Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PENGADAAN CRIOTERAPI KABUPATEN ROTE NDAO


DAK TAHUN ANGGARAN 2019
=================================================================
Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI

Unit Eselon I/II : Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan


Lingkungan/ Dinas Kesehatan Kabupaten Rote ndao

Program : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Hasil (Outcome) : Menurunnya Angka kesakitan dan kematian


penyakit tidak menular melalui deteksi dini kanker
serviks dan payudara

Kegiatan : Pengendalian Penyakit Tidak Menular

IKK : Persentase jumlah perempuan usia 30-50 tahun


yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara.

Jenis Keluaran (Output) : Tersedianya Alat Ciroterapi

Volume Keluaran (Output) : 1 PAKET

Satuan Ukur Keluaran (Output) : Puskesmas

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang – undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah–Daerah
Tingkat II Dalam Wilayah Daerah – Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958
Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655) ;
b. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286);
c. Undang –Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
d. Undang – UndangNomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
e. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 29 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan 34 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kanker
Payudara dan Kanker Leher Rahim;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular;
h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang 74 Tahun 2015 tentang
Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit;
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Pedoman Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga;
j. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan;
k. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 746 Tahun 2010
tentang Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher
Rahim.

2. Gambaran Umum
Sesuai Standar Pelayanan Minimal, setiap masyarakat berusia produktif
(15-59 tahun) wajib mendapatkan pelayanan kesehatan atau diskrining sesuai
standar pelayanan kesehatan minimal satu kali setahun. Pelayanan sesuai standar
yang dimaksud salah satunya adalah deteksi dini kanker yang dilakukan melalui
pemeriksaan payudara klinis dan pemeriksaan IVA dengan target capaian sesuai
Renstra Kementerian Kesehatan RI 2015-2019 bahwa pada tahun 2019 jumlah
wanita yang melakukan pemeriksaan IVA adalah minimal 50% di tingkat
kabupaten. Laporan dari kementerian kesehatan bahwa kanker serviks
merupakan pembunuh wanita nomor 1 (satu) di Indonesia. Dan hal ini merupakan
ancaman bagi wanita Indonesia termasuk wanita di Kabupaten Rote Ndao.
Untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
khususnya kanker serviks di Kabupaten Rote Ndao, sudah ada 28 tenaga
bidan/perawat dan dokter yang tersebar di 12 Puskesmas dan Rumah Sakit sudah
di latih pada tahun 2016 tentang pemeriksaan IVA dan penggunaan krioterapi.
Puskesmas sudah melakukan pemeriksaan terhadap 434 wanita dan terdapat 21
wanita dengan IVA positif dan sesuai Permenkes Nomor 29 Tahun 2017 bahwa
setiap hasil penjaringan/skrining IVA positif, harus di tindaklanjuti dengan
krioterapi di Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama atau Rumah
sakit sebagai fasilitas kesehatan tingkat lanjutan. Namun sampai dengan saat ini
belum dikrioterapi karena puskesmas maupun Rumah Sakit belum memiliki
Krioterapi karena keterbatasan biaya yang berasal dari Pemerintah Daerah
Kabupaten Rote Ndao, sehingga dukungan pendanaan dari Pemerintah Pusat
sangat dibutuhkan.

B. Tujuan
1. Meningkatnya upaya promotif dan preventif
2. Tersedianya Alat Crioterapi di Puskesmas

C. Penerima Manfaat dan Penanggung Jawab Kegiatan


Penerima Manfaat adalah Puskesmas Oele

D. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Metode Pelaksanaan :
Metode Pelaksanaan kegiatan berpedoman pada Peraturan Presiden RI Nomor 54
Tahun 2010 sebagaimana telah diubah melalui Perpres RI Nomor 70 Tahun 2012
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui pelelngan umum dengan
menggunakan layanan pengadaan barang dan jasa secara Elektronik (LPSE).
2. Tahap Kegiatan :
 Pengumuman;
 Pendaftaran dan pengambilan;
 Dokumen pengadaan;
 Pemberian penjelasan;
 Pemasukan dokumen penawaran;
 Pembukaan dokumen penawaran;
 Evaluasi penawaran;
 Evaluasi kualifikasi;
 Pembuktian kualifikasi;
 Pembuatan berita acara hasil pelelangan;
 Penetapan pemenang;
 Pengumuman pemenang;
 Sanggahan;
 Sanggahan banding (apabila diperlukan), dan
 Penunjukan penyedia barang dan jasa.

E. Tempat Pelaksanaan
Propinsi : Nusa Tenggara Timur
Kabupaten: Rote Ndao
SKPD : Dinas Kesehatan
a. Pengadaan alat Krioterapi terdiri dari :
No Jenis Barang Jumlah Satuan
1. Krioterapi 1 paket

b. Pelaksana Kegiatan
1) Pengguna Anggaran (PA)
2) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
3) ULP/Pejabat Pengadaan
4) Panitia / Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
c. Penanggungjawab Kegiatan
1) Pengguna Anggaran (PA)
2) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
F. Waktu Kegiatan
Kegiatan di lakukan pada periode 1 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2019

G. Biaya
Biaya yang diperlukan untuk pengadaan alat krioterapi adalah sebesar Rp. 74.712.000,-.

H. Penutup
Demikian Kerangka Acuan kegiata ini dibuat, dengan harapan mendapat perhatian dan
dapat menjadi pertimbangan dalam prioritas alokasi dana kegiatan yang bersumber dari
Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2019

Ba’a, 3 Mei 2018


Kepala Dinas Kesehatan

drg. Suardi
Pembina Tk. I
NIP. 19630723 200012 1 002

Anda mungkin juga menyukai