam
pertemuan lokakarya mini lintas sektor tiap 3 bulan sekali.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan lansia di
lakukan oleh penanggung jawab program lansia yang
menempati ruang Puskesmas.

B. STANDAR FASILITAS
1. Kita pelayanan posyandu lansia
a. Tensi meter air raksa : 1 buah
b. Stetoskop : 1 buah
c. Termometer : 1 buah
d. Centimeter : 1 buah
e. Timbangan berat badan : 1 buah
2. KMS Lansia
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Program pembinaan kesehatan usia lanjut merupakan
upaya usaha pengembangan Puskesmas yang lebih
mengutamakan upaya promotif, preventif, dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Program
kesehatan usia lanjut di Puskesmas meliputi :
Aspek pembinaan dan pelayanan kesehatan
1. Promotif
Pembinaan pada usia lanjut dibagi atas komponen
kegiatan pokok :
a. Sasaran langsung, dengan menyelenggarakan paket
pembinaan terhadap kelompok usia lanjut
berdasarkan umur.
b. Sasaran tidak langsung : pembinaan melalui upaya
penyululuhan(KIE).
2. Preventif
Pemeriksaan dini dan pemeliharaan kesehatan.
3. Kuratif
Pengobatan terhadap usia lanjut,termasuk rujukan ke
rumah sakit.
4. Rehabilitatif
Merupakan upaya untuk mengembalikan semaksimal
mungkin kemampuan fungsional serta kemandirian usia
lanjut. Pelayanan kesehatan di kelompok Usia Lanjut
meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental
emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut
sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui
lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau
ancaman masalah kesehatan yang di hadapi Jenis
pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia
lanjut di kelompokkan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari ( activity of
daily living ) meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan,
seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian,
naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan
sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental.pemeriksaan ini
berhubungan dengan mental emosional, dengan
menggunakan pedoman metode 2 menit ( lihat KMS
Usia lanjut ).
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan dan di catat pada
grafik indeks massa tubuh (IMT).
4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan
tensimeter dan stetoskop serta perhitungan denyut
nadi selama satu menit.
5. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada
keluhan dan atau di temukan kelain pada
pemeriksaan butir 1 atau 4
6. Penyuluhan bias dilakukan di dalam maupun di luar
kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan
konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah
kesehatan yang di hadapi oleh individu dan atau
kelompok Usia Lanjut.
7. Kunjungan rumah oleh kader di sertai petugas bagi
anggota kelompok Usia Lanjut yang tidak datang,
dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (Public Health Nursing).
8. Kegiatan olahraga antara lain senam usia lanjut untuk
meningkatkan kebugaran.
B. MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN PELAYANAN
LANSIA
Mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya
digunakan adalah system 5 tahap ( 5meja ) sebagai berikut :
1. Tahap pertama : pendaftaran Lansia
2. Tahap kedua : penimbangan berat badan, dan
pengukuran tinggi badan
3. Tahap ketiga : pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status
mental
4. Tahap keempat : pencatatan
5. Tahap kelima : pemberian penyuluhan dan konseling

C. PERMASALAHAN USIA LANJUT


Usia lanjut mempunyai keterbatasan fisik dan
kerentanan terhadap penyakit. Secara alami bertambahnya
usia akan menyebabkan terjadinya perubahan degeneratif
dengan manifestasi beberapa penyakit seperti penyakit
hipertensi , kelainan jantung, penyakit diabetes mellitus,
kanker rahim / prostat,osteoporosis,dll Gerak dan mobilitas
usia lanjut menjadi lebih lambat dari pada kelompok umur
yang lebih muda, begitu juga dengan kekuatannya. Secara
mental, usia lanjut juga seringkali mempunyai perasaan
tertekan / depresi akibat fisik yang lemah, kemampuan
ekonomi yang menurun karena sudah berhenti bekerja /
pensiun serta perasaan tersisih dari masyarakat karena
berkurangnya kontak sosial.
Pandangan masyarakat umum mengenai usia lanjut saat
ini masih belum sesuai dan keliru. Kebanyakan masih
beranggapan bahwa,memang merupakan hal yang alami dan
biasa bila usia lanjut seringkali sakit, cepat marah ataupun
sering kali menaruh curiga terhadap orang lain. Akibat yang
di rasakan karena pandangan salah tersebut adalah
seringkali keadaan kesehatan fisik,mental maupun
kebutuhan sosial usia lanjut tidak tertangani atau terpenuhi
dengan baik. Kelompok usia lanjut sendiri kurang dapat
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada,antara lain di
sebabkan oleh jarak Puskesmas yang cukup jauh dari
tempat tinggalnya, tidak ada yang mengantar ataupun
ketidak mampuan di dalam membayar biaya pelayanan.

D. PEMBINAAN KESEHATAN USIA LANJUT


Pembinaan kesehatan usia lanjut melalui Puskesmas di
lakukan terhadap sasaran usia lanjut yang di kelompokkan
sebagai berikut :
1. Sasaran langsung
a. Pra usia lanjut 45-59 tahun.
b. Usia lanjut 60-69 tahun.
c. Usia lanjut risiko tinggi yaitu usia lebih dari 70
tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau
lebih dengan masalah kesehatan.
2. Sasaran tidak langsung
a. Keluarga di mana usia lanjut berada.
b. Masyarakat di lingkungan usia lanjut berada.
c. Organisasi sosial yang bergerak di dalam
pembinaan kesehatan usia lanjut
d. Petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia
lanjut
e. Masyarakat luas
3. Kegiatan-kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut
yang dilakukan melalui puskesmas adalah :
a. Pendataan sasaran usia lanjut
Kegiatan ini dilakukan paling tidak 2 kali setahun,
yang seringkali akan lebih efektif bila dilakukan
bekerjasama dengan petugas desa/kelurahan
setempat dan di bantu oleh kader dasa wisma.
b. Penyuluhan kesehatan usia lanjut, pembinaan
kebugaran melalui senam usia lanjut , pembinaan
kebugaran melalui senam usia lanjut maupun
rekreasi bersama.
c. Deteksi dini keadaan kesehatan dan pemeriksaan
kesehatan secara berkala, yang di lakukan setiap
bulan melalui kelompok usia lanjut
(posyandu/posbindu dll) atau di Puskesmas
dengan instrument KMS usia lanjut sebagai alat
pencatat yang merupakan teknologi tepat guna.
d. Pengobatan penyakit yang di temukan pada sasran
usia lanjut sampai kepada upaya rujukan ke
rumah sakit bila diperlukan.
e. Upaya rehabilitatif ( pemulihan ) berupa upaya
medik, psikososial dan edukatif yang dimaksudkan
untuk mengembalikan semaksimal mungkin
kemampuan fungsional dan kemandirian usia
lanjut.
f. Melakukan/memantapkan kerjasama dengan
lintas sektor terkait melalui asas kemitraan dengan
melakukan pembinaan terpadu pada kegiatan yang
di laksanakan di kelompok usia lanjut, atau
kegiatan lainnya.
g. Melakukan fasilitas dan bimbingan dalam rangka
meningkatkan peran serta dan pemberdayaan
masyarakat dalam pembinaan kesehatan usia
lanjut , antar lain dengan pengembangan
kelompok usia lanjut, dana sehat.
h. Melaksanakan pembinaan kesehatan usia lanjut
secara optimal dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi secara berkala. Upaya ini dapat
dilakukan melalui pelaksanaan lokakarya mini di
Puskesmas secara berkala, untuk menentukan
strategi, target dan langkah-langkah selanjutnya
dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan


pelayanan Lansia di Puskesmas dibuat dalam rencana usulan
kegiatan ( RUK ) yang selanjutnya dibahas pada pertemuan
Lokakarya Mini lintas program di Puskesmas , kemudian di
hasilkan kesepakatan dalam bentuk rencana pelaksanaan
kegiatan ( RPK )
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan


pelayanan lansia di Puskesmas perlu di perhatikan keselamatan
sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan pelayanan


lansia di Puskesmas perlu diperhatikan keselamatan kerja
karyawan Puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pelayanan lansia di Puskesmas di


monitor dan di evaluasi dengan menggunakan indikator sebagai
berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuain petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Tercapainya indikator kegiatan pelayanan lansia di Puskesmas
4. Permasalahan di bahas pada tiap pertemuan Lokakarya mini
tiap triwulan
BAB IX

PENUTUP
Pedoman ini di gunakan sebagai acuan bagi pengelolah lansia
di Puskesmas dan lintas sektor terkait dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan lansia di Puskesmas. Untuk
meningkatkan efektifitas pemanfaatan pedoman pelayanan lansia
di Puskesmas ini, hendaknya pengelola lansia Puskesmas dapat
menjabarkannya dalam protap ( prosedur tetap ) yang berisi
langkah-langkah dari setiap kegiatan sesuai kondisi
Puskesmas.Selain itu dengan pedoman ini diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar advokasi bagi pemegang kebijakan untuk
peningkatan mutu pelayanan lansia di Puskesmas.

KEPALA PUSKESMAS PANDAHAN

Dr H Ris Mohammad Abrar


Pembina
NIP. 197405142005011013

Anda mungkin juga menyukai