PROGRAM KUSTA
TAHUN ANGGARAN 2021
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor : 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan.
b. Undang-Undang No 32 Tahun 2004
tentang pemerintahan Daerah
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI No
43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas
d. Peraturan Menteri Kesehatan
RI No.741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Kabupaten/Kota
e. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 74 Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan
Penyakit
f. Kepmenkes No. 331/ 2006 tentang
Rencana Strategis Depkes 2005 - 2009
g. PP No. 21/2004 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/ Lembaga
h. PP No.40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan KLB Penyakit Menular
i. KepMenkes Nomor 1479 tahun 2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan SE penyakit Menular dan Tidak Menular
3. Gambaran Umum
a. Definisi Operasional
Penyakit Kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan
masalah yang sangat kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi
medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan
ketahanan nasional. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan sesuai sosial
budaya setempat, artinya sesuai dengan keadaan, permasalahan dan potensi
setempat. Proses pembelajaran tersebut juga dibarengi dengan upaya
mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan pisik maupun non pisik, termasuk
kebijakan dan peraturan perundangan
Penyakit kusta adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang di sebabkan oleh
bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa
pada syaraf tepi dan mukosa dari saluran pernapasan atas, dan lesi pada kulit
adalah tanda yang bisa diamati dari luar. Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat
progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, syarafsyaraf, anggota gerak, dan
mata.
Penyebab dari penyakit ini adalah kuman kusta yang berbentuk batang di kelilingi
oleh membran sel lilin yang merupakan ciri dari spesies Mycobacterium, dan
biasa berkelompok dan ada yang tersebar satu – satu dengan ukuran panjang 1-
8 mic, lebar 0,2 - 0,5 mic yang bersifat tahan asam, Mycobacterium leprae juga
merupakan bakteri aerobik, tidak membentuk spora. Sifat tahan asam
Mycobacterium leprae disebabkan adanya asam mikolat dan komponen seperti
lilin yang mengikat karbol fuksin
a. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakn investasi, juga merupakan
karunia Tuhan, oleh karenanya perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya.
Promosi kesehatan sangat efektif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
tersebut;
Cara penularan penyakit kusta belum di ketahui dengan jelas. Penularan dapat
terjadi di dalam rumah tangga maupun kontak/hubungan dekat dalam waktu yang
lama. Basil di keluarkan melalui lendir hidung pada penderita kusta tipe
lepramatouse yang tidak di obati dan basil terbukti dapat hidup selama 7 hari pada
lendir hidung yang kering. Ulkus kulit pada penderita kusta lepramatouse dapat
menjadi sumber penyebar basil. Organisme kemungkinan masuk melalui saluran
pernapasan atas dan juga melalu kulit yang terluka. Pada kasus anak-anak
dibawah umur satu tahun, penularannya diduga melalui plasenta.
Penyakit kusta dapat di tularkan dari penderita kusta tipe Multi Basiler (MB)
kepada orang lain dengan cara penularan langsung. Timbulnya penyakit kusta
bagi seseorang tidak mudah dan tidak perlu ditakuti tergantung dari beberapa
faktor antara lain adalah penderita kusta tipe MB. Penderita Multi Basiler (MB)
tidak akan menularkan kusta apabila berobat teratur
B. PENERIMA MANFAAT
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun jul Agt sep Okt Nov Des
Pelacakan
Kasus X
Kusta
Perkiraan total biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan Pelacakan Kasus Kusta sebesar Rp.
400.000,- (Empat Ratus Ribu rupiah). Biaya lebih rinci tercantum dalam RAB yang
merupakan satu kesatuan dengan TOR.
Tolitoli,
Drs.Bakri Idrus,Apt,MM.
NIP. 19670209 199302 1 001