Anda di halaman 1dari 25

INSPEKSI SANITASI SARANA AIR BERSIH

No dokumen : 440/SOP-024/Pkm Skhj/I/2019


S No revisi :
O Tanggal
P : 15 Januari 2019
terbit
Halaman :2

Puskemas dr. Hermanto Supandi


Sukaharja NIP. 196005021990031005

1. Pengertian Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih adalah suatau


kegiatan pengawasan, pemantauan dan pembinaan
terhadap sarana air bersih maupun terhadap pemilik
sarana.
2. Tujuan
Untuk mengetahui tingkat risiko pencemaran sarana air
bersih (SAB)
3. Kebijakan
1. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan
2. PP No. 66 Tahun 2014, Ttg : Kesehatan Lingkungan
3. Permenkes R.I. No. 416/MENKES/PER/X/1990,
Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas
Air.
4. Permenkes R.I. No.
492/MENKES/PER/IV/2010,Tentang Persyaratan
4. Referensi Kualitas Air Minum
1. Data jumlah sarana air bersih
2. Pedoman Teknis perbaikan Kualitas Air, Depkes
RI,1992.
3. Pedoman Klinik Sanitasi ,Depkes RI,2007

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan inspeksi sanitasi
2. Melakukan kunjungan lapangan
Tingkat Resiko
ke sasaran dengan menggunakan
Kesiapan Pencemaran
format inspeksi sanitasi I.S SAB
Adminis
3. Melakukan intrepretasi hasil (Penentuan
trasi dan
tingkat risiko pencemaran Sarana Resiko)
4. Melakukan sampling air bersih
5. Melakukan rencana tindak lanjut
perbaikan
6. Melakukan rekapitulasi hasil
Inspeksi SAB OUTPUT
7. Membuat laporan hasil inspeksi
sanitasi SAB
Rencana tindak
8. Analisa HAsil IS Rekapitulasi lanjut
Laporan
Hasil Inspeksi (Kaporisasi)

Sanitasi

SAB

7. Unit terkait
INSPEKSI SANITASI SARANA JAMBAN
KELUARGA
No dokumen : 440/SOP-024/Pkm Skhj/I/2019
S No revisi :
O Tanggal
P : 15 Januari 2019
terbit
Halaman :
Puskesmas
Sukaharja dr. Hermanto Supandi
NIP. 196005021990031005

1. Pengertian Inspeksi Sanitasi Sarana Jamban Keluarga adalah


suatu kegiatan pengawasan, pemantauan dan
pembinaan terhadap sarana jamban keluarga
maupun terhadap pemilik sarana.
2. Tujuan
Untuk mengetahui tingkat risiko pencemaran sarana
jamban keluarga (Jaga)
3. Kebijakan
1. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan
2. PP No. 66 Tahun 2014, Ttg : Kesehatan
Lingkungan
3. Kepmenkes R.I. No. 875/MENKES/SK/VII/1999,
4. Referensi Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

1. Data jumlah sarana jamban keluarga


2. Pedoman Klinik Sanitasi ,Depkes RI,2007

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan inspeksi sanitasi
2. Melakukan kunjungan lapangan
ke sasaran dengan Tingkat Resiko
Kesiapan Pencemaran
menggunakan format inspeksi I.S JAMBAN
Adminis
sanitasi trasi dan (Penentuan
3. Melakukan intrepretasi hasil Sarana Resiko)
tingkat risiko pencemaran
4. Melakukan rencana tindak
lanjut perbaikan
5. Melakukan rekapitulasi hasil
Inspeksi Jaga OUTPUT
6. Membuat laporan hasil inspeksi
sanitasi Jaga
Rencana tindak
Laporan Rekapitulasi lanjut
Hasil Inspeksi (Penyuluhan)

Sanitasi

Jamban

7. Unit terkait
INSPEKSI SANITASI RUMAH SEHAT
No dokumen :
S No revisi :
O Tanggal
P :
terbit
Halaman :

Puskesmas dr. Hermanto Supandi


Sukaharja NIP. 196005021990031005
1. Pengertian Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat adalah suatau kegiatan
pengawasan, pemantauan dan pembinaan terhadap
rumah maupun terhadap pemilik rumah.

2. Tujuan Untuk mengetahui tingkat risiko penyakit akibat rumah


yang tidak memenuhi syarat kesehatan

3. Kebijakan 1. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan


2. PP No. 66 Tahun 2014, Ttg : Kesehatan
Lingkungan
3. Kepmenkes R.I. No. 875/MENKES/SK/VII/1999,
Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

4. Referensi 1. Data jumlah rumah


2. Pedoman Klinik Sanitasi ,Depkes RI,2007

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan inspeksi sanitasi
2. Melakukan kunjungan lapangan Tingkat Resiko
Pencemaran
ke sasaran dengan
Kesiapan I.S Rumah
menggunakan format inspeksi
Adminis Sehat
sanitasi trasi dan
3. Melakukan sampling air bersih Sarana
4. Melakukan rencana tindak
lanjut perbaikan
5. Melakukan rekapitulasi hasil
Inspeksi Rumah Sehat
6. Membuat laporan hasil inspeksi OUTPUT
sanitasi Rumah Sehat
7. Menganalisa Hasil IS Laporan/Anali
sa Rencana tindak
Rekapitulasi lanjut
Hasil Inspeksi (Penyuluhan)

Sanitasi

Rumah Sehat

7. Unit terkait
INSPEKSI SANITASI PENGELOLAAN SAMPAH
No dokumen : S
S No revisi :
O
O Tanggal
P :
terbit
Halaman :

Puskesmas dr. Hermanto Supandi


Sukaharja NIP. 196005021990031005
1. Pengertian Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Sampah
adalah Terpantaunya kondisi dan dampak negative
dari pembuangan sampah serta terkendalinya
dampak atau risiko terhadap lingkungan hidup dan
2. Tujuan
kesehatan masyarakat..

3. Kebijakan
Untuk mengetahui tingkat risiko penyakit akibat
pengelolaan sampah yang tidak memenuhi syarat
kesehatan

1. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan


2. PP No. 66 Tahun 2014, Ttg : Kesehatan
Lingkungan

4. Referensi 3. No. 32 Tahun2009, Ttg Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan hidup
4. U.U. No. 18 Tahun 2008, Ttg Pengelolaan
Sampah
5. Permenkes R.I. No.374/Menkes/Per/III/2010,
Tentang Pengendalian Vektor.
6. Kep Ditjen PPM & PLP No. 28-Ii/PD.03.04.LP Tgl
30 oktober 1989, Ttg Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Pengelolaan Sampah.

1. Data jumlah TPS dan TPA


2. Data jumlah perumahan yang melakukan
pengelolaan sampah
3. Data LSM yang melakukan pengelolaan sampah.
5. Prosedur : 6. Diagram Alir

1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES

peralatan inspeksi sanitasi


Kesiapan Mengukur
2. Melakukan kunjungan lapangan
Adminis I.S kepadatan lalat
ke sasaran dengan trasi dan &sampling air
Sarana TPS
bersih
menggunakan format inspeksi

sanitasi

3. Melakukan sampling air bersih


OUTPUT
dan pengukuran tingkat
Rencana tindak
kepadatan lalat lanjut
Laporan Rekapitulasi (Penyuluhan)
4. Melakukan rencana tindak lanjut Hasil Inspeksi

perbaikan Sanitasi

5. Melakukan rekapitulasi hasil

Inspeksi sanitasi Pengelolaan

sampah

6. Membuat laporan hasil inspeksi

sanitasi pengelolaan sampah


7. Unit terkait

INSPEKSI SANITASI SARANA PEMBUANGAN


AIR LIMBAH DOMESTIK
S
No dokumen : O
S No revisi :
O Tanggal
:
P terbit
Halaman :

Puskesmas
dr. Hermanto Supandi
Sukaharja NIP. 196005021990031005
1. Pengertian Inspeksi Sanitasi Sarana Air Limbah dalah
terpantaunya kondisi dan dampak negative dari
pembuangan air limbah domestik serta terkendalinya
dampak atau risiko terhadap lingkungan hidup dan
kesehatan masyarakat.
2. Tujuan
Untuk mengetahui tingkat risiko penyakit akibat
pengelolaan lsarana air limbah yang tidak
3. Kebijakan memenuhi syarat kesehatan
1. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan
2. PP No. 66 Tahun 2014, Ttg : Kesehatan
Lingkungan
3. Permenkes R.I. No. 416/MENKES/PER/X/1990,
Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas
Air
4. KEPMENKES No. 876 tahun2001, ttg Pedoman
teknis Analisis Dampak Kesling
4. Referensi
5. Kepmenkes No. 1407 Tahun 2002 ttg Pedoman
Pengendalian Dampak Pencemaran Udara
1. Data jumlah rumah
2. Pedoman Klinik Sanitasi ,Depkes RI,2007

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan inspeksi sanitasi
Tingkat Resiko
2. Melakukan kunjungan lapangan Kesiapan I.S Pencemaran
ke sasaran dengan Adminis
menggunakan format inspeksi trasi dan SPAL
sanitasi Sarana
3. Melakukan intrepretasi hasil
tingkat risiko pencemaran
4. Melakukan rencana tindak
lanjut perbaikan OUTPUT
5. Melakukan rekapitulasi hasil
Inspeksi SPAL Rencana tindak
6. Membuat laporan hasil inspeksi Laporan/ Rekapitulasi lanjut
sanitasi SPAL analisa Hasil Inspeksi
7. Analisa HAsil IS (Penyuluhan)
Sanitasi

7. Unit terkait

INSPEKSI SANITASI TEMPAT TEMPAT UMUM


S
No dokumen : O
S No revisi :
O Tanggal
P :
terbit
Halaman :
Puskesmas dr. Hermanto Supandi
Sukaharja NIP. 196005021990031005
1. Pengertian Inspeksi Sanitasi Tempat Tempat Umum adalah
Suatu kegiatan pengawasan, pemantauan dan
pembinaan terhadap sarana tempat tempat umum.
Tempat tempat Umum adalah tempat yang digunakan
sebagai tempat berkumpulnya maasyarakat dan
tempat tersebut dimungkinkan mempunyai risiko
2. Tujuan
untuk timbulnya penyakit

Untuk mengetahui tingkat risiko penyakit yang


3. Kebijakan
diakibatkan di tempat tempat umum ( sarana
pendidikan, sarana pelayanan kesehatan, sarana
keagamaan, sarana pariwisata, pasar, kolam renang,
dll )

1. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan


2. PP No. 66 Tahun 2014, Ttg : Kesehatan
Lingkungan
3. Permenkes R,I. No. 80/MENKES/PER/II/1990,
Tentang Persyaratan Kesehatan Hotel.
4. Referensi 4. Keprmenkes R.I. No. 1429/MENKES/SK/XII/2006,
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan di Lingkungan Sekolah
5. Permenkes R.I. No. 416/MENKES/PER/X/1990,
Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas
Air
6. Permenkes R.I. No.
492/MENKES/PER/IV/2010,Tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum
7. Kepmenkes. No 519/menkes/SK/VI/2008, Ttg
Pedoman Penyeenggaraan Pasar Sehat
8. Kepmenkes No. 1204 Tahun 2004 ttg.
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

1. Data sarana TTU Kecamatan

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan inspeksi sanitasi I.S
Kesiapan Koordinasi dgn
2. Melakukan kunjungan Adminis Penanggung TTU
lapangan ke sasaran dengan trasi dan jawab Sarana
Sarana
menggunakan format inspeksi
sanitasi
3. Melakukan intrepretasi hasil
OUTPUT
tingkat risiko penyakit Rencana tindak
4. Melakukan rencana tindak Laporan/ lanjut
Analisa Buat advis
lanjut perbaikan (Penyuluhan)
teknis
5. Melakukan rekapitulasi hasil
Inspeksi TTU
6. Membuat laporan hasil
inspeksi sanitasi TTU
7. Analisa HAsil IS
7. Unit terkait

INSPEKSI SANITASI TEMPAT PENGELOLAAN


MAKANAN (TPM)
No dokumen : O
S No revisi :
O Tanggal
P :
terbit
Halaman :

Puskesmas dr. Hermanto Supandi


Sukaharja NIP. 196005021990031005
1. Pengertian Inspeksi Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan
adalah Suatau kegiatan pengawasan, pemantauan
dan pembinaan terhadap sarana tempat pengelolaan
makanan (TPM).
Tempat Pengelolaan Makanan adalah tempat yang
2. Tujuan
digunakan untuk melakukan pengolahan makanan
yang mempunyai risiko untuk timbulnya penyakit

Untuk mengetahui tingkat risiko penyakit yang


3. Kebijakan diakibatkan dari tempat pengelolaan makanan
( Jasaboga/catering, rumah makan, restoran, warung
makan, kantin, pedagang kaki lima, industry pangan
rumah tangga, depot air minum isi ulang/DAMIU, Air
curah, dll )

1. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan


2. PP No. 66 Tahun 2014, Ttg : Kesehatan
Lingkungan
4. Referensi 3. Permenkes R.I. No. 416/MENKES/PER/X/1990,
Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas
Air
4. Permenkes R.I .No. 1098/MENKES/PER/VII/2003
Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran
5. Permenkes R.I. No.
492/MENKES/PER/IV/2010,Tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum
6. 6.Permenkes R.I. No.
1096/MENKES/PER/VII/2011, Tentang Hygiene
Sanitasi Jasaboga
7. Kepmenkes No. 942/Menkes/SK/VII/2003, Ttg
Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan
Jajanan.

1. Data Jumlah sarana tempat pengelolan makanan


5. Prosedur : 6. Diagram Alir
1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan inspeksi sanitasi
2. Melakukan kunjungan Kesiapan Koordinasi dgn I.S
Adminis Penanggung
lapangan ke sasaran dengan
trasi dan jawab Sarana TPM
menggunakan format inspeksi Sarana
sanitasi
3. Melakukan intrepretasi hasil
tingkat risiko penyakit OUTPUT

4. Melakukan rencana tindak Laporan/


Rencana tindak
lanjut perbaikan Analisa
Buat advis lanjut
5. Melakukan rekapitulasi hasil teknis
(Penyuluhan)
Inspeksi TPM
6. Membuat laporan hasil
inspeksi sanitasi TPM
7. Analisa hasil IS
7. Unit terkait

PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA


S
No dokumen :
No revisi : O
S Tanggal
:
O terbit
Halaman :
P
Puskesmas dr. Hermanto Supandi
Sukaharja NIP. 196005021990031005
1. Pengertian Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) adalah Suatau
kegiatan pemeriksaan terhadap keberadaan jentik di
sarana tempat tempat umum atau perumahan
penduduk yang dimungkinkan menjadi tempat
perindukan nyamuk yang dilakukan secara berkala
2. Tujuan (setiap bulan sekali, tiga bulan sekali, dst).
Untuk mengetahui tingkat risiko penyakit atau angka
3. Kebijakan bebas jentik yang diakibatkan dari tempat tempat
umum dan perumahan penduduk yang
dimungkinkan menjadi tempat perindukan nyamuk
1. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan
2. PP No. 66 Tahun 2014, Ttg : Kesehatan
Lingkungan
3. Permenkes No. 374/MENKES/PER/III/2010, ttg
4. Referensi Pengedalian Vektor
4. Kepmenkes R.I. No. 875/MENKES/SK/VII/1999,
Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan
1. Data jumlah rumah

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan inspeksi sanitasi
2. Melakukan koordinasi dengan
lintas sector Kesiapan Koordinasi Pemeriksaan
3. Melakukan kunjungan lapangan Adminis trasi Lintas Jentik berkala
ke sasaran dengan dan Sarana Program &
menggunakan format Lintas Sektor
pemeriksaan jentik berkala
4. Melakukan intrepretasi hasil
tingkat risiko penyakit
5. Melakukan rencana tindak OUTPUT
lanjut
Rencana tindak
6. Melakukan rekapitulasi hasil
lanjut
PJB Rekapitulasi
Laporan
7. Menghitung angka bebas jentik Hasil Inspeksi (Penyuluhan)

Sanitasi

7. Unit terkait

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


(STBM)
No dokumen : S
S No revisi : O
O Tanggal
:
P terbit
Halaman :

Puskesmas dr. Hermanto Supandi


Sukaharja NIP. 196005021990031005

1. Pengertian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah


Suatu pendekatan untuk mengubah perilaku hygines
dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat
dengan cara pemicuan.

2. Tujuan Untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang hyginis


dan saniter secara mandiri dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3. Kebijakan
1. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan
2. PP No. 66 Tahun 2014, Ttg : Kesehatan
Lingkung
3. U.U No. 32 Tahun2009, Ttg Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan hidup
4. Permenkes No. 374/MENKES/PER/III/2010, Ttg
Pengedalian Vektor
4. Referensi 5. Permenkes No.3 /Menkes/Per/I/2014, Tentang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
6. Permenkes No. 2269/Menkes/Per/XI/2011,
Tentang PHBS
1. Data Akses Sanitasi
2. Data sekolah yang melakukan CTPS
3. Data LSM yang melakukan pengelolaan sampah

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan STBM
Pemicuan
2. Melakukan koordinasi dengan
Sosialisai TKK
lintas program dan lintas sector
Kecamatan di Masyarakat
serta tokoh masyarakat setempat Pemetaan
(RT/RW/Toma) Desa Sasaran
dan Desa
(CLTS)
3. Melakukan kegiatan pemicuan STBM
kepada masyarakat sasaran
4. Melakukan rencana tindak lanjut
pemicuan
5. Membuat laporan hasil kegiatan OUTPUT RTL
pemicuan
6. Melakukan rekpitaulasi akses Laporan
sarana kesling (Monev &
ODF
7. Melakukan Monitoring Peningkatan
8. Deklarasi ODF/ STOP BABS Akses)

7. Unit terkait
PENANGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA
(KLB) DIARE ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN
S
No dokumen : O
S No revisi :
O Tanggal
P :
terbit
Halaman :
Puskesmas
Sukaharja dr. Hermanto Supandi
NIP. 196005021990031005
1. Pengertian Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare adalahsuatu
kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang
menderita sakit diare dengan gejala yang sama atau
hampir sama setelah mengkonsumsi makanan
minuman sebagai akibat dari perilaku yang tidak
sehat dan berdasarkan analisis epidemiologi
2. Tujuan
makanan minuman tersebut terbukti sebagai sumber
KLB diare.
3. Kebijakan

Untuk mengurangi atau mengendalikan dampak


negative atau risiko penyakit akibat kejadian luar
biasa (KLB) diare terhadap kesehatan masyarakat.

4. Referensi
1. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan
2. PP No. 66 Tahun 2014, Ttg : Kesehatan Lingkung
3. Permenkes No. 374/MENKES/PER/III/2010, Ttg
Pengedalian Vektor
4. Permenkes No.3 /Menkes/Per/I/2014, Tentang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
5. Permenkes No. 2269/Menkes/Per/XI/2011,
Tentang PHBS
6. Permenkes R.I. No. 416/MENKES/PER/X/1990,
Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas
Air

1. Laporan dari masyarakat


2. Laporan W1 dan W2
3. Pedoman Teknis perbaikan Kualitas Air, Depkes
RI,1992
4. Pedoman Klinik Sanitasi ,Depkes RI,2007

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan inspeksi sanitasi
Koordinasi
2. Melakukan koordinasi dengan Kesiapan Survei cepat
Adminis lintas sektor/
lintas sector (wawancara)
trasi dan penanggung
3. Melakukan kunjungan Sarana
jawab
lapangan ke sasaran dengan
menggunakan format survei
cepat OUTPUT
Pengambilan
4. Melakukan sampling kualitas Rencana
tindak lanjut Sampling
lingkungan bila diperlukan
Laporan
5. Pengiriman sampel ke (Penyuluhan)
laboratorium.
6. Melakukan intrepretasi hasil
tingkat risiko penyakit
7. Melakukan rencana tindak
lanjut
8. Membuat laporan hasil
pelaksanaan

7. Unit terkait

PENANGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA


(KLB) KERACUNAN MAKANAN ASPEK
KESEHATAN LINGKUNGAN
No dokumen : S
S No revisi : O
O Tanggal
P :
terbit
Halaman :

Puskesmas
dr. Hermanto Supandi
Sukaharja
NIP. 196005021990031005

1. Pengertian Kejadian Luar Biasa Keracunan Makanan adalah


suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih
yang menderita sakit dengan gejalayang sama atau
hamper sama setelah mengkonsumsi makanan dan
2. Tujuan
berdasarkan analisis epidemiologi makanan tersebut
terbukti sebagai sumber keracunan.
3. Kebijakan

Untuk mengurangi atau mengendalikan dampak


negative atau risiko penyakit akibat kejadian luar
biasa (KLB) keracunan makanan terhadap kesehatan
masyarakat.
4. Referensi
1. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan
2. PP No. 66 Tahun 2014, Ttg : Kesehatan Lingkung
3. Permenkes No. 374/MENKES/PER/III/2010, Ttg
Pengedalian Vektor
4. Permenkes No. 2269/Menkes/Per/XI/2011,
Tentang PHBS
5. Permenkes R.I. No. 416/MENKES/PER/X/1990,
Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas
Air.

1. Laporan dari masyarakat


2. Laporan W1 dan W2
3. Pedoman Teknis perbaikan Kualitas Air, Depkes
RI,1992
4. Pedoman Klinik Sanitasi ,Depkes RI,2007

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan inspeksi sanitasi
2. Melakukan koordinasi dengan Survei cepat
Kesiapan
lintas sector Koordinasi
Adminis (wawancara)
3. Melakukan kunjungan trasi dan lintas sektor&
lapangan ke sasaran dengan Sarana
penanggung
jawab
menggunakan format suvey
cepat
4. Melakukan sampling kualitas OUTPUT
lingkungan bila diperlukan Rencana tindak Pengambilan
lanjut
5. Pengiriman sampel ke
Laporan Sampling
laboratorium. (Penyuluhan)
6. Melakukan intrepretasi hasil
tingkat risiko penyakit
7. Melakukan rencana tindak
lanjut
8. Membuat laporan hasil
pelaksanaan
7. Unit terkait

PENGAMBILAN SAMPEL
KUALITAS LINGKUNGAN DAN MAKANAN
S
No dokumen : O
S No revisi :
O Tanggal
P :
terbit
Halaman :

Puskesmas dr. Hermanto Supandi


Sukaharja NIP. 196005021990031005
1. Pengertian Pengambilan sampel adalah suatu kegiatan
pengambilan sampel atau contoh yang selanjutya
dilakukan pemeriksaan di laboroatorium terhadap
contoh tersebut untuk mengetahui kualitas sampel
2. Tujuan
tersebut.

3. Kebijakan
Untuk mengetahui kualitas sampel atau contah
tersebut apakah memenuhi syarat atau tidak.

1. U.U. No. 4 Tahun 1984 Ttg : Wabah Penyakit


Menular

4. Referensi 2. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan


3. PP No. 66 Tahun 2014, Ttg : Kesehatan Lingkung
4. Permenkes R.I. No.
492/MENKES/PER/IV/2010,Tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum
5. Permenkes R.I. No. 1096/MENKES/PER/VII/2011,
Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
6. Permenkes R.I .No. 1098/MENKES/PER/VII/2003
Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan sampling
2. Melakukan koordinasi dengan
Pengambilan
Kesiapan
sasaran Koordinasi
Adminis Pelebelan &
3. Melakukan koordinasi lintas trasi dan lintas sektor& pengiriman
program dan lintas sector Sarana
penanggung
4. Melakukan pengambilan sampel jawab Sampling

baik dengan cara pengukuran


kualitas lingkungan maupun OUTPUT
pengambilan sampel atau
contoh.
5. Melakukan pelebelan terhadap Laporan Rekapitulasi
Advis Teknis
sampel Hasil

6. Melakukan pengiriman sampel Laboratorium


ke laboratorium
7. Membuat advis teknis hasil
pemeriksaan sampel
8. Melakukan rekapitulasi hasil
laboratorium
9. Membuat laporan hasil kegiatan
sampling

7. Unit terkait

INSPEKSI SANITASI SARANA PASAR


No dokumen : O
S No revisi :
O Tanggal
P :
terbit
Halaman :

Puskesmas dr. Hermanto Supandi


Sukaharja NIP. 196005021990031005

1. Pengertian Pasar adalah suatu tempat bertemunya penjual


dengan pembeli, dimana penjual dapat
memperagakan barang dagangannya dan membayar
restribusi. Pasar merupakan salah satu tempat umum
yang sering dikunjungi oleh masyarakat, sehingga
memungkinkan terjadinya penularan penyakit baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui
perantaraan vektor seperti lalat
Sanitasi pasar adalah usaha pengendalian melalui
kegiatan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh pasar
yang erat hubunganya dengan timbul atau
merebaknya suatu penyakit. Sedangkan pengertian
Pasar  sehat , merupakan tempat  dimana semua 
pihak-pihak terkait  bekerjasama  untuk
menyediakan  pangan yang aman, bergizi  dan 
lingkungan yang  memenuhi  persyaratan kesehatan.

Mewujudkan kondisi Pasar yang memenuhi syarat


agar masyarakat pengunjung terhindar dari
kemungkinan bahaya penularan penyakit serta tidak
2. Tujuan menyebabkan gangguan terhadap kesehatan
masyarakat
Sk Kepala Puskesmas

1. Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 Tentang


3. Kebijakan pedoman penyehatan saran dan bangunan umum
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
4. Referensi Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 Tentang
Pedoman penyelenggaraan pasar sehat

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan inspeksi sanitasi
2. Melakukan kunjungan lapangan
Kesiapan Tingkat Resiko
ke sasaran dengan I.S Pasar Pencemaran
Adminis
menggunakan format inspeksi trasi dan (Penetuan
Sarana Resiko)
sanitasi
3. Melakukan intrepretasi hasil
tingkat risiko pencemaran
4. Melakukan rencana tindak lanjut OUTPUT
perbaikan
5. Melakukan rekapitulasi hasil
Rencana tindak
Inspeksi Pasar Laporan Rekapitulasi lanjut
6. Membuat laporan hasil inspeksi Hasil Inspeksi
(Penyuluhan)
sanitasiPasar Sanitasi

7. Unit terkait PD Pasar Tohaga Ciawi,Kecamatan ,DLLAJ,Polsek,MUI


PENANGULANGAN KASUS
PENCEMARAN LINGKUNGAN
No dokumen : O
S No revisi :
O Tanggal
:
P terbit
:
Halaman
Puskesmas
Sukaharja dr. Hermanto Supandi
NIP. 196005021990031005

1. Pengertian Inspeksi Sanitasi Sarana Air Limbah dalah


terpantaunya kondisi dan dampak negative dari
pembuangan air limbah domestik serta terkendalinya
dampak atau risiko terhadap lingkungan hidup dan
kesehatan masyarakat.
2. Tujuan
Untuk mengetahui tingkat risiko penyakit akibat
pengelolaan lsarana air limbah yang tidak memenuhi
3. Kebijakan syarat kesehatan
1.U.U. No. 4 Tahun 1984 Ttg : Wabah Penyakit
Menular
2. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan
3.U.U No. 32 Tahun2009, Ttg Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan hidup
4.Permenkes R.I. No. 416/MENKES/PER/X/1990,
Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
4. Referensi
5. KEPMENKES No. 876 tahun2001, ttg Pedoman
teknis Analisis Dampak Kesling
6. Kepmenkes No. 1407 Tahun 2002 ttg Pedoman
Pengendalian Dampak Pencemaran Udara

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan inspeksi sanitasi
2. Melakukan kunjungan lapangan Tingkat Resiko
ke sasaran dengan Kesiapan Pencemaran
menggunakan format inspeksi Adminis I.S Rumah
sanitasi trasi dan Sehat
3. Melakukan intrepretasi hasil Sarana (Penetuan
tingkat risiko pencemaran Resiko)
4. Melakukan rencana tindak lanjut
perbaikan
5. Melakukan rekapitulasi hasil OUTPUT
Inspeksi SPAL
6. Membuat laporan hasil inspeksi
sanitasi SPAL Rencana tindak
lanjut
Laporan Rekapitulasi
Hasil Inspeksi (Penyuluhan)

Sanitasi

7. Unit terkait
INSPEKSI SANITASI TEMPAT
PENYIMPANAN PESTISIDA (TP2)
No dokumen : O
S No revisi :
O Tanggal
P :
terbit
Halaman :

Puskesmas
dr. Hermanto Supandi
Sukaharja NIP. 196005021990031005

1. Pengertian Inspeksi Sanitasi Sarana Air Limbah dalah


terpantaunya kondisi dan dampak negative dari
pembuangan air limbah domestik serta terkendalinya
dampak atau risiko terhadap lingkungan hidup dan
kesehatan masyarakat.
2. Tujuan
Untuk mengetahui tingkat risiko penyakit akibat
pengelolaan lsarana air limbah yang tidak memenuhi
3. Kebijakan syarat kesehatan
1. U.U. No. 4 Tahun 1984 Ttg : Wabah Penyakit
Menular
4. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan
5. U.U No. 32 Tahun2009, Ttg Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan hidup
6. Permenkes R.I. No. 416/MENKES/PER/X/1990,
Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas
4. Referensi
Air
7. KEPMENKES No. 876 tahun2001, ttg Pedoman
teknis Analisis Dampak Kesling
8. Kepmenkes No. 1407 Tahun 2002 ttg Pedoman
Pengendalian Dampak Pencemaran Udara

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan inspeksi sanitasi
2. Melakukan kunjungan lapangan
ke sasaran dengan Tingkat Resiko Pencemaran
Kesiapan
menggunakan format inspeksi I.S Rumah
Adminis
sanitasi Sehat
trasi dan
3. Melakukan intrepretasi hasil Sarana (Penetuan
tingkat risiko pencemaran Resiko)
4. Melakukan rencana tindak lanjut
perbaikan
5. Melakukan rekapitulasi hasil
Inspeksi SPAL OUTPUT
6. Membuat laporan hasil inspeksi
sanitasi SPAL
Rencana tindak
Laporan Rekapitulasi lanjut
Hasil Inspeksi
(Penyuluhan)
Sanitasi

7. Unit terkait

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT
No dokumen :
S No revisi :
O Tanggal
P :
terbit
Halaman :
Puskesmas
Sukaharja dr. Hermanto Supandi
NIP. 196005021990031005

1. Pengertian Adalah suatu cara perlakuan yang benar terhadap limbah


medis padat yang dihasilkan suatu RumahSakit /
Puskesmas
2. Tujuan
Agar limbah medis yang berasal dari uangan pelayanan
tidak menjadi sumber pencemaran dan kecelakaan yang
ditangani sesuai prosedur.
3. Kebijakan
1. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2014 tentang
Kesahatan Lingkungan
3. Permenkes No. 1024 tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
4. U.U. No. 18 Tahun 2008, Ttg Pengelolaan Sampah
4. Referensi
1. MOU Tahun 2015

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Pemisahan limbah medis mulai dari
sumber yang Menghasilkan limbah dari INPUT PROSES
sampah medis disetiap ruangan
penghasil limbah Dasar/sum Pewadahan&
Penentuan
2. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali ber limbah penyediaan
jenis
harus di pisah dari Limbah yang tidak tempat sampah
dimanfaatkan lagi Hukum limbah
3. Limbah benda tajam harus dikumpulkan
dalam suatu wadah tanpa
memperhatikan terkontaminasi tidaknya
atau setidaknya wadah tersebut harus
anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka
sehingga orang yang tidak
berkepentingan tidak dapat membukanya Tempat Penanganan
Pemilahan
4. Jarum dan syringes harus di tempatkan penyimpanan
dan limbah
dalam safety box khusus sehingga tidak sementara / tps
pengangkutan
dapat dipergunakan lagi.
5. Limbah medis cair yang di
masukan/dialirkan langsung pada
wadah/jerigen penampungan. OUTPUT
6. Limbah medis padat yang di manfaatkan Diangkut oleh
lagi harus melalui proses sterilisasi.
Pihak Ke Tiga
7. Pewadahan limbah medis padat harus
memenuhi persyaratan dengan
(MOU)
penggunaaan wadah dan label

7. Unit terkait Ruang BP Umum, RuangAnak, Ruang BKIA, Ruang BPG,


Ruang Laboratorium, , Ruang UGD, Ruang Obat, Ruang
Perawatan, RuangPoli TB, Ruang Klinik IMS

PENANGULANGAN BENCANA
ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN
No dokumen : O
S No revisi :
O Tanggal
P :
terbit
Halaman :

Puskesmas
dr. Hermanto Supandi
Sukaharja NIP. 196005021990031005

1. Pengertian Inspeksi Sanitasi Sarana Air Limbah dalah


terpantaunya kondisi dan dampak negative dari
pembuangan air limbah domestik serta terkendalinya
dampak atau risiko terhadap lingkungan hidup dan
kesehatan masyarakat.
2. Tujuan
Untuk mengetahui tingkat risiko penyakit akibat
pengelolaan lsarana air limbah yang tidak memenuhi
3. Kebijakan syarat kesehatan
1.U.U. No. 4 Tahun 1984 Ttg : Wabah Penyakit
Menular
2. U.U. No. 36 Tahun 2009, Ttg : Kesehatan
3. U.U No. 32 Tahun2009, Ttg Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan hidup
4. Permenkes R.I. No. 416/MENKES/PER/X/1990,
Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
4. Referensi
5. KEPMENKES No. 876 tahun2001, ttg Pedoman
teknis Analisis Dampak Kesling
6. Kepmenkes No. 1407 Tahun 2002 ttg Pedoman
Pengendalian Dampak Pencemaran Udara

5. Prosedur : 6. Diagram Alir


1. Menyiapkan administrasi dan INPUT PROSES
peralatan inspeksi sanitasi
2. Melakukan kunjungan lapangan
ke sasaran dengan Tingkat Resiko Pencemaran
menggunakan format inspeksi Kesiapan
sanitasi I.S Rumah
Adminis
3. Melakukan intrepretasi hasil Sehat
trasi dan
tingkat risiko pencemaran Sarana (Penetuan
4. Melakukan rencana tindak Resiko)
lanjut perbaikan
5. Melakukan rekapitulasi hasil
Inspeksi SPAL
OUTPUT
6. Membuat laporan hasil inspeksi
sanitasi SPAL
Rencana tindak
Laporan Rekapitulasi lanjut
Hasil Inspeksi
(Penyuluhan)
Sanitasi

7. Unit terkait

Anda mungkin juga menyukai