Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA

ORIENTASI TERPADU PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN BAGI

PENGELOLA PROGRAM KESLING /SANITARIAN DI PUSKESMAS

TAHUN 2017

========================================================================

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI


Unit Eselon I/II :
Program : Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Hasil (Outcome) : Meningkatnya Ketersediaan dan Keterjangkauan
Pelayanan Kesehatan yang Bermutu Bagi Seluruh
Masyarakat
Kegiatan : Penyehatan Lingkungan
Indikator Kinerja Kegiatan 1. Persentase TPM yang dilakukan pengawasan
2. Jumlah pasar yang memenuhi syarat kesehatan
yang dilakukan pengawasan
3. Jumlah Tempat-Tempat Umum (TTU) yang
memenuhi syarat kesehatan lingkungan
(Puskesmas, SD, SMP)
4. Persentase air minum yang dilakukan
pengawasan
5. Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan
STBM
6. Jumlah RS yang melakukan pengelolaan limbah
medis
7. Jumlah Kabupaten/Kota Sehat
Jenis Keluaran (Output) : Pengawasan Pasar Sehat
Volume Keluaran (Output) : 1.000 (disesuaikan dg target prov?)
Satuan Ukur Keluaran (Output) : Pasar

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019
b. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan

1
d. Peraturan Menteri Kesehatan No. 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
e. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga
g. Permenkes Nomor 3 Tahun 2014 tentang STBM
h. SE Menkes No. 132 Tahun 2013 tentang pelaksanaan STBM ( wajib SBS minimal
1 desa/ tahun )
i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga
j. Undang Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
k. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi
Pangan
l. Kepmenkes RI Nomor 942 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Higiene
Sanitasi Makanan Jajanan
m. Kepmenkes RI Nomor 1098 Tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran
n. Permenkes RI Nomor 1096 tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga
o. Permenkes RI Nomor 2 Tahun 2013 tentang KLB Keracunan Pangan
p. Permenkes RI Nomor 43 tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum
q. Permenkes Nomor 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
r. Permenkes Nomor 736 tahun 2010 tentang Tatalaksana Pengawasan Kualitas Air
Minum
s. Permenkes No.44 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Bandar
Udara Sehat
t. Permenkes No. 1077 tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam
Ruang Rumah
u. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 78 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Dekonsentrasi Kementerian Kesehatan Tahun Anggaran 2017

2. Gambaran Umum

2
Kesehatan Lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan diajukan untuk
mewujudkan kualitas yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
sebagaimana tercantum dalam pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang
Kesehatan.
Ketentuan Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan selanjutnya diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan yang
pengaturannya ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat
melalui upaya pencegahan penyakit dan atau gangguan kesehatan dari faktor risiko
kesehatan lingkungan di permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan
fasilitas umum.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan
dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJMN) 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan
anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan
perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu
Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6)
meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,
yaitu : (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3)
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan
dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya
promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimasi
sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan
intervensi berbasis risiko kesehatan. Pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu
ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan penyelenggara Kesehatan Masyarakat.

3
Dalam pengaturannya Puskesmas juga melakukan Pelayanan Kesehatan Lingkungan
bagi masyarakat di wilayah kerjanya, dan diperlukan integrasi baik lintas program maupun
lintas sektor untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penyelenggaraannya.
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas merupakan kegiatan atau
serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan. Dengan
terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, promotif, dan kuratif
yang dilakukan secara berkesinambungan. Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas juga menjadi bagian penting dari Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota
dan merupakan indikator bagi Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanannya
terhadap masyarakat.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat baik dan penting
dalam pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Lingkungan. SDM ini sangat diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan seperti melakukan Konseling,
Inspeksi Kesehatan Lingkungan, Intervensi Kesehatan Lingkungan, dan memilih serta
mengembangkan Teknologi Tepat Guna. Oleh karenanya SDM di Puskesmas perlu diberi
kapasitas peningkatan pengetahuan terkait pelayanan Kesehatan Lingkungan serta
diberikan Informasi yang terkini (ter update) agar memiliki wawasan yang luas. Kenyataan
di lapangan sampai saat ini, banyak banyak Petugas Kesehatan Lingkungan yang
mengalami mutasi di wilayah kerjanya, serta banyak petugas Kesehatan Lingkungan yang
baru bekerja (Fresh Graduate), sehingga belum semua SDM di Puskesmas memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang baik.
Atas dasar pemikiran tersebut maka akan dicetak Sumber Daya Manusia
Kesehatan Lingkungan yang memiliki kapasitas dan kompetensi yang handal sehingga
dapat melaksanakan Upaya Pelayanan Kesehatan Lingkungan sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 13 tahun 2015. Salah satu bentuk peningkatan kapasitas SDM
adalah dengan sebuah pelatihan. Oleh karenanya agar pelatihan dapat berjalan dengan
baik, sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan terakreditasi, maka diperlukan suatu
acuan dalam bentuk orientasi.

B. Penerima Manfaat
1. Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

4
2. Petugas kesling Puskesmas

C. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Metode Pelaksanaan
a. Pelaksanaan kegiatan ini berupa swakelola.
b. Metode pelaksanaan kegiatan dengan ceramah; diskusi; praktik e-monev kesling;
pelatihan sanitarian kit.
c. Seluruh peserta kegiatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas membawa laptop dan data
sasaran pengawasan dan formulir hasil inspeksi sanitasi dari masing-masing indikator
kegiatan kesling (PKAM, TTU, TPM, Pasar). Data diharapkan sudah lengkap dengan
nama dan lokasi pengawasan sampai dengan akhir tahun 2016.
Contoh: indikator TPM/TTU/PKAM/Pasar
a. TPM/TTU/PKAM/Pasar terdaftar:
i. Depot air minum (alamat, pemilik)
ii. Rumah makan restoran (alamat, pemilik)
iii. Sekolah dasar (lokasi, penanggung jawab sekolah)
iv. Pasar (lokasi, penanggung jawab)
v. Dst.
b. Form hasil inspeksi sanitasi di TPM/TTU/PKAM/Pasar
c. TPM/TTU/PKAM/Pasar yang di beri sertifikat layak sehat, ditulis jelas nomor dan
tanggal sertifikat.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


a. Kegiatan dilaksanakan Minggu ke 1 Bulan April Minggu ke 2 Bulan Juli 2017 dan
diadakan di Kabupaten/Kota masing-masing provinsi. Lokasi pelaksanaan di tempat
yang tersedia akses internet optimal.
b. Jumlah peserta orientasi sebanyak 40 - 50 orang dengan kriteria sebagai berikut:
Pejabat/staf yang memiliki kewenangan tugas dalam kegiatan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
Pejabat/ staf yang memiliki kewenangan tugas dalam kegiatan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Pendidikan minimal D3 Kesehatan Lingkungan dan atau bidang Kesehatan
lainnya serta memiliki pengalaman pekerjaan dalam bidang Kesehatan
Lingkungan minimal selama 2 tahun

5
Poltekkes jurusan kesling dan bapelkes (diundang hanya 1 kali dalam
pelaksanaan orientasi agar dapat mengembangkan materi dalam peningkatan
kapasitas mahasiswa dan pelatihan sanitarian di Bapelkes)
c. Narasumber berasal dari 1 Tim Orientasi Direktorat Kesehatan Lingkungan,
Kemenkes RI yang terdiri atas: 1 orang struktural untuk penyampaian kebijakan dan
kegiatan prioritas; 1 orang untuk penyampaian materi teknis kesehatan lingkungan;
dan 1 orang untuk penyampaian materi perencanaan, e-monev, dan pelatihan
peralatan kesehatan lingkungan.
d. Kriteria narasumber adalah memiliki kompetensi/ kemampuan untuk melakukan
orientasi; mempunyai kemampuan dan pengalaman teknis terkait Program Kesehatan
Lingkungan sesuai dengan materi yang diberikan (pengalaman minimal 2 tahun di
bidangnya)
D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Penyelenggaan kegiatan ini dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun anggaran 2017

E. Biaya Yang Diperlukan


Perkiraan biaya untuk pelaksanaan kegiatan orientasi terpadu kesling sebesar

, Maret 2017
Penanggung Jawab Kegiatan

Nama
NIP

6
Jadwal Kegiatan Orientasi

Waktu Materi Narasumber Keterangan

HARI ke-1

10.00 12.00 Registrasi Panitia

12.00 13.00 Ishoma

14.00 15.00 Pembukaan: Dinkes Provinsi


Laporan Panitia Pelaksana
Sambutan dan arahan Kadinkes
Kab/Kota
15.00 15.30 Evaluasi Kegiatan Kesling di Wilayah Dinas Kesehatan
Kerja Provinsi Provinsi..
15.00 16.30 Kebijakan program kesehatan Direktur Kesling
lingkungan dan diskusi
16.30 - 18.00 Pelayanan Kesehatan Lingkungan Di
Puskesmas - materi 1
18.00 19.00 Ishoma Tim Direktorat
Kesling
19.00 21.00 Materi penyehatan air dan sanitasi
dasar dan diskusi materi 2
HARI ke2

08.00 10.00 Materi pengamanan limbah dan radiasi Tim Direktorat


dan diskusi - materi 3 Kesling
10.00 10.15 Coffee Break Dapat diisi dengan
peregangan
10.15 12.00 Materi penyehatan udara, tanah, dan Tim Direktorat
kawasan/pasar sehat dan diskusi Kesling
12.00 13.00 Ishoma
13.00 13.45 Lanjutan Tim Direktorat Dapat diselingi
Kesling dengan peregangan
13.45 14.00 Coffee Break

14.00 15.30 Tim Direktorat Dapat diselingi


Materi penyehatan pangan dan diskusi
Kesling dengan peregangan
materi 4
15.30 18.00 Praktek sistem e-Monev kesling Tim Direktorat
terintegrasi Kesling
18.00 19.00 Ishoma

19.00 22.00 Praktek sistem e-Monev kesling Tim Direktorat Dapat diselingi
terintegrasi Kesling dengan peregangan
HARI ke 3

08.00 - 10.00 Materi penyusunan perencanaan dan Tim Direktorat


RTL materi 5 Kesling

7
10.00 12.00 Demo alat kesling (sanitarian kit) Tim Direktorat Dapat diselingi
materi 6 Kesling/ Daerah dengan peregangan
12.00 12.30 Penutupan

8
1

Anda mungkin juga menyukai