Anda di halaman 1dari 59

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN


PUSKESMAS MATANG PUDENGDANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
NONFISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023

A. LATARBELAKANG
1. Dasar Hukum

1) Undang-undangNomor 25 Tahun 2004 ttgSistemPerencanaan Pembangunan Nasional;


2) Undang-undang 33 tahun 2004 tentangPerimbanganKeuangan Antara Pemerintah Pusat
danPemerintah Daerah.
3) Undang-undangNomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4) Undang–undangNomor 23tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah
5) UU No 4 Th 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
6) PP No.40 tahun 1991 Tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular.
7) Keputusan Menteri Kesehatan No.374/Menkes/SK/2009 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
( TBC )
8) Peraturan PemerintahRepublik IndonesiaNomor 47 Tahun2016 tentangFasilitasPelayanan
Kesehatan
9) PMK No. 949/Menkes/SK/VIII/ 2004 ttg Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan
Dini KLB
10) PMK No. 658/MENKES/PER/VIII/2009 ttg Jejaring Laboratorium Diagnosis PIE
11) PMK No. 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan
12) Peraturan Menteri kesehatan Nomor 2 Tahun 2013 tentang kejadian Luar Biasa Keracunan
13) PMK No. 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
14) PMK No. 82 Tanhun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular
15) Keputusan Menkes/SK/III/1999 tentang Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis.
16) Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1537/MENKES/SK/XII/2002 Tentang Pedoman
Pemberantasan Penyakit Infeksi saluran Pernafasan akut penanggulangan pneumonia pada
balita.
17) Kebijakan Gubernur Aceh Tahun 2009 tentang Aceh Bebas Pasung
18) Keputusan Bupati Aceh Timur Nomor 440/210/2019 tentang Pemebentukan Tim Pelaksana
Kesehatan Jiwa Masyarakat
19) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular
20) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017 tentang Eliminasi
Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B Dari Ibu Ke Anak
21) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 tentang
PemberdayaanMasyarakatBidangKesehatan
22) Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 43 Tahun2019 tentangPuskesmas
23) Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 4 Tahun2019 tentangStandar Teknis
PemenuhanMutuPelayanan Dasar Pada StandarPelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

2. Gambaran Umum

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan
negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku dan dalam lingkungan
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata,
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran
penting dalam upaya penanggulanngan kemiskinan.Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai
investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan Undang-undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Saat ini factor resiko penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian utama terbesar,dari
seluruh kasus kematian yang terjadi diseluruh dunia.kondisi ini timbul akibat akibat perubahan prilaku
manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat.
Pada awal perjalanan PTM sering kali tidak bergejaladan tidak menunjukkan tanda klinis secara
khusus sehingga dating sudah terlambat atau pada stadium lanjut.keadaan ini menggakibatkan
penanganan menjadi lebih sulit,terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini.
PTM dapat dicegah dengan dengan mengendalikan factor resiko, salah satunya merokok,diet yang
tidak sehat kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkoholPosbindu PTM merupakan wujud
peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring factor resiko PTM
serta tindak lanjutnya yang dilaksanak secara terpadu,rutin,.

No Rinciaan Menu /,Kompoen Uraian


1 Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
1.1 Deteksi dini faktor resiko dan penyakit tidak menular dimasyarakat .
a. Deteksi Dini / Skrining Faktor Merupakan kegiatan untuk mendapatkan pemeriksaan secara Dini
Resiko Dan Prioritas Dimasyarakat kasus penyakit menular dalam upaya penurunan angka Kesakitan

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat kegiatan ini pada umumnya yaitu masyarakat yang menjadi sasaran Program
No NamaKegia Jumlah Penerima
tan Manfaat
1 Deteksi Dini / Skrining Faktor Resiko Dan Prioritas 11.233 Masyarakat
Dimasyarakat.

C. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN


Output Metode Tahapan
No Rincian Menu/
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksana
Komponen
1 Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
a. Deteksi Dini / Skrining Kegiatan 1 Swakelola 1. Persiapan
Faktor Resiko Dan Prioritas Administras
Dimasyarakat. i
2. PelaksanaanK
egiatan
3. Waktu
PelaksanaanJa
nuari s/d
Desember

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Pelaksanaan Kegiatan di laksanakan selama 1 Tahun

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas sebesar Rp.
18.480.000 ( Delapan Belas Juta Empat Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah) dengan kebutuhan per rincian
menu kegiatan sebagai berikut:

No RincianMenuKegiatan Kebutuhan Biaya


1 Deteksi Dini / Skrining Faktor Resiko Dan Prioritas Rp. 18.480.000
Dimasyarakat
Total Rp. 18.480.000

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir


KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
PUSKESMAS MATANG PUDENGDANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
NONFISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023

A. LATARBELAKANG
1. Dasar Hukum

1) Undang-undangNomor 25 Tahun 2004 ttgSistemPerencanaan Pembangunan Nasional;


2) Undang-undang 33 tahun 2004 tentangPerimbanganKeuangan Antara Pemerintah Pusat
danPemerintah Daerah.
3) Undang-undangNomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4) Undang–undangNomor 23tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah
5) UU No 4 Th 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
6) PP No.40 tahun 1991 Tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular.
7) Keputusan Menteri Kesehatan No.374/Menkes/SK/2009 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
( TBC )
8) Peraturan PemerintahRepublik IndonesiaNomor 47 Tahun2016 tentangFasilitasPelayanan
Kesehatan
9) PMK No. 949/Menkes/SK/VIII/ 2004 ttg Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan
Dini KLB
10) PMK No. 658/MENKES/PER/VIII/2009 ttg Jejaring Laboratorium Diagnosis PIE
11) PMK No. 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan
12) Peraturan Menteri kesehatan Nomor 2 Tahun 2013 tentang kejadian Luar Biasa Keracunan
13) PMK No. 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
14) PMK No. 82 Tanhun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular
15) Keputusan Menkes/SK/III/1999 tentang Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis.
16) Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1537/MENKES/SK/XII/2002 Tentang Pedoman
Pemberantasan Penyakit Infeksi saluran Pernafasan akut penanggulangan pneumonia pada
balita.
17) Kebijakan Gubernur Aceh Tahun 2009 tentang Aceh Bebas Pasung
18) Keputusan Bupati Aceh Timur Nomor 440/210/2019 tentang Pemebentukan Tim Pelaksana
Kesehatan Jiwa Masyarakat
19) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular
20) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017 tentang Eliminasi
Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B Dari Ibu Ke Anak
21) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 tentang
PemberdayaanMasyarakatBidangKesehatan
22) Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 43 Tahun2019 tentangPuskesmas
23) Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 4 Tahun2019 tentangStandar Teknis
PemenuhanMutuPelayanan Dasar Pada StandarPelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

2. Gambaran Umum

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan
negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku dan dalam lingkungan
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata,
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran
penting dalam upaya penanggulanngan kemiskinan.Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai
investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan Undang-undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Saat ini factor resiko penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian utama terbesar,dari
seluruh kasus kematian yang terjadi diseluruh dunia.kondisi ini timbul akibat akibat perubahan prilaku
manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat.
Pada awal perjalanan PTM sering kali tidak bergejaladan tidak menunjukkan tanda klinis secara
khusus sehingga dating sudah terlambat atau pada stadium lanjut.keadaan ini menggakibatkan
penanganan menjadi lebih sulit,terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini.
PTM dapat dicegah dengan dengan mengendalikan factor resiko, salah satunya merokok,diet yang
tidak sehat kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkoholPosbindu PTM merupakan wujud
peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring factor resiko PTM
serta tindak lanjutnya yang dilaksanak secara terpadu,rutin,.

No Rinciaan Menu /,Kompoen Uraian


1 Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
1.1 Deteksi dini faktor resiko dan penyakit tidak menular dimasyarakat .
a. Skrining perilaku merokok p Untuk mendapatkan data awal perilaku merokok dilingkun
ada usia 10-18 tahun gan sekolah.

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat kegiatan ini pada umumnya yaitu masyarakat yang menjadi sasaran Program
No NamaKegia Jumlah Penerima
tan Manfaat
1 Skrining perilaku merokok pada usia 10-18 tahun 6 sekola Peserta didik
disekolah. h.

C. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN


Output Metode Tahapan
No Rincian Menu/
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksana
Komponen
1 Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
a. Skrining perilaku merok Kegiatan 2 Swakelola 1. Persiapan
Administras
ok pada usia 10-18.tahu
i
n. 2. PelaksanaanK
egiatan
3. Waktu
PelaksanaanJa
nuari s/d
Desember

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Pelaksanaan Kegiatan di laksanakan selama 1 Tahun

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas sebesar Rp.
Rp. 3.380.000 ( tiga juta tiga ratus enammpuluh Ribu Rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan
sebagai berikut:

No RincianMenuKegiatan Kebutuhan Biaya


1 Rp. 3.380.000
Total Rp. 3.380.000

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir


KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE MALARIA PELAKSANAAN
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN PUSKESMAS
MATANG PUDENG DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023

F. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum

 Undang – undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan


 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Kesehatan.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2019 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2020.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2021 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana lokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2021.

2. Gambaran Umum

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan sarana kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sesuai fungsinya,
petugas puskesmas melaksanakan pengawasan dan pengendalian kepada mayarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga, dan lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Puskesmas Matang Pudeng adalah Puskesmas dengan rawat jalan yang merupakan salah satu dari 14
Puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Timur. UPTD. Puskesmas Matang Pudeng terletak di Jalan
Medan - Banda Aceh tepatnya di Desa Matang Pudeng Kecamatan Pante Bidari Kab Aceh Timur.
UPTD.Puskesmas Matang Pudeng mempunyai wilayah kerja seluas ± 98 Km² yang meliputi 12 desa.
Agar menciptakan kesehatan masyarakat yang sehat, maka peran malaria adalah salah satu kegiatan
penting terhadap masyarakat untuk mendeteksi dini penyakit yang bisa menyebabkan kejadian luar biasa
( KLB ),kejadian luar biasa pada suatu kasus sering kali terjadi sangat cepat sehingga dapat menimbulkan
kecemasan berbagai pihak.
Malaria merupakan penyakit berjangkit bawaan vektor yang disebabkan oleh parasit protozoa. Ia
meluas di kawasan tropika dan subtropika, termasuk sebahagian dari Amerika, Asia, dan Afrika. Setiap
tahun ia menyebabkan penyakit pada sekitar 650 juta orang dan membunuh antara satu hingga tiga juta,
kebanyakannya kanak-kanak di Sub-Sahara Afrika. Malaria biasanya dikaitkan dengan kemiskinan, tetapi
turut merupakan punca kemiskinan dan penghalang utama kepada pembangunan ekonomi.
Malaria merupakan salah satu penyakit berjangkit biasa dan masaalah kesihatan umum yang besar.
Penyakit ini disebabkan oleh parasit protozoa dari genus Plasmodium. Bentuk penyakit ini yang paling
serious disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax, tetapi spesies berkait yang lain
seperti (Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan kadang-kala Plasmodium knowlesi) turut mampu
menjangkiti manusia. Kumpulan pathogenic manusia spesies Plasmodium ini dirujuk sebagai parasit
malaria.
Program Malaria ini dilaksanakan oleh 1 (satu) tenaga kerja wilayah kerja UPTD. Puskesmas Matang
Pudeng. Program yang berjalan wajib direncanakan, dilaksanakan, dimonitoring, dievaluasi dan
ditindaklanjuti untuk pemecahan masalah – masalah selanjutnya.

Menguraikan masing-masing rincian menu kegiatan Malaria

No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian


1 penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular serta program pemberian
obat pencegahan massal
1.1 Malaria
a. pemeriksaan massal kasus Merupakan kegiatan pemeriksaan pada masyarakat yang
malaria dilakukan saat di temukannya kasus aktif positif malaria
disuatu wilayah kerja puskesmas matang pudeng.

G. PENERIMA MANFAAT
a. Penerima manfaat dari kegiatan Malaria yang dilakukan di wilayah kerja UPTD. Puskesmas
matang pudeng adalah masyarakat yang ada diwilayah kerja puskesmas matang pudeng.

Berikut uraian menerima manfaat dari kegiatan Malaria :

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima


Manfaat
Malaria

1 pemeriksaan massal kasus malaria 2 desa Masyarakat

H. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN


Output Metode Tahapan
No Rincian Menu/Komponen
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksana
1 Malaria
a. pemeriksaan massal kasus Kegiatan 2 kali Melakukan Januari –
malaria pemeriksaan Desember

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Menggambarkan kurun waktu pencapaian pelaksanaan kegiatan, misalnya 6 bulan atau 1 tahun

No. Kegiatan Jan feb Mar Ap Mei Jun Jul Ag Sep Okt No Des
l t v
Malaria
1 pemeriksaan massal kasus √ √
malaria

I. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Program Malaria sebesar
Rp.560.000,- (Lima Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan
sebagai berikut:

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya


1 pemeriksaan massal kasus malaria Rp. 560.000
Total Rp. 560.000

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir


KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
PUSKESMAS MATANG PUDENG DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
NONFISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023

J. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum

24) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional;
25) Undang-undang 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.
26) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
27) Undang–undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
28) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2013 tentang
Laboratorium Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas
29) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual
30) Peraturan Menteri Kesehatan No. 82 Tanhun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit
Menular
31) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas
32) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017 tentang Eliminasi
Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B Dari Ibu Ke Anak
33) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang kesehatan.
34) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
35) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat

2. Gambaran Umum

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya


kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku dan
dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Republik Indonesia.
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya penanggulanngan kemiskinan.Pembangunan kesehatan
harus dipandang sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai
dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Adapun indikator dampak pembangunan kesehatan adalah, meningkatnya umur harapan
hidup, menurunnya angka Kematian bayi, Menurunnya angka kematian ibu, Menurunnya
prevalensi gizi kurang pada balita. Di Puskesmas Matang Pudeng pada tahun 2022 Angka
Kematian Ibu (AKI) 1 orang per 253 persalinan. Jumlah balita pada tahun yang sama adalah 1.171
balita., perlu ditingkatkan Upaya Kesehatan Masyarakat yang sistematis dan berkesinambungan
melalui kemitraan dengan OPD terkait, advokasi, pemberdayaan masyarakat, Komunikasi
perubahan perilaku, kualitas tenaga kesehatan dalam melaksanakan Upaya kesehatan
Masyarakat,penyebaran informasi kesehatan dan lain-lain.
Selain itu, Impres Nomor 1 Tahun 2017 mengamanatkan para menteri kabinet kerja, kepala
lembaga pemerintahan non pemerintah, Direktur utama badan penyelenggara jaminan sosial
kesehatan dan para gubernur dan bupati/walikota untuk melaksanakan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (Germas) sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing. Upaya
Kesehatan Masyarakat menaungi pelaksanaan gerakan masyarakat hidup sehat di bawah dinas
kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di
Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat. Selanjutnya, misi pembangunan
kesehatan nasional adalah 1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, yakni
puskesmas menggerakkan sector lain agar pembangunan yang dilaksanakan mempunyai dampak
dan kontribusi positif terhadap kesehatan masyarakat di wiliyah kerjanya, 2) Mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, yakni puskesmas mendorong agar setiap individu,
masyarakat termasuk swasta mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatannya, 3) Memelihara
dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, yakni puskesmas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar, etika profesi dan memuaskan
masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efesiensi
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh manusia, 4) Meningkatkan dan mendayagunakan sumber
daya kesehatan, yakni puskesmas dalam dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
mendayakan seluruh potensi sumber daya kesehatan yang ada secara optimal dan berhasil guna.
Dasar hukum Standar Pelayanan Minimal Kesehatan PP 2/2018, Pasal 6 No.11 .Peraturan
Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019. Mengarah pada kebijakan Pembangunan dasar salah
satunya adalah Pemenuhan Layanan Dasar di Bidang Kesehatan dalam peningkatana
Pengendalian Penyakit Menular dengan perhatian khusus pada penyakit TBC, Malaria, HIV/AIDS,
Hepatitis jantung, stroke ,hipertensi, diabetes,kanker, Emerging disease, penyakit yang berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa, penyakit tropis terabaikan ( Kusta, Filariasis, Scistosomiasis)
gangguan jiwa, cedera, gangguan penglihatan dan penyakit gigi dan mulut.
Puskesmas Matang Pudeng merupakan salah satu Puskesmas di Kabupatren Aceh Timur.
Tepat nya di Kecamatan Pantee Bidari. Dengan Luas wilayah 233,25 km2, Dengan jumlah
penduduk Tahun 2022 berjumlah 11.475 Jiwa, terdiri dari 12 desa. Jumlah Bidan Desa 9 orang
Jumlah Pustu 1 unit dan Polindes atau Poskesdes berjumlah 8 unit. Jumlah Bumil Resti 53 orang
dari 265 Bumil Jumlah Kematian Ibu 1 orang dari angka 253 ibu bersalin, Jumlah kematian bayi 1
dari 238 jumlah bayi Tahun 2010 100%, Persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) berjumlah 26 unit dan semua
termasuk katagori Posyandu aktif. Kader Posyandu berjumlah 60 Orang. Berdasrkan data tersebut
di atas kami perlu melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan capaian masing-masing
program.

No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian


1 Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
1.1 Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, serta
program pemberian obat pencegahan massal ( POPM )
a Penemuan Kasus Hepatitis Merupakan kegiatan untuk mendapatkan pemeriksaan secara
B ( HbsAg reaktif ) pada menyeluruh pada bayi usia 9-12 bulan yang Menderita
bayi 9-12 bulan di Hepatitis B .
masyarakat
K. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat kegiatan ini pada umumnya yaitu Bayi 9-12 bulan

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima


Manfaat
1 Penemuan Kasus Hepatitis B ( HbsAg reaktif ) pada 4 Bayi 9-12 bulan
bayi 9-12 bulan di masyarakat

L. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN


Output Metode Tahapan
No Rincian Menu/Komponen
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksana
1 Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
A Penemuan Kasus Hepatitis B Kegiatan 1 Swakelola 1. Persiapan
( HbsAg reaktif ) pada bayi 9- Administrasi
12 bulan di masyarakat 2. Pelaksanaan
Kegiatan
3. Waktu
Pelaksanaan
(Januari sd
November )

M. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Pelasanaan Kegiatan di laksanakan selama 11 Bulan


N. BIAYA YANG DIPERLUKAN
Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas sebesar Rp
1.120.000,- ( Satu juta seratus dua puluh ribu rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan sebagai
berikut:

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya


1 Penemuan Kasus Hepatitis B ( HbsAg reaktif ) pada bayi Rp. 1.120.000
9-12 bulan di masyarakat

Total Rp. 1.120.000

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir


KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE PENEMUAN AKTIF KASUS
PD3I,KASUS HIV, KUSTA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONALKESEHATAN PUSKESMAS
MATANG PUDENG DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023

O. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum

 Undang – undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan


 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Kesehatan.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2019 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2020.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2021 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana lokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2021.

2. Gambaran Umum

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan sarana kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sesuai fungsinya,
petugas puskesmas melaksanakan pengawasan dan pengendalian kepada mayarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga, dan lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Puskesmas Matang Pudeng adalah Puskesmas dengan rawat jalan yang merupakan salah satu dari 14
Puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Timur. UPTD. Puskesmas Matang Pudeng terletak di Jalan
Medan - Banda Aceh tepatnya di Desa Matang Pudeng Kecamatan Pante Bidari Kab Aceh Timur.
UPTD.Puskesmas Matang Pudeng mempunyai wilayah kerja seluas ± 98 Km² yang meliputi 12 desa.
Agar menciptakan kesehatan masyarakat yang sehat, maka peran surveilans adalah salah satu
kegiatan penting terhadap masyarakat untuk mendeteksi dini penyakit yang bisa menyebabkan kejadian
luar biasa ( KLB ),kejadian luar biasa pada suatu kasus sering kali terjadi sangat cepat sehingga dapat
menimbulkan kecemasan berbagai pihak salah satu contoh yang menjadi kecemasan masyarakat yang
meningkat pada saat sekarang ini adalah tentang adanya virus covid 19 ( coronavirus ).
Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan
hingga besar,sehingga salah satu cara untuk mengindentifikasi penyakit ini maka harus dilakukanya
pemantauan kontak yang bertujuan untuk mendeteksi dini penyakit dan memutuskan mata rantai penyakit.
Berdasarkan laporan pemegang program surveilans di UPTD. Puskesmas Matang Pudeng tahun 2021
adanya ditemukan kasus campak dan kasus covid 19 serta adanya klb dugaan keracunan makanan.

Program Surveilans ini dilaksanakan oleh 1 (satu) Penyuluh Kesehatan Masyarakat Muda wilayah
kerja UPTD. Puskesmas Matang Pudeng. Program yang berjalan wajib direncanakan, dilaksanakan,
dimonitoring, dievaluasi dan ditindaklanjuti untuk pemecahan masalah – masalah selanjutnya.

A.

No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian


4. Upaya Deteksi Dini,Preventif Dan Respons Penyakit
1.1 Surveilans
19. penemuan aktif kasus Merupakankegiatan rutin untuk menemukan penyakit
pd3i,kasus hiv,dan penyakit yang disebabkan karna pasca imunisasi
penyakit menular lainnya

P. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat dari kegiatan adalah masyarakat yang ada diwilayah kerja puskesmas matang
pudeng

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima


Manfaat
Surveilans

19. penemuan aktif kasus pd3i,kasus hiv, dan penyakit ,Masyarakat


menular lainnya

Q. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN

Output Metode Tahapan


No Rincian Menu/Komponen
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksana
1 Surveilans
19. penemuan aktif kasus Kegiatan 144 Pemantauan Januari – Desember
pd3i,kasus hiv, dan penyakit
menular lainnya)
D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
Menggambarkan kurun waktu pencapaian pelaksanaan kegiatan, misalnya 6 bulan atau 1 tahun

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Program Surveilans sebesar
Rp. Rp. 29.120.000,- ( dua puluh Sembilan juta serratus dua puluh ribu Rupiah) dengan kebutuhan
per rincian menu kegiatan sebagai berikut:

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya


19 Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi ( PD3I ) Rp. 29.120.000

Total Rp. 29.120.000

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir


KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
PENEMUAN KASUS AKTIF KUSTA
PUSKESMAS MATANG PUDENG
ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK BIDANG KESEHATAN
TAHUNANGGARAN 2023
R. LATARBELAKANG
1. DasarHukum
1) Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3) Undang-UndangNomor25 Tahun2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
4) Undang-Undang 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah
Daerah.
5) Undang-Undang Nomor 36 Tahun2009 Tentang Kesehatan
6) Undang–UndangNomor23Tahun 2014 Tentang Peme rintahan Daerah
7) Peraturan Menteri Kesehatan No. 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular
8) PeraturanMentreriKesehatan No. 41 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Deteksi Dini dan Pemberian Obat Anti Malaria Pada
Daerah Dengan Situasi Khusus.
9) Keputusan Menteri Kesehatan No. 293/Menkes/SK/VI/2009 tentang Eliminasi Malaria.
10) Peraturan PemerintahRepublik IndonesiaNomor 47 Tahun 2016 Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan
11) Perpres No. 18 Tahun2020 TentangRPJMN Tahun2020-2024
12) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Masyarakat Hidup Sehat
13)Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
14) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas
15) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
16) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
17) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan
18) Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 43Tahun2019 Tentang Puskesmas

19) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 852/Menkes/Skix/2018 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat
20) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 Tentang Penetapan Infeksi Novel
Coronavirus (Infeksi2019-Ncov) SebagaiPenyakitYang DapatMenimbulkanWabahDan UpayaPenanggulangannya
21) Surat Edaran Kementerian Kesehatan RI Nomor: 845/9288/Sj Tentang Percepatan Pembangunan Sanitasi
Pemukiman
22) Surat Edaran Gubernur Aceh Nomor; 443.52/10522 Tentang Pelaksanaan Total Sanitasi Berbasis Masyarakat
23) Peraturan Bupati Aceh Timur Tentang Pelaksanaan STBM Nomo:43 Tahun 2013
24) Peraturan Bupati Aceh Timur Nomor: 90.A Tahun 2018Tentang Rencana Aksi Daerah Air Minum Dan Penyehatan
Lingkungan
25) Surat Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Nomor : PR.01.01/I/18370/2021 tentang Penyampaian Rincian
Kegiatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022

2. GambaranUmum

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang a gar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang
hidup dengan prilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik
Indonesia.
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam
upaya penanggulanngan kemiskinan. Pembangunan Kesehatan harus di pandang sebagai investasi untuk
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sesuai dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
Salah satu upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit menular adalah dengan
pemberianimunisasi.
Penyakit-penyakit yang dapatdicegahdenganimunisasi( PD3I ) diantaranya adalah Tuberkulosis ,Hepatitis B.
Beberapa penyakit tersebut telah menjadi perhatian dunia dan merupakan komitment global yang wajib diikuti oleh
semua Negara.
Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian Dunia. Penyebab munculnya Kembali
penyakit menular yang lama ( re-emerging disease ) membuat Indonesia menanggung beban berlebih dalam
penanggulangan penyakit ( triple burden disease ) (Kemenkes,2013).
Dasar hokum Standar Pelayanan Minimal Kesehatan PP 2/2018, Pasal 6 No.11 .Peraturan Menteri Kesehatan
No. 4 Tahun 2019.Mengarah pada kebijakan Pembangunan dasar salah satunya adalah Pemenuhan Layanan Dasar di
Bidang Kesehatan dalam peningkatan Pengendalian Penyakit Menular dengan perhatian khusus pada penyakit
TBC,HIV/AIDS, Hepatitis.

UPTD Puskesma Matang Pudeng merupakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama yang terletak di
wilayah Barat Pusat Kabupaten Aceh Timur, dengan jumlah penduduk+11.000 jiwa. Wilayah kerja Pelayanan
Kesehatan ini mempunyai 12 desa / kelurahan. Berdasarkan SPM Tahun 2020 terdapat,. Masalah kesehatan penderita
Kusta sekitar 3 orang.
Berdasarkan data masalah kesehatan di atas maka manajemen UPTD Puskesmas Matang Pudeng Timur
Menyusun rencana terpadu yaitu Rencana UsulanKegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) pada
UPTD Puskesmas Matang Pudeng Timur tahun anggaran 2022. Setelah periode pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) tahun berjalan pada tahun anggaran 2023.

Berikutusulanrinciankomponenkegiatan :
No KomponenRincian MenuKegiatan Uraian

1 Penemuan kasus Aktif TBC

a PenemuankasusAktif Kusta Merupakan Kegiatanpemeriksaan yang dilakukan


pada kelompok masyarakat ,

S. PENERIMAMANFAAT

No KomponenRincian MenuKegiatan Jumlah PenerimaManfaat

4 PenemuankasusAktif Kusta
Kelompok
a Penemuan kasus Aktif Kusta. 12 desa
masyarakat
T. STRATEGIPENCAPAIANKELUARAN

MetodePelaksa TahapPelaksanaan
No Komponen Rincian Menu
Output naan
Kegiatan

VOLU
SATUAN
ME
1 PenemuankasusAktif TBC
1. Persiapan Administrasi
2. Pelaksanaan Kegiatan
3. Waktu
Penemuan kasus Aktif Pelaksanaan (Jan- Des)
a Kegiatan 1 Swakelola
Kusta

U. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Bulan
No KomponenRincian Menu Kegiatan
J F M A M J J A S O N D
1 Penemuan kasus Aktif Kusta

a Penemuan kasus Aktif Kusta √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas sebesar Rp
6.720.000 ( enam jutatujuh ratus dua puluh ribu rupiah ) dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan sebagai
berikut:

No Rincian Menu Kegiatan KebutuhanBiaya

1 PenemuankasusAktif Kusta

6.720.000
TOTAL

RincianAnggaranBiaya (RAB) Terlampir


KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
PUSKESMAS MATANG PUDENG DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
NONFISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023

V. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum

36) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional;
37) Undang-undang 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.
38) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
39) Undang–undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
40) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2013 tentang
Laboratorium Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas
41) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual
42) Peraturan Menteri Kesehatan No. 82 Tanhun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit
Menular
43) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas
44) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017 tentang Eliminasi
Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B Dari Ibu Ke Anak
45) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang kesehatan.
46) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
47) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat

2. Gambaran Umum

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya


kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku dan
dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Republik Indonesia.
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya penanggulanngan kemiskinan.Pembangunan kesehatan
harus dipandang sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai
dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Adapun indikator dampak pembangunan kesehatan adalah, meningkatnya umur harapan
hidup, menurunnya angka Kematian bayi, Menurunnya angka kematian ibu, Menurunnya
prevalensi gizi kurang pada balita. Di Puskesmas Matang Pudeng pada tahun 2022 Angka
Kematian Ibu (AKI) 1 orang per 253 persalinan. Jumlah balita pada tahun yang sama adalah 1.171
balita., perlu ditingkatkan Upaya Kesehatan Masyarakat yang sistematis dan berkesinambungan
melalui kemitraan dengan OPD terkait, advokasi, pemberdayaan masyarakat, Komunikasi
perubahan perilaku, kualitas tenaga kesehatan dalam melaksanakan Upaya kesehatan
Masyarakat,penyebaran informasi kesehatan dan lain-lain.
Selain itu, Impres Nomor 1 Tahun 2017 mengamanatkan para menteri kabinet kerja, kepala
lembaga pemerintahan non pemerintah, Direktur utama badan penyelenggara jaminan sosial
kesehatan dan para gubernur dan bupati/walikota untuk melaksanakan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (Germas) sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing. Upaya
Kesehatan Masyarakat menaungi pelaksanaan gerakan masyarakat hidup sehat di bawah dinas
kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di
Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat. Selanjutnya, misi pembangunan
kesehatan nasional adalah 1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, yakni
puskesmas menggerakkan sector lain agar pembangunan yang dilaksanakan mempunyai dampak
dan kontribusi positif terhadap kesehatan masyarakat di wiliyah kerjanya, 2) Mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, yakni puskesmas mendorong agar setiap individu,
masyarakat termasuk swasta mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatannya, 3) Memelihara
dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, yakni puskesmas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar, etika profesi dan memuaskan
masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efesiensi
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh manusia, 4) Meningkatkan dan mendayagunakan sumber
daya kesehatan, yakni puskesmas dalam dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
mendayakan seluruh potensi sumber daya kesehatan yang ada secara optimal dan berhasil guna.
Dasar hukum Standar Pelayanan Minimal Kesehatan PP 2/2018, Pasal 6 No.11 .Peraturan
Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019. Mengarah pada kebijakan Pembangunan dasar salah
satunya adalah Pemenuhan Layanan Dasar di Bidang Kesehatan dalam peningkatana
Pengendalian Penyakit Menular dengan perhatian khusus pada penyakit TBC, Malaria, HIV/AIDS,
Hepatitis jantung, stroke ,hipertensi, diabetes,kanker, Emerging disease, penyakit yang berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa, penyakit tropis terabaikan ( Kusta, Filariasis, Scistosomiasis)
gangguan jiwa, cedera, gangguan penglihatan dan penyakit gigi dan mulut.
Puskesmas Matang Pudeng merupakan salah satu Puskesmas di Kabupatren Aceh Timur.
Tepat nya di Kecamatan Pantee Bidari. Dengan Luas wilayah 233,25 km2, Dengan jumlah
penduduk Tahun 2022 berjumlah 11.475 Jiwa, terdiri dari 12 desa. Jumlah Bidan Desa 9 orang
Jumlah Pustu 1 unit dan Polindes atau Poskesdes berjumlah 8 unit. Jumlah Bumil Resti 53 orang
dari 265 Bumil Jumlah Kematian Ibu 1 orang dari angka 253 ibu bersalin, Jumlah kematian bayi 1
dari 238 jumlah bayi Tahun 2010 100%,Kasus Diare pada Balita 125 Kasus Persalinan ditolong
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
berjumlah 26 unit dan semua termasuk katagori Posyandu aktif. Kader Posyandu berjumlah 60
Orang. Berdasrkan data tersebut di atas kami perlu melakukan kegiatan-kegiatan untuk
meningkatkan capaian masing-masing program.

No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian


1 Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
1.1 Penemuan kasus aktif dan pemantauan pengobatan penyakit menular, serta
program pemberian obat pencegahan massal ( POPM )
a Pemantauan Minum Oralit Untuk memastikan balita yang menderita diare taat minum
dan Zinc bagi balita Diare oralit dan zinc
di masyarakat
W. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat kegiatan ini pada umumnya yaitu Balita

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima


Manfaat
1 Pemantauan Minum Oralit dan Zinc bagi Diare balita di 1.171 Balita
masyarakat

X. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN


Output Metode Tahapan
No Rincian Menu/Komponen
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksana
1 Upaya Deteksi Dini, Preventif dan Respon Penyakit
a Pemantauan Minum Oralit dan Kegiatan 1 Swakelola 4. Persiapan
Zinc bagi diare balita di Administrasi
masyarakat 5. Pelaksanaan
Kegiatan
6. Waktu
Pelaksanaan
(Januari sd
November )

Y. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Pelasanaan Kegiatan di laksanakan selama 12 Bulan

Z. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas sebesar Rp
17.920.000 ( tujuh belas juta Sembilan ratus dua puluh ribu rupiah rupiah) dengan kebutuhan per rincian
menu kegiatan sebagai berikut:

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya


1 Pemantauan Minum Oralit dan Zinc bagi Diare Balita di 17.920.000
masyarakat
Total 17.920.000

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir

Kepala UPTD Puskesmas


Matang Pudeng

Ners. NURAIDA, S.Kep


NIP. 19791197 200801 2
001
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
PENEMUAN KASUS AKTIF TBC
PUSKESMAS MATANG PUDENG
ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK BIDANG KESEHATAN
TAHUNANGGARAN 2023

AA. LATARBELAKANG
1. DasarHukum
26) Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
27) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
28) Undang-UndangNomor25 Tahun2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
29) Undang-Undang 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
Dan Pemerintah Daerah.
30) Undang-Undang Nomor 36 Tahun2009 Tentang Kesehatan
31) Undang–UndangNomor23Tahun 2014 Tentang Peme rintahan Daerah
32) Peraturan Menteri Kesehatan No. 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular
33) PeraturanMentreriKesehatan No. 41 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Deteksi Dini dan Pemberian
Obat Anti Malaria Pada Daerah Dengan Situasi Khusus.
34) Keputusan Menteri Kesehatan No. 293/Menkes/SK/VI/2009 tentang Eliminasi Malaria.
35) Peraturan PemerintahRepublik IndonesiaNomor 47 Tahun 2016 Tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
36) Perpres No. 18 Tahun2020 TentangRPJMN Tahun2020-2024
37) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Masyarakat Hidup
Sehat
38) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
39) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas
40) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
41) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
42) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 Tentang
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
43) Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 43Tahun2019 Tentang Puskesmas
44) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 852/Menkes/Skix/2018 Tentang Strategi Nasional
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
45) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 Tentang Penetapan
Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi2019-Ncov) SebagaiPenyakitYang
DapatMenimbulkanWabahDan UpayaPenanggulangannya
46) Surat Edaran Kementerian Kesehatan RI Nomor: 845/9288/Sj Tentang Percepatan
Pembangunan Sanitasi Pemukiman
47) Surat Edaran Gubernur Aceh Nomor; 443.52/10522 Tentang Pelaksanaan Total Sanitasi
Berbasis Masyarakat
48) Peraturan Bupati Aceh Timur Tentang Pelaksanaan STBM Nomo:43 Tahun 2013
49) Peraturan Bupati Aceh Timur Nomor: 90.A Tahun 2018Tentang Rencana Aksi Daerah Air
Minum Dan Penyehatan Lingkungan
50) Surat Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Nomor : PR.01.01/I/18370/2021 tentang
Penyampaian Rincian Kegiatan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022

2. GambaranUmum

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya


kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang a gar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku dan
dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Republik Indonesia.
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki
peran penting dalam upaya penanggulanngan kemiskinan. Pembangunan Kesehatan harus di
pandang sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sesuai dengan
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Salah satu upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit menular
adalah dengan pemberianimunisasi.
Penyakit-penyakit yang dapatdicegahdenganimunisasi( PD3I ) diantaranya adalah
Tuberkulosis ,Hepatitis B. Beberapa penyakit tersebut telah menjadi perhatian dunia dan
merupakan komitment global yang wajib diikuti oleh semua Negara.
Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian Dunia. Penyebab
munculnya Kembali penyakit menular yang lama ( re-emerging disease ) membuat Indonesia
menanggung beban berlebih dalam penanggulangan penyakit ( triple burden disease )
(Kemenkes,2013).
Dasar hokum Standar Pelayanan Minimal Kesehatan PP 2/2018, Pasal 6
No.11 .Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019.Mengarah pada kebijakan
Pembangunan dasar salah satunya adalah Pemenuhan Layanan Dasar di Bidang Kesehatan
dalam peningkatan Pengendalian Penyakit Menular dengan perhatian khusus pada penyakit
TBC,HIV/AIDS, Hepatitis.
UPTD Puskesma Peureulak Timur merupakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama yang terletak di wilayah Barat Pusat Kabupaten Aceh Timur, dengan jumlah
penduduk+11.000 jiwa. Wilayah kerja Pelayanan Kesehatan ini mempunyai 12 desa /
kelurahan. Berdasarkan SPM Tahun 2021 terdapat,. Masalah kesehatan penderita TB sekitar
18 orang.
Berdasarkan data masalah kesehatan di atas maka manajemen UPTD Puskesmas Matang
Pudeng Timur Menyusun rencana terpadu yaitu Rencana UsulanKegiatan (RUK) dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) pada UPTD Puskesmas Matang Pudeng Timur tahun anggaran
2022. Setelah periode pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun berjalan pada
tahun anggaran 2023.

Berikutusulanrinciankomponenkegiatan :
No KomponenRincian Uraian
MenuKegiatan

1 Penemuan kasus Aktif TBC


a PenemuankasusAktif TBC. Merupakan Kegiatanpemeriksaan yang
dilakukan pada ibuhamil, Faktor resiko
lainnya apakah dia Menderita TBC pada
lbu hamil dan kelompok berisiko.

BB. PENERIMAMANFAAT

No KomponenRincian MenuKegiatan Jumlah PenerimaManfaat

4 PenemuankasusAktif TBC
Ibu Hamil dan
a Penemuan kasus Aktif TBC. 12 desa
masyarakat

CC. STRATEGIPENCAPAIANKELUARAN

MetodePelaks TahapPelaksanaan
No Komponen Rincian
Output anaan
Menu Kegiatan
VOLUM
SATUAN
E
1 PenemuankasusAktif TBC
1. Persiapan
Administrasi
Penemuan kasus Aktif 2. Pelaksanaan
a Kegiatan 1 Swakelola
TBC Kegiatan
3. Waktu
Pelaksanaan (Jan- Des)

DD. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Bulan
No KomponenRincian Menu Kegiatan
J F M A M J J A S O N D
1 PenemuankasusAktif TBC

a Penemuan kasus Aktif TBC √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


F. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan


Puskesmas sebesar Rp Rp 21.280.000 ( dua puluh satu juta dua ratus enam puluh ribu rupiah)
dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan sebagai berikut:

No Rincian Menu Kegiatan KebutuhanBiaya

1 PenemuankasusAktif TBC

d PenemuankasusAktif TBC Rp 21.280.000


TOTAL Rp 21.280.000
RincianAnggaranBiaya (RAB) Terlampir
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN
PEMANTAUAN MINUM OBAT TBC
PUSKESMAS MATANG PUDENG DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK BIDANG
KESEHATAN
TAHUNANGGARAN 2023

EE. LATARBELAKANG
1. DasarHukum
51) Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara
52) Undang-UndangNomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara
53) Undang-UndangNomor25 Tahun2004 TentangSistemPerencanaan Pembangunan Nasional;
54) Undang-Undang 33 Tahun 2004
TentangPerimbanganKeuanganAntaraPemerintahPusatDanPemerintah Daerah.
55) Undang-UndangNomor36 Tahun2009 TentangKesehatan
56) Undang–UndangNomor23Tahun 2014 TentangPemerintahan Daerah
57) PeraturanMenteriKesehatan No. 82 Tahun 2014 tentangPenanggulanganPenyakitMenular
58) PeraturanMentreriKesehatan No. 41 Tahun 2018
tentangPelaksanaanDeteksiDinidanPemberianObat Anti Malaria Pada Daerah
DenganSituasiKhusus.
59) KeputusanMenteriKesehatan No. 293/Menkes/SK/VI/2009 tentangEliminasi Malaria.
60) Peraturan PemerintahRepublik IndonesiaNomor 47Tahun2016
TentangFasilitasPelayananKesehatan
61) Perpres No. 18 Tahun2020 TentangRPJMN Tahun2020-2024
62) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Masyarakat Hidup
Sehat
63) PeraturanMenteriDalamNegeriNomor 13 Tahun 2006 tentangPedomanPengelolaanKeuangan
Daerah.
64) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi
Puskesmas
65) PeraturanMenteriKesehatanNomor 44 Tahun 2016 tentangManajemenPuskesmas
66) Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 4Tahun2019
TentangStandarTeknisPemenuhanMutuPelayananDasarPadaStandarPelayanan Minimal
BidangKesehatan.
67) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor8Tahun 2019 Tentang
PemberdayaanMasyarakatBidangKesehatan
68) Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 43Tahun2019 TentangPuskesmas

69) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 852/Menkes/Skix/2018 Tentang Strategi Nasional


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
70) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020
TentangPenetapanInfeksi Novel Coronavirus (Infeksi2019-Ncov) SebagaiPenyakitYang
DapatMenimbulkanWabahDan UpayaPenanggulangannya
71) Surat Edaran Kementerian Kesehatan RI Nomor: 845/9288/Sj Tentang Percepatan
Pembangunan Sanitasi Pemukiman
72) Surat Edaran Gubernur Aceh Nomor; 443.52/10522 Tentang Pelaksanaan Total Sanitasi
Berbasis Masyarakat
73) Peraturan Bupati Aceh Timur Tentang Pelaksanaan STBM Nomo:43 Tahun 2013
74) Peraturan Bupati Aceh Timur Nomor: 90.A Tahun 2018Tentang Rencana Aksi Daerah Air
Minum Dan Penyehatan Lingkungan
75) SuratSekretariatJenderalKementerianKesehatanNomor : PR.01.01/I/18370/2021
tentangPenyampaianRincianKegiatan DAK Non FisikBidangKesehatanTahunAnggaran 2022
2. GambaranUmum

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya


kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku dan
dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh
wilayah Republik Indonesia.

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki


peran penting dalam upaya penanggulanngankemiskinan.Pembangunan
kesehatanharusdipandangsebagaiinvestasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
sesuaidengan Undang-undangNomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Salahsatuupayauntukmenurunkanangkakesakitandankematianpenyakitmenular adalah dengan
pemberian imunisasi. Penyakit-penyakit yang dapatdi cegah dengan imunisasi( PD3I )
diantaranya adalah Tuberkulosis,Hepatitis B.
Beberapa penyakit tersebut telah menjadi perhatian dunia dan merupakan komitment
global yang wajibdiikuti oleh semua Negara.
Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian Dunia. Penyebab muncul nya
kembali penyakitmenular yang lama ( re-emerging disease ) membuat Indonesia menanggung
beban berlebih dalam penanggulangan penyakit ( triple burden disease ) (Kemenkes,2013).
Dasar hokum StandarPelayanan Minimal Kesehatan PP 2/2018, Pasal 6 No.11 .Peraturan
Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019.Mengarah pada kebijakan Pembangunan dasar salah
satunya adalah Pemenuhan Layanan Dasar di Bidang Kesehatan dalam peningkatana P
engendalian Penyakit Menular dengan perhatian khusus pada penyakit
TBC,HIV/AIDS ,Hepatitis.
UPTD Puskesmas Matang Pudeng merupakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama yang terletak di wilayah Barat Pusat Kabupaten Aceh Timur, dengan jumlah penduduk
11.233 jiwa. Wilayah kerja Pelayanan Kesehatan ini mempunyai 20
desa/kelurahan.Berdasarkan SPM Tahun 2021 Masalah Kesehatan penderita TB sekitar 16
orang

Berdasarkan data masalah kesehatan di atas maka manajemen UPTD Puskesmas Matang
Pudeng Menyusun rencana terpadu yaitu Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
danRencanaPelaksanaanKegiatan (RPK) padaUPTD Puskesmas Matang Pudeng tahun
anggaran 2022. Setelah periode pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun
berjalan pada tahun anggaran 2023.

Berikutusulanrinciankomponenkegiatan :
No KomponenRincian Uraian
MenuKegiatan

1 PenemuankasusAktif TBC
a Pemantauan minum obat TBC Merupakan Kegiatan kunjungan
rumahpasien TBC, untuk pemantauan
pelaksanaan minum obat TBC

FF. PENERIMAMANFAAT
Penerima
No Komponen Rincian Menu Kegiatan Jumlah
Manfaat
4 Penemuan kasus Aktif TBC
A Pemantauan minum obat TBC 12 desa Pasien TBC

GG. STRATEGIPENCAPAIANKELUARAN

Metode Tahap
No Komponen Rincian
Output Pelaksana Pelaksanaan
Menu Kegiatan
an
SATUAN VOLUME
1 Penemuankasus Aktif TBC
1. Persiapan
Administrasi
2. Pelaksanaan
Pemantauan minum obat
a Kegiatan 1 Swakelola Kegiatan
TBC
3. Waktu
Pela ksanaan (Jan-
Des)

HH. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Bulan
No Komponen Rincian Menu Kegiatan
J F M A M J J A S O N D
1 Penemuan kasus Aktif TBC
a Pemantauan minum obat TBC √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

G. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan
Puskesmas sebesar Rp Rp 14.044.,500 (empat belas juta empat puluh empat ribu lima ratus
rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan sebagai berikut:
N
Rincian Menu Kegiatan KebutuhanBiaya
o
1 Penemuan kasus Aktif TBC
Pemantauan minum obat
a
TBC Rp 14.044.,500
TOTAL Rp 14.044.,500
Rincian Anggaran Biaya (RAB) Terlampir

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE MALARIA PELAKSANAAN


BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN PUSKESMAS
MATANG PUDENG DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023

II. LATAR BELAKANG


1. Dasar Hukum

 Undang – undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan


 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementrian Kesehatan.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2019 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2020.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2021 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana lokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2021.

2. Gambaran Umum

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan sarana kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sesuai fungsinya,
petugas puskesmas melaksanakan pengawasan dan pengendalian kepada mayarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga, dan lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Puskesmas Matang Pudeng adalah Puskesmas dengan rawat jalan yang merupakan salah satu dari
14 Puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Timur. UPTD. Puskesmas Matang Pudeng terletak di Jalan
Medan - Banda Aceh tepatnya di Desa Matang Pudeng Kecamatan Pante Bidari Kab Aceh Timur.
UPTD.Puskesmas Matang Pudeng mempunyai wilayah kerja seluas ± 98 Km² yang meliputi 12 desa.
Agar menciptakan kesehatan masyarakat yang sehat, maka peran malaria adalah salah satu
kegiatan penting terhadap masyarakat untuk mendeteksi dini penyakit yang bisa menyebabkan kejadian
luar biasa ( KLB ),kejadian luar biasa pada suatu kasus sering kali terjadi sangat cepat sehingga dapat
menimbulkan kecemasan berbagai pihak.
Malaria merupakan penyakit berjangkit bawaan vektor yang disebabkan oleh parasit protozoa. Ia
meluas di kawasan tropika dan subtropika, termasuk sebahagian dari Amerika, Asia, dan Afrika. Setiap
tahun ia menyebabkan penyakit pada sekitar 650 juta orang dan membunuh antara satu hingga tiga juta,
kebanyakannya kanak-kanak di Sub-Sahara Afrika. Malaria biasanya dikaitkan dengan kemiskinan,
tetapi turut merupakan punca kemiskinan dan penghalang utama kepada pembangunan ekonomi.

Malaria merupakan salah satu penyakit berjangkit biasa dan masaalah kesihatan umum yang
besar. Penyakit ini disebabkan oleh parasit protozoa dari genus Plasmodium. Bentuk penyakit ini yang
paling serious disebabkan oleh Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax, tetapi spesies berkait
yang lain seperti (Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan kadang-kala Plasmodium knowlesi)
turut mampu menjangkiti manusia. Kumpulan pathogenic manusia spesies Plasmodium ini dirujuk
sebagai parasit malaria.
Program Malaria ini dilaksanakan oleh 1 (satu) tenaga kerja wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Matang Pudeng. Program yang berjalan wajib direncanakan, dilaksanakan, dimonitoring, dievaluasi dan
ditindaklanjuti untuk pemecahan masalah – masalah selanjutnya.

Menguraikan masing-masing rincian menu kegiatan Malaria

No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian


1 Upaya Deteksi Dini,Preventif Dan Respons Penyakit
1.1 Malaria
a. pemberdayaan kader Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan cara melatih
masyarakat dalam kader dalam kegiatan pemeriksaan malaria sebagai juru
pencegahan penyakit menular malaria di desa.
malaria

JJ. PENERIMA MANFAAT


b. Penerima manfaat dari kegiatan Malaria yang dilakukan di wilayah kerja UPTD. Puskesmas
matang pudeng adalah masyarakat yang ada diwilayah kerja puskesmas matang pudeng.

Berikut uraian menerima manfaat dari kegiatan Malaria :

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima


Manfaat
Malaria
1 pemberdayaan kader masyarakat dalam pencegahan penyakit 25 kader Masyarakat
menular malaria

KK. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN


Output Metode Tahapan
No Rincian Menu/Komponen
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksana
1 Malaria
a. pemberdayaan kader Kegiatan 4 kali Pelatihan Januari –
masyarakat dalam pencegahan pengambilan Desember
penyakit menular malaria sampel darah
D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
Menggambarkan kurun waktu pencapaian pelaksanaan kegiatan, misalnya 6 bulan atau 1
tahun

No Kegiatan Ja feb Mar Ap Mei Ju Jul Ag Sep Ok Nov Des


. n l n t t
Malaria
1 pemberdayaan kader √ √
masyarakat dalam
pencegahan penyakit
menular malaria

E.BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Program Malaria sebesar
Rp. 5.320.000,- (lima Juta tiga ratus dua puluh Ribu Rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu
kegiatan sebagai berikut:

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya


1 pemberdayaan kader masyarakat dalam pencegahan penyakit Rp. 5.320.000
menular malaria
TOTAL Rp. 5.320.000

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir


KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE KESEHATAN LINGKUNGAN
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONALKESEHATAN PUSKESMAS
MATANG PUDENG DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK
BIDANGKESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023

LL. LATAR BELAKANG


1. Dasar Hukum

1. Undang – undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan


2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementrian Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2019 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2020.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2021 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana lokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2021.

2. Gambaran Umum

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan sarana kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sesuai fungsinya,
petugas puskesmas melaksanakan pengawasan dan pengendalian kepada mayarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga, dan lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Puskesmas Matang Pudeng adalah Puskesmas dengan rawat jalan yang merupakan salah satu dari
14 Puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Timur. UPTD. Puskesmas Matang Pudeng terletak di Jalan
Medan - Banda Aceh tepatnya di Desa Matang Pudeng Kecamatan Pante Bidari Kab Aceh Timur.
UPTD.Puskesmas Matang Pudeng mempunyai wilayah kerja seluas ± 98 Km² yang meliputi 12 desa.
Agar menciptakan kesehatan masyarakat yang sehat, maka peran sanitasi terhadap peningkatan
kualitas kesehatan masyarakat telah disepakati oleh semua pihak. Menurut Undang-undang RI No.36
tahun 2009 Pasal 163 tentang kesehatan, ruang lingkup kesehatan lingkungan terdiri dari lingkungan
pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, dan tempat fasilitas umum.
Berdasarkan survei yang di pernah dilakukan, hanya sekitar 60% penduduk Indonesia mendapat
air bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk perkotaan, selebihnya mempergunakan sumur dan
sumber air lain. Bila datang musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan penyakit gastroenteritis mulai
muncul dimana – mana.
Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa jenis sumber utama air untuk seluruh keperluan rumah
tangga pada umumnya mengunakan sumur gali terlindungi (27,9%) dan sumur bor/pompa (222%) dan
air leding PAM (19,5%). Adapun persentase sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan di
lingkungan pemukiman di Provinsi Aceh pada tahun 2012 adalah 64,2% keluarga yg memiliki jamban
sehat dan rumah yang mempunyai tempah sampah yang sehat sebanyak 63,9% sementara rumah yang
memiliki pengelolaan air limbah sehat berjumlah 61,2%.
Berdasarkan data laporan pemegang program kesehatan lingkungan di UPTD. Puskesmas Matang
Pudeng tahun 2021 bahwa penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak)
yaitu 66 %, persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan yaitu 49 %, penduduk dengan
akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) yaitu 74%, desa yang melaksanakan sanitasi
total berbasis masyarakat yaitu 12 desa, persentase tempat-tempat umum (ttu) memenuhi syarat
kesehatan yaitu 52 ttu dan tempat pengelolaan makanan (tpm) memenuhi syarat kesehatan yaitu 46 %.
Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitik beratkan kepada pengawas terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Jamban sehat
adalah tempat buang air besar yang kontruksinya memenuhi syarat- syarat kesehatan antara lain
mengunakan septi tangki. Tempat sampah sehat adalah tempah pembungan sampah yang kontruksinya
memenuhi syarat – syarat kesehatan. Pengelola limbah air sehat adalah tempat pembungan air limbah
keluarga yang kontruksinya memenuhi syarat – syarat kesehatan.
Program Penyehatan Lingkungan ini dilaksanakan oleh 1 (satu) Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Muda yang dibantu oleh 1 tenaga sanitarian dan kader di desa wilayah kerja UPTD. Puskesmas Matang
Pudeng. Program yang berjalan wajib direncanakan, dilaksanakan, dimonitoring, dievaluasi dan
ditindaklanjuti untuk pemecahan masalah – masalah kesehatan lingkungan selanjutnya.

Menguraikan masing-masing rincian menu kegiatan kesehatan lingkungan

N0 Rincian Menu/Komponen Uraian


1 Pelaksanaan STBM desa/kelurahan prioritas
a. Pelaksanaan STBM untuk Merupakan pertemuan dengan geuchik, tokoh masyarakat dan
Desa/ Kelurahan Prioritas masyarakat untuk memberikan arahan Pelaksanaan STBM untuk Desa/
Kelurahan Prioritas dengan mengumpulkan masyakarat di suatu
tempat dan menyampaikan tentang 5 pilar STBM. Harapannya
pengetahuan masyarakat meningkat dengan di sampaikan arahan
terkait pemicuan 5 pilar STBM untuk meningkatkan kesehatan
lingkungan masyarakat.
MM. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah masyarakat.

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima Manfaat

1 Pelaksanaan STBM untuk Desa/ Kelurahan Prioritas 764/11840 Kk/Masyarakat

NN. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN

Output Metode Tahapan


No Rincian Menu/Komponen
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksanaan
1 Pelaksanaan STBM Desa/ Kelurahan Prioritas
a. Pelaksanaan STBM untuk Desa/ Kegiatan 1 Swakelola 1.Persiapan administrasi
Kelurahan Prioritas
2.Pelaksanaan kegiatan

3.Waktu Pelaksanaan
(Januari sd Desember)

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan selama 1 tahun
E. BIAYA YANG DIPERLUKAN
Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan
Puskesmas sebesar Rp Rp Rp 19.460.000,- ( Sembilan belas Juta empat ratus enam puluh ribu
rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan sebagai berikut:

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya


Pelaksanaan STBM untuk Desa/ Kelurahan Prioritas Rp 19.460.000,-
1
Total Rp 19.460.000,-

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir


KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE KESEHATAN LINGKUNGAN
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONALKESEHATAN PUSKESMAS
MATANG PUDENG DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023

OO. LATAR BELAKANG


1. Dasar Hukum

6. Undang – undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan


7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementrian Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2019 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2020.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2021 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana lokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2021.

2. Gambaran Umum

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan sarana kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sesuai fungsinya,
petugas puskesmas melaksanakan pengawasan dan pengendalian kepada mayarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga, dan lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Puskesmas Matang Pudeng adalah Puskesmas dengan rawat jalan yang merupakan salah satu dari
14 Puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Timur. UPTD. Puskesmas Matang Pudeng terletak di Jalan
Medan - Banda Aceh tepatnya di Desa Matang Pudeng Kecamatan Pante Bidari Kab Aceh Timur.
UPTD.Puskesmas Matang Pudeng mempunyai wilayah kerja seluas ± 98 Km² yang meliputi 12 desa.
Agar menciptakan kesehatan masyarakat yang sehat, maka peran sanitasi terhadap peningkatan
kualitas kesehatan masyarakat telah disepakati oleh semua pihak. Menurut Undang-undang RI No.36
tahun 2009 Pasal 163 tentang kesehatan, ruang lingkup kesehatan lingkungan terdiri dari lingkungan
pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, dan tempat fasilitas umum.
Berdasarkan survei yang di pernah dilakukan, hanya sekitar 60% penduduk Indonesia mendapat
air bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk perkotaan, selebihnya mempergunakan sumur dan
sumber air lain. Bila datang musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan penyakit gastroenteritis mulai
muncul dimana – mana.
Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa jenis sumber utama air untuk seluruh keperluan rumah
tangga pada umumnya mengunakan sumur gali terlindungi (27,9%) dan sumur bor/pompa (222%) dan
air leding PAM (19,5%). Adapun persentase sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan di
lingkungan pemukiman di Provinsi Aceh pada tahun 2012 adalah 64,2% keluarga yg memiliki jamban
sehat dan rumah yang mempunyai tempah sampah yang sehat sebanyak 63,9% sementara rumah yang
memiliki pengelolaan air limbah sehat berjumlah 61,2%.
Berdasarkan data laporan pemegang program kesehatan lingkungan di UPTD. Puskesmas Matang
Pudeng tahun 2021 bahwa penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak)
yaitu 66 %, persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan yaitu 49 %, penduduk dengan
akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) yaitu 74%, desa yang melaksanakan sanitasi
total berbasis masyarakat yaitu 12 desa, persentase tempat-tempat umum (ttu) memenuhi syarat
kesehatan yaitu 52 ttu dan tempat pengelolaan makanan (tpm) memenuhi syarat kesehatan yaitu 46 %.
Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitik beratkan kepada pengawas terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Jamban sehat
adalah tempat buang air besar yang kontruksinya memenuhi syarat- syarat kesehatan antara lain
mengunakan septi tangki. Tempat sampah sehat adalah tempah pembungan sampah yang kontruksinya
memenuhi syarat – syarat kesehatan. Pengelola limbah air sehat adalah tempat pembungan air limbah
keluarga yang kontruksinya memenuhi syarat – syarat kesehatan.
Program Penyehatan Lingkungan ini dilaksanakan oleh 1 (satu) Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Muda yang dibantu oleh 1 tenaga sanitarian dan kader di desa wilayah kerja UPTD. Puskesmas Matang
Pudeng. Program yang berjalan wajib direncanakan, dilaksanakan, dimonitoring, dievaluasi dan
ditindaklanjuti untuk pemecahan masalah – masalah kesehatan lingkungan selanjutnya.

Menguraikan masing-masing rincian menu kegiatan kesehatan lingkungan

N0 Rincian Menu/Komponen Uraian


1 Upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit
a. Inspeksi kesehatan lingkungan Merupakan inspeksi Kesehatan lingkungan terhadap sarana tempat
di TTP (tempat pengolahan dan fasilitas umum seperti masjid, meunasah, pasar dan tempat –
pangan), TFU (tempat failitas tempat umum lainnya
umum) sarana air minum dan
fasyankes
PP. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah tokoh masyarakat,


No Nama Kegiatan Jumlah Penerima Manfaat

1 Inspeksi kesehatan lingkungan di TTP (tempat 12 desa Masyarakat


pengolahan pangan), TFU (tempat failitas umum)
sarana air minum dan fasyankes

QQ. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN

Output Metode Tahapan


No Rincian Menu/Komponen
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksanaan
1 Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air an Sanitasi Dasar
a. Inspeksi kesehatan lingkungan di TTP Kegiatan 1 Swakelola 1.Persiapan administrasi
(tempat pengolahan pangan), TFU
(tempat failitas umum) sarana air 2.Pelaksanaan kegiatan
minum dan fasyankes
3.Waktu Pelaksanaan
(Januari sd Desember

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan selama 1 tahun

F. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan
Puskesmas sebesar Rp. 6.720.000,,- ( Enam juta tujuh ratus dua puluh ribu rupiah ) dengan
kebutuhan per rincian menu kegiatan sebagai berikut:

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya


Inspeksi kesehatan lingkungan di TTP (tempat pengolahan pangan), TFU Rp. 6.720.000,
1 (tempat failitas umum) sarana air minum dan fasyankes

Total Rp. 6.720.000,

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir


KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE KESEHATAN LINGKUNGAN
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONALKESEHATAN PUSKESMAS
MATANG PUDENG DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023

RR. LATAR BELAKANG


1. Dasar Hukum

11. Undang – undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan


12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementrian Kesehatan.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2019 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2020.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2021 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana lokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2021.

2. Gambaran Umum

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan sarana kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sesuai fungsinya,
petugas puskesmas melaksanakan pengawasan dan pengendalian kepada mayarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga, dan lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Puskesmas Matang Pudeng adalah Puskesmas dengan rawat jalan yang merupakan salah satu dari
14 Puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Timur. UPTD. Puskesmas Matang Pudeng terletak di Jalan
Medan - Banda Aceh tepatnya di Desa Matang Pudeng Kecamatan Pante Bidari Kab Aceh Timur.
UPTD.Puskesmas Matang Pudeng mempunyai wilayah kerja seluas ± 98 Km² yang meliputi 12 desa.
Agar menciptakan kesehatan masyarakat yang sehat, maka peran sanitasi terhadap peningkatan
kualitas kesehatan masyarakat telah disepakati oleh semua pihak. Menurut Undang-undang RI No.36
tahun 2009 Pasal 163 tentang kesehatan, ruang lingkup kesehatan lingkungan terdiri dari lingkungan
pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, dan tempat fasilitas umum.
Berdasarkan survei yang di pernah dilakukan, hanya sekitar 60% penduduk Indonesia mendapat
air bersih dari PDAM, terutama untuk penduduk perkotaan, selebihnya mempergunakan sumur dan
sumber air lain. Bila datang musim kemarau, krisis air dapat terjadi dan penyakit gastroenteritis mulai
muncul dimana – mana.
Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa jenis sumber utama air untuk seluruh keperluan rumah
tangga pada umumnya mengunakan sumur gali terlindungi (27,9%) dan sumur bor/pompa (222%) dan
air leding PAM (19,5%). Adapun persentase sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan di
lingkungan pemukiman di Provinsi Aceh pada tahun 2012 adalah 64,2% keluarga yg memiliki jamban
sehat dan rumah yang mempunyai tempah sampah yang sehat sebanyak 63,9% sementara rumah yang
memiliki pengelolaan air limbah sehat berjumlah 61,2%.
Berdasarkan data laporan pemegang program kesehatan lingkungan di UPTD. Puskesmas Matang
Pudeng tahun 2021 bahwa penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak)
yaitu 66 %, persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan yaitu 49 %, penduduk dengan
akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) yaitu 74%, desa yang melaksanakan sanitasi
total berbasis masyarakat yaitu 12 desa, persentase tempat-tempat umum (ttu) memenuhi syarat
kesehatan yaitu 52 ttu dan tempat pengelolaan makanan (tpm) memenuhi syarat kesehatan yaitu 46 %.
Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitik beratkan kepada pengawas terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Jamban sehat
adalah tempat buang air besar yang kontruksinya memenuhi syarat- syarat kesehatan antara lain
mengunakan septi tangki. Tempat sampah sehat adalah tempah pembungan sampah yang kontruksinya
memenuhi syarat – syarat kesehatan. Pengelola limbah air sehat adalah tempat pembungan air limbah
keluarga yang kontruksinya memenuhi syarat – syarat kesehatan.
Program Penyehatan Lingkungan ini dilaksanakan oleh 1 (satu) Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Muda yang dibantu oleh 1 tenaga sanitarian dan kader di desa wilayah kerja UPTD. Puskesmas Matang
Pudeng. Program yang berjalan wajib direncanakan, dilaksanakan, dimonitoring, dievaluasi dan
ditindaklanjuti untuk pemecahan masalah – masalah kesehatan lingkungan selanjutnya.

Menguraikan masing-masing rincian menu kegiatan kesehatan lingkungan

N0 Rincian Menu/Komponen Uraian


1 Upaya deteksi dini, preventif dan respon penyakit
a. Pengiriman dan pemeriksaan Merupakan Pengriman dan pemeriksaan pengambilan sampel untuk
pengambilan sampel untuk kualitas air minum di tingkat rumah tangga untuk mengetahui
surveilans kualitas air minum di kualitas air minum masyakarat. Harapannya agar masyarakat
tingkat rumah tangga meminum air yang berkualitas tanpa bakteri.
(SKAMRT)
SS. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah tokoh masyarakat,


No Nama Kegiatan Jumlah Penerima Manfaat

1 Pengiriman dan pemeriksaan pengambilan sampel untuk surveilans 12 Masyarakat


kualitas air minum di tingkat rumah tangga (SKAMRT

TT. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN

Output Metode Tahapan


No Rincian Menu/Komponen
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksanaan
1 Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air an Sanitasi Dasar
a. Pengiriman dan pemeriksaan Kegiatan 1 Swakelola 1.Persiapan administrasi
pengambilan sampel untuk surveilans
kualitas air minum di tingkat rumah 2.Pelaksanaan kegiatan
tangga (SKAMRT
3.Waktu Pelaksanaan
(Januari sd Desember

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan selama 1 tahun

G. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas sebesar
Rp. Rp. 3.360.000,,- ( Tiga juta tiga ratus enam puluh ribu rupiah ) dengan kebutuhan per rincian
menu kegiatan sebagai berikut:

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya


Pengiriman dan pemeriksaan pengambilan sampel untuk surveilans Rp. 3.360.000
1 kualitas air minum di tingkat rumah tangga (SKAMRT

Total Rp. 3.360.000,

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir


KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE PELAKSANAAN
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN PUSKESMAS
MATANG PUDENG DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023

UU. LATAR BELAKANG


1. Dasar Hukum

 Undang – undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan


 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Kesehatan.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2019 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2020.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2021 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana lokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2021.

2. Gambaran Umum

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan sarana kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sesuai fungsinya,
petugas puskesmas melaksanakan pengawasan dan pengendalian kepada mayarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga, dan lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Puskesmas Matang Pudeng adalah Puskesmas dengan rawat jalan yang merupakan salah satu dari 14
Puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Timur. UPTD. Puskesmas Matang Pudeng terletak di Jalan
Medan - Banda Aceh tepatnya di Desa Matang Pudeng Kecamatan Pante Bidari Kab Aceh Timur.
UPTD.Puskesmas Matang Pudeng mempunyai wilayah kerja seluas ± 98 Km² yang meliputi 12 desa.
Kejadian luar Biasa ( KLB ) penyakit menular ,keracunan makanan ,keracunan bahan berbahaya lainya
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dapat mengakibatkan jatuhnya korban kesakitan dan
kematian yang besar,menurut peraturan mentri republic Indonesia no 37 tahun 2012,laboratorium
puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dipuskesmas yang melaksanakan pengujian terhadap
specimen dari manusia untuk menentukan jenis penyakit,penyebarab penyakit ,kondisi kesehatan atau
factor yang berpenggaruh pada kesehatan pada kesehatan perorangan dan masyarakat.

A.
No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian
4 Upaya Deteksi Dini,Preventif Dan Respons Penyakit
Surveilans
Penggiriman dan pemeriksaan Merupakan upaya untuk mencegah terjangkitnya penyakit
specimen penyakit potensi yang berpotensi KLB
KLB/wabah/penyakit infeksi
emerging ke laboratorium
rujukan serta pengembalian
specimen carier

VV. PENERIMA MANFAAT


c. Penerima manfaat dari kegiatan DBD adalah masyarakat yang ada diwilayah kerja puskesmas
matang pudeng

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima


Manfaat
DBD

31. Penggiriman dan pemeriksaan specimen penyakit potensi 12 Masyarakat


KLB/wabah/penyakit infeksi emerging ke laboratorium rujukan
serta pengembalian specimen carier

WW. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN

Output Metode Tahapan


No Rincian Menu/Komponen
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksana
SURVEILANS
31. Penggiriman dan pemeriksaan Kegiatan 48 - Memantau Januari –
specimen penyakit potensi - Tanya jawab Desember
KLB/wabah/penyakit infeksi
emerging ke laboratorium
rujukan serta pengembalian
specimen carier

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Menggambarkan kurun waktu pencapaian pelaksanaan kegiatan, misalnya 6 bulan atau 1 tahun

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Program Surveilans sebesar
Rp 1.120.000,- ( satu juta serratus dua puluh ribu Rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu
kegiatan sebagai berikut:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya
1 Penggiriman dan pemeriksaan specimen penyakit potensi Rp 1.120.000
KLB/wabah/penyakit infeksi emerging ke laboratorium rujukan
serta pengembalian specimen carier
Total Rp 1.120.000

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir


KERANGKA ACUAN KERJA/TOR ( TERM OF REFERNCE )
PELAYANAN IMUNISASI RUTIN,IMUNISASI DASAR MAUPUN
IMUNISASI BADUTA
DI PUSKESMAS MATANG PUDENG TAHUN 2023

A. Latar Belakang
1. Gambaran Umum
kesehatan merupakan hak asasi manusia dan investasi untuk keberhasilan pembangunan
bangsa. Untuk itu perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh agar
terwujud masyarakat yang sehat, mandiri dan berkeadilan. Dalam pasal 34 disebutkan bahwa
negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak yang salah satunya diwujudkan dengan pembangunan
Puskesmas dan jaringannya.
Puskesmas Matang Pudeng dan jaringannya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
terdepan yang bertanggung jawab di wilayah kerjanya, saat ini keberadaannya sudah cukup
merata. Sampai bulan Desember 2023 terdapat 1 Pustu dan 8 Polindes, 1 Poskesdes dan 26
Posyandu. Ke depan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan ini akan semakin ditingkatkan
baik dari segi jumlah pemerataan, dan kualitasnya.Namun demikian, masih terdapat berbagai
masalah yang dihadapi oleh Puskesmas dan jaringannya dalam upaya meningkatkan status
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Berbagai upaya telah dan akan terus ditingkatkan
baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah agar peran dan fungsi Puskesmas sebagai
fasilitas pelayanan kesehatan dasar semakin meningkat.
Dukungan pemerintah bertambah lagi dengan diluncurkannya DAK Non Fisik bagi
Puskesmas sebagai kegiatan inovatif. Penyaluran dana BOK merupakan salah satu bentuk
tanggung jawab pemerintah dalam pembangunan kesehatan bagi masyarakat di
pedesaan/kelurahan khususnya dalam meningkatkan upaya kesehatan promotif dan preventif
guna tercapainya target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, sebagai tolok
ukur urusan kewenangan wajib bidang kesehatan yang telah dilimpahkan oleh pemerintah
kepada pemerintah daerah. Puskesmas sebagai salah satu pelaksana pelayanan bidang
kesehatan juga mengemban amanat untuk mencapai target tersebut sehingga masyarakat
akan mendapat pelayanan kesehatan yang semakin merata, berkualitas dan berkeadilan.

2. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan


a. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 kesehatan merupakan hak asasi manusia
dan investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa.
b. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 ttg Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
c. Undang-undang 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.
d. Undang-undangNomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
e. Undang–undangNomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
f. UU No 4 Th 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
g. PP No.40 tahun 1991 Tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular.
h. PMK No. 949/Menkes/SK/VIII/ 2004 ttg Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan
Dini KLB
i. PMK No. 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan
j. PMK No. 82 Tanhun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular
k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular
l. Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 43 Tahun2019 tentang
Puskesmas
m. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.

B. Maksud dan Tujuan Dilaksanakan Kegiatan


1. Tujuan Umum
Mempertahankan eliminasi tetanus, neonatorum, pengendalian penyakit difteri dan
penyakit campak dalam jangka panjang melalui imunisasi DT, TD, dan campak pada anak
sekolah dan untuk menurunkan angka kematian bayi akibat penyakit yg dapat di cegah
dengan imunisasi.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya cakupan Puskesmas dalam pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif.
b. Memberikan Imunisasi untuk anak sekolah dasar
c. Pelaksanaan imunisasi lanjutan bagi peserta didik ( BIAS )
d. Mencari kejadian ikutan pasca imunisasi setelah pelaksanaan BIAS dan IDL
e. Menganalisis hubungan faktor sikap ibu tentang imunisasi dasar pada usia 9-11 bulan di
wilayah kerja puskesmas Matang pudeng.
f. Mencari sasaran imunisasi yang cakupan nya rendah.
g. Memberikan imunisasi untuk anak PAUD dan TK.

C. Proses Pelaksanaan
1. Memberikan penyuntikan vaksin IDL ,Pelayanan antigen baru,pada bayi balita dan anak
sekolah
2. Memberikan penyuntikan IMUNISASI pada bayi,baduta dan balita
3. Investigasi kejadian kasus KIPI.

D. Sasaran
1. Sekolah Dasar / MI (Madrasah Ibtidaiyah)
2. Bayi, baduta, dan balita di posyandu

E. Pencatatan, Pelaporan dan Dokumentasi


1. Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan
2. Dokumentasi penunjang dan foto kegiatan

F. Biaya yang diperlukan


1. Besaran Anggaran
Besaran biaya perencanaan kegiatan pelaksanaan imunisasi rutin, dasar dan lanjutan sebesar
Rp. 52.080.000 dengan perincian sebagaimana terlampir
2. Sumber Anggaran
DAK Non Fisik Tahun Anggaran 2023

Biaya Yang di perlukan


Adapun anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan di atas dibebankan pada DAK Non
Fisik Tahun Anggaran 2023 dari Pemerintah Pusat untuk mendukung pelayanan kesehatan yang
optimal di Puskesmas Matang Pudeng.

No Rencana Kegiatan Volume Satuan Jumlah


Kegiatan
Pelaksanaan 2 org x Rp. 140.000 Rp. 33.880.000
pelayanan imunisasi 11desa x 1
1.
rutin, pengenalan keg. x 11 kl
a
anti gen baru, desa dekat dan
imunisasi tambahan desa jauh
Pelayanan imunisasi 3 org x 7 sklh x Rp. 140.000 Rp. 5.880.000
rutin BIAS 1 hr x 2 x
b
Sekolah jauh
dan dekat
Sweeping untuk 2 org x 8 keg x Rp. 140.000 Rp. 8.960.000
meningkatkan 1 hr
cakupanPOPM,
C
imunisasi dan
penyakit menular lain
nya
Investigasi kejadian 2 org x 12 Rp 140.000 Rp 3.360.000
kasus KIPI kasus x 1 hari
2.

Rp
TOTAL 52.080.000
.
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONALKESEHATAN PUSKESMAS
MATANG PUDENG DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023

XX. LATAR BELAKANG


1. Dasar Hukum

 Undang – undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan


 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Kesehatan.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2019 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2020.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2021 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana lokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2021.

2. Gambaran Umum

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan sarana kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sesuai fungsinya,
petugas puskesmas melaksanakan pengawasan dan pengendalian kepada mayarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga, dan lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Puskesmas Matang Pudeng adalah Puskesmas dengan rawat jalan yang merupakan salah satu dari 14
Puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Timur. UPTD. Puskesmas Matang Pudeng terletak di Jalan
Medan - Banda Aceh tepatnya di Desa Matang Pudeng Kecamatan Pante Bidari Kab Aceh Timur.
UPTD.Puskesmas Matang Pudeng mempunyai wilayah kerja seluas ± 98 Km² yang meliputi 12 desa.
Agar menciptakan kesehatan masyarakat yang sehat, maka peran surveilans adalah salah satu
kegiatan penting terhadap masyarakat untuk mendeteksi dini penyakit yang bisa menyebabkan kejadian
luar biasa ( KLB ),kejadian luar biasa pada suatu kasus sering kali terjadi sangat cepat sehingga dapat
menimbulkan kecemasan berbagai pihak salah satu contoh yang menjadi kecemasan masyarakat yang
meningkat pada saat sekarang ini adalah tentang adanya virus covid 19 ( coronavirus ).
Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan
hingga besar,sehingga salah satu cara untuk mengindentifikasi penyakit ini maka harus dilakukanya
pemantauan kontak yang bertujuan untuk mendeteksi dini penyakit dan memutuskan mata rantai penyakit.
Berdasarkan laporan pemegang program surveilans di UPTD. Puskesmas Matang Pudeng tahun 2021
adanya ditemukan kasus campak dan kasus covid 19 serta adanya klb dugaan keracunan makanan.

Program Surveilans ini dilaksanakan oleh 1 (satu) Penyuluh Kesehatan Masyarakat Muda wilayah
kerja UPTD. Puskesmas Matang Pudeng. Program yang berjalan wajib direncanakan, dilaksanakan,
dimonitoring, dievaluasi dan ditindaklanjuti untuk pemecahan masalah – masalah selanjutnya.

A.

No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian


4 Upaya Deteksi Dini,Preventif Dan Respons Penyakit
1.1 Surveilans
3. Verifikasi Sinyal Rumor Merupakan penyakit menular yang berpotensial meninbulkan
masalah / KLB.penyakit menular yang dapat dicegah dengan
PD3I, dan penyakit menular lainya yang sangat ditakuti
masyarakat apalagi sekarang sedang terjangkitnya wabah
virus corona.

YY. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat dari kegiatan Surveilans adalah masyarakat yang ada diwilayah kerja puskesmas
matang pudeng

Berikut uraian menerima manfaat dari kegiatan Surveilans :

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima


Manfaat
Surveilans

3. Verifikasi Sinyal Rumor 12 Masyarakat

ZZ. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN

Output Metode Tahapan


No Rincian Menu/Komponen
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksana
1 Surveilans
a. Verifikasi Sinyal Rumor Kegiatan 12 Tanya jawab Januari –
dengan Desember
masyarakat
D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
Menggambarkan kurun waktu pencapaian pelaksanaan kegiatan, misalnya 6 bulan atau 1 tahun

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Program Surveilans sebesar
Rp 7.560.000 (tujuh juta lima ratus enam puluh ribu Rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu
kegiatan sebagai berikut:

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya


3. Verifikasi Sinyal Rumor Rp 7.560.000

Total Rp 7.560.000

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir


KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE PELAKSANAAN
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN PUSKESMAS
MATANG PUDENG DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023

AAA. LATAR BELAKANG


1. Dasar Hukum

 Undang – undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan


 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Kesehatan.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2019 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2020.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2021 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana lokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2021.

2. Gambaran Umum

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan sarana kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sesuai fungsinya,
petugas puskesmas melaksanakan pengawasan dan pengendalian kepada mayarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga, dan lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Puskesmas Matang Pudeng adalah Puskesmas dengan rawat jalan yang merupakan salah satu dari 14
Puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Timur. UPTD. Puskesmas Matang Pudeng terletak di Jalan
Medan - Banda Aceh tepatnya di Desa Matang Pudeng Kecamatan Pante Bidari Kab Aceh Timur.
UPTD.Puskesmas Matang Pudeng mempunyai wilayah kerja seluas ± 98 Km² yang meliputi 12 desa.
Jumlah kasus DBD banyak tidak dilaporkan dan terjadi kesalahanklasifikasi pada kasus ini. Penelitian
terbaru menunjukkan 390 juta infeksi dengue per tahun, dimana 96 juta bermanifestasi klinis dengan
berbagai derajat Penelitianlain menyatakan, prevalensi DBD diperkirakan mencapai 3,9 milyar orang di
128 negara berisiko terinfeksi virus dengue (WHO,2015).
Agar menciptakan kesehatan masyarakat yang sehat, maka peran pengendalian dan pencegahan
penyakit DBD adalah salah satu kegiatan penting terhadap masyarakat untuk mendeteksi dini penyakit
yang bisa menyebabkan kejadian luar biasa salah satunya seperti terjangkitnya penyakit demam berdarah.

Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.penyakit ini termasuk
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti maupun aedes
albopictus.
Oleh sebab itu untuk mencengah terjangkitnya penyakit DBD,sangatlah penting untuk melakukan
pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk ( tempat-tempat penampungan air ) yang ada didalam rumah
seperti bak mandi,wcvas bunga,tatanan kulkas,dll dan diluar rumah ,rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang
sudah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.

B.

No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian


4 Upaya Deteksi Dini,Preventif Dan Respons Penyakit
DBD
31. Survei Vektor DBD Merupakan upaya untuk mencegah terjangkitnya penyakit
demam berdarah

BBB. PENERIMA MANFAAT


d. Penerima manfaat dari kegiatan DBD adalah masyarakat yang ada diwilayah kerja puskesmas
matang pudeng

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima


Manfaat
DBD

31. Survei Vektor DBD 12 Masyarakat

CCC. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN

Output Metode Tahapan


No Rincian Menu/Komponen
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksana
DBD
31. Survei Vektor DBD Kegiatan 48 - Memantau Januari –
- Tanya jawab Desember

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Menggambarkan kurun waktu pencapaian pelaksanaan kegiatan, misalnya 6 bulan atau 1 tahun

F. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Program DBD sebesar
Rp.12.600.000,- (dua belas juta enam ratus rbu Rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan
sebagai berikut:

No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya


1 Survei Vektor DBD Rp.12.600.000

Total Rp.12.600.000

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir


KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE PELAKSANAAN
BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN PUSKESMAS
MATANG PUDENG DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) NONFISIK
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2023

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum

 Undang – undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan


 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/Per/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Kesehatan.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2019 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana alokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2020.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2021 tentang petunjuk teknis
penggunaan dana lokasi khusus nonfisik bidang kesehatan tahun anggaran 2021.

2. Gambaran Umum

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
merupakan sarana kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sesuai fungsinya,
petugas puskesmas melaksanakan pengawasan dan pengendalian kepada mayarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga, dan lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Puskesmas Matang Pudeng adalah Puskesmas dengan rawat jalan yang merupakan salah satu dari 14
Puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Timur. UPTD. Puskesmas Matang Pudeng terletak di Jalan
Medan - Banda Aceh tepatnya di Desa Matang Pudeng Kecamatan Pante Bidari Kab Aceh Timur.
UPTD.Puskesmas Matang Pudeng mempunyai wilayah kerja seluas ± 98 Km² yang meliputi 12 desa.
Pada umumnya program pemberantasan penyakit DBD belum berhasil,salah satu cara untuk
memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan melakukan fooging.
Agar menciptakan kesehatan masyarakat yang sehat, maka peran pengendalian dan pencegahan
penyakit DBD adalah salah satu kegiatan penting terhadap masyarakat untuk mendeteksi dini penyakit
yang bisa menyebabkan kejadian luar biasa salah satunya seperti terjangkitnya penyakit demam berdarah.

A.
No Rinciaan Menu/Kompoen Uraian
4 Upaya Deteksi Dini,Preventif Dan Respons Penyakit
DBD
Lavarsidasi DBD Merupakan upaya untuk mencegah terjangkitnya penyakit
demam berdarah

B. PENERIMA MANFAAT
a. Penerima manfaat dari kegiatan DBD adalah masyarakat yang ada diwilayah kerja puskesmas
matang pudeng

No Nama Kegiatan Jumlah Penerima


Manfaat
DBD

31. Lavarsidasi DBD 12 Masyarakat

C. STRATEGI PECAPAIAN KELUARAN

Output Metode Tahapan


No Rincian Menu/Komponen
Satuan Volume Pelaksanaan Pelaksana
DBD
31. Lavarsidasi DBD Kegiatan 48 - Memantau Januari –
- Tanya jawab Desember

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Menggambarkan kurun waktu pencapaian pelaksanaan kegiatan, misalnya 6 bulan atau 1 tahun

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Bantuan Operasional Program DBD sebesar
Rp .1.400.000,- (Satu Juta Empat Ratus Ribu Rupiah) dengan kebutuhan per rincian menu kegiatan
sebagai berikut:
No Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya
1 Lavarsidasi DBD Rp .1.400.000

Total Rp .1.400.000

Rincian Anggaran Biaya (RAB) terlampir

Anda mungkin juga menyukai