Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PERTEMUAN PENGUATAN PENGHAPUSAN ALAT KESEHATAN BERMERKURI


TAHUN 2021

1. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
3. Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
4. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
5. Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.56 tahun 2015 tentang Tata
Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
7. Peraturan Presiden No. 21 tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan
dan Penghapusan Merkuri
8. Keputusan Menteri Kesehatan No. 7 tahun 2019 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
9. Peraturan Menteri Kesehatan No. 41 tahun 2019 tentang Penghapusan dan Penarikan
Alat Kesehatan Bermerkuri
10. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup

b. Gambaran Umum
Merkuri merupakan bahan berbahaya dan beracun yang menjadi isu internasional,
karena potensi dampaknya yang sangat besar terutama dampak kesehatan. Bentuk dampak
kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat terpajan oleh merkuri antara lain adalah kerusakan
sistem saraf pusat, ginjal, paru-paru, khususnya dampak terhadap janin berupa kelumpuhan
otak, gangguan ginjal, sistem syaraf, menurunnya kecerdasan, cacat mental, serta
kebutaan.
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2017 tentang Pengesahan Konvensi Minamata
Mengenai Merkuri mengatur tata kelola merkuri yang harus dilakukan oleh negara pihak
yang mengikuti Konvensi Minamata untuk melindungi kesehatan dan lingkungan. Partisipasi
aktif Pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan peraturan ini adalah dengan
menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 21 tahun 2019 tentang Pengurangan dan
Penghapusan Merkuri.
Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun, pada pasal 5 ayat 2 disebutkan bahwa limbah medis dikategorikan
dalam limbah B3. Oleh karena itu, pengelolaan limbah Fasyankes di Indonesia dilaksanakan
berdasarkan peraturan yang berlaku tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3). Salah satu limbah bahan berbahaya dan beracun yang ada di Fasyankes
adalah merkuri yang merupakan bahan kimia yang sangat beracun dan sangat berbahaya
bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Hingga saat ini masih banyak Fasyankes yang
menggunakan alat kesehatan bermerkuri, yaitu termometer, sphygmomanometer, dan
amalgam gigi. Tidak hanya pada fasyankes, komitmen pemerintah terutama sektor
kesehatan terhadap upaya pengurangan dan penghapusan merkuri juga ditujukan pada
pertambangan emas skala kecil (PESK).
Selaras dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 41 tahun 2019 tentang Penghapusan dan Penarikan Alat Kesehatan
Bermerkuri dalam mendukung upaya Rencana Aksi Nasional (RAN) Pengurangan dan
Penghapusan Merkuri (RAN-PPM).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota memiliki
kewajiban untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan pengurangan
dan penghapusan merkuri pada fasyankes dan PESK, serta adanya koordinasi secara
berkala telah dilakukan oleh petugas kesehatan lingkungan.
Tujuan dari pertemuan ini adalah mewujudkan pengurangan dan penghapusan merkuri
pada fasyankes dan PESK pada tahun 2021 sebagai salah satu upaya melindungi
kesehatan masyarakat dan lingkungan.

2. Penerima Manfaat
Adapun penerima manfaat dari kegiatan ini adalah :
a. Dinas Kesehatan Kab/Kota
b. Petugas Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
c. Petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas

3. Metode Pelaksanaan
Kegiatan Pertemuan Penguatan Penghapusan Alkes Bermerkuri dilaksanakan secara
daring/online menggunakan aplikasi zoom meeting kapasitas 1000 peserta dan streaming
Youtube melalui Channel Kesling Kesjaor Dinkes Jatim. Metode pelaksanaan kegiatannya ialah
(rundown acara terlampir) :
a. Ceramah/pemberian materi
Metode ceramah digunakan untuk menyampakan materi berupa kebijakan, proses, dan
implementasi di lapangan. Setiap judul materi akan disampaikan oleh narasumber yang
berbeda.

b. Diskusi
Metode diskusi dilakukan pada setiap sesi materi dengan tujuan menggali pengalaman dari
masing-masing peserta dan mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan dalam pengurangan
dan penghapusan merkuri pada fasyankes dan PESK yang benar dan aman.

4. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kapasitas peserta terkait pengurangan dan penghapusan merkuri pada
fasyankes dan PESK serta penyegaran peraturan terkait yang berlaku.
b. Tujuan Khusus
Peserta pertemuan memahami hal-hal sebagai berikut :
1. Memahami Peraturan dan kebijakan terkait dengan pengurangan dan penghapusan
merkuri pada fasyankes dan PESK dalam mewujudkan Jawa timur Bebas Merkuri.
2. Memahami pengelolaan alkes bermerkuri di fasyankes.
3. Terbangunnya komitmen penghapusan alat kesehatan bermerkuri di Fasyankes dan
penghapusan penggunaan merkuri pada PESK.
4. Tersusunnya rencana rencana penghapusan merkuri di Fasyankes dan PESK.

5. Peserta dan Narasumber


a. Peserta
Seluruh petugas lingkungan dari 394 rumah sakit, 970 puskesmas, dan Dinas Kesehatan
Kab/Kota.

b. Narasumber
1. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur
2. Dinas Energi dan Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Timur
3. Rumah Sakit Baptis Batu

6. Pelaksana dan Penanggungjawab Kegiatan


a. Pelaksana Kegiatan
Seksi Kesling Kesjaor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
b. Penanggung jawab Kegiatan
Plt. Kepala Seksi Kesling Kesjaor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
7. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Pertemuan dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2021, dengan jadwal terlampir.

8. Sumber Dana
Kegiatan ini dibiayai dari dana DPA APBN Satker Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun
Anggaran 2021.
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
PERTEMUAN PENGUATAN PENGHAPUSAN ALKES BERMERKURI TAHUN 2021

WAKTU MATERI NARASUMBER


Senin, 25 Oktober 2021
08.15 – 08.45 Registrasi Peserta
08.45 – 09.00 Pembukaan dan Pengarahan Kepala Bidang Kesmas
Kesehatan Prov. Jawa
Timur
09.00 – 09.45 Kebijakan Dinas ESDM pada Pertambangan Emas Skala Dinas ESDM Prov. Jawa
Kecil (PESK) Timur
09.45 – 10.00 Diskusi Moderator
10.00 – 10.45 Kebijakan dalam mewujudkan Jawa timur Bebas Merkuri Dinas Lingkungan Hidup
Prov. Jawa Timur
10.45 – 11.00 Diskusi Moderator
11.00 – 11.45 Pengelolaan Alkes Bermerkuri di Fasyankes RS Baptis Batu
11.45 – 12.00 Diskusi Moderator
12.00 – 12.10 Penutup Kepala Bidang Kesmas
Kesehatan Prov. Jawa
Timur

Anda mungkin juga menyukai