Kementerian Kesehatan RI
A. Latar Belakang
Dasar Hukum
a. UU Kesehatan No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan
b. UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
c. Inpres 1/2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas pembangunan
nasional tahun 2010
d. Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan
yang Berkeadilan
e. Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional
f. Renstra Kementerian Kesehatan 2010-2014
g. Peraturan Menkeu RI No 112/PMK.02/2012 tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga
h. Permenkes No.1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kemenkes
B. Gambaran Umum
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI menunjukkan angka 359 per 100.000
kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment
Goals/MDGs 2000) pada tahun 2015, diharapkan Angka Kematian Ibu
menurun dari 359 pada tahun 2012 menjadi 102.
Tingginya penyebab langsung kematian ibu yang terjadi pada 77% kematian
ibu, masih didominasi oleh perdarahan (23%), eklamsia (32%), komplikasi
pueperium 31%, partus macet 1%, abortus 4%, dan lain-lain 9% (Analisis Lanjut
SP). Sedangkan deteksi risiko tinggi oleh tenaga kesehatan dan masyarakat
belum optimal. Deteksi dini risiko tinggi dan pengenalan tanda bahaya pada
kehamilan, persalinan dan nifas perlu diketahui dan dipahami oleh tenaga
kesehatan, ibu hamil, keluarga dan masyarakat sehingga komplikasi kebidanan
dapat dengan segera dicegah dan keluarga serta tenaga kesehatan dapat
segera membawa ibu untuk mendapatkan pertolongan kegawatdaruratan di
fasilitas kesehatan tepat waktu.
Diperkirakan 15 % kehamilan dan persalinan akan mengalami komplikasi.
Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa ibu, tetapi sebagian besar
komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila diantaranya ibu segera mencari
pertolongan ke tenaga kesehatan ; tenaga kesehatan melakukan prosedur
penanganan yang sesuai dan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi
kebidanan.
Apabila
komplikasi
terjadi,
tenaga
kesehatan
dapat
memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien
sebelum melakukan proses rujukan efektif sehingga ibu dengan komplikasi
dapat segera mendapatkan pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna.
Dengan meningkatkan pengetahuan tenaga Puskesmas, diharapkan mampu
memberikan penyuluhan/ pendidikan kesehatan ke masyarakat dan mendeteksi
adanya kegawatdaruratan kebidanan, sehingga secara tidak langsung
mempunyai kontribusi penting dalam upaya percepatan penurunan AKI di
Indonesia.
Di sebagian besar wilayah provinsi jambi kendala giografis masih di
hadapi,khususnya di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan hal tersebut
mengakibatkan sulitnya akses dan pelayanan kesehatan ibu dan anak,
termasuk rujukan bagi ibu hamil dengan resiko tinggi salah satu kebijakan
adalah dengan mengembangkan rumah tunggukelahiran (RTK).
C. Maksud dan Tujuan
1.
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam pemamfaatan
tunggu kelahiran..
2.
rumah
Tujuan Khusus
D. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan yang akan dilaksanakan adalah pengelola
Program KIA di tingkat Kabupaten dan Pelaksana di Puskesmas.
G. Jadwal Kegiatan
Kegiatan akan dilaksanakan pada Triwulan II Tahun 2016.
No
Kegiatan
Mei
Jun
Pelaksanaan kegiatan :
Penyusunan laporan
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
H. Biaya
Biaya pelaksanaan kegiatan ini dibebankan pada Dana Dekonsentrasi
Peningkatan Kesehatan Ibu dan Reproduksi Rp 152.870.000,- sebagai mana
RAB terlampir.